Posts made by Rohmah Shela Saputri 2213053112

Nama: Rohmah Shela Saputri
NPM: 2213053112

Analisis Jurnal

Identitas Jurnal
Judul : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Volume, Nomor dan Halaman: Vol. 6, No. 2, Halaman 131 – 145
Tahun : 2019
Penulis: Enung Hasanah
Reviewer : Rohmah Shela Saputri
Tanggal Reviewer : 4 Oktober 2023
Kata kunci: teori kohlberg, SD, moral

Hasil analisis:
Teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat perkembangan moral siswa SD yang berusia antara 11-12 tahun, berdasarkan tahapan perkembangan teori Kohlberg. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
Nama: Rohmah Shela Saputri
NPM: 2213053112

Analisis Jurnal
Identitas Jurnal
Judul : PENDIDIKAN NILAI MORAL
DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Nomor dan Halaman: No. 2, Halaman 209 – 221
Tahun : 2009
Penulis: Sudiati
Reviewer : Rohmah Shela Saputri
Tanggal Reviewer : 4 Oktober 2023
Kata kunci: pendidikan nilai moral, perspektif global

Hasil Analisis:
Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan sekaligus kebutuhan manusia sebagai
perwujudan kebersamaan dalam berbangsa dan bernegara dengan berbagai
masalah. Ada banyak masalah, seperti terorisme global dan krisis
multidimensi, yang tidak dapat diselesaikan oleh satu negara sendiri karena
sehingga perlu dukungan negara lain. Pendidikan nilai moral merupakan salah satu alternatif
alternatif pemecahan masalah baik yang bersifat lokal, regional, nasional, maupun internasional. Hal ini
telah menjadi isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan
Cina) dan memiliki beberapa perbedaan dan persamaan. Perbedaannya disebabkan oleh perbedaan ideologi masing-masing negara.
ideologi yang berbeda dari masing-masing negara. Namun, negara-negara tersebut menekankan nilai moral
pendidikan nilai etika moral, terutama nilai-nilai yang berkaitan dengan hak asasi manusia yang
yang bersifat universal dan global. Konsep pendidikan nilai moral yang dikemukakan
oleh Kohlberg dan Miller cenderung bersifat individualistik. Oleh karena itu, konsep tersebut perlu
Oleh karena itu, perlu dilengkapi dengan memperhatikan paradigma yang dikemukakan oleh Capra bahwa kehidupan
manusia dibangun atas dasar pandangan hidup yang sistemik dan holistik, tidak parsial dan individualistik.
parsial dan individualistik. Dalam implementasinya, diperlukan pendekatan yang tepat
yang tepat serta metode dan teknik yang relevan. Pendekatan-pendekatan dalam pendidikan nilai moral
meliputi pendekatan penanaman, keteladanan, fasilitasi, dan pengembangan keterampilan, dan
sedangkan metode yang digunakan meliputi metode dogmatis, deduktif, induktif, dan reflektif.
Nama: Rohmah Shela Saputri
NPM: 2213053112
Kelas: 3G
Analisi Vidio Yang Berjudul “Degradasi Moral Pelajar Jaman Modern”

Kasus degradasi moral pelajar modern yang mengakibatkan seorang siswa menganiaya guru hingga terbunuh adalah sebuah tragedi yang tidak dapat dibenarkan. Kekerasan oleh anak ataupun anak yang menjadi korban meningkat sejak tahun 2014, namun mengalami penurunan pada tahun 2017. Ada beberapa sebab yang dapat menyebabkan perilaku kekerasan oleh anak, di antaranya adalah pola pengasuhan di rumah dan pengelolaan di kelas oleh guru

Untuk mengatasi degradasi moral pada pelajar, khususnya pada remaja, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Menanamkan karakter pendidikan baik di lingkungan keluarga, instansi pendidikan, maupun masyarakat.
2. Pembinaan dalam lingkup sekolah untuk menciptakan lingkungan pergaulan yang efektif.
3. Penerapan sanksi sebagai tindakan bagi pelaku kekerasan agar pelaku jera dan tidak kembali melakukan tindakan menyimpang.
4. Kesadaran individu untuk menjaga moralitas dan budi pekerti yang baik.

Selain itu, orang tua, guru, tokoh masyarakat, dan semua pihak yang terlibat dalam pendidikan harus lebih peduli dan memperhatikan masalah ini. Diperlukan keikutsertaan dari berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan ini.
Nama: Rohmah Shela Saputri
NPM: 2213053112
Kelas: 3G
ANALISI VIDIO YANG BERJUDUL “6 TAHAP PERKEMBANGAN MORAL MENURUT KOHLBERG

Dari vidio yang telah saya tonton Lawrence Kohlberg melakukan penelitian di Amerika yang kemudian menjadi pondasinya untuk merumuskan tahapan perkembangan moral. Menurutnya tahap perkembangan moral dibagi menjadi tiga level setiap level memiliki dua tahapan sehomgga seluruhnya menjadi 6 tahap, diantaranya sebagai berikut:

1. Pra-Konvensional
 Menghidari hukuman
Seseprang memiliki alasan untuk bertindak atau tidak bertindak sesuatu karena untuk menghindari hukuman. Contoh: ketika seseorang tidak menerobos lampu merah di jalan raya. Orang tersebut melakukannya supayaya tidak ditilang oleh pulisi oleh sebab itu ia mematuhi peraturan lalu lintas.
 Keuntungan dan minat pribadi
Ditahap ini tindakan dilakukan dengan memperhitungkan apa yang akan didapatkan olehnya. Contoh: aku akan pergi membantunya karena suatu hari pasti dia akan membantuku.

2. Konvensional
 Menjaga sikap orang baik
Seseorang mungkin menghidari pertengkaran karena ia memikirkan bagaimana kesepakatan sosial yang ada dan pendapat orang lain terhadapnya. Contoh: tidak bertengkar dengan tetangga dan sudah sepatutnya mengikuti kerja bakti.
 Memelihara Peraturan
Jika peraturan tidak ada yang mematuhi maka keadaan akan menjadi kacau . oleh sebab itu, peraturan harus dipatuhi untuk memberi kenyaman untuk seluruh orang. Contoh: dilarang membuat keributan atau bertengkar dikelas untuk kelas yang lebih baik

3. Pasca-Konvensional
 Orientasi kontrak sosial
Dalam tahap ini seseorang menyadari bahwa setiap orang mempunyai latar belakang dan situasi yang berbeda. Tidak ada yang absolut atau pasti ketika melihat sebuah kasus. Hak-hak induvidu harus di lihat bersama dengan hukum yang ada.
 Prinsip etika universal

Dalam tahap ini mengambarkan prinsip internal seseorang. Ia melakukan hal yang dianggapnya benar. Walaupun bertentangan dengan hukum yang ada.
Teori Kohlberg didasarkan pada tahapan perkembangan konstruktif. Pada tahap pertama, individu fokus pada konsekuensi langsung dari tindakannya. Pada tahap kedua, individu mempertimbangkan kepentingannya sendiri. Pada tingkat konvensional, individu fokus pada menjaga hubungan baik dan menegakkan aturan. Pada tingkat pasca-konvensional, individu mempertimbangkan kontrak sosial dan prinsip-prinsip etika universal. Kohlberg percaya bahwa perkembangan moral meningkat seiring bertambahnya usia.
Nama: Rohmah Shela Saputri
NPM: 2213053112
Kelas: 3G

Analisis Vidio
Video mengenai "The Trolley Problem" menghadirkan dilema moral yang memaksa untuk memasukkan nilai-nilai moral mereka dan melibatkan mereka dalam pemikiran filosofis yang mendalam. Skenario-skenario yang diberikan mengilustrasikan konflik moral yang kompleks dan mengundang penonton untuk memutar perspektif yang berbeda dalam menghadapi situasi dilematis.

Dalam skenario awal, video menunjukkan bahwa mayoritas orang akan cenderung memilih untuk mengorbankan satu orang demi menyelamatkan lima orang dalam situasi kereta yang mendekati lima orang di rel. Ini menggambarkan tindakan yang menghasilkan manfaat yang lebih besar dan dianggap lebih baik secara moral.

Namun, video selanjutnya memperkenalkan variasi skenario yang melibatkan tindakan aktif, seperti mendorong seseorang untuk menghentikan kereta, yang membuat banyak orang enggan melakukannya meskipun hasil akhirnya tetap sama. Hal ini menggambarkan bahwa keputusan moral tidak selalu terkait dengan hasil akhir, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh tindakan yang harus dilakukan.

Selain itu, video memperkenalkan eksperimen "Troli Problem" yang lebih luas, menekankan pentingnya memahami konsekuensi dari keputusan moral dalam berbagai konteks, termasuk dalam pengambilan keputusan. Ini adalah ketegangan dalam memahami moralitas dan bahwa tidak selalu ada jawaban yang benar atau salah dalam situasi dilematis.

Pemirsa juga diajak untuk memikirkan bagaimana keputusan moral dapat dipengaruhi oleh perspektif pribadi dan konteks, dan bahwa moralitas bukanlah hal yang kaku. Video ini mengingatkan bahwa pemikiran kritis tentang moralitas penting dalam menghadapi situasi kehidupan sehari-hari.

Kesimpulannya, video ini memicu pemikiran mendalam tentang moralitas, dilema moral, dan konflik nilai-nilai dalam konteks "The Trolley Problem." Itu merangsang pemirsa untuk berpikir dan memikirkan pandangan moral mereka sendiri.