Posts made by YUANI TRI ASTUTI 2213053046

Nama : Yuani Tri Astuti
Npm :2213053046

Pentingnya Pendidikan Moral untuk Anak Sekolah Dasar

Pendidikan Moral adalah suatu proses yang digunakan untuk menanamkan baik dan buruk mengenai perbuatan untuk mencapai kedewasaan. Pendidikan moral sangat penting untuk anak anak sekolah dasar karena mereka harus memiliki sikap atau perilaku yang baik di lingkungan sekolah maupun keluarga.
Pendidikan moral juga bertujuan untuk memahami nilai budi pekerti mampu mengambil keputusan dengan tepat dan membentuk pola perilaku yang bertanggung jawab.

Penyebab Menurunnya Moral pada anak :

1. Perundungan di Sekolah
Perundungan kerap terjadi di lingkungan sekolah yang dilakukan oleh anak sekolah dasar baik perempuan maupun laki laki.
2. Kekerasan fisik dalam keluarga
Hal lain yang menyebabkan perundungan oleh anak yaitu adanya kekerasan secara fisik yang dilakukan oleh saudara kandungnya di rumah kepada anak tersebut.
Peranan orang tua dan guru
Orang tua:
Dalam hal ini kita sangat memerlukan peran orang tua di lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Guru:
Guru berperan untuk memperkaya dan memperkokoh kepribadian anak. Serta membekali mereka dengan nilai nilai yang dipersiapkan agar menjadi insan yang bertanggung jawab terhadap dirinya, masyarakat serta keluarga. Peran yang harus dilaksanakan oleh guru yaitu dengan cara menjadikan dirinya sebagai figur yang dapat dipercayai dan berprilaku baik serta memberikan contoh yang baik kepada siswa agar tingkah lakunya sesuai dengan norma yang berlaku dilingkungan sekolah. Misalnya hadir tepat waktu ketika mengajar.

Penyelesaian terhadap moral anak:
Supaya siswa tidak menyimpang dari tujuannya diperlukan motivator untuk memberikan pelajaran tentang kebaikan agar tujuannya tercapai. Peranan guru yang dilakukan dengan cara memberikan nasihat setiap harinya agar siswa mengingatnya.

Kesimpulan
Upaya dalam mewujudkan nilai-nilai moral melalui pendidikan moral harus diupayakan agar pendidikan moral dapat maksimal. Bukan hanya dari guru saja tetapi harus diajarkan sejak dini oleh orang tua, terlebih anak biasanya mengikuti sikap atau perilaku orang tua yang kadang tidak baik untuk ditiru. Maka dari itu orang tua adalah peran utama yang harus mencontohkan sikap dan perilaku baik agar anak memiliki sikap yang baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Nama: Yuani Tri Astuti
NPM: 2213053046

ANALISIS JURNAL
Judul : PROSES PENDIDIKAN NILAI MORAL DI LINGKUNGAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENGATASI KENAKALAN REMAJA
Nama Penulis : Fahrudin

A. Peranan Keluarga Bagi Anak-Anak

Keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama, pertama karena keluarga merupakan lingkungan awal sebelum anak itu mengenal luar dan utama karena keluarga menjadi lingkungan sosial dan emosional dimana hal itu sangat memberikan kualitas pengalaman sehingga menjadi faktor determinan untuk pembentukan kepribadian seorang anak.
Menurut M.I Silaeman (1978: 84), fungsi keluarga itu ada delapan jenis, yaitu:
(1) fungsi edukasi, (2) fungsi sosialisasi, (3) fungsi proteksi, (4) fungsi afeksi, (5) fungsi religius, (6) fungsi ekonomi, (7) fungsi rekreasi, (8) fungsi biologis.
Berdasarkan kepada beberapa fungsi keluarga di atas terlihat bahwa salah satu fungsi keluarga ialah fungsi pendidikan. Hal ini berarti bahwa orangtua sebagai pendidik pertama dan utama mempunyai kewajiban dalam memberikan pendidikan kepada anak-anaknya termasuk pendidikan nilai moral.

B. PERANAN NILAI MORAL BAGI ANAK-ANAK

Moral sangat penting bagi tiap-tiap orang, tiap bangsa. Karena pentingnya moral tersebut ada yang mengungkapkan bahwa ukuran baik buruknya suatu bangsa tergantung kepada moral bangsa tersebut. Apabila bangsa tersebut moralnya hancur, maka akan hancurlah bangsa tersebut bersama moralnya.
Moral sangat penting bagi anak-anak, masyarakat, bangsa dan ummat. Kalau moral rusak, ketenteraman dan kehormatan bangsa itu akan hilang. Oleh karena itu, untuk memelihara kelangsungan hidup sebagai bangsa yang terhormat, maka perlu sekali memperhatikan pendidikan moral, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEMEROSOTAN MORAL

Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kemerosotan moral pada anak, di antaranya
1) Kurang tertanamnya nilai-nilai keimanan pada anak-anak
2) lingkungan masyarakat yang kurang baik
3) Pendidikan moral tidak berjalan menurut semestinya, baik di keluarga, sekolah dan masyarakat
4) Suasana rumah tangga yag kurang baik
5) Banyak diperkenalkannya obat-obat terlarang dan alat- alat anti hamil
6) Banyak tulisan-tulisan, gambar-gambar, saran-siaran yang tidak sejalan dengan nilai-nilai moral
7) Kurang adanya bimbingan dalam mengisi waktu luang dengan cara yang baik yang membawa kepada pembinaan nilai moral
8) Kurangnya markas-markas bimbingan da penyuluhan bagi anak-anak.

D. PROSES PENDIDIKAN NILAI MORAL UNTUK MENGATASI KENAKALAN REMAJA DALAM KELUARGA

Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan nilai moral bagi anak-anaknya, termasuk nilai dan moral dalam beragama. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa keluarga mempunyai fungsi religious, artinya keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lainnya kepada kehidupan beragama. Untuk melaksanakannya, orang tua sebagai tokoh- tokoh inti dalam keluarga itu terlebih dulu harus menciptakan iklim religius dalam keluarga itu, yang dapat dihayati seluruh anggotanya, terutama anak-anaknya.
Pembinaan agama yang dapat ditanamkan kepada anak-anak adalah sebagai berikut:

1) Penanaman pendidikan keimanan sejak dini kepada anak-anak
2) Menanamkan pendidikan moral kepada anak-anak
3) Menciptakan suasana rumah tangga yang harmonis
Nama : Yuani Tri Astuti
NPM : 221305304


Identitas jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Nomor : 01
Tahun Terbit : 2017
Judul : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Nama Penulis : Rukiyati

Sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. L Bronfenbrenner (1979: 22) mengatakan bahwa mikrosistem adalah sebuah pola dari aktivitas, peran dan relasi interpersonal yang dialami oleh seseorang yang sedang tumbuh berkembang di dalam setting tertentu dengan karakteristik fisik khusus, yaitu suatu lingkungan kehidupan yang didalamnya seorang individu menghabiskan sebagian besar waktunya, seperti keluarga, teman sebaya, sekolah dan lingkungan tetangga.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pendidik Moral di Sekolah Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidik utama di sekolah adalah guru. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa pendidik moral di sekolah tidak terbatas pada guru semata. Di sekolah ada pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komite sekolah. Semua subjek tersebut berperan untuk bersama-sama membangun moral siswa agar menjadi orang yang baik.

Sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. Sekolah
bukan sebagai perluasan tempat kerja atau sebagai lembaga garis depan dalam pertempuran pasar internasional dan kompetisi asing, sekolah sebagai ruang publik yang demokratis dibangun untuk membentuk siswa dapat mengajukan pertanyaan kritis, menghargai dialog yang bermakna dan menjadi agensi kemanusiaan.
Tujuan pendidikan juga terdapat pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Materi Pendidikan Moral
Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010). Pendidikan moral terhadap diri sendiri yang penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai-nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan kepedulian.

3. Metode Pendidikan Moral
Kirschenbaum (1995: 31) mengusulkan 100 cara atau metode pendidikan moral, yang dipayungi dalam lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilai-nilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah.
ada metode lain yang
lebih sesuai yaitu inkulkasi atau
penanaman nilai.
a. Inkulkasi nilai
Metode ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran moral di sekolah maupun di dalam keluarga dengan berbagai cara. Kirschenbaum mengetengahkan 34 cara inkulkasi nilai, di antaranya adalah identifikasi nilai-nilai target, membaca buku-buku sastra
dan non-fiksi, bercerita.

b.Metode keteladanan
Keteladanan merupakan bentuk mengestafetkan moral yang digunakan oleh masyarakat religius tradisional, dan digunakan pula oleh masyarakat modern.

c.Metode klarifikasi nilai
Dalam masyarakat liberal, moral diperkenalkan lewat proses klarifikasi, penjelasan agar terjadi pencerahan pada subjek didik. Seberapa jauh sesuatu moral diterima oleh anak, sangat ditentukan oleh anak itu sendiri. Anak diberikan kebebasan untuk memutuskan sendiri. Pendekatan klarifikasi nilai adalah salah satu contoh yang memberikan kebebasan untuk anak menentukan nilai-nilainya.

d. Metode fasilitasi nilai
Guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun kelompok misalnya fasilitas beribadah berupa masjid dan mushola, fasilitas membuat kompos dari sampah sekolah, fasilitas berupa ruang diskusi, perpustakaan dengan buku-buku cerita yang memuat nilai-nilai moral, dan sebagainya.

4. Evaluasi Pendidikan Moral
Di samping keempat aspek (isi, metode, proses dan pendidik), pendidikan nilai juga memerlukan evaluasi yang komprehensif. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Maka, evaluasi pendidikan nilai juga mencakup tiga ranah tersebut. berupa evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009: 51).
Supaya tujuan pendidikan nilai yang berwujud perilaku yang diharapkan dapat tercapai, subjek didik harus sudah memiliki kemampuan berpikir/bernalar dalam permasalahan nilai/moral sampai dapat membuat keputusan secara mandiri dalam menentukan tindakan apa yang harus dilakukan
Nama : Yuani Tri Astuti
Npm : 2213053046

Judul "Etika Dan Moral Dalam Keluarga Dan Pembelajaran Daring"
Etika dan moral sangat penting dalam keluarga dan pembelajaran daring karena membentuk nilai-nilai dan sikap yang baik pada individu. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini:

1. Etika dan moral dalam keluarga:
- Ikatan emosional yang kuat antar anggota keluarga akan membentuk etika dan moral yang positif. Misalnya, saling menghormati, mendukung, dan peduli satu sama lain.
- Mendidik anak-anak tentang nilai-nilai moral yang baik seperti jujur, bertanggung jawab, disiplin, dan empati.
- Menjaga komunikasi yang terbuka dan sehat antar anggota keluarga untuk membangun kepercayaan dan pengertian yang baik.
- Memberikan teladan yang baik dengan mengamalkan nilai-nilai moral yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Etika dan moral dalam pembelajaran daring:
- Mengajarkan etika dan moral juga penting dalam pembelajaran daring. Misalnya, melalui diskusi, tugas, atau konten yang terintegrasi dengan nilai-nilai moral.
- Memastikan aturan dan kedisiplinan yang jelas dalam lingkungan pembelajaran daring, seperti tata tertib dan etika penggunaan teknologi.
- Mendorong siswa untuk saling menghormati dan mendukung satu sama lain dalam interaksi daring.
- Membantu siswa memahami pentingnya integritas dan akuntabilitas dalam bekerja sendiri tanpa pengawasan langsung.
- Memiliki kesadaran untuk melindungi privasi dan keamanan online siswa dalam lingkungan pembelajaran daring.

Secara keseluruhan, etika dan moral dalam keluarga dan pembelajaran daring berperan penting dalam membentuk individu yang bertanggung jawab, memiliki nilai-nilai moral yang baik, dan mampu berinteraksi dengan dunia maya dengan bijak.
Nama : Yuani Tri Astuti
Npm : 2213053046

Judul "Fungsi Keluarga Menerapkan dan Menanamkan Nilai Nilai Moral Dalam Keluarga"
Penanaman dan penerapan nilai-nilai moral melalui 8 fungsi keluarga
1. Fungsi agama
Nilai Moral: keimanan, ketakwaan, kejujuran, bersyukur, kepedulian, tenggang rasa, kerajinan, kesalehan, ketaatan, suka menolong, disiplin, kesabaran, kasih sayang
2. Fungsi sosial budaya
Nilai Moral : gotong royong, sopan santun, kerukunan, kepedulian, kebersamaan, toleransi, kebangsaan
3. Fungsi cinta kasih
Nilai Moral : Empati (peka), keakraban, keadilan, pemaaf, kesetiaan, pengorbanan, suka menolong, bertanggung jawab
4. Fungsi perlindungan
Nilai Moral : pemaaf, tanggap, ketabahan
5. Fungsi reproduksi
Nilai Moral : bertanggung jawab, kesehatan, keteguhan
6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan
Nilai Moral : percaya diri, keluwesan, kebanggaan, kerajinan, kreatifitas, bertanggung jawab, bekerja sama
7. Fungsi Ekonomi
Nilai Moral : Hemat, ketelitian, disiplin, kepedulian, keuletan
8. Fungsi pemeliharaan lingkungan
Nila moral : kebersihan, kedisiplinan