Kiriman dibuat oleh Jeky Septa Anggara 2213053253

Nama : Jeky Septa Anggara
NPM : 2213053253
Kelas : 3F

Analisis Video 1

Masalah pada video tersebut “Trolly Problem” merupakan sebuah skenario yang dibangun untuk menciptakan rasa moral seseorang. Pada skenario pertama dihadapkan dua pilihan yang cukup sulit yaitu merelakan untuk mengorbankan satu orang tertabrak kereta atau mengorbankan lima orang untuk tertabrak kereta. Begitupun pada skenario yang kedua yakni dihadapkan dengan dua pilihan, sengaja mendorong satu orang untuk menyelamatkan lima orang dan yang kedua membiarkan lima orang tertabrak kereta.

The trolly problem membuat kita untuk berfikir lebih jauh mengenai konsekuensi atau akibat dari sebuah pilihan, yang mana hal ini didasarkan pada nilai moral ataukah lebih kepada hasil akhirnya.
“Apakah mengorbankan yang lebih sedikit untuk menyelamatkan yang lebih banyak adalah sesuatu yang lebih bermoral?”
Mungkin moral seperti ini terkadang dipandang sebagai sebuah doktrin seperti mengorbankan yang lebih sedikit untuk kepentingan yang lebih besar.

Setiap pilihan pasti memiliki resiko, semua keputusan ada di tangan kita masing - masing. Ketika kita dihadapkan permasalahan tersebut mungkin saja kita akan lebih memilih opsi “mengorbankan satu orang demi keselamatan orang banyak” namun bagaimana jika hal ini diubah, dimana kita menjadi kelompok yang minoritas. Pada masalah yang terakhir dimana satu orang adalah orang yang kita cintai atau keluarga kita maka pilihan yang mungkin kita akan menyelamatkan satu orang yang kita cintai tersebut. Namun perlu diingat bahwa apa yang menurut kita baik belum tentu baik di mata orang lain.
Nama : Jeky Septa Anggara
NPM : 2213053253
Kelas : 3F

Analisis Jurnal “ MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA”

Pembinaan generasi muda melalui dunia pendidikan saat ini tentunya berbeda dengan zaman dahulu. Sebagai upaya membentuk jati diri remaja tentunya tidak lepas dari yang namanya filsafat hidup seseorang dimana dia menjalani kehidupan. Menciptakan suasana yang kondusif di lingkungan pendidikan diharapkan mampu melahirkan interaksi atau timbal yang baik dari dua pihak. Komunikasi yang didasarkan keadilan dapat menguntungkan antar sesama. Dengan prinsip keadilan dapat diperoleh atau dibangun nilai moral yang tinggi.

Peranan strategis pendidikan agama dalam pembentukan perilaku peserta didik, melalui landasan pendidikan agama, baik yang dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maka dapat mencetak peserta didik yang memiliki nilai moral yang baik yang termaktub dalam Pancasila. Acuan utama dalam terwujudnya bangsa Indonesia yang multikultural dan pluralistis adalah multikulturalisme, yakni ideologi yang mengakui adanya perbedaan dalam kesederajatan. Faktor personal yang mempengaruhi tindakan manusia ada dua yaitu (1) faktor biologis; (2) faktor sosiopsikologis ( afektif, kognitif, koaktif).

Pembentukan nilai moral sosial budaya di kalangan anak anak dan remaja, yaitu bersumber pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Jika ketiganya mampu bekerjasama dengan baik maka nilai moral anak akan baik pula.
Nama : Jeky Septa Anggara
NPM : 2213053253
Kelas : 3F

Analisis Jurnal “PENERAPAN NILAI MORAL PANCASILA DALAM MEWUJUDKAN GENERASI ANTI KORUPSI DI SD NEGERI OSILOA KUPANG TENGAH”

Nilai moral Pancasila merupakan sebuah acuan dan pedoman bagi seluruh warga negara Indonesia dalam menjalankan kehidupan sebagaimana telah diatur dalam Pancasila atau ideologi Indonesia. Dalam pendidikan nilai dan moral pengajarannya berfokus pada penghayatan, penerapan atau pengalaman dari setiap sila yang terkandung Pancasila hal ini sesuai dengan Tap MPR RI No. II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengalaman Pancasila.

Pengamalan dalam setiap butir Pancasila tersebut yaitu :
1.) Ketuhanan yang maha esa
Bentuk pengamalannya yaitu takwa kepada Tuhan yang maha esa, menjalankan atau melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianut, tidak memaksakan agama kepada orang lain, dan menghormati agama orang lain.
2.) Kemanusiaan yang adil dan beradab
Bentuk pengamalannya yaitu mencintai sesama manusia, menghargai hak dan kewajiban orang lain, meningkatkan sikap menghargai orang lain.
3.) Persatuan Indonesia
Bentuk pengamalannya yaitu mencintai tanah air Indonesia, bangga kepada bangsa Indonesia, mencintai produk dalam negeri, rela berkorban demi bangsa Indonesia
4.) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Bentuk pengamalannya yaitu bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah, tidak memaksakan kehendak orang lain, menghargai pendapat orang lain, keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
5.) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Bentuk pengamalannya yaitu adil kepada sesama, hidup hemat tidak boros, menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain, suka menolong sesama

Tahapan dalam sosialisasi pada kelas III-V di SD Negeri Osiloa yaitu (1) tahap perizinan kepada kepala sekolah; (2) tahap pemaparan materi tentang nilai moral Pancasila; (3) tahap pemberokan kuis atau pertanyaan.

Dari sosialisasi yang dilakukan, diketahui bahwasannya penerapan dan penanaman nilai moral sejak dini ternyata dapat menjadi sebuah langkah dalam menjauhi dan mengajak generasi muda terutama anak - anak agar tidak korupsi sejak dini. Hal ini dapat menjadi bekal bagi generasi emas Indonesia dalam memberantas perilaku korupsi sejak dini.
Nama : Jeky Septa Anggara
NPM : 2213053253
Kelas : 3F

Berdasarkan video tersebut, nilai - nilai yang harus kita teladani yaitu :
1.) Nilai ketuhanan, nilai ini kita teladani dengan percaya kepada Tuhan dan menjalankan segala perintah-Nya, tidak memaksakan agama kepada orang lain dan menghormati agama orang lain.
2.) Nilai kemanusiaan, nilai tersebut dapat kita teladani dengan menolong orang yang terkena musibah, bersikap sopan kepada orang tua, dan tidak berperilaku kasar kepada orang lain.
3.) Nilai persatuan, nilai ini kita teladani dengan mencintai negara republik Indonesia, mengikuti upacara dengan tertib, dan kerjasama serta hidup rukun dengan orang lain.
4.) Nilai kerakyatan, nilai ini dapat kita teladani dengan bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah dan menghargai pendapat orang lain.
5.) Nilai keadilan sosial, nilai ini kita teladani dengan bersikap adil kepada sesama, tidak hidup boros dan melaksanakan hak dan kewajiban secara seimbang.

Agar seseorang dapat meneladani dan menerapkan nilai pancasila tersebut yaitu :
a) memperkuat materi pelajaran yang berkaitan dengan Pancasila dalam setiap mata pelajaran di sekolah
b) memberikan contoh dan teladan yang baik kepada para generasi muda, agar mereka mau mencontoh hal tersebut dalam kehidupan sehari - hari
c) memberikan pemahaman yang lebih mengenai pentingnya nilai - nilai Pancasila dalam kehidupan sehari - hari kepada generasi muda

3F Pendidikan Nilai dan Moral -> Forum Diskusi

oleh Jeky Septa Anggara 2213053253 -
Nama : Jeky Septa Anggara
NPM : 2213053253
Kelas : 3F

Mengapa penting pendidikan nilai dan moral diberikan kepada peserta didik di sekolah dasar?
Jawaban :
pendidikan nilai dan moral sangat penting diberikan kepada peserta didik di sekolah dasar karena dengan memberikan pendidikan nilai dan moral diharapkan mampu menjadi salah satu langkah agar generasi muda penerus bangsa ini memiliki jiwa dan kepribadian yang baik dan sesuai dengan nilai moral, harkat dan martabat manusia. Pendidikan nilai dan moral yang ditanamkan kepada peserta didik di sekolah dasar akan menjadi bekal mereka sebagai acuan atau pedoman agar senantiasa memiliki karakter yang baik dan pastinya kelak akan berguna bagi dirinya, bangsa, dan negara.

apa tujuan utama pendidikan nilai dan moral?
Jawaban :
Tujuannya yaitu mencetak generasi emas penerus bangsa yang taqwa kepada Tuhan yang maha esa dengan tetap menjunjung tinggi nilai budi pekerti, nilai norma dan moral, dan senantiasa memiliki kepribadian yang berkarakter baik.