Posts made by Gadis Nurma Guspita 2213053097

Nama : Gadis Nurma Guspita
NPM : 2213053097
Kelas : 2D

Analisis vidio

Perkembangan Demokrasi di Indonesia

1. Perkembangan demokrasi masa revolusi kemerdekaan
Yaitu sangat terbatas

2. Perkembangan demokrasi parlementer (1945-1959)
Pada masa demokrasi ini terjadi kejayaan karena hampir semua elemen demokrasi dapat ditemui pada perwujudan kehidupan politik di indonesia. Tetapi masa demokrasi ini mengalami kegagalan diantara penyebab kegagalan nya yaitu :
1. Dominannya politik aliran, hal tersebut membawa konsekuensi terhadap pengelolaan konflik. Contohnya adalah: Partai islam, Partai nasionalis, Partai non-islam, dan Partai lain.
2. Basis sosial ekonomi yang masih sangat rendah.
3. Persamaan kepentingan antara Presiden Soekarno dengan kalangan Angkatan Darat, yang sama-sama tidak menyukai proses politik yang sedanh berjalan.

3. Perkembangan demokrasi terpemimpin (1959-1965)
Politik pada masa ini di warnai dengan tolak ukur yang sangat kuat antara ketiga kekuatan politik yang utama pada waktu itu, yaitu; ABRI, Soekarno, dan PKI.

4. Perkembangan demokrasi dalam pemerintahan orde baru
Demokrasi Pancasila (orba) pada tiga tahun pertama, kekuasaan seolah-olah akan di distribusikan kepada kekuatan masyarakat

5. Perkembangan demokrasi pada masa reformasi (1998-sekarang)
Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokrasi Pancasila, tentu saja dengan karakteristik yang berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun 1950-1959.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Gadis Nurma Guspita
NPM : 2213053097
Kelas : 2D

Post Test
Analisis Jurnal

A. Identitas Jurnal
1. Nama Jurnal : Jurnal Penelitian Politik
2. Halaman : 69-81
3. Volume : Vol. 16
4. Nomor : No. 01
5. Tahun Terbit : Juni 2019
6. Judul Jurnal : Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019
7. Nama Penulis : R. Siti Zuhro
8. Kata Kunci : Pendalaman Demokrasi, Pemilu Presiden, Politisasi Identitas, Pemerintahan Efektif, Membangun Kepercayaan

B. Isi Jurnal
Pembahasan :
- Deepening demokrasi dan tantangan yaitu hubungan pemerintah oleh rakyat dan untuk rakyat. Mewujudkan demokrasi tidak mudah tetapi harus melalui proses panjang dan tahapan-tahapan seperti Laurence whitehed (1989) yaitu konsolidasi demokrasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan prinsip pada demokrasi. Dalam konteks Indonesia, proses demokrasi yang berlangsung dipengaruhi beberapa faktor, misalnya budaya politik, perilaku aktor dan kekuatan-kekuatan politik. Proses demokrasi (demokratisasi) tersebut berlangsung relatif dinamis, khususnya sejak Pemilu 1999.

- pemilihan presides 2019 dan masalahnya
pemilu merupakan sarana dan momentum terbaik bagi rakyat, khususnya, untuk menyalurkan aspirasi politiknya, memilih wakil-wakil terbaiknya di lembaga legislatif dan presiden/wakil presidennya secara damai. Keberhasilan penyelenggaraan pemilu (pemilu legislatif, pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden) dan pelembagaan sistem demokrasi mensyaratkan kemampuan bangsa untuk mengelola politik dan pemerintahan sesuai amanat para pendiri bangsa. Namun, dalam pemilu parpol gagal melaksanakan peran dan fungsinya dan cenderung menggunakan institusinya hanya untuk memperjuangkan kekuasaan dan kepentingannya sendiri.

-politisasi identitas : berebut suara mulim
Pemilu serentak 2019 tak lepas dari isu politisasi identitas dan agama. Fenomena politisasi identitas dan agama juga diwarnai dengan berebut suara muslim.7 Munculnya sejumlah isu yang oleh sebagian umat Islam dipandang merugikan mereka pada akhirnya melahirkan gerakan ijtima’ulama untuk mengusung pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden.

- Pemilu dan kegagalan parpol
parpol sebagai pelaku utama pemilu idealnya dapat melaksanakan fungsinya sebagai penyedia kader calon pemimpin. Namun, ketika fungsi parpol tidak maksimal, proses konsolidasi demokrasi terhambat. Hal ini tampak jelas dalam pemilu 2019 di mana banyak parpol gagal dalam proses kaderisasi. Hal ini dapat dilihat dari maraknya partai yang memilih mencalonkan kalangan selebritis sebagai caleg. Tujuannya menjadikan selebritis tersebut sebagai vote getter partai dalam pemilu
Pengalaman dari pemilu ke pemilu menunjukkan bahwa permasalahan yang dihadapi relatif sama: perilaku distortif, melanggar hukum dan menghalalkan semua cara (vote buying). Tapi parpol sebagai peserta pemilu belum mampu merespon dan memberi solusi konkrit