Kiriman dibuat oleh Andini Puspitasari 2213053099

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, izin mengirimkan makalah, ppt dan mind mapping dari kelompok 4 yang beranggotakan :

  1. Andini Puspitasari (2213053099)
  2. Angga Putra (2253053043)
  3. Rifki Zibral Mahardika (2213053224)

PKn SD 4I -> TUGAS

oleh Andini Puspitasari 2213053099 -
Nama : Andini Puspitasari
NPM : 2213053099

Perbedaan antara teori belajar dan teori pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Fokus: Teori belajar lebih berfokus pada proses internal individu dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru. Teori ini menekankan peran individu sebagai pembelajar aktif yang memproses informasi dan mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri. Di sisi lain, teori pembelajaran lebih berfokus pada interaksi antara individu dengan lingkungan eksternal dalam proses pembelajaran. Teori ini menekankan pengaruh lingkungan dan interaksi sosial dalam pembelajaran.

Contoh: Dalam teori belajar kognitif Piaget, anak-anak mengembangkan pengetahuan mereka melalui proses asimilasi dan akomodasi. Misalnya, ketika seorang anak melihat seekor kucing untuk pertama kalinya, ia dapat mengasimilasi pengalaman itu ke dalam skema yang sudah ada tentang hewan berbulu. Namun, jika anak tersebut melihat seekor anjing, ia harus mengakomodasi pengalaman baru itu dengan memodifikasi skema yang ada. Di sisi lain, dalam teori pembelajaran sosial Bandura, individu belajar melalui pengamatan dan peniruan perilaku orang lain. Misalnya, jika seorang anak melihat temannya bermain dengan mainan baru, ia dapat belajar bagaimana menggunakan mainan tersebut dengan mengamati dan meniru temannya.

2. Proses: Teori belajar lebih menekankan pada proses mental dan kognitif yang terjadi dalam pikiran individu. Teori ini melibatkan pemrosesan informasi, pengorganisasian pengetahuan, dan konstruksi pemahaman baru. Di sisi lain, teori pembelajaran lebih menekankan pada penggunaan strategi dan metode pembelajaran yang dirancang untuk memfasilitasi pemahaman dan penguasaan materi oleh individu. Teori ini melibatkan interaksi langsung dengan lingkungan dan penerapan konsep-konsep pembelajaran.

Contoh: Dalam teori belajar kognitif, individu secara aktif mengorganisasi informasi baru dengan menghubungkannya dengan pengetahuan yang sudah ada dalam pikiran mereka. Misalnya, ketika seorang siswa belajar tentang konsep matematika baru, mereka dapat menghubungkannya dengan pengetahuan matematika yang sudah mereka miliki sebelumnya. Di sisi lain, dalam teori pembelajaran, siswa dapat menggunakan strategi seperti diskusi kelompok, proyek kolaboratif, atau simulasi untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang materi yang dipelajari.

PKn SD 4I -> Tugas 2

oleh Andini Puspitasari 2213053099 -
Nama : Andini Puspitasari
NPM : 2213053099

Materi yang tepat untuk kelas rendah (kelas 1-3) dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) di SD sebaiknya berfokus pada pengenalan konsep dasar tentang negara, lingkungan, dan nilai-nilai sosial. Tujuan utamanya adalah memperkenalkan siswa pada konsep-konsep tersebut secara sederhana dan menyenangkan. Beberapa contoh materi yang tepat untuk kelas rendah adalah:

1. Pengenalan tentang Negara: Materi ini mencakup pengenalan tentang lambang negara, seperti bendera, lambang negara, dan lagu kebangsaan. Siswa dapat belajar menggambar dan mewarnai bendera negara, serta menyanyikan lagu kebangsaan bersama.
Contoh: Guru PKN di kelas 2 SD mengajarkan siswa tentang lambang negara. Mereka belajar menggambar dan mewarnai bendera negara, serta menyanyikan lagu kebangsaan bersama.

2. Pengenalan tentang Lingkungan: Materi ini mencakup pengenalan tentang lingkungan sekitar, seperti rumah, sekolah, dan tempat-tempat umum. Siswa dapat belajar mengenal lingkungan sekitar mereka melalui kunjungan lapangan atau kegiatan observasi.
Contoh: Guru PKN di kelas 1 SD membawa siswa untuk mengunjungi taman di sekitar sekolah. Mereka belajar mengamati dan mengenal berbagai jenis tanaman, hewan, dan lingkungan alam sekitar.

3. Pembelajaran tentang Nilai-nilai Sosial: Materi ini mencakup pembelajaran tentang nilai-nilai sosial, seperti saling menghormati, tolong-menolong, dan kebersihan. Siswa dapat belajar melalui permainan peran, cerita, atau diskusi kelompok kecil.
Contoh: Guru PKN di kelas 3 SD mengajarkan siswa tentang pentingnya saling menghormati dengan bermain peran dalam situasi sehari-hari di sekolah. Mereka berdiskusi tentang bagaimana cara saling menghormati teman sekelas dan guru.

Sementara itu, materi PKN untuk kelas tinggi (kelas 4-6) di SD dapat lebih mendalam dan kompleks. Fokusnya dapat diperluas menjadi pemahaman tentang sistem pemerintahan, hak dan kewajiban warga negara, serta isu-isu sosial yang relevan. Beberapa contoh materi yang tepat untuk kelas tinggi adalah:

1. Pemahaman tentang Sistem Pemerintahan: Materi ini mencakup pemahaman tentang tugas dan peran presiden, menteri, dan anggota parlemen. Siswa dapat mempelajari sistem pemerintahan melalui diskusi, simulasi, atau studi kasus.
Contoh: Guru PKN di kelas 5 SD membahas tentang sistem pemerintahan di Indonesia. Mereka mempelajari peran presiden, menteri, dan anggota parlemen melalui diskusi dan simulasi pemilihan umum di kelas.

2. Pembelajaran tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara: Materi ini mencakup pembelajaran tentang hak dan kewajiban warga negara, seperti hak untuk mendapatkan pendidikan, hak untuk berpendapat, dan kewajiban untuk menjaga kebersihan lingkungan. Siswa dapat belajar melalui diskusi, penelitian, atau proyek sosial.
Contoh: Guru PKN di kelas 6 SD membahas tentang hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Mereka mengajak siswa untuk melakukan penelitian tentang hak-hak anak dan membuat poster yang mengedukasi siswa lain tentang pentingnya pendidikan bagi anak.

3. Pemahaman tentang Isu-isu Sosial: Materi ini dapat mencakup pemahaman tentang isu-isu sosial yang relevan, seperti keberagaman budaya, hak anak, dan perlindungan lingkungan. Siswa dapat belajar melalui diskusi, penelitian, atau kegiatan sosial di masyarakat.
Contoh: Guru PKN di kelas 4 SD membahas tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Mereka mengajak siswa untuk melakukan kegiatan membersihkan lingkungan sekolah dan membuat poster yang mengajak siswa lain untuk menjaga kebersihan.

PKn SD 4I -> Forum Diskusi

oleh Andini Puspitasari 2213053099 -
Nama : Andini Puspitasari
NPM : 2213053099

Menanamkan Civic partisipan dalam lingkungan SD dapat dilakukan dengan cara :

1. Pembentukan Kelompok peserta didik Berbasis Proyek: guru dapat membentuk kelompok-kelompok siswa untuk mengerjakan proyek-proyek sosial di lingkungan sekitar sekolah, seperti membersihkan lingkungan. Melalui proyek ini, siswa akan belajar bekerja sama.

2. Pengenalan Kegiatan Sosial : Sekolah dapat mengenalkan peserta didik pada berbagai kegiatan sosial seperti penggalangan dana untuk korban bencana alam. Dengan terlibat dalam kegiatan ini, peserta didik akan memahami pentingnya peduli terhadap sesama.

3. Pembentukan Organisasi Siswa: dengan membentuk organisasi siswa di sekolah yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah sosial di sekitar mereka, seperti organisasi lingkungan, organisasi kemanusiaan, atau organisasi anti-bullying. Dengan terlibat dalam organisasi ini, peserta didik akan belajar berdiskusi, merencanakan, dan bertindak untuk menciptakan perubahan positif.


Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, sekolah dapat membantu siswa memahami arti pentingnya partisipasi aktif dalam masyarakat, memupuk rasa empati, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap lingkungan sejak usia dini. Hal ini akan membentuk karakter siswa menjadi individu yang peduli dan bertanggung jawab.