Posts made by Putri Wulandari Dwi Yovan

Nama : Putri Wulandari Dwi Yovan
NPM : 2213053198

Mirisnya Kekerasan di Lingkungan Sekolah

Dalam Video tersebut dijelaskan bahwa terjadi kekerasan pada lingkungan sekolah yang dilakukan oleh siswa sekolah dasar
- September 2015 di SD negeri 2 Kebayoran lama, Jakarta, siswa kelas 2 SD meninggal dunia setelah berkelahi dengan teman sekelasnya diduga karena perkelahian mulut.
- Agustus 2017 di Sukabumi, Jawa Barat terdapat siswa kelas 2 SD meninggal dunia setelah berkelahi di halaman sekolah diduga karena dirundung dan kekerasan fisik
- November 2017 di sebuah SD di Bandung, terjadi perkelahian antara dua siswa kelas 5 SD saat hari guru diduga karena pelaku terganggu oleh korban yang menyalakan motor dengan berisik.
Terjadinya kekerasan dalam lembaga pendidikan diakibatkan oleh banyak faktor yang cukup komplek. Untuk mencari penyebabnya secara cepat cukup sulit dan rumit. Berbagai kasus-kasus tindak kekerasan dalam pendidikan akhir-akhir ini di dalam penyelesaiannya sering terjadi saling salah menyalahkan antar pihak yang satu dengan pihak yang lain, dan tidak ada penyelesaian secara tuntas.
Kekerasan disekolah dapat dilakukan oleh siapa saja,dari kepala sekolah, guru, pembina sekolah, karyawan ataupun antar siswa. 
Jenis Kekerasan dalam Permendikbud No 46 Tahun 2023
1. Kekerasan Fisik.
2. Kekerasan Psikis.
3. Perundungan.
4. Kekerasan Seksual.
5. Diskriminasi dan Intoleransi.
6. Kebijakan yang mengandung kekerasan.
Suatu langkah alternatif yang bisa ditempuh untuk mengantisipasi terjadinya tindak kekerasan dalam lembaga pendidikan adalah dengan mencari sumber akar masalah terjadinya kekerasan, yaitu meninjau kembali fungsi dan peran pendidikan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiga komponen ini harus diberdayakan secara optimal, terutama lingkungan yang pertama dan utama, yaitu lingkungan keluarga, dimana peran orang tua dalam memberikan ”kasih sayang” atau pendidikan sosial-emosional yang akhir-akhir ini dirasa kurang menyentuh siswa. Apapun bentuk perilaku siswa yang ada pada saat ini merupakan hasil dari proses pendidikan yang telah berjalan di negeri ini, dimana orang tua, guru dan masyarakat ikut bertanggung jawab.
Nama : Putri Wulandari Dwi Yovan
NPM : 2213053198

The Trolley Problem

Sebuah troli dengan seorang pengemudi meluncur di jalur rel. Masalah ditemukan ketika troli yang meluncur cepat tersebut bertemu lima orang yang berada di jalur utama. Namun, ada belokan sebelum bertemu dengan lima orang yang berdiri di jalur utama. Di belokan tersebut ada satu orang berdiri.
Dengan demikian, hanya ada dua kemungkinan, yakni:
1. Tetap membiarkan troli melaju lurus dan menabrak 5 orang.
2. Berbelok, dan masuk ke jalur samping, kemudian menabrak 1 orang.

Secara moral, tentunya tidak ada yang benar di antara keduanya. Baik membunuh satu ataupun lima orang, tentu saja sama-sama sebuah kesalahan. Bila Anda adalah pengemudi troli tersebut, apakah Anda akan mengambil jalan yang sama. Menggunakan manusia sebagai penyelamat manusia lainnya seperti dipaparkan dalam video tersebut .

Masalah troli ini merupakan satu masalah yang "diciptakan" untuk menggantikan masalah yang terjadi di kehidupan, namun tidak ada solusi. Masalah troli bukanlah tentang mencari "solusi" tapi melihat bagaimana seseorang akan bertindak. Bila dogma tertentu meminta seseorang untuk berjalan lurus, meski ada lima korban, itu akan dipilih ketimbang dia harus "belok".
Nama : Putri Wulandari Dwi Yovan
NPM : 2213053198

Judul jurnal : Pentingnya Pendidikan Nilai di Era Globalisasi

Kehadiran globalisasi tentu membawa pengaruh bagi suatu kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi meliputi berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, dan sosial-budaya.
Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai-nilai dan moral
1. Aspek politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis Jika pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat
2. Dari aspek ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan demikian akan meningkatkan pula kehidupan ekonomi bangsa.
3. Aspek sosial-budaya, kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi, disiplin, dan Iptek dari bangsa yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa.

Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai-nilai dan moral
1. Aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Kentucky, Me Donald, Coca Cola, Pizza Hut, dll) yang membanjiri Indonesia. Hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukkan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita.
2. Masyarakat kita, khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh sebagian masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
3. Terjadinya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal ini dapat menimbulkan konflik yang dapat menggangu stabilitas bangsa.
4. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antar pelaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Dampak globalisasi telah menimbulkan transformasi nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat. Kesadaran akan hak-hak personal seseorang semakin tinggi, kehidupan cenderung semakin individualis, semakin permisif, dan lunturnya nilai-nilai moral.
Nampaknya pendidikan nilai selama ini banyak terjadi adanya keterpaksaan, yaitu nilai-nilai diajarkan dengan paksa untuk diketahui secara kognitif dan dilaksanakan, tetapi karena dipaksakan maka tidak sampai menyentuh hati. Hasilnya sikap dan perilaku anak didik tidak berakar dari pengalaman nilai yang otentik.
Kita tidak dapat membendung pengaruh jaman, dan tidak dapat memalingkan perhatian mereka dari nilai-nilai yang sedang trend. Yang dapat kita lakukan adalah mendampingi dan mendorong mereka agar menjalani hidup dengan menggunakan nalar dan hati. Dengan nalar dan hati yang berfungsi dengan baik diharapkan mereka akan dapat mempertimbangkan segala perbuatan, tingkah laku, dan keputusan yang diambil. Secara individual setiap pendidik diharapkan mencoba melaksanakan tugasnya "mengajar" dan "mendidik" secara bertanggungjawab. Hal yang mendesak dan harus dilakukan adalah mengajari anak didik untuk dapat menggunakan nalar dan hati sebaik-baiknya, melalui sarana segala aktivitas yang dapat mendewasakan dirinya. Untuk menghindarkan anak didik dari arus globalisasi harus dibekali dengan nalar dan hati yang benar, norma dan agama yang kuat, rasa nasionalisme yang benar, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa.
Nama : Putri Wulandari Dwi Yovan
NPM : 2213053198

Judul jurnal : PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL DALAM SISTEM KURIKULUM PENDIDIKAN DI ACEH
Dalam jurnal tersebut membahas mengenai Pendidikan yang diselenggarakan di Aceh merupakan implikasi dari penerapan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Aceh yang berbasis islami. Salah satu bentuk otonomi khusus yang diberikan oleh pemerintah Indonesia untuk provinsi Aceh adalah penerapan syariah Islam di Aceh dan pelaksanaan teknisnya diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Syariah Islam Di Provinsi Daerah Istimewa Aceh.
Konteks pendidikan nilai-nilai keislaman tercermin dalam visi, misi, tujuan dan kurikulum sekolah. Selain itu juga nilai keislaman tercermin kan dalam interaksi sosial warga sekolah, suasana ruang kelas yang bernuansa islam, suasana asrama serta lingkungan sekolah yang bercorak islami. 
Integrasi budaya Islam dalam Manajemen Sekolah bertujuan untuk membentuk pola perilaku warga sekolah; Guru, tenaga administrasi, dan siswa yang relevan dengan hukum Islam. Budaya Islam di sekolah diperlakukan melalui beberapa aspek; (1) Budaya Disiplin, (2) Budaya berkomunikasi dengan sopan, dan (3) Menciptakan lingkungan madrasah yang kondusif dan Islami. Budaya Islam yang dikembangkan di sekolah mengacu pada syariat Islam yang berlaku di Aceh dan selanjutnya dibuat dalam bentuk peraturan di sekolah. Strategi membangun budaya Islam di sekolah adalah; (1) Penerapan Peraturan sekolah, (2), mendandani / menekan seragam madrasah mengikuti kaidah
sekolah dan Qanun Syariah Islam, (3) berkomunikasi dengan guru dan teman belajar dengan menggunakan bahasa yang sopan, (4) menampilkan perilaku yang berkaitan dengan budaya Aceh dan pendidikan qanun Aceh. 
Namun Berdasarkan hasil monev dari Majelis Pendidikan Aceh mengungkapkan bahwa, terdapat 7 persen sekolah dari total yang diteliti, telah mencoba menerapkan kurikulum Aceh (Kurikulum Islami), dalam hal ini sekolah SMK dan SMA. Namun demikian, dilihat dari substansi, pelaksanaan kurikulum Aceh masih belum substantif, belum memiliki konsep yang pasti dan belum memiliki pola yang tetap, sehingga setiap sekolah menerjemahkan secara berbeda antara sekolah yang satu dengan sekolah lainnya. 
Secara singkat, Penerapan pendidikan nilai dan moral dalam pendidikan di Aceh melalui kurikulum islami sesuai dengan yang diamanatkan oleh qanun Aceh tentang pendidikan. Kurikulum islami ini mengatur satuan pendidikan yang ada di Aceh melalui dinas pendidikan untuk diterapkan di sekolah. Proses penerapan ini melalui perumusan visi sekolah yang berdasarkan nilai-nilai islami, perumusan strategi pembelajaran berbasis nilai islami, integrasi dalam setiap mata pelajaran yang ada dan penambahan muatan lokal berbasis budaya syariat islam di Aceh melalui peraturan gubernur.