Posts made by RIRI OKTAVIA ERLINA 2213053098

Nama : Riri Oktavia Erlina
NPM : 2213053098

Identitas Jurnal:
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
Nomor : 3
Halaman : 710-724
Tahun Terbit : 2021
Judul : PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL DALAM SISTEM KURIKULUM PENDIDIKAN DI ACEH
Nama Penulis :
• Iwan Fajri
• Rahmat
• Dadang Sundawa
• Mohd Zailani Mohd Yusof

Pembahasan
Di Indonesia, pendidikan nilai telah diatur dalam sistem pendidikan nasional. Terdapat 18 nilai yang perlu diintegrasikan pendidik dalam proses pembelajaran. 18 nilai tersebut adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, pekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, nasionalisme, patriotisme, menghargai prestasi, ramah dan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, sadar lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab (Kemendiknas, 2010). Nilai-nilai tersebut dipupuk dengan memadukan nilai isi kurikulum tertulis, kurikulum tidak tertulis (hidden curriculum), serta kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Artinya nilai yang akan dikembangkan harus diwujudkan dalam isi setiap mata pelajaran melalui proses pembelajaran di kelas, tugas di luar kelas, dan juga terwujud dalam aturan sekolah.

Provinsi Aceh dalam proses penyelenggaraan pembelajaran selain berpedoman dengan peraturan yang dikeluarkan oleh pusat, juga berpedoman pada qanun yang ada di provinsi Aceh. Dasar qanun tersebut adalah pelaksanaan pendidikan Islam di sekolah di Provinsi Aceh, dapat terlaksana secara ideal. Penyelenggaraan pendidikan Islam berpedoman pada ketentuan Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2015 perubahan atas Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, dan Pasal 1 ayat 21 adalah pendidikan yang didasarkan atau dijiwai dengan ajaran Islam.

Pendidikan yang diselenggarakan di Aceh merupakan implikasi dari penerapan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Aceh yang berbasis islami. Salah satu bentuk otonomi khusus yang diberikan oleh pemerintah Indonesia untuk provinsi Aceh adalah penerapan syariah Islam di Aceh dan pelaksanaan teknisnya diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Syariah Islam Di Provinsi Daerah Istimewa Aceh.

Penerapan pendidikan nilai dan moral dalam pendidikan di Aceh melalui kurikulum islami sesuai dengan yang diamanatkan oleh qanun Aceh tentang pendidikan. Kurikulum islami ini mengatur satuan pendidikan yang ada di Aceh melalui dinas pendidikan untuk diterapkan di sekolah. Proses penerapan ini melalui perumusan visi sekolah yang berdasarkan nilai-nilai islami, perumusan strategi pembelajaran berbasis nilai islami, integrasi dalam setiap mata pelajaran yang ada dan penambahan muatan lokal berbasis budaya syariat islam di Aceh melalui peraturan gubernur.
Nama : Riri Oktavia Erlina
NPM : 2213053098

Analisis Video 2
"Mirisnya Kekerasan di Lingkungan Sekolah"

Maraknya kasus kekerasan dilingkungan sekolah semakin merajalela, bahkan hanya karena hal sepele nyawa seorang anak hilang ditangan temannya sendiri.

Pada September 2015 di SD Negeri 2 Kebayoran Lama, Jakarta terdapat Siswa kelas 2 SD yang meninggal dunia setelah berkelahi dengan teman sekelasnya dilingkungan sekolah, diduga karena adanya perkelahian mulut.

Pada Agustus 2017 di Sukabumi, Jawa Barat terdapat Siswa kelas 2 SD meninggal dunia setelah berkelahi di halaman sekolah, diduga karena dirundung dibuli oleh teman-teman nya dan dilempar minuman beku.

Pada November 2017 di SD Negeri, Kan. Bandung terdapat Duel antara 2 siswa kelas 5 SD saat perlombaan senam hari guru diduga karena Pelaku terganggu korban yang menyalakan motor bising.

Dari kekerasan yang terjadi, maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan dan bimbingan moral dari orang tua terhadap anak sangat diperlukan. Apalagi dilingkungan sekolah pendidik harus berperan aktif dalam pengawasan dan pembinaan untuk peserta didiknya agar tidak terjadi kekerasan sampai melibatkan kematian. Selain itu, masyarakat juga berperan dalam pengawasan ini jika ada anak dibawah umur melakukan kekerasan alangkah baiknya ditegur dan dihentikan agar tidak menyebabkan hal yang tidak diinginkan.
Nama : Riri Oktavia Erlina
NPM : 2213053098

Analisis Video 1
"Apakah MORAL? ~The Trolley Problem"

Philippa Foot pada tahun 1967 mengajukan sebuah eksperimen yang kemudian dikenal sebagai Trolley Problem. The Trolley Problem membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kepada hasil akhirnya, dan diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari.

Skenario 1:
Pada saat di suatu posisi genting. Kamu berada dalam ruangan kereta yang sedang bergerak kencang. Di depanmu, ada lima orang yang terikat di rel dan tidak bisa bergerak. Jika kereta menabrak kelima orang tersebut, maka kelima nya akan meninggal dunia. Kabar baiknya, di depanmu terdapat cabang perlintasan yang dapat membuat kereta berbelok. Tapi masalahnya, ada satu orang yang terikat di rel dan tidak bisa bergerak. 90% orang akan memilih untuk menyelamatkan lima orang yang terikat sedangkan harus mengorbankan satu orang meninggal dunia.

Skenario 2:
Ada sebuah kereta yang bergerak cepat dan di depannya terdapat lima orang yang terikat di rel kereta dan tidak dapat bergerak. Kamu berada di sebuah jembatan di atas kereta dan di depanmu ada seseorang tidak di kenal yang memiliki badan besar. Apabila kamu mendorong nya ke bawah, otomatis kereta akan berhenti dan tidak jadi menabrak kelima orang yang terikat di rel, melainkan orang yang kamu dorong tersebut meninggal. 90% orang akan memilih untuk tidak mengorbankan orang yang didorong ke bawah, melainkan membiarkan lima orang yang terikat di rel tertabrak dan meninggal dunia.

Dari kedua skenario tersebut, dapat disimpulkan bahwa moralitas terlalu sering jadi alat pembenaran saat kita di posisi yang diuntungkan atau yang memiliki kepentingan. sebab pada akhirnya, moralitas soal egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
Nama : Riri Oktavia Erlina
NPM : 2213053098
Kelas : 3I

MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
Nomor : 1
Halaman : 89-100
Tahun Terbit : 2010
Judul Jurnal : Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia di Kalangan Remaja
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie

PEMBAHASAN
• Membangun hubungan interpersonal antar bangsa.
Nilai-nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling
percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera. Dalam realitas masyarakat Indonesia saat ini
hubungan antar manusia yang yang ada belum berjalan optimal, sangat
memprihatinkan. Masalah bangsa ini memerlukan uluran tangan dan pikiran seluruh lapisan masyarakat bangsa Indonesia ini, bukan hanya golongan kecil saja.

• Pendidikan Generasi Muda Yang
Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern.
Pembinaan generasi muda
(SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa
lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang, masyarakat atau bangsa dimana
mereka menjalani kehidupan.

• Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen,Tokoh Masayarakat
Formal/Non Formal).
Dalam hal pendidik dalam arti luas kaitannya dengan pembentukan jatidiri yang terlihat pada penampilan kepribadian seseorang, Nursid S.
(2008, 31-33) menjelaskan bahwa sepanjang hidupnya manusia
dipengaruhi oleh pendidik dalam arti
luas ini (orang tua, guru, dan tokoh
masyarakat). Di keluarga kegiatan
pendidikan dilakukan oleh orang tua,
di sekolah oleh guru-guru, di
masyarakat oleh tokoh-tokoh masyarakat atau para instruktur.

• Penciptaan Suasana Yang Kondusif
Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawab.
Dalam proses memberikan atau
meminta bantuan perlu dibangun
komunikasi dua arah, komunikasi yang
setara, kesederatan, agar kedua pihak memiliki harga diri yang layak sebagai
insan kamil. Dengan demikian maka
dalam komunikasi yang penuh nilai, kreatif dan bertanggung jawab, hal
penting yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana si pembelajar bisa tumbuh
self confidence, dan self esterm agar
potensi yang ada pada dirinya
berkembang secara maksimal dan
berbudaya nasional Indonesia.

• Peranan Strategis Pendidikan Agama
dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralistis.
Dengan landasan pendidikan
agama yang dilakukan di keluarga,
sekolah dan masyarakat dengan
sebaik-baiknya, maka akan terbangun
kepribadian peserta didik yang
memiliki nilai-nilai moral yang termaktub dalam pancasila, dimana
sila yang pertama adalah Sila
Ketuhanan YME, yang menjadi dasar sila-sila yang lain. Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia
yang multikultural dan pluralistis adalah multikulturalisme, yaitu sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan.

• Faktor-Faktor Personal Yang
Mempengaruhi Tindakan Manusia
1. Aspek Biologis
2. Aspek Sosiopsikologis
3. Motif Sosiogenesis
4. Konsepsi Manusia Dalam Psikoanalisis
5. Teori Behaviorisme

• Menginternalisasikan Nilai Pancasila, Membina Jatidiri Berwawasan Nasional Jatidiri menurut Prof. Nursid.
S., (2005, 151) jatidiri berarti jadilah
diri sendiri yang berakhlakul karimah,
beretos kerja tinggi dan cerdas
menghadapi kehidupan hari ini,
mendatang mulai dari lingkungan
keluarga, masyarakat baik lokal,
nasional, regional dan dunia.
Nama : Riri Oktavia Erlina
NPM : 2213053098
Kelas : 3I

PENERAPAN NILAI MORAL PANCASILA DALAM MEWUJUDKAN GENERASI ANTI KORUPSI DI SD NEGERI OSILOA KUPANG TENGAH!

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pemimpin- Pengabdian Masyarakat Ilmu Pendidikan
Volume : 2
Nomor : 1
Halaman : 13-17
Tahun Terbit : 2022
Judul : PENERAPAN NILAI MORAL PANCASILA DALAM MEWUJUDKAN GENERASI ANTI KORUPSI DI SD NEGERI OSILOA KUPANG TENGAH!
Nama Penulis : Asti Yunita Benu, Agnes Maria Diana Rafael, Imanuel Baok, Intan Yunita Tungga, Maria M Nina Niron, Niski Astria Ndolu, Vebiyanti P Leo

Pembahasan
Nilai Moral pancasila adalah suatu pedoman bagi masyarakat untuk bertindak hidup sebagaimana telah diatur dalam pancasila atau ideologi Indonesia. Pendidikan Moral Pancasila merupakan pendidikan yang berupaya untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pembelajarannya menitik beratkan pada penghayatan dan pengamalan butir-butir Pancasila (36 butir Pancasila) sebagaimana termuat dalam Tap MPR RI No. II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila atau Eka Prasetya Pancarya.

Pengamalan Nilai-Nilai pancasila:
1. Pengamalan sila kesatu, Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab.
b. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.

2. Pengamalan sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antar sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.

3. Pengamalan sila ketiga, persatuan Indonesia.
a. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
b. Cinta tanah air dan bangsa .
c. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.

4. Pengamalan sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.

5. Pengamalan sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
a. Tidak bergaya hidup mewah
b. Bersikap adil.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Moral berasal dari kata mos (mores)= kesusilaan, tabiat, kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Sebagaimana nilai dan norma, moral pun dapat dibedakan seperti moral ketuhanan atau agama, moral filsafat, moral etika, moral hukum, moral ilmu, dan sebagainya. Nilai, norma, dan moral secara bersama mengatur kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek.