Posts made by Bunga Amanda Sastra Ayu Pitaloka

Nama: Bunga Amanda Sastra Ayu Pitaloka
Npm: 2213053034

Pendidikan moral:

Tahap tahap perkembangan model
1. Usia 6-12 bulan
orang tua akan menggunakan disiplin untuk memandu, mengendalikan dan melindungi bayi.

2. Usia 12-18 bulan
membuat komitmen dan patuh sesuai dengan keadaan merupakan awal tanda hati nurani perhatian terhadap objek yang cacat atau rusak mencerminkan cemasan diri dalam melakukan hal yang salah.

3. Usia 18-30 bulan
anak mungkin menunjukkan perilaku menolong, rasa bersalah, malu, dan empati mendorong perkembangan moral akurasi terkait mainin dan ruang muncul.

4. Usia 30-36 bulan
si fisik berkurang lebih banyak verbal.

5. Usia 3-4 tahun
akruIsme dan perilaku menolong yang lain menjadi lebih lazim motifnya untuk mendapat pujian dan menarik penolakan rasa bersalah dan kepedulian mengenai berbuat salah memuncak.

6. Usia 4-6 tahun
penalaran moral makin fleksibel.

7. Usia 7-8 tahun
penalaran moral makin fleksibel dan perilaku prososial meningkat agresi terutama jenis permusuhan berkurang.

8. Usia 9-11 tahun
penalaran moral makin dipandu oleh rasa keadilan anak ingin menjadi baik untuk memelihara tatanan sosial, agresif beralih ke hubungan.

9. Usia 12-15 tahun
moral mencerminkan peningkatan kesadaran akan keadilan dan pembuat aturan yang kooperatif.

10. Usia 16-20 tahun
relativisme memainkan peran penting dalam penalaran moral.

11. Dewasa muda (usia 20-40 tahun)
Penilaian moral bisa menjadi lebih rumit.

12. Dewasa tengah (usia 40-65 tahun)

13. Dewasa tua (usia 65 tahun)

•Implikasi perkembangan sosial dan pribadi anak dalam kbm disekolah dasar
Perkembangan pribadi dan sosial anak sangat diperlukan dalam belajar anak kadang memerlukan teman untuk proses belajar tapi ada anak yang sendiri atau mandiri

•implikasi identitas gender dalam perkembangan moral anak sekolah dasar
Guru sebaiknya mengajarkan murid mengenai identitas gender supaya mengontrol perilaku mereka sesuai dengan gender nya
Tetapi bukan hanya guru orang tua juga memiliki peranan yang sangat penting .


Permasalahan serta solusi perkembangan moral anak sekolah dasar:
1. Hilangnya kejujuran
2. Hilangnya rasa tanggung jawab
3. Rendahnya disiplin
4. Kurang bisa bekerja sama
5. Mengambil hak orang lain
Nama: Bunga Amanda Sastra Ayu Pitaloka
Npm: 2213053034

Analisis Vidio 1
“Pendidikan Moral Tanggung Jawab Diri Dalam Keluarga”

Tanggung jawab saya dalam keluarga
1. Mendengar nasihat ayah
2. Menemani kakak
3. Menjaga keselamatan adik
4. Membantu ibu.

Kepentingan tanggung jawab dalam keluarga:
1. Hubungan keluarga menjadi erat
2. Keselamatan keluarga terjamin
3. Meringankan tugas keluarga
4. Membanggakan keluarga.

Kepentingan tanggung jawab dalam keluarga yaitu agar hubungan di dalam keluarga menjadi erat, keselamatan keluarga terjamin, meringankan tugas keluarga, dan membanggakan keluarga.
Nama: Bunga Amanda Sastra Ayu Pitaloka
Npm: 2213053034

Analisis Jurnal 2
Judul: Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini
Penulis: Lia Yuliana, M.Pd.

Pengertian Moral:
Menurut Sjarkawi, (2006: 28), mengemukakan bahwa moral merupakan pandangan tentang baik dan buruk, benar dan salah, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan. Selain itu moral juga merupakan seperangkat keyakinan dalam suatu masyarakat berkenaan dengan karakter atau kelakuan dan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Menurut Jamie (2003; 15) menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan kelakuan (akhlak). Sedangkan pengertian akhlak itu sendiri oleh Al-Ghazali sebagai padanan kata moral, sebagai perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan merupakan sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan clan direncanakan sebelumnya. Jamie, 2003: 24 merumuskan pengertian moral secara lebih komprehensif rumusan formalnya sebagai berikut:
1. Moral sebagai seperangkat ide-ide tentang tingkah laku dengan warna dasar tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia dalam lingkungan hidup tertentu.
2. Moral adalah ajaran tentang tingkah laku hidup yang berdasarkan pandangan hidup atau agama tertentu.
3. Moral sebagai tingkah laku hidup manusia yang mendasarkan pada kesadaran bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik, sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungannya.
Pendidikan moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, sebab usia dini merupakan saat yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak.
moral juga sering dimaksudkan sudah berupa tingkah laku, perbuatan, sikap atau karakter yang didasarkan pada ajaran nilai, prinsip atau norma. Untuk menciptakan dan mengarahkan seseorang menjadi lebih bermoral maka diperlukanlah pendidikan moral, dengan pendidikan moral dimaksudkan agar manusia belajar menjadi manusia yang bermoral. Yang dimaksud dengan pendidikan moral adalah: suatu program pendidikan (sekolah dan luar sekolah) yang mengorganisasikan dan "menyederhanakan" sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan pertimbangan psikologis untuk tujuan pendidikan.

Nilai-Nilai Moral
Menurut Henry Hazlitt ( 2003: 32) mengemukakan bahwa nilai adalah suatu kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu, yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang. Menurut Sjarkawi, 2005: 29 Nilai moral diartikan sebagai isi mengenai keseluruhan tatanan yang mengatur perbuatan, tingkah laku, sikap dan kebiasaan manusia dalam masyarakat berdasarkan pada ajaran nilai, prinsip dan norma.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 52-55) nilai moral memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berkaitan dengan tanggung jawab kita
Nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia. Yang khusus menandai nilai moral ialah bahwa nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. Nilai-nilai moral mengakibatkan bahwa seseorang bersalah atau tidak bersalah karena ia bertanggungjawab. Dalam nilai moral kebebasan dan tanggungjawab merupakan syarat mutlak.
b. Berkaitan dengan hati nurani
Semua nilai minta untuk diakui dan diwujudkan, tetapi pada nilai-nilai moral tuntutan ini lebih mendesak dan lebih serius. Mewujudkan nilai-nilai moral merupakan "imbauan" dan hati nurani. Salah satu ciri khas nilai moral adalah bahwa hanya nilai ini menimbulkan "suara" dari hati nurani yang menuduh kita bila meremehkan atau menentang nilai-nilai moral dan memuji kita bila mewujudkan nilai-nilai moral.
c. Mewajibkan
Nilai-nilai moral mewajibkan kita secara absolute dan dengan tidak bisa ditawar- tawar. Kewajiban absolute yang melekat pada nilai-nilai moral berasal dari kenyataan bahwa nilai-nilai ini berlaku bagi manusia sebagai manusia. Karena itu nilai moral berlaku juga untuk setiap manusia. Orang yang tidak mengakui nilai moral mempunyai cacat sebagai manusia.
d. Bersifat formal
Nilai-nilai moral tidak memiliki isi tersendiri, terpisah dari nilai-nilai lain. Tidak ada nilai-nilai moral yang murni, terlepas dari nilai-nilai lain. Hal itulah yang dimaksudkan bahwa nilai moral bersifat formal.

Pengertian Anak Usia Dini
Menurut Isjoni, 2009: 19-24, Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Anak usia dini merupakan anak yang berusia 0-6 tahun. Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Karena itulah, maka usia dini dikatakan sebagai usia emas, yaitu usia yang sangat berharga disbanding usia-usia selanjutnya. Anak usia dini dikenal sebagai manusia yang unik, kadang-kadang melebihi dari orang-orang dewasa yang sulit diterka, diduga, bila dilihat dari bicara, tingkah laku maupun pikirannya. Anak usia dini memiliki karakteristik tersendiri (Isjoni, 2009:24-26), diantaranya:
a. Usia 0-1 tahun
Pada masa bayi perkembangan fisik mengalami kecepatan luar biasa, paling cepat disbanding usia selanjutnya. Berbagai karakteristik usia bayi diantaranya: 1). Mempelajari keterampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan 2). Mempelajari menggunakan panca indera. 3). Mempelajari komunikasi sosial.
b. Usia 2-3 tahun
Pada usia ini memiliki karakteristik yang sama pada usia selanjutnya, secara fisik mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Karakteristik khusus pada usia ini antara lain; 1). Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada disekitarnya. 2). Mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. 3). Mulai mengembangkan emosi.
c. Usia 4-6 tahun
Karakteristik usia ini antara lain:
Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan kegiatan. 2). Perkembangan bahasa semakin baik. 3). Perkembangan kognitif sangat pesat. 4). Bentuk permainan anak masih bersifat individu.

Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini
Hamid Darmadi, (2007: 56-57) Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini dapat dilakukan dengan berbagai macam metode yaitu :
1. Metode Bermain
Melalui metode bermain karena dengan bermain anak-anak untuk mampu bersosialisasi dengan orang lain. Bermain memberikan kesenangan kepada anak- anak, mereka dapat menuangkan imajinasi yang ada di pikiran secara bebas melalui bermain. Dengan bermain banyak nilai-nilai moral dan sosial yang dapat diajarkan, diantaranya:
a) Mengajarkan kepada anak agar mau bersosialisasi dan mampu bekerjasama dengan teman-teman sepermainan.
b) Mengajarkan kepada anak agar memiliki sikap tenggang rasa, menolong sesama yang sedang membutuhkan.
c) Mengajarkan kepada anak untuk mau berbagi bersama teman serta memiliki rasa peduli kepada orang lain.
d) Mengajarkan tata bicara yang sopan, baik, dan benar kepada anak-anak.
e) Memperkenalkan kepada anak tentang berbagai macam aturan baik yang ada di
keluarga, lingkungan, sekolah maupun di jalan.
f) Melatih anak-anak untuk menaati peraturan-peraturan tersebut.
g) Mengajarkan kepada anak untuk belajar menerima konsekuensi atau akibat jika
melanggar peraturan tersebut (wawancara dengan pendidik dan observasi
2. Metode Bercerita
Melalui cerita dapat menyampaikan pesan-pesan atau informasi moral yang dapat menambah pengetahuan anak tentang nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat. Setelah bercerita dapat menyampaikan pesan-pesan moral misalnya sikap rendah hati, kejujuran, tidak boleh membantah, menyayangi orang tua, selalu mendengar nasehat orang tua, tidak boleh kasar dan membentak orang tua, sikap toleransi harus kita tanamkan pada diri kita masing-masing, guna membantu orang tua, saudara, teman, tetangga dan orang lain yang membutuhkan. Selain itu juga menanamkan rasa kecintaan terhadap orang lain. Anak-anak harus belajar menyayangi orang lain, tidak hanya keluarga tetapi semua orang.
3. Metode Pemberia Tugas
Nilai moral yang dapat disisipkan melalui metode pemberian tugas individu antara lain:
a) Melatih kesabaran seorang anak, mengajari untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah menjadi tugasnya.
b) Belajar untuk menaati aturan yang telah disepakati bersama.
Nilai moral yang dapat disisipkan melalui metode pemberian tugas secara kelompok antara lain:
a) Mendorong anak untuk selalu bekerja sama.
b) Menumbuhkan kemauan anak untuk bersosialisasi dengan orang lain
4. Metode Bercakap-cakap
Bercakap-cakap mempunyai makna penting bagi perkembangan anak, sebab dapat meningkatkan keterampilan komunikasi dengan orang lain. Dengan bercakap- cakap banyak sekali pengetahuan yang dapat diberikan kepada anak, karena pada dasarnya anak suka sekali bertanya. Melalui bercakap-cakap pendidik mengajarkan aturan, nilai, dan norma yang berlaku di masyarakat, agar anak dapat menjalin hubungan dan dapat diterima oleh lingkungan sosial sekitar dengan baik. Misalnya bila anak bertemu dengan orang yang lebih tua, pendidik mengajarkan untuk:
a) memberi salam dengan tangan kanan
b) mencium tangan orang yang lebih tua
c) mengucap selamat pagi/siang/sore/malam
d) mengucap salam
e) bersikap sopan dengan bicara yang baik
f) bila bicara harus memandang lawan bicara dengan pandangan yang
sopan.

Cara Pelaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini
Cara Pelaksanaan Penanaman Nilai-nilai moral pada anak usia dini dapat diselenggarakan melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan sebelum jenjang Sekolah Dasar. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan/atau informal.
Pada jalur pendidikan formal cara penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini bisa dilakukan melalui kegiatan pembelajaran dengan jadwal tatap muka yang ditentukan yaitu meliputi :
1. Persiapan Kegiatan Pembelajaran
Persiapan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan: 1). Media
pembelajaran yang dipergunakan dalam penanaman nilai-nilai moral terdiri dari media pembelajaran sederhana dan media pembelajaran tradisional dan alat permainan edukatif (APE), 2). Menggunakan buku pegangan sebagai acuan untuk mengajarkan pendidikan moral, menggunakan segala macam buku yang berkaitan dengan pendidikan moral untuk anak usia dini. Salah satu buku yang digunakan adalah buku tentang metode pengembangan moral dan nilai agama.
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran a. Penataan lingkungan bermain
Lingkungan main disiapkan tergantung dari rencana pembelajaran yang akan dilakukan. Kemudian alat dan bahan main, alat dan bahan main yang dipersiapkan disesuaikan dengan rencana dan tujuan pembelajaran serta usia dan perkembangan anak. Selain itu mainan juga dibuat bervariasi dan semenarik mungkin, tujuannya adalah untuk menarik perhatian siswa.
b. Kegiatan Inti Pembelajaran
Guru memberi dukungan kepada anak didik, membantu anak didik
yang membutuhkan bantuan, serta mendorong anak didik untuk mencoba cara lain agar anak dapat berkreasi. Kemudian mengumpulkan hasil kerja anak lengkap dengan nama dan tanggal. Tidak lupa guru selalu mengingatkan anak didiknya agar tidak lupa membereskan sendiri alat mainnya.
c. Kegiatan Penutup
Setelah kegiatan inti usai, guru menanyakan kembali kegiatan yang
baru saja mereka lakukan. Tujuannya untuk melatih daya ingat anak-anak dan memperluas perbendaharaan kata.
Nama: Bunga Amanda Sastra Ayu Pitaloka
Npm: 2213053034

Identitas Jurnal
Nama jurnal: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Unsyiah
Volume: 1
Nomor: 1
Tahun: 2016
Judul: Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Siswa di Sd Negeri Lampeuneurut
Penulis: Ruslan, Rosma Elly, Nurul Aini

Pembahasan:
Bangsa Indonesia telah mengalami kemerosotan moral menyangkut persoalan kejujuran, kebenaran, dan keadilan. Sehingga bangsa ini butuh kembali menanamkan nilai-nilai moral yang dimiliki bangsa ini. Kemerosotan moral generasi muda, perlu penanganan yang lebih intensif dimana kita perlu menanamkan nilai moral sedini mungkin. Kemerosotan moral yang dialami bila tidak diberikan perhatian khusus akan berakibat buruk bagi generasi mendatang. Pendidikan moral merupakan salah satu pendekatan yang dianggap sebagai gerakan utama dalam penanaman nilai moral pada anak.
Pada dasarnya pembentukan anak secara mendasar tergantung kepada orang- orang yang membentuknya dan situasi lingkungan yang mendukungnya. Anak yang hidup pada kondisi lingkungan yang membentuk kepribadian baik tentu akan menjadi baik selama belum terkontaminasi dengan hal – hal yang buruk, begitu juga sebaliknya ketika anak hidup pada kondisi lingkungan yang buruk tentu akan terbentuk kepribadian yang buruk selama belum terkontaminasi dengan hal – hal yang baik yang bisa mengubah.

Jadi penanaman nilai-nilai moral adalah bertujuan menanamkan nilai-nilai moral yang mulai luntur di lingkungan anak-anak akibat pengaruh buruk yang mereka dapatkan sehingga diharapkan anak-anak di masa yang akan datang mempunyai moral yang baik, karena kalau dibiarkan semenjak kecil maka akan mungkin mengahancurkan generasi-generasi muda pada masa yang akan datang.

penanaman nilai adalah menanamkan sifat- sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.

Baik, buruk, bagus, jelek, pantas, wajar, sopan, kurang ajar, berguna, mubazir, seharusnya begini atau begitu, ataupun terlarang, itu semua merupakan nilai-nilai yang ditanamkan kepada seseorang oleh lingkungannya, hal ini yang membentuk cara pandang dan sikap hidup. Kebiasaannya dengan nilai-nilai itu menumbuhkan suatu tabiat, kemudian tabiat itu memancarkan tindakan laku dan perbuatan melalui kemauan. Demikianlah kebudayaan berasaskan pandangan atau sikap nilai. Kebudayaan dikendalikan oleh tata nilai yang hidup dalam masyarakat.

Adapun nilai-nilai moralitas dan budi pekerti yang perlu ditanamkan pada jenjang Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: “1). Nilai Religius, 2). Nilai Sosialitas, 3). Nilai Gender, 4). Nilai Keadilan, 5). Nilai Demokrasi, 6). Nilai Kejujuran, 7). Nilai Kemandirian, 8). Nilai Daya juang, 9). Nilai Tanggung jawab, dan 10). Nilai Penghargaan terhadap lingkungan.
Nama: Bunga Amanda Sastra Ayu Pitaloka
Npm: 2213053034

Nama jurnal : Jurnal Pengabdian Dharma Laksana Mengabdi Untuk Negeri
Nomor : 1
Volume : 3
Halaman : 79 - 84
Tahun terbit : 2019
Nama penulis : Ahmad Yani Nasution, Moh Jazuli
Judul : MENANGKAL DEGRADASI MORAL DI ERA DIGITAL BAGI KALANGAN MILLENIAL.

“MENANGKAL DEGRADASI MORAL DI ERA DIGITAL BAGI KALANGAN MILLENIAL”

Kalangan millenial . Masa depan suatu bangsa sesungguhnya dipegang oleh para pemuda yang merupakan masyarakat yang berada pada usia remaja, maka dari itu penting sekali bangsa ini untuk meningkatkan kualitas para pemudanya untuk Indonesia yang lebih baik. Para Dosen agama Universitas Pamulang melihat fenomena yang berkembang di masyarakat tentang semakin menjauhnya Agama terhadap kehidupan bermasyarakat yang diakibatkan perkembangan teknologi digital yang semakin merebak di era digital akhirnya berdampak pada perkembangan pembelajaran PAI di lingkungan MTs Insan Madani Kp. Rahong Desa Tegallega Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor, dengan mengkaji masalah tersebut maka diperlukan tindakan nyata minimal mengadakan sosialisasi dan implementasi tentang pentingnya pemanfaatan teknologi sehingga dapat dijadikan solusi yang tepat.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan tema “Menangkal Degradasi Moral di Era Digital bagi kalangan Millenial dilaksanakan oleh tim pengabdian kepada masyarakat program studi Manajemen Universitas Pamulang yang terdiri dari para dosen agama Universitas Pamulang untuk menjawab fenomena di atas.
Kegiatan berlangsung selama tiga hari. Acara ini terlaksana atas kerjasama dengan berbagai pihak seperti Yayasan Sasmita Jaya, dosen Program Studi Manajemen serta pengurus di Mts Insan Madani. Pelatihan ini berhasil memberikan bekal softskill kepada anak-anak remaja di Mts tersebut.
Saran dari pelatihan menangkal degradasi moral dalam rangka kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah hendaknya tim dosen ataupun berbagai pihak lainnya turut serta dalam mendukung program untuk membuat para generasi muda, termasuk pemuda agar mempunyai bekal moral yang baik yang berguna bagi mereka. Tidak hanya itu anak-anak remaja harus diarahkan dan dibantu agar tidak hanya cerdas dalam akademis tapi juga mempunyai kemampuan softskill yang baik, terutama baik anak-anak remaja yang sedang mencari jati diri. Harapannya pelatihan-pelatihan semacam ini dapat terus dilaksanakan dan ditingkatkan pada setiap jenjang pendidikan.

Sebuah perguruan tinggi berkewajiban melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi berupa pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (P3KM) . Diharapkan dengan P3KM tersebut keberadaan perguruan tinggi dapat memberikan kontribusi besar kepada pengembangan keilmuan dan pengabdian kepada masyarakat. Universitas Pamulang (Unpam) adalah salah satu Perguruan Tinggi Swasta yang secara konsisten menyelenggarakan P3KM. Pelaksanaan P3KM di Universitas Pamulang di bawah kendali Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M).
LP2M Universitas Pamulang memegang peranan yang sangat penting dalam mendorong dan mengarahkan kegiatan-kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi. Setiap kegiatan P3KM yang diselenggarkan oleh seluruh Program Studi (Prodi) di Unpam harus berkoordinasi dengan LP2M. Khususnya saat ini LP2M sedang gencar mengkampanyekan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Program PKM yang akan dilaksanakan, disesuaikan dengan bidang keilmuan di setiap Prodi dan kebutuhan masyarakat.
Para Dosen Agama Islam Universitas Pamulang melihat adanya fenomena degradasi moral di era digital pada kalangan milenial. Degradasi berarti kemunduran , kemerosotan atau penurunan dari suatu hal. Sedangkan moral adalah akhlak atau budi pekerti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jika kita interpretasikan keduanya maka degradasi moral merupakan suatu fenomena adanya kemerosotan atas budi pekerti seseorang maupun sekelompok orang sesuai dalam konteks Bangsa Indonesia. Adapun kalangan millennial saat ini akrab terdengar dan dapat diartikan secara sederhana sebagai orang-orang yang memiliki interaksi kuat terhadap sosial media melalui gawai seperti PC, HP, tablet, dan benda-benda digital. Artinya kalangan millennial memiliki akses yang bebas dengan globalisasi dunia, yang tentunya pasti akan mempengaruhi moral.
Banyak diantara kalangan millennial yang telah menunjukkan degradasi moral seperti minimnya sopan santun (cara berbicara dan berpakaian), kenakalan remaja (sex bebas dan konsumsi obat-obat terlarang), jauh dari nilai-nilai agama. Adanya fenomena tersebut melatarbelakangi para dosen agama islam Universitas Pamulang untuk memberikan materi pelatihan melalui persentasi dan diskusi dikalangan siswa-siswi Mts Insan Madani. Bagaimanapun juga siswa-siswi adalah anak- atau generasi penerus bangsa yang akan menghadapi tantangan dari fenomena tersebut.
“Problem Pengembangan Moral Remaja dalam Perspektif Pendidikan Islam” . Kemerosotan Moral di Kalangan Remaja: Sebuah penelitian mengenai Parenting Styles dan Pengajaran Adab .
Tujuan dari PKM ini adalah memberikan pemahaman terkait degradasi moral di kalangan millennial, memberikan pemahaman terkait upaya dalam menangkal degradasi moral di era digital. Manfaat dari kegiatan PKM ini adalah peserta didik mendapatkan materi dan termotivasi untuk menangkal terjadinya degradasi moral yang menjadi tantangan di kalangan millennial di era digital.

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
PKM dilaksanakan di Mts Insan Madani Kp. Rahong Desa Tegallega Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor pada hari Senin sampai dengan Rabu, tanggal 17 sampai 19 Desember 2019. Adapun Waktu pelaksanaannya dari pukul 13.30 sampai dengan 17.00 WIB. Subjek dari kegiatan PKM adalah siswa – Siswi Mts Insan Madani tersebut. Metode yang digunakan adalah pelatihan dengan cara memberikan presentasi dan diskusi antara pemateri dan peseerta.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan PKM yang dilaksanakan memiliki beberapa tahapan yang dilakukan sebelu berkunjung langsung. Yang pertama dilakukan ialah tahap persiapan, yakni dengan melakukan survei awal. Pada tahap ini, dilakukan wawancara dengan kepala sekolah Mts Insan Madani terkait prosedur kegiatan PKM. Diantaranya pemantapan lokasi dan peserta PKM, penyusunan bahan pelatihan PKM.
Adapun pemateri pada pelatihan ini adalah Ahmad Yani Nasution berisikan “Fenomena Degradasi Moral di Era Digital pada kalangan millennial”, dengan moderator Firdaus. Selanjutnya dilanjutkan oleh Muhammad Jazuli dengan judul materi “Solusi Menghadapi Degradasi Moral ”, yang dimoderatori oleh Ahmad Yani Nasution.

Di dalam sesi pelatihan atau sesi inti ini terlihat peserta sangat antusias sekali di mana terbukti banyak pertanyaan yang diajukan oleh peserta, diantaranya pertanyaan “Apakah globalisasi berpengaruh terhadap degradasi moral suatu.
bangsa? Pertanyaan ini dijawab oleh Ahmad Yani Nasution sebagai berikut: “Globalisasi memudahkan kita mengakses segala sesuatu dari mana saja, termasuk dari kiblat Barat yang tentu saja memiliki standar moral yang berbeda dengan Indonesia; sehingga saat kalangan millennial meniru gaya hidup tersebut dianggap telah melakukan degradasi moral; moral yang baik adalah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dengan standar Al-Qur’an dan hadits.
Kemudian pada pertanyaan kedua “Bagaimana metode dakwah yang tepat bagi kalangan milenial?” Kemudian Muhammad Jazuli (Pemateri kedua) Menjawab bahwa dakwah yang efektif di kalangan millennial adalah dengan memberikan wawasan keagamaan, meningkatkan keimanan dan ibadah, memberikan pemahaman bagaimana cara bermedia sosial yang baik.
Siswa sangat antusias mengkuti kegoatan PKM yang dilakukan oleh TIM PKM dari Universitas Pamulang karena kegiatan PKM dilakukan dalam bentuk pengarahan yang disertai games dan kegiatan seru lainnya.