Nama: Bunga Amanda Sastra Ayu Pitaloka
Npm: 2213053034
Analisis Jurnal 2
Judul: Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini
Penulis: Lia Yuliana, M.Pd.
Pengertian Moral:
Menurut Sjarkawi, (2006: 28), mengemukakan bahwa moral merupakan pandangan tentang baik dan buruk, benar dan salah, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan. Selain itu moral juga merupakan seperangkat keyakinan dalam suatu masyarakat berkenaan dengan karakter atau kelakuan dan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Menurut Jamie (2003; 15) menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan kelakuan (akhlak). Sedangkan pengertian akhlak itu sendiri oleh Al-Ghazali sebagai padanan kata moral, sebagai perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan merupakan sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan clan direncanakan sebelumnya. Jamie, 2003: 24 merumuskan pengertian moral secara lebih komprehensif rumusan formalnya sebagai berikut:
1. Moral sebagai seperangkat ide-ide tentang tingkah laku dengan warna dasar tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia dalam lingkungan hidup tertentu.
2. Moral adalah ajaran tentang tingkah laku hidup yang berdasarkan pandangan hidup atau agama tertentu.
3. Moral sebagai tingkah laku hidup manusia yang mendasarkan pada kesadaran bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik, sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungannya.
Pendidikan moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, sebab usia dini merupakan saat yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak.
moral juga sering dimaksudkan sudah berupa tingkah laku, perbuatan, sikap atau karakter yang didasarkan pada ajaran nilai, prinsip atau norma. Untuk menciptakan dan mengarahkan seseorang menjadi lebih bermoral maka diperlukanlah pendidikan moral, dengan pendidikan moral dimaksudkan agar manusia belajar menjadi manusia yang bermoral. Yang dimaksud dengan pendidikan moral adalah: suatu program pendidikan (sekolah dan luar sekolah) yang mengorganisasikan dan "menyederhanakan" sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan pertimbangan psikologis untuk tujuan pendidikan.
Nilai-Nilai Moral
Menurut Henry Hazlitt ( 2003: 32) mengemukakan bahwa nilai adalah suatu kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu, yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang. Menurut Sjarkawi, 2005: 29 Nilai moral diartikan sebagai isi mengenai keseluruhan tatanan yang mengatur perbuatan, tingkah laku, sikap dan kebiasaan manusia dalam masyarakat berdasarkan pada ajaran nilai, prinsip dan norma.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 52-55) nilai moral memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berkaitan dengan tanggung jawab kita
Nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia. Yang khusus menandai nilai moral ialah bahwa nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. Nilai-nilai moral mengakibatkan bahwa seseorang bersalah atau tidak bersalah karena ia bertanggungjawab. Dalam nilai moral kebebasan dan tanggungjawab merupakan syarat mutlak.
b. Berkaitan dengan hati nurani
Semua nilai minta untuk diakui dan diwujudkan, tetapi pada nilai-nilai moral tuntutan ini lebih mendesak dan lebih serius. Mewujudkan nilai-nilai moral merupakan "imbauan" dan hati nurani. Salah satu ciri khas nilai moral adalah bahwa hanya nilai ini menimbulkan "suara" dari hati nurani yang menuduh kita bila meremehkan atau menentang nilai-nilai moral dan memuji kita bila mewujudkan nilai-nilai moral.
c. Mewajibkan
Nilai-nilai moral mewajibkan kita secara absolute dan dengan tidak bisa ditawar- tawar. Kewajiban absolute yang melekat pada nilai-nilai moral berasal dari kenyataan bahwa nilai-nilai ini berlaku bagi manusia sebagai manusia. Karena itu nilai moral berlaku juga untuk setiap manusia. Orang yang tidak mengakui nilai moral mempunyai cacat sebagai manusia.
d. Bersifat formal
Nilai-nilai moral tidak memiliki isi tersendiri, terpisah dari nilai-nilai lain. Tidak ada nilai-nilai moral yang murni, terlepas dari nilai-nilai lain. Hal itulah yang dimaksudkan bahwa nilai moral bersifat formal.
Pengertian Anak Usia Dini
Menurut Isjoni, 2009: 19-24, Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Anak usia dini merupakan anak yang berusia 0-6 tahun. Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Karena itulah, maka usia dini dikatakan sebagai usia emas, yaitu usia yang sangat berharga disbanding usia-usia selanjutnya. Anak usia dini dikenal sebagai manusia yang unik, kadang-kadang melebihi dari orang-orang dewasa yang sulit diterka, diduga, bila dilihat dari bicara, tingkah laku maupun pikirannya. Anak usia dini memiliki karakteristik tersendiri (Isjoni, 2009:24-26), diantaranya:
a. Usia 0-1 tahun
Pada masa bayi perkembangan fisik mengalami kecepatan luar biasa, paling cepat disbanding usia selanjutnya. Berbagai karakteristik usia bayi diantaranya: 1). Mempelajari keterampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan 2). Mempelajari menggunakan panca indera. 3). Mempelajari komunikasi sosial.
b. Usia 2-3 tahun
Pada usia ini memiliki karakteristik yang sama pada usia selanjutnya, secara fisik mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Karakteristik khusus pada usia ini antara lain; 1). Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada disekitarnya. 2). Mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. 3). Mulai mengembangkan emosi.
c. Usia 4-6 tahun
Karakteristik usia ini antara lain:
Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan kegiatan. 2). Perkembangan bahasa semakin baik. 3). Perkembangan kognitif sangat pesat. 4). Bentuk permainan anak masih bersifat individu.
Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini
Hamid Darmadi, (2007: 56-57) Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini dapat dilakukan dengan berbagai macam metode yaitu :
1. Metode Bermain
Melalui metode bermain karena dengan bermain anak-anak untuk mampu bersosialisasi dengan orang lain. Bermain memberikan kesenangan kepada anak- anak, mereka dapat menuangkan imajinasi yang ada di pikiran secara bebas melalui bermain. Dengan bermain banyak nilai-nilai moral dan sosial yang dapat diajarkan, diantaranya:
a) Mengajarkan kepada anak agar mau bersosialisasi dan mampu bekerjasama dengan teman-teman sepermainan.
b) Mengajarkan kepada anak agar memiliki sikap tenggang rasa, menolong sesama yang sedang membutuhkan.
c) Mengajarkan kepada anak untuk mau berbagi bersama teman serta memiliki rasa peduli kepada orang lain.
d) Mengajarkan tata bicara yang sopan, baik, dan benar kepada anak-anak.
e) Memperkenalkan kepada anak tentang berbagai macam aturan baik yang ada di
keluarga, lingkungan, sekolah maupun di jalan.
f) Melatih anak-anak untuk menaati peraturan-peraturan tersebut.
g) Mengajarkan kepada anak untuk belajar menerima konsekuensi atau akibat jika
melanggar peraturan tersebut (wawancara dengan pendidik dan observasi
2. Metode Bercerita
Melalui cerita dapat menyampaikan pesan-pesan atau informasi moral yang dapat menambah pengetahuan anak tentang nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat. Setelah bercerita dapat menyampaikan pesan-pesan moral misalnya sikap rendah hati, kejujuran, tidak boleh membantah, menyayangi orang tua, selalu mendengar nasehat orang tua, tidak boleh kasar dan membentak orang tua, sikap toleransi harus kita tanamkan pada diri kita masing-masing, guna membantu orang tua, saudara, teman, tetangga dan orang lain yang membutuhkan. Selain itu juga menanamkan rasa kecintaan terhadap orang lain. Anak-anak harus belajar menyayangi orang lain, tidak hanya keluarga tetapi semua orang.
3. Metode Pemberia Tugas
Nilai moral yang dapat disisipkan melalui metode pemberian tugas individu antara lain:
a) Melatih kesabaran seorang anak, mengajari untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah menjadi tugasnya.
b) Belajar untuk menaati aturan yang telah disepakati bersama.
Nilai moral yang dapat disisipkan melalui metode pemberian tugas secara kelompok antara lain:
a) Mendorong anak untuk selalu bekerja sama.
b) Menumbuhkan kemauan anak untuk bersosialisasi dengan orang lain
4. Metode Bercakap-cakap
Bercakap-cakap mempunyai makna penting bagi perkembangan anak, sebab dapat meningkatkan keterampilan komunikasi dengan orang lain. Dengan bercakap- cakap banyak sekali pengetahuan yang dapat diberikan kepada anak, karena pada dasarnya anak suka sekali bertanya. Melalui bercakap-cakap pendidik mengajarkan aturan, nilai, dan norma yang berlaku di masyarakat, agar anak dapat menjalin hubungan dan dapat diterima oleh lingkungan sosial sekitar dengan baik. Misalnya bila anak bertemu dengan orang yang lebih tua, pendidik mengajarkan untuk:
a) memberi salam dengan tangan kanan
b) mencium tangan orang yang lebih tua
c) mengucap selamat pagi/siang/sore/malam
d) mengucap salam
e) bersikap sopan dengan bicara yang baik
f) bila bicara harus memandang lawan bicara dengan pandangan yang
sopan.
Cara Pelaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini
Cara Pelaksanaan Penanaman Nilai-nilai moral pada anak usia dini dapat diselenggarakan melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan sebelum jenjang Sekolah Dasar. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan/atau informal.
Pada jalur pendidikan formal cara penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini bisa dilakukan melalui kegiatan pembelajaran dengan jadwal tatap muka yang ditentukan yaitu meliputi :
1. Persiapan Kegiatan Pembelajaran
Persiapan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan: 1). Media
pembelajaran yang dipergunakan dalam penanaman nilai-nilai moral terdiri dari media pembelajaran sederhana dan media pembelajaran tradisional dan alat permainan edukatif (APE), 2). Menggunakan buku pegangan sebagai acuan untuk mengajarkan pendidikan moral, menggunakan segala macam buku yang berkaitan dengan pendidikan moral untuk anak usia dini. Salah satu buku yang digunakan adalah buku tentang metode pengembangan moral dan nilai agama.
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran a. Penataan lingkungan bermain
Lingkungan main disiapkan tergantung dari rencana pembelajaran yang akan dilakukan. Kemudian alat dan bahan main, alat dan bahan main yang dipersiapkan disesuaikan dengan rencana dan tujuan pembelajaran serta usia dan perkembangan anak. Selain itu mainan juga dibuat bervariasi dan semenarik mungkin, tujuannya adalah untuk menarik perhatian siswa.
b. Kegiatan Inti Pembelajaran
Guru memberi dukungan kepada anak didik, membantu anak didik
yang membutuhkan bantuan, serta mendorong anak didik untuk mencoba cara lain agar anak dapat berkreasi. Kemudian mengumpulkan hasil kerja anak lengkap dengan nama dan tanggal. Tidak lupa guru selalu mengingatkan anak didiknya agar tidak lupa membereskan sendiri alat mainnya.
c. Kegiatan Penutup
Setelah kegiatan inti usai, guru menanyakan kembali kegiatan yang
baru saja mereka lakukan. Tujuannya untuk melatih daya ingat anak-anak dan memperluas perbendaharaan kata.