Posts made by Priscella Brenda Sylvania 2213053045

Nama : Priscella Brenda Sylvania
NPM : 2213053045

Artikel jurnal berjudul "MENANGKAL DEGRADASI MORAL DI ERA DIGITAL BAGI
KALANGAN MILLENIAL" oleh Dharma Laksana, Vol. 3, No.01, 2020. Artikel jurnal tersebut membahas tentang fenomena degradasi moral di kalangan generasi milenial di era digital dan upaya penanggulangannya melalui program pengabdian masyarakat. Penulisnya, Ahmad Yani Nasution dan Moh Jazuli, dari Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang, melakukan program pengabdian masyarakat di Mts Insan Madani untuk mengatasi degradasi nilai moral di kalangan generasi milenial. Program ini bertujuan untuk memberikan wawasan keagamaan, meningkatkan keimanan dan ibadah, serta mendorong penggunaan media sosial yang bertanggung jawab sebagai solusi melawan degradasi moral. Program ini meliputi sesi pelatihan, presentasi, dan diskusi dengan para siswa. Para penulis menyimpulkan bahwa program ini berhasil dilaksanakan dan merekomendasikan dukungan berkelanjutan dan pelaksanaan kegiatan serupa untuk mengatasi degradasi moral di kalangan pemuda.

Artikel jurnal ini memberikan wawasan tentang upaya mengatasi degradasi moral di kalangan generasi milenial dan peran program pengabdian masyarakat dalam mempromosikan nilai-nilai moral. Laporan ini juga menyoroti pentingnya pendidikan agama dan penggunaan media sosial yang bertanggung jawab dalam melawan degradasi moral. Keberhasilan program dan perlunya dukungan berkelanjutan terhadap kegiatan serupa ditekankan dalam kesimpulan.
Nama : Priscella Brenda Sylvania
NPM : 2213053045

Dalam video tersebut menampilkan drama "Penerapan Nilai Moral Pancasila di Lingkungan Keluarga," mengisahkan tentang dinamika keluarga yang melibatkan tiga karakter utama: Ibu Lala, anaknya Caca yang baik, sopan, dan rajin, serta kakak Caca yang bernama Santi, yang memiliki sifat angkuh, egois, dan cenderung melakukan hal-hal negatif.

Konflik Antara Ibu dan Kakak Caca: Konflik utama dalam cerita muncul saat Ibu Lala meminta Santi untuk melakukan suatu tugas atau membantunya, tetapi Santi menolak atau tidak memberikan informasi yang jelas.

Penggambaran Karakter: Caca digambarkan sebagai anak yang patuh dan sopan, berbeda dengan kakaknya, Santi, yang terkesan tidak peduli dan mengabaikan tanggung jawabnya.

Kekhawatiran Ibu Lala: Ibu Lala merasa khawatir saat Santi tidak pulang tepat waktu dan terbukti pulang dalam keadaan mabuk. Caca mencoba membantu dengan mencoba menghubungi Santi, tetapi Santi tidak dapat dihubungi.

Kesedihan dan Kekecewaan: Ibu Lala terlihat sedih dan kecewa ketika mengetahui keadaan Santi yang mabuk dan ketika Santi berbohong terhadapnya.

Upaya Caca Membujuk Kakaknya: Caca mencoba untuk membujuk kakaknya agar mengikuti tindakan baik, tetapi kakaknya menolak dengan angkuh dan tidak mau menggubris nasihatnya.

Penerimaan dan Sikap Positif: Meskipun Santi menolak, Caca tetap menjaga sikap positif dan berusaha membantu ibunya dalam kegiatan keagamaan.

Penolakan Santi Terhadap Nilai Moral: Santi menunjukkan sikap yang menolak untuk mengikuti nilai-nilai moral yang diinginkan oleh ibunya, bahkan menunjukkan ketidakhadirannya dalam kegiatan keagamaan.

Cerita ini memberikan gambaran tentang bagaimana konflik dan perbedaan karakter dalam lingkungan keluarga dapat mempengaruhi penerapan nilai-nilai moral dan Pancasila. Meskipun ada upaya untuk membujuk dan menegakkan nilai-nilai positif, sikap sebagian anggota keluarga menolak atau tidak mengindahkan hal tersebut.
Nama : Priscella Brenda Sylvania
NPM : 2213053045

Dalam video tersebut, pembicara mengangkat pentingnya nilai moral Pancasila dalam lingkungan kampus dan bagaimana hal ini berperan dalam membentuk karakter mahasiswa.
Berikut adalah poin-poin utamanya:
1. Karakter Mahasiswa dan Kehidupan Kampus: Pembicara menyatakan bahwa lingkungan kampus merupakan awal pembentukan karakter mahasiswa. Kampus di Indonesia berupaya untuk menanamkan norma dan hukum yang berlaku sebagai langkah mencetak generasi yang memiliki akhlak baik dan jiwa kritis dalam kehidupan sosial.
2. Peran Pendidikan Pancasila: Nilai-nilai moral Pancasila dianggap penting dalam membangun jiwa nasionalisme dan moralitas. Pembicara menekankan bahwa nilai-nilai Pancasila harus dihayati, bukan sekadar dipahami, dan ini tidak hanya melalui indoktrinasi melainkan juga melalui pengalaman pribadi.
3. Permasalahan Moral di Lingkungan Kampus: Terdapat sejumlah permasalahan moral di lingkungan kampus, seperti vandalisme, kekerasan, pencurian, mencontek, perilaku tidak terhormat terhadap pejabat publik, bullying, intoleransi terhadap keyakinan yang berbeda, bicara kasar, pemerkosaan, perilaku merusak diri (seperti narkoba), dan kurangnya tanggung jawab sebagai warga negara.
4. Pentingnya Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila: Pembicara menekankan bahwa nilai Pancasila harus menjadi basis pendidikan karakter di Indonesia. Fokusnya adalah pada keberagaman, toleransi, dan keadilan sosial, dengan menjelajahi nilai-nilai dalam setiap sila Pancasila untuk membangun karakter mahasiswa.

Secara keseluruhan, video tersebut menyoroti pentingnya nilai-nilai moral Pancasila dalam membentuk karakter mahasiswa di lingkungan kampus serta menunjukkan berbagai permasalahan moral yang perlu diatasi di lingkungan akademik.
Nama : Priscella Brenda Sylvania
NPM : 2213053045

Dalam video tersebut, Arie Kriting membawakan materi stand-up comedy dengan berbagai cerita lucu dan candaan mengenai berbagai topik. Berikut adalah poin-poin utamanya:
1. Pengalaman Masuk Kampus: Arie Kriting bercerita tentang pengalamannya masuk kampus, dari awalnya berharap masuk kampus negeri namun akhirnya masuk kampus swasta yang ternyata menurutnya lebih canggih.
2. Kritik terhadap Sistem Pendidikan: Dia mengkritisi sistem pendidikan yang menurutnya lebih menekankan pada ujian daripada pada pengembangan kompetensi. Dia juga menyinggung perubahan nama mata pelajaran pendidikan moral dari PMP hingga PKN yang menurutnya tidak memberikan dampak yang berkesan.
3. Kriteria Anak Baik: Arie Kriting merujuk pada kriteria anak baik yang diajarkan di sekolah, seperti menabung, membantu orang tua, dan yang paling mencolok baginya adalah membantu menyeberangkan nenek-nenek di jalan.
4. Gagal Menjadi Anak Baik: Dia merasa gagal menjadi anak baik karena tidak pernah menyeberangkan nenek-nenek di jalan, mengingat kesulitan menemukan nenek-nenek yang akan menyeberang.
5. Humor tentang Kehidupan Sehari-hari: Arie Kriting juga membawakan humor tentang tugas-tugas di kampus, sulitnya mencari nenek-nenek di jalan, dan berbagai keterbatasan yang membuatnya merasa "gagal" sebagai anak baik.

Secara keseluruhan, materi stand-up comedy Arie Kriting lebih fokus pada humor dari pengalamannya sendiri, kritik sosial tentang pendidikan, serta pengalaman sehari-hari yang bisa mengundang tawa.
Nama : Priscella Brenda Sylvania
NPM : 2213053045

Dalam video tersebut, pembicara membahas secara mendalam tentang masalah lingkungan dalam konteks etika dan moral. Berikut ini poin-poin utamanya:
1. Pentingnya Kepedulian Terhadap Lingkungan: Pembicara menyoroti pentingnya peduli terhadap lingkungan, mengajak pendengar untuk merenungkan bagaimana kondisi lingkungan hidup kita saat ini.
2. Kesadaran Lemah Terhadap Lingkungan: Kesadaran rendah terhadap lingkungan disebabkan oleh pandangan bahwa pemanfaatan alam untuk kebutuhan manusia dianggap wajar, termasuk perilaku sembarangan terhadap sampah.
3. Analogi dengan pecandu: Pembicara menggunakan analogi dengan perilaku manusia yang tahu akan dampak negatifnya, namun tetap melakukannya karena kesenangan atau kenyamanan pribadi.
4. Aspek Etika dan Moral: Perilaku manusia terhadap lingkungan dianggap sebagai masalah etika dan moral karena seringkali manusia lupa atau kehilangan orientasi dalam memperlakukan alam dengan bertanggung jawab.
5. Kajian Etika dan Moral terhadap Lingkungan: Dalam kajian ini, pembicara memaparkan penyusutan sumber daya alam, polusi, bisnis, dan konservasi sumber daya alam sebagai fokus utama.
6. Peraturan dan Regulasi: Pembicara juga menyinggung regulasi terkait pengelolaan sumber daya alam di Indonesia, termasuk peraturan tentang penataan ruang, pertambangan, dan konservasi.
7. Dampak Negatif terhadap Lingkungan: Pembicara menyebutkan sejumlah dampak negatif terhadap lingkungan, seperti bencana kekeringan, erosi, kehilangan sumber daya plasma nutfah, illegal fishing, limbah berbahaya, dan krisis ekologi global.
8. Krisis Moral Global: Krisis ekologi global yang terjadi saat ini disebut sebagai persoalan moral global, yang memerlukan nilai-nilai moral dan etika untuk mengatasinya.
9. Pentingnya Pendidikan Seumur Hidup: Penanaman nilai moral terhadap lingkungan tidak bisa dilakukan secara mendadak, tetapi harus menjadi bagian dari pendidikan sepanjang usia (lifelong education).

Pembicara menekankan bahwa masalah lingkungan tidak hanya menjadi persoalan fisik, tetapi juga merupakan persoalan moral yang membutuhkan perubahan perilaku dan pandangan manusia terhadap alam untuk mencapai keberlanjutan dan keseimbangan dalam hubungan dengan lingkungan.