གནས་བསྐྱོད་བཟོ་མི་ Nadia tri utami 2213053300

Nama : Nadia Tri Utami
NPM : 2213053300

Judul jurnal ini adalah "Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia Di Kalangan Remaja" yang ditulis oleh H. Wanto Rivaie. Jurnal ini membahas tentang pembentukan nilai moral sosial budaya di kalangan remaja di Indonesia.

Pada bagian awal jurnal, penulis menjelaskan bahwa manusia memiliki dua komponen dalam dirinya, yaitu komponen kognitif dan komponen koaktif. Komponen kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki manusia, sedangkan komponen koaktif berkaitan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak .

Selanjutnya, penulis menjelaskan bahwa sepanjang hidupnya, manusia dipengaruhi oleh pendidik dalam arti luas, seperti orang tua, guru, dan tokoh masyarakat. Hal ini sejalan dengan pemikiran Krech, Kruchfield, dan Ballachey bahwa manusia hidup sebagai anggota masyarakat dan terus-menerus dipengaruhi oleh lingkungan sosial .
Jurnal ini juga membahas tentang kebutuhan akan pemenuhan diri, di mana manusia tidak hanya ingin mempertahankan hidup, tetapi juga ingin meningkatkan kualitas kehidupannya dan memenuhi potensi-potensinya.
Dalam psikoanalisis, Sigmund Freud membagi perilaku manusia menjadi tiga sub sistem dalam kepribadian manusia, yaitu id, ego, dan superego. Id bergerak berdasarkan prinsip kesenangan dan ingin memenuhi kebutuhannya, ego berfungsi menjembatani tuntutan id dengan realitas dunia luar, dan superego berperan dalam menginternalisasi nilai-nilai moral .
Pembentukan nilai moral sosial budaya Indonesia di kalangan anak-anak dan remaja merupakan tanggung jawab orang tua, masyarakat, dan pemerintah secara bersinergis. Namun, dalam realitas kehidupan saat ini, sinergitas antara ketiga lingkungan pendidikan tersebut belum optimal.

Pembentukan nilai moral sosial budaya di kalangan remaja dapat dilakukan melalui beberapa cara. Salah satunya adalah melalui pendidikan di keluarga, di mana nilai-nilai keimanan, nilai-nilai, dan etika pergaulan ditanamkan sejak dini . Selain itu, pendidikan formal dan non formal juga memiliki peran penting dalam membentuk nilai-nilai moral sosial budaya di kalangan remaja.
Pentingnya sinergi antara ketiga lingkungan pendidikan, yaitu keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Kerjasama yang baik antara ketiga lingkungan pendidikan ini perlu ditingkatkan agar tercipta pembentukan nilai moral sosial budaya yang optimal. Selain itu, penulis juga menyoroti pentingnya pengajaran nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan, baik di lingkungan keluarga maupun di lembaga pendidikan formal dan non formal.

Dalam penutup jurnal ini, penulis menekankan bahwa pembentukan nilai moral sosial budaya di kalangan remaja merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Sinergi antara ketiga lingkungan pendidikan ini perlu ditingkatkan agar tercipta pembentukan nilai moral sosial budaya yang sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia.

Kesimpulannya, menekankan bahwa pembentukan nilai moral sosial budaya di kalangan remaja perlu dilakukan melalui pendidikan yang holistik dan komprehensif. Hal ini melibatkan peran orang tua, guru, tokoh masyarakat, dan pemerintah dalam membentuk nilai-nilai moral sosial budaya yang kuat di kalangan remaja Indonesia .
Nama : Nadia Tri Utami
NPM : 2213053300

Judul jurnal ini adalah PENERAPAN NILAI MORAL PANCASILA DALAM MEWUJUDKAN GENERASI ANTI KORUPSI DI SD NEGERI OSILOA KUPANG TENGAH!, Yang ditulis oleh Asti Yunita Benu, Agnes Maria Diana Rafael, Imanuel Baok, Intan Yunita Tungga, Maria M Nina Niron, Niski Astria Ndolu, Vebiyanti P Leo

Jurnal ini membahas tentang penerapan nilai moral Pancasila di SD Negeri Osiloa Kupang Tengah dengan tujuan untuk menciptakan generasi anti korupsi. Penulis menekankan pentingnya pendidikan moral dalam menanamkan nilai-nilai ini sejak usia dini. Artikel ini juga menggambarkan metode yang digunakan dalam proyek pelayanan masyarakat, yang melibatkan sosialisasi nilai-nilai ini kepada siswa sekolah dasar. Bagian hasil dan diskusi menyoroti kegiatan dan observasi selama proyek tersebut.
Dalam konteks ini, penulis mengungkapkan bahwa nilai moral Pancasila memiliki keterkaitan yang erat dengan hukum dan berfungsi untuk melayani manusia. Penanaman nilai moral Pancasila diharapkan dapat mencegah korupsi sejak dini dan membangun budaya anti korupsi.

Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan moral dalam melawan korupsi dan bagaimana penerapan nilai moral Pancasila dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan generasi anti korupsi, jurnal ini juga menggambarkan metode yang digunakan dalam proyek pelayanan masyarakat dan memberikan hasil diskusi tentang kegiatan tersebut.

Kesimpulan dari jurnal ini adalah bahwa penerapan nilai moral Pancasila sejak dini di SD Negeri Osiloa Kupang Tengah dapat membantu menciptakan generasi anti korupsi. Pendidikan moral yang kuat dan sosialisasi nilai-nilai Pancasila kepada siswa sekolah dasar dapat mencegah korupsi sejak dini dan membangun budaya anti korupsi. Hal ini menunjukkan pentingnya pendidikan moral dalam melawan korupsi dan memberikan langkah awal dalam menciptakan generasi yang integritas dan etika yang tinggi.

Nama : Nadia Tri Utami

NPM : 2213053300

Jurnal ini berjudul "Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus" yang ditulis oleh Ahmad Nawawi. INSANIA Vol. Vol 16 No. ,2, Mei - Agustus 2011

Jurnal ini membahas tentang pentingnya pendidikan nilai moral bagi generasi penerus bangsa. Penulis mengungkapkan bahwa pendidikan nilai moral di Indonesia masih diabaikan dan belum diberikan perhatian yang serius . Hal ini terbukti dari jumlah jam belajar yang memiliki nuansa pendidikan agama dan moral yang minim, hanya 2 hingga 4 jam per minggu dibandingkan dengan 34 hingga 42 jam per minggu . 

Pendidikan nilai moral sangat penting bagi generasi penerus, karena mereka memiliki peran dan posisi strategis dalam kelangsungan hidup bangsa. Pendidikan nilai moral bertujuan untuk membentuk generasi yang memiliki kecerdasan dan kepribadian yang seimbang, serta mampu menerapkan nilai-nilai moral dan agama dalam kehidupan sehari-hari . 

Dalam jurnal ini, penulis juga mengutip teori perkembangan sosial dan moral dari Albert Bandura dan Lawrence Kohlberg . Bandura menekankan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh orang lain dan kondisi stimulus, sedangkan Kohlberg mengemukakan bahwa perkembangan moral manusia terjadi dalam tiga tingkatan besar . 

Kondisi faktual di lapangan yang menunjukkan bahwa generasi penerus terlibat dalam perilaku amoral yang sangat mengkhawatirkan, seperti tawuran dan kelompok motor yang meresahkan masyarakat . Penulis berpendapat bahwa hal ini bisa menjadi akibat dari pengabaian pendidikan nilai moral di Indonesia .

Pendidikan nilai moral harus dilakukan sepanjang hayat dan dapat ditetapkan dalam usia-usia tertentu. Nilai-nilai moral bersifat nisbi secara budaya, namun tahapan perkembangan nilai moral bersifat universal .

Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya pendidikan nilai moral dan dampak negatif dari kelalaian pendidikan moral di Indonesia. Jurnal ini juga menyoroti perlunya kolaborasi antara pembuat kebijakan, pendidik, psikolog, dan pemimpin agama dalam mengintegrasikan pendidikan moral ke dalam sistem pendidikan nasional. Jurnal ini memberikan pemikiran yang kuat tentang bagaimana pendidikan moral dapat membentuk generasi yang memiliki moral yang baik dan bertanggung jawab.

3J 2023 Pendidikan Nilai dan Moral -> Forum Analisis Jurnal

Nadia tri utami 2213053300 གིས-
Nama : Nadia Tri Utami
NPM   : 2213053300

Jurnal ini berjudul PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL DALAM SISTEM KURIKULUM
PENDIDIKAN DI ACEH
yang ditulis oleh Iwan Fajri, Rahmat
, Dadang Sundawa, Mohd Zailani Mohd Yusoff (2021) , Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 9 No. 3 (September, 2021) Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

Jurnal ini membahas pentingnya pendidikan moral dan nilai dalam sistem kurikulum pendidikan di Aceh, Indonesia. Pemerintah Aceh telah menerapkan sistem pendidikan Islam yang sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh pemerintah pusat. Implementasi pembelajaran Islam di Provinsi Aceh didasarkan pada Qanun No. 9/2015, yang berfokus pada ajaran Islam. Sistem pendidikan di Aceh didasarkan pada budaya dan nilai-nilai Islam. Artikel ini menekankan pentingnya pendidikan moral dan nilai dalam membentuk karakter siswa dan berkontribusi pada perkembangan bangsa.

Jurnal ini menekankan peran penting guru dalam membentuk nilai siswa dan perlunya strategi yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai baik kepada siswa. Pendidikan nilai juga berkaitan dengan pendidikan karakter, moral, dan etika. Nilai-nilai moral dalam Islam bertujuan untuk menentukan aktivitas manusia dalam masyarakat muslim dan membawa manfaat individu dan masyarakat.

Pendidikan nilai di Aceh dilakukan melalui semua pembelajaran dan kegiatan pendidikan di sekolah. Guru memiliki peran penting dalam membentuk nilai siswa dan perlu mempelajari strategi yang digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai baik kepada siswa. Pendidikan nilai juga berkaitan dengan pendidikan karakter, moral, dan etika. Nilai-nilai moral dalam Islam bertujuan untuk menentukan aktivitas manusia dalam masyarakat Muslim dan membawa manfaat individu dan masyarakat. Di Aceh, pendidikan nilai didasarkan pada ajaran Islam dan diatur oleh qanun yang ada di provinsi Aceh.

Penerapan kurikulum Islam di Aceh didasarkan pada Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2015. Kurikulum ini mencakup mata pelajaran inti seperti Pendidikan Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Sosial, Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, Arab, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, serta Sejarah Kebudayaan Islam. Selain itu, terdapat juga mata pelajaran muatan lokal seperti Bahasa Daerah, Sejarah Aceh, Adat, Budaya, dan Kearifan Lokal, serta Pendidikan Keterampilan. Penerapan kurikulum ini dilakukan dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan yang mencakup penegakan hukum bagi semua peserta didik.

Berdasarkan pembahasan dalam artikel ini, dapat disimpulkan bahwa pendidikan moral dan nilai memiliki peran penting dalam sistem pendidikan di Aceh. Pemerintah Aceh telah menerapkan kurikulum Islam yang mencakup mata pelajaran inti dan muatan lokal yang berbasis budaya dan nilai-nilai Islam. Pendidikan nilai dan moral dilakukan melalui semua pembelajaran dan kegiatan pendidikan di sekolah, dengan peran penting guru dalam membentuk nilai siswa. Penerapan kurikulum Islam ini didasarkan pada Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2015. Tujuan dari pendidikan nilai dan moral ini adalah untuk membentuk karakter siswa dan berkontribusi pada perkembangan bangsa. Prinsip penyelenggaraan pendidikan di Aceh mencakup transparansi, akuntabilitas, demokrasi, dan pendekatan keteladanan. Penerapan pendidikan nilai dan moral ini juga disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan era revolusi industri 4.0 .
Nama : Nadia Tri Utami
NPM : 2213053300

1. Seberapa pentingnya pendidikan nilai moral bagi generasi bangsa Indonesia ?

Pendidikan nilai dan moral sangat penting bagi generasi bangsa Indonesia . Hal ini karena pendidikan nilai dan moral dapat meningkatkan martabat bangsa, meningkatkan kualitas hidup, menciptakan kehidupan yang lebih baik, aman, nyaman, dan sejahtera . Tanpa pendidikan nilai dan moral yang baik, bangsa dan negara ini berisiko terpuruk dengan berbagai permasalahan yang muncul . Oleh karena itu, pendidikan nilai dan moral perlu ditanamkan sejak dini dan dikelola secara serius .


2. Berikan hambatan atau tantangan dalam menegakkan nilai dan moral tersebut dikalangan generasi muda .

Terdapat beberapa hambatan atau tantangan dalam menegakkan nilai dan moral dikalangan generasi muda di Indonesia :

1. Pengaruh negatif media sosial: Generasi muda saat ini sangat terpapar dengan pengaruh negatif dari media sosial seperti konten yang tidak bermoral, kekerasan, dan pornografi. Hal ini dapat mempengaruhi pemahaman dan perilaku mereka terkait nilai dan moral.
2. Kurangnya perhatian dan pendidikan nilai dan moral di sekolah: Pendidikan formal di sekolah seringkali lebih fokus pada aspek akademik dan kurang memberikan perhatian yang cukup terhadap pendidikan nilai dan moral. Kurikulum yang tidak memadai dan kurangnya pelatihan bagi guru dalam mengajar nilai dan moral juga menjadi hambatan.
3. Pengaruh lingkungan yang negatif: Lingkungan sekitar seperti teman sebaya, keluarga, dan masyarakat juga dapat memberikan pengaruh negatif terhadap generasi muda. Jika mereka terpapar dengan lingkungan yang tidak mendukung nilai dan moral yang baik, maka mereka cenderung mengikuti perilaku yang negatif.
4. Kurangnya peran orang tua: Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk nilai dan moral anak-anak mereka. Namun, seringkali orang tua sibuk dengan pekerjaan dan kurang memberikan perhatian yang cukup terhadap pendidikan nilai dan moral anak-anak mereka.
5. Kurangnya kesadaran dan tanggung jawab individu: Beberapa generasi muda mungkin kurang memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap pentingnya nilai dan moral dalam kehidupan mereka. Mereka mungkin lebih fokus pada kepentingan pribadi dan kurang memperhatikan dampak dari tindakan mereka terhadap orang lain dan masyarakat.
6. Perubahan budaya dan globalisasi: Perubahan budaya dan pengaruh globalisasi dapat mempengaruhi nilai dan moral generasi muda.



3. Berikan dampak positif serta negatif yang ditimbulkan dari penerapan nilai dan moral dikalangan generasi muda tersebut.

Penerapan nilai dan moral dikalangan generasi muda memiliki dampak positif dan negatif yang dapat ditimbulkan :

Dampak positif:
1. Membentuk karakter yang baik: Penerapan nilai dan moral dapat membantu membentuk karakter yang baik pada generasi muda. Mereka akan memiliki sikap yang jujur, bertanggung jawab, disiplin, dan empati terhadap orang lain.
2. Meningkatkan hubungan sosial: Generasi muda yang memiliki nilai dan moral yang baik cenderung memiliki hubungan sosial yang lebih baik dengan teman sebaya, keluarga, dan masyarakat. Mereka akan lebih mampu menjalin hubungan yang harmonis dan saling mendukung.
3. Mengurangi perilaku negatif: Penerapan nilai dan moral dapat membantu mengurangi perilaku negatif seperti kekerasan, tawuran, dan penyalahgunaan narkoba. Generasi muda akan lebih mampu mengendalikan emosi dan membuat keputusan yang baik.

Dampak negatif:
1. Tantangan dalam menghadapi pengaruh negatif: Generasi muda yang telah diberikan pendidikan nilai dan moral tetap akan menghadapi pengaruh negatif dari lingkungan sekitar seperti media sosial, teman sebaya, dan budaya populer. Mereka perlu memiliki kekuatan diri yang kuat untuk tetap memegang nilai dan moral yang telah dipelajari.
2. Konflik dengan nilai dan moral yang berbeda: Generasi muda yang memiliki nilai dan moral yang berbeda dengan lingkungan sekitar dapat menghadapi konflik dan kesulitan dalam menjaga integritas nilai dan moral mereka. Mereka perlu memiliki keberanian dan keteguhan hati untuk tetap memegang teguh nilai dan moral yang diyakini.
3. Tuntutan modernitas dan globalisasi: Generasi muda seringkali dihadapkan pada tuntutan modernitas dan pengaruh globalisasi yang dapat mempengaruhi nilai dan moral mereka. Mereka perlu mampu memilih dan menyesuaikan nilai dan moral yang relevan dengan perkembangan zaman.