Posts made by Lutpi mawar jerlika 2213053100

Nama: Lutpi Mawar Jerlika
Npm:2213053100
Pentingnya Pendidikan Moral untuk Anak Sekolah Dasar
> Pengertian pendidikan moral
Pendidikan moral adalah suatu proses yang digunakan untuk membentuk kebaikan dan keburukan mengenai perbuatan untuk mencapai kedewasaan. Pendidikan moral penting untuk ditanamkan pada anak sekolah dasar karena mereka harus memiliki sikap yang baik di lingkungan sekolah dan keluarga.
Penyebab menurunnya moral pada anak
1. Perundungan di sekolah
Dalam era globalisasi saat ini pendidikan moral sangat diutamakan bagi anak sekolah dasar untuk memiliki kompetensi personal dan sosial sehingga bisa menjadi warga negara yang baik saat ini anak sekolah dasar sangat membutuhkan pendidikan moral pada beberapa kasus contohnya itu kandungan di sekolah perundungan kerap terjadi di lingkungan sekolah yang dilakukan oleh anak sekolah dasar baik perempuan maupun laki-laki. terdapat suatu kelompok yang berisi 4-6 orang atau bahkan lebih perundungan yang dimaksud yaitu dengan menyakiti korban secara fisik maupun sosial secara fisik, misalnya dengan melakukan ancaman atau mengejek korban. Sedangkan secara sosial misalkan dengan cara mengucilkan atau mengabaikan korban perlindungan yang dilakukan oleh anak disebabkan kurangnya rasa perhatian dari orang tua lantas anak pun membuat keributan dengan cara merundung teman-temannya agar dapat perhatian dari guru maupun orang tuanya.
2. Kekerasan secara fisik di keluarga
Hal Ini bisa dilakukan oleh saudara kandungnya di rumah kepada anak tersebut meskipun rumah adalah salah satu tempat yang aman bagi anak ini disebabkan adanya ketidakseimbangan kekuatan dalam keluarga yang mengakibatkan pemukulan oleh saudara kandungnya, dalam hal ini kita memerlukan peran orangtua di lingkungan rumah.Peranan Orang Tua dan Guru.Orang tua:memerlukan peran orang tua dilingkungan keluarga maupun masyarakat
Guru :memperkaya dan memperkokoh kepribadian anak
Penyelesaian terhadap Moral Anak:
Agar peserta didik tidak menyimpang dari tujuannya diperlukan motivator untuk memberikan pelajaran tentang kebaikan agar tujuan tercapai.
Nama: Lutpi Mawar Jerlika
Npm:2213053100

Nama jurnal: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Unsyiah Volume: 1 Nomor: 1 Tahun: 2016 Judul: Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Siswa di Sd Negeri Lampeuneurut Penulis: Ruslan, Rosma Elly , Nurul Aini Pembahasan Bangsa Indonesia telah mengalami kemerosotan moral mengenai persoalan kejujuran, kebenaran, dan keadilan. Sehingga diperlukan kembali untuk menanamkan nilai-nilai moral yang dimiliki bangsa ini. Ada beberapa faktor yang menyebabkan merosotnya moral anak, diantaranya yaitu: 1. Penyalahgunaan sebagian ajaran moral, 2. Penyalahgunaan Konsep- Konsep Moral, 3. Masuknya Budaya Westernisasi (budaya kebarat-baratan), 4. Perkembangan Teknologi, 5. Lemahnya Mental Generasi Bangsa , dan 6. Kurangnya Materi Aplikasi tentang Budi Pekerti” (dalam Anggun, 2013:5). Anak yang hidup pada kondisi lingkungan yang membentuk kepribadian baik tentu akan menjadi baik selama belum terkontaminasi dengan hal–hal yang buruk, begitu juga sebaliknya ketika anak yang hidup pada kondisi lingkungan yang buruk tentu akan terbentuk kepribadian yang buruk selama belum terkontaminasi dengan hal–hal yang baik yang bisa mengubah kepribadiannya menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian di SD Negeri Lampeuneurut, dapat ditarik kesimpulan bahwa Guru di SD tersebut telah menanamkan 10 nilai moral yaitu nilai religius, nilai sosial, nilai gender, nilai keadilan, nilai demokrasi, nilai kejujuran, nilai kemandirian, nilai daya juang, nilai tanggung jawab , dan penghargaan terhadap lingkungan. Adapun cara untuk menanamkan nilai-nilai tersebut adalah dengan menyisipkan ke semua mata pelajaran yang diajarkannya, bisa juga melalui lingkungan sekolah dan kerjasama dengan orang tua. Selain itu, peserta didik di SD Negeri Lampeuneurut memiliki perilaku yang baik karena telah mengetahui beberapa nilai-nilai moral dan memudahkan guru untuk melanjutkan penanaman nilai-nilai moral yang lainnya.
Nama: Lutpi Mawar Jerlika
Npm:2213053100

Analisis Jurnal 2
Judul: Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini
Penulis: Lia Yuliana, M.Pd.

Pengertian moral
Menurut Sjarkawi, (2006: 28), mengemukakan bahwa moral merupakan pandangan tentang baik dan buruk, benar dan salah, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan. Selain itu moral juga merupakan kumpulan keyakinan dalam suatu masyarakat berkenaan dengan karakter atau kelakuan dan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Pendidikan moral bukanlah sesuatu yang dapat ditambahkan atau boleh dikaitkan pada pendidikan begitu saja, melainkan sesuatu yang hakiki dan bahkan menduduki tempat yang sangat sentral dan strategis dalam pendidikan sehingga perlu dirancang secara khusus agar dapat mentransfer makna pendidikan nilai moral yang hakiki menuju peradaban bangsa.

Nilai-nilai Moral
Menurut Henry Hazlitt (2003: 32) mengemukakan bahwa nilai adalah suatu kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu, yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang. Menurut Sjarkawi, 2005: 29 Nilai moral diartikan sebagai isi mengenai keseluruhan tatanan yang mengatur perbuatan, tingkah laku, sikap dan kebiasaan manusia dalam masyarakat berdasarkan pada ajaran nilai, prinsip dan norma. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 52-55) nilai moral memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berkaitan dengan tanggung jawab kita
2. Berkaitan dengan hati nurani
3. Mewajibkan
4. Bersifat formal
dalam moral yang menjadi tolak ukur suatu perbuatan yang bernilai baik atau buruk adalah adat istiadat yang berlaku di dalam masyarakat tertentu. Nilai-nilai moral yang bersifat obyektivistik dikategorikan sebagai moral kesusilaan,Adapun nilai-nilai moral yang bersifat relativistik dikategorikan sebagai moral kesopanan.

Pengertian anak usia dini
Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami 5 proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini memiliki ciri khas tersendiri (Isjoni, 2009:24-26), diantaranya:
1. Usia 0-1 tahun, Mempelajari keterampilan motorik mulai dari berputar, merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan. Mempelajari menggunakan panca indera. Mempelajari komunikasi sosial.
2. Usia 2-3 tahun, Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada disekitarnya. Mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Dan mulai mengembangkan emosi.
3. Usia 4-6 tahun, Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan kegiatan. Perkembangan bahasa semakin baik, Perkembangan kognitif sangat pesat, Bentuk permainan anak masih bersifat individu.

Penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini
Hamid Darmadi, (2007: 56-57) Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini dapat dilakukan dengan berbagai macam metode yaitu :
1. Metode Bermain, Dengan bermain banyak nilai-nilai moral dan sosial yang dapat diajarkan, diantaranya: a) Mengajarkan kepada anak agar mau bersosialisasi dan mampu bekerja sama dengan teman-teman sepermainan. b) Mengajarkan kepada anak agar memiliki sikap tenggang rasa, membantu sesama yang sedang membutuhkan, dan sebagainya.
2. Metode Bercerita, Melalui cerita dapat menyampaikan pesan-pesan atau informasi moral yang dapat menambah pengetahuan anak tentang nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat. Setelah bercerita dapat menyampaikan pesan-pesan moral misalnya sikap rendah hati, kejujuran, dll.
3. Metode Pemberia Tugas, Nilai moral yang dapat disisipkan melalui metode pemberian tugas individu antara lain: Melatih kesabaran seorang anak, mengajarkan untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah diturunkan. Belajar untuk menaati aturan yang telah disepakati bersama.
4. Metode Bercakap-cakap, Melalui bercakap-cakap pendidik mengajarkan aturan, nilai, dan norma yang berlaku di masyarakat, agar anak dapat menjalin hubungan dan dapat diterima oleh lingkungan sosial sekitar dengan baik.

Cara Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini
Cara Implementasi Penanaman Nilai-nilai moral pada anak usia dini dapat diselenggarakan melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang diselenggarakan sebelum jenjang Sekolah Dasar
Nama: Lutpi Mawar Jerlika
Npm:2213053100

Dalam kondisi Indonesia akhir akhir ini telah menunjukkan terjadinya degradasi moral anak pelajar karena kurangnya kualitas personal bangsa terutama pada generasi muda atau generasi Millennial yang memfaktor kan gejala gejala adanya pengaruh degradasi moral tersebut. Karena pada dasarnya moral adalah akhlak kesusilaan seseorang dalam kehidupan bersosialisasinya, nilai-nilai moral yang menjadi alat untuk mengubah manusia Indonesia menjadi lebih baik dengan keunggulan dan kecerdasan dalam berbagai bidang, serta kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, kecerdasan spiritual, kecerdasan kinestetik, kecerdasan logis, musikal, linguistik, kecerdasan khusus.Di Indonesia saat ini banyak dibicarakan tentang isu penting pendidikan moral akhir akhir ini yang banyak melatarbelakangi mengapa pendidikan moral harus diutamakan dalam pembelajaran kurikulum sekolah dasar di Indonesia ini. Karena halnya sekolah dasar adalah sebagai institusi pendidikan yang formal dalam memegang peran serta tanggung jawab terhadap menanamkan pendidikan moral karena sampai sekarang pendidikan masih dipercaya sebagai sarana untuk mengenalkan diri dan menanamkan nilai nilai moral kepada anak tetapi tidak dapat di kecuali kan juga terdapat berbagai macam masalah yang masih terjadi di dalam lembaga pendidikan di Indonesia yang dalam hal nya mau Fasilitasi anak untuk melatih diri dan berbuat sesuai dengan nilai nilai moral yang belum terpenuhi di Indonesia sehingga adanya ungkapan bahwa lembaga pendidikan telah dianggap kurang mampu untuk membentuk suatu anak bangsa yang memiliki Ahlaq, moral serta budipekerti yang baik.Pendidikan moral saat ini harus diajarkan kepada anak diawali saat mereka sedang berada di dalam lingkungan keluarga yang terutama nya adalah peran orang tua dengan melalui proses pengenalan diri sosialisasi norma dalam keluarga serta lingkungan dekat di luar rumah dengan menanamkan keadaan yang selaras, tenang dan penuh kasih sayang serta tanpa perselisihan dan saling menerima perbedaan menjadikan situasi dan kondisi penerapan pendidikan moral dalam keluarga ini menjadi Hal yang tepat dalam Mengajarkan apa itu mora saat anak masih Sekolah Dasar agar mereka bisa hidup bersosialisasi. Pendidikan moral ini sangat penting diterapkan di sekolah dasar karena jiwa bersosialisasi yang baik tepat diajarkannya pada saat anak sekolah di sekolah dasar karena pada sedari dini kita harus mengajarkan pentingnya moral bagi kehidupan masa depannya karena sekolah adalah tempat bersosialisasi kedua setelah keluarga si nggak sekolah memiliki peran besar dalam menumbuhkan kesadaran moral pada diri anak dan penanaman kebiasaan bersikap baik ataupun sebaliknya, pada saat tahap awal pertumbuhan anak sering kali dapat sangat terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya.Solusi saat ini adalah dengan cara bagaimana kita menerapkan yang sebenarnya bahwa pendidikan moral itu terdapat pada setiap diri manusia kita juga harus menciptakan sekolah yang dilandasi dengan nilai nilai moral Yang bisa dapat kita mulai dari mana saja sesuai dengan peran masing masing karena salah satu bagian yang penting yang harus kita perhatikan untuk mendorong arah perkembangan sekolah yang berlandaskan moral dengan melalui penanaman pendidikan moral dalam proses pembelajaran di sekolah dasar yang mengimplementasikan pendidikan moral Dalam pembelajaran yang bisa kita terapkan dalam berbagai metode. Ada banyak bagian sekolah yang bisa menjadi sarana pendidikan moral. Salah satu bagian dari sekolah yang menjadi sarana pendidikan moral adalah tata tertib sekolah. Disiplin sekolah, sebagai bentuk tatanan hirarkis terendah, mencakup aspek pendidikan moral dan aturan hukum. Aturan yang dibuat tidak hanya legal secara formal, tetapi membutuhkan moralitas yang harus diikuti tentangnya. Hubungan ini berkaitan erat dengan sifat dan isi ketentuan. Pengenalan nilai-nilai moral pada mata pelajaran memerlukan upaya optimal untuk menjaga ketertiban, sehingga pelaksanaannya tidak hanya bersifat konstitusional, tetapi juga hakekat pendidikan moral.Persoalan menarik tentang perkembangan nilai moral anak adalah bahwa perkembangan nilai moral anak tidak sebatas menemukan dan menciptakan bentuk-bentuk interaksi sosial yang sangat bermanfaat dan positif bagi pertumbuhan dan perkembangannya, untuk bisa menjadi pribadi yang bermoral yang pertama adalah disiplin, lalu yang kedua adalah keterikatan pada lembaga sekolah dan lingkungan ketiga adalah otonomi. Ketiga unsur ini dibutuhkan setiap anak untuk bisa menjadi pribadi yang bermoral. Dan tindakan moral pada hakikatnya merupakan fokus sentral dari dunia moral, yang akan membentuk kepribadian yang bertanggung jawab, disiplin, serta menjadi pribadi yang baik dalam lingkungan masyarakat, dan menghindari perilaku yang tidak baik, sesuai dengan cara berpikir moral yang telah diberikan.nilai-nilai moral dalam kehidupan anak yang pada akhirnya bermuara pada perilaku moral dalam kehidupan sehari-harinya. Namun yang tak kalah pentingnya, bahkan lebih penting dan sangat strategis dari yang pertama, adalah menciptakan dalam diri siswa saat sekolah dasar yang cerdas kemampuan untuk memahami dan menemukan nilai-nilai moral dalam dinamika interaksi sosial yang penuh tantangan dan tantangan. Dalam goncangan moral, apalagi dalam kondisi sosial yang demikian, yang dianggap tidak mendukung tumbuh kembangnya nilai-nilai moral, pendidikan moral harus diberikan, karena keteladanan dan nilai-nilai kehidupan masyarakat, tata krama dan norma sangat menentukan individu secara keseluruhan. Diri atau identitas manusia, lingkungan sosial dan kehidupan. Oleh karena itu, pendidikan yang bernilai yang mengarah pada pembentukan moralitas menurut standar kebenaran sangat penting bagi perkembangan umum seseorang dalam konteks sosialnya. Ini adalah pengingat bahwa dunia pengaruh dalam diri setiap orang harus selalu dipupuk secara berkelanjutan, terkelola dan terencana karena sifatnya yang tidak stabil dan kontekstual. Secara umum, tujuan pendidikan di sekolah dasar adalah suatu nilai dapat mempromosikan dan mendorong nilai dan standar moral, menumbuhkan dan memperluas struktur nilai keyakinan seseorang atau kelompok, meningkatkan kualitas hidup orang, kelompok atau orang, untuk mencegah. , meminimalkan dan menghilangkan hal-hal negatif.

Pendidikan moral di sekolah dasar sangat diperlukan sejak dini karena menurut pendapat Emile Durkheim, ketika fase masa kanak-kanak selesai, maka pondasi moralitas tidak akan diletakkan, maka fondasi moralitas tidak akan pernah berakar pada moralitas. Anak (Durkheim, Lukas Ginting 1990:13). Sekolah memiliki fungsi yang sangat penting dan khusus bagi Durkheim; untuk menciptakan makhluk baru yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Durkheim berusaha untuk memahami kebutuhan anak, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan moral, metode apa yang digunakan untuk anak, agar siswa memahami dan menerima pendidikan moral ini. Hubungan sosial dengan "moralitas" berjalan seperti benang merah melalui tulisan-tulisannya. Moralitas adalah fakta sosial itu sendiri. Efek langsung dari pendidikan adalah diperolehnya pengetahuan yang luas. Pendidikan memberi orang pelajaran penting tentang dunia di sekitar mereka dan mengembangkan perspektif tentang cara memandang kehidupan. Pendidikan sejati berasal dari pelajaran kehidupan. Itulah sebabnya banyak pemerintah yang mendorong pendidikan yang baik sejak dini agar mereka memiliki sumber daya manusia yang baik ketika mereka besar nanti. Kehadiran pendidikan dapat menghilangkan keyakinan yang salah dalam pikiran kita. Selain itu, ini juga dapat membantu untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hal-hal di sekitar kita dan juga dapat menjernihkan semua kebingungan. Orang yang berpendidikan tinggi biasanya lebih pandai memecahkan suatu masalah karena telah belajar melalui pendidikan kehidupan.Suatu kenyataan bahwa tidak semua guru mencerminkan perilaku atau sikap moral yang baik. Banyak guru yang menampakkan keegoisannya, mungkin mereka lupa bahwa sosok seorang guru adalah orang yang secara sengaja/tidak sengaja keseluruhan aspek kepribadiannya akan ditiru murid nya. Oleh karna itu proses modeling perlu dikondisikan baik melalui tata cara berbicara, sikap, pendiriannya, kedisiplinan ibadah, dan lain sebagainya, baik berlaku untuk pendidik maupun orang tua. Pendidik atau pengajar dapat dikatakan berhasil bila anak mengalami proses perubahan. Artinya perunahan tentang pendidikan moral belum menjamin tercapainya perkembangan moral yang baik, evaluasi harus selalu di kembangkan pada semua ranah dan harus dilakukan pada seluruh mata pelajaran. Maksudnya keberhasilsn pendidikan moral jangan dibebankan pada mata pelajaran pendidikan agama atau pendidikan moral saja, akan tetapi setiap mata pelajaran harus mempunyai kurikulum tersimpan yang disusun oleh guru masing masing mata pelajaran. Setiap guru harus mempunyai misi untuk membantu anak didiknya mencapai moral yang sempurna dan jangan menganggap bahwa pendidikan moral itu hanya tugas guru agama saja. Selain mengajar guru juga harus mempunyai tugas memberikan informasi tentang materi pelajaran, juga bertanggung jawab secara moral untuk membantu anak didik menjadi manusia yang sempurna baik jasmani maupun rohani, dan mampu memenuhi tugasnya sebagai makhluk tuhan, dan makhluk sosial.

Moral adalah akhlak kesusilaan seseorang dalam kehidupan bersosialisasinya, nilai-nilai moral yang menjadi alat untuk mengubah manusia Indonesia menjadi lebih baik dengan keunggulan dan kecerdasan dalam berbagai bidang, serta kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, kecerdasan spiritual, kecerdasan kinestetik, kecerdasan logis, musikal, linguistik, kecerdasan khusus, nilai-nilai moral dalam kehidupan anak yang pada akhirnya bermuara pada perilaku moral dalam kehidupan sehari-harinya. Namun yang tak kalah pentingnya, bahkan lebih penting dan sangat strategis dari yang pertama, adalah menciptakan dalam diri siswa saat sekolah dasar yang cerdas kemampuan untuk memahami dan menemukan nilai-nilai moral dalam dinamika interaksi sosial yang penuh tantangan dan tantangan. Persoalan menarik tentang perkembangan nilai moral anak adalah bahwa perkembangan nilai moral anak tidak sebatas menemukan dan menciptakan bentuk-bentuk interaksi sosial yang sangat bermanfaat dan positif bagi pertumbuhan dan perkembangannya, Moralitas adalah fakta sosial itu sendiri. Efek langsung dari pendidikan adalah diperolehnya pengetahuan yang luas. Keberhasilan pendidikan moral jangan dibebankan pada mata pelajaran pendidikan agama atau pendidikan moral saja, akan tetapi setiap mata pelajaran harus mempunyai kurikulum tersimpan yang disusun oleh guru masing masing mata pelajaran. Setiap guru harus mempunyai misi untuk membantu anak didiknya mencapai moral yang sempurna Setiap orang tua dan Pendidik harus mampu untuk memahami kebutuhan anak, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan moral, dengan metode apa yang digunakan kita untuk anak, agar siswa memahami dan menerima pendidikan moral ini. Hubungan sosial dengan "moralitas" berjalan seperti benang merah melalui tulisan-tulisannya.
Nama: Lutpi Mawar Jerlika
Npm:2213053100

Tanggung jawab dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang berhubungan dengan sikap pertanggungjawaban seorang individu atas perbuatan yang dilakukannya. Sehingga rasa tanggung jawab harus diterapkan maupun ditanamkan pada setiap individu. Rasa tanggung jawab, pada dasarnya diklasifikasikan menjadi tiga tingkat, yaitu tanggung jawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, dan alam sekitar.Keluarga merupakan dalam lingkup masyarakat yang lebih kecil. Umumnya, keluarga terdiri dari orang tua, anak, dan orang lain yang mejadi anggota keluarga. Setiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.
Pendidikan dalam keluarga merupakan fondasi pembentuk watak
kepribadian anak. Dalam kehidupan kesehariannya, banyak anak
berkumpul dengan keluarga. Segala tingkah laku orang tua terutama
orang tuanya akan ditiru oleh anak, sebab anak merupakan peniru yang
ulung. Apabila obyek peniruannya jelek, orang tua tidak memberikan
kasih sayang yang mampu dan tidak memberikan teladan yang baik,
serta jauh dari nuansa agama, maka jangan berharap kedua orang tuanya
akan menunai buah hasil yang baik.
Jernih Memilih.Tanggung jawab merupakan kesadaran seseorang terhadap pekerjaannya baik di lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakat.
Tanggung jawab dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang berhubungan dengan sikap pertanggungjawaban seseorang atas perbuatan yang dilakukannya. Sehingga rasa tangung jawab harus diterapkan maupun ditanamkan pada setiap individu.Rasa tanggung jawab, pada dasarnya diklasifikasikan menjadi tiga tingkat, yaitu tanggung jawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, dan alam sekitar.Tanggung jawab dalam keluarga
Keluarga merupakan masyarakat dalam lingkup yang lebih kecil. Umumnya, keluarga terdiri dari orang tua, anak, dan orang lain yang mejadi anggota keluarga. Setiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluargany.beberapa contoh sikap tanggung jawab dalam keluarga, yaitu:

Menjaga nama baik keluarga
Memelihara kebersihan, kenyamanan, keamanan dalam keluarga
Memathui aturan yang ditetapkan bersama
Bertingkah laku sesuai norma dan aturan yang berlaku dalam keluarga
Menjaga keharmonisan keluarga dengan saling menghargai, menghormati, dan menghargai