Posts made by Sherli Marsela 2213053233

ilmu pendidikan -> FORUM JAWABAN POST TEST

by Sherli Marsela 2213053233 -

Nama: Sherli Marsela

NPM: 2213053233

Kelas: 2H

Identitas Jurnal 
Judul Jurnal : Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019
Volume dan Halaman : Vol.16, No.1, Hal 1-110
Tahun Terbit : 2019
Nama Jurnal : Jurnal Penelitian Politik
Nama Penulis : Efriza, Luky Sandra Amalia, Sarah Nuraini Siregar, Defbry Margiansyah, R. Siti Zuhro, Dhuroruddin Mashad

Artikel pertama yang ditulis oleh Efriza, "Penguatan Sistem Presidensial dalam Pemilu Serentak 2019," mencoba menjelaskan mengenai dinamika koalisi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan sekaligus menjelaskan upaya koalisi dalam pemilu serentak 2019. Disamping itu, tulisan ini mengkritisi ketiadaan perubahan besar dari diterapkannya sistem pemilihan umum serentak 2019, yang disebabkan oleh masih diterapkannya presidential threshold dan masih lemahnya pelembagaan partai politik itu sendiri, sehingga pola koalisi yang dibangun oleh kedua pasangan calon presiden tetap bersifat pragmatis semata.

Artikel yang ditulis oleh Luky Sandra Amalia ini membahas upaya mobilisasi suara perempuan dilakukan melalui penyematan label 'emakemak'dan 'ibu bangsa'. Tulisan ini berpendapat bahwa label emak-emak maupun ibu bangsa yang disematkan oleh kedua kubu capres-cawapres kepada pemilih perempuan hanya sebatas narasi simbolis untuk memobilisasi suara perempuan yang mencapai lebih separoh jumlah pemilih. Kondisi ini tidak dapat dilepaskan dari pengaruh budaya patriarki yang masih berkembang di masyarakat.

Sementara itu, artikel "Netralitas Polri Menjelang Pemilu Serentak 2019" yang ditulis oleh Sarah Nuraini Siregar menganalisa secara khusus netralitas Polri dalam proses pemilu 2019. Pertama, karena Polri mengemban fungsi keamanan dan ketertiban umum dalam masyarakat; termasuk dalam hal ini menjaga keamanan pemilu 2019. Secara umum fungsi ini dijalankan oleh setiap anggota Polri, namun secara khusus fungsi preventif berupa deteksi potensi gangguan keamanan sampai di tingkat desa melekat pada anggota Babinkamtibmas." yang ditulis oleh Fenomena "Populisme Di Indonesia Kontemporer: Transformasi Persaingan Populisme dan Konsekuensinya dalam Dinamika Kontestasi Politik Menjelang Pemilu 2019" ditulis oleh Defbry Margiansyah mencoba menganalisa transformasi dari persaingan populisme di dua pemilu berbeda dan konsekuensi yang ditimbulkan bagi politik elektoral, termasuk elaborasi pola.

Dengan menggunakan konsep populisme secara eklektik dan tesis penyesuaian elit, tulisan ini menunjukkan bagaimana politik populis hanya diinstrumentalisasikan sebagai wahana kepentingan elit dan oligarki penyokong dengan mengesksploitasi berbagai aspek mulai dari identitas primordial, relasi klientalistik, prestasi dan personality kandidat secara pragmatis, tetapi tidak memberikan prospek yang lebih besar bagi transformasi politik dan pendalaman demokrasi secara substansial kedepannya.

Artikel selanjutnya membahas tentang "Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019" yang ditulis oleh R. Siti Zuhro yang membahas tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden (pilpres) 2019. Pendalaman demokrasi belum terwujud dengan baik karena pilar-pilar demokrasi yang menjadi faktor penguat konsolidasi demokrasi belum efektif. Artikel selanjutnya membahas mengenai "Menelaah Sisi Historis Shalawat Badar : Dimensi Politik Dalam Sastra Lisan Pesantren" ditulis oleh Dhuroruddin Mashad.Tulisan ini membahas mengenai tradisi lisan pesantrens alah satunya Shalawat Badar yang ternyata memperlihatkan karakateristiknya yang beda, yakni tampil kental dengan nuansa politik. Shalawat ini acapkali dijadikan sarana mobilisasi kaum santri dalam berbagai kontestasi politik.



ilmu pendidikan -> FORUM JAWABAN PRETEST

by Sherli Marsela 2213053233 -
Nama: Sherli Marsela
NPM: 2213053233
Kelas: 2H

ANALISIS VIDEO: Demokrasi itu Gaduh, tapi Kenapa Bertahan & Dianut Banyak Negara?

Demokrasi memfasilitasi silang pendapat, demokrasi juga menjamin kebebasan berpendapat. Lalu kenapa demokrasi dikatakan gaduh atau berisik? Karena memang demokrasi tempat orang berisik dan ribut, asalkan masih dalam konteks koridor demokrasi yang prosedural. Dengan keberisikan itu, bagaimana sistem ini menjadi pilihan banyak negara? Alasan utamanya, negara yang sistem demokrasinya baik lebih mampu mempertahankan keamanan dan kemakmuran jangka panjang. Demokrasi juga dipandang alat paling efektif mewujudkan kesetaraan, mengurangi konflik, dan meningkatkan partisipasi publik. 

Dapat dilihat dari segi HAM. Negara yang menganut demokrasi memiliki skor penegakan HAM yang lebih tinggi. Selain itu, warga negara yang hidup di negara demokrasi cenderung mempunyai angka harapan hidup yang tinggi. Jika kita lihat perbandingan antara negara demokrasi dengan negara non-demokrasi, negara demokrasi lebih kaya dan punya angka korupsi lebih rendah, warganya lebih sehat dan bahagia, serta mendapat jaminan HAM. Namun, dibalik itu semua negara demokrasi memiliki kekurangan, misalnya mengenai hak suara dalam pemilihan.