Posts made by Amanda Gita Devi Rahmawati 2213053092

Nama : Amanda Gita Devi Rahmawati
NPM : 2213053092

Berdasarkan jurnal tersebut, perubahan sosial yang pesat menjadi salah satu perbincangan paling signifikan tentang hukum dan moral siswa. Masalah kondisi masyarakat tentang moralitas remaja selama dekade terakhir masih belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini menjadi semakin sulit untuk diabaikan dalam berbagai penelitian dimana siswa terlibat dalam perilaku menyimpang yang sering dikaitkan dengan institusi pendidikan. Dimana pendidikan memegang peranan yang sangat berarti dalam pembuatan akhlak di golongan peserta didik, apalagi menjadi tumpuan budaya warga. Dalam menjawab perihal tersebut pemerintah Aceh tidak hanya menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan yang diamanatkan secara nasional, pemerintah Aceh pula melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kekhususan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah Aceh, yaitu adanya pendidikan nilai dan moral dalam sistem pendidikan kurikulum di Aceh.

Penyelenggaraan pembelajaran Islami di Provinsi Aceh mengacu pada Qanun No 9 Tahun 2015 pergantian atas Qanun Aceh No 11 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pembelajaran. Penyelenggaraan pendidikan di seluruh satuan pendidikan berpedoman pada ajaran Islam. Pelaksanaan pendidikan di Sekolah di Aceh secara keseluruhan sudah Islami, dengan indikator sistem pengelolaan sekolah memiliki nilai transparansi, akuntabilitas, pendekatan keteladanan, pengembangan budaya berorientasi islami dan penerapan kurikulum islami sebagaimana diatur dalam qanun. Pendidikan nilai dan moral di satuan pendidikan di Aceh diselenggarakan selain sesuai dengan pendidikan nasional, juga mengacu pada penerapan melalui kurikulum islami yang berpedoman sesuai dengan qanun pendidikan di Aceh. Proses pembelajaran yang dilaksanakan di Aceh berbasis dan berorientasi kepada budaya islami yang berbasis syariat islam di Aceh.
Nama : Amanda Gita Devi Rahmawati
NPM : 2213053092

The Trolley Problem
Tokohnya bernama Philippa Foot (1967), Ia mengajukan eksperimen yang dikenal sebagai Trolley Problem (eksperimental yang diadaptasi untuk memahami konteks moral dalam berbagai kondisi, seperti perang, penyiksaan, drone, aborsi, dan eutanasia). Studi ini menjadi semakin penting saat perkembangan AI (Artificial Intelligence) machine learning dimana mesin diberikan kontrol untuk mengambil keputusan mana yang lebih bermoral pada berbagai kondisi yang terjadi. The trolley problem membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan yang dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kepada hasil akhirnya dan mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sampai saat ini, pelajaran moral kerap masuk sebagai sebuah doktrin bahwa memang harus selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar. Tak heran, jika moral sering digunakan sebagai alat oleh penguasa dan segelintir orang untuk membenarkan perang, memberantas etnis tertentu, genocide, diskriminasi minoritas, pengrusakan lingkungan, industrialisasi, dan lain sebagainya dengan alasan perdamaian dunia, demi kepentingan umum, demi kelompok yang lebih besar, demi masa depan yang lebih cerah, atau karena kebanyakan orang berpikir "tak mengapa mengorbankan yang sedikit untuk yang lebih besar." Lalu hal itu seolah menjadi benar dan lebih bermoral.

Dalam konteks berpikir mengorbankan sedikit untuk yang lebih banyak, mungkin itu menjadi pilihan yang lebih bermoral. Akan tetapi, jika kita berada di sisi yang berbeda kita tidak akan mengorbankan hal tersebut. Moralitas terlalu sering menjadi alat pembenaran saat berada di posisi yang diuntungkan atau yang memiliki kepentingan dan ternyata moralitas hanyalah egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
Nama : Amanda Gita Devi Rahmawati
NPM : 2213053092
Kelas : 3F

Niai-nilai yang harus kita teladani dan kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari

1. Nilai Ketuhanan : Mengajak untuk percaya kepada Tuhan dan melaksanakan perintah-Nya
- Bersyukur kepada tuhan
- Melaksanakan ibadah sesuai agama yang dianut
- Tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain
- Berdoa sebelum dan sesudah makan
- Menghormati agama orang lain

2. Nilai Kemanusiaan : Mengajak untuk bersikap saling mencintai sesama manusia
- Membantu korban bencana alam
- Membantu adik belajar
- Menolong teman yang kesulitan
- Bersikap sopan kepada orang tua

3. Nilai Persatuan : Mengajak untuk cinta tanah air
- Mengikuti upacara dengan tertib
- Mencintai dan bangga menggunakan produk Indonesia
- Bermain dengan rukun
- Melestarikan budaya daerah
- Berteman tanpa membeda-bedakan suku dan agama

4. Nilai Kerakyatan : Mengajak untuk bermusyawarah dalam menyelesaikan suatu masalah
- Menyampaikan pendapat
- Berdiskusi/kerja kelompok
- Menerima hasil musyawarah dengan lapang dada
- Saling menghargai pendapat

5. Nilai Keadilan : Mengajak untuk bersikap adil terhadap sesama
- Tidak berbuat curang kepada orang lain
- Menghargai hasil karya orang lain
- Tidak boros dan suka menabung
- Melaksanakan hak dan kewajiban secara seimbang

Agar seseorang dapat meneladani dan menerapkan nilai-nilai tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan contoh penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan juga membiasakan sikap disiplin kepada siswa akan pentingnya menerapkan nilai-nilai tersebut.
Nama : Amanda Gita Devi Rahmawati
NPM : 2213053092
Kelas : 3F

Pada lembaga pendidikan formal dan non formal (masyarakat), pendidik yang bertugas untuk membangun jati diri generasi muda dan tokoh masyarakat (Uyoh Sadulloh dkk, 6-12). Antara penguasaan nilai moral dan keterampilan seseorang dalam membentuk jati diri perlu dijaga keseimbangannya di dalam masyarakat agar tetap menjadi manusia yang bermoral.

Di dalam pertemanan terdapat nilai-nilai moral yang terbangun melalui saling tolong-menolong, saling menasehati dan saling membutuhkan (egalitarianisme). Begitu juga dengan prinsip keadilan dapat membangun nilai moral yang tinggi. Dengan landasan pendidikan agama akan terbangun juga kepribadian peserta didik yang memiliki nilai-nilai moral yang termaktub dalam pancasila, dimana sila pertama menjadi dasar dari sila-sila yang lain.

Pembentukan nilai moral sosial budaya Indonesia dikalangan remaja dan anak-anak merupakan tanggung jawab oraang tua, masyarakat, dan pemerintah secara sinergis. Dalam realitas kehidupan saat ini, ketiga lingkungan itu belum melakukan sinergitas secara optimal, sehingga seringkali terjadi penyimpangan terhadap nilai moral yang tidak sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia.
Nama : Amanda Gita Devi Rahmawati
NPM : 2213053092
Kelas : 3F

Pendidikan Moral Pancasila bertujuan untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, serta menjadi standar baik atau buruknya perbuatan manusia. Pengajarannya menitik beratkan pada penghayatan dan pengalaman butir-butir Pancasila (36 butir Pancasila) sebagaimana termuat dalam Tap MPR RI No. II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengalaman Pancasila atau Eka Prasetya Pancarya. Seiring dengan perkembangan zaman, generasi muda rentan terhadap nilai moral pancasila, ditambah dengan kemajuan IPTEK sehingga menimbulkan adanya korupsi. Untuk itu diperlukan suatu upaya dengan membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas dengan jiwa Pancasila yang baik guna menghadapi dinamika perubahan, menembangkan pendidikan nasional yang meletakan pendidikan moral Pancasila sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik dengan dukungan keterlibatan publik yang di lakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal dan informal, merevitalisasi dan memperkuat potensi pendidik, tenaga pendidikan, peserta didik ,masyarakat dan lingkungan keluarga. Pendidikan moral pancasila sangatlah penting, dengan adanya metode sosialisasi yang diterapkan bagi anak sekolah dasar diharapkan dapat menumbuhkan nilai-nilai moral pancasila yang ditanam sejak dini. Dengan menanamkan nilai moral sejak dini dapat mencengah ajakan/dorongan negatif untuk melalukan korupsi sejak dini. Penanaman nilai moral pancasila kepada peserta didik dapat membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas dalam mewujudkan budaya anti korupsi sejak dini.