གནས་བསྐྱོད་བཟོ་མི་ Intan purnama sari 2213053072

Nama: intan purnama sari
Npm:2213053072

Jurnal ini berjudul "Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus" yang ditulis oleh Ahmad Nawawi. INSANIA Vol. Vol 16 No. ,2, Mei - Agustus 2011

PENDAHULUAN
Tanggung jawab dan akhlaq mulia akan dapat diwujudkan manakala, sejak dini kepada generasi muda sudah ditanamkan nilai-nilai

keimanan dan disertai kegiatan ibadah dan muamallah yang terus menerus dan konsisten disertai keteladanan orangtua dan para pemimpin/tokoh masyarakat yang ada disekitar kita, masyarakat dan bangsa Indonesia ini, agar kelak tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dalam UU Sisdiknas 2003 dapat tercapai dengan baik tanpa upaya tersebut maka pembinanaan generasi muda yang bertanggung jawab dan akhlaq mulia hanya sebagai buah bibir dan isapan jempol belaka.

Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa
Nilai-nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahterah.
realitas masyarakat Indonesia saat ini hubungan antar manusi yang yang ada belum berjalan optimal, sangat memprihatinkan. Misalnya, kemiskinan semakin meluas, pemerataan pendidikan belum optimal, pengangguran semakin besar jumlahnya, perampokan, pemerkosaan dan sejenisnya belum mendapat penanganan oleh segenap lapisan masyarakat secara bersinergi (pemerintah, swasta, dan masyarakat luas).

Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern
Pembinaan generasi muda
(SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang,masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan. Jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram,
direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007, 184-185).

Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru,
Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal)
Dalam hal pendidik dalam arti luas kaitannya dengan pembentukan jatidiri yang terlihat pada penampilan kepribadian seseorang, Nursid S (2008, 31-33) menjelaskan bahwa sepanjang hidupnya manusia dipengaruhi oleh pendidik dalam arti luas ini (orang tua, guru, dan tokoh masyarakat).

Penciptaan Suasana Yang Kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawab
Komunikatif dimaksudkan sebagai ..., sama makna” (Sofyan S., 2008, 55). Menciptakan suasana pendidikan yang kondusip dimaksudkan, bahwa perlu dibangun interaksi timbal balik dua arah yang akan melahirkan masukan dan hasil. Hal ini dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai.

Peranan Strategis Pendidikan
Agama dalam Pembentukan
Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralistis
Multikulturalisme tidak sejalan dengan monokulturalisme dan
asimilasi yang telah menjadi norma
dalam paradigma negara-bangsa
(nation state) sejak awal abad ke-19. Monokulturalisme menghendaki
adanya kesatuan budaya secara normatif (istilah 'monokultural' juga dapat digunakan untuk menggambarkan homogenitas yang
belum terwujud (free existing homogeneity). Sementara itu, asimilasi adalah timbulnya keinginan untuk bersatu antara dua atau lebih kebudayaan yang berbeda dengan cara mengurangi perbedaan-perbedaan sehingga tercipta sebuah kebudayaan baru.
Analisis Jurnal

Identitas Jurnal
Nama Jurnal: INSANIA
Volume : 16
Nomor : 2
Halaman : 119 - 133
Tahun Terbit : 2011
Judul : Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus
Nama penulis : Ahmad Nawawi

PENDAHULUAN
satu penyebab krisis multi dimensi, termasuk krisis moral yang menimpa bangsa kita adalah karena telah terabaikannya “pendidikan moral” (dalam pengertian pendidikan agama, budi pekerti, akhlaq, nilai moral) bagi
generasi penerus. Betapa tidak, ajaran agama mengatakan: “Carilah untuk kehidupan duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan carilah akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok pagi”. Allah pun berfirman dalam al Qur’an: “Barang siapa menginginkan dunia maka raihlah dunia itu dengan ilmu, dan barangsiapa menginginkan akhirat maka raihlah dengan ilmu pula”.

TINJAUAN TEORITIS
Jadi pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan
oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan ke Tuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah,
mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti
luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.
Adapun ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain
meliputi: ke-Tuhanan, kejujuran, budi pekerti, akhlak mulia, kepedulian dan empati, kerjasama dan integritas, humor, mandiri dan percaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek, tanggung jawab,
dan toleransi (Pam Schiller dan Tamera Bryant, 2002), serta ketaatan, penuh perhatian, dan tahu berterima kasih.

TEORI PENDIDIKAN NILAI MORAL

- Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg
Lawrence Kohlberg adalah pengikut Piaget, menemukan tiga tingkat perkembangan moral yang dilalui para remaja awal, masa remaja, dan pasca remaja. Setiap tingkat perkembangan terdiri atas dua tahap perkembangan, sehingga secara keseluruhan perkembangan moral manusia terjadi dalam enam tahap.

- Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura
Prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura meliputi proses belajar sosial dan moral. Menurut Bandura sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan contoh perilaku (modeling). Anak mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku model/contoh dari orang lain yang menjadi idola, seperti guru, orang tua, teman sebaya, dan atau insane
film yang setiap saat muncul di tayangan televise.

Fenomena perilaku amoral remaja saat ini sangat mencemaskan dan meresahkan, bahkan telah mengganggu ketertiban umum dan
membuat kehidupan tidak aman serta nyaman. Kalau hal ini tidak
segera ditangani secara serius dan terencana yaitu dengan pendidikan nilai moral/agama, kemungkinan besar bangsa ini akan kehilangan generasi penerus.
Kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, merupakan individu yang sedang berkembang, dan oleh karena itu perlu diberi kesempatan berkembang secara proporsional dan terarah, dan mendapatkan layanan pendidikan yang berimbang antara pengetahuan umum dan pendidikan nilai moral/agama. Mereka memiliki
peran dan posisi.
pada hakekatnya pelaksanaan pendidikan nilai moral telah lama ada dan telah didukung oleh teori yang handal. Pelaksanaan pendidikannilai moral/agama dapat mengacu pada teori perkembangan moralversi Kohlberg atau Bandura.
Nama: intan purnama sari
Npm: 2213053072

1. Seberapa pentingnya pendidikan nilai moral bagi generasi bangsa Indonesia?
Jawab:
Pendidikan nilai moral sangat penting bagi generasi bangsa Indonesia sebagai generasi penerus. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan martabat bangsa, meningkatkan kualitas hidup, menciptakan kehidupan yang lebih baik, aman, nyaman, dan sejahtera.

2. Berikan hambatan atau tantangan dalam menegakkan nilai dan moral tersebut dikalangan generasi muda?
Jawab
1. Pengaruh negatif media massa dan teknologi: Generasi muda saat ini terpapar dengan berbagai konten negatif seperti kekerasan, pornografi, dan perilaku amoral melalui media massa dan teknologi. Hal ini dapat mempengaruhi pemahaman dan perilaku mereka terkait nilai dan moral.
2. Kurangnya perhatian dan pendidikan nilai dan moral di lingkungan keluarga: Banyak keluarga yang kurang memberikan perhatian dan pendidikan nilai dan moral kepada anak-anak mereka. Hal ini dapat menyebabkan generasi muda kehilangan pedoman dan tidak memiliki pemahaman yang kuat tentang nilai dan moral yang seharusnya mereka anut.
3. Kurangnya peran serta pemerintah dan lembaga pendidikan: Pemerintah dan lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam menanamkan nilai dan moral kepada generasi muda. Namun, seringkali kurangnya perhatian dan program yang memadai dalam pendidikan nilai dan moral di sekolah-sekolah membuat generasi muda tidak mendapatkan pembelajaran yang memadai tentang hal tersebut.
4. Pengaruh lingkungan sekitar yang negatif: Lingkungan sekitar seperti teman sebaya, lingkungan sosial, dan budaya populer juga dapat mempengaruhi generasi muda dalam mengadopsi perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan moral yang diharapkan. Misalnya, adanya budaya tawuran di kalangan pelajar yang seringkali terjadi di sekolah-sekolah.
5. Generasi muda seringkali kurang memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap nilai dan moral. Mereka cenderung lebih mementingkan kepentingan pribadi dan instant gratification daripada mempertimbangkan dampak moral dari tindakan mereka.

3. Berikan dampak positif serta negatif yang ditimbulkan dari penerapan nilai dan moral dikalangan generasi muda tersebut?
Jawab
Dampak positif:
1. Mereka akan memiliki sikap yang jujur, bertanggung jawab, disiplin, dan memiliki empati terhadap sesama.
2. Dengan memiliki nilai dan moral yang baik, generasi muda akan mampu menjalin hubungan sosial yang harmonis dengan orang lain. Mereka akan lebih mampu bekerja sama, menghargai perbedaan, dan menghormati hak-hak orang lain.
3. Membangun kepemimpinan yang baik: Penerapan nilai dan moral dapat membantu generasi muda untuk menjadi pemimpin yang baik di masa depan. Mereka akan memiliki integritas, kejujuran, dan kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat.

Dampak negatif:
1. Meskipun nilai dan moral diajarkan, generasi muda masih dapat terpengaruh oleh lingkungan yang negatif seperti teman sebaya yang memiliki perilaku amoral atau lingkungan yang tidak mendukung penerapan nilai dan moral.
2. tidak semua generasi muda memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi terhadap penerapan nilai dan moral tersebut. Beberapa dari mereka mungkin tetap melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai dan moral yang diajarkan.
3. Generasi muda seringkali dihadapkan pada konflik nilai antara nilai yang diajarkan di rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan dan kesulitan dalam memilih dan menerapkan nilai dan moral yang benar.
Nama: intan purnama sari
Npm: 2213053072

Pengamalan sila Pancasila dalam kehidupan

1. Sila pertama
Ketuhanan yang maha esa
Amalannya:
1). Bersyukur kepada Tuhan
2). Melaksanakan ibadah sesuai agama yang dianut
3). Tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain
4). Berdoa sebelum dan sesudah makan
5). Menghormati agama orang lain

2. Sila kedua
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Amalannya:
1). Membantu korban bencana alam
2). Membantu adik belajar
3). Tidak berbuat kasar kepada orang lain
4). Menolong teman yang kesulitan
5) bersikap sopan kepada orang tua

3. Sila ke 3
Persatuan Indonesia
Amalannya:
1). Mengikuti upacara bendera dengan tertib
2). Mencintai dan bangga menggunakan barang/produk buatan Indonesia
3). Bermain dengan teman dengan rukun
4). Melestarikan budaya daerah
5). Berteman dengan tidak membeda-bedakan suku dan agama

4. Sila keempat
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Amalannya:
1). Berdiskusi/kerja kelompok
2). Menyampaikan pendapat
3). Menerima hasil musyawarah dengan lapang dada
4). Saling menghargai pendapat
5). Musyawarah dalam pemilihan ketua kelas

5. Sila kelima
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Amalannya:
1). Tidak berbuat curang kepada orang lain
2). Menghargai hasil karya orang lain
3). Tidak boros dan suka menabung
4). Melaksanakan hak dan kewajiban secara seimbang
5). Bergotong royong ketika membersihkan kelas