Posts made by Khairina Fina Samira 2213053145

Nama: Khairina Fina Samira
Npm: 2213053145

Berdasarkan vidio tersebut analisis yang dapat saya ambil beberapa poin penting dapat diidentifikasi:

1. Pentingnya Pendidikan Moral
Kekerasan, perundungan, dan perilaku negatif lainnya di antara generasi muda sering kali terjadi karena kurangnya pemahaman tentang nilai dan moral yang benar. Oleh karena itu, pendidikan moral harus diberikan sejak dini untuk membantu anak-anak membedakan antara perilaku baik dan buruk.

2. Peran Orang Tua dan Guru
Orang tua dan guru memegang peran penting dalam membentuk karakter anak-anak. Mereka harus memberikan perhatian, bimbingan, dan pengawasan yang cukup, terutama di era teknologi modern yang memungkinkan akses mudah ke konten negatif.

3. Kekerasan di Sekolah
Kekerasan di lingkungan sekolah adalah masalah serius. Guru harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik setiap siswa dan bersedia untuk berbicara dengan mereka ketika ada masalah. Ini membantu siswa merasa didengar dan tidak sendirian.

4. Kerjasama Rumah dan Sekolah
Kerjasama antara rumah dan sekolah sangat penting. Penanaman nilai moral harus terjadi di kedua lingkungan ini. Komunikasi antara orang tua dan guru dapat membantu mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul dan mencari solusinya bersama-sama.

5. Dampak Kekerasan
Kekerasan di sekolah dapat memiliki dampak jangka panjang yang serius baik pada pelaku maupun korban. Oleh karena itu, upaya pencegahan sangat penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan positif.

6. Pentingnya Sopan Santun dan Empati
Selain mengajarkan nilai moral, penting juga untuk mengajarkan anak-anak tentang sopan santun, toleransi, empati, menghargai, dan peduli terhadap sesama. Ini membantu menciptakan masyarakat yang lebih baik dan lebih harmonis.

Dengan memahami faktor-faktor ini dan dengan adanya kerjasama antara berbagai pihak, diharapkan dapat mengurangi kejadian kekerasan di lingkungan sekolah dan membentuk generasi muda yang lebih baik.
Nama: Khairina Fina Samira
Npm: 2213053145

Jurnal: Hidayati. (2008). "Pentingnya Pendidikan Nilai di Era Globalisasi." Dinamika Pendidikan, 10(2).

Analisis jurnal:
Jurnal ini membahas pentingnya pendidikan nilai di era globalisasi dengan fokus pada dampak globalisasi terhadap nilai-nilai dan moral dalam masyarakat Indonesia. Pada pendahuluan, jurnal mengidentifikasi adanya krisis multidimensi, termasuk krisis akhlak dan moral, yang menjadi perhatian serius dalam pendidikan di Indonesia. Penyebab degradasi nilai moral ini sebagian besar disalahkan pada sistem pendidikan yang lebih menekankan aspek kognitif dan konatif daripada pengembangan nilai-nilai dalam diri peserta didik.

Globalisasi, sebagai hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dianggap berdampak signifikan terhadap budaya, nilai, dan agama. Nilai-nilai tradisional mulai bergeser, dan seringkali digantikan oleh nilai-nilai yang kurang memiliki dasar keyakinan kuat. Dampak negatif dari globalisasi termasuk munculnya perilaku kekerasan, kriminalitas, dan penurunan moralitas di kalangan muda. Hal ini menjadi tanda gejala krisis atau kemunduran dalam pendidikan nilai di negara ini.

Selanjutnya, jurnal menyoroti peran pendidikan formal dan nonformal dalam membentuk karakter dan moral generasi muda. Keberhasilan pendidikan nilai sangat penting, terutama dalam situasi di mana perilaku kaum muda tampak semakin jauh dari nilai-nilai luhur bangsa. Pendidikan nilai di sekolah harus menjadi bagian integral dari proses pendidikan di mana nilai-nilai harus dialami dan dihayati oleh peserta didik. Globalisasi menciptakan tantangan dengan pengaruhnya yang beragam, baik positif maupun negatif, yang harus diatasi melalui pendidikan nilai yang efektif.

Dalam hal ini, jurnal menjelaskan bahwa nilai adalah sesuatu yang berharga, yang memiliki peran penting dalam mengarahkan sikap dan perilaku individu. Pendidikan nilai harus memungkinkan peserta didik untuk mengalami dan menginternalisasi nilai-nilai ini sehingga menjadi bagian integral dari kepribadian mereka. Pendidikan nilai juga harus membantu peserta didik untuk mengembangkan disposisi batin yang benar agar nilai-nilai tersebut dapat diterapkan secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya, jurnal menguraikan dampak globalisasi terhadap nilai-nilai dan moral. Dampak positif mencakup keterbukaan politik, kesempatan ekonomi yang lebih luas, dan peluang untuk meniru pola berpikir dan etos kerja yang baik dari bangsa maju. Namun, dampak negatif termasuk hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri, lupa akan identitas bangsa Indonesia, kesenjangan sosial yang tajam, dan munculnya sikap individualisme yang dapat mengganggu stabilitas bangsa.

Terakhir, jurnal mencoba menjawab pertanyaan mengapa pendidikan nilai sering gagal. Ini disebabkan oleh penekanan pada aspek kognitif dan materi dalam pendidikan, kurangnya pengembangan hati, perasaan, emosi, dan spiritual, serta dekadensi nilai-nilai moral dalam dunia pendidikan. Praktik kecurangan dan kebobrokan moral dalam dunia pendidikan telah menjadi masalah yang perlu ditangani. Pendidikan nilai yang berhasil harus melibatkan pengalaman nilai yang dialami oleh peserta didik, bukan hanya pengetahuan yang diajarkan.

Jurnal ini juga menggarisbawahi pentingnya kesadaran nasionalisme, norma, agama, dan nilai budaya dalam menangkal pengaruh negatif globalisasi. Kesadaran ini menjadi dasar bagi anak-anak muda untuk memilih dan memilah informasi dan nilai-nilai yang sesuai dengan budaya dan nilai-nilai Indonesia. Dalam menghadapi globalisasi, pendidikan nilai diharapkan dapat membentuk generasi muda yang memiliki karakter moral yang kuat, sehingga mereka dapat menghadapi perubahan zaman dengan bijak.
Nama: Khairina Fina Samira
Npm: 2213053145
Judul jurnal: PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL DALAM SISTEM KURIKULUM PENDIDIKAN DI ACEH Fajri, I., Rahmat, ., Sundawa, D., & Mohd Yusoff, M. Z. (2021).

Analisis jurnal:
Pendidikan nilai dan moral dalam sistem kurikulum di Aceh sangat penting untuk membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia sesuai dengan ajaran Islam dan budaya Aceh. Hal ini sejalan dengan penerapan syariah Islam di Aceh, yang menjadi landasan dalam penyelenggaraan pendidikan.

Kurikulum Aceh mencakup mata pelajaran inti seperti Pendidikan Islam dan amalannya, Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Sosial, Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, Arab, Pendidikan jasmani dan olahraga, serta Sejarah Kebudayaan Islam. Selain itu, terdapat mata pelajaran muatan lokal yang mencakup Bahasa daerah, Sejarah Aceh, Adat, budaya, dan kearifan lokal, serta Pendidikan Keterampilan.

Penerapan kurikulum ini didasarkan pada prinsip-prinsip pendidikan Islam yang mengintegrasikan nilai-nilai agama dan budaya Aceh. Guru memainkan peran penting dalam pembentukan nilai-nilai siswa, dan pengembangan potensi siswa dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang relevan dengan syariah Islam dan budaya Aceh.

Selain itu, penerapan syariah Islam di Aceh juga mencakup aspek-aspek lain dalam kehidupan masyarakat Aceh, seperti hukum, politik, dan sosial. Semua ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang berakhlak mulia, berlandaskan pada nilai-nilai Islam dan budaya Aceh.

Pendidikan di Aceh memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk akhlak dan nilai-nilai moral siswa. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan pendidikan di Aceh, yang menekankan transparansi, akuntabilitas, demokrasi, dan pendekatan keteladanan. Selain itu, pendidikan di Aceh juga mengintegrasikan budaya Islam dalam proses pembelajaran.

Kurikulum Aceh, yang disusun berdasarkan ajaran Qanun Aceh tentang penyelenggaraan pendidikan Islam, mencakup mata pelajaran inti seperti Pendidikan Islam dan amalannya, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Sosial, Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, Arab, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Selain itu, ada juga mata pelajaran muatan lokal yang mencakup Bahasa Daerah, Sejarah Aceh, Adat, Budaya, dan Kearifan Lokal, serta Pendidikan Keterampilan.

Dalam penyelenggaraan pendidikan, budaya Aceh yang kaya juga menjadi bagian integral dalam pengembangan siswa. Ini termasuk pengajaran seni tari khas Aceh seperti tari Lampuan Aceh dan tari Ranup Lampuan. Kegiatan ekstrakurikuler seperti ini membantu siswa untuk lebih memahami dan menghayati budaya Aceh yang berakar pada nilai-nilai Islam.

Selain itu, pendidikan di Aceh juga memberikan perhatian khusus pada pembinaan dan pengembangan potensi siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler yang relevan dengan syariat Islam dan budaya Aceh, serta bimbingan konseling untuk pengembangan karir siswa.

Semua ini bertujuan untuk menciptakan generasi muda Aceh yang memiliki akhlak mulia, berlandaskan nilai-nilai Islam, dan terhubung dengan budaya dan tradisi Aceh. Pemerintah Provinsi Aceh berharap bahwa melalui pendidikan yang berbasis syariah Islam dan budaya Aceh, dapat mewujudkan masyarakat yang lebih baik di masa depan.
Nama: Khairina Fina Samira
Npm: 2213053145
Berdasarkan vidio
Pancasila adalah seperangkat prinsip etika yang menjadi pedoman nilai-nilai moral bangsa Indonesia dalam segala aspek kehidupan.
Lima nilai Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.
Nilai-nilai ini penting dalam kehidupan kita sehari-hari dan kita harus berusaha mewujudkannya.

Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari:
1. Ketuhanan yang Maha Esa
Contoh penerapannya mencerminkan toleransi beragama dan penghargaan terhadap kebebasan beribadah. Ini penting untuk memelihara harmoni antaragama di Indonesia.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Penerapan nilai ini menekankan empati, solidaritas, dan penolakan terhadap diskriminasi. Ini mempromosikan sikap saling menghormati dan membantu sesama manusia.
3. Persatuan Indonesia
Memahami dan menghormati perbedaan budaya, suku, agama, dan bahasa adalah cara konkret untuk mencapai persatuan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permufawaratan/Perwakilan
Partisipasi aktif dalam proses demokrasi dan menghormati mekanisme demokratis adalah kunci dalam menerapkan nilai ini.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Ini mencakup sikap adil dalam interaksi sosial dan kontribusi positif terhadap masyarakat yang lebih luas.

Cara Mendorong Penerapan Nilai-Nilai Pancasila:
1. Pendidikan Karakter
Meningkatkan pendidikan karakter di sekolah dan keluarga adalah fondasi penting untuk membentuk generasi muda yang memiliki pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai Pancasila.
2. Teladan dari Pemimpin
Pemimpin di berbagai sektor, termasuk pemerintah dan perusahaan, harus menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan mereka sehari-hari.
3. Kesadaran dan Kampanye Sosial
Memperkuat kesadaran akan pentingnya nilai-nilai Pancasila melalui kampanye sosial, seminar, dan media adalah cara untuk mengingatkan masyarakat.
4. Kolaborasi Antar-generasi
Kerjasama antara generasi muda dan tua dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila memungkinkan transfer pengalaman dan memperkuat kebersamaan.
5. Pemanfaatan Teknologi
Teknologi dapat digunakan secara bijak untuk menyebarkan praktik sehari-hari.
Dalam konteks saat ini yang seringkali terasa terkikisnya nilai, moral, dan etika, upaya untuk menerapkan dan mendorong nilai-nilai Pancasila sangat penting. Ini bukan hanya tentang memahami nilai-nilai tersebut, tetapi juga tentang mengintegrasikannya dalam tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari, dan melibatkan generasi muda dalam proses ini. Dengan demikian, nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan kuat dalam membangun keselarasan di masyarakat Indonesia.
Nama: Khairina Fina Samira
Npm: 2213053145

Analisis jurnal MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA
Oleh:H. Wanto Rivaie

Jurnal ini membahas dua pendekatan penting dalam memahami perilaku individu, yaitu pendekatan individual (faktor-faktor psikologis) dan pendekatan sosial (faktor-faktor sosial). Pendekatan individual mempertimbangkan faktor-faktor psikologis seperti motivasi, nilai dan keyakinan, pengalaman, dan sikap individu dalam membentuk perilaku. Di sisi lain, pendekatan sosial menekankan peran faktor-faktor sosial seperti norma sosial, tekanan sosial, pengaruh kelompok, dan media massa dalam membentuk perilaku.

Jurnal ini juga membahas berbagai teori psikologi yang relevan, termasuk psikoanalisis, teori behaviorisme, dan internalisasi nilai Pancasila di kalangan anak-anak dan remaja. Dalam konteks pembinaan nilai moral, sosial, dan budaya di Indonesia, jurnal ini menyoroti pentingnya kerjasama antara orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang mendukung nilai-nilai positif.

Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan wawasan yang mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi perilaku manusia dan pentingnya internalisasi nilai-nilai budaya dalam pendidikan anak-anak dan remaja di Indonesia. Hal ini merupakan dasar untuk pengembangan strategi pendidikan moral yang efektif.

Jurnal menguraikan berbagai teori dan konsep psikologi serta upaya internalisasi nilai-nilai moral, sosial, dan budaya Indonesia di kalangan anak-anak dan remaja.

Faktor-Faktor Personal dalam Perilaku Individu
McDougall menekankan pentingnya faktor personal dalam membentuk perilaku individu, dan Edward E. Sampson membaginya menjadi aspek biologis dan sosiopsikologis. Ini memberikan dasar untuk memahami bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal.

1. Aspek Biologis dan Sosiopsikologis
Faktor biologis seperti naluri dan kebutuhan dasar (makan, minum, seksual) memengaruhi perilaku manusia. Di sisi lain, aspek sosiopsikologis termasuk emosi, pengetahuan, dan kemauan bertindak.

2. Motif Sosiogenesis
Jurnal ini juga membahas berbagai motif sosiogenesis yang memengaruhi perilaku manusia, seperti keinginan untuk mendapatkan pengalaman baru, kasih sayang, kekuasaan, dan lainnya. Ini membantu menjelaskan variasi perilaku manusia.

3. Konsepsi Manusia dalam Psikoanalisis
Psikoanalisis, seperti yang diuraikan oleh Sigmund Freud, menggambarkan perilaku manusia sebagai hasil dari interaksi tiga subsistem dalam kepribadian: Id, Ego, dan Superego.

4. Teori Behaviorisme
Teori ini menekankan tingkah laku manusia sebagai respons terhadap lingkungan. Ini mencakup konsep belajar melalui penguatan (reward) dan penghukuman (punishment).

5. Internalisasi Nilai Pancasila
Jurnal tersebut juga mencakup pentingnya internalisasi nilai-nilai Pancasila di kalangan anak-anak dan remaja. Ini merupakan bagian penting dari pembentukan moral, sosial, dan budaya di Indonesia.

Penutup
Terakhir, jurnal menyoroti tanggung jawab bersama orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam membentuk nilai moral, sosial, dan budaya di kalangan anak-anak dan remaja. Ini menekankan PERLUNYA kerjasama yang kuat antara ketiga lingkungan pendidikan.

Secara keseluruhan, jurnal ini membahas berbagai teori psikologi dan konsep yang relevan untuk memahami perilaku manusia, serta menekankan pentingnya internalisasi nilai-nilai budaya di Indonesia. Analisis ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan strategi pendidikan moral di kalangan generasi muda.