Nama : Natasya Bunga Nitara
Npm : 2213053012
Analisis Jurnal 1
A) Identitas Jurnal
Judul : Pendidikan Nilai Moral Ditinjau Dari Perspektif Global
Penulis : Sudiati
Tahun terbit : 2009
Kata Kunci : Pendidikan Nilai Moral, Perspektif Global
B) Hasil analisis
Revolusi teknologi telekomunakasi dan transportasi menghadirkan sejumlah kemudahan untuk melakukan aktivitas kehidupan di segala bidang gala bidang. Kerjasama dalam bidang ekonomi, politik, kebudayaan dan militer dijalin tanpa dibatasi oleh jarak antarwilayah negara. Di lain hal, globalisasi dapat melahirkan kompetisi yang kurang sehat. Dengan kata lain kompleksitas global memiliki banyak keuntungan bagi yang kuat, tetapi sebaliknya keadaan itu dapat menghancurkan kehidupan bangsa yang kalah bersaing.
1.Isu Pendidikan Nilai Moral di Beberapa Negara
Indonesia merupakan negara Pancasila yang mayoritas Islam, India merupakan negara federal yang tetap mempertahankan nilai-nilai agama sebagai nilai universal. Malaysia merupakan representasi negara yang memiliki bangsa mayoritas Islam sebagaimana negara Indonesia, sedangkan Cina merupakan perwakilan negara sosialis komunis.
a) Indonesia
Pendidikan nilai di Indonesia disadari atau tidak masih belum banyak menyentuh pemberdayaan dan pen- cerahan kesadaran dalam perspektif global. Persoalan pembenahan pendidikan masih terpaku pada kurikulum nasional dan lokal yang belum pernah tuntas. Di sisi lain juga adanya pan- dangan yang terlalu simplistik mengenai pendidikan nilai sebagai wahana penyadaran nilai-nilai yang sektarian subjetif dan belum banyak menyentuh nilai universal-objektif.
b) India
Pendidikan nilai di India tampak lebih populer dibandingkan dengan di negara lain. Dalam pendidikan nasional India, pendidikan nilai dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan kewarganegaraan yang tidak secara khusus dikembangkan melalui satu sudut pandangan agama. Ini tidak berarti mengabaikan pentingnya pendidikan agama sebagai kekuatan dalam membangun karakter bangsa, melainkan untuk menempatkan pendidikan nilai dalam konteks pemahaman nilai agama yang universal
c) Malaysia
Pendidikan nilai dilakukan di sekolah dasar dan pengembangannya dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Meski cukup konsisten dalam mengembangkan nilai, moral, norma, etika, estetika melalui pendidikan formal, sistem pendidikan di Malaysia masih dihadapkan pada beberapa kendala. Seperti nilai yang masih banyak diajarkan melalui pendekatan pembelajaran yang preskriptif, sehingga kurang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih dan menentukan nilai.
d) Cina
Dalam tradisi Cina, pendidikan memiliki hubungan erat dengan kewajiban moral. Tradisi ini menempatkan pendidikan nilai sebagai bagian penting dalam percaturan pendidikan. Walau pun demikian, dalam perkembangannya, pendidikan nilai dihadapkan pada beberapa tantangan berikut. Harapan masyarakat dan orang tua siswa akan kemampuan akademik diandalkan dapat memacu konsentrasi peningkatan akademik yang kemudian berakibat tergesernya pengembangan sentimental, perasaan, dan moralitas.
2. Dimensi Pendidikan Nilai Moral
Dalam rangka mengkaji pendidikan nilai moral secara luas, berikut ini di kemukakan pula pembahasan mengenai perkembangan moral, pendidikan nilai moral, dan strategi pendidikan nilai moral.
a) Teori Perkembangan Moral
Psikolog dan sosiolog banyak membahas nilai-nilai moral dalam kaitannya dengan perkembangan dan pendidikan anak. Pembahasan itu bertolak dari anggapan bahwa tidak ada prinsip moral yang universal (kecuali moral agama) dan tetap atau tidak berubah-ubah. Nilai moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh anggota masyarakat tertentu sebagai yang salah atau benar. Definisi itu mencerminkan pandangan bahwa nilai moral bersifat relatif. Para ahli lain memandang bahwa perkembangan moral dan bentuk-bentuk sosialisasi lainnya sebagai keseluruhan proses, di mana seorang pribadi lahir dengan banyak kemungkinan tingkah laku aktual yang dibatasi pada bidang yang jauh lebih spirital.
b) Pendidikan Nilai Moral
Pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi. Integrasi pribadi dapat dilukiskan sekurang-kurangnya dengan empat gambaran kepribadian. Pendidikan nilai merupakan bagian dari pendidikan afeksi karena aspek sistem nilai merupakan salah satu bagian dari aspek afeksi. Selengkapnya, aspek afektif meliputi harga diri, minat, motivasi, sikap, sistem nilai, dan keyakinan. Model pendidikan afektif yang dipandang relevan dengan pendidikan nilai adalah model komunikasi, model kepekaan perhatian, model analisis transaksional, model membangun hubungan manusiawi, dan model kejiwaan sosial.
c) Pendekatan Pendidikan Nilai Moral
Yang ditekankan dalam pendidikan nilai adalah keseluruhan proses pendidikan nilai yang sangat kompleks dan menyeluruh yang melibatkan cakupan yang luas dan beragam variasi yang dialami. Oleh karena itu, pendidikan nilai tidak dapat disajikan hanya oleh seorang guru atau hanya dalam satu pelajaran, tetapi diperlukan format yang beragam dari berbagai pelajaran yang mengintegrasikan secara sendiri sendiri atau dengan kombinasi.
d) Metode dan Tekhnik Pendidikan Nilai Moral
Untuk mengaplikasikan konsep pendidikan nilai tersebut di atas, diperlukan beberapa metode, baik metode langsung maupun tidak langsung. Pendidikan nilai moral dapat diselenggarakan dengan menggunakan beberapa metode yaitu metode dogmatis, metode deduktif, metode induktif, atau metode reflektif.
Npm : 2213053012
Analisis Jurnal 1
A) Identitas Jurnal
Judul : Pendidikan Nilai Moral Ditinjau Dari Perspektif Global
Penulis : Sudiati
Tahun terbit : 2009
Kata Kunci : Pendidikan Nilai Moral, Perspektif Global
B) Hasil analisis
Revolusi teknologi telekomunakasi dan transportasi menghadirkan sejumlah kemudahan untuk melakukan aktivitas kehidupan di segala bidang gala bidang. Kerjasama dalam bidang ekonomi, politik, kebudayaan dan militer dijalin tanpa dibatasi oleh jarak antarwilayah negara. Di lain hal, globalisasi dapat melahirkan kompetisi yang kurang sehat. Dengan kata lain kompleksitas global memiliki banyak keuntungan bagi yang kuat, tetapi sebaliknya keadaan itu dapat menghancurkan kehidupan bangsa yang kalah bersaing.
1.Isu Pendidikan Nilai Moral di Beberapa Negara
Indonesia merupakan negara Pancasila yang mayoritas Islam, India merupakan negara federal yang tetap mempertahankan nilai-nilai agama sebagai nilai universal. Malaysia merupakan representasi negara yang memiliki bangsa mayoritas Islam sebagaimana negara Indonesia, sedangkan Cina merupakan perwakilan negara sosialis komunis.
a) Indonesia
Pendidikan nilai di Indonesia disadari atau tidak masih belum banyak menyentuh pemberdayaan dan pen- cerahan kesadaran dalam perspektif global. Persoalan pembenahan pendidikan masih terpaku pada kurikulum nasional dan lokal yang belum pernah tuntas. Di sisi lain juga adanya pan- dangan yang terlalu simplistik mengenai pendidikan nilai sebagai wahana penyadaran nilai-nilai yang sektarian subjetif dan belum banyak menyentuh nilai universal-objektif.
b) India
Pendidikan nilai di India tampak lebih populer dibandingkan dengan di negara lain. Dalam pendidikan nasional India, pendidikan nilai dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan kewarganegaraan yang tidak secara khusus dikembangkan melalui satu sudut pandangan agama. Ini tidak berarti mengabaikan pentingnya pendidikan agama sebagai kekuatan dalam membangun karakter bangsa, melainkan untuk menempatkan pendidikan nilai dalam konteks pemahaman nilai agama yang universal
c) Malaysia
Pendidikan nilai dilakukan di sekolah dasar dan pengembangannya dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Meski cukup konsisten dalam mengembangkan nilai, moral, norma, etika, estetika melalui pendidikan formal, sistem pendidikan di Malaysia masih dihadapkan pada beberapa kendala. Seperti nilai yang masih banyak diajarkan melalui pendekatan pembelajaran yang preskriptif, sehingga kurang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih dan menentukan nilai.
d) Cina
Dalam tradisi Cina, pendidikan memiliki hubungan erat dengan kewajiban moral. Tradisi ini menempatkan pendidikan nilai sebagai bagian penting dalam percaturan pendidikan. Walau pun demikian, dalam perkembangannya, pendidikan nilai dihadapkan pada beberapa tantangan berikut. Harapan masyarakat dan orang tua siswa akan kemampuan akademik diandalkan dapat memacu konsentrasi peningkatan akademik yang kemudian berakibat tergesernya pengembangan sentimental, perasaan, dan moralitas.
2. Dimensi Pendidikan Nilai Moral
Dalam rangka mengkaji pendidikan nilai moral secara luas, berikut ini di kemukakan pula pembahasan mengenai perkembangan moral, pendidikan nilai moral, dan strategi pendidikan nilai moral.
a) Teori Perkembangan Moral
Psikolog dan sosiolog banyak membahas nilai-nilai moral dalam kaitannya dengan perkembangan dan pendidikan anak. Pembahasan itu bertolak dari anggapan bahwa tidak ada prinsip moral yang universal (kecuali moral agama) dan tetap atau tidak berubah-ubah. Nilai moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh anggota masyarakat tertentu sebagai yang salah atau benar. Definisi itu mencerminkan pandangan bahwa nilai moral bersifat relatif. Para ahli lain memandang bahwa perkembangan moral dan bentuk-bentuk sosialisasi lainnya sebagai keseluruhan proses, di mana seorang pribadi lahir dengan banyak kemungkinan tingkah laku aktual yang dibatasi pada bidang yang jauh lebih spirital.
b) Pendidikan Nilai Moral
Pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi. Integrasi pribadi dapat dilukiskan sekurang-kurangnya dengan empat gambaran kepribadian. Pendidikan nilai merupakan bagian dari pendidikan afeksi karena aspek sistem nilai merupakan salah satu bagian dari aspek afeksi. Selengkapnya, aspek afektif meliputi harga diri, minat, motivasi, sikap, sistem nilai, dan keyakinan. Model pendidikan afektif yang dipandang relevan dengan pendidikan nilai adalah model komunikasi, model kepekaan perhatian, model analisis transaksional, model membangun hubungan manusiawi, dan model kejiwaan sosial.
c) Pendekatan Pendidikan Nilai Moral
Yang ditekankan dalam pendidikan nilai adalah keseluruhan proses pendidikan nilai yang sangat kompleks dan menyeluruh yang melibatkan cakupan yang luas dan beragam variasi yang dialami. Oleh karena itu, pendidikan nilai tidak dapat disajikan hanya oleh seorang guru atau hanya dalam satu pelajaran, tetapi diperlukan format yang beragam dari berbagai pelajaran yang mengintegrasikan secara sendiri sendiri atau dengan kombinasi.
d) Metode dan Tekhnik Pendidikan Nilai Moral
Untuk mengaplikasikan konsep pendidikan nilai tersebut di atas, diperlukan beberapa metode, baik metode langsung maupun tidak langsung. Pendidikan nilai moral dapat diselenggarakan dengan menggunakan beberapa metode yaitu metode dogmatis, metode deduktif, metode induktif, atau metode reflektif.