Posts made by SILMI NUR'AFIFAH 2213053129

Nama : Silmi Nur’Afifah
NPM : 2213053129
Kelas : 3H


Identitas jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Nomor : 01
Tahun Terbit : 2017
Judul : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Nama Penulis : Rukiyati

1. Pendidikan Moral di Sekolah
Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidik utama di sekolah adalah guru. Guru yang baik tentu saja sangat
strategis untuk terbentuknya moral siswa yang baik. Sebagaimana dinyatakan oleh Henry Giroux (1988: xxxiv) sekolah berfungsi sebagai ruang publik yang demokratis. Dalam arti ini, sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. Selain itu guru juga bertugas untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak yang mulia dalam diri peserta didik. Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.

2. Materi Pendidikan Moral
Pendidikan moral terhadap diri sendiri yang penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai-nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku
adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab,dan peduli. Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan alam semesta dapat diberikan dengan menguatkan nilai-nilai keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam, tidak merusak alam, hemat. Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan Sang Khalik pentingdilaksanakan terlebih Indonesia adalah negara yang berketuhanan Yang Maha Esa (pasal 29 UUD 1945).

3. Metode Pendidikan Moral
Pendidikan moral pada masa sekarang menghadapi berbagai tantangan seiring dengan kemajuan zaman yang ditandai oleh keterbukaan informasi dan kecanggihan teknologi. Di lingkungan masyarakat religius
tradisional, moral diwariskan kepada generasi berikutnya secara given yaitu indoktrinasi. Artinya suatu ajaran moral harus diterima karena memang sejak dahulu diajarkan demikian. Setelah itu, ajaran tersebut dilaksanakan. Anak-anak yang hidup sekarang ini hidup di zaman modern akhir yang sangat jauh berbeda cara berpikir dan perilakunya dengan anak-anak di masa lalu. Indoktrinasi dipandang para ahli sebagai metode yang sudah usang dan tidak sejalan dengan semangat modern tersebut. Maka, ada metode lain yang lebih sesuai yaitu inkulkasi atau penanaman nilai.

a. Inklusi Nilai
Metode ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran moral di sekolah maupun di dalam keluarga dengan berbagai cara. Program pendidikan moral dengan cara inkulkasi nilai dimulai dengan mengidentifikasi secara jelas nilai-nilai apa yang diharapkan akan tertanam dalam diri subjek didik. Hasilnya adalah “nilai-nilai target” yang akan dicapai
dalam program pendidikan moral. Misalnya, Baltimore County PublicnSchools mengidentifikasi “nilai-nilai inti” bagi sekolah mereka (sekolah dasar), yaitu: keramahan, kejujuran, tanggung jawab, warga negara yangbertanggung jawab, toleransi, patriotisme, belas kasih.

b. Metode keteladanan
Keteladanan merupakan bentuk mengestafetkan moral yang digunakan oleh masyarakat religius tradisional, dan digunakan pula oleh masyarakat modern. Orang tua dan guru merupakan sosok yang harus memberikan teladan baik kepada subjek didik. Anak-anak lebih mudah meniru perilaku dari pada harus mengingat dan mengamalkan kata-kata yang diucapkan oleh orang tua dan guru.

c. Metode klarifikasi nilai
Dalam masyarakat liberal, moral diperkenalkan lewat proses klarifikasi, penjelasan agar terjadi pencerahan pada subjek didik. Seberapa jauh sesuatu moral diterima oleh anak, sangat ditentukan oleh anak itu sendiri. Di Indonesia, strategi klarifikasi nilai telah diperkenalkan sejak tahun 1980-an dan banyak para pendidik yang mengkritik dan menolaknya. Hal-hal yang tidak dapat diterima, adalah yang
terkait dengan pilihan anak, misalnya anak dibiarkan tidak mendirikan salat, sebelum anak sadar akan pentingnya salat. Jika dibiarkan, maka dikhawatirkan anak tidak akan melakukan salat sampai ia dewasa.

d. Metode fasilitasi nilai
Guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun kelompok, misalnya fasilitas
beribadah berupa mesjid dan mushola, fasilitas membuat kompos dari sampah sekolah, fasilitas berupa ruang diskusi, perpustakaan dengan buku-buku cerita yang memuat nilai-nilai moral, dan sebagainya.
e. Metode keterampilan nilai moral
Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaan. Lama kelamaan pembiasaan itu ditingkatkan dengan caran peserta didik merancang sendiri berbagai tindakan moral yang akan diwujudkan sebagai suatu komitmen diri, action plan mereka sendiri sebagai wujud realisasi diri menjadi orang yang baik dan memperoleh hidup yang bermakna. Kantin kejujuran, berbagai kegiatan sosial yang dirancang oleh siswa di sekolah adalah contoh-contoh dari metode keterampilan nilai yang selama ini telah banyak dilakukan di sekolah-sekolah menengah.

4. Evaluasi Pendidikan Moral
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Maka, evaluasi pendidikan nilai juga mencakup tiga ranah tersebut. Berupa evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009: 51). Upaya tujuan pendidikan nilai yang berwujud perilaku yang diharapkan dapat tercapai, subjek didik harus sudah memiliki kemampuan berpikir/bernalar dalam permasalahan nilai/moral sampai dapat membuat keputusan secara mandiri dalam menentukan tindakan apayang harus dilakukan.

KESIMPULAN
Pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif, sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
Nama : Silmi Nur’Afifah
NPM : 2213053129
Kelas : 3H

ETIKA DAN MORAL DALAM KELUARGA DAN PEMBELAJARAN DARING

Di era modernisasi dan globalisasi saat ini kita mudah dalam mengakses informasi. Bukan hanya hal itu, kita juga mampu melihat kehidupan manusia lain dengan mudah melalui sosial media. Sebagai generasi muda kita harus mampu melihat mana yang baik dan buruk untuk kita mengapa kita generasi muda yang akan maraknya kasus-kasus yang kita lihat ini menggambarkan perilaku dan juga menggambarkan perilaku generasi muda.

Pengertian Etika Moral, Secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu cara jamak yaitu more yang artinya kebiasaan atau adat. Dalam kamus bahasa Indonesia moral diterjemahkan sebagai aturan kesusilaan mengenai baik-buruk salah maupun benar.

3 persamaan etika dan moral:
1. etika dan moral mengacu pada ajaran tentang perbuatan tingkah laku dan sifat seseorang.
2. etika dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia.
3. etika dan moral bukan faktor keturunan tetapi potensi positif yang dilakukan setiap orang untuk mengembangkan potensi tersebut.
Perlu adanya pendidikan pembiasaan dan keteladanan serta dukungan lingkungan dari keluarga sekolah dan masyarakat secara berkesinambungan dalam membahas etika dan moral, hal itu dimulai dari keluarga seperti keagamaan, sopan santun, kejujuran, dan lain sebagainya.

Etika dan moral sering kita abaikan Contohnya seperti tidak pamit dan mencium tangan kepada orangtua sebelum pergi keluar rumah, tidak meminta maaf kepada orang tua bila melakukan kesalahan, tidak membantu ibu dalam melakukan pekerjaan rumah, tidak bertutur kata dengan lembut dan sopan kepada orang tua membantah setelah orangtua, tidak saling menghormati dan menghargai berbohong kepada orang tua, tidak Mendengarkan nasehat orang tua.

Contoh Etika Berkomunikasi yang Baik dalam Pembelajaran Daring yaitu;
1. Memperhatikan waktu
2. Berbahasa yang baik dan sopan
3. Memperkenalkan diri secara lengkap

Etika Berkomunikasi dalam Grup Chat yaitu:
1. Menggunakan nama asli
2. Menggunakan foto asli di grup chat
3. Menghindari pembahasan di luar topik pembelajaran
4. Berbicara dengan baik dan sopan
Nama : Silmi Nur’Afifah
NPM : 2213053129
Kelas : 3H

Dalam video pendidikan moral tersebut menunjukkan bahwa peseta didik tidak sopan dalam bersikap dan bertindak proses pembelajaran. Peserta didik itu melempar kertas ke temannya kemudian melemparkan ke depan kelas di samping gurunya yang sedang menulis di papan tulis. Kemudian guru tersebut memberikan hukuman kepada peserta didik itu untuk keluar kelas dengan tujuan peserta didik tidak mengulangi tindakan yang tidak baik.

Ketika pulang dari sekolah peserta didik tersebut main bersama teman-temannya, peserta didik itu melakukan tindakan yang menyimpang kembali yaitu merokok dan minum-minuman keras.
Keesokan harinya peserta didik itu diberikan pertanyaan pada gurunya karena guru itu tau jika peserta didiknya melakukan hal yang menyimpang, akhirnya peserta didik itu diberikan nasihat oleh gurunya agar tidak menyimpang dalam bersikap dan bertindak.

Dari video itu menunjukkan bahwa pendidikan moral sangat berperan penting untuk peserta didik.
Nama : Silmi Nur’Afifah
NPM : 2213053129
Kelas : 3H


MENERAPKAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA

Fungsi Keluarga Menerapkan dan Menanamkan Nilai Moral Dalam Keluarga

1. Fungsi Agama (NIlai Moral : Keimanan, Ketaqwaan, Kejujuran, Bersyukur, Kepedulian, Tenggang rasa, Ketaatan, Kasih Sayang, Kesabaran, Tolong-menolong)

2. Fungsi sosial budaya (NIlai Moral : Gotong-royong, Sopan Santun, Kerukunan, Kepedulian, Kebersamaan, Toleransi)

3. Fungsi cinta kasih (Nilai Moral : Empati, Keakraban, Keadilan, Pemaaf, Kesetiaan, Pengorbanan, Tolong-menolong, Bertanggung Jawab)

4. Fungsi perlindungan (Nilai Moral : Pemaaf, Tanggap, Ketabahan)

5. Fungsi reproduksi (Nilai Moral : Bertanggung jawab, Kesehatan, Keteguhan)

6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan (Niai Moral : Percaya diri, Keluwesan, Kebanggaan, Kreativitas, Kerajinan, Bertanggung jawab)

7. Fungsi ekonomi (Nilai Moral : Hemat, Ketelitian, Disiplin, Kepedulian, Keuletan)

8. Fungsi pemeliharaan lingkungan (Nilai moral: Kebersihan, Kedisiplinan
Nama : Silmi Nur’Afifah
NPM : 2213053129
Kelas : 3H

Pentingnya Pendidikan Moral untuk Anak Sekolah Dasar

Pendidikan moral adalah suatu proses yang digunakan untuk menanamkan baik dan buruk mengenai perbuatan untuk mencapai kedewasaan. Pendidikan moral sangat penting untuk anak-anak sekolah dasar karena mereka harus memiliki sikap atau perilaku yang baik dilingkungan sekolah maupun keluarga.

Penyebab menurunnya moral pada anak yaitu:
1. Perundungan di sekolah
2. Kekerasan fisik dalam keluarga

Peran orang tua dan guru dalam pendidikan moral
1. Orang tua, peran orang tua penting dalam perkembangan moral anak karena anak meniru tingkal laku orang tuanya.
2. Guru, peran guru diperlukan untuk memperkaya dan memperkokoh kepribadian anak serta membekali anak dengan nilai-nilai yang dipersiapkan menjadi insan yang bertanggung jawab terhadap dirinya, masyarakat serta keluarga. Guru juga berperan sebagai vigur yang dapat dipercaya dan berperilaku baik serta memberikan contoh yang baik.
Penyelesaian terhadap moral anak yaitu dengan memberikan motivasi agar tujuan pembelajarannya tercapai. Guru memberikan nasihat setiap hari agar siswa mengingatnya dan tujuan yang diberikan tidak menyimpang.
Jadi, bukan hanya guru yang memberikan pendidikan moral, orang tua juga berperan penting dalam mengajarkan sejak dini.