Posts made by Dian Ananta Isrovi

Nama : Dian Ananta Isrovi
NPM : 2113053061
Kelas : 3B
Izin menanggapi ibu,

Terkait video yang berjudul Potret Pendidikan di Dusun Terpencil. Para siswa SD Negeri glaga kabupaten sikka membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah pasalnya sekolah yang terletak di sebuah dusun terpencil ini terpaksa harus melakukan kegiatan belajar mengajar di teras kelas teras dipakai sebagai ruang kelas lantaran ketiadaan ruang kelas sekolah yang terletak di kaki gunung api egon ini hanya memiliki 6 ruangan dimana 5 ruangan dipakai sebagai ruang kelas dan satu ruangan sebagai ruang guru jangankan kelas perpustakaan saja tak dimiliki sekolah ini meski begitu para siswa tetap bersemangat untuk bersekolah setiap hari mereka harus berjalan kaki hingga 2 km guna bisa belajar di sekolah. Saya sangat bangga dengan semangat sekolah yang merek miliki. Sepatutnya pemerintah pun ikut mendukung pendidikan dengan membangun sekolah yang lebih baik, memberikan fasilitas pendidikan yang memadai. Pada saat pandemi covid-19 mereka kesulitas dalam pembelajaran daring karena tidak adanya jaringan telekomunikasi disana. Pemerintah dan juga masyarakat perlu bersama-sama mendukung pendidikan di daerah tersebut agar para warga masyarakat disana dapat bersekolah dengan layak.
Terimakasih
Nama : Dian Ananta Isrovi
NPM : 2113053061
Kelas: 3B
Izin menanggapi ibu,

Terkait video yang berjudul Pelajar Anti Korupsi. Seperti yang kita ketahui korupsi adalah bentuk penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Hanafi adalah seorang siswa yang sering melakukan korupsi uang kas kelas jika ia diminta tolong untuk memfotocopy tugas. Tanpa ia tau jika perilaku korupsi itu memiliki banyak dampak negatif bagi kehidupan dia. Selain dosa ia juga akan kehilangan keprcayaan teman-temannya. Untuk itu penting bagi kita sebagai pelajar menjauhi perilaku korupsi ini. Saat ini pemerintah sudah mengenalkan pendidikan antikorupsi di sekolah sekolah. Pendidikan antikorupsi dinilai menjadi salah satu strategi pemberantasan korupsi karena dapat menciptakan ekosistem budaya antikorupsi dalam membangun karakter generasi muda. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikaln antikorupsi ini adalah membuat siswa mengenal lebih dini hal-hal yang berkenaan dengan korupsi sehingga tercipta generasi yang sadar dan memahami bahaya korupsi, bentuk-bentuk korupsi, dan mengerti sanksi yang akan diterima jika melakukan korupsi, serta menciptakan generasi muda bermoral baik serta membangun karakter teladan agar generasi muda tidak melakukan korupsi sejak dini.

Terimakasih
Nama : Dian Ananta Isrovi
NPM : 2113053061
Kelas : 3B
Izin menanggapi ibu,

Terkait video yang berjudul "Sepenggal Cerita Pengajar Muda di Pelosok Kalimantan". Dalam video tersebut Martencis Siregar sebagai guru muda menjelaskan bagaimana keadaan pendidikan di pedalaman kalimantan. Disana para orang tua belum sadar mengenai pentingnya pendidikan bagi anak mereka. Banyak para siswi perempuan yang baru lulus sekolah dasar sudah dilamar bahkan menikah. Menurut saya itu sangat miris sekali, karena diumur yang masih belia seharusnya mereka melanjutkan sekolah sampai selesai. Peran guru juga sangat penting disini, guru dituntut memiliki kreativitas agar peserta didik memiliki minat belajar yang baik. Dalam pendidikan mereka juga jadi perlu metode-metode yang lebih kreatif supaya mereka tertarik. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, guru berperan sebagai motivator untuk siswa agar mereka menjadi rajin dan tekun dalam pembelajaran. Perlu apresiasi kepada murid yang rajin seperti mengajak siswanya keluar desa untuk membuka wawasan baru bagi anak-anak Tanjung Mattol terutama soal cerita dunia diluar.

Terimakasih
Nama : Dian Ananta Isrovi
NPM : 2113053061
Kelas : 3B
Izin menanggapi ibu,

Pendekatan dalam pendidikan moral dibedakan menjadi tiga (3) yaitu;
  1. Pendekatan Lawrence Kolhberg disebut Cognitive Moral Development . Adapun buah pemikiran Lawrence Kohlberg mengenai 3 tingkat dan 6 tahap perkembangan moral manusia, menurut Prof. Dr. K. Bertens dalam bukunya “Etika”, yang kemudian menjadi sebuah teori moral yang mempengaruhi dunia psikologi dan filsafat moral atau etika, yakni: 1. Tingkat Pra-Konvensional 2. Tingkat Konvensional, dan 3. Tingkat Pasca Konvensional. Penilaian dan perbuatan moral pada intinya bersifat rasional. Keputusan moral bukanlah soal perasaan atau nilai, melainkan selalu mengandung suatu tafsiran kognitif terhadap keadaan dilema moral dan bersikap konstruktif kognitif yang bersifat aktif terhadap titik pandang masing-masing individu sambil mempertimbangkan segala macam tuntutan, hak, kewajiban, dan keterlibatan setiap pribadi terhadap sesuatu yang baik dan adil. 
  2. Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development. Perkembangan moral afektual, antara lain dianut oleh L. Metcalf, Justian Aronfeed, Imam Ghazali, yang meyakini bahwa dunia afektual bisa dibina dan dididik melalui pendekatan dan strategi tertentu dengan esensi pendidikan adalah mempribadikan nilai- moral norma. Sebagaimana pernyataan Al-Ghazali tentang akhlak (moral dalam Islam), akhlak tersebut merupakan perangai yang sudah tertanam dan menjadi label dalam diri seseorang, sehingga akan memunculkan perbuatan yang baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Perubahan-perubahan seringkali terjadi pada beberapa ciptaan Allah, kecuali hal-hal yang sudah menjadi ketetapan Allah seperti langit dan bintang-bintang. Dalam hal ini, keadaan dalam diri seseorang yang dapat diadakan kesempurnaannya dengan jalan pendidikan. Pada dasarnya imam Al-Ghazali mengemukakan dua tujuan pendidikan Islami, yaitu pertama untuk mencapai kesempurnaan manusia dalam mendekatkan diri kepada Tuhan. Kedua sekaligus untuk mencapai kesempurnaan hidup manusia dalam menjalani hidup dan penghidupannya dalam mewujudkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
  3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development. Menurut Albert Bandura, proses perkembangan sosial dan moral siswa selalu berkaitan dengan proses belajar karena menentukan kemampuan siswa dalambersikap dan berperilaku sosial yang selaras dengan norma moral agama, moral tradisi, moral hukum, dan norma moral lainnya yang berlaku dalam masyarakat.

Terimakasih ibu

Nama : Dian Ananta Isrovi
NPM : 2113053061
Kelas : 3B
Izin menanggapi ibu,

Terkait jurnal yang berjudul " PROSES PENDIDIKAN NILAI MORAL DI LINGKUNGAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENGATASI KENAKALAN REMAJA " Keluarga merupakan institusi pendidikan utama dan pertama bagi anak. Karena anak untuk pertama kalinya mengenal pendidikan di lingkungan keluarga, sebelum mengenal masyarakat yang lebih luas. Di samping itu keluarga dikatakan sebagai peletak pondasi untuk pendidikan selanjutnya. . Baik buruknya anak- anak di masa yang akan datang banyak ditentukan oleh pendidikan dan bimbingan orang tuanya. Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi setiap individu di mana ia berinteraksi. Dari interaksi dengan lingkungan pertama inilah individu memperoleh unsur-unsur dan ciri-ciri dasar daripada kepribadiannya. Juga dari situlah ia memperoleh akhlak, nilai-nilai, kebiasaan dan emosinya dan dengan itu ia merobah banyak kemungkinan-kemungkinan, kesanggupan-kesanggupan dan kesedian-nya menjadi kenyataan dalam hidup dan tingkah laku yang tampak. Moral sangat penting bagi tiap-tiap orang, tiap bangsa. Karena pentingnya moral tersebut ada yang mengungkapkan bahwa ukuran baik buruknya suatu bangsa tergantung kepada moral bangsa tersebut. Apabila bangsa tersebut moralnya hancur, maka akan hancurlah bangsa tersebut bersama moralnya.
Moral sangat penting bagi anak-anak, masyarakat, bangsa dan ummat. Kalau moral rusak, ketenteraman dan kehormatan bangsa itu akan hilang. Oleh karena itu, untuk memelihara kelangsungan hidup sebagai bangsa yang terhormat, maka perlu sekali memperhatikan pendidikan moral, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Faktor-faktor yang menyebabkan kemerosotan moral:
1. Kurang tertanamnya nilai-nilai keimanan pada anak-anak
2. Lingkungan masyarakat yang kurang sehat
3. Pendidikan moral tidak terlaksana menurut mestinya, baik di rumah tangga, sekolah maupun masyarakat
4. Suasana rumah tangga yang kurang baik
5. Diperkenalkannya secara populer obat-obat terlarang dan alat-alat anti hamil
6. Banyaknya tulisan-tulisan, gambar-gambar, siaran-siaran, keseniankesenian yang tidak mengindahkan dasar-dasar dan tuntunan moral
7. Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang (leisure time) dengan cara yang baik, dan yang membawa kepada pembinaan moral
8. Tidak ada atau kurangnya markas-markas bimbingan dan penyuluhan bagi anak-anak dan pemuda-pemuda
9. Pengaruh westernisasi, yaitu berupa yahudinisasi dan kristenisasi

Kesimpulannya agar anak-anak memiliki moral yang baik dan terhindar dari pelanggaran- pelanggaran moral, maka perlu adanya pembinaan sejak dini kepada anak-anak dalam keluarga dan adanya kerjasama antara keluarga, sekolah dan masyarakat. Sebaik apa pun pendidikan moral dalam keluarga tanpa adanya dukungan dari sekolah dan masyarakat, sulit bagi anak-anak untuk memiliki moral yang baik. Begitu juga pendidikan moral di sekolah, tanpa adanya dukungan dari keluarga dan masyarakat sulit bagi anak untuk memiliki moral yang baik. Dengan demikian, ketiga jenis lembaga ini tidak bisa dipisahkan dan harus saling mendukung.

Terimakasih