Posts made by RIZKI PANGESTU RIZKI PANGESTU

Nama : Rizki Pangestu

NPM : 2115061082

Kelas : PSTI A 

Analisis Jurnal pada Pertemuan 10.


"DEMOKRASI SEBAGAI WUJUD NILAI-NILAI SILA KEEMPAT PANCASILA DALAM PEMILIHAN UMUM DAERAH DI INDONESIA"

Oleh Galih Puji Mulyono, Rizal Fatoni

Pancasila sebagai staatfundamental norm dan ideologi bangsa menimbulkan kesadaran bahwa pancasila mengandung nilai-nilai yang menjadi landasan fundamental dalam penyelengaraan negara. Salah satu landasan pokok sebagai cerminan penyelengaraan negara berupa pemilu terdapat pada sila keempat dalam Pancasila tersebut adalah nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan. Oleh karena itu, Nilai-Nilai dalam sila keempat Pancasila merupakan bentuk dari Demokrasi.

Parameter sila keempat sebagai sumber nilai yaitu termaktub dalam UUD 1945 BAB VIIB Pemilihan Umum pasal 22E, didalam peraturan tersebut tidak menjelaskan pemilihan umum yang mengandung tata nilai pancasila sila keempat hanya saja menjelaskan prosedur standart pemilihan umum kepala daerah di Indonesia. Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala daerah dijabarkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah merupakan entery point perubahan mendasar dalam persoalan kewenangan yang diberikan kepala daerah. Pemilihan umum daerah merupakan pemilihan umum yang diselenggaran disetiap daerah Indonesia dalam rangka memilih pemimpin daerah yang sesuai dengan amanat rakyat.

Penjelasan ditegaskan bahwa “Kepala Daerah haruslah seorang yang dekat kepada dan dikenal oleh masyarakat Daerah yang bersangkutan, dan karena itu Kepala Daerah haruslah seorang yang mendapat kepercayaan dari rakyat tersebut, dan diserahi kekuasaan atas kepercayaan tersebut.” Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyatnya di daerah masing-masing.

Pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah secara langsung merupakan salah satu implementasi dari sistim demokrasi dalam rangka menciptakan pemerintahan yang lebih demokratis. Dalam pelaksanaannya, sistem pemerintahan demokrasi di Indonesia tergolong masih dini dan menuju proses kedewasaan demokrasi, terutama dalam hal Pemilukada.

Pemilihan umum ini menjadi sarana masyarakat dalam merasakan serta melaksanakan demokrasi secara nyata dalam memilih pemimpin yang bijak dan arif serta sesuai dengan keinginan masyarakat di dalam tampuk kekuasaan dan kepemimpinan. Dalam hal ini, Pemilukada secara langsung akan menciptakan pemerintahan yang demokratis, yang dimana masyarakat akan secara luas memahami demokrasi sebagai bentuk dalam mengisi kekosongan jabatan pemerintahan.

Beberapa hal ini dapat diberikan sanksi pidana yang diatur dalam pasal 177, dan 178 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur.

Maka dari itu diperlukannya Pancasila, terutama sila ke-4 ini dalam hal Pemilukada dan demokrasi kerakyatan, yang dimana kesadaran di setiap pihak, baik itu partai politik, penyelenggara, maupun masyarakat harus memahami bahwa dalam mewujudkan suatu demokratis dalam hal Pemilukada, perlu ada rasa saling menghargai, toleransi, berani menyampaikan pendapat atau aspirasi, serta lapang dada yang baik.

Pemilihan kepada daerah secara langsung tidak mencerimkan sifat Pancasila sila keempat. Beragam konflik, dan muncul berbagai intepretasi yang tidak sesuai dengan kenyataan. Menginjak tahun politik berbagai macam hoax muncul untuk menjatuhkan pihak lawan baik secara ragawi dan badawi, hal ini memicu disitegrasi bangsa. Sementara itu pengaturan mengenai pemilihan kepala daerah yang terdapat dalam Undang-Undang kurang jelas dan multi tafsir. Oleh karena itu perlu dilakukan kepastian dalam meneggakkan peraturan pemilihan umum yang sekiranya menimbulkan kekacauan dan disintegrasi bangsa. Pancasila sila keempat merupakan perwujudan demokrasi di Indonesia, demokrasi yang dinginkan adalah ikut sertaan rakyat didalam menjalankan roda pemerintahan. Melindungi demokrasi juga melindungi sesuatu yang menyandang status minoritas, minoritas dalam hal ini adalah calon kepala daerah yang bertarung sesuai dengan amanat nilai demokrasi dalam sila keempat Pancasila.

Nama : Rizki Pangestu

NPM : 2115061082

Kelas : PSTI A

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

1. Perkembangan Demokrasi Masa Revolusi Kemerdekaan.

Demokrasi yang berlangsung pada masa pemerintahan revolusi kemerdekaan sangat terbatatas. Salah satu bentuk demokrasi pada masa ini adalah pers, yaitu dari Tempo dengan judul Inspirasi Bagi Revolusi Indonesia dan majalah dengan judul Para Jago dan Kaum Revolusioner Jakarta 1945 – 1949.

2. Perkembangan demokrasi parlementer.

Adalah masa kejayaan demokrasi. Namun demokrasi pada masa ini dikatakan gagal karena beberapa hal yaitu : Dominannya politik aliran yang mementingkan kepentingan kelompoknya, sehingga membawa konsekuensi terhadap pengelolaan konflik. Kemudian muncul istilah-istilah seperti partai Islam, partai Nasionalis, Partai non-Islam dan sebagainya. Basis sosial ekonomi yang masih sangat lemah. Persamaan kepentingan antara presiden soekarno dengan kalangan Angkatan Darat, yang sama-sama tidak senang dengan politik yang berjalan.

3. Perkembangan Demokrasi Terpimpin (1959 – 1965)

Proses politik pada masa ini diwarnai oleh tolak ukur yang sangat kuat antara tiga kekuatan politik yang utama pada masa itu yaitu :

  • Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI),
  • Soekarno pemimpin rezim pada saat itu,
  • Partai PKI.

4. Perkembangan Demokrasi dalam Pemerintahan Orde Baru.

Pada masa ini menganut demokrasi Pancasila (orba), pada 3 tahun awal kepemimpinan kekuasaan seolah-olah akan didistribusikan kepada kekuatan masyarakat. Akan tetapi setelah tiga tahun rezim berjalan terjadi dominannya peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi dalam pengambilan keputusan politik, pembatasan peran dan fungsi partai politik, adanya campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik dan publik.

5. Perkembangan Demokrasi Pada Masa Reformasi (1998 sampai dengan sekarang).

Sistem demokrasi yang diterapkan negara Indonesia pada era reformasi adalah demokrasi Pancasila, yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi parlementer tahun 1950-1959.

Karakteristik demokrasi era reformasi:

  1. Pemilu yang dilaksanakan (1999 – 2004) jauh lebih demokratis dari sistem-sistem yang sebelumnya.
  2. Rotasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampai pada tingkat desa.
  3. Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
  4. Debagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya hak untuk menyatakan pendapat.