Nama : Abdul Rahman Wahid
NPM : 2115061014
Kelas : Teknik Informatika B
Program Studi : Teknik Informatika
Fakultas : Teknik
1. Bagaimana pendapat dan sikap Anda terhadap sejumlah masalah dan tantangan yang saat ini sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia? Apakah hal itu dapat menyebabkan disintegrasi bangsa Indonesia? Mengapa hal ini terjadi?
Jawab:
Menurut saya, masalah dan tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini bisa aja menyebabkan disintegrasi apabila tidak ditangani dengan serius. Seiring perkembangan zaman, masalah dan tantangan yang dihadapi pun berbeda. Pada era digitalisasi saat ini, yang dimana teknologi sangat berkembang dengan pesat, membawa dampak positif dan negatif bagi bangsa Indonesia. Dampak positif yang kita rasakan mulai dari teknologi yang mempermudah pekerjaan manusia hingga perkembangan alat komunikasi jarak jauh. Namun, dibalik kemudahan yang diberikan teknologi tersebut juga memiliki dampak yang dirasakan. Masalah dan tantangan yang saat ini dihadapi mulai dari kejahatan siber, penyebaran hoax, dan peretesan sistem. Kejahatan siber saat ini mulai marak terjadi, kita sebagai warga negara Indonesia harus mulai hati-hati dalam menggunakan teknologi yang saat ini kita pakai. Selain itu, penyebaran hoax yang seringkali tersebar dan menggiring opini masyarakat untuk berargumen pada berita palsu menimbulkan keresahan di masyarakat. Kita perlu mencegah menyebarnya berita palsu tersebut yang dapat mengganggu integritas bangsa dengan memilah-memilih, membaca, dan memahami secara keseluruhan dari isi berita sehingga dapat menghindari perpecahan atau disintegrasi pada bangsa Indonesia. Dengan demikian, kita sebagai generasi penerus bangsa diharapkan mampu menjaga dan meningkatkan integrasi bangsa Indonesia sehingga menjadi bangsa yang utuh dan tidak terpecah belah.
2. Apa yang perlu dilakukan agar kebudayaan Indonesia sebagai pemersatu dibalik keberagaman dan pluralnya bangsa Indonesia?
Jawab:
Pluralitas yang berkembang saat ini tidak lagi hanya dibatasi perbedaan etnis, profesi, latar belakang pendidikan, serta asal-usul daerah. Pluratitas sekarang justru lebih menunjuk pada persoalan kepentingan-kepentingan. Perbedaan seseorang tidak terlihat lagi dari segi etnis, profesi, latar belakang pendidikan, bahkan asal-usul daerah. Dalam membentuk pluralisme harus ada salah satu dari kedua pihak yang mengalah. Adanya sikap toleransi dan menjunjung rasa persatuan dan kesatuan dapat menyatukan perbedaan yang ada. Menghilangkan sikap etnosentrisme juga dapat menjaga keutuhan budaya yang dimiliki agar dapat diwariskan turun temurun dalam masyarakat, serta menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap tradisi daerahnya. Namun, Etnosentrisme juga bisa menjadi hambatan jika seseorang masih memiliki pemikiran bahwa budayanya lebih unggul. Hal ini yang harus dihindari, tidak ada satu suku atau budaya yang unggul. Semua suku memiliki kebudayaan yang unggul dan memiliki ciri khas tersendiri. Dengan demikian, entrosentrisme ini memiliki sejumlah dampak positif maupun negatif yang perlu diperhatikan karena masing-masing kelompok memiliki keunggulan sendiri dan tidak perlu merasa hanya satu kelompok saja yang unggul.