Posts made by Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. -

PAK A2025 -> CASE STUDY

by Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - -

Kasus Terintegrasi: PT Cahaya Abadi

Latar Belakang:
PT Cahaya Abadi adalah sebuah perusahaan ritel yang menjual alat tulis kantor. Perusahaan ini menggunakan metode akuntansi akrual untuk mencatat transaksi keuangan mereka. Pada bulan Januari 2024, PT Cahaya Abadi mengalami beberapa transaksi yang mempengaruhi siklus akuntansi perusahaan.


Transaksi dan Kejadian Keuangan:

  1. Pembelian Barang Dagangan (05 Januari 2024):
    PT Cahaya Abadi membeli barang dagangan senilai Rp 100.000.000 dengan ketentuan pembayaran dalam 30 hari.
  2. Penjualan Barang Dagangan (10 Januari 2024):
    Perusahaan menjual barang dagangan kepada PT Maju Jaya seharga Rp 150.000.000 secara kredit, dengan ketentuan pembayaran dalam 60 hari.
  3. Pembayaran Gaji Karyawan (15 Januari 2024):
    Perusahaan membayar gaji karyawan untuk bulan Januari sebesar Rp 30.000.000. Pembayaran dilakukan secara tunai.
  4. Pendapatan Sewa (20 Januari 2024):
    PT Cahaya Abadi menerima pembayaran sewa dari penyewa gedung sebesar Rp 25.000.000 yang untuk sewa bulan Januari 2024.
  5. Pembayaran Utang (25 Januari 2024):
    PT Cahaya Abadi membayar sebagian utang kepada PT Maju Jaya sebesar Rp 50.000.000.
  6. Penyusutan Aset Tetap (31 Januari 2024):
    PT Cahaya Abadi menghitung penyusutan aset tetap (peralatan kantor) dengan nilai perolehan Rp 100.000.000, umur ekonomis 5 tahun, dan nilai residu Rp 10.000.000. Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus.

 

Tugas Anda:

  1. Buatlah jurnal untuk setiap transaksi yang terjadi pada bulan Januari 2024 dengan mencatat semua akun yang terpengaruh. Tentukan jenis akun yang digunakan (aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, atau beban).
  2. Hitung jumlah penyusutan yang harus diakui untuk aset tetap per 31 Januari 2024.
  3. Buat laporan keuangan (Neraca dan Laporan Laba Rugi) PT Cahaya Abadi per 31 Januari 2024 berdasarkan jurnal yang telah Anda buat.
  4. Analisis dampak transaksi-transaksi tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan:
  • Pengaruh dari pembelian dan penjualan barang dagangan terhadap laba kotor.
  • Dampak dari pembayaran gaji terhadap arus kas perusahaan.
  • Dampak dari pendapatan sewa terhadap laba bersih perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangan, berikan rekomendasi sederhana tentang pengelolaan keuangan perusahaan di masa depan, terutama dalam mengelola utang dan arus kas.

PAK A2025 -> CASE STUDY

by Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - -

PT BERKAH adalah perusahaan dagang yang menjual bahan bangunan. Perusahaan menggunakan metode FIFO dalam pencatatan persediaan. Berikut adalah data pembelian dan penjualan barang "Semen A" selama bulan Juli 2025:

Tanggal

Kegiatan

Jumlah (zak)

Harga per zak (Rp)

1 Juli

Saldo awal

500

50.000

5 Juli

Pembelian

300

52.000

10 Juli

Penjualan

400

75.000

15 Juli

Pembelian

200

54.000

20 Juli

Penjualan

300

75.000

25 Juli

Penyesuaian Fisik Persediaan: Hanya ada 250 zak di gudang

Pertanyaan:

  1. Analisis Kritis: Berdasarkan data di atas, hitunglah nilai persediaan akhir menurut pencatatan akuntansi sebelum penyesuaian fisik.
  2. Hitung selisih persediaan berdasarkan data fisik dan akuntansi. Apa yang mungkin menjadi penyebab selisih tersebut?
  3. Sebagai manajer operasional, langkah-langkah pengendalian persediaan apa yang akan Anda ambil untuk mencegah selisih ini terjadi kembali?
  4. Buatlah format laporan persediaan bulanan (sederhana namun informatif) untuk disajikan ke manajemen pada akhir bulan Juli 2025.

PAK A2025 -> CASE STUDY 2

by Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - -

Perusahaan A mengimplementasikan sistem Perpetual dan menggunakan metode Average Cost untuk menghitung nilai persediaan. Pada awal bulan, persediaan perusahaan A terdiri dari 200 unit barang dengan harga Rp60.000 per unit. Di pertengahan bulan, perusahaan A membeli 300 unit barang dengan harga Rp55.000 per unit. Pada akhir bulan, perusahaan A menjual 350 unit.

Pertanyaan:

  1. Tentukan harga pokok penjualan (HPP) menggunakan metode Average Cost.
  2. Hitunglah nilai persediaan akhir.
  3. Bagaimana penerapan sistem perpetual dalam hal pengendalian biaya dapat membantu perusahaan A membuat keputusan yang lebih baik dalam strategi pembelian untuk bulan berikutnya?

PAK A2025 -> CASE STUDY 1

by Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - -

Diketahui:

Perusahaan X menggunakan sistem Perpetual dalam pencatatan persediaan, sementara perusahaan Y menggunakan sistem Periodik. Kedua perusahaan tersebut membeli barang dagangan yang sama sebanyak 1.000 unit dengan harga beli Rp50.000 per unit. Pada akhir bulan, perusahaan X mencatat adanya penurunan harga jual menjadi Rp45.000 per unit, sedangkan perusahaan Y tidak mencatat perubahan harga jual hingga akhir bulan.

Pertanyaan:

  1. Bagaimana dampak perubahan harga jual terhadap nilai persediaan akhir kedua perusahaan jika keduanya menggunakan metode FIFO? Jelaskan langkah-langkah perhitungannya!
  2. Apa keuntungan dan kelemahan dari masing-masing sistem, terutama dalam hal pengendalian persediaan dan laporan keuangan?
  3. Dalam situasi perusahaan X, bagaimana penurunan harga jual dapat mempengaruhi strategi manajemen persediaan dan keputusan pembelian di masa depan?

PAK A2025 -> CASE STUDY

by Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - -

CV Multi Niaga adalah perusahaan dagang yang menjual bahan bangunan. Perusahaan ini ingin membandingkan dua sistem pencatatan persediaan: periodik dan perpetual. Berikut ini adalah data transaksi selama bulan Januari 2025:

Tanggal

Transaksi

1 Jan

Persediaan awal: 200 unit @ Rp20.000

5 Jan

Pembelian: 300 unit @ Rp22.000

10 Jan

Penjualan: 250 unit @ Rp35.000

15 Jan

Pembelian: 150 unit @ Rp23.000

20 Jan

Penjualan: 200 unit @ Rp35.000

31 Jan

Persediaan akhir fisik: 200 unit

Gunakan metode FIFO (First In First Out) untuk perhitungan.

 

Diminta:

  1. Buatlah perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) untuk bulan Januari 2025 menggunakan:
  • Sistem periodik
  • Sistem perpetual
Bandingkan hasil HPP dari kedua sistem. Jelaskan mengapa bisa berbeda meskipun metodenya sama (FIFO). Evaluasi kelebihan dan kekurangan kedua sistem tersebut untuk perusahaan dengan volume transaksi tinggi.