Discussions started by Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. -

PAK C2025 -> CASE STUDY

by Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - -

PT Maju Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan distribusi barang elektronik. Pada tahun 2025, perusahaan mengalami serangkaian transaksi keuangan yang kompleks. Anda diminta untuk melakukan seluruh siklus akuntansi berdasarkan informasi berikut.

Transaksi yang Terjadi:

  1. 1 Januari 2025: PT Maju Jaya memulai usahanya dengan modal sebesar Rp 150.000.000 yang disetorkan dalam bentuk kas.
  2. 5 Januari 2025: PT Maju Jaya membeli peralatan mesin produksi seharga Rp 80.000.000 secara tunai. Mesin tersebut diperkirakan memiliki masa manfaat 10 tahun dengan nilai residu Rp 8.000.000.
  3. 10 Januari 2025: PT Maju Jaya membeli bahan baku senilai Rp 60.000.000 secara kredit dengan ketentuan pembayaran dalam 30 hari.
  4. 15 Januari 2025: PT Maju Jaya menjual produk seharga Rp 100.000.000 kepada PT Sejahtera dengan syarat kredit 60 hari.
  5. 20 Januari 2025: PT Maju Jaya membayar gaji karyawan sebesar Rp 25.000.000.
  6. 25 Januari 2025: PT Maju Jaya membayar utang bahan baku sebesar Rp 40.000.000 dan mengalokasikan sisa pembayaran untuk utang lainnya.
  7. 31 Januari 2025: PT Maju Jaya memperoleh informasi bahwa nilai bahan baku yang belum terpakai (persediaan) sebesar Rp 30.000.000. Selain itu, diperkirakan ada piutang yang tidak tertagih sebesar Rp 3.000.000, dan beban bunga yang belum tercatat sebesar Rp 1.500.000.
  8. 31 Januari 2025: PT Maju Jaya mencatat penyusutan mesin sebesar 10% dari biaya perolehan.

Tugas Anda:

  1. Analisis Transaksi: Tentukan akun yang terlibat dan jumlah yang relevan.
  2. Pencatatan Jurnal Umum: Buat jurnal umum untuk setiap transaksi.
  3. Posting Buku Besar: Posting transaksi yang telah dicatat dalam jurnal ke buku besar.
  4. Ayat Penyesuaian: Tentukan ayat penyesuaian yang diperlukan pada akhir periode.
  5. Neraca Lajur: Susun neraca lajur yang mencakup kolom untuk saldo debit, saldo kredit, penyesuaian debit, penyesuaian kredit, dan saldo setelah penyesuaian.

PAK C2025 -> CASE STUDY

by Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - -

PT DigitalTech adalah perusahaan yang bergerak di bidang elektronik konsumer. Perusahaan ini telah mengadopsi Internet of Things (IoT) untuk memonitor persediaan barang secara real-time di gudang dan menggunakan Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) untuk mengelola semua proses dari pembelian, penjualan, hingga pengendalian persediaan.

Namun, setelah 3 bulan implementasi IoT, perusahaan menemui beberapa masalah yang mengindikasikan adanya ketidaksesuaian data antara sistem ERP dengan data fisik di gudang.

Berikut adalah data persediaan yang ada di sistem ERP untuk bulan Juli 2025:

Tanggal

Kegiatan

Jumlah (unit)

Harga per unit (Rp)

1 Juli

Saldo awal

1.000

100.000

5 Juli

Pembelian

500

105.000

10 Juli

Penjualan

600

150.000

15 Juli

Pembelian

300

110.000

20 Juli

Penjualan

400

150.000

25 Juli

Penyesuaian Fisik

1.200

-

Perbedaan yang ditemukan:

  • Data IoT menunjukkan adanya 1.000 unit barang yang tercatat secara fisik, namun di sistem ERP tercatat 1.200 unit.

Pertanyaan:

  1. Analisis Kritis: Apa penyebab potensial dari perbedaan antara data fisik dan data sistem ERP yang tercatat melalui IoT?
  2. Dalam menghadapi perbedaan ini, bagaimana Anda sebagai manajer pengendalian persediaan akan memanfaatkan teknologi lebih lanjut (misalnya analisis data, AI, atau Machine Learning) untuk mencegah masalah serupa terjadi lagi?
  3. Sebagai Chief Financial Officer (CFO) perusahaan, bagaimana Anda akan melaporkan masalah ini kepada pihak manajemen terkait potensi risiko finansialnya? Apa yang harus diperbaiki dalam sistem laporan persediaan yang ada?

PAK C2025 -> CASE STUDY

by Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - -

PT BERKAH adalah perusahaan dagang yang menjual bahan bangunan. Perusahaan menggunakan metode FIFO dalam pencatatan persediaan. Berikut adalah data pembelian dan penjualan barang "Semen A" selama bulan Juli 2025:

Tanggal

Kegiatan

Jumlah (zak)

Harga per zak (Rp)

1 Juli

Saldo awal

500

50.000

5 Juli

Pembelian

300

52.000

10 Juli

Penjualan

400

75.000

15 Juli

Pembelian

200

54.000

20 Juli

Penjualan

300

75.000

25 Juli

Penyesuaian Fisik Persediaan: Hanya ada 250 zak di gudang

Pertanyaan:

  1. Analisis Kritis: Berdasarkan data di atas, hitunglah nilai persediaan akhir menurut pencatatan akuntansi sebelum penyesuaian fisik.
  2. Hitung selisih persediaan berdasarkan data fisik dan akuntansi. Apa yang mungkin menjadi penyebab selisih tersebut?
  3. Sebagai manajer operasional, langkah-langkah pengendalian persediaan apa yang akan Anda ambil untuk mencegah selisih ini terjadi kembali?
  4. Buatlah format laporan persediaan bulanan (sederhana namun informatif) untuk disajikan ke manajemen pada akhir bulan Juli 2025.

PAK C2025 -> CASE STUDY 2

by Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - -

Perusahaan A mengimplementasikan sistem Perpetual dan menggunakan metode Average Cost untuk menghitung nilai persediaan. Pada awal bulan, persediaan perusahaan A terdiri dari 200 unit barang dengan harga Rp60.000 per unit. Di pertengahan bulan, perusahaan A membeli 300 unit barang dengan harga Rp55.000 per unit. Pada akhir bulan, perusahaan A menjual 350 unit.

Pertanyaan:

  1. Tentukan harga pokok penjualan (HPP) menggunakan metode Average Cost.
  2. Hitunglah nilai persediaan akhir.
  3. Bagaimana penerapan sistem perpetual dalam hal pengendalian biaya dapat membantu perusahaan A membuat keputusan yang lebih baik dalam strategi pembelian untuk bulan berikutnya?

PAK C2025 -> CASE STUDY 1

by Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - -

Diketahui:

Perusahaan X menggunakan sistem Perpetual dalam pencatatan persediaan, sementara perusahaan Y menggunakan sistem Periodik. Kedua perusahaan tersebut membeli barang dagangan yang sama sebanyak 1.000 unit dengan harga beli Rp50.000 per unit. Pada akhir bulan, perusahaan X mencatat adanya penurunan harga jual menjadi Rp45.000 per unit, sedangkan perusahaan Y tidak mencatat perubahan harga jual hingga akhir bulan.

Pertanyaan:

  1. Bagaimana dampak perubahan harga jual terhadap nilai persediaan akhir kedua perusahaan jika keduanya menggunakan metode FIFO? Jelaskan langkah-langkah perhitungannya!
  2. Apa keuntungan dan kelemahan dari masing-masing sistem, terutama dalam hal pengendalian persediaan dan laporan keuangan?
  3. Dalam situasi perusahaan X, bagaimana penurunan harga jual dapat mempengaruhi strategi manajemen persediaan dan keputusan pembelian di masa depan?