Kiriman dibuat oleh Lina Pertiwi 1913053055

PEMBELAJARAN PKN SD PGSD 5 A -> TUGAS

oleh Lina Pertiwi 1913053055 -
Nama: Lina Pertiwi
NPM: 1913053055
No.Absen: 21


izin menjawab bu,

Teori belajar dapat diartikan sebagai konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoretis dan telah teruji kebenarannya melalui eksperimen. Teori belajar itu berasal dari teori psikologi dan terutama menyangkut masalah situasi belajar. Sebagai salah satu cabang ilmu deskriptif, maka teori belajar berfungsi menjelaskan apa, mengapa, dan bagaimana proses belajar terjadi pada si belajar. Karena para pakar psikologi mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda dalam menjelaskan apa, mengapa, dan bagaimana belajar itu terjadi, maka timbullah beberapa teori belajar seperti teori behavioristik, kognitif, humanistik, sibernetik, dan sebagainya.

Sedangkan Teori pembelajaran tidak menjelaskan bagaimana proses belajar terjadi, tetapi lebih merupakan implementasi prinsip-prinsip teori belajar dan berfungsi untuk memecahkan masalah praktis dalam pembelajaran. Oleh karena itu, teori pembelajaran selalu akan mempersoalkan bagaimana prosedur pembelajaran yang efektif, maka bersifat preskriptif dan normatif.

Menurut Budiningsih (2005), ada perbedaan yang prinsip antara teori belajar dengan teori pembelajaran. Teori belajar adalah deskriptif, karena tujuan utamanya memeriksa proses belajar. Sedangkan teori pembelajaran adalah preskriptif, karena tujuan utamanya menetapkan metode pembelajaran yang optimal.

Perbedaan antara teori belajar dan pembelajaran adalah sebagai berikut:
TEORI BELAJAR
1. Tujuan utamanya memberikan proses belajar
2. Menaruh perhatian pada bagaimana seseorang belajar
3. Berfokus pada hubungan diantara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar
4. Tidak berhubungan dengan metode pembelajaran
5. Penelitian dilakukan oleh ilmuwan karena merupakan penelitian dasar
6. Mengungkapkan hubungan kegiatan si belajar dengan proses proses psikologis dalam diri si belajar (mengungkapkan hubungan antar fenomena yang ada dalam diri si belajar)
7. Salah satu contoh teori belajar adalah Teori apersepsi yang menganggap belajar merupakan suatu proses terasosiasinya gagasan gagasan baru dengan gagasan gagasan lama yang sudah membentuk pikiran

TEORI PEMBELAJARAN
1. Tujuan utamanya menetapkan metode pengajaran yang optimal
2. Menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar
3. Berfokus pada upaya mengontrol variabel-variabel yang dispesifikasi pada dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar
4. Selalu menyebutkan metode pembelajaran
5. Penelitian dasar dilakukan oleh ilmuwan dan penelitian terapan dilakukan oleh teknolog
6. Mengungkapkan hubungan antara kegiatan pembelajaran dengan proses proses psikologi dalam diri si belajar
7. Salah satu contoh teori pembelajaran adalah Teori elaborasi yang dihasilkan dari pengujian keefektifan strategi pengorganisasian pengajaran


Bentuk-bentuk Implementasi Teori Deskriptif dan Preskriptif
Bentuk-bentuk implementasi teori deskriptif dan preskriptif dalam membedakan teori belajar dan pembalajaran dapat dilihat dari sifat-sifatnya yang telah dikelompokkan oleh Reigeluth (dalam Degeng, 1989). Diantaranya dapat dilihat dari contoh-contoh pernyataan-pernyataan teori belajar dan pembelajaran sebagai berikut:

Teori Belajar yang bersifat deskriptif dan preskriptif
1. Contoh teori belajar deskriptif:
Jika membuat rangkuman tentang isi buku teks yang dibaca, maka retansi terhadap teks itu akan lebih baik.

2. Contoh teori belajar preskriptif:
Agar retansi meningkat, maka kaitkan pengetahuan baru yang dipelajari pada struktur kognitif yang telah dimiliki.


Teori Pembelajaran yang bersifat preskriptif
1. Contoh teori belajar preskriptif:
Agar retansi meningkat, maka mulailah pembelajaran dengan menampilkan isi atau materi pelajaran, baru kemudian secara bertahap mengelaborasi bagian-bagian yang ada dalam kerangka isi tersebut dan secara tetap mengkaitkan setiap tahapan elaborasi dengan kerangka isi.


Selain itu peranan atau implementasi antara teori deskriptif dan preskriptif juga terdapat aspek penting yang membedakan antar keduanya, yaitu dapat dilihat dari jenis profesi yang biasa ditemukan dikehidupan manusia. Dimana teori deskriptif ini biasanya hanya ditemukan pada orang-orang yang berprofesi sebagai ilmuwan saja sedangkan teori preskrpitif terlibat dalam tiga profesi, yaitu para ilmuwan, teknolog, dan teknisi. Seperti yang telah dipaparkan Reigeluth, Bunderson, dan Merril (dalam Degeng, 1989) mengemukakan bahwa ilmuwan adalah orang-orang yang selalu berurusan dengan pengembangan prinsip dan teori, teknolog adalah orang-orang yang menggunakan prinsip dan teori untuk mengembangkan prosedur, dan teknisi adalah orang-orang yang mengembangkan prosedur yang dikembangkan teknolog untuk menciptakan sesuatu.


Dalam pengembangan teori belajar, hasil yang diamati adalah hasil pembelajaran nyata (actual outcomes) dalam pengertian probabilistik, yaitu hasil pembelajaran yang mungkin muncul, dan bisa jadi bukan merupakan hasil pembelajaran yang dinginkan. Oleh karena teori belajar adalah deskriptif, maka struktur logis yang digunakan adalah ”Jika…, maka….”. Sebagai contoh, ”Jika materi pelajaran (ini suatu kondisi) diorganisasi dengan menggunakan model elaborasi (ini suatu metode), maka perolehan belajar dan retensi (ini suatu hasil) akan meningkat.”

Pada teori pembelajaran, fokus diarahkan kepada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar. Oleh karena itu, teori pembelajaran berhubungan dengan upaya mengontrol variable-variabel yang dispesifikasi dalam teori belajar agar dapat mudah belajar. Dalam hal ini, kondisi dan hasil pembelajaran ditempatkan sebagai given, dan metode yang optimal ditetapkan sebagai variabel yang diamati. Jadi, kondisi dan hasil pembelajaran sebagai variabel bebas, sedangkan metode pembelajaran sebagai variabel tergantung. Adapun proposisi yang digunakan dalam teori pembelajaran adalah ”agar …., Iakukan ini.” Sebagai contoh, ”Agar perolehan hasil belajar dan retensi (suatu hasil) meningkat, organisasilah materi pelajaran (suatu kondisi) dengan menggunakan model elaborasi (suatu metode). Dalam proposisi teori pembelajaran, peningkatan perolehan hasil.

PEMBELAJARAN PKN SD PGSD 5 A -> Tugas 2

oleh Lina Pertiwi 1913053055 -
Nama: Lina Pertiwi
NPM: 1913053055
No.Absen: 21


izin menjawab bu,
PKn merupakan mata pelajaran yang bersifat multidimensial karena merupakan pendidikan nilai,
moral, sosial serta pendidikan politik tetapi yang paling menonjol adalah pendidikan nilai dan moral. Oleh karena itu secara singkat PPKn di nilai sebagai mata pelajaran yang mengusung misi pendidikan nilai dan moral dengan alasan sebagai berikut:
a. Materi PPKn adalah konsep-konsep nilai Pancasila dan UUD 1945 beserta beserta dinamika perwujudan dalam kehidupan masyarakat Negara Indonesia.
b. Sasaran belajar akhir PPKn adalah perwujudan nilai-nilai tersebut dalam perilaku nyata kehidupan sehari-hari.
c. Proses pembelajarannya menuntut terlibatnya emosional, intelektual dan social dari peserta didik dan guru sehingga nilai-nilai itu bukan hanya dipahami (bersifat kognitif), tetapi dihayati (bersifat efektif) dan dilaksanakan (bersifat perilaku).

Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan sebagai berikut.
a. Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Berkembang secara positif, dinamis, dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia, agar hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam persatuan atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Mata pelajaran PKn terdiri dari dimensi pengetahuan Kewarganegaraan (civics knowledge) yang mencakup bidang politik, hukum, dan moral. Dimensi ketrampilan Kewarganegaraan (civics skill) meliputi ketrampilan, partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimensi nilai-nilai Kewarganegaraan (civics values) mencakup antara lain percaya diri, komitmen, penguasaan atas nilai religius, norma dan moral luhur, nilai keadilan, demokratis, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan berserikat dan berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas. Mata pelajaran Kewarganegaraan merupakan bidang kajian Interdisipliner artinya materi keilmuan Kewarganegaraan dijabarkan dari beberapa disiplin ilmu antara lain ilmu politik, ilmu negara, ilmu tata negara, hukum sejarah, ekonomi, moral, dan filsafat (Depdiknas, 2003: 2).

Pelaksanaan proses pembelajaran PKn di kelas rendah dilakukan dalam bentuk belajar sambil bermain, belajar sambil berbuat, dan belajar melalui interaksi sosial kultural dilingkungnnya. Untuk kelas rendah kegiatan kurikuler diorganisasikan dalam bentuk pembelajaran tematis. Untuk kelas tinggi kegiatan kurikuler diorganisasikan dalam bentuk pembelajaran berbasis mata pelajaran. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran atau materi pokok yang terkait secara harmonis untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa.

Untuk kelas rendah (kelas 1,2, dan 3) materi pembelajaran yang tepat seperti dengan tema Hidup rukum dalam kemajemukan keluarga, Bangga bertanah air Indonesia, Hak dan kewajiban anggota keluarga, Hak dan Kewajiban individu sebagai warga masyarakat. Sedangkan untuk kelas tinggi (kelas 4,5, dan 6) materi pembelajaran yang tepat seperti keanekaragaman suku bangsa dan budaya, hak dan kewajiban warganegara, Penduduk dan sistem Pemerintahan Indonesia, Penerapan Nilai-nilai Pancasila, Hak Asasi Manusia, Hak dan Kewajiban warga negara.