Posts made by Lina Pertiwi 1913053055

PEMBELAJARAN PKN SD PGSD 5 A -> kuis apersepsi

by Lina Pertiwi 1913053055 -

Nama: Lina Pertiwi

NPM: 1913053055

No. Absen: 21



izin menjawab bu,
1. Pembelajaran tematik adalah bentuk model pembelajaran terpadu yang menggabungkan suatu konsep dalam beberapa materi, pelajaran atau bidang studi menjadi satu tema atau topik pembahasan tertentu sehingga terjadi integrasi antara pengetahuan, keterampilan dan nilai yang memungkinkan siswa aktif menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menekankan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran ini melibatkan beberapa kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator dari suatu mata pelajaran, atau bahkan beberapa mata pelajaran. Melalui pembelajaran tematik, siswa diharapkan dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi. Sebab, dalam pembelajaran tematik, belajar tidak semata-mata mendorong siswa untuk mengetahui (learning to know), tetapi belajar juga untuk melakukan (learning to do), untuk menjadi (learning to be), dan untuk hidup bersama (learning to live together).

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan.



2. Menurut Rusman (2012), pembelajaran tematik merupakan bentuk pembelajaran terpadu yang memiliki sepuluh model, yaitu fragmented (penggalan), connected (keterhubungan), nested (sarang), sequenced (pengurutan), shared (irisan), webbed (jaring laba-laba), threaded (bergalur), integrated (terpadu), immersed (terbenam), dan networked (jaringan kerja). Adapun penjelasan dari sepuluh model pembelajaran tematik tersebut adalah sebagai berikut:
a. Fragmented (Penggalan)
Model Fragmented adalah model pembelajaran konvensional yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya.

b. Connected (Keterhubungan)
Model Connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain, satu topik dengan topik yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester berikutnya dalam satu bidang studi.

c. Nested (Sarang)
Model Nested adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada satu mata pelajaran saja. Tetapi materi pelajaran masih ditempatkan pada prioritas utama yang kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain.

d. Sequenced (Pengurutan)
Model Sequenced adalah model pembelajaran yang topik atau unit yang disusun kembali dan diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya. Misalnya dua mata pelajaran yang berhubungan diurutkan sehingga materi pelajaran dari keduanya dapat diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan urutan topik-topik yang diajarkan, tiap kegiatan akan dapat saling mengutamakan karena tiap subyek saling mendukung.

e. Shared (Irisan)
Model shared adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu fokus pada konsep, keterampilan serta sikap. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema.

f. Webbed (Jaring Laba-laba)
Model webbed adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Setelah tema disepakati, maka dikembangkan menjadi sub tema dengan memperlihatkan keterkaitan dengan bidang studi lain. Setelah itu dikembangkan berbagai aktivitas pembelajaran yang mendukung.

g. Threaded (Bergalur)
Model Threaded adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada meta kurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti subyek materi. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem solving) dari beberapa mata pelajaran dicari bagian materi yang merupakan bagian dari problem solving. Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpang tindih.

h. Integrated (Keterpaduan)
Konsep dari beberapa mata pelajaran, selanjutnya dikaitkan dalam satu tema untuk memayungi beberapa mata pelajaran, dalam satu paket pembelajaran bertema. Keunggulan model ini adalah siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbal balik antar berbagai disiplin ilmu, memperluas wawasan dan apresiasi guru, jika dapat diterapkan dengan baik maka dapat dijadikan model pembelajaran yang ideal di lingkungan sekolah integrated day.

i. Immersed (Terbenam)
Model immersed adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia, Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut ada kesatuannya. Model ini dapat pula diterapkan pada siswa SD, SMP, maupun SMA dalam bentuk proyek di akhir semester.

j. Networked (Jaringan Kerja)
Model networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunnya yang besar dalam dirinya.



3. Tujuan utama dari pembelajaran tematik adalah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pembelajaran tematik telah dikembangkan sehingga mempunyai beberapa tujuan lain, yaitu:
1) Agar para siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.
2) Supaya peserta didik mmapu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar bagian dalam satu tema.
3) Agar pemahaman peserta didik terhadap aspek Pendidikan Agama Islam lebih mendalam dan berkesan.
4) Agar kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi lebih baik karena mengaitkan berbagai topik/bagian dengan pengalaman pribadi dalam situasi nyata yang dirangkaikan dalam tema tertentu.
5) Agar guru Pendidikan Agama Islam bisa menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, sehingga waktu yang tersisa bisa digunakan untuk pendalaman.

PEMBELAJARAN PKN SD PGSD 5 A -> forum diskusi

by Lina Pertiwi 1913053055 -
Nama: Lina Pertiwi
NPM: 1913053055
No. Absen: 21

Jawaban:

Dalam video tersebut terdapat beberapa macam model pembelajaran tematik yaitu
1. Discovery Learning
2. Inquiry Learning
3. Problem Based Learning (PBL)
4. Project Based Learning (PjBL)

Pembelajaan tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.

1. Discovery Learning
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind.
Kesimpulan discovery learning:
- Menekankan pada penemuan konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui hingga mampu Menyusun sebuah kesimpulan.
- Masalah yang diberikan semacam masalah yang direkayasa oleh guru.
- Berpikir kreatif dan inovatif.
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi problem solver atau scientist.

Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning:
1) Pemberian rangsangan (stimulation)
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
3) Pengumpulan data (data collection)
4) Pengolahan data (data processing)
5) Pembuktian (verification)
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization)


2. Inquiry Learning
Model pembelajaran inquiry learning adalah kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan atau pencarian, eksperimen hingga penelitian secara mandiri untuk mendapatkan pengetahuan yang mereka butuhkan. Dalam model ini, peserta didik diarahkan agar dapat mencari tahu sendiri materi yang disajikan dalam pembelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan dan investigasi mandiri.

Menurut Hanafiah dan Sudjana 2010 (dalam Wardoyo 2015, hlm. 68) sintak atau langkah langkah pembelajaran inquiry learning adalah sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa
2) Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari
3) Seleksi bagian materi yang akan dipelajari
4) Menentukan peran yang harus dilakukan masing-masing siswa
5) Melakukan penjagaan terhadap kemampuan awal siswa terkait materi yang akan diberikan
6) Mempersiapkan kelas
7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan penganalisisan data yang ditemukan dalam rangka menemukan hal baru dalam pembelajaran
8) Melakukan tindakan penguatan


3. Problem Based Learning (PBL)
Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch, 1995).

Langkah-langkah pembelajaran PBL yaitu:
1) Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah (guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan yang harus dilakukan siswa).
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar (membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar serta membentuk kelompok).
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.


4. Project Based Learning (PjBL)
Pembelajaran berbasis proyek (Project Based-Learning atau PBL) adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, danninformasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek merupakan strategi tertentu dalam pembelajaran yang mengubah atau membalikkan wajah kelas tradisional. Maksudnya melalui pembelajaran ini, pembelajaran di kelas yang umumnya menggunakan pembelajaran konvensional menjadi lebih inovatif. Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik melakukan investigasi (penyelidikan) melalui pertanyaan terbuka, menerapkan pengetahuan untuk menghasilkan produk. Selain itu, dalam pembelajaran ini “disetting” agar peserta didik yang lebih aktif dalam pembelajaran dengan bekerja sama dalam satu kelompok.

Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek menurut The George Lucas Educational Foundation adalah sebagai berikut.
1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question).
2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project) Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.
3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule) Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)
5) Menguji Hasil (Assess the Outcome)
6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)


Model pembelajaran tematik yang paling tepat untuk peserta didik di kelas rendah adalah model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).

Metode ini merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha menerapkan masalah yang terjadi di dunia nyata. Dengan ini, siswa akan dilatih berpikir kritis serta menemukan solusi. Problem Based Learning merupakan cara untuk menyajikan permasalahan sebagai titik tolak diskusi permasalahan, untuk kemudian dilakukan analisis dan di sintesis dalam kegiatan pemecahan masalah oleh peserta didik. permasalahan dapat diberikan oleh pendidik, kemudian pendidik bersama peserta didik bersama-sama untuk melakukan analisis dan memecahkan masalah tersebut. Model Problem Based Learning dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan memahami materi karena pembelajaran yang diberikan bermakna. Meningkatkan rasa ingin tahu siswa, serta dapat mengarahkan siswa untuk bisa bekerja sama di dalam kelompok.

Dampak yang didapatkan dari penggunaan model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) antara lain:
1. Model pembelajaran PBL dapat memberikan peluang yang lebih besar bagi peserta didik untuk belajar konten dengan keterlibatan lebih banyak dan meningkatkan partisipasi aktif siswa, motivasi dan minat di antara peserta didik.
2. Dapat meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik, karena selama proses pembelajaran menggunakan PBL sering terjadi interaksi antara peserta didik dengan guru, yang pada akhirnya akan membuat peserta didik melakukan brainstorming dan mampu mencerminkan pemahaman yang telah ia miliki sebelumnya. (Surya, Syahputra & Junia, 2018).
3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia nyata
4. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
5. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
6. Peserta didik menjadi lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.