Diskusi bioteknologi konvensional

Diskusi bioteknologi konvensional

Diskusi bioteknologi konvensional

by Sumardi Sumardi -
Number of replies: 3
In reply to Sumardi Sumardi

Re: Diskusi bioteknologi konvensional

by JONATHAN PUJI SARWOKO -
1. Manusia mengubah suatu makanan dengan menumbuhkan mikroba di dalam makanan tersebut. Apa yang terjadi dengan makanan tersebut dan tuliskan contoh2nya.
jawab :
Makanan akan terjadi fermentasi misal dimana sumber karbohidat seperti glukosa pada makanan akan digunakan mikroba untuk menghasilkan energi ATP melalui glikolisis, siklus krebs dan transpor elekton dimana ATP tersebut digunakan untuk proses metabolismenya. fermentasi melalui glikolisis menghasilkan etanol, asam laktat, karbon dioksida dan energi ATP. jadi biasanya tekstur makanan melunak, pH menurun/rasa sedikit asam, dan ada gas dalam proses fermentasinya. bahan makanan akan berubah menjadi produk lain misal kedelai jadi tempe
contoh :
a. keju yang awal nya berasal dari susu yang ditambahkan bakteri Lactobacillus dan Streptococcus yang dapat melakukan fermentasi dengan menggunakan laktosa dalam susu sehingga menghasilkan asam laktat. Hal ini menyebabkan pH menurun, susu menjadi cairan whey dan dadih padat.
b. kecap, berawal dari kedelai yang pembuatannya ditambahkan Aspergillus wentii yang akan tumbuh bersama bakteri asam laktat dan akan menghancurkan campuran gandum
c. tempe yang dibuat dari kedelai dengan penambahan kapang Rhizopus sp yang akan mengikat keping biji kedelai tersebut.
d. tape yang dibuat dari singkong dengan penambahan ragi (Saccharomyces cerevisiae dan spora Mucor, Aspergillus oryzae) yang dapat mengubah zat tepung menjadi gula dan alkohol.

2. Apakah lingkungan dapat diubah/dikendalikan dengan maksud agar hanya ada mikroba tertentu saja yang dapat hidup. Berilah contohnya.
jawab:
bisa contoh pembuatan tempoyak dimana durian diberikan garam (salinitas tinggi) sehingga hanya mikroba tertentu yang dapat memfermentasi durian, mikroba yang dapat hidup di salinitas tinggi biasanya adalah bakteri asam laktat.
In reply to Sumardi Sumardi

Re: Diskusi bioteknologi konvensional

by SEPTRIA JUWITA -
Assalamualaikum pak, izin menjawab pertanyaan diskusi ya pak.

1. Manusia menumbuhkan mikroba kedalam suatu makanan ( bahan pangan ) dengan tujuan untuk mengubahnya menjadi suatu produk yang baru dan menjadikan kualitas produknya meningkat dan lebih beragam. Kebanyakan masyarakat bahkan sangat menyukai produk hasil bioteknologi pangan tersebut karena manfaatnya, ditambah lagi bila produk tersebut hasil dari bioteknologi konvesional, yang masih menggunakan teknologi sederhana dalam prosesnya, dan menggunakan bahan yang mudah ditemukan di sekitar. Misalkan saja dengan menggunakan ragi yang berisi jamur atau bakteri tertentu guna memproduksi asam asetat, alcohol, gula dan bahan makanan lainnya seperti kecap, tempe, tape, oncom, yoghurt, keju, dan lainnya. Keuntungan metode ini adalah lebih murah.
Adapun contoh prodak pangan yang dihasilkan adalah :

HASIL PENGOLAHAN PRODUK SUSU

• Keju, pembuatan keju menggunakan bakteri asam laktat (Lactobacillus dan Streptococcus) yang mana bakteri tersebut berfungsi untuk memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Proses pembuatanya diawali dengan memanaskan susu dengan suhu 90°C atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai suhunya menjadi 30 °C dan mencampurkan bakteri asam laktat. Aktifitas bakteri tersebut menyebabkan pH susu menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat. Kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih. Dadih yang terkumpul dipanaskan pada temperatur 320 – 420 °C kemudian ditambah garam dan ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang.

• Yoghurd, pembuatan yoghurd menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Aktifitas bakteri tersebut menyebabkan perubahan laktosa yang ada pada susu menjadi asam laktat sehingga pH akan turun (menjadi 4). Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian besar lemak dibuang. Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya disimpan selama ± 5 jam pada temperatur 450 °C dan pH akan turun. Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa.

PRODUK MAKANAN NON SUSU

• Kecap. Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus wentii dibiakkan pada kulit gandum terlebih dahulu. Jamur Aspergillus wenti bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum. Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.
• Tempe. Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang genus Rhizopus. Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi produk tempe. Proses fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat.
• Tape. Dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi Saccharomyces cerevisiae dan spora Mucor, Aspergillus oryzae. Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi produk yang berupa gula dan alkohol.

2. Lingkungan dapat dikendalikan / diubah menggunakan bioteknologi agar hanya ada bakteri tertentu saja yang dapat hidup. Misalkan penerapan bioteknologi untuk pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri yang memiliki kemampuan mendegradasi minyak yang signifikan seperti Marinobacter, Oceanobacter, Alcanivorax, Thalassospira, Stappia, Bacillus, Novospingobium, Pseudomonas, Spingobium, dan Rhodobacter, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan memanfaatkan potensi bakteri indigenous yang ditumbuhkan dalam lingkungan yang terkontrol. penelitian mengenai degradasi oleh mikroba terhadap polimer sintetis yaitu plastik sudah banyak dilakukan. Misalkan saja
• Degradasi poletilen oleh bakteri termofilik yaitu Brevibacillus borstelensis (Hadad dkk., 2005).
• Polihidroksialkanoat (PHA), proses depolimerase oleh bakteri Pseudomonas stutzeri, Alcaligenes faecalis dan Streptomyces sp. (Shimao, 2001; Ghosh dkk., 2013;
Mabrouk dan Sabry, 2001; Kato, 1997).
• Polycaprolactone (PCL) adalah poliester sintetis yang mudah terdegradasi oleh mikroorganisme, diantaranya bakteri Alcaligenes faecalis (Oda dkk., 1997) dan
Clostridium botulinum (Ghosh dkk., 2013).
• Polylactic acid (PLA) adalah polimer yang sering digunakan dalam plastik biodegradable, dan dapat didegradasi oleh bakteri termofilik Bacillus brevis (Tomita dkk.,
1999).
• Polivinil klorida (PVC) terdegradasi oleh bakteri Pseudomonas putida (Anthony dkk., 2004).

Metode ini disebut metode bioremediasi, yang mana mampu menghilangkan pencemar dari lingkungan alam atau mengurangi polutan menggunakan komunitas mikroba indigenous yang tersedia di alam.
In reply to Sumardi Sumardi

Re: Diskusi bioteknologi konvensional

by SEPTRIA JUWITA -
Maaf pak , ada sedikit revisi. tadi saya salah baca soal. saya kira bioteknologi ke arah penanganan masalah lingkungan.
1. Manusia menumbuhkan mikroba kedalam suatu makanan ( bahan pangan ) dengan tujuan untuk mengubahnya menjadi suatu produk yang baru dan menjadikan kualitas produknya meningkat dan lebih beragam. Kebanyakan masyarakat bahkan sangat menyukai produk hasil bioteknologi pangan tersebut karena manfaatnya, ditambah lagi bila produk tersebut hasil dari bioteknologi konvesional, yang masih menggunakan teknologi sederhana dalam prosesnya, dan menggunakan bahan yang mudah ditemukan di sekitar. Misalkan saja dengan menggunakan ragi yang berisi jamur atau bakteri tertentu guna memproduksi asam asetat, alcohol, gula dan bahan makanan lainnya seperti kecap, tempe, tape, oncom, yoghurt, keju, dan lainnya. Keuntungan metode ini adalah lebih murah.
Adapun contoh prodak pangan yang dihasilkan adalah :
1. Hasil pengolahan produk susu
• Keju, pembuatan keju menggunakan bakteri asam laktat (Lactobacillus dan Streptococcus) yang mana bakteri tersebut berfungsi untuk memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Proses pembuatanya diawali dengan memanaskan susu dengan suhu 90°C atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai suhunya menjadi 30 °C dan mencampurkan bakteri asam laktat. Aktifitas bakteri tersebut menyebabkan pH susu menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat. Kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih. Dadih yang terkumpul dipanaskan pada temperatur 320 – 420 °C kemudian ditambah garam dan ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang.

• Yoghurd, pembuatan yoghurd menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Aktifitas bakteri tersebut menyebabkan perubahan laktosa yang ada pada susu menjadi asam laktat sehingga pH akan turun (menjadi 4). Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian besar lemak dibuang. Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya disimpan selama ± 5 jam pada temperatur 450 °C dan pH akan turun. Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa.

Produk makanan nonsusu

• Kecap. Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus wentii dibiakkan pada kulit gandum terlebih dahulu. Jamur Aspergillus wenti bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum. Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.
• Tempe. Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang genus Rhizopus. Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi produk tempe. Proses fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat.
• Tape. Dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi Saccharomyces cerevisiae dan spora Mucor, Aspergillus oryzae. Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi produk yang berupa gula dan alkohol.

2. Lingkungan dapat dikendalikan / diubah menggunakan bioteknologi agar hanya ada bakteri tertentu saja yang dapat hidup. Misalnya produk hasil bioteknologi konvensional yaitu ikan fermentasi (Bekasan) . fermentasi pada bekasam dilakukan secara tradisional dengan memanfaatkan fermentasi alami (spontan). Proses fermentasi tidak hanya dilakukan dengan menambahkan garam pada bahan agar mikroorganisme tertentu saja yang dapat memfermentasikan ikan, melainkan dilakukan pula penambahan nasi sebagai sumber karbohidrat untuk pertumbuhan mikroorganisme. Karbohidrat akan diurai menjadi gula sederhana oleh mikroorganisme, kemudian akan diubah menjadi asam laktat, etanol, asam asetat, asam format, dan CO2.
Contoh lain adalah tempoyak, Untuk menghasilkan tempoyak, daging buah durian ditambahkan sejumlah garam dan difermentasi dalam wadah tertutup. Penambahan garam dimaksudkan untuk menarik air dan bahan gizi dari jaringan bahan yang difermentasi (durian), yang akan digunakan sebagai substrat untuk pertumbuhan bakteri yang terlibat dalam fermentasi. Mikroba yang aktif selama fermentasi tempoyak adalah bakteri Gram positif yang menghasilkan asam , yaitu kelompok bakteri asam laktat yang mampu hidup disalinitas tinggi.