Bahan Diskusi

FORUM DISKUSI

FORUM DISKUSI

by Syamsul Ma'arif -
Number of replies: 23

Pembangunan hendaknya dilaksanakan dengan berpedoman pada etis teologis dan etis antroposentris. Jelaskan pengertian etis teologis dan etis antroposentris ! Jelaskan mengapa pembangunan hendaknya dilaksanakan dengan berpedoman kepada keduanya !

In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Hikmah Nazipah -
Nama : Hikmah Nazipah
NPM : 1916041001
Kelas : Reguler A

Pembangunan hendaknya dilaksanakan dengan berpedoman pada etis teologis dan etis antroposentris

=> Etis teologis: adalah entitas nilai-nilai ketuhanan yang bersumber dari tuhan yang maha Esa

=> Etis antroposentris: adalah entitas nilai-nilai yang dimunculkan oleh manusia

=> Pelaksanaan pembangunan dengan berpedoman kepada etis teologis dan etis antroposentris
Pembangunan hendaknya bukan hanya membahas tentang teknik (cara) tetapi juga membutuhkan aspek standar yang bernilai filosofis. Dengan memperhatikan pembangunan yang berpedoman kepada kedua hal itu (etis teologis dan etis antroposentris) nilai-nilai ini akan menjadi panglima dalam keberlangsungan pembangunan. Misalnya saja pembangunan harus dikaitkan dengan entitas etis teologis karena manusia juga memiliki aspek ketuhanan, kebebasan, jangan sampai pemerintah menampikkan standar moralitas, memaksa, mengorbankan air mata masyarakat dalam pembangunan. Contohnya saja pembangunan dengan menggunakan lahan warga dengan pembelian paksa dan murah.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Yasintha Fitriyani -
Nama : Yasintha Fitriyani
NPM : 1916041011
Kelas : Reguler A

1. Etis teologis adalah etika yang mengajarkan hal-hal yang baik dan buruk berdasarkan ajaran-ajaran agama. Etika ini memandang semua perbuatan moral sebagai:
a. Perbuatan-perbuatan yang mewujudkan kehendak Tuhan atau sesuai dengan kehendak Tuhan.
b. Perbuatan-perbuatan sbegai perwujudan cinta kasih kepada Tuhan.
c. Perbuatan-perbuatan sebagai penyerahan diri kepada Tuhan.
Orang beragama mempunyai keyakinan bahwa tidak mungkin moral itu dibangun tanpa agama atau tanpa menjalankan ajaran-ajaran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Sumber pengetahuan dan kebenaran etika ini adalah kitab suci.

2. Etis Entroposentris adalah etika yang menguraikan pokok-pokok etika atau moral menurut pandangan filsafat. Dalam filsafat yang diuraikan terbatas pada baik-buruk, masalah hak kewajiban, masalah nilai-nilai moral secara mendasar. Di sini ditinjau hubungan antara moral dan kemanusiaan secara mendalam dengan menggunakan rasio sebagai dasar untuk menganalisa.
Berbicara tentang filsafat maka kita perlu mengetahui sifat dari etika tersebut, yaitu;
a. Empiris, yaitu cabang filsafat yang membahas sesuatu yang ada atau konkret. Misalnya filsafat hukum yang mempelajari mengenai hukum.
b. Non Empiris, yaitu filsafat yang berusaha melampaui hal konkret dengan seolah-olah menanyakan sesuatu yang ada di balik semua gejala konkret.

Pembangunan seharusnya tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga filosofis. Pembangunan harus bepedoman pada aspek ketuhanan dan aspek filsafat (Hak Asasi Manusia). Oleh karena itu, pembangunan harus menerapkan moral etis teologis dan etis antroposentris sebagai panglima dalam keberlangsungannya.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Amelia Tasyah -
Nama: Amelia Tasyah
NPM: 1916041003
Kelas: Reguler A

Etis Teologi adalah etika yang bersumber pada agama atau nilai-nilai luhur yang menunjukkan bagaimana alam sebenarnya diciptakan dan bagaimana kedudukan dan fungsi manusia serta interaksi yang selayaknya terjalin antara alam dan manusia.

Sedangkan Etis Antroposentrisme, memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Artinya bahwa nilai-nilai tersebut berasal dari manusia.

Pembangunan hendaknya dilaksanakan dengan berpedoman pada etis teologi dan etis antroposentris karena untuk menciptakan keseimbangan antara nilai ketuhanan dan nilai yang berasal dari manusia dalam mewujudkan pembangunan, keduanya memiliki kaitan yang erat agar tidak terjadinya kesewenangan pada beberapa pihak saja sehingga merugikan pihak lain. Oleh karena itu, pelaksanaan pembangunan harus memperhatikan muatan-muatan etis dari keduanya.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Muhammad Iqbal -
Muhammad Iqbal/ 1916041045/ Reguler A

Etis teologis adalah entitas suatu nilai baik dan buruk yang langsung disampaikan oleh tuhan dan disebarkan dan diamalkan oleh manusia terpilih. Dalam agama islam seperti Al-Qur'an yg dijadikan pedoman atau acuan manusia dalam menjalani kehidupan.

Etis antropologis merupakan entitas suatu nilai baik dan buruk berdasarkan suatu pemahaman yang bersifat universal didasari sikap empati manusia. Seperti pemahaman tidak boleh membunuh, bisa diterima oleh manusia karena membayangkan bagaimana jika posisi dia yg terbunuh (empati).

Pembangunan seharusnya tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga filosofis. Pembangunan harus bepedoman pada aspek ketuhanan dan aspek filsafat (Hak Asasi Manusia). Oleh karena itu, pembangunan harus menerapkan etis teologis dan etis antroposentris sebagai panglima dalam keberlangsungannya.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Miranda Widya Astuti -
Nama : Miranda Widya Astuti
NPM : 1916041013
Kelas : Reguler A

Etika teologi berasal dari kata Telos yang berarti akhir, tujuan, maksud, dan kata Logos yang berarti perkataan. Dengan demikian maka, etika teologi merupakan etika mengenai ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan segala kejadian menuju pada tujuan tertentu. Etika ini bersumber dari nilai-nilai ketuhanan dimana tujuan yang dimaksud mengenai kehidupan yang akan dijalani setelah seseorang wafat. Sedangkan, Etika antroposentrisme merupakan etika yang berasal dari nilai-nilai manusia, dimana pada suatu lingkungan, manusia menjadi pusat nya. Dalam etika ini, nilai tertinggi yang dimiliki oleh manusia adalah kepentingannya, yang berarti segala sesuatu yang ada di alam semesta hanya akan mendapatkan nilai dan perhatian apabila mampu memenuhi kepentingan manusia.

Dalam pelaksanaan pembangunan, hendaknya harus berpendoman pada kedua etika tersebut karena dalam pembangunan tidak hanya berpacu pada teknik saja, tetapi juga perlu memperhatikan filosofis. Dengan perpegangan pada etika teologi maka pembangunan yang dilaksanakan tidak boleh berlawanan arah dan mengganggu nilai-nilai ketuhanan yang dianut oleh masyarakat. Sedangkan, dengan berpegangan pada nilai antroposentrisme maka pelaksanaan pembangunan tentunya harus memenuhi permasalahan kepentingan setiap masyarakat, dan tidak boleh menganggu hak-hak yang dimiliki oleh setiap manusia dalam bertindak yang tertulis dalam hak asasi manusia.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Senja Rantika -
Nama: Senja Rantika
NPM: 1916041007
Kelas: Reguler A

Pelaksanaan pembangunan yang baik harus memperhatikan dimensi etis teologis dan etis antroposentris.
1. Etis teologis dimaknai sebagai perbuatan atau nilai-nilai etika yang berpusat pada nilai ketuhanan atau agama. Etis teologis mandang objek tingkah laku manusia dengan berpedoman pada baik atau buruk perbuatan yang sesuai dengan anjuran agama. Tingkah laku yang ditunjukan manusia merupakan representasi nilai-nilai religiuitas kepada Tuhannya.
2. Etis Antroposentrisme merupakan nilai-nilai etika yang bersumber pada manusia yang berhubungan dengan lingkungan atau alam semesta. Kepentingan manusia di dunia dapat menentukan perilakunya dalam membuat kepurusan yang berhubungan dengan alam baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kedua dimensi tersebut memiliki hubungan yang saling berkaitan dalam pelaksanaan pembangunan. Dalam pelaksanaan pembangunan baik nilai teknis maupun filosofi harus seimbang agar terciptanya suatu harmoniasasi bagi keberlangsungan pembangunan. Kepentingan manusaia dalam pembangunan hendaknya diikuti dengan nilai-nilai ketuhanan untuk menghindari terjadinya kesewenang-wenangan pihak tertentu. Dengan menganut ajaran agama dan kepercayaan yang ada, maka dapat meminimalisir perbuatan tidak etis dalam pembangunan nasional tanpa harus mengesampingkan kepentingan bersama. Dengan demikian, pelaksanaan pembangunan harus berpedomand engan nilai-nilai etis teologis dan etis antroposentrisme.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Katarina Esti Wulandari -
Nama : Katarina Esti Wulandari
NPM : 1916041009
Kelas : Reguler A

Etis teologis adalah jenis etika yang berhubungan dengan agama juga kepercayaan suatu individu, tanpa adanya batasan pada suatu agama tertentu.

Etis antroposentris adalah etika yang mengenakan perspektif Manusia sebagai kriteria penentu.

Dalam pelaksanaan pembangunan dilaksanakan dengan berpedoman etis teologis dan etis antroposentris karena agar terciptanya keseimbangan antara etika yang berhubungan dengan Tuhan dan manusia, karena etis ini memiliki kaitan yang sangat erat jadi sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Veronika Frisda Anintya -
Nama : Veronika Frisda Anintya
Npm : 1916041005
Kelas : Reguler A

- Etis teologis adalah etika yang mengajarkan hal-hal yang baik dan buruk berdasarkan ajaran-ajaran agama.
- Etis antroposentris adalah etika yang berkaitan dengan manusia dan interaksinya dengan lingkungan.
- Pembangunan harus berpedoman pada keduanya agar pelaksana pembangunan jauh dari penyimpangan pembangunan dan lebih terarah pada nilai religiusitas dan lebih memperhatikan lingkungan bagi. Kedua menjadi pedoman untuk menentukan tindakan-tindakan yang tepat dalam pembangunan sehingga tercapai pembangunan yang didasarkan pada nilai ketuhanan dan interaksi manusia dengan lingkungannya secara baik.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Aditya Wahyu Pratama -
Nama : Aditya Wahyu Pratama / Npm : 1916041041 / Kelas : Reguler A

Etis teologis adalah jenis etika yang berhubungan dengan agama juga kepercayaan suatu individu, tanpa adanya batasan pada suatu agama tertentu. Dalam etis teologis ini mengajarkan baik dan buruk dalam beretika.

Etis antroposentris adalah konsep dari etika berdasarkan pada sebuah pandangan manusia yang selalu bersinggungan dengan lingkungannya.

Dalam pembangunan harus berpedoman pada kedua etis tersebut karena untuk menciptakan keseimbangan antara keputusan dari manusia yang didasarkan pada lingkungan dan agama atau religiusnya, tujuannya agar terciptanya pembangunan yang sesuai dan terarah seperti yang dibutuhkan. Karena dalam konsep pembangunan seharusnya tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga filosofis.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Siti Darina -
Nama : Siti Darina
NPM : 1916041017
Kelas : Reguler A

- etis teologis ialah suatu etika yang didalamnya terdapat ajaran tentang hal baii yang boleh dilakukan dan hal buruk yang harus dihindari sesuai ajaran agama.
- etis antroposentris ialah suatu etika atau nilai-nilai yang didasarkan pada manusia yang berkaitan dengan lingkungan alam.
-Pembangunan hendaknya dilakukan dengan berpedoman pada etis teologis dan etis antroposentris karena pembangunan dilakukan untuk tujuan mengubah harkat dan martabat manusia serta memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat lebih baik yang direncanakan. Maka dari itu pembangunan harus memperhatikan nilai-nilai tentang mana yang baik /buruk dilakukan dan nilai-nilai dari manusia agar proses pembangunan tidak terjadi kesewenang-wenangan dan dapat menyelaraskan antara tujuan pembangunan dari pemerintah dengan masyarakat. Agar keduanya saling berdampingan dalam melakukan pembangunan.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Theresia Nolice pigai -

Nama:Theresia Nolince pigai 

Kelas:Reguler A

NPM:1916041063

Pembangunan dilaksanakan dengan berpedoman pada teologis etis dan etis antroposentris. Jelaskan pengertian etis teologis dan etis antroposentris! Jelaskan mengapa pembangunan dilaksanakan dengan berpedoman kepada keduanya ! 

Jawab:

Etis teologis pedoman adalah yang bersumber pada agama, nilai agama menunjukkan bagaiman sebenarnya alam diciptakan, kedudukan dan fungsi manusia serta interaksi yang seharusnya terjadi antara alam dan manusia


Etis antroposentris memandang manusia sebagai pusat dari sitem alam semesta, kepentingan manusia dianggap paling penting dalam menentukan kebijakan yang diambil.


Pembangunan dilaksanakan dengan berpedoman kepada keduanya karena pembangunan pada dasarnya dibuat untuk kesejahtaraan manusia, namun kita harus sadar juga akan fungsi manusia yang agar terciptanya keseimbangan dengan alam maka dalam pembangunan harus memperhatikan dampak terhadap alam sekitar.

In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Julia Wulandari -
Nama: Julia Wulandari
NPM: 1916041029
Kelas: Reguler A

Etis teologis adalah suatu nilai dalam etika yang bersumber dari ajaran agama atau kepercayaan, berupa ajaran mengenai mana sesuatu yang baik dan yang buruk.

Etis antroposentris merupakan sesuatu yang berbanding terbalik dengan etis teologis, nilai etika yang ada bersumber dari manusia mengenali perbuatan baik dan buruk, serta berhubungan pula dengan lingkungannya.

Dalam melakukan sebuah pembangunan, hendaknya berpedoman pada kedua nilai etis tersebut. Hal ini diyakini akan membawa keseimbangan dalam pembangunan tersebuy, sehingga dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang mengandung kesewenang-wenangan pihak yang tidak bertanggungjawab.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Fetri Sya Agata 1916041057 -
NAMA : FETRI SYA AGATA
NPM : 1916041057
KELAS : REGULER A


Etis Teologi adalah etika yang bersumber pada agama atau nilai-nilai luhur yang menunjukkan bagaimana alam sebenarnya diciptakan dan bagaimana kedudukan dan fungsi manusia serta interaksi yang selayaknya terjalin antara alam dan manusia.

Sementara Etis Antroposentrisme memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Pembangunan hendaknya dilaksanakan dengan berpedoman pada etis teologi dan etis antroposentris karena untuk menciptakan keseimbangan antara nilai ketuhanan dan nilai yang berasal dari manusia dalam mewujudkan pembangunan, hal ini dikarenakan dua hal ini memiliki keterkaitan yang sangat jelas.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Angga Kurniawan -
Nama : Angga Kurniawan
NPM : 1916041027
Kelas : Reguler A

Etis teologis melihat baik buruknya perlakukan manusia terhadap alam dilihat dari dampak baik buruknya bagi kepentingan manusia.
Etis antroposentris merupakan etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langsung.
Dengan berpedoman dengan etis teologis dan etis antroposentris dalam pembangunan, manusia selaku pembuat kebijakan akan memperhatikan dampak atau manfaat yang akan diterima oleh masyarakat dan menilai baik buruknya suatu kebijakan yang akan diimplementasikan. Manusia akan sadar bahwa mereka yang menjadi pusat alam semesta untuk mengarahkan pembangunan ke arah yang lebih baik dengan berpedoman dengan kedua etis tersebut.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Muhammad Alif Listiansyah -
Nama : M. Alif Listiansyah
NPM : 1916041053

Pengertian etis teologis dan etis antroposentris yaitu:
- Etis teologis adalah perbuatan atau nilai-nilai etika yang berpusat pada nilai ketuhanan atau agama. Etis teologis mandang objek manusia dengan berpedoman pada baik atau buruk perbuatan yang sesuai dengan aturan agama. Tingkah laku yang dilakukan manusia merupakan representasi nilai-nilai religius kepada Tuhan.
2. Etis Antroposentrisme adalah nilai etika yang bersumber pada setiap manusia yang berhubungan dengan lingkungan atau alam. Kepentingan manusia di dunia dapat menentukan perilakunya dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan alam baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pembangunan sebaiknya dilakukan dengan berpedoman terhadap keduanya, etis teologis dan etis antroposentris karena untuk terciptanya keseimbangan antara etika yang berhubungan dengan Tuhan dan Makhluk hidup, karena kedua etis ini memiliki hubungan yang berkesinambungan untuk menjadikan dunia ini seimbang agar tidak ada kerugian satu sama lain.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Eldo Noprizal -
Nama: Eldo Noprizal
NPM: 1816041081
Kelas: Reguler A
• Etis Teologis merupakan etika yang erat kaitannya dengan agama dan berisikan tentang unsur etika umum dan dapat dimengerti ketika memahami etika secara umum
• Etis Antroposentris merupakan filsafat yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.

Pembangunan hendaknya dilaksanakan dengan berpedoman pada etis teologis dan etis antroposentris karena etis teologis dan etis antroposentris memiliki keterkaitan yang kuat dalam menciptakan keseimbangan antara nilai ketuhanan dan nilai yang berasal dari manusia, sehingga dalam pelaksanaannya perlu berpedoman pada keduanya dalam mewujudkan pembangunan
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Srei Nur Astuti -
Nama : Srei Nur Astuti
NPM: 1916041021
Kelas : Reguler A

Etis teologis merupakan suatu etika yang mnucl dari adanya kepercayaan atau ajaran agama. Sedangkan etis Antroposentris merupakan etika yang bersumber pada manusia dan berhubungan dengan lingkungan, dimana manusia sebagai pusat alam semesta.

Karena dua nilai etika ini memberikan dampak atau pengaruh yang baik dalam pembangunan. Dimana pembangunan tidak hanya dilakukan untuk mewujudkan tujuan semata tapi juga mempertimbangkan dalam aspek agama agar tidak terjadi kesalahan dalam sisi agama. Dan juga mempertimabngkan kepentingan manusia sebagai objek dari pembangunan
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Sabila Zakiyah -
Nama: Sabila Zakiyah
NPM: 1916041061
Kelas: Reguler A

Etis antroposentris: merupakan nilai-nilai yang timbul oleh manusia
Etis teologis: merupakan nilai-nilai Ketuhanan yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa
Pelaksanaan pembangunan dilaksanakan dengan berpedoman pada etis teologis dan etis antroposentris menurut saya sangat penting. Karena dalam kehidupan ini terdapat suatu keyakinan mengenai adanya Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan, manusia dan alam mempunyai hubungan yang integratif. Tuhan sebagai pencipta, sedang manusia dan alam sebagai satu kesatuan ekosistem yang menempati posisi sejajarny. Dalam islam manusia diberi amanat sebagai khalifah dan Allah juga memerintahkan manusia untuk menjaga keseimbangan nya. Dari sinilah etis teologis dibutuhkan dalam pembangunan. Manusia dan alam berasal dari Tuhan Yang Maha satu, menuntut sikap santun terhadap seluruh ciptaan tuhan. Dari sini kita bisa melihat penekanan pada penguatan nilai-nilai kesadaran tentang pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dalam pembangunan.
Pembangunan berpedoman pada etis antropologis agar sebuah pembangunan itu bisa dirasakan kewajarannya oleh manusia. Sehingga etis antropologis dirasa sangat penting untuk pedoman dalam pembangunan.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Jimmy Enmo S Situmorang -
Etis teologis melihat baik buruknya perlakukan manusia terhadap alam dilihat dari dampak baik buruknya bagi kepentingan manusia.
Etis antroposentris merupakan etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langsung.
Dengan berpedoman dengan etis teologis dan etis antroposentris dalam pembangunan, manusia selaku pembuat kebijakan akan memperhatikan dampak atau manfaat yang akan diterima oleh masyarakat dan menilai baik buruknya suatu kebijakan yang akan diimplementasikan. Manusia akan sadar bahwa mereka yang menjadi pusat alam semesta untuk mengarahkan pembangunan ke arah yang lebih baik dengan berpedoman dengan kedua etis tersebut.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Ratna Atika Supriyadi -
Nama : Ratna Atika S.
NPM : 1916041051
Kelas : Reg A

Etis teologis adalah etika yang bersumber dari nilai ketuhanan dan etis Antroposentrime adalah etika yang berasal dari nilai manusia yang di uraikan terbatas dengan masalah hak dan kewajiban, nilai moral baik buruk dan nilai manusia secara mendalam. Dalam pembangunan, nilai etis teologis dan antroposentrisme harus di pegang sebagai ebuah keharusan untuk menciptakan keseimbangan antara nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Karena sudah semestinya pembangunan harus mementingkan kepentingan agama dan tidak boleh berlawanan denga nilai ketuhanan yang di anut oleh masyrakat
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Septiya - -
Nama : Septiya
NPM : 1916041025

Etika teologis adalah etika yang bertitik tolak dari peranggapan-peranggapan tentang Allah, yaitu kepercayaan kepada Allah dan memandang bahwa kesusilaan bersumber dari dalamnya. Etis Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langsung.
Pembangunan harus menerapkan moral etis teologis dan etis antroposentris karena hal ini menjadi panglima dalam keberlangsungan pembangunan, pembangunan harus berpedoman pada aspek ketuhanan dan aspek filsafat atau Hak Asasi Manusia.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Hendra Winata -
Nama: Hendra Winata
Npm: 1916041047

Etika teologis adalah jenis etika yang berhubungan dengan agama juga kepercayaan suatu individu, tanpa adanya batasan pada suatu agama tertentu. Ada dua hal yang perlu ditekankan dalam etika teologis ini. Pertama, etika teologis tidak dibatasi oleh satu agama saja, hal itu karena mengingatnya banyaknya jumlah agama di dunia ini. Pada hakikatnya, setiap agama pastinya memiliki etika teologisnya masing-masing berbeda dan juga spesifik. Kedua, etika ini merupakan lingkupan dari etika umum yang sebagian besar individu telah menerapkan dan mengetahuinya

Antroposentris yang menekankan segi estetika dari alam dan etika antroposentris yang mengutamakan kepentingan generasi penerus. Etika ekologi dangkal yang berkaitan dengan kepentingan estetika didukung oleh dua tokohnya yaitu Eugene Hargrove dan Mark Sagoff. Menurut mereka etika lingkungan harus dicari pada aneka kepentingan manusia, secara khusus kepentingan estetika. Sedangkan etika antroposentris yang mementingkan kesejahteraan generasi penerus mendasarkan pada perlindungan atau konservasi alam yang ditujukan untuk generasi penerus manusia.

Dalam pembangunan harus mempertimbangkan dan perpedoman pada kedua etis ini dikarenakan dalam pembangunan perlu mempertimbangkan kebutuhan dari generasi penerus atau mempertimbangkan masa depan, serta harus menerapkan teknologi serta pengetahuan yang secara luas dan tidak terbatas.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: FORUM DISKUSI

by Widyawati Bagus Pratama -
Nama : Widyawati Bagus Pratama
NPM : 1916041019
Reguler A

-Etis teologis adalah jenis etika yang berhubungan dengan agama juga kepercayaan suatu individu ,tanpa adanya batasan pada suatu agama tertentu
-etika antroposentis adalah etika yang memandang manusia sebagai pusat sistem alam semesta

pembangunan hendaknya dilaksankan dengan berpedoman kepada keduanya karena Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langungsung, dan juga manusia melukan tindakan tersebut sesuai dnegan kepercyaanya.