Komentar

Komentar

Komentar

Number of replies: 36

Mahasiswa berikan tanggapan atau argumen kalian terkait isi yang ada dalam artikel tulis dikolom komentar yang telah disiapkan. tulis nama,npm dan prodi

In reply to First post

Re: Komentar

Lisa Alfina Damayanti གིས-
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Nama : Lisa Alfina Damayanti
NPM : 2115011079
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil

Izin memberi komentar mengenai artikel yang berjudul “Tantangan Globalisasi, Peran Negara, dan Implikasinya Terhadap aktualisasi Nilai-Nilai Ideologi Negara”

Tantangan globalisasi sekarang ini seperti adanya pembentukan negara khilafah dari sebagian kelompok masyarakat, paham radikalisme, individualism, hegemoni sekratarianisme, dan lain sebagainya dapat mempengaruhi kondisi cara berpikir serta bertindak masyarakat terutama generasi muda, sehingga aktualisasi nilai-nilai ideologi negara atau pancasila dapat berkurang. Hal tersebut dapat membawa dampak yang berpengaruh besar terhadap bangsa. Lalu, bagaimana peran negara dalam mengatasi permasalahan tersebut? Pemerintah dengan segala kebijakan dan melaksanakan peraturan perundang-undangan tengah berupaya mengatasi permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi. Kebijakan tersebut antara lain menempatkan pancasila sebagai nilai dasar, nilai instrumental, serta nilai praktis. Di sisi lain, pemerintah juga didukung dengan penegakan hukum dalam penyampaian informasi yang dapat dilihat dalam berbagai media mulai dari media cetak samapi media elektronik. Hal ini merealisasikan bahwa penegakan hukum dapat digunakan sebagai kontrol sosial dalam kehidupan masyarakat. Implikasi yang paling penting dari peran negara terutama pemerintah dalam mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila dapat terlihat dengan adanya pengurangan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada permasalahan dan tantangan yang sedang terjadi ini. Namun, jika kita lihat, peran pemerintah ini baru dalam tahap implikasi secara parsial, artinya tidak langsung mengakselerasi nilai-nilai ideologi, tetapi lebih mengarah pada perubahan pola pikir, sikap, dan perilaku masyarakat. Karena sejatinya, proses aktualisasi nilai-nilai ideologi tidak serta merta terjadi secara instan, namun perlu proses yang cukup panjang, salah satunya yaitu dukungan masyarakat dan berbagai pihak yang terlibat.

Sekian, terimakasih

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
In reply to First post

Re: Komentar

I Gusti Komang Satria Guna Wibawa གིས-
Nama : I Gusti Komang Satria Guna Wibawa
NPM : 2115011008
Prodi : S1 Teknik Sipil
Kelas : Teknik Sipil C
Izin menanggapi artikel pertemuan ke-9

Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya (Marpaung, 2018). Negara diharapkan hadir dalam mengurusi hal-hal yang menjadi kepentingan dari semua warganya. Di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. Dalam banyak prosesnya, kegiatan yang dilakukan pemerintah adalah mengikuti prosedur dan amanat dari perundang-undangan. Pelaksanaannya diwujudkan melalui pengeluaran kebijakan yang dapat mendorong suasana kondusif dan peri kehidupan yang membuat masyarakat tenang dan dapat menjalankan aktivitasnya dengan tenang tanpa gangguan yang berarti. Dalam konteks terjadinya situasi yang dapat mengganggu keamanan, misalnya, pemerintah sesuai prosedurnya menurunkan aparat keamanan dari unsur TNI-Polri untuk mengambil langkah-langkah pengamanan. Pemerintah juga menggandeng organisasi sosial dan kemasyarakatan yang dalam hal itu kemudian direspons dengan baik menunjukkan bahwa mereka melihat bahwa langkah pemerintah adalah dalam koridor kepentingan bangsa dan negara serta selaras dengan nilai-nilai bersama. Pada sisi yang lain, dukungan basis organisasi social kemasyarakatan tersebut menjadi bukti keterbukaan dari ideologi Pancasila.

Lalu saya punya beberapa pertanyaan, bagaimana cara pemerintah untuk mengaktualisasikan nilai nilai Pancasila yang sesuai dengan karakter Bangsa Indonesia jika dalam praktiknya masih banyak pejabat negeri yang menggunakan politik identitas, politik irasional, dan politik untuk meraih kursi kekuasaan? Apakah kebijakannya nanti mampu meraih simpati dari masyarakat sehingga nantinya masyakarat dapat menerapkan atau mengaktualisasikan nilai nilai tersebut? Dan Apakah kebijakan yang dibuat akan berpihak kepada masyarakat umum atau hanya berpihak pada golongannya saja?

Sekian tanggapan dari saya, saya ucapkan terima kasih.
In reply to First post

Re: Komentar

2115011007_Aisyah Nabil Athirah S གིས-
Assalamualaikum warahmatullahiwabarokatuh,
Izin memperkenalkan diri
Nama : Aisyah Nabil Athirah
NPM : 2115011007
Prodi : S1 Teknik Sipil

Tanggapan saya mengenai artikel yang diberikan adalah sebagai berikut,
Dari hasil data ditemukan berdasarkan artikel pada pertemuan ke 9 ini adalah bahwa terdapat nilai-nilai globalisasi yang mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku sebagian warga negara yang didukung dengan konsistensi, ketegasan, dan penguatan peran pemerintah dalam merawat nilai-nilai kebersamaan. Selain itu juga berimplikasi untuk meredam eskalasi dan kegiatan yang menjurus pada perilaku yang menonjolkan sentiment primordial serta berimplikasi memantapkan persepsi warga negara tentang pentingnya ideologi negara, walaupun tidak langsung mengakselerasi masyarakat mengaktualisasikan nilai-nilai ideology negara secara signifikan.
Ideologi Pancasila berdasarkan pembedaan tipe ideologi, termasuk ke dalam jenis ideologi terbuka, setidaknya karena nilai-nilainya bersumber dari masyarakat Indonesia sendiri dan bukan pikiran elite yang dipropagandakan.
Eksistensi ideologi negara dalam konteks sistem nilai yang kuat dan teraktualisasi dalam pola sikap dan perilaku penyelenggara negara dan warga negara agaknya tidak selalu linier dengan upaya dan keinginan negara. Hanya saja keberadaan Indonesia sebagai bangsa berinteraksi dengan kehidupan global yang ditandai dengan corak globalisasi. Namun dalam konteks ini, perspektifnya adalah pada dinamika kendala yang dilihat sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan kontras dengan nilai-nilai bersama yang direpresentasikan dalam nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Dengan kewenangannya, peran negara mengemuka dalam mendorong aktualisasi nilai-nilai ideologi negara.
Nilai-nilai bersama bagi Indonesia adalah nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi negara. Nilai-nilai tersebut tertuang di dalam kelima sila di dalam Pancasila, mulai Sila I sampai Sila V. Nilai-nilai ini tentu sudah tidak asing lagi dan secara umum sudah dipahami.. Hasil data studi literature dan observasi kemudian diperiksa kebermaknaannya yang relevan dengan aktualisasi nilai-nilai ideologi negara. Merujuk pada objek bahasan, data-data yang dikumpulkan terkait nilai-nilai substantive sebagaimana termuat di dalam sila-sila Pancasila dan dikorelasikan hasil interaksinya dengan nilai-nilai yang berkembang sebagai konsekuensi dari proses globalisasi.
Sekian tanggapan saya, mohon maaf bila terdapat kesalahan pak/bu
Terima kasih
Wassalamu'alaimum warahmatullahi wabarokatuh
In reply to First post

Re: Komentar

Setyawan Setyawan Novanto གིས-
Nama: Setyawan Novanto
NPM: 2115011019
Kelas: C
Prodi: S1 Teknik SIpil

Menanggapi dari artikel yang telah dibahas, bahwasannya artikel ini membahas tentang tantangan globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi
nilai-nilai ideologi negara. deologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara adalah sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara. Ideologi tersebut pada dasarnya merupakan nilainilai yang disepakati bersama untuk dijadikan pedoman dalam bersikap dan berperilaku sebagai identitas negara serta seluruh warga negara. Ideologi sangat menentukan eksistensi suatu negara. Nilai-nilai yang dijadikan pedoman tersebut berisikan nilai-nilai yang baik dan diyakini mengantarkan bangsa memiliki peradaban yang membanggakan sekaligus membawa ke
kehidupan ideal yang dicita-citakan dalam berbagai dimensi kehidupan meliputi bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ideologi memainkan peran sentral dan dibentuk sebagai kerangka kerja mental yang mendominasi pemikiran social suatu masyarakat. Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Globalisasi membentuk hubungan lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang lain serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Dengan perkembangan system teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan pembangunan. Berbagai hal yang menjadi prioritas pemerintah baik pusat maupun daerah dapat dicermati masyarakat. Melaui media dengan mudah dapat dilihat serta diketahui hal-hal yang menjadi program pemerintah, baik dalam jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek. Realitanya globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika dampak positif seperti gambaran di atas. Tidak dapat dinafikan berbagai permasalahan juga harus ditanggung negara terkait spektrum globalisasi tersebut yang dalam konteks ini dilihat sebagai tantangan.

Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi seputar masyarakat tempatnya berinteraksi maupun hasil koneksi dengan dunia maya. Berbagai tendensi yang diperlihatkan sebagian anak bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang selaras dengan nilai-nilai kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara.

Nilai-nilai Tantangan Aktualisasi Pola Pikir/Perilaku
1. Sila I
Tantangan:
Nilai spiritualitas keagamaan
versus nilai komunisme,
sekularisme, fundamentalisme,
dan animisme
Aktualisasi Pola Pikir/Perilaku:
Wacana negara khilafah
Wacana negara sekuler
Agama KTP
Keimanan dalam ruang kosong
Toleransi searah
Keberagamaan minus keberagaman

2. Sila II
Tantangan:
Nilai kemanusiaan versus
fundamentalisme dan sektarian
Aktualisasi Pola Pikir/Perilaku:
Bullying, persekusi, dan menghujat
Radikal
Keadilan dalam kotak
Dukungan kemanusiaan dalam rasa individu dan
kelompok
Harga diri yang kurang berharga

3. Sila III
Tantangan:
Nilai persatuan Indonesia versus
hegemoni komunitas, dan
pesimisme
Aktualisasi Pola Pikir/Perilaku:
Orientasi kepentingan pribadi dan kelompok
Cinta etnik
Analogi negara dengan agama

4. Sila IV
Tantangan:
Nilai kerakyatan versus liberalism
dan hegemoni sektarian
Aktualisasi Pola Pikir/Perilaku:
Politik identitas
Politik irasional
Politik uang

5. Sila V
Tantangan:
Nilai keadilan sosial versus
kapitalisme, hedonisme, dan
individualism.
Aktualisasi Pola Pikir/Perilaku:
Korupsi
Hedonis
Sarana umum yang pribadi
Plagiasi dan kurang etos kerja

Dan secara menanggapi bagaimana peran negara direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya.

Pancasila merupakan struktur dan pondasi untuk keutuhaan tatanan dalam bernegara bagi bangsa Indonesia. Sama halnya seperti beton yang memerlukan elemen elemen seperti agregat kasar, agregat halus, semen, pasir, air, udara yang baik agar menciptakan beton yang bagus dan kokoh, maka Pancasila juga harus memiliki elemen elemen seperti pemimpin, masyarakat, pengamal, penghayat dan lain sebagainya yang bersinegritas yang baik dalam menjunjung nilai nilai Pancasila yang utuh dan kokoh agar tidak ada satupun tantangan yang dapat menghancurkan nilai Pancasila.
In reply to First post

Re: Komentar

Fathan Naufal Ahsan གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Nama : Fathan Naufal Ahsan
NPM : 2115011108
Prodi : S1 Teknik Sipil

Izin memberikan komentar mengenai artiker yang berjudul “Tantangan globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara”.
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara bagi Warga Negara Indonesia.

Tantangan Globalisasi
Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalism
Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme
Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme
Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualismKelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualisme

Dimensi globalisasi dengan sajian nilai transnasional antara lain dalam bentuk paham sekularisme, individualism, liberalism, radikalisme, individualisme, kapitalisme, komunisme, sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, dan hegemoni sektarianisme dalam mekanismenya mempengaruhi corak berpikir serta berperilaku masyakat melalui proses interaksi dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila ideologi Pancasila. Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu kohesivitas dan integrasi bangsa.

Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
In reply to First post

Re: Komentar

2115011057_Muhammad Derrin Toshiro གིས-
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Nama : Muhammad Derrin Toshiro
NPM : 2115011057
Prodi : S1 Teknik Sipil
Kelas : C

Izin menanggapi artikel pada pertemuan ke-9

a. Tantangan Globalisasi
1. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai sila ke-4 versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualisme.

b. Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya. Implikasi peran pemerintah terhadap aktualisasi nilai bersama, dari persepsi masyarakat diperoleh respons sangat positif atas berbagai kebijakan dan peran yang telah dilakukan pemerintah. Masyarakat melihat negara hadir dalam memproteksi nilai-nilai bersama. Hal itu menunjukkan penguatan peran pemerintah meskipun secara prosedur sebetulnya hal itu menjadi kewenangan pemerintah.

Globalisasi dengan sajian nilai transnasional antara lain dalam bentuk paham sekularisme, individualism, liberalism, radikalisme, individualisme, kapitalisme, komunisme, sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, dan hegemoni sektarianisme dalam mekanismenya mempengaruhi corak berpikir serta berperilaku masyakat melalui proses interaksi dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila ideologi Pancasila.
Negara kemudian hadir dalam perannya yang secara konsisten dan tegas dalam merawat nilai bersama melalui pengeluaran kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, pemberdayaan aparatur sesuai fungsi, pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi social kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum. Peran negara tersebut didukung oleh masyarakat Indonesia dan termasuk di dalamnya direpresentasikan organisasi social kemasyarakatan.
In reply to First post

Re: Komentar

Ridho Dharmawan གིས-
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Nama : Ridho Dharmawan
NPM : 2115011038
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil

Mohon izin memberi komentar mengenai artikel yang berjudul “Tantangan Globalisasi, Peran Negara, dan Implikasinya Terhadap aktualisasi Nilai-Nilai Ideologi Negara”
yang berisikan tentang :

Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Globalisasi membentuk hubungan lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang lain serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Dengan perkembangan system teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan pembangunan.

a.Tantangan Globalisasi Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi seputar masyarakat tempatnya berinteraksi maupun hasil koneksi dengan dunia maya. Berbagai tendensi yang diperlihatkan sebagian anak bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang selaras dengan nilai-nilai kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara, selanjutnya akan diuraikan dan dirinci berdasarkan urutan nilai yang termuat di dalam sila-sila Pancasila.

Aktualisasi Nilai Kurang Sesuai dengan Nilai-nilai Ideologi Negara.
1. Sila I
Nilai spiritualitas keagamaan versus nilai komunisme, sekularisme, fundamentalisme, dan animisme .

2. Sila II
Nilai kemanusiaan versus fundamentalisme dan sektarian .

3. Sila III
Nilai persatuan Indonesia versus hegemoni komunitas, dan pesimisme .

4. Sila IV
Nilai kerakyatan versus liberalism dan hegemoni .

5. Sila V
Nilai keadilan sosial versus kapitalisme, hedonisme, dan individualism.


b. Peran Negara Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya (Marpaung, 2018). Negara diharapkan hadir dalam mengurusi hal-hal yang menjadi kepentingan dari semua warganya.
In reply to First post

Re: Komentar

Fauzan Rizki Setiawan གིས-
Nama : Fauzan Rizki setiawan
NPM : 2115011098
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil

Izin menanggapi artikel tersebut
Artikel tersebut membahas tentang tantangan globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara.
Ideologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara adalah sebagai
tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara. Ideologi tersebut pada dasarnya merupakan nilainilai yang disepakati bersama untuk dijadikan pedoman dalam bersikap dan berperilaku sebagai identitas negara serta seluruh warga negara. Nilai-nilai yang dijadikan pedoman tersebut berisikan nilai-nilai yang baik dan diyakini
mengantarkan bangsa memiliki peradaban yang membanggakan sekaligus membawa ke
kehidupan ideal yang dicita-citakan dalam berbagai dimensi kehidupan meliputi bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

1. Tantangan Globalisasi
Berbagai tendensi yang diperlihatkan sebagian anak bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang selaras dengan nilai-nilai kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara
Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
versus fundamentalisme dan sektarian.
Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa,
antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni
komunitas, dan pesimisme.
Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni
sektarianisme.
Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
Jika dicermati berbagai pola pikir, sikap, dan perilaku yang tidak sesuai dengan aktualisasi
nilai-nilai ideologi Pancasila tersebut, substansi nilai dipengaruhi oleh internasionalisasi paham
global. Individualisme, komunisme, kapitalisme, individualism, liberalism, dan sektarianisme
kiranya menjadi paham global yang ikut mempengaruhi sebagian masyarakat. Khususnya tentang
paham agama, identitas primordial pada umumnya memiliki loyalitas kuat dan langgeng atau
bertahan lama, serta melahirkan solidaritas erat (Winarno, 2014).

2. Peran negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya. Implikasi peran pemerintah terhadap aktualisasi nilai bersama, dari persepsi masyarakat diperoleh respons sangat positif atas berbagai kebijakan dan peran yang telah dilakukan pemerintah. Masyarakat melihat negara hadir dalam memproteksi nilai-nilai bersama. Hal itu menunjukkan penguatan peran pemerintah meskipun secara prosedur sebetulnya hal itu menjadi kewenangan pemerintah.

Dimensi globalisasi dengan sajian nilai transnasional antara lain dalam bentuk paham
sekularisme, individualism, liberalism, radikalisme, individualisme, kapitalisme, komunisme,
sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, dan hegemoni sektarianisme dalam
mekanismenya mempengaruhi corak berpikir serta berperilaku masyakat melalui proses interaksi
dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila ideologi Pancasila.
Negara kemudian hadir dalam perannya yang secara konsisten dan tegas dalam merawat
nilai bersama melalui pengeluaran kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, pemberdayaan aparatur sesuai fungsi, pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi social kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum. Peran negara tersebut didukung oleh masyarakat, . Dalam konteks ini, peran negara didukung dengan komitmen pemimpin pemerintahan untuk merawat nilai-nilai kebersamaan yang terkandung di dalam nilai-nilai ideologi negara.

Sekian, Terimakasih
In reply to First post

Re: Komentar

Liana Oktavia གིས-
Nama : Liana Oktavia
NPM : 2115011027
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil

Izin memberikan tanggapan artikel mengenai Tantangan Globalisasi, Peran Negara, dan Implikasinya Terhadap aktualisasi Nilai-Nilai Ideologi Negara.
Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Globalisasi membentuk hubungan
lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang lain serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Dengan perkembangan sistem teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan pembangunan. Berbagai hal yang menjadi prioritas pemerintah baik pusat maupun daerah dapat dicermati masyarakat.

Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini
adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi seputar masyarakat tempatnya berinteraksi maupun hasil koneksi dengan dunia maya. Berbagai tendensi yang diperlihatkan sebagian anak bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang selaras dengan nilai-nilai kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara, selanjutnya akan diuraikan dan dirinci berdasarkan urutan nilai yang termuat di dalam sila-sila Pancasila.
In reply to First post

Re: Komentar

Fadel Azra གིས-
Nama : Fadel Azra
NPM : 2115011078
Kelas : C

Izin menanggapi artikel tentang Tantangan Globalisasi, Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Globalisasi membentuk hubungan
lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang
lain serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Pada satu sisi, perkembangan telah
memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Dengan perkembangan
system teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam
melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi
pelaksanaan pembangunan.


Tantangan Globalisasi

Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa
versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.

Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
versus fundamentalisme dan sektarian.

Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa,
antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni
komunitas, dan pesimisme.

Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni
sektarianisme.

Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.

Peran Negara

Negara kemudian hadir dalam perannya yang secara konsisten dan tegas dalam merawat
nilai bersama melalui pengeluaran kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir
kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, pemberdayaan aparatur sesuai
fungsi, pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi
social kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum. Peran negara tersebut didukung oleh
masyarakat Indonesia dan termasuk di dalamnya direpresentasikan organisasi social
kemasyarakatan. Dukungan tersebut menjadi bukti bahwa disadari nilai-nilai Pancasila adalah
bersifat terbuka dan merupakan nilai bersama serta bukan kerangka propaganda pemimpin
pemerintahan. Peran pemerintah tersebut meski belum dapat langsung mengakselerasi
masyarakat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ideologi secara lebih signifikan, namun telah
berimplikasi pada timbulnya persepsi positif masyarakat atas penguatan serta hadirnya negara,
dan selain itu dapat meredam eskalasi dan kegiatan yang menjurus pada perilaku yang menonjolkan sentiment primordial. Dalam konteks ini, peran negara didukung dengan komitmen
pemimpin pemerintahan untuk merawat nilai-nilai kebersamaan yang terkandung di dalam nilainilai ideologi negara.

Berikut poin-poin penting yang telah sampaikan.
Sekian, terima kasih.
In reply to First post

Re: Komentar

ilham muhammad bintang གིས-
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Ilham Muhammad Bintang
NPM : 2115011127
Prodi : S1 Teknik Sipil
Kelas : Teknik Sipil C
Izin untuk menanggapi artikel padapertemuan ke-9.
Pancasila di masa mendatang akan mempertahankan otoritas negara dan penegakan hukum serta menjadi pelindung hak-hak dasar warga negara sebagai manusia. Oleh karena itu, sangat penting untuk menanamkan kesadaran terhadap potensi bahaya gangguan dari luar yang dapat merusak dan mengajak siswa untuk mempertahankan identitas bangsa serta meningkatkan ketahanan mental dan ideologi bangsa. Pancasila Merupakan Jiwa Seluruh Rakyat Indonesia, Kepribadian Bangsa Indonesia, Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Dan Pancasila Menjadi Tujuan Hidup Bangsa Indonesia. Nilai-nilai pada pancasila
Negara adalah organisasi kekuasaan yang berdaulat dengan tata pemerintahan yang melaksanakan tata tertib atas orang-orang di daerah tertentu. lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya. Negara diharapkan hadir dalam mengurusi hal-hal yang menjadi kepentingan dari semua warganya. Masyarakat melihat negara hadir dalam memproteksi nilai-nilai bersama. Hal itu menunjukkan penguatan peran pemerintah meskipun secara prosedur sebetulnya hal itu menjadi kewenangan pemerintah.
Sekian tanggapan dari saya, terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
In reply to First post

Re: Komentar

MUHAMMAD RIZKI HAMDANI གིས-
Nama : Muhammad Rizki Hamdani
NPM : 2115011089
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin menanggapi artikel pada pertemuan 9
Artikel tersebut membahas tentang tantangan globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi Negara.
Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Globalisasi membentuk hubungan lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang lain serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Realitanya globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika dampak positif seperti gambaran di atas. Tidak dapat dinafikan berbagai permasalahan juga harus ditanggung negara terkait spektrum globalisasi tersebut yang dalam konteks ini dilihat sebagai tantangan. Berbagai nilai dengan identitas paham baik yang sudah lazim dikenal maupun yang mengambil bentuk baru, berseliweran menyertai tata pergaulan dan interaksi di tengah arus globalisasi.
Tantangan Globalisasi, Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. Dalam banyak prosesnya, kegiatan yang dilakukan pemerintah adalah mengikuti prosedur dan amanat dari perundang-undangan. Pelaksanaannya diwujudkan melalui pengeluaran kebijakan yang dapat mendorong suasana kondusif dan peri kehidupan yang membuat masyarakat tenang dan dapat menjalankan aktivitasnya dengan tenang tanpa gangguan yang berarti.
In reply to First post

Re: Komentar

Zillia Chairani གིས-
Assalamualaikum warahmatullahiwabarokatuh,
Izin memperkenalkan diri
Nama : Zillia Chairani
NPM : 2115011028
Prodi : S1 Teknik Sipil

Tanggapan saya mengenai artikel yang diberikan adalah sebagai berikut,

a. Tantangan Globalisasi
1. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain fundamentalisme dan sektarian.
3. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai sila ke-4 versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualisme.


Pemerintah dengan segala kebijakan dan melaksanakan peraturan perundang-undangan tengah berupaya mengatasi permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi. Kebijakan tersebut antara lain menempatkan pancasila sebagai nilai dasar, nilai instrumental, serta nilai praktis. Di sisi lain, pemerintah juga didukung dengan penegakan hukum dalam penyampaian informasi yang dapat dilihat dalam berbagai media mulai dari media cetak samapi media elektronik. Hal ini merealisasikan bahwa penegakan hukum dapat digunakan sebagai kontrol sosial dalam kehidupan masyarakat. Implikasi yang paling penting dari peran negara terutama pemerintah dalam mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila dapat terlihat dengan adanya pengurangan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada permasalahan dan tantangan yang sedang terjadi ini. Peran negara tersebut didukung oleh masyarakat, dalam konteks ini, peran negara didukung dengan komitmen pemimpin pemerintahan untuk merawat nilai-nilai kebersamaan yang terkandung di dalam nilai-nilai ideologi negara.

Sekian, terimakasih

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
In reply to First post

Re: Komentar

Gabriel Purba གིས-
Nama : Gabriel Purba
NPM : 2115011099
Prodi : S1 Teknik Sipil
Kelas : Teknik Sipil C
Izin menanggapi artikel pertemuan ke-9

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara bagi Warga Negara Indonesia.

Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Globalisasi membentuk hubungan lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang lain serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Dengan perkembangan system teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan pembangunan.
Realitanya globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika dampak positif seperti gambaran di atas. Tidak dapat dinafikan berbagai permasalahan juga harus ditanggung negara terkait spektrum globalisasi tersebut yang dalam konteks ini dilihat sebagai tantangan. Berbagai nilai dengan identitas paham baik yang sudah lazim dikenal maupun yang mengambil bentuk baru, berseliweran menyertai tata pergaulan dan interaksi di tengah arus globalisasi. Setidaknya berbagai nilai dapat dilihat masyarakat dengan hubungannya dengan dunia maya serta akses terhadap informasi yang difasilitasi secara luas melalui internet.

Tantangan Globalisasi
*Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalism
*Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
*Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme
*Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme
*Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualismKelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualisme.

Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya. Implikasi peran pemerintah terhadap aktualisasi nilai bersama, dari persepsi masyarakat diperoleh respons sangat positif atas berbagai kebijakan dan peran yang telah dilakukan pemerintah. Masyarakat melihat negara hadir dalam memproteksi nilai-nilai bersama. Hal itu menunjukkan penguatan peran pemerintah meskipun secara prosedur sebetulnya hal itu menjadi kewenangan pemerintah.
In reply to First post

Re: Komentar

Fahrezi Diaz Pribadi གིས-
Nama : Fahrezi Diaz Pribadi
NPM : 2115011069
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil

Izin menanggapi artikel pada pertemuan 9
Berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila menjadi tantangan globalisasi bagi bangsa Indonesia. Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Berbagai tendensi yang diperlihatkan sebagian anak bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang selaras dengan nilai-nilai kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara.
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya (Marpaung, 2018). Negara diharapkan hadir dalam mengurusi hal-hal yang menjadi kepentingan dari semua warganya. Pengeluaran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang kemudian disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2017 tentang Ormas. Regulasi tersebut kemudian berimplikasi pada pembubaran Ormas Hizbut Tahrir Indonesia. Dan Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, pemberdayaan aparatur sesuai fungsi, pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi social kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum. Peran negara tersebut didukung oleh masyarakat Indonesia dan termasuk di dalamnya direpresentasikan organisasi social kemasyarakatan. Dukungan tersebut menjadi bukti bahwa disadari nilai-nilai Pancasila adalah bersifat terbuka dan merupakan nilai bersama serta bukan kerangka propaganda pemimpin pemerintahan.

Sekian, terimakasih.
In reply to First post

Re: Komentar

2115011117_ Yogi Adya Tama གིས-
Nama : Yogi Adya Tama
NPM : 2115011117
Prodi : S1 Teknik Sipil

Assalammualaikum Wr. Wb.

Yang dapat saya simpulkan dari artikel diatas adalah, ideologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara adalah sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara. Nilai-nilai bersama bagi Indonesia adalah nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi negara. Nilai-nilai itu tertuang di dalam kelima sila di dalam Pancasila, mulai Sila I sampai Sila V. Nilai-nilai ini tentu sudah tidak asing lagi dan secara umum sudah dipahami.
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
Negara kemudian hadir dalam perannya yang secara konsisten dan tegas dalam merawat nilai bersama melalui pengeluaran kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, pemberdayaan aparatur sesuai fungsi, pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi social kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum. Tidak hanya negara yang ikut andil dalam peranan negara, masyarakat harus juga ikut dalam melawan tantangan yang dihadapi.

Sekian tanggapan dari saya mengenai artikel diatas, mohon maaf bilamana terdapat kesalahan dalam tanggapan saya.
Terimakasih
Wassalammualaikum Wr. Wb.
In reply to First post

Re: Komentar

SRI ANNISA MAHARANI གིས-
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Nama : Sri Annisa Maharani
NPM : 2155011007
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil

Izin memberi komentar mengenai artikel yang berjudul “Tantangan Globalisasi, Peran Negara, dan Implikasinya Terhadap aktualisasi Nilai-Nilai Ideologi Negara”

Tanggapan saya mengenai artikel yang diberikan adalah sebagai berikut,
Ideologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara adalah sebagai
tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara. Ideologi tersebut pada dasarnya merupakan nilainilai yang disepakati bersama untuk dijadikan pedoman dalam bersikap dan berperilaku sebagai identitas negara serta seluruh warga negara. Nilai-nilai yang dijadikan pedoman tersebut berisikan nilai-nilai yang baik dan diyakini
mengantarkan bangsa memiliki peradaban yang membanggakan sekaligus membawa ke
kehidupan ideal yang dicita-citakan dalam berbagai dimensi kehidupan meliputi bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
A. Tantangan Globalisasi
Berbagai tendensi yang diperlihatkan sebagian anak bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang selaras dengan nilai-nilai kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara
1. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai sila ke-4 versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualisme.
B. Peran negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya. Implikasi peran pemerintah terhadap aktualisasi nilai bersama, dari persepsi masyarakat diperoleh respons sangat positif atas berbagai kebijakan dan peran yang telah dilakukan pemerintah. Masyarakat melihat negara hadir dalam memproteksi nilai-nilai bersama. Hal itu menunjukkan penguatan peran pemerintah meskipun secara prosedur sebetulnya hal itu menjadi kewenangan pemerintah.

Sekian tanggapan saya, mohon maaf bila terdapat kesalahan
Terima kasih
Wassalamu'alaimum warahmatullahi wabarokatuh
In reply to First post

Re: Komentar

2115011067_Mashurio Amirul Huda གིས-
Assalamualaikum warahmatullahiwabarokatuh

Izin memperkenalkan diri
Nama : Mashurio Amirul Huda
NPM : 2115011067
Prodi : S1 Teknik Sipil

Tanggapan saya mengenai artikel yang diberikan adalah sebagai berikut,
Dari hasil data ditemukan berdasarkan artikel pada pertemuan ke 9 ini adalah bahwa terdapat nilai-nilai globalisasi yang mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku sebagian warga negara yang didukung dengan konsistensi, ketegasan, dan penguatan peran pemerintah dalam merawat nilai-nilai kebersamaan. Selain itu juga berimplikasi untuk meredam eskalasi dan kegiatan yang menjurus pada perilaku yang menonjolkan sentiment primordial serta berimplikasi memantapkan persepsi warga negara tentang pentingnya ideologi negara, walaupun tidak langsung mengakselerasi masyarakat mengaktualisasikan nilai-nilai ideology negara secara signifikan.
Ideologi Pancasila berdasarkan pembedaan tipe ideologi, termasuk ke dalam jenis ideologi terbuka, setidaknya karena nilai-nilainya bersumber dari masyarakat Indonesia sendiri dan bukan pikiran elite yang dipropagandakan.
Eksistensi ideologi negara dalam konteks sistem nilai yang kuat dan teraktualisasi dalam pola sikap dan perilaku penyelenggara negara dan warga negara agaknya tidak selalu linier dengan upaya dan keinginan negara. Hanya saja keberadaan Indonesia sebagai bangsa berinteraksi dengan kehidupan global yang ditandai dengan corak globalisasi. Namun dalam konteks ini, perspektifnya adalah pada dinamika kendala yang dilihat sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan kontras dengan nilai-nilai bersama yang direpresentasikan dalam nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Dengan kewenangannya, peran negara mengemuka dalam mendorong aktualisasi nilai-nilai ideologi negara.
Nilai-nilai bersama bagi Indonesia adalah nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi negara. Nilai-nilai tersebut tertuang di dalam kelima sila di dalam Pancasila, mulai Sila I sampai Sila V. Nilai-nilai ini tentu sudah tidak asing lagi dan secara umum sudah dipahami.. Hasil data studi literature dan observasi kemudian diperiksa kebermaknaannya yang relevan dengan aktualisasi nilai-nilai ideologi negara. Merujuk pada objek bahasan, data-data yang dikumpulkan terkait nilai-nilai substantive sebagaimana termuat di dalam sila-sila Pancasila dan dikorelasikan hasil interaksinya dengan nilai-nilai yang berkembang sebagai konsekuensi dari proses globalisasi.
Sekian tanggapan saya, mohon maaf bila terdapat kesalahan pak/bu
Terima kasih

Wassalamu'alaimum warahmatullahi wabarokatuh
In reply to First post

Re: Komentar

muhammad azzuura alwan saputro གིས-
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Nama : Muhammad Azzuura Alwan Saputro
NPM : 2115011048
Prodi : S1 Teknik Sipil

Izin memberikan tanggapan artikel yang berjudul Tantangan globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara
Ideologi negara adalah sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara. Nilai yang ada merupakan nilai yang telah disepakati bersama sama oleh seluruh warga negara.Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya,Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Tantangan yang dihadapi dimasa globalisasi adalah berkembangnya paham yang keluar dari ideologi pancasila.Tantangan pertama yaitu tantangan terhadap nilai sila pertama yaitu masih ada warga negara yang tidak mengakui keberadaan tuhan dan menjadi animisme,Tantangan kedua yaitu tantangan terhadap nilai kemanusiaan yang adil dan beradab versus fundamentalisme dan sektarian.Tantangan ketiga yaitu terdapat pada nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme. Tantangan keempat yaitu aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemonisektarianisme.Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya (Marpaung, 2018) pemerintah melakukan revitalisasi Pancasila antara lain melalui implementasi penempatan Pancasila sebagai sumber nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis. Regulasi atau perundang-undangan yang dikeluarkan negara merujuk pada Pancasila dan Konstitusi Negara.Negara kemudian hadir dalam perannya yang secara konsisten dan tegas dalam merawat nilai bersama melalui pengeluaran kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, pemberdayaan aparatur sesuai fungsi, pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi social kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum.

Sekian tanggapan dari saya, terimakasih

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
In reply to First post

Re: Komentar

Eric Rizqy Kharisma གིས-
Nama : I Gusti Komang Satria Guna Wibawa
NPM : 2115011008
Prodi : S1 Teknik Sipil
Kelas : Teknik Sipil C
Izin menanggapi artikel pertemuan ke-9

Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya (Marpaung, 2018). Negara diharapkan hadir dalam mengurusi hal-hal yang menjadi kepentingan dari semua warganya. Di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. Dalam banyak prosesnya, kegiatan yang dilakukan pemerintah adalah mengikuti prosedur dan amanat dari perundang-undangan. Pelaksanaannya diwujudkan melalui pengeluaran kebijakan yang dapat mendorong suasana kondusif dan peri kehidupan yang membuat masyarakat tenang dan dapat menjalankan aktivitasnya dengan tenang tanpa gangguan yang berarti. Dalam konteks terjadinya situasi yang dapat mengganggu keamanan, misalnya, pemerintah sesuai prosedurnya menurunkan aparat keamanan dari unsur TNI-Polri untuk mengambil langkah-langkah pengamanan. Pemerintah juga menggandeng organisasi sosial dan kemasyarakatan yang dalam hal itu kemudian direspons dengan baik menunjukkan bahwa mereka melihat bahwa langkah pemerintah adalah dalam koridor kepentingan bangsa dan negara serta selaras dengan nilai-nilai bersama. Pada sisi yang lain, dukungan basis organisasi social kemasyarakatan tersebut menjadi bukti keterbukaan dari ideologi Pancasila.

Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi seputar masyarakat tempatnya berinteraksi maupun hasil koneksi dengan dunia maya. Berbagai tendensi yang diperlihatkan sebagian anak bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang selaras dengan nilai-nilai kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara.

Nilai-nilai Tantangan Aktualisasi Pola Pikir/Perilaku
1. Sila I
Tantangan:
Nilai spiritualitas keagamaan
versus nilai komunisme,
sekularisme, fundamentalisme,
dan animisme
Aktualisasi Pola Pikir/Perilaku:
Wacana negara khilafah
Wacana negara sekuler
Agama KTP
Keimanan dalam ruang kosong
Toleransi searah
Keberagamaan minus keberagaman

2. Sila II
Tantangan:
Nilai kemanusiaan versus
fundamentalisme dan sektarian
Aktualisasi Pola Pikir/Perilaku:
Bullying, persekusi, dan menghujat
Radikal
Keadilan dalam kotak
Dukungan kemanusiaan dalam rasa individu dan
kelompok
Harga diri yang kurang berharga

3. Sila III
Tantangan:
Nilai persatuan Indonesia versus
hegemoni komunitas, dan
pesimisme
Aktualisasi Pola Pikir/Perilaku:
Orientasi kepentingan pribadi dan kelompok
Cinta etnik
Analogi negara dengan agama

4. Sila IV
Tantangan:
Nilai kerakyatan versus liberalism
dan hegemoni sektarian
Aktualisasi Pola Pikir/Perilaku:
Politik identitas
Politik irasional
Politik uang

5. Sila V
Tantangan:
Nilai keadilan sosial versus
kapitalisme, hedonisme, dan
individualism.
Aktualisasi Pola Pikir/Perilaku:
Korupsi
Hedonis
Sarana umum yang pribadi
Plagiasi dan kurang etos kerja

Dan saya memiliki pertanyaan yaitu langkah apa yang dapat dilakukan oleh para pemuda penerus Bangsa untuk menghadapi segala tantangan yang ada? serta cara menangani atau menanggulangi pemuda yang sudah melenceng?, serta apakah ada peran dari pemerintah untuk membantu para pemuda menghadapi masalah ini?
Sekian, terimakasih

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
In reply to First post

Re: Komentar

Cintia Febriani གིས-
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Izin memperkenalkan diri,
Nama : Cintia Febriani
NPM : 2115011017
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil

Berdasarkan artikel di atas, saya memiliki beberapa tanggapan mengenai topik yang dibahas pada artikel tersebut.

Globalisasi merupakan bentuk hubungan lalu lintas negara yang memperlihatkan adanya ketergantungan antara satu dengan yang lain serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Perkembangan globalisasi ini dapat membawa dampak positif (manfaat) dan dampak negatif (tantangan).

Dimensi globalisasi dengan sajian nilai transnasional antara lain dalam bentuk paham sekularisme, individualisme, liberalisme, radikalisme, kapitalisme, komunisme, sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, dan hegemoni sektarianisme dalam
mekanismenya mempengaruhi corak berpikir serta berperilaku masyarakat melalui proses interaksi dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila ideologi Pancasila. Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara, sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila.
Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, namun hal ini dapat membawa dampak yang berpengaruh serta mengganggu kohesivitas dan integrasi bangsa.

Negara kemudian hadir dengan perannya yang secara konsisten dan tegas dalam merawat nilai bersama melalui pengeluaran kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, pemberdayaan aparatur sesuai fungsi, pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi sosial kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum. Peran negara tersebut didukung oleh masyarakat Indonesia dan termasuk di dalamnya direpresentasikan organisasi sosial kemasyarakatan. Dukungan tersebut menjadi bukti bahwa disadari nilai-nilai Pancasila bersifat terbuka dan merupakan nilai bersama serta bukan kerangka propaganda pemimpin pemerintahan. Peran pemerintah tersebut meski belum dapat langsung mengakselerasi
masyarakat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ideologi secara lebih signifikan, namun telah berimplikasi pada timbulnya persepsi positif masyarakat atas penguatan serta hadirnya negara. Selain itu, peran pemerintah juga dapat meredam eskalasi dan kegiatan yang menjurus pada perilaku yang menonjolkan sentiment primordial.
Dalam konteks ini, peran negara didukung dengan komitmen pemimpin pemerintahan untuk merawat nilai-nilai kebersamaan yang terkandung di dalam nilai-nilai ideologi negara.

Sekian tanggapan dari saya, terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
In reply to First post

Re: Komentar

Yashinta Amelia Dwi Maharani གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Nama : Yashinta Amelia Dwi Maharani
NPM : 2115011047
Prodi : S1 Teknik Sipil

Izin memberikan tanggapan pada artikel di atas,
yang dapat saya simpulkan dari artikel diatas adalah terdapat nilai-nilai globalisasi yang mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku sebagian warga negara yang didukung dengan konsistensi, ketegasan, dan penguatan peran pemerintah dalam merawat nilai-nilai kebersamaan. Selain itu juga berimplikasi untuk meredam eskalasi dan kegiatan yang menjurus pada perilaku yang menonjolkan sentiment primordial serta berimplikasi memantapkan persepsi warga negara tentang pentingnya ideologi negara, walaupun tidak langsung mengakselerasi masyarakat mengaktualisasikan nilai-nilai ideologi negara secara signifikan. ideologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara adalah sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara. Nilai-nilai bersama bagi Indonesia adalah nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi negara. Nilai-nilai itu tertuang di dalam kelima sila di dalam Pancasila, mulai Sila I sampai Sila V. Nilai-nilai ini tentu sudah tidak asing lagi dan secara umum sudah dipahami.

Sekian tanggapan dari saya, terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
In reply to First post

Re: Komentar

Keisya Nia Agustin གིས-
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Nama : Keisya Nia Agustin
NPM : 2115011107
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil

Izin memberikan tanggapan mengenai artikel tentang "Tantangan Globalisasi, Peran Negara, dan Implikasinya Nilai - Nilai Ideologi Negara"

1. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai - nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai - nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik - menarik nilai di dalam diri warga negara. Kondisi lingkungan meliputi seputar masyarakat tempatnya berinteraksi maupun hasil koneksi dengan dunia maya. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan Yang Maha Esa versus nilai komunisme / sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme. Spiritualitas sila Ketuhanan Yang Maha Esa antara lain mengandung nilai dasar cita - cita kenegaraan dan nilai kesesuaian hubungan sebab akibat antara Tuhan, manusia, dan negara dan dalam hal itu setiap warga negara memiliki kebebasan dalam memeluk agama sesuai keimanan dan ketakwaan masing - masing (Kaelan, 2004, pp. 133-134). Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian. Sila kedua antara lain mengandung nilai pengakuan atas hakikat kodrat manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial dan dalam hal itu bangsa Indonesia mengakui sebagai bagian dari umat manusia. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme. Sila Ketiga ini mengandung nilai kebersamaan dengan keragaman dan terikat dalam kesatuan integral sebagai suatu bangsa yang merdeka bernama Indonesia. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme. Sila keempat ini mengandung nilai penghormatan terhadap demokrasi disertai tanggung jawab kepada Tuhan yang Maha Esa, menjunjung dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, serta tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan dalam hidup bersama. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism. Sila Kelima ini mengandung nilai keadilan untuk mewujudkan hidup bersama baik bermasyarakat, berbangsa, maupunn bernegara.

2. Peran Negara
Langkah procedural di bidang kebijakan, pemerintah melakukan revitalisasi Pancasila antara lain melalui implementasi penempatan Pancasila sebagai sumber nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis. Regulasi atau perundang - undangan yang dikeluarkan negara merujuk pada Pancasila dan Konstitusi Negara. Secara formal hal seperti itu menempatkan Pancasila sebagai sumber hukum dan nilai yang dipedomani bersama. Seperti diketahui, dalam awal - awal masa reformasi, pembahasan Pancasila mengalami penurunan, Budiyono (2017) menyebut istilah redup untuk pembicaraan tentang Pancasila tersebut. Seiring dengan itu Budiyono menambahkan saat itu bermunculan ideologi transnasional mewarnai gerakan sosial bernuansa agama yang dampaknya kerap menimbuulkan konflik dan kekerasan dan bila sudah begitu baru teringat Pancasila. Dalam konteks itu, pemerintah berupaya menempatkan Pancasila sebagai nilai - nilai bersama.

Sekian tanggapan dari saya mengenai artikel yang telah diberikan,
Terima kasih,
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
In reply to First post

Re: Komentar

2115011077_ MOCHAMMAD TOBARANI ELSADDAM གིས-
Nama : M.Tobarani Elsaddam
NPM : 2115011077
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Izinkan saya menanggapi artikel pembelajaran di atas yang berjudul Tantangan globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara.
Artikel tersebut bertujuan untuk menganalisis pengaruh globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara bagi Warga Negara Indonesia. Secara garis besar nilai-nilai globalisasi mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku sebagian warga negara.
Ideologi negara sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara. Ideologi tersebut pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang disepakati bersama untuk dijadikan pedoman dalam bersikap dan berperilaku sebagai identitas negara serta seluruh warga negara. Nilai-nilai yang dijadikan pedoman tersebut berisikan nilai-nilai yang baik dan diyakini mengantarkan bangsa memiliki peradaban yang membanggakan. Eksistensi ideologi negara dalam konteks sistem nilai yang kuat dan teraktualisasi dalam pola sikap dan perilaku penyelenggara negara dan warga negara agaknya tidak selalu linier dengan upaya dan keinginan negara. Perjalanan negara dipenuhi dengan dinamika yang terjadi baik di internal negara, pengaruh eksternal, maupun interaksi dari keduanya. Kondisi tersebut dapat mengantarkan ideologi menjadi label saja.
Dinamika globalisasi bagi ideologi secara perspektif, sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan kontras dengan nila-nilai Bersama yang dipresentasikan dalam nilai-nilai Pancasila sebaga ideologi negara. Nilai-nilai bersama bagi Indonesia adalah nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi negara. Nilai-nilai tersebut tertuang di dalam kelima sila di dalam Pancasila, mulai Sila I sampai Sila V.
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi seputar masyarakat tempatnya berinteraksi maupun hasil koneksi dengan dunia maya.
Contoh
1. Implikasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, Ketuhanan Yang Maha Esa melawan komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme. Tantangan aktualisasi nilai spiritualitas tersebut terkait adanya perspektif sebagian anak bangsa yang melihat alternatif ideologi agama bagi negara.
2. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab melawan fundamentalisme dan sektarian.
3. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.

Lantas bagaimana peran negara? Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara diharapkan hadir dalam mengurusi hal-hal yang menjadi kepentingan dari semua warganya. Pelaksanaannya diwujudkan melalui pengeluaran kebijakan yang dapat mendorong suasana kondusif dan peri kehidupan yang membuat masyarakat tenang dan dapat menjalankan aktivitasnya dengan tenang tanpa gangguan yang berarti. Contohnya seperti pemerintah sesuai prosedurnya menurunkan aparat keamanan dari unsur TNI-Polri untuk mengambil langkah-langkah pengamanan.
Langkah procedural di bidang kebijakan, pemerintah melakukan revitalisasi Pancasila antara lain melalui implementasi penempatan Pancasila sebagai sumber nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis. Regulasi atau perundang-undangan yang dikeluarkan negara merujuk pada Pancasila dan Konstitusi Negara, juga pemerintah berperan di dalam mengurusi kepentingan warga negara. Apabila dikerucutkan berbagai tantangan globalisasi yang tercermin pada berbagai perilaku sebagian anak bangsa, meski dalam skala kecil namun harus diakui membawa dampak yang sangat luas. Berkembangnya paham radikal dan orientasi sentiment primordial dipahami pemerintah sebagai kondisi yang apabila dibiarkan dapat mengancam eksistensi nilai-nilai kebersamaan dalam ke- Indonesiaan.
Negara hadir dalam perannya yang secara konsisten dan tegas dalam merawat nilai bersama melalui pengeluaran kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, pemberdayaan aparatur sesuai fungsi, pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi social kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum. Peran negara tersebut didukung oleh masyarakat Indonesia dan termasuk di dalamnya direpresentasikan organisasi sosial kemasyarakatan.
Sekian.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
In reply to First post

Re: Komentar

Merisa Trisda Yanti གིས-
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Nama : Merisa Trisda Yanti
NPM : 2115011129
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil

Izin memberi komentar mengenai artikel yang berjudul “Tantangan Globalisasi, Peran Negara, dan Implikasinya Terhadap aktualisasi Nilai-Nilai Ideologi Negara”

Tantangan globalisasi sekarang ini seperti adanya pembentukan negara khilafah dari sebagian kelompok masyarakat, paham radikalisme, individualism, hegemoni sekratarianisme, dan lain sebagainya dapat mempengaruhi kondisi cara berpikir serta bertindak masyarakat terutama generasi muda, sehingga aktualisasi nilai-nilai ideologi negara atau pancasila dapat berkurang. Hal tersebut dapat membawa dampak yang berpengaruh besar terhadap bangsa. Lalu, bagaimana peran negara dalam mengatasi permasalahan tersebut? Pemerintah dengan segala kebijakan dan melaksanakan peraturan perundang-undangan tengah berupaya mengatasi permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi. Kebijakan tersebut antara lain menempatkan pancasila sebagai nilai dasar, nilai instrumental, serta nilai praktis. Di sisi lain, pemerintah juga didukung dengan penegakan hukum dalam penyampaian informasi yang dapat dilihat dalam berbagai media mulai dari media cetak samapi media elektronik. Hal ini merealisasikan bahwa penegakan hukum dapat digunakan sebagai kontrol sosial dalam kehidupan masyarakat. Implikasi yang paling penting dari peran negara terutama pemerintah dalam mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila dapat terlihat dengan adanya pengurangan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada permasalahan dan tantangan yang sedang terjadi ini. Namun, jika kita lihat, peran pemerintah ini baru dalam tahap implikasi secara parsial, artinya tidak langsung mengakselerasi nilai-nilai ideologi, tetapi lebih mengarah pada perubahan pola pikir, sikap, dan perilaku masyarakat. Karena sejatinya, proses aktualisasi nilai-nilai ideologi tidak serta merta terjadi secara instan, namun perlu proses yang cukup panjang, salah satunya yaitu dukungan masyarakat dan berbagai pihak yang terlibat.

Sekian, terimakasih

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
In reply to First post

Re: Komentar

Abdi Abdi Ghiffari Arifin གིས-
Nama: Abdi Ghiffari Arifin
NPM: 2115011068
Kelas: C
Prodi: S1 Teknik Sipil

Izin menanggapi artikel pertemuan ke-9

Artikel tersebut berjudul Tantangan globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara, artikel tersebut bertujuan menganalisis pengaruh globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara bagi Warga Negara Indonesia. Diawali dengan dengan pengertian Ideologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara, dan disertai oleh pendapat beberapa ahli mengenai hal ini. Setelah itu dijelaskan pula mengenai Globalisasi yang bisa berdampak positif, namun juga bisa berdampak negatif bagi bangsa ini. Beberapa tantangan yang dijelaskan pada artikel tersebut adalah
Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa
versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
versus fundamentalisme dan sektarian
Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa,
antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni
komunitas, dan pesimisme.
Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni
sektarianisme.
Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya.Negara diharapkan hadir dalam mengurusi hal-hal yang menjadi kepentingan dari semua warganya. Oleh karena itu negara berperan penting untuk melindungi warga negara dari dampak negatif dan tantangan-tantangan globalisasi.

Sekian tanggapan dari saya untuk artikel pertemuan ke-9, terima kasih.
In reply to First post

Re: Komentar

Aldo Aldo Tri Prabowo གིས-
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Nama : Aldo Tri Prabowo
NPM : 2115011029
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil

Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Globalisasi membentuk hubungan lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang lain serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Realitanya globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika dampak positif seperti gambaran di atas. Tidak dapat dinafikan berbagai permasalahan juga harus ditanggung negara terkait spektrum globalisasi tersebut yang dalam konteks ini dilihat sebagai tantangan. Berbagai nilai dengan identitas paham baik yang sudah lazim dikenal maupun yang mengambil bentuk baru, berseliweran menyertai tata pergaulan dan interaksi di tengah arus globalisasi.
Tantangan Globalisasi, Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Eksistensi ideologi negara dalam konteks sistem nilai yang kuat dan teraktualisasi dalam pola sikap dan perilaku penyelenggara negara dan warga negara agaknya tidak selalu linier dengan upaya dan keinginan negara. Perjalanan negara dipenuhi dengan dinamika yang terjadi baik di internal negara, pengaruh eksternal, maupun interaksi dari keduanya. Kondisi tersebut dapat mengantarkan ideologi menjadi label saja.

Tantangan Globalisasi
1. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain fundamentalisme dan sektarian.
3. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai sila ke-4 versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualisme.

Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya (Marpaung, 2018). Negara diharapkan hadir dalam mengurusi hal-hal yang menjadi kepentingan dari semua warganya. Pengeluaran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang kemudian disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2017 tentang Ormas. Regulasi tersebut kemudian berimplikasi pada pembubaran Ormas Hizbut Tahrir Indonesia. Dan Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, pemberdayaan aparatur sesuai fungsi, pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi social kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum. Peran negara tersebut didukung oleh masyarakat Indonesia dan termasuk di dalamnya direpresentasikan organisasi social kemasyarakatan. Dukungan tersebut menjadi bukti bahwa disadari nilai-nilai Pancasila adalah bersifat terbuka dan merupakan nilai bersama serta bukan kerangka propaganda pemimpin pemerintahan.

Sekian, terimakasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
In reply to First post

Re: Komentar

TIARA TIARA INDRIANI གིས-
Nama : Tiara Indriani
NPM : 2115011039
Kelas : C

bahwa terdapat nilai-nilai globalisasi yang mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku sebagian warga yang didukung oleh konsistensi, ketegasan, dan penguatan peran pemerintah dalam menjaga nilai-nilai kebersamaan. Selain itu juga berimplikasi pada pengurangan eskalasi dan aktivitas yang mengarah pada perilaku yang menonjolkan sentimen primordial dan berimplikasi pada penguatan persepsi warga negara akan pentingnya ideologi negara, meskipun tidak secara langsung mempercepat masyarakat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ideologi negara secara signifikan. .
Ideologi Pancasila didasarkan pada tipe ideologi yang berbeda, termasuk tipe ideologi terbuka, setidaknya karena nilai-nilainya bersumber dari masyarakat Indonesia sendiri dan bukan pikiran para elit yang disebarkan.
Keberadaan ideologi negara dalam konteks sistem nilai yang kuat dan teraktualisasikan dalam pola sikap dan perilaku penyelenggara negara dan warga negara tampaknya tidak selalu linier dengan upaya dan keinginan negara. Hanya saja keberadaan Indonesia sebagai bangsa berinteraksi dengan kehidupan global yang ditandai dengan gaya globalisasi. Namun dalam konteks ini, perspektifnya adalah pada dinamika kendala yang dipandang sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai bersama yang terwakili dalam nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Dengan kewenangannya, peran negara mengemuka dalam mendorong aktualisasi nilai-nilai ideologi negara.
Nilai-nilai bersama bagi Indonesia adalah nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi negara. Nilai-nilai tersebut tertuang dalam lima sila Pancasila, mulai dari sila I hingga sila V. Nilai-nilai tersebut tentunya sudah tidak asing lagi dan dipahami secara umum. Hasil studi kepustakaan dan data observasi kemudian diperiksa signifikansinya yang relevan dengan aktualisasi nilai. -nilai ideologis negara. Merujuk pada objek pembahasan, data yang dikumpulkan terkait dengan nilai-nilai substantif yang terkandung dalam sila-sila Pancasila dan dikorelasikan dengan hasil interaksinya dengan nilai-nilai yang berkembang sebagai akibat dari proses globalisasi.
In reply to First post

Re: Komentar

FARREL FAWWAZ ALFATIH གིས-
Nama : Farrel Fawwaz Alfatih
NPM : 2115011119
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil

Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Globalisasi membentuk hubungan lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang lain serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Realitanya globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika dampak positif seperti gambaran di atas. Tidak dapat dinafikan berbagai permasalahan juga harus ditanggung negara terkait spektrum globalisasi tersebut yang dalam konteks ini dilihat sebagai tantangan. Berbagai nilai dengan identitas paham baik yang sudah lazim dikenal maupun yang mengambil bentuk baru, berseliweran menyertai tata pergaulan dan interaksi di tengah arus globalisasi.
Tantangan Globalisasi, Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Eksistensi ideologi negara dalam konteks sistem nilai yang kuat dan teraktualisasi dalam pola sikap dan perilaku penyelenggara negara dan warga negara agaknya tidak selalu linier dengan upaya dan keinginan negara. Perjalanan negara dipenuhi dengan dinamika yang terjadi baik di internal negara, pengaruh eksternal, maupun interaksi dari keduanya. Kondisi tersebut dapat mengantarkan ideologi menjadi label saja.
In reply to First post

Re: Komentar

Annisa Azzahra Maharani གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Nama : Annisa Azzahra Maharani
NPM : 2115011149
Prodi : S1 Teknik Sipil

Izin memberikan komentar mengenai artiker yang berjudul “Tantangan globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara”.
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara bagi Warga Negara Indonesia.

Tantangan Globalisasi
1.Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalism.
2.Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3.Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4.Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5.Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualismKelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualisme.

Dimensi globalisasi dengan sajian nilai transnasional antara lain dalam bentuk paham sekularisme, individualism, liberalism, radikalisme, individualisme, kapitalisme, komunisme, sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, dan hegemoni sektarianisme dalam mekanismenya mempengaruhi corak berpikir serta berperilaku masyakat melalui proses interaksi dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila ideologi Pancasila. Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu kohesivitas dan integrasi bangsa.

sekian,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
In reply to First post

Re: Komentar

Annisa Azzahra Maharani གིས-
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Nama : Annisa Azzahra Maharani
NPM : 2115011049
Prodi : S1 Teknik Sipil
Kelas : C

Izin menanggapi artikel pada pertemuan ke-9

Tantangan globalisasi sekarang ini seperti adanya pembentukan negara khilafah dari sebagian kelompok masyarakat, paham radikalisme, individualism, hegemoni sekratarianisme, dan lain sebagainya dapat mempengaruhi kondisi cara berpikir serta bertindak masyarakat terutama generasi muda, sehingga aktualisasi nilai-nilai ideologi negara atau pancasila dapat berkurang. Hal tersebut dapat membawa dampak yang berpengaruh besar terhadap bangsa.

Eksistensi ideologi negara dalam konteks sistem nilai yang kuat dan teraktualisasi dalam pola sikap dan perilaku penyelenggara negara dan warga negara agaknya tidak selalu linier dengan upaya dan keinginan negara. Hanya saja keberadaan Indonesia sebagai bangsa berinteraksi dengan kehidupan global yang ditandai dengan corak globalisasi. Namun dalam konteks ini, perspektifnya adalah pada dinamika kendala yang dilihat sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan kontras dengan nilai-nilai bersama yang direpresentasikan dalam nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Dengan kewenangannya, peran negara mengemuka dalam mendorong aktualisasi nilai-nilai ideologi negara.

Globalisasi dengan sajian nilai transnasional antara lain dalam bentuk paham sekularisme, individualism, liberalism, radikalisme, individualisme, kapitalisme, komunisme, sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, dan hegemoni sektarianisme dalam mekanismenya mempengaruhi corak berpikir serta berperilaku masyakat melalui proses interaksi dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila ideologi Pancasila.
Negara kemudian hadir dalam perannya yang secara konsisten dan tegas dalam merawat nilai bersama melalui pengeluaran kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, pemberdayaan aparatur sesuai fungsi, pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi social kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum. Peran negara tersebut didukung oleh masyarakat Indonesia dan termasuk di dalamnya direpresentasikan organisasi social kemasyarakatan.

sekian,
Wassalammualikum Wr.Wb.
In reply to First post

Re: Komentar

M. Rizky Novranda གིས-
Nama : Muhammad Rizky Novranda
NPM : 2155011009
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil

Izin menanggapi tentang pembelajaran diatas.
Artikel tersebut membahas tentang tantangan globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara. Ideologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara adalah sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara. Ideologi tersebut pada dasarnya merupakan nilainilai yang disepakati bersama untuk dijadikan pedoman dalam bersikap dan berperilaku sebagai identitas negara serta seluruh warga negara. Nilai-nilai yang dijadikan pedoman tersebut berisikan nilai-nilai yang baik dan diyakini mengantarkan bangsa memiliki peradaban yang membanggakan sekaligus membawa ke kehidupan ideal yang dicita-citakan dalam berbagai dimensi kehidupan meliputi bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Di artikel tersebut juga dijelaskan dimensi globalisasi dengan sajian nilai transnasional antara lain dalam bentuk paham sekularisme, individualism, liberalism, radikalisme, individualisme, kapitalisme, komunisme, sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, dan hegemoni sektarianisme dalam mekanismenya mempengaruhi corak berpikir serta berperilaku masyakat melalui proses interaksi dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila ideologi Pancasila. Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu kohesivitas dan integrasi bangsa.
In reply to First post

Re: Komentar

Fikri Ramadhan གིས-
Assalamualaikum warahmatullahiwabarokatuh,
Izin memperkenalkan diri
Nama : Fikri Ramadhan
NPM : 2155011008
Prodi : S1 Teknik Sipil

Tanggapan saya mengenai artikel yang diberikan adalah sebagai berikut,

Globalisasi membentuk hubungan lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang lain serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Dengan perkembangan system teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan pembangunan. Realitanya globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika dampak positif seperti gambaran di atas. Tidak dapat dinafikan berbagai permasalahan juga harus ditanggung negara terkait spektrum globalisasi tersebut yang dalam konteks ini dilihat sebagai tantangan.

Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Tantangan dan implikasi dari sila 1 -5
1. tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. antangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
3. tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme. versus fundamentalisme dan sektarian.
4. tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualisme.

Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu
kohesivitas dan integrasi bangsa.

Negara kemudian hadir dalam perannya yang secara konsisten dan tegas dalam merawat nilai bersama melalui pengeluaran kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, pemberdayaan aparatur sesuai fungsi, pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi social kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum. Tidak hanya negara yang ikut andil dalam peranan negara, masyarakat harus juga ikut dalam melawan tantangan yang dihadapi.
In reply to First post

Re: Komentar

2115011007_Aisyah Nabil Athirah S གིས-
Izin memperkenalkan diri
Nama : Aisyah Nabil Athirah
NPM : 2115011007
Prodi : S1 Teknik Sipil

Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Globalisasi membentuk hubungan lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang lain serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Dengan perkembangan system teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan pembangunan. Berbagai hal yang menjadi prioritas pemerintah baik pusat maupun
daerah dapat dicermati masyarakat. Melaui media dengan mudah dapat dilihat serta diketahui hal-hal yang menjadi program pemerintah, baik dalam jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek. Dengan fasilitas sistem transportasi, pejabat pemerintah pusat misalnya dapat dengan mudah dan cepat melakukan peninjauan ke daerah. Hal-hal yang telah dilaporkan sebelumnya dapat dicek langsung di lapangan. Kemudahan yang sama dapat dilakukan, misalnya saja ketika suatu konflik meletus pada suatu wilayah, pemerintah dapat dengan segera mengirimkan tambahan pasukan pengamanan dari wilayah tertentu ke wilayah terjadinya konflik
tersebut.
a. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi seputar masyarakat tempatnya berinteraksi maupun hasil koneksi dengan dunia maya. Berbagai tendensi yang diperlihatkan sebagian anak
bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang selaras dengan nilai-nilai kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara, selanjutnya akan diuraikan dan dirinci berdasarkan urutan nilai yang termuat di dalam sila-sila Pancasila.

b. Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya (Marpaung, 2018). Negara diharapkan hadir dalam mengurusi hal-hal yang menjadi kepentingan dari semua warganya.
In reply to 2115011007_Aisyah Nabil Athirah S

Re: Komentar

RICKY EFENDY PURBA གིས-
Ricky Efendy Purba
2115011059
Di artikel tersebut dijelaskan dimensi globalisasi dengan sajian nilai transnasional antara lain dalam bentuk paham sekularisme, individualism, liberalism, radikalisme, individualisme, kapitalisme, komunisme, sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, dan hegemoni sektarianisme dalam mekanismenya mempengaruhi corak berpikir serta berperilaku masyakat melalui proses interaksi dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila ideologi Pancasila. Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu kohesivitas dan integrasi bangsa.
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Tantangan dan implikasi dari sila 1 -5
1. tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. antangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
3. tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme. versus fundamentalisme dan sektarian.
4. tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualisme.
In reply to First post

Re: Komentar

Awangga Muhammad Ardhi Pradana གིས-
Nama : Awangga Muhammad Ardhi Pradana
NPM : 2115011058

Mohon izin memberi komentar mengenai artikel yang berjudul “Tantangan Globalisasi, Peran Negara, dan Implikasinya Terhadap aktualisasi Nilai-Nilai Ideologi Negara”
yang berisikan tentang :

Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Globalisasi membentuk hubungan lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang lain serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Dengan perkembangan system teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan pembangunan.

a.Tantangan Globalisasi Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi seputar masyarakat tempatnya berinteraksi maupun hasil koneksi dengan dunia maya. Berbagai tendensi yang diperlihatkan sebagian anak bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang selaras dengan nilai-nilai kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara, selanjutnya akan diuraikan dan dirinci berdasarkan urutan nilai yang termuat di dalam sila-sila Pancasila.

Aktualisasi Nilai Kurang Sesuai dengan Nilai-nilai Ideologi Negara.
1. Sila I
Nilai spiritualitas keagamaan versus nilai komunisme, sekularisme, fundamentalisme, dan animisme .

2. Sila II
Nilai kemanusiaan versus fundamentalisme dan sektarian .

3. Sila III
Nilai persatuan Indonesia versus hegemoni komunitas, dan pesimisme .

4. Sila IV
Nilai kerakyatan versus liberalism dan hegemoni .

5. Sila V
Nilai keadilan sosial versus kapitalisme, hedonisme, dan individualism.


b. Peran Negara Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya (Marpaung, 2018). Negara diharapkan hadir dalam mengurusi hal-hal yang menjadi kepentingan dari semua warganya.