Diskusi

bahan diskusi

bahan diskusi

by Syamsul Ma'arif -
Number of replies: 50

Setelah anda membaca materi mengenai pendekatan-pendekatan dalam ilmu politik, kemukakanlah apa yang anda pahami mengenai makna kata "pendekatan" ! Untuk apa pendekatan diperlukan dalam ilmu politik? Selain pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan dalam materi yang anda baca, pendekatan-pendekatan apa lagi yang muncul dalam ilmu politik?

In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Anggi Anggraini 2116041033 -
•Pendekatan merupakan salah sebuah konsep teoretis yang menunjukkan cara atau alat yang dipergunakan untuk mengamati sebuah kegiatan dengan sudut pandang atau perspektif tertentu. istilah pendekatan mencakup standar atau tolok ukur yang dipakai untuk memilih masalah, menentukan data mana yang akan diteliti dan data mana yang akan dikesampingkan
••Konsep sistem politik dipergunakan untuk keperluan analisis. Ciri utama yang mendasari sistem politik ialah adanya Interdependensi (saling ketergantungan) antara komponen-komponen; Dan kenyataan bahwa suatu sistem sebenarnya bekerja dalam lingkungan Sistem yang lebih luas. yang dimana pendekatan merupakan sebuah konsep teoretis yang menunjukkan Alat dan cara yang sangat bermanfaat bagi upaya untuk menganalisis Fenomena perpolitikan di dalam sebuah sistem politik.Dengan Menggunakan satu pendekatan tertentu, maka kita melihat fenomena Dengan cara tertentu dan mengumpulkan data serta informasi yang Tertentu pula. Pendekatan, mengalami perkembangan dari waktu ke Waktu, Pendekatan-pendekatan dalam ilmu politik menjadi bervariasi Dengan adanya pengaruh dari perkembangan yang terjadi dalam bidang Ilmu sosial lainnya. Setiap pendekatan memberikan penekanan yang Berbeda dalam fokus kajian masing-masing demikian juga unit-unit pengamatan dan analisisnya. Oleh karena itu pendekatan sangat diperlukan dalam ilmu politik.
°pendekatan tradisional/kelembagaan °pendekatan tingkah laku °pendekatan pasca tingkah laku °pendekatan marxis
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by RACHITA AMELIA -
Nama: Rachita Amelia
NPM : 2116041095
Pendekatan adalah sesuatu yang menjadi titik tolak dan sudut pandang atau perspektif tertentu untuk mencapai suatu maksud.
Dalam ilmu politik, terdapat 2 pendekatan yang umum digunakan yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan perilaku.
1. Pendekatan tradisional: mengapa disebut tradisional? Karena dalam memahami ilmu politik lebih memfokuskan pada apa yang harus dilakukan oleh pelaku politik yang ada disetiap sistem. Dalam pendekatan ini meliputi beberapa pendekatan lagi yaitu: • Pendekatan historis yang menitik beratkan partai-partai politik, perkembangan hubungan politik luar negeri, perkembangan ide-ide politik yang besar sebagai bahasannya. •Pendekatan legalistik yang menitik beratkan pembahasannya pada institusi dan perundang-undangan sebuah negara • Pendekatan institusional yang menitik beratkan pada pembahasan masalah-masalah institusi politik seperti lembaga legislatif, eksektif dan yudikatif.
2. Pendekatan tingkah laku : yaitu pendekatan yang menitikberatkan perhatiannya, perilaku atau tingkah laku para aktor politik. Pendekatan ini menerima institusi politik sebagai aspek penting dalam politik, tapi ia bukanlah hakekat politik yang kegiatannya terdapat pada lingkup institusi politik yang dimanifestasikan oleh aktor-aktor atau pelaksana politik seperti tokoh-tokoh pemerintahan dan wakil-wakil rakyat.
3. Pendekatan Neo-Marxis pada kalangan neo marxis yang berasal dari kalangan cendekiawan yang berasal dari kalangan “borjuis”. Seperti cendekiawan lainnya mereka enggan bergabung dengan partai politik atau organisasi. Para Neo-marxis ini disatu sisi menolak komunisme dari uni soviet, di pihak lain tidak setuju dengan kapitalisme. Mereka juga berpendapat bahwa keseluruhan gejala sosial merupakan gejala kesatuan yang tidak boleh di bagi-bagu menjadi bagian-bagian tersendiri.
4. Pendekatan Institusional Baru merupakan suatu visi yang meliputi beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bidang ilmu pengetahuan lain seperti sosiologi dan ekonomi. Institusional baru mempunyai banyak aspek dan variasi.Disebut Institusionalisme baru karena menyimpang dari Institusioanalisme yang lama.Selain itu Institusionalisme baru melihat institusi Negara sebagi hal yang dapat diperbaiki kearah tujuan tertentu. Pendekatan ini sebenarnya dipicu oleh pendekatan behavioralis yang melihat politik dari kebijakan public sebagai hasil dari perilaku dari kelompok besar atau massa, dan pemerintahan sebagai institusi yang hanya mencerminkan kegiatan massa itu. Bentuk dan sifat dari institusi tergantung dari aktornya.Ada semacam consensus bahwa inti dari institusi politik adalah rules or the game (Aturan main).Institusi tidak hanya merupakan refleksi dari kekuatan social.Institusi seperti pemerintahan, parlemen, parpol, dan birokrasi.Dapat dikatakan suatu institusi adalah organisasi yang tertata melalui pola prilaku yang diatur oleh peraturan.
5. Pendekatan public choice merupakan penerapan pendekatan ekonomi terhadap ilmu atau bidang politik dimana asumsi dasar di bidang ilmu ekonomi bisa diterapkan ke dalam bidang politik.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Dita Nur Fattisyah 2116041107 -
Pendekatan (approach) dapat dipandang sebagai suatu rangkaian tindakan yang terpola atau terorganisir berdasakan prinsip-prinsip tertentu (misalnya dasar filosofis, prinsip psikologis, prinsip didaktis, atau prinsip ekologis), yang terarah secara sistematis pada tujuan yang hendak dicapai.

Pendekatan-pendekatan itu di perlukan dalam ilmu politik Karena pada pendekatan-pendekatan tersebut mencakup standard atau tolak ukur yang dipakai untuk memilih masalah dan menentukan data mana yang akan diteliti serta data mana yang akan dikesampingkan dalam menyelesaikan suatu masalah dan untuk mendapatkan data yang relevan. hal Ini tentu saja berbeda dengan metode yang hanya mencakup prosedur untuk memperoleh dan mempergunakan data. Maka dari itu pendekatan-pendekatan itu di perlukan dalam ilmu politik.

Selain pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan dalam materi yang sudah saya baca
ada beberapa pendekatan-pendekatan yang muncul dalam ilmu politik yaitu, sebagai berikut:

1.Post Behavioralisme
Pendekatan ini mengencam pendekatan behavioralis yang terlalu mendekatakan kebutuhan atas standar politik sebagai Kajian ilmiah yang malah membuat peneliti menjadi "buta" terhadap realitas politik secara mendalam.

2.Neo institusionalisme
Memandang aktivitas politik tidak hanya bersifat normatif dan juga empiris kompetisi politik mencoba menjelaskan hubungan memahami institusi sebagai kumpulan dari struktur-struktur, aturan, standar dan prosedur yang berlaku di masyarakat.

3.Public Choice
Public choice memberikan ruang untuk saling melakukan pertukaran diantara masyarakat, partai politik, pemerintah dan birokrat. Pada pendekatan ini juga memandang bahwa aktivitas dalam berinteraksi di motivasi untuk mencari keuntungan.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Deajeng Putri Azhara -
Pendekatan adalah memahami atau menjelaskan suatu fenomena dari sudut pandang tertentu.
Perlu nya dilakukan pendekatan adalah agar ilmu politik dapat melihat dari berbagai sudut pandang bagaimana suatu permasalahan politik dapat dijelaskan.
Selain pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan dalam materi yang sudah dibaca, pendekatan-pendekatan lain yang muncul yaitu:
1. Post Behavioralisme: Pada hakikatnya pendekatan ini merupakan “kesinambungan” sekaligus “koreksi” dari pendekatan perilaku.
2. Public choice merupakan penerapan pendekatan ekonomi terhadap ilmu atau bidang politik dimana asumsi dasar di bidang ilmu ekonomi bisa diterapkan ke dalam bidang politik. Ilmu ekonomi memberikan contoh nyata sehingga teori yang lahir relatif lebih pasti dibandingkan dengan ilmu sosial lainnya.
3. Marxisme merupakan bentuk kritik yang disampaikan oleh Karl Marx terhadap liberalisme ekonomi yang beranggapan bahwa liberalisme ekonomi bersifat positive-sum game (menguntungkan semua pihak).
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by MUTIATUN NAFFIAH -
Nama : Mutiatun Naffiah
NPM : 2116041031

Yang saya pahami, pendekatan adalah aktivitas kerangka berpikir yang menjadi acuan dalam menganalisa, yang didalamnya memuat unsur nilai filosofis suatu tolok ukur dalam menyeleksi masalah, memutuskan data mana yang akan diteliti dan data mana yang akan dikesampingkan, menghubungkan suatu yang diteliti.
Kemudian, untuk apa pendekatan diperlukan dalam ilmu politik? Dalam ilmu politik, pendekatan diperlukan guna terakumulasinya pengetahuan dengan analisis dan polemik antara para sarjana yang kadang-kadang sengit sifatnya telah memperkaya khazanah analisis. Seperti sering terjadi dalam perdebatan intelektual, pihak-pihak yang bersangkutan mempertajam alat analisis (tools of analysis) masing-masing dan meneliti kembali rangka, metode, dan tujuan dari ilmu politik. Interaksi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya juga telah memperluas cakrawala. Hasil dari dialog ini sangat mendorong berkembangnya ilmu politik itu sendiri, baik di bidang pembinaan teori (theory building), maupun di bidang penelitian perbandingan antara negaranegara maju dengan negara-negara berkembang.
Selain pendekatan-pendekatan dalam materi, ada pendekatan lain yang muncul dalam ilmu politik yaitu:
1. Pendekatan Kelembagaan, pendekatan ini banyak mengambil pembahasan mengenai mana yang hitam dan mana yang putih. Karena itulah pembahasan yang menjadi turunan dari pendekatan ini memiliki kecenderungan yang legal-formal. Alasan mengapa legal adalah karena dalam pendekatan ini politik selalu dikaitkan dengan persoalan hukum. Sehingga pembahasannya banyak mengacu pada konstitusi dan hukum-hukum yang ada di dalam sebuah negara. Pendekatan ini disebut formal karena pembahasannya hanya seputar
lembaga-lembaga dan struktur politik yang formal. Ada 5 karakteristk dalam kajian pendekatan ini: legalisme, strukturalisme, holistik, sejarah, dan analisis normatif.
2. Pendekatan Pasca Perilaku merupakan wujud reformasi dari pendekatan perilaku. Pendekatan ini mengubah skala prioritas serta mencanangkan relevansi dan tindakan. Pada hakikatnya, pendekatan ini adalah koreksi dari pendekatan perilaku (Krin, 1977:84). David Easton pada tahun 1969 merumuskan Credo of Relevance dan menyatakan bahwamenangani masalah sosial lebih penting daripada mengejar kecermatan dalam penelitian. Nilai-nilai tidak boleh dihilangkan dan kalangan behavioralis harus berkomitmen untuk mengubah masyarakat menjadi lebih baik. Beberapa penganut pasca perilaku berhaluan sosialis kemudia mengembangkan pendekatan neo-marxis.
3. Pendekatan Tradisionalisme yaitu pendekatan yang berisi ide-ide, nasihat, gagasan, pengetahuan pemikiran para ahli klasik seperti masa peradaban Mesir Kuno dan Yunani Kuno.
4. Pendekatan Behavioralisme yaitu metode penelitian ini menggunakan unit analisis yang bersifat individu, melalui studi berupa survei opini politik opini publik alamiah dan eksperimental dengan teknik probability/statistik, serta menghasilkan analisis yang bersifat eksplanatif.
5. Pendekatan Publik Choice yaitu pendekatan atas keuntungan diri sendiri, seperti partai politik membuat kebijakan atas kejayaan sendiri, dan kadang berlainan dengan visi misi rakyat.
6. Pendekatan Dependensia yaitu pendekatan yang muncul setelah perang Dunia II mengalami keterbelakangan eksplor, mengusulkan kalau mau berkembang, maka negara harus memutuskan hubungan dengan negara industri.
7. Pendekatan Filosofis dalam mempelajari ilmu politik lebih memfokuskan pada ide-ide dan konsep-konsep ideal tentang politik. Pendekatan ini akhirnya melahirkan: 1) Filsuf Politik yaitu orang yang berfilsafat, 2) Ahli Filsafat Politik yaitu Ilmuwan yang ahli tentang filsafat politik.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by ARTASYA PINKA PANGESTY -
Nama : Artasya Pinka Pangesty
NPM : 2116041039

Yang saya pahami mengenai makna “pendekatan” adalah bahwa pendekatan (approaches) itu merupakan titik tolak, sudut pandang, perspektif atau kerangka acuan yang dipakai untuk mengamati atau memahami suatu proses/kegiatan/fenomena, dalam hal ini adalah politik. Sementara itu, menurut Vernon van Dyke, pendekatan adalah kriteria utuk menyeleksi masalah dan data yang relevan. Miriam Budiardjo (2008:71) menegaskan, “Istilah pendekatan mencakup standar atau tolok ukur yang dipakai untuk memilih masalah, menentukan data mana yang akan diteliti dan data mana yang akan dikesampingkan”. Pendekatan diperlukan dalam ilmu politik karena membantu untuk memahami fenomena-fenomena politik, memahami dan mempelajari dari berbagai sudut pandang bagaimana suatu permasalahan ilmu politik dijelaskan. Selain pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan dalam materi yang saya baca, pendekatan-pendekatan lain yang muncul dalam ilmu politik adalah sebagai berikut.
1) Pendekatan Plural
Pendekatan ini memandang bahwa masyarakat terdiri dari berbagai kelompok. Penekanan pada pendekatan ini adalah pada interaksi kelompok.

2) Pendekatan Struktural
Pada pendekatan ini, hal utama yang ditekankan adalah pada anggapan bahwa fungsi yang ada di sebuah negara ditentukan oleh struktur-struktur yang ada di tengah masyarakat, bukan oleh mereka yang duduk di posisi lembaga politik. Selain itu, ada lima faktor yang perlu ditekankan dalam pendekatan ini antara lain :
• legal dan formal
• strukturstruktur kelembagaan baru
• kelompok-kelompok (groups)
• struktur-struktur dan fungsi-fungsi yang membentuk sebuah sistem dari bagian-bagian yang saling berkaitan
• struktur-struktur dalam bentuk kelompok-kelompok dan kelas-kelas, yang dalam analisis kaum neo-Marxis adalah kepentingan ekonomi.

3) Pendekatan Developmental
Pendekatan ini menekankan pada aspek pembangunan ekonomi serta politik yang dilakukan oleh negara-negara baru tersebut. Pendekatan ini mulai populer pada saat muncul negara-negara baru pasca perang dunia II.

4) Pendekatan Normatif
Pendekatan ini biasanya dipakai oleh ilmuwan politik yang tertarik mempelajari sejarah ide-ide politik dan sosiologi pengetahuan. Pendekatan ini memandang nilai-nilai budaya dalam masyarakat yang dianggap sangat penting. Pendekatan ini juga meneliti norma-norma dalam bentuk aturan-aturan atau hak-hak dan kewajiban dengan menjelaskan bagaimana nilai-nilai itu diwujudkan.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Putri Wulandari -
Nama : Putri Wulandari (2116041099)

Menurut Vernon van Dyke: Pendekatan adalah kriteria untuk menyeleksi masalah data yang relevan.
Pendekatan diperlukan untuk melihat Standar atau tolak ukur yang dipakai untuk memilih masalah dan menentukan data mana yang akan diteliti serta data yang mana yang akan dikesampingkan

pendekatan-pendekatan yang muncul dalam ilmu politik :
1. Pendekatan Legal/Institusional
Disebut juga pendekatan tradisional. Dalam Pendekatan ini negara menjadi fokus pokok, terutama dalam segi konstitusional dan yuridisnya. Bahasan tradisionalnya menyangkut antara lain sifat dari undang-undang dasar, masalah kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan formal serta yuridis dari lembaga-lembaga kenegaraan. Dengan demikian pendekatan tradisional ini mencangkup baik unsur legal maupun institusional.
Para peneliti tradisional tidak mengkaji apakah lembaga itu memang terbentuk dan berfungsi seperti yang dirumuskan dalam naskah-naskah resmi tersebut. Pada saat bersamaan, pendekatan tradisional tidak menghiraukan organisasi informal. Bahasan ini lebih bersifat statis dan deskriptif daripada analitis, dan banyak memakai ulasan sejarah. Lagi pula dalam proses pembahasan, fakta kurang dibedakan dengan norma.
Yang terjadi, pendekatan tradisional lebih sering bersifat normatif dengan mengansumsikan norma-norma demokrasi Barat. Menurut penglihatan ini, negara ditafsirkan sebagai suatu badan dari norma-norma konstitsional yang formal.
2. Pendekatan Perilaku
Salah satu pemikiran pokok dari pelopor-pelopor pendekatan perilaku adalah bahwa tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal karena bahasan itu tidak banyak memberi informasi mengenai proses politik yang sebenarnya. Sebaliknya, lebih bermanfaat bagi peneliti untuk mempelajari manusia itu sendiri serta perilaku politiknya, sebagai gejala yang benar-benar dapat diamati. Pembahasan mengenai perilaku bisa saja terbatas pada perilaku perorangan saja, tetapi dapat juga mencangkup kesatuan-kesatuan yang lebih besar.
Ciri-Ciri Pendekatan Tingkah Laku:
1.Pendekatan ini cenderung bersifat interdisipliner, maksudnya tidak saja mempelajari dampak faktor pribadi tetapi juga dampak dari faktor sosial, ekonomi, dan budaya.
2. Merupakan suatu orientasi kuat untuk lebih mengilmiahkan ilmu politik.

3. Pendekatan Neo-Marxis
Para Marxis ini, yang sering dinamakan Neo-Marxis untuk memmbedakan mereka dari orang Marxis klasik yang lebih dekat dengan komunisme, bukan merupakan kelompok yang ketat organisasinya atau mempunyai pokok pemikiran yang sama.
Kebanyakan kalangan Neo-Marxis adalah cendekiawan yang berasal dari kalangan “borjuis” dan seperti cendekiawan di mana-mana, enggan menggabungkan diri dalam organisasi besar seperti partai politik atau terjun aktif dalam kegiatan politik praktis. Hanya ada satu atau dua kelompok yang militan antara lain golongan Kiri Baru (New Left).
Salah satu kelemahan yang melekat pada golongan Neo-Marxis adalah bahwa mereka mempelajari Marx dalam keadaan dunia yang sudah banyak berubah. Marx dan Engels tidak mengalami bagaimana pemikiran mereka dijabarkan dan diberi tafsiran khusus oleh Lenin. Tafsiran ini kemudian dibakukan oleh Stalin dan diberi nama Marxisme-Leninisme dan Komunisme. Selain itu karya Marx dan Engels sering ditulis dalam keadaan terdesak waktu sehingga tidak tersusun secara sistematis, sering bersifat fragmentaris dan terpisah-pisah. Dengan demikian banyak masalah yang oleh golongan Neo-Marxis dianggap masalah pokok, hanya disinggung sepintas lalu atau tidak disinggung sama sekali.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Afif Aulia Zain 2116041059 -
Nama: Afif Aulia Zain
NPM: 2116041059
• Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
• Pendekatan Legal/Institusional, Disebut juga pendekatan tradisional. Dalam Pendekatan ini negara menjadi fokus pokok, terutama dalam segi konstitusional dan yuridisnya. Bahasan tradisionalnya menyangkut antara lain sifat dari undang-undang dasar, masalah kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan formal serta yuridis dari lembaga-lembaga kenegaraan. Dengan demikian pendekatan tradisional ini mencangkup baik unsur legal maupun institusional.
• Pendekatan Perilaku, Salah satu pemikiran pokok dari pelopor-pelopor pendekatan perilaku adalah bahwa tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal karena bahasan itu tidak banyak memberi informasi mengenai proses politik yang sebenarnya. Sebaliknya, lebih bermanfaat bagi peneliti untuk mempelajari manusia itu sendiri serta perilaku politiknya, sebagai gejala yang benar-benar dapat diamati. Pembahasan mengenai perilaku bisa saja terbatas pada perilaku perorangan saja, tetapi dapat juga mencangkup kesatuan-kesatuan yang lebih besar.
• Pendekatan Neo-Marxis, Para Marxis ini yang sering dinamakan Neo-Marxis untuk memmbedakan mereka dari orang Marxis klasik yang lebih dekat dengan komunisme, bukan merupakan kelompok yang ketat organisasinya atau mempunyai pokok pemikiran yang sama. Kebanyakan kalangan Neo-Marxis adalah cendekiawan yang berasal dari kalangan “borjuis” dan seperti cendekiawan di mana-mana, enggan menggabungkan diri dalam organisasi besar seperti partai politik atau terjun aktif dalam kegiatan politik praktis. Hanya ada satu atau dua kelompok yang militan antara lain golongan Kiri Baru (New Left).
• Dependency Theory, Kalangan lain yang juga berada dalam rangka teori-teori kiri, yang kemudian dikenal sebagai Teori Ketergantungan, adalah kelompok yang menkhususkan penelitiannya pada hubungan antara negara Dunia Pertama dan Dunia Ketiga.Bertolak dari konsep Lenin mengenai imperalisme, kelompok ini berpendapat bahwa imperalisme masih hidup, tetapi dalam bentuk lain yaitu dominasi ekonomi dari negara-negara kaya terhadap negara-negara yang kurang maju.
• Pendekatan Pilihan Rasional (Rational Choice), Pendekatan ini muncul dan berkembang belakangan sesudah pertentangan antara pendekatan-pendekatan yang dibicarakan di atas mencapai semacam konsensus yang menunjukkan adanya plularitas dalam bermacam-macam pandangan. Ia juga lahir dalam dunia yang bebas dari peperangan besar selama empat dekade, di mana seluruh dunia berlomba-lomba membangun ekonomi negaranya. Berbagai variasi analisis telah mengembangkan satu bidang ilmu politik tersendiri, yaitu Ekonomi Politik (Political Economy).
• Pendekatan Institusionalisme Baru
Institusionalisme Baru (New Institutionalism) berbeda dengan pendekatan-pendekatan yang diuraikan sebelumnya. Ia lebih merupakan suatu visi yang meliputi beberapa pendekatan lain. Institusionalisme Baru mempunyai banyak aspek dan variasi seperti Institusionalisme Baru Sosiologi, Institusionalisme Baru Ekonomi, dan sebagainya.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Nur Anisa 2116041077 -
Nama : Nur Anisa
NPM : 2116041077

Pendekatan dapat diartikan sebagai salah satu cara untuk memulai suatu pembelajaran. Pendekatan merupakan seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan adalah titik awal dalam memandang sesuatu, filsafat, atau keyakinan yang terkadang sulit untuk membuktikannya. Pendapatan dapat dikatakan memiliki sifat yang aksiomatis atau kebenaran teori yang telah digunakan dan tidak dipersoalkan lagi.

Pendekatan diperlukan atau dibutuhkan oleh ilmu politik karena untuk memahami lebih dalam mengenai ilmu politik yaitu dengan melalu pendekatan-pendekatan yang dianut pada periodenya masing-masing atau seiring dengan perkembangannya zaman. Hal ini dilakukan agar ilmu politik dapat melihat dari berbagai sudut pandang bagaimana suatu permasalahan politik dapat dijelaskan.

Dalam politik ada beberapa pendekatan, yaitu :
 Pendekatan Legal/Institusional
Pendekatan Legal/Institusional, yang sering dinamakan pendekatan tradisional, mulai berkembang abad 19 pada masa sebelum Perang Dunia II. Dalam pendekatan ini negara menjadi fokus pokok, terutama segi konstitusional dan yuridisnya. Bahasan tradisional menyangkut antara lain sifat dari undang-undang dasar, masalah kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan formal serta yuridis dari lembaga-lembaga kenegaraan seperti parlemen, badan eksekutif, dan badan yudikatif. Dengan demikian pendekatan tradisional ini mencakup baik unsur legal maupun unsur institusional.
Seandainya kita ingin mempelajari parlemen dengan pendekatan ini maka yang akan dibahas adalah kekuasaan serta wewenang yang dimilikinya seperti tertuang dalam naskah-naskah resmi (undang-undang dasar, undang undang atau peraturan tata tertib); hubungan formal dengan badan eksekutif; struktur organisasi (pembagian dalam komisi, jenjang-jenjang pembicaraan) atau hasil kerjanya (berapa undang-undang telah dihasilkan).
Yang terjadi, pendekatan tradisional lebih sering bersifat normatif (yaitu sesuai dengan ideal atau standar tertentu) dengan mengasumsikan norma-norma demokrasi Barat. Menurut penglihatan ini, negara ditafsirkan sebagai suatu badan dari norma-norma konstitusional yang formal (a body of formal constitutional norms).2 Contoh dari pendekatan ini adalah karya R. Kranenburg, yang berjudul Algemene Staatsleer, yang terjemahannya telah lama beredar di Indonesia dengan judul Ilmu Negara Umum. 3 Di samping itu, bahasan biasanya terbatas pada negara-negara demokrasi Barat, seperti Inggris, Amerika, Prancis, Belanda, dan Jerman. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendekatan ini kurang memberi peluang bagi terbentuknya teori-teori baru.
Sementara itu, pada pertengahan dasawarsa 1930-an beberapa sarjana di Amerika Serikat mulai mengemukakan suatu pandangan yang lebih melihat politik sebagai kegiatan atau proses, dan negara sebagai sarana perebutan kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Sarjana sarjana dari Mazhab Chicago (Chicago School) antara lain tersebut nama Charles E. Merriam dengan karyanya, Political Power: Its Composition and Incidence (1934),4 dan Harold D. Laswell dengan bukunya, Politics: Who Gets What, When, How (193 ). Bagi mereka, esensi dari politik adalah kekuasaan, terutama kekuasaan untuk menentukan kebijakan publik. Gerakan ini telah sedikit banyak memperlunak kekakuan pendekatan tradisional selama ini, meskipun harus diakui bahwa nuansa baru ini masih terbatas di Amerika saja.
 Pendekatan Perilaku
Pendekatan Perilaku timbul dan mulai berkembang di Amerika pada tahun 1950-an seusai Perang Dunia II. Adapun sebab-sebab kemunculannya adalah sebagai berikut. Pertama, sifat deskriptif dari ilmu politik dianggap tidak memuaskan, karena tidak realistis dan sangat berbeda dengan kenyataan sehari-hari. Kedua, ada kekhawatiran bahwa, jika ilmu politik tidak maju dengan pesat, ia akan ketinggalan dibanding dengan ilmu-ilmu lainnya, seperti sosiologi dengan tokohnya Max Weber (18 4-1920) dan Talcott Parsons (1902-1979), antropologi, dan psikologi. Ketiga, di kalangan peme rintah Amerika telah muncul keraguan mengenai kemampuan para sarjana ilmu politik untuk menerangkan fenomena politik.
Salah satu pemikiran pokok dari Pendekatan Perilaku ialah bahwa tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal, karena pembahasan seperti itu tidak banyak memberi informasi mengenai proses politik yang sebenarnya. Sebaliknya, lebih bermanfaat untuk mempelajari perilaku (behavior) manusia karena merupakan gejala yang benar-benar dapat diamati. Pembahasan mengenai perilaku bisa saja terbatas pada perilaku perorangan saja, tetapi dapat juga mencakup kesatuan-kesatuan yang lebih besar seperti organisasi kemasyarakatan, kelompok elite, gerakan nasional, atau suatu masyarakat politik (polity).
Pendekatan ini tidak menganggap lembaga-lembaga formal sebagai titik sentral atau sebagai aktor yang independen, tetapi hanya sebagai kerangka bagi kegiatan manusia. Jika penganut Pendekatan Perilaku mempelajari parlemen, maka yang dibahas antara lain perilaku anggota parlemen seperti pola pemberian suaranya (voting behavior) terhadap rancangan undang-undang tertentu (apakah pro atau anti, dan mengapa demikian), pidato pidatonya, giat-tidaknya memprakarsai rancangan undang-undang, cara berinteraksi dengan teman sejawat, kegiatan lobbying, dan latar belakang sosialnya.
 Pendekatan Neo-Marxis
Sementara para penganut Pendekatan Perilaku sibuk menangkis serangan dari para sarjana Pasca-Perilaku, muncullah kritik dari kubu lain, yaitu dari kalangan Marxis. Para Marxis ini, yang sering dinamakan Neo-Marxis untuk membedakan mereka dari orang Marxis klasik yang lebih dekat dengan komunisme, bukan merupakan kelompok yang ketat organisasinya atau mempunyai pokok pemikiran yang sama. Lebih tepat apabila mereka digambarkan sebagai kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari cendekiawan yang mendapat inspirasi dari tulisan-tulisan Marx, terutama yang dikarang dalam masa mudanya. Cikal bakal orientasi ini adalah tulisan-tulisan sarjana Hongaria, Georg Lukacs (1885-1971), terutama dalam karyanya yang berjudul History and Class Consciousness. Kebanyakan kalangan Neo-Marxis adalah cendekiawan yang berasal dari kalangan ”borjuis” dan seperti cendekiawan di mana-mana, enggan menggabungkan diri dalam organisasi besar seperti partai politik atau terjun aktif dalam kegiatan politik praktis. Hanya ada satu atau dua kelompok yang militan, antara lain golongan Kiri Baru (New Left).
Para Neo-Marxis ini, di satu pihak menolak komunisme dari Uni Soviet karena sifatnya yang represif, tapi di pihak lain mereka juga tidak setuju dengan banyak aspek dari masyarakat kapitalis di mana mereka berada. Begitu pula mereka kecewa dengan kalangan sosial-demokrat.14 Meski pun kalangan sosial-demokrat berhasil melaksanakan konsep Negara Ke sejahteraan (Welfare State) di beberapa negara di Eropa Barat dan Utara dan meningkatkan keadilan sosial untuk warganya, tetapi mereka dianggap gagal menghapuskan banyak kesenjangan sosial lainnya. Lagi pula mereka juga dilihat gagal mempertahankan nilai-nilai demokrasi. Karena pentingnya peran kalangan Neo-Marxis ini, ada baiknya kita menelusuri asal usul mereka.
 Teori Ketergantungan (Dependency Theory)
Kalangan lain yang juga berada dalam rangka teori-teori kiri, yang kemudian dikenal sebagai Teori Ketergantungan, adalah kelompok yang mengkhususkan penelitiannya pada hubungan antara negara Dunia Pertama dan Dunia Ketiga. Kelompok ini menarik perhatian besar pada tahun 1970-an dan tahun 1980-an, tetapi sebenarnya pada tahun 19 0-an sudah mulai dirintis, antara lain oleh Paul Baran,23 yang kemudian disusul oleh Andre Gunder Frank. Bertolak dari konsep Lenin mengenai imperialisme, kelompok ini berpendapat bahwa imperialisme masih hidup, tetapi dalam bentuk lain yaitu dominasi ekonomi dari negara-negara kaya terhadap negara-negara yang kurang maju (underdeveloped).
Negara-negara maju memang telah melepaskan tanah jajahannya, tetapi tetap mengendalikan (mengontrol) ekonominya. Pembangunan yang dilakukan negara-negara yang kurang maju, atau Dunia Ketiga, hampir selalu berkaitan erat dengan kepentingan pihak Barat. Pertama, negara bekas jajahan dapat menyediakan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Investasi negara-negara maju diuntungkan karena negara kurang maju dapat memberlakukan gaji atau upah yang kecil bagi tenaga kerjanya, sewa tanah yang rendah dan bahan baku yang murah.
 Pendekatan Pilihan Rasional (Rational Choice)
Pendekatan ini muncul dan berkembang belakangan sesudah pertentangan antara pendekatan-pendekatan yang dibicarakan di atas mencapai semacam konsensus yang menunjukkan adanya pluralitas dalam bermacam-macam pandangan. Ia juga lahir dalam dunia yang bebas dari peperangan besar selama hampir empat dekade, di mana seluruh dunia berlomba-lomba mem bangun ekonomi negaranya. Berbagai negara baru menyusun rencana-ren cana pembangunan, sedangkan beberapa negara kaya turut membantu me lalui bermacam-macam organisasi internasional atau secara bilateral.
Tidak heran jika ekonomi pada akhir tahun 1980-an menjadi sangat penting dan juga memengaruhi ilmu-ilmu sosial lainnya. Oleh beberapa ekonom gejala ini dijelaskan sebagai Ekspansi imperialistik ekonomi ke dalam wilayah-wilayah tradisional sosiologi, ilmu politik, antropologi, hukum, dan biologi sosial (Imperialistic expansion of economics into the traditional domains of sociology, political science, anthropology, law, and social biology).
Dalam ilmu politik pada umumnya, dikenal nama Pendekatan Pilihan Rasional (Rational Choice Approach), sementara itu juga ada beberapa nama lain seperti Public Choice dan Collective Choice. Akhir-akhir ini berbagai variasi analisis ini telah mengembangkan satu bidang ilmu politik tersendiri, yaitu Ekonomi Politik (Political Economy). Tokoh-tokoh analisisnya antara lain James Buchannan, Anthony Downs, Gordon Tullock, dan Manchur Olsen. Mazhab ini terkenal sebagai Virginia School (Mazhab Virginia), Amerika Serikat. Perlu juga disebut William Raker sebagai pelopor aliran ini.
 Pendekatan Institusionalisme Baru
Institusionalisme Baru (New Institutionalism) berbeda dengan pendekatan pendekatan yang diuraikan sebelumnya. Ia lebih merupakan suatu visi yang meliputi beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bidang ilmu pengetahuan lain seperti sosiologi dan ekonomi. Institusionalisme Baru mempunyai banyak aspek dan variasi. Sebut saja misalnya, Institusionalisme Baru sosiologi, Institusionalisme Baru ekonomi, dan sebagainya. Mengapa disebut Institusionalisme Baru? Oleh karena ia merupakan penyimpangan dari Institusionalisme Lama. Seperti telah diuraikan di atas, Institusionalisme Lama mengupas lembaga-lembaga kenegaraan (aparatur negara) seperti apa adanya secara statis. Berbeda dengan itu, Institusionalisme Baru melihat institusi negara sebagai hal yang dapat diperbaiki ke arah suatu tujuan tertentu, seperti misalnya membangun masyarakat yang lebih makmur. Usaha itu perlu ada semacam rencana atau design yang secara praktis menentukan langkah-langkah untuk tercapainya tujuan itu. Institusionalisme Baru sebenarnya dipicu oleh pendekatan behavioralis yang melihat politik dan kebijakan publik sebagai hasil dari perilaku ke lompok besar atau massa, dan pemerintah sebagai institusi yang hanya mencerminkan kegiatan massa itu. Bentuk dan sifat dari institusi ditentukan oleh para aktor serta pilihannya. Dengan demikian kedudukan sentral dari institusi-institusi dalam membentuk kebijakan publik dinomorduakan.
Inti dari Institusionalisme Baru dirumuskan oleh Robert E. Goodin sebagai berikut:
1. Aktor dan kelompok melaksanakan proyeknya dalam suatu konteks yang dibatasi secara kolektif.
2. Pembatasan-pembatasan itu terdiri dari institusi-institusi, yaitu a) pola norma dan pola peran yang telah berkembang dalam kehidupan sosial, dan b) perilaku dari mereka yang memegang peran itu. Peran itu telah ditentukan secara sosial dan mengalami perubahan terus-menerus.
3. Sekalipun demikian, pembatasan-pembatasan ini dalam banyak hal juga memberi keuntungan bagi individu atau kelompok dalam mengejar proyek mereka masing-masing.
4. Hal ini disebabkan karena faktor-faktor yang membatasi kegiatan individu dan kelompok, juga memengaruhi pembentukan preferensi dan motivasi dari aktor dan kelompok-kelompok.
5. Pembatasan-pembatasan ini mempunyai akar historis, sebagai peninggalan dari tindakan dan pilihan-pilihan masa lalu. Pembatasan-pembatasan ini mewujudkan, memelihara, dan memberi peluang serta kekuatan yang berbeda kepada individu dan kelompok masing-masing.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Ni Kadek Prastika Arnika Santi -
Nama : Ni Kadek Prastika Arnika Santi
NPM : 2116041001

• Pendekatan dapat diartikan sebagai sebuah teori dalam melihat suatu fenomena tertentu melalui berbagai sudut pandang yang berbeda serta menjadi standar atau tolak ukur yang dipakai untuk memilih masalah dan menentukan data mana yang akan diteliti serta data yang mana yang akan dikesampingkan dalam suatu permasalahan politik tersebut.

• Pendekatan ini tentunya sangat dibutuhkan dalam ilmu politik, agar ilmu politik dapat mengkaji suatu permasalahan melalui berbagai sudut pandang yang berbeda, juga menjadi tolak ukur dalam memilih data-data mana yang lebih relevan dan yang akan diteliti dalam menyelesaikan atau menyeleksi suatu permasalahan politik tersebut.

Pendekatan-pendekatan yang muncul dalam ilmu politik, yaitu :
1. Pendekatan legal/institusional atau juga dikenal dengan pendekatan tradisional yang menjadikan negara sebagai salah satu fokus utamanya dalam segi konstitusional yang menyangkut tentang badan-badan eksekutif dan yudikatif, kedudukan dan kekuasaan lembaga-lembaga kenegaraan, serta sifat dari UUD 1945 serta kedaulatan negara.
2. Pendekatan perilaku atau Political behavior approach merupakan sebuah pendekatan ilmu politik yang berfokus pada perilaku atau tingkah laku berbagai aktor dalam suatu sistem politik, terutama bagi individu dan kelompok.
3. Pendekatan Neo-Marxisme merupakan suatu istilah diterapkan pada teori sosial atau analisis sosiologi yang mengacu pada ide-ide Karl Marx dan Friedrich Engels terhadap unsur-unsur dari tradisi intelektual lain, seperti psikoanalisis (teori kritis), sosiologi Weberian (teori Erik Olin Wright tentang kelas yang bertentangan) dan anarkisme (kriminologi kritis).
4. Pendekatan pilihan rasional (Rasional Choice) merupakan suatu kerangka pemikiran untuk memahami dan merancang model perilaku sosial dan ekonomi. Teori ini berfokus pada penentu pilihan individu (individualisme metodologis).
5. Pendekatan Insitusionalisme Baru (New Institutionalism) dapat diartikan sebagai suatu visi yang meliputi beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bidang ilmu pengetahuan lain seperti sosiologi dan ekonomi. Institusionalisme Baru
mempunyai banyak aspek dan variasi. Misalnya, Institusionalisme Baru sosiologi, Institusionalisme Baru ekonomi, dan sebagainya.
6. Pendekatan Pasca-Tingkah Laku (Post-Behavioral Approach) ini bersifat konservatif, karena terlalu menekankan keseimbangan dalam sistem dan kurang memberi peluang-peluang pada perubahan. Dalam penelitian, nilai-nilai tidak boleh dihilangkan.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by WULANDARI SAFITRI 2116041013 -
Nama : Wulandari Safitri
NPM : 2116041013

Pendekatan merupakan sebuah titik tolak atau sudut pandang terhadap suatu proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan terkait terjadinya suatu proses yg sifatnya masih umum. Vernon van Dyke mengatakan bahwa: ”Suatu pendekatan (approach) adalah kriteria untuk menyeleksi masalah dan data yang relevan.” Dengan kata lain, istilah pendekatan mencakup standar atau tolok ukur yang dipakai untuk memilih masalah, menentukan data mana yang akan diteliti dan data mana yang akan dikesampingkan. Ini tentu saja berbeda dengan metode yang hanya mencakup prosedur untuk memperoleh dan mempergunakan data.

Pendekatan diperlukan dalam ilmu politik karena pendekatan bisa menjadi alat tolak ukur yang dipakai dalam mengkaji dan memilih masalah untuk menentukan data-data mana saja yang akan diteliti serta data-data mana yang harus dikesampingkan dalam politik agar proses politik berjalan dengan baik.

Selain pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan dalam materi tersebut, ada beberapa pendekatan lain dalam ilmu politik, yaitu :
1. Pendekatan kelompok
Pendekatan kelompok dalam ilmu politik diperkenalkan oleh Arthur Bentley dalam The Process of Government yang terbit pertama kali tahun 1908 dan dikembangkan antara lain oleh David Truman dalam The Government Process. Analisis kelompok ini merupakan reaksi dari dua kecenderungan dalam studi ilmu politik pada saat itu. Yaitu pendekatan institusional dan legalistik tradisional dalam ilmu politik serta kecendurungan analisis politik yang menekankan segi normatif. Teoritis kelompok ini mengusulkan pemusatan perhatian pada perilaku politik serta unsur-unsur empirik dalam kehidupan politik. Menurut pendekatan ini, kebijakan publik merupakan hasil dari perjuangan kelompok. Individu-individu yang memiliki pandangan sama akan bergabung dalam satu kelompok formal atau informal untuk menekankan permintaan mereka atas pemerintah. Individu akan menjadi sangat penting dalam kehidupan politik hanya apabila tindakan mereka sebagai bagian atas nama atau kepentingan. Kelompok menjadi jembatan penting antara individu dengan pihak pemerintah. Sebab Sistem politik berfungsi mengelola konflik antara kelompok lain dengan menekankan pada kompromi dan lain-lain. Pendekatan kelompok melihat kebijakan publik sebagai suatu ekuilibrium tercapai melalui perjuangan kelompok. Keseimbangan ini tercapai melalui pengaruh interest group. Pengaruh kelompok terhadap kebijakan publik dipengaruhi besarnya jumlah, kesejahteraan, kekuatan organisasi, kepemimimpinan, akses terhadap, pengambil keputusan, serta kohesi internal.

2. Pendekatan eknomi politik
Martin Staniland (1985) mengatakan ekonomi dan politik menjelaskan interaksi sistematis antara aspek ekonomi dan aspek politik. Hubungan interaksi itu bisa dinyatakan dalam banyak cara baik itu dalam hubungan kualitas antara satu proses determinis atau hubungan yang bersifat timbal-balik atau suatu proses prilaku yang berlangsung terus menerus.
Adam Smith dalam bukunya yang berjudul Welth of Nation mengatakan ekonomi politik merupakan cabang ilmu yang memiliki dua tujuan berbeda yaitu :
• Menciptakan sumber pendapatan bagi masyarakat atau swasembada bagi masyarakat, atau membantu masyarakat mencari pendapatan bagi mereka.
• Menyediakan sejumlah daya bagi masyarakat negara atau pemerintah agar mereka mampu menjalankan fungsi dengan baik.
Istilah ekonomi politik pertama kali digunakan penulis berkebangsaan Perancis, Montchreiten dalam bukunya “Trate de Economic Politique” (1966), James Stuart Mill dalam bukunya “Inquiry Into The Priciples of Political Economics”, Fredery Skarbek (1959) menggunakan istilah yang sama. Dari kenyataan itu, sesungguhnya istilah ekonomi politik merupakan suatu istilah yang sangat populer pada abad XVIII. Akan tetapi setelah Afred Marshall (1890) mengeluarkan buku “Priciples of Economic”, maka istilah ekonomi politik mulai dipisahkan. Ekonomi lebih menitik beratkan pada uraian-uraian ekonomi yang lebih sistematik kualitatif dan politik semakin menjauhkan diri dari uraian tentang ekonomi. Pedekatan ini menggunakan model sistem politik yang dikemukakan oleh David Easton. Dalam hal ini kebijakan publik dipandang sebagai tanggapan dari sistem politik atas permintaan ataupun dorongan lingkungan. Sistem politik yang dimaksudkan di sini adalah jaringan institusi dan kegiatan dalam masyarakat yang dapat menciptakan suatu keputusan atau alokasi-alokasi otoritatif.

3. Pendekatan kelembagaan
Kajian pendekatan kelembagaan atau institusional memfokuskan pada lembaga pemerintah. Kegiatan politik berpusat pada lembaga pemerintah tertentu seperti kongres, kepresidenan, dsb. Kegiatan individu dan kelompok diarahkan kepada lembaga pemerintah dan kebijakan publik secara otoritatif ditentukan dan dilaksanakan oleh lembaga pemerintah.
Hubungan antara kebijakan publik dan lembaga pemerintah sangat erat. Suatu kebijakan tidak menjadi suatu kebijakan publik sebelum kebijakan itu ditetapkan dan dilaksanakan oleh lembaga pemerintah. Lembaga pemerintah memberi tiga karakteristik yang berbeda terhadap kebijakan publik. Pertama, pemerintah memberi legitimasi kepada kebijakan-kebijakan. Kebijakan pemerintah dipandang sebagai kewajiban yang sah menunutut loyalitas warganegara. Kedua, kebijakan pemerintah membutuhkan universalitas. Hanya kebijakan pemerintah yang menjangkau dan dapat menghukum secara sah orang-orang yang melanggar kebijakan tersebut. Keunggulan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah adalah bahwa kebijakan tersebut dapat menuntut loyalitas dari semua warga negaranya dan mempunyai kemampuan membuat kebijakan yang mengatur seluruh masyarakat dan memonopoli penggunaan kekuatan secara sah yang mendorong individu-individu dan kelompok-kelompok.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by MIRANDA TOBING -
yang saya pahami mengenai pendekatan, pendekatan adalah cara pandang yang tertentu yang digunakan untuk memahami sesuatu, atau dapat diartikan sebagai sudut pandang mengenai sesuatu.
pendekatan diperlukan dalam ilmu politik adalah agar ilmu politik dapat melihat dari berbagai sudut pandang bagaimana suatu permasalahan politik dapat dijelaskan. Menurut Vernon van Dyke tujuan diterapkan pendekatan dalam suatu kajian ilmu adalah kriteria untuk menyeleksi masalah dan data yang relevan.

pendekatan lainnya yaitu :
1. Pendekatan Pascaperilaku (Post Behavioral Approach)
Gerakan pascaperilaku memperjuangkan perlunya relevance and action (relevansi dan orientasi bertindak). Reaksi ini ditujukan kepada usaha mengubah penelitian dan pendidikan Ilmu Politik menjadi suatu ilmu pengetahuan murni sesuai dengan pola ilmu eksakta. Pada hakikatnya pendekatan ini merupakan “kesinambungan” sekaligus “koreksi” dari pendekatan perilaku.

2. Pendekatan kelembagaan
Pendekatan lembaga, berfokus terhadap pemerintah, dimana Kegiatan politik berpusat pada lembaga pemerintah tertentu seperti kongres, kepresidenan, dsb. Kegiatan individu dan kelompok diarahkan kepada lembaga pemerintah dan kebijakan publik secara otoritatif ditentukan dan dilaksanakan oleh lembaga pemerintah.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Velly Bercilia Sandayu -
Nama : Velly Bercilia Sandayu
Npm :2116041019
Kelas : Reguler A

Pendekatan (approach) dapat dipandang sebagai suatu rangkaian tindakan yang terpola atau terorganisir berdasakan prinsip-prinsip tertentu (misalnya dasar filosofis, prinsip psikologis, prinsip didaktis, atau prinsip ekologis), yang terarah secara sistematis pada tujuan yang hendak dicapai.

Dikarenakan ilmu politik memiliki cakupan abstrak yang luas sehingga diperlukan adanya suatu pendekatan tujuannya menyeleksi masalah dan data yang relevan baik data yang harus diprioritaskan dalam penelitian ataupun sebaliknya sehingga diperlukan dalam ilmu politik agar ilmu politik dapat melihat dari berbagai sudut pandang bagaimana suatu permasalahan politik dapat dijelaskan.

pendekatan-pendekatan yang muncul dalam ilmu politik yaitu:
1. Pendekatan Pascaperilaku (Post Behavioral Approach)
Pendekatan ini secara tegas mengecam pendekatan behavioralis yang terlalu mendewakan kebutuhan atas standar politik sebagai kajian ilmiah yang malah membuat peneliti menjadi “buta” terhadap realitas politik secara mendalam. Gerakan pascaperilaku memperjuangkan perlunya relevance and action (relevansi dan orientasi bertindak). Reaksi ini ditujukan kepada usaha mengubah penelitian dan pendidikan Ilmu Politik menjadi suatu ilmu pengetahuan murni sesuai dengan pola ilmu eksakta. Pada hakikatnya pendekatan ini merupakan “kesinambungan” sekaligus “koreksi” dari pendekatan perilaku.
2. Pendekatan public choice
merupakan penerapan pendekatan ekonomi terhadap ilmu atau bidang politik dimana asumsi dasar di bidang ilmu ekonomi bisa diterapkan ke dalam bidang politik.
3. Pendekatan marxisme
merupakan bentuk kritik yang disampaikan oleh Karl Marx terhadap liberalisme ekonomi yang beranggapan bahwa liberalisme ekonomi bersifat positive-sum game (menguntungkan semua pihak).
4. Pendekatan Ketergantungan
Bertolak belakang dengan konsep Lenin mengenai imprealisme, mereka beranggapan bahwa imprealisme masih hidup tapi dalam bentuk lain seperti ekonomi yang didominasinegara-negara kaya. Pembangunan negara kurang maju selalu berkaitan dengankepentingan pihak lain seperti:
• Negara jajahan dapat menyediakan sumber daya manusia atau sumber daya alam.
• Negara kurang maju dapat menjadi pasar untuk hasil produksi Negara maju.Ander Gunder Frank berpendapat bahwa penyelesaian masalah hanyalah melaluirevolusi social secara global. Mereka berpendapat bahwa gejala ini sudah menjadigejala seluruh dunia.Yang menarik adalah pandangan mereka yang membuka matakita terhadap akibat dari dominasi ekonomi ini. Dan itu dapat dilihat darimembumbungnya hutang dan kesenjangan sosial.
5. Pendekatan tradisional
pendekatan trdisional merupakan pendekatan tertua dalam kajian ilmu Negara menjadi focus utama dengan menonjolkan segi konstitusional dan yuridis. Bahasan pendekatan ini menyangkut, misalnya : Sifat Undang-Undang Dasar serta kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan lembaga-lembaga kenegaraan formal, badan yudikatif, badan eksekutif,dsb. Karenanya pendekatan ini disebut juga pendekatan institusional atau legal-institusional.
6. Pendekatan Behavioral
Pendekatan ini lebih menekankan pada aspek perilaku politik. Salah satu metode yang lazim dikenal dalam pendekatan ini adalah survei perilaku memilih. Pendekatan ini membakukan dirinya sebagai pendekatan paling ilmiah dalam kajian politik.
Salah satu pemikiran pokok dari pelopor-pelopor pendekatan perilaku adalah bahwa tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal karena bahasan itu tidak banyak memberi informasi mengenai proses politik yang sebenarnya. Sebaliknya, lebih bermanfaat bagi peneliti untuk mempelajari manusia itu sendiri serta perilaku politiknya, sebagai gejala yang benar-benar dapat diamati.
7. Pendekatan Neo-Marxis
Fokus analisis Neo-Marxis adalah kekuasaan serta konflik yang terjadi dalam negara. Mereka mengecam analisis struktural-fungsional dari para behavioralis karena terlampau mengutamakan harmoni dan keseimbangan sosial dalam suatu sistem politik. Menurut pandangan struktural-fungsional, konflik dalam masyarakat dapat diatasi melalui rasio, iktikad baik, dan kompromi, dan ini sangat berbeda dengan titik tolak pemikiran Neo-Marxis.
8. Pendekatan Pilihan Rasional (Rational Choice)
Inti dari politik menurutpendekatan ini adalah individu sebagai aktor terpenting dalam dunia pollitik. Sebagai makhluk rasional ia selalu mempunyai tujuan-tujuan (goal-seeking atau goal-oriented) yang mencerminkan apa yang dianggap kepentingan diri sendiri. Ia melakuaan hal itu dalam situasi terbatasnya sumber daya dan karena itu ia perlu menbuat pilihan. Pelaku Rational Action ini, terutama politisi, birokrat, pemilih dan aktor ekonomi, pada dasarnya egois. Optimalisasi kepentingan dan efisiensi merupakan inti dari teori Rational Choice.
9..Pendekatan Neo institusionalisme
Memandang aktivitas politik tidak hanya bersifat normatif dan juga empiris kompetisi politik mencoba menjelaskan hubungan memahami institusi sebagai kumpulan dari struktur-struktur, aturan, standar dan prosedur yang berlaku di masyarakat.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Alvin Gilang Sadewa -
Nama : Alvin Gilang Sadewa
NPM : 2116041053

Pendekatan (approach) dapat dipahami sebagai serangkaian tindakan yang terstruktur atau terorganisir menurut prinsip-prinsip tertentu (misalnya, landasan filosofis, prinsip ekologis, prinsip psikologis, dan prinsip didaktis) dan yang secara sistematis berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai. Pendekatan ini diperlukan dalam ilmu politik karena pendekatan ini melibatkan standar atau tolak ukur yang digunakan untuk menentukan data dan menyeleksi masalah yang akan dipelajari dan data apa yang akan disimpan untuk memecahkan suatu masalah serta memperoleh data yang relevan. Hal ini tentu berbeda dengan metode yang hanya menyangkut prosedur untuk mendapatkan dan menggunakan data. Oleh karena itu, pendekatan-pendekatan ini diperlukan dalam ilmu politik. Selain pendektan-pendekatan yang dijabarkan dalam materi, muncul beberapa pendekatan lain dalam ilmu politik, yaitu :

1. Neoinstitualism
Karena tindakan politik tidak hanya bersifat normatif tetapi juga empiris. Persaingan politik berusaha menjelaskan hubungan antara pemahaman institusi sebagai seperangkat struktur, aturan, standar, dan prosedur yang ditetapkan dalam masyarakat.

2. Pendekatan Behavioral
Pendekatan yang menitikberatkan pada perhatian, perilaku, atau tingkah laku aktor pilitk. Pendekatan ini menerima institusi politik sebagai aspek penting dari politik, tetapi bukan esensi politik yang aktivitasnya terkandung dalam kerangka institusi politik yang diwujudkan melalui aktor atau pelaksana politik seperti pejabat pemerintah dan anggota DPR.

3. Pendekatan Filosofis
Dalam kajian ilmu politik lebih menitikberatkan pada cita-cita dan konsep tentang politik. Pendekatan ini akhirnya melahirkan ; 1) filsuf politik, yaitu orang yang berfilsafat, 2) ahli filsafat, yaitu ilmuwan yang ahli dalam flsafat politik.

4. Public Choice
Adalah penerapan pendekatan ekonomi terhadap ilmu atau bidang politik, dimana asumsi dasar dari bidang ekonomi dapat ditransfer ke bidang politik. Ilmu eknomi memberikan contoh di dunia nyata, sehingga teori yang lahir relatif lebih pasti dibanding dengan ilmu-ilmu sosial lainnya.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Muhammad Alghifari Kusumaningrat -
Nama : Muhammad Alghifari Kusumaningrat
NPM : 2116041097
Pendekatan ialah aktivitas kerangka berpikir yang menjadi acuan dalam menganalisa, yang didalamnya memuat unsur nilai filosofis suatu tolok ukur dalam menyeleksi masalah, memutuskan data mana yang akan diteliti dan data mana yang akan dikesampingkan, menghubungkan suatu yang diteliti.
Pendekatan Kelembagaan, pendekatan ini banyak mengambil pembahasan mengenai mana yang hitam dan mana yang putih. Karena itulah pembahasan yang menjadi turunan dari pendekatan ini memiliki kecenderungan yang legal-formal. Alasan mengapa legal adalah karena dalam pendekatan ini politik selalu dikaitkan dengan persoalan hukum. Sehingga pembahasannya banyak mengacu pada konstitusi dan hukum-hukum yang ada di dalam sebuah negara. Pendekatan ini disebut formal karena pembahasannya hanya seputar
lembaga-lembaga dan struktur politik yang formal. Ada 5 karakteristk dalam kajian pendekatan ini: legalisme, strukturalisme, holistik, sejarah, dan analisis normatif.
Pendekatan Pasca Perilaku merupakan wujud reformasi dari pendekatan perilaku. Pendekatan ini mengubah skala prioritas serta mencanangkan relevansi dan tindakan. Pada hakikatnya, pendekatan ini adalah koreksi dari pendekatan perilaku (Krin, 1977:84). David Easton pada tahun 1969 merumuskan Credo of Relevance dan menyatakan bahwamenangani masalah sosial lebih penting daripada mengejar kecermatan dalam penelitian. Nilai-nilai tidak boleh dihilangkan dan kalangan behavioralis harus berkomitmen untuk mengubah masyarakat menjadi lebih baik. Beberapa penganut pasca perilaku berhaluan sosialis kemudia mengembangkan pendekatan neo-marxis.
Pendekatan Tradisionalisme yaitu pendekatan yang berisi ide-ide, nasihat, gagasan, pengetahuan pemikiran para ahli klasik seperti masa peradaban Mesir Kuno dan Yunani Kuno.
Pendekatan Behavioralisme yaitu metode penelitian ini menggunakan unit analisis yang bersifat individu, melalui studi berupa survei opini politik opini publik alamiah dan eksperimental dengan teknik probability/statistik, serta menghasilkan analisis yang bersifat eksplanatif.
Pendekatan Publik Choice yaitu pendekatan atas keuntungan diri sendiri, seperti partai politik membuat kebijakan atas kejayaan sendiri, dan kadang berlainan dengan visi misi rakyat.
Pendekatan Dependensia yaitu pendekatan yang muncul setelah perang Dunia II mengalami keterbelakangan eksplor, mengusulkan kalau mau berkembang, maka negara harus memutuskan hubungan dengan negara industri.
Pendekatan Filosofis dalam mempelajari ilmu politik lebih memfokuskan pada ide-ide dan konsep-konsep ideal tentang politik.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Ni'matul Lu'lu'in -
Nama: Ni’matul lu’lu’in
NPM : 2116041079
Menurut Vernon van Dyke: Pendekatan adalah kriteria untuk menyeleksi masalah data yang relevan. pendekatan diperlukan dalam ilmu politik dapat dibuktikan bahwa akibat dari perkembangan berbagai pendekatan terhadap gejala-gejala politik tersebut adalah terakumulasinya pengetahuan. Analisis dan polemik antara para sarjana yang kadang-kadang sengit sifatnya telah memperkaya khazanah analisis. Seperti sering terjadi dalam perdebatan intelektual, pihak-pihak yang bersangkutan mempertajam alat analisis (tools of analysis) masing-masing dan meneliti kembali rangka, metode, dan tujuan dari ilmu politik. Interaksi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya juga telah memperluas cakrawala. Hasil dari dialog ini sangat mendorong berkembangnya ilmu politik itu sendiri, baik di bidang pembinaan teori (theory building), maupun di bidang penelitian perbandingan antara negaranegara maju dengan negara-negara berkembang.
1. Pendekatan Kelembagaan
Kajian pendekatan kelembagaan atau institusional memfokuskan pada lembaga pemerintah. Kegiatan politik berpusat pada lembaga pemerintah tertentu seperti kongres, kepresidenan, dsb. Kegiatan individu dan kelompok diarahkan kepada lembaga pemerintah dan kebijakan publik secara otoritatif ditentukan dan dilaksanakan oleh lembaga pemerintah.
Hubungan antara kebijakan publik dan lembaga pemerintah sangat erat. Suatu kebijakan tidak menjadi suatu kebijakan publik sebelum kebijakan itu ditetapkan dan dilaksanakan oleh lembaga pemerintah. Lembaga pemerintah memberi tiga karakteristik yang berbeda terhadap kebijakan publik. Pertama, pemerintah memberi legitimasi kepada kebijakan-kebijakan. Kedua, kebijakan pemerintah membutuhkan universalitas. Hanya kebijakan pemerintah yang menjangkau dan dapat menghukum secara sah orang-orang yang melanggar kebijakan tersebut. Keunggulan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah adalah bahwa kebijakan tersebut dapat menuntut loyalitas dari semua warga negaranya dan mempunyai kemampuan membuat kebijakan yang mengatur seluruh masyarakat dan memonopoli penggunaan kekuatan secara sah yang mendorong individu-individu dan kelompok-kelompok.
2. Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok dalam studi politik diperkenalkan oleh Arthur Bentley dalam The Process of Government yang terbit pertama kali tahun 1908 dan dikembangkan antara lain oleh David Truman dalam The Government Process. Analisis kelompok ini merupakan reaksi terhadap dua kecenderungan dalam studi politik waktu itu. Yaitu pendekatan institusional dan legalistik tradisional dalam studi politik dan kecendrungan analisis politik yang menekankan segi normatif. Menurut pendekatan ini, kebijakan publik merupakan hasil perjuangan kelompok. Individu-individu yang memiliki pandangan sama akan bergabung dalam satu kelompok formal atau informal guna menekankan permintaan mereka atas pemerintah. Individu akan menjadi penting dalam kehidupan politik hanya apabila tindakan mereka sebagai bagian atas nama atau kepentingan. Kelompok menjadi jembatan penting antara individu dengan pihak pemerintah. Sistem politik berfungsi mengelola konflik antara kelompok lain dengan menekankan pada kompromi dan lain-lain.
Pendekatan kelompok melihat kebijakan publik sebagai suatu ekuilibrium tercapai melalui perjuangan kelompok. Keseimbangan ini tercapai melalui pengaruh interest group. Pengaruh kelompok terhadap kebijakan publik dipengaruhi besarnya jumlah, kesejahteraan, kekuatan organisasi, kepemimimpinan, akses terhadap, pengambil keputusan, serta kohesi internal.
Perubahan-perubahan pengaruh daripada interest group dapat menyebabkan perubahan-perubahan pada kebijakan publik. Para pembuat keputusan dipandang secara konstan akan memperhatikan kelompok penekan dengan cara melakukan bargaining, negosiasi, kompromi di antara permintaan kelompok-kelompok yang berpengaruh. Pendekatan kelompok ini perlu memperhatikan ide dari kelompok yang berpengaruh.
3. Pendekatan Ekonomi Politik
Martin Staniland (1985) mengatakan ekonomi dan politik menjelaskan interaksi sistematis antara aspek ekonomi dan aspek politik. Hubungan interaksi itu bisa dinyatakan dalam banyak cara baik itu dalam hubungan kualitas antara satu proses determinis atau hubungan yang bersifat timbal-balik atau suatu proses prilaku yang berlangsung terus menerus.
Istilah ekonomi politik pertama kali digunakan penulis berkebangsaan Perancis, Montchreiten dalam bukunya “Trate de Economic Politique” (1966), James Stuart Mill dalam bukunya “Inquiry Into The Priciples of Political Economics”, Fredery Skarbek (1959) menggunakan istilah yang sama. Dari kenyataan itu, sesungguhnya istilah ekonomi politik merupakan suatu istilah yang sangat populer pada abad XVIII. Akan tetapi setelah Afred Marshall (1890) mengeluarkan buku “Priciples of Economic”, maka istilah ekonomi politik mulai dipisahkan. Ekonomi lebih menitik beratkan pada uraian-uraian ekonomi yang lebih sistematik kualitatif dan politik semakin menjauhkan diri dari uraian tentang ekonomi.
Beberapa keuntungan dalam sistem ekonomi-politik :
1. Tidak terikat pada lembaga atau praturan politik khusus.
2. Keuntungan untuk analisis komparasi pembentukan kebijakan.
3. Menciptakan kestabilan ekonomi politik sehingga dapat menghasilkan kesejahteraan rakyat yang lebih baik.
Namun kelebihan ini mempunyai kelemahan. Penekanan pada kategori fungsional akan menyebabkan pengabaian terhadap politik pembentukan kebijakan dan pengaruh variabel lingkungan dalam proses pembuatan kebijakan publik. Artinya pembentukan kebijakan lebih dari sekedar proses intelektual. Selain itu apabila mengarah ke suatu kondisi krisis ekonomi, pendekatan sistem yang transparan akan menyebabkan dampak negatif yang luar biasa terhadap perekonomian suatu negara.
4. Pendekatan Sistem
Pedekatan ini menggunakan model sistem politik yang dikemukakan oleh David Easton. Dalam hal ini kebijakan publik dipandang sebagai tanggapan dari sistem politik atas permintaan ataupun dorongan lingkungan. Sistem politik yang dimaksudkan di sini adalah jaringan institusi dan kegiatan dalam masyarakat yang dapat menciptakan suatu keputusan atau alokasi-alokasi otoritatif. Kekuatan-kekuatan yang timbul dalam lingkungan dapat mempengaruhi sistem politik disebut sebagai input yang terdiri dari demand dan support dengan fungsi pada sistem untuk mentransformasi input tersebut menjadi output.
Pendekatan ini mudah diterapkan dalam analisa politik luar negeri. Konsep ini bisa menggambarkan bagaimana proses pembuatan keputusan berlangsung dengan cara memandang orang yang secara bersama-sama terlibat dalam proses politik luar negeri sebagai membentuk suatu sistem. Yang dianggap paling tepat untuk menggambarkan politik luar negeri adalah analisis “input-output”. Konsep-konsep yang diterapkan antara lain sebagai berikut : Input adalah pemasukan informasi atau sumber daya ke dalam sistem. Memory terdiri dari fasilitas dan proses menyimpan dan memanggil kembali informasi. Keputusan adalah komitmen, berdasar analisis tentang informasi yang ada dan kemampuan yang dipunyai, untuk melakukan tindakan terhadap lingkungan. Output adalah tindakan suatu sistem. Tujuan adalah apa saja yang dimaksud akan dikejar melalui tindakan itu. Terakhir feedback adalah informasi baru tentang akibat dari tindakan yang telah dilakukan, yaitu yang menjadi dasar bagi sistem itu untuk memulai siklus itu kembali. Penerapan pendekatan sistem dalam hal pembuatan keputusan dalam suatu sistem merupakan tahap yang sangat penting. Seorang pembuat keputusan menilai situasi yang dihadapi dan menggabungkan penilaian itu dengan gambaran tentang kemampuan yang dipunyai. Berdasarkan itu kemudian ia memilih diantara altenatif –alternatif tindakan yang mungkin utnuk dilakukan. Memilih salah satu dari pilihan-pilihan itu adalah tindakan pengambilan keputusan. Sejak berabad-abad analisis politik tertarik dengan masalah pembuatan keputusan.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Okta Zullailli -
Nama : Okta Zullailli
NPM : 2116041067

Menurut Vernon van Dyke, pendekatan adalah kriteria untuk menyeleksi masalah data yang relevan yang mencakup tolak ukur yang dipakai untuk memilih masalah, menentukan data yang akan diteliti dan menentukan data yang akan dikesampingkan.

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian pendekatan, secara spesifik dapat dirumuskan sebagai berikut.
1.      Pendekatan yang berarti memandang fenomena, dalam hal ini pendekatan  dijadikan sebagai sebuah sudut pandang.
2.      Pendakatan yang berarti disiplin ilmu, dalam hal ini ketika disebut studi politik dengan menggunakan pendekatan sosiologis, maka akan sama artinya dengan mengkaji politik dengan menggunakan disiplin ilmu sosiologis.

Politik sebagai ilmu memiliki cakupan yang luas. Seiring berjalannya waktu, ilmu politik dapat dipahami melalui pendekatan-pendekatan. Hal ini terjadi agar ilmu politik dapat menentukan bagaimana suatu permasalahan politik dapat diselesaikan dari berbagai sudut pandang. Hal tersebut yang menyebabkan pentingnya suatu pendekatan dalam ilmu politik

Selain pendekatan-pendekatan ilmu politik yang telah disebutkan di materi, terdapat pendekatan lain dalam ilmu politik. Berikut adalah pendekatannya.
1. Pendekatan Ekonomi Politik
Martin Staniland (1985) mengatakan bahwa ekonomi dan politik menjelaskan interaksi sistematis antara aspek ekonomi dan aspek politik. Hubungan interaksi itu dinyatakan dengan berbagai cara baik pada hubungan kualitas antara satu proses determinis atau hubungan yang bersifat timbal-balik atau suatu proses prilaku yang berlangsung terus menerus.
Adam Smith dalam bukunya yang berjudul Welth of Nation mengatakan bahwa ekonomi politik merupakan cabang ilmu yang memiliki dua tujuan berbeda yaitu :
– Menciptakan sumber pendapatan bagi masyarakat atau membantu masyarakat mencari pendapatan untuk mereka.
– Menyediakan sejumlah daya bagi masyarakat negara atau pemerintah agar mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

2. Pendekatan Marxis
Pendekatan marxis diisi oleh pemikiran Karl Marx. Pemikiran Marx di kalangan ilmuwan sosial Amerika Serikat pada 1960-an dianggap oleh Easton sebagai kebangkitan yang ketiga kalinya. Para ilmuwan politik beraliran marxis banyak yang terlibat politicking dalam organisasi, sehingga tidak sempat merumuskan paradigma alternatif bagi ilmu politik.
Pendekatan marxis ada 2, yaitu :
1) Marxisme Klasik
Inti dari pada pendekatan ini didasarkan pada satu ontologis fondasionalis dan epistemologis realis. Ada empat ‘isme’ yang biasanya dihubungkan dengan Marxisme Klasik, yaitu ekonomisme, determinisme, matrealisme dan struturalisme. 
2) Marxisme Kontemporer
Marxisme ini adalah suatu tradisi yang kaya dan telah mengalami perubahan substansial seperti saat berjuang melawan ekonomisme, determinisme, matrealisme dan strukturalisme. Pada saat yang bersamaan, Marxisme modern dicirikan dengan keanekaragaman, seperti menolak ekonomisme, menolak determinasi, menekankan kontingensi, menolak materialisme, mengakui peranan independen bagi gagasan, menolak strukturalisme, menerima peran kunci bagi agen, tidak lagi mengistimewakan kelas, mengakui peran penting dasar-dasar lain ketimpangan terstruktur, dan pada taraf tertentu, mengistimewakan politik. 

3. Pendekatan Sistem
Pedekatan ini menggunakan sistem politik yang dikemukakan oleh David Easton. Dalam hal ini kebijakan publik dipandang sebagai tanggapan dari sistem politik atas permintaan dari masyarakat. Sistem politik yang dimaksudkan di sini merupakan jaringan institusi dan kegiatan dalam masyarakat yang dapat menciptakan suatu keputusan. 
Keuntungan yang diperoleh apabila pendekatan ini dilaksanakan antara lain
1) Jenis dan jumlah input dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga penggunaan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya terbatas bisa dihindari.
2) Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai output sehingga dapat menghindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.
3) Output yang dihasilkan akan lebih optimal serta dapat diukur lebih cepat dan objektif.
4) Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program.

4. Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok dipopulerkan oleh Arthur Bentley dalam The Process of Government yang terbit pertama kali pada 1908 dan dikembangkan oleh David Truman dalam The Government Process. Analisis kelompok ini merupakan tanggapan terhadap dua kecenderungan dalam studi politik.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by JENNISYA INDRIVIANKA -

Nama : Jennisya Indrivianka

NPM : 2116041051

Menurut Vernon van Dyke: “Suatu pendekatan adalah kriteria untuk menyeleksi masalah dan data yang relevan”. Politik sebagai ilmu memiliki cakupan abstrak yang luas. Seiring berkembangnya jaman, ilmu politik dapat dipahami melalui pendekatan-pendekatan yang dianut pada periodenya masing-masing. Pendekatan dalam ilmu politik dilakukan agar ilmu politik dapat melihat dari berbagai sudut pandang bagaimana suatu permasalahan politik dapat dijelaskan.

Pendekatan-pendekatan yang muncul dalam  ilmu politik antara lain; 

(1) Pendekatan Legal atau Tradisional, pada pendekatan ini negara sebagai fokus utama, terutama dalam hal yuridis dan konstitusional.  Sehingga pendekatan ini juga disebut sebagai pendekatan legal atau legal-institusional. Pendekatan ini lebih bersifat statis dan deskriptif dibandingkan analitis. Serta bersifat normatif dengan mengasumsikan norma-norma demokrasi barat. (2) Pendekatan Perilaku, munculnya pendekatan ini antara lain karena sikap deskriptif dalam ilmu politik kurang memuaskan karena tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi sehari-hari. Ditambah adanya rasa khawatir bahwa ilmu politik tidak akan berkembang pesat dan tertinggal oleh ilmu-ilmu lain. Serta munculnya keraguan pada kalangan pemerintah Amerika terhadap kemampuan sarjana ilmu politik untuk menerangkan fenomena politik. (3) Pendekatan Neo-Marxis, hal yang menjadi fokus utama Pendekatan Neo-Marxis adalah kekuasaan serta konflik yang terjadi dalam negara. Menurut kalangan Neo-Marxis konflik antarkelas adalah proses yang sangat penting guna mendorong sebuah perubahaan dalam masyarakat. (4) Teori Ketergantungan, muncul akibat imperialisme masih berlangsung sampai sekarang dengan akibat dominasi ekonomi yang dilakukan oleh negara kaya terhadap negara yang kurang maju. Dominasi ekonomi ini terlihat di mana pembangunan yang dilakukan negara Dunia Ketiga selalu berkaitan dengan pihak Barat. Solusi yang dapat digunakan untuk menyelasikan masalah dominasi tersebut. Antara lain, penyelesaian masalah hanya melalui revolusi sosial secara global. Serta pembangunan independen mutlak terjadi, sehingga revolusi tidak mutlak terjadi. (5) Pendekatan Pilihan Rasional, munculnya akibat pertentangan pendekatan-pendekatan sebelumnya dengan pendapat bahwa mereka telah meningkatkan ilmu politik menjadi suatu ilmu yang benar-benar science, Manusia Politik berubah menjadi Manusia Ekonomi dalam hal penentuan kebijakan publik. Kalangan ini membuat metode yang radikal dan memakai model matematika untuk menjelaskan dan menafsirkan gejala-gejala politik. Pelaku pilihan rasional ini, terutama politisi, birokrat, pemilih dalam pemilu, dan aktor ekonomi, pada dasarnya egois dan segala tindakannya berdasarkan pendekatan ini, yaitu mencari cara yang paling efisien untuk mencapai tujuannya. (6) Pendekatan Institusionalisme Baru,  pendekatan ini lahir dari paradigma teori-teori society-centered menjadi paradigma state-centered. Teori ini lebih melihat negara sebagai hal yang dapat diperbaiki ke arah suatu tujuan tertentu yang memerlukan sebuah rencana praktis. Perhatian utama lebih tertuju pada analisis ekonomi, kebijakan fiskal, dan moneter.


In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by DEA NOVA TIARA HG -
Nama: Dea Nova Tiara HG
Npm: 2116041029
Pendekatan adalah Tolak ukur atau standar dalam cara kita mengamati dengan menggunakan berbagai perspektif atau kerangka acuan yang dipakai untuk menyeleksi masalah dan data yang relevan.
pendekatan dalam ilmu politik diperlukan untuk menentukan data mana yang akan diteliti dan data mana yang akan dikesampingkan dalam perkembangan ilmu politik untuk menjadi ilmu yang lebih komprehensif karena melibatkan banyak aspek yang tadinya tidak dihiraukan. Dengan demikian ilmu politik dapat lebih dinamis dan lebih mendekati realitas. Adapun pendekatan-pendekatan yang muncul dalam ilmu politik yaitu
1. Pendekatan Legal/Institusional sering dinamakan pendekatan tradisional, Dimana negara menjadi fokus pokok terutama segi konstitusional dan yuridisnya. Bahasan tradisional menyangkut antara lain sifat dari undang-undang dasar, masalah kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan formal serta yuridis dari lembaga-lembaga kenegaraan seperti parlemen, badan eksekutif, dan badan yudikatif. Dengan demikian pendekatan tradisional ini mencakup baik unsur legal maupun unsur institusional. pendekatan tradisional ini lebih sering bersifat normatif (yaitu sesuai dengan ideal atau standar tertentu) dengan mengasumsikan norma-norma demokrasi Barat.
2. Pendekatan Perilaku
Salah satu pemikiran pokok dari Pendekatan Perilaku ialah bahwa tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal, karena dianggap tidak banyak memberi informasi mengenai proses politik yang sebenarnya.
Pendekatan ini menganggap lembaga-lembaga formal sebagai kerangka
bagi kegiatan manusia. Jika penganut Pendekatan Perilaku mempelajari
parlemen, maka yang dibahas antara lain perilaku anggota parlemen seperti
pola pemberian suaranya (voting behavior) terhadap rancangan undang-undang tertentu (apakah pro atau anti, dan mengapa demikian), pidato-pidatonya, giat-tidaknya memprakarsai rancangan undang-undang, cara berinteraksi dengan teman sejawat, kegiatan lobbying, dan latar belakang
sosialnya. pendekatan perilaku menampilkan suatu ciri khas yang revolusioner yaitu suatu orientasi kuat untuk lebih mengilmiahkan ilmu politik. Orientasi ini mencakup
beberapa konsep pokok, yang oleh David Easton (1962) dan Albert Somit (1967).
Salah satu ciri khas Pendekatan Perilaku ini ialah pandangan bahwa masyarakat dapat dilihat sebagai suatu sistem sosial, dan negara sebagai suatu sistem politik yang
menjadi subsistem dari sistem sosial.
3. Pendekatan Neo-Marxis
Kebanyakan kalangan Neo-Marxis adalah cendekiawan yang berasal
dari kalangan ”borjuis” dan seperti cendekiawan di mana-mana, enggan
menggabungkan diri dalam organisasi besar seperti partai politik atau terjun
aktif dalam kegiatan politik praktis. Hanya ada satu atau dua kelompok yang
militan, antara lain golongan Kiri Baru (New Left). Salah satu kelemahan yang melekat pada golongan Neo-Marxis adalah
bahwa mereka mempelajari Marx dalam keadaan dunia yang sudah banyak
berubah. dalam buku The Left Academy, yang diedit oleh dua sarjana Neo-Marxis Amerika, Bertell Ollman dan Edward Vernof.. Menurut mereka, “Sarjana. Neo-Marxis. adalah mereka yang meyakini sebagian
pandangan Marx mengenai kapitalis dan sejarah dan memakai metode analisisnya.” Mereka ingin membahas masalah sosial dari perspektif yang holistik dan dialektis yang memberi tekanan utama pada kegiatan negara dan konlik kelas. Para Neo-Marxis hanya mencanangkan keunggulan (primacy) dari basis ekonomi, artinya ekonomi merupakan faktor yang sangat penting dalam politik, tetapi politik tidak seluruhnya ditentukan ekonomi. Fokus analisis Neo-Marxis adalah kekuasaan serta konlik yang terjadi dalam negara. Mereka mengecam analisis struktural-fungsional dari para behavioralis karena terlampau mengutamakan harmoni dan keseimbangan sosial dalam suatu sistem politik. Kaum Neo-Marxis memperjuangkan suatu perkembangan yang revolusioner serta
multi-linier untuk menghapuskan ketidakadilan dan membentuk tatanan
masyarakat yang menurut mereka memenuhi kepentingan seluruh masyarakat dan tidak hanya kepentingan kaum borjuis. Di bidang politik praktis mereka menginginkan desentralisasi kekuasaan dan partisipasi dalam politik oleh semua komunitas. Demikianlah secara umum pandangan dari golongan Neo-Marxis dalam memahami masalah sosial-politik dan ekonomi.
4. Teori Ketergantungan (Dependency Theory)
Teori Ketergantungan adalah kelompok yang mengkhususkan penelitiannya pada hubungan antara negara dunia pertama dan dunia ketiga. Kelompok ini berpendapat bahwa imperialisme masih hidup, tetapi dalam bentuk lain yaitu dominasi ekonomi dari negara-negara kaya terhadap negara-negara yang kurang maju (underdeveloped). Negara-negara maju memang telah melepaskan tanah jajahannya, tetapi tetap mengendalikan (mengontrol)
ekonominya. Pertama, negara bekas jajahan dapat menyediakan sumber daya manusia
dan sumber daya alam. Kedua, negara kurang maju dapat menjadi pasar
untuk hasil produksi negara maju, sedangkan produksi untuk ekspor sering ditentukan oleh negara maju. Teori Ketergantungan itu sendiri ada perbedaan satu sama lain, tapi dapat disebut beberapa variasi dalam istilah yang dipakai untuk menunjuk pada perbedaan antara negara kaya dan negara miskin, seperti patron­client, centre­periphery, core­periphery, atau
centre­hinterland, metropolitan­satellite. Sementara itu, istilah world systems model biasanya dihubungkan dengan nama Immanuel Wallerstein. Tulisan-tulisan kalangan pendukung Teori Ketergantungan (dependenci) pada awalnya memusatkan perhatian pada negara-negara Amerika Selatan, adalah pandangan mereka yang membuka mata kita terhadap akibat dari dominasi ekonomi ini.
5. Pendekatan Pilihan Rasional (Rational Choice)
Pengikut pendekatan ini menimbulkan kejutan karena mencanangkan bahwa mereka telah meningkatkan ilmu politik menjadi suatu ilmu yang benar-benar science. Dikatakan bahwa Manusia Politik (Homo Politicus) sudah menuju ke arah Manusia Ekonomi (Homo Economicus) karena melihat adanya kaitan erat antara faktor politik dan ekonomi, terutama dalam penentuan kebijakan publik. Inti dari politik menurut mereka adalah individu sebagai aktor terpenting dalam dunia politik. Aplikasi teori ini sangat kompleks. Model-model dan metode ekonomi diaplikasikan terutama dalam penelitian mengenai pola-pola voting dalam pemilihan umum, pembentukan kabinet, sistem pemerintahan parlementer,
badan-badanlegislatif,danpendirianpartaipolitikdankelompokkepentingan. Bagaimanapun juga Pendekatan Rational Choice sangat berjasa untuk mendorong usaha kuantiikasi dalam ilmu politik dan mengembangkan sifat empiris yang dapat dibuktikan kebenarannya. Ia merupakan suatu studi empiris, ketimbang abstrak dan spekulatif.
6. Pendekatan Institusionalisme Baru
Institusionalisme
Baru melihat institusi negara sebagai hal yang dapat diperbaiki ke arah suatu tujuan tertentu, seperti misalnya membangun masyarakat yang lebih makmur. Usaha itu perlu ada semacam rencana atau design yang secara praktis menentukan langkah-langkah untuk tercapainya tujuan itu. Pendekatan Institusionalisme Baru menjelaskan bagaimana organisasi institusi itu, apa tanggung jawab dari setiap peran dan bagaimana peran dan institusi berinteraksi. Dapat dikatakan bahwa suatu institusi adalah organisasi yang tertata
melalui pola perilaku yang diatur oleh peraturan yang telah diterima sebagai standar. Bagi penganut Institusionalisme Baru, pokok masalah ialah bagaimana
membentuk institusi yang dapat menghimpun secara efektif sebanyak
mungkin preferensi dari para aktor untuk menentukan kepentingan kolektif. Dalam usaha menentukan institusi yang terbaik terjadi wacana dalam masyarakat mengenai cara bagaimana mengubah institusi yang ada agar menjadi lebih demokratis. Institusional Baru lebih tertuju pada analisis ekonomi, kebijakan isikal dan moneter, pasar dan globalisasi ketimbang pada masalah konstitusi yuridis.Dapat dikatakan bahwa ilmu politik, dengan mengembalikan fokus atas negara termasuk aspek legal/institusionalnya, telah mengalami suatu lingkaran penuh (full circle).
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Putri Azzahra -
Nama : Putri Azzahra
NPM : 2116041043

Pendekatan merupakan sebuah standar atau sebuah konsep tolak ukur dalam sudut pandang tertentu yang digunakan untuk memilih masalah serta menentukan data mana yang akan diteliti dan yang tidak diteliti.

Pendekatan diperlukan dalam ilmu politik karena pendekatan mencakup standar untuk memilih masalah-masalah yang akan diteliti dan yang tidak dan akan dikesampingkan. Maka dari itu pendekatan digunakan dalam ilmu politik agar mendapatkan data yang relevan.

Selain pendekatan-pendekatan yang telah dicantumkan dalam materi yang telah bapak kirim,
ada beberapa pendekatan-pendekatan lain yang juga muncul dalam ilmu politik yaitu, sebagai berikut.

1.Post Behavioralisme, Pendekatan ini memiliki pandangan bahwa masalah pokok ilmu politik harus di batasi pada fenomena yang diamati dan diukur secara independen serta menjadi koreksi atau perbaikan dari pendekatan perilaku.

2.Neo institusionalisme, Pendeketan ini merupakan pengembangan dari pendekatan institusionalisme, kesamaan dasarnya adalah penempatan institusi sebagai pusat gravitasi dari berbagai fenomena sosial politik.

3.Public Choice, penerapan pendekatan ekonomi terhadap ilmu atau bidang politik dimana asumsi dasar di bidang ilmu ekonomi bisa diterapkan ke dalam bidang politik.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by NOVA ELIZA -
NAMA : NOVA ELIZA
NPM : 2116041023

Makna pendekatan:
Pendekatan adalah usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Berdasarkan kajian terhadap pendapat ini, maka pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu masalah atau objek kajian, yang akan menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau objek kajian yang akan ditangani.

Pendekatan diperlukan dalam ilmu politik karena agar ilmu politik dapat melihat dari berbagai sudut pandang bagaimana suatu permasalahan politik dapat dijelaskan . Dan suatu pendekatan adalah kriteria untuk menyeleksi masalah dan data yang relevan.

Pendekatan-pendekatan yang muncul dalam ilmu politik:
1. Pendekatan Institusionalisme
Dalam pendekatan institusionalisme mengacu pada negara sebagai fokus dalam kajian utama. Setidaknya da 2 jenis institusi negara, yaitu negara dekokratis yang ada pada titik “pemerintahan yang baik” dan negara otoriter yang berada dalam titik “pemerintahan yang jelek” lalu kemudian berkembang lagi dengan banyak varians yang mempunyai sebutan nama yang berbeda. Tetapi, pada dasarnya bila dikaji lebih dalam, struktur pemerintahan dari jenis-jenis institusi negara tersebut tetap akan terbagi kemnali menjadi dua yaitu masalah “baik” dan “buruk” tadi.
Setidaknya, ada 5 kajian atau karakteristik utama pendekatan ini, yaitu:
Legalisme (legalism), yaitu mengkaji dalam aspek hukum, dalam arti peranan pemerintah pusat dalam mengatur hukum;
Strukturalisme, yaitu bagian perangkat kelembagaan utama atau memfokuskan pentingnya keberadaan struktur dan itu pun bisa menentukan perilaku seseorang;
Holistik (holism) merupakan penekanan pada kajian sistem yang menyeluruh/holistik dalam memeriksa suatu lembaga yang “bersifat” individu seperti legislatif;
Historicism atau sejarah yang menekankan pada analisis, pada aspek sejarah seperti kehidupan sosial-ekonomi serta kebudayaan;
Normative analysis atau analisis normatif yang menekankan analisisnya pada aspek yang normatif sehingga akan terfokus pada penciptaan good government

2. Pendekatan Perilaku Dan Pilihan Rasional
Pemikiran pokok pada pendekatan adalah bahwa tidak ada manfatnya membahas lemaga-lembaga formal sebab pembahasan seperti itu tidak begitu bermanfaat dalam memberikan informasi tentang proses politik yang sesungguhnya.
Sementara itu, inti “pilihan rasional” merupakan individu sebagai aktor terpenting dalam dunia politik serta untuk makhluk yang rasional selalu memiliki tujuan yang menerminkan apa yang dianggapnya kepentingan dari sendiri. Kedua pendekatan tersebut (prilaku serta pilihan rasional), mempunuyai fokus utama yang sama yaitu individu atau manusia. Meski bergitu, pendekatan kedua ini tetap berbeda satu sama lainnya.

3. Pendekatan Kelembagaan Baru
The new institutionalisma atau pendekatan kelembagaan baru lebih merupakan visi yang meliputi beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bidang ilmu pengetahuan lain seperti ekonomi serta sosiologi. Berbeda pula dengan institusionalisme lama yang melihat institusi negara sebagai sebuah hal yang statis dan terstruktur, pendekatan kelembagaan baru mamandang negara sebagai hal yang bisa diperbaiki ke arah tujuan tertentu.
Kelembagaan baru sebenarnya dipicu oleh pendekatan yang berprilaku yang melihat politik atau behavioralis dan kebijakan publik sebagai hasil dari prilaku kelompok besar atau massa, serta pemerintah sebagai institusi yang hanya melihat kegiatan massa itu

4. Pendekatan Neo-Marxis
Hal yang menjadi fokus utama Pendekatan Neo-Marxis adalah kekuasaan serta konflik yang terjadi dalam negara. Menurut kalangan Neo-Marxis konflik antarkelas adalah proses yang sangat penting guna mendorong sebuah perubahaan dalam masyarakat.

5. Teori Ketergantungan
Muncul akibat imperialisme masih berlangsung sampai sekarang dengan akibat dominasi ekonomi yang dilakukan oleh negara kaya terhadap negara yang kurang maju. Dominasi ekonomi ini terlihat di mana pembangunan yang dilakukan negara Dunia Ketiga selalu berkaitan dengan pihak Barat. Solusi yang dapat digunakan untuk menyelasikan masalah dominasi tersebut. Antara lain, penyelesaian masalah hanya melalui revolusi sosial secara global (Andre Gundar Frank, 1960-an). Serta pembangunan independen mutlak terjadi, sehingga revolusi tidak mutlak terjadi (Henrique Cradoso, 1979).

6. Pendekatan Pilihan Rasional
Munculnya akibat pertentangan pendekatan-pendekatan sebelumnya dengan pendapat bahwa mereka telah meningkatkan ilmu politik menjadi suatu ilmu yang benar-benar science, Manusia Politik (Homo Politicus) berubah menjadi Manusia Ekonomi (Homo Economicus) dalam hal penentuan kebijakan publik. Kalangan ini membuat metode yang radikal dan memakai model matematika untuk menjelaskan dan menafsirkan gejala-gejala politik. Pelaku pilihan rasional ini, terutama politisi, birokrat, pemilih dalam pemilu, dan aktor ekonomi, pada dasarnya egois dan segala tindakannya berdasarkan pendekatan ini, yaitu mencari cara yang paling efisien untuk mencapai tujuannya.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Nadhila Allia Sadiyya -
Nama: Nadhila Allia Sadiyya
NPM: 2116041005
Kelas: Reguler A

Pendekatan merupakan serangkaian tindakan yang terstruktur atau terorganisir menurut prinsip-prinsip tertentu dan yang secara sistematis berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai. Pendekatan juga dapat diartikan sebagai sebuah teori dalam melihat suatu fenomena tertentu melalui berbagai sudut pandang yang berbeda serta menjadi standar atau tolak ukur yang dipakai untuk memilih masalah dan menentukan data mana yang akan diteliti serta data yang mana yang akan dikesampingkan dalam suatu permasalahan. Pendekatan diperlukan dalam ilmu politik karena dengan pendekatan-pendekatan tersebut dapat memahami dan mempelajari dari berbagai sudut pandang bagaimana suatu permasalahan ilmu politik dijelaskan pada periodenya masing-masing atau seiring dengan perkembangan zaman, lalu juga dapat membantu untuk memahami fenomena-fenomena politik. Selain pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan dalam materi, seperti pendekatan legal/institusional, pendekatan perilaku, pendekatan neo-marxis, teori ketergantungan, pendekatan pilihan rasional, dan pendekatan institusionalisme baru. Berikut pendekatan-pendekatan lainnya yang muncul dalam ilmu politik.

1. Pendekatan Kelembagaan
Kegiatan politik berpusat pada lembaga pemerintah tertentu seperti kongres, kepresidenan, dsb. Kegiatan individu dan kelompok diarahkan kepada lembaga pemerintah dan kebijakan publik secara otoritatif ditentukan dan dilaksanakan oleh lembaga pemerintah. Hubungan antara kebijakan publik dan lembaga pemerintah sangat erat. Suatu kebijakan tidak menjadi suatu kebijakan publik sebelum kebijakan itu ditetapkan dan dilaksanakan oleh lembaga pemerintah. Lembaga pemerintah memberi tiga karakteristik yang berbeda terhadap kebijakan publik. Pertama, pemerintah memberi legitimasi kepada kebijakan-kebijakan. Kedua, kebijakan pemerintah membutuhkan universalitas. Hanya kebijakan pemerintah yang menjangkau dan dapat menghukum secara sah orang-orang yang melanggar kebijakan tersebut. Keunggulan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah adalah bahwa kebijakan tersebut dapat menuntut loyalitas dari semua warga negaranya dan mempunyai kemampuan membuat kebijakan yang mengatur seluruh masyarakat dan memonopoli penggunaan kekuatan secara sah yang mendorong individu-individu dan kelompok-kelompok.

2. Pendekatan Ekonomi Politik
Istilah ekonomi politik pertama kali digunakan penulis berkebangsaan Perancis, Montchreiten dalam bukunya “Trate de Economic Politique” (1966), James Stuart Mill dalam bukunya “Inquiry Into The Priciples of Political Economics”, Fredery Skarbek (1959) menggunakan istilah yang sama. Dari kenyataan itu, sesungguhnya istilah ekonomi politik merupakan suatu istilah yang sangat populer pada abad XVIII. Akan tetapi setelah Afred Marshall (1890) mengeluarkan buku “Priciples of Economic”, maka istilah ekonomi politik mulai dipisahkan. Sedangkan menurut Martin Staniland (1985) ekonomi dan politik menjelaskan mengenai interaksi sistematis antara aspek ekonomi dan aspek politik. Hubungan interaksi tersebut bisa dinyatakan dalam banyak cara baik itu dalam hubungan kualitas antara satu proses determinis atau hubungan yang bersifat timbal-balik atau suatu proses prilaku yang berlangsung terus menerus. Ekonomi lebih menitik beratkan pada uraian-uraian ekonomi yang lebih sistematik kualitatif dan politik semakin menjauhkan diri dari uraian tentang ekonomi.

3. Pendekatan Sistem
Pedekatan ini menggunakan model sistem politik yang dikemukakan oleh David Easton. Dalam hal ini kebijakan publik dipandang sebagai tanggapan dari sistem politik atas permintaan ataupun dorongan lingkungan. Sistem politik yang dimaksudkan di sini adalah jaringan institusi dan kegiatan dalam masyarakat yang dapat menciptakan suatu keputusan atau alokasi-alokasi otoritatif. Kekuatan-kekuatan yang timbul dalam lingkungan dapat mempengaruhi sistem politik disebut sebagai input yang terdiri dari demand dan support dengan fungsi pada sistem untuk mentransformasi input tersebut menjadi output. Pendekatan ini mudah diterapkan dalam analisa politik luar negeri. Konsep ini bisa menggambarkan bagaimana proses pembuatan keputusan berlangsung dengan cara memandang orang yang secara bersama-sama terlibat dalam proses politik luar negeri sebagai membentuk suatu sistem. Yang dianggap paling tepat untuk menggambarkan politik luar negeri adalah analisis “input-output”. Konsep-konsep yang diterapkan antara lain sebagai berikut : Input adalah pemasukan informasi atau sumber daya ke dalam sistem. Memory terdiri dari fasilitas dan proses menyimpan dan memanggil kembali informasi. Keputusan adalah komitmen, berdasar analisis tentang informasi yang ada dan kemampuan yang dipunyai, untuk melakukan tindakan terhadap lingkungan. Output adalah tindakan suatu sistem. Tujuan adalah apa saja yang dimaksud akan dikejar melalui tindakan itu.

4. Pendekatan Pascaperilaku (Post Behavioral Approach)
Pendekatan ini mengencam pendekatan behavioralis yang terlalu mendekatakan kebutuhan atas standar politik sebagai Kajian ilmiah yang malah membuat peneliti menjadi "buta" terhadap realitas politik secara mendalam. Sehingga pendekatan pascaperilaku ini memperjuangkan perlunya relevance and action (relevansi dan orientasi bertindak). Reaksi ini ditujukan kepada usaha mengubah penelitian dan pendidikan Ilmu Politik menjadi suatu ilmu pengetahuan murni sesuai dengan pola ilmu eksakta. Pada hakikatnya pendekatan ini merupakan “kesinambungan” sekaligus “koreksi” dari pendekatan perilaku.

5. Pendekatan Kelompok
Pendekatan ini berdasarkan studi politik yang diperkenalkan oleh Arthur Bentley dalam The Process of Government yang terbit pertama kali tahun 1908 dan dikembangkan antara lain oleh David Truman dalam The Government Process. Menurut pendekatan ini, kebijakan publik merupakan hasil perjuangan kelompok. Individu-individu yang memiliki pandangan sama akan bergabung dalam satu kelompok formal atau informal guna menekankan permintaan mereka atas pemerintah. Individu akan menjadi penting dalam kehidupan politik hanya apabila tindakan mereka sebagai bagian atas nama atau kepentingan. Kelompok menjadi jembatan penting antara individu dengan pihak pemerintah. Sistem politik berfungsi mengelola konflik antara kelompok lain dengan menekankan pada kompromi dan lain-lain. Pendekatan kelompok melihat kebijakan publik sebagai suatu ekuilibrium tercapai melalui perjuangan kelompok. Para pembuat keputusan dipandang secara konstan akan memperhatikan kelompok penekan dengan cara melakukan bargaining, negosiasi, kompromi di antara permintaan kelompok-kelompok yang berpengaruh. Pendekatan kelompok ini perlu memperhatikan ide dari kelompok yang berpengaruh.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Rani Wulandari -
Pendekatan atau disebut juga perspektif adalah cara untuk memahami permasalahan tetapi berdasarkan sudut pandang tertentu.
pendekatan-pendekatan lain muncul dalam ilmu politik, yaitu :

a) Pendekatan struktural
Penekanan utama pendekatan ini adalah pada anggapan bahwa fungsi-fungsi yang ada di sebuah Negara ditentukan oleh struktur-struktur yang ada di tengah masyarakat, bukan oleh mereka yang duduk di posisi lembaga-lembaga politik.

b) Pendekatan plural
Pendekatan ini memandang bahwa masyarakat terdiri dari beraneka ragam kelompok. Penekanan pendekatan pluralism adalah pada interaksi antar kelompok tersebut.

c) Pendekatan Development
Pendekatan ini mulai populer saat muncul negara-negara baru pasca perang dunia II. Pendekatan ini menekankan pada aspek pembangunan ekonomi serta politik yang dilakukan oleh negara-negara baru tersebut.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Fido Ananda -
Nama:Fido Ananda Pratama
NPM:2116041045
menurut Vernon van Dyke, pendekatan adalah kriteria utuk menyeleksi masalah dan data yang relevan.
A.Pendekatan institusionalisme
Pendekatan institusionalisme atau kelembagaan mengacu pada negara sebagai fokus kajian utama. Setidaknya, telah tersedia dua jenis atau pemisahan institusi negara, yakni negara demokratis yang telah tersedia pada titik "pemerintahan yang baik" atau good governance dan negara otoriter yang telah tersedia pada titik "pemerintahan yang jelek" atau bad governance dan kemudian mengembang lagi dengan banyak varians yang mempunyai sebutan nama yang berbeda-beda.
B.Pendekatan perilaku dan pilihan rasional diasumsikannya kepentingan diri sendiri. Kedua pendekatan ini (perilaku dan pilihan rasional), mempunyai fokus utama yang sama yakni individu atau manusia. Meskipun begitu, penekanan kedua pendekatan ini tetaplah berlainan satu sama lainnya. satu pemikiran pokok dalam pendekatan perilaku ialah bahwa tidak telah tersedia gunanya membahas lembaga-lembaga formal karena pembahasan seperti itu tidak banyak memberikan informasi mengenai proses politik yang sebenarnya.Sementara itu, inti "pilihan rasional" ialah bahwa individu sebagai aktor terpenting dalam dunia politik dan sebagai makhluk yang rasional selalu mempunyai tujuan-tujuan yang mencerminkan
C.Pendekatan kelembagaan baru
Pendekatan kelembagaan baru atau the new institutionalism lebih adalah suatu visi yang mencakup beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bagian ilmu ilmu lain seperti ekonomi dan sosiologi. Berlainan dengan institusionalisme lama yang memandang institusi negara sebagai suatu hal yang statis dan terstruktur, pendekatan kelembagaan baru memandang negara sebagai hal yang mampu diperbaiki ke arah suatu tujuan tertentu Kelembagaan baru sebenarnya dipicu oleh pendekatan behavioralis atau perilaku yang melihat politik dan kebijakan publik sebagai hasil dari perilaku golongan besar atau massa, dan pemerintah sebagai institusi yang hanya mencerminkan agenda massa itu. Wujud dan sifat dari institusi ditentukan oleh aktor beserta juga dengan segala pilihannya
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by SYAZA CHAIRUNNISA -
NAMA : SYAZA CHAIRUNNISA
NPM : 2116041025

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif. Pendekatan dapat diartikan sebagai pandangan falsafi tentang subject matter yang digunakan untuk mencapai tujuan. Arti dari pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal. Pendekatan yakni pendekatan lebih menekankan pada strategi dan perencanaan. Pendekatan juga dapat diartikan sebagai titik tolak dalam melaksanakan pembelajaran kerena pendekatan yang dipilih dapat membantu kita dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Untuk tujuan analisis, konsep sistem politik dipergunakan. Adanya saling ketergantungan (interdependence) antar komponen; dan kenyataan bahwa suatu sistem benar-benar bekerja dalam lingkungan Sistem yang lebih besar adalah karakteristik mendasar yang menopang sistem politik. Pendekatan mana yang merupakan gagasan teoritis yang menunjukkan berbagai instrumen dan metodologi untuk menganalisis fenomena politik dalam suatu sistem politik. Dengan menggunakan satu pendekatan tertentu, Kami memeriksa hal-hal dengan cara tertentu dan memperoleh fakta dan informasi tertentu dengan menggunakan metode tertentu. Pendekatan telah berkembang dari waktu ke waktu, dan pendekatan dalam ilmu politik menjadi lebih beragam sebagai hasil kemajuan dalam bidang penelitian sosial lainnya. Setiap metode menempatkan penekanan yang berbeda pada fokus studi serta komponen observasi dan analisis. Akibatnya, teknik ini sangat penting dalam ilmu politik.

Selain pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan dalam materi yang diberikan, ada beberapa pendekatan lain yaitu :
1.Post Behavioralisme
Pendekatan ini mengecam pendekatan behavioralis yang terlalu mendekatakan kebutuhan atas standar politik sebagai Kajian ilmiah yang malah membuat peneliti menjadi "buta" terhadap realitas politik secara mendalam.
2.Neo institusionalisme
Memandang aktivitas politik tidak hanya bersifat normatif dan juga empiris kompetisi politik mencoba menjelaskan hubungan memahami institusi sebagai kumpulan dari struktur-struktur, aturan, standar dan prosedur yang berlaku di masyarakat.
3.Public Choice
Public choice memberikan ruang untuk saling melakukan pertukaran diantara masyarakat, partai politik, pemerintah dan birokrat. Pada pendekatan ini juga memandang bahwa aktivitas dalam berinteraksi di motivasi untuk mencari keuntungan.
4. Pendekatan Tradisional
Mengapa disebut tradisional? Karena dalam memahami ilmu politik lebih memfokuskan pada apa yang harus dilakukan oleh pelaku politik yang ada disetiap sistem.
5. Pendekatan Tingkah Laku
Yaitu pendekatan yang menitikberatkan perhatiannya, perilaku atau tingkah laku para aktor politik. Pendekatan ini menerima institusi politik sebagai aspek penting dalam politik, tapi ia bukanlah hakekat politik yang kegiatannya terdapat pada lingkup institusi politik yang dimanifestasikan oleh aktor-aktor atau pelaksana politik seperti tokoh-tokoh pemerintahan dan wakil-wakil rakyat.
6. Pendekatan Institusional Baru
Pendekatan Institusional Baru merupakan suatu visi yang meliputi beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bidang ilmu pengetahuan lain seperti sosiologi dan ekonomi. Institusional baru mempunyai banyak aspek dan variasi.Disebut Institusionalisme baru karena menyimpang dari Institusioanalisme yang lama.Selain itu Institusionalisme baru melihat institusi Negara sebagi hal yang dapat diperbaiki kearah tujuan tertentu. Pendekatan ini sebenarnya dipicu oleh pendekatan behavioralis yang melihat politik dari kebijakan public sebagai hasil dari perilaku dari kelompok besar atau massa, dan pemerintahan sebagai institusi yang hanya mencerminkan kegiatan massa itu.
7. Pendekatan Neo-Marxis
Pendekatan Neo-Marxis pada kalangan neo marxis yang berasal dari kalangan cendekiawan yang berasal dari kalangan “borjuis”. Seperti cendekiawan lainnya mereka enggan bergabung dengan partai politik atau organisasi. Para Neo-marxis ini disatu sisi menolak komunisme dari uni soviet, di pihak lain tidak setuju dengan kapitalisme. Mereka juga berpendapat bahwa keseluruhan gejala sosial merupakan gejala kesatuan yang tidak boleh di bagi-bagu menjadi bagian-bagian tersendiri.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Syifa Melandri -
Nama : Syifa Melandri
NPM : 2116041057

Pendekatan adalah sudut pandang atau titik tolak terhadap pembelajaran yang merujuk pada pandangan mengenai terjadinya suatu proses. Pendekatan tentunya diperlukan oleh ilmu politik karena dalam pendekatan akan melihat dari sudut pandang mana akan melihat maupun menyelesaikan permasalahan. Pendekatan selain apa yang sudah disebutkan dalam materi yaitu :
1. Pendekatan Post Behavioralisme
Pendekatan ini merupakan bentuk penolakan terhadap pendekatan behavioralisme. Dalam pendekatan ini menekankan pada pentingnya empiris, fokus terhadap perubahan sosial, dan mendasarkan semua statement berdasarkan observasi.
2. Pendekatan Public Choice
Pendekatan ini adalah keyakinan dalam aktivitas politik memiliki kepentingan tujuan untuk mencari keuntungan.
3. Pendekatan Marxisme
Dalam kehidupan politik akan ada konflik antara kelas norjuis yang memiliki sumber produksi atau modal dengan kelas proletar yang tidak memiliki modal tetapi memiliki tenaga saja.
4. Pendekatan Struktural
Dalam pendekatan ini ajaran pokoknya adalah cara pencarian suatu fakta tidak berfokus pada satu unsur individu diluar kesatuannya melainkan berhubungan juga dengan antar unsurnya.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by AMANDA BELLA PUSPITA -
Nama : Amanda Bella Puspita
NPM : 2116041017

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Sedangkan Pendekatan menurut Vernon Van Dyke adalah kriteria untuk menyeleksi masalah data yang relevan. Pendekatan mencakup tolak ukur yang dipakai untuk memilih masalah dan menentukan data mana yang teliti serta data mana yang akan diteliti dan yang akan dikesampingkan.
Pendekatan diperlukan dalam ilmu politik karena dalam mengamati kegiatan politik diperlukan berbagai cara, tergantung pada perspektif atau kerangka acuan yang dipakai. Ilmu politik ini dapat dipahami melalui pendekatan-pendekatan agar ilmu politik dapat melihat dari sudut pandang nya.

Adapun selain pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan dalam materi yang sudah dibaca, pendekatan-pendekatan apalagi yang muncul dalam ilmu politik?
• Pendekatan Pasca perilaku (post behavioral approach) : pendekatan ini memiliki ciri dalam usaha mengadakan penelitian dan kuantitatif, ilmu politik menjadi terlalu abstrak dan tidak relevan dengan masalah-masalah sosial, bersifat konservatif karena terlalu menekankan keseimbangan dalam sistem dan kurang memberi peluang-peluang pada perubahan.
• Pendekatan Behavioral : pendekatan behavioralisme khusus membahas tingkah laku politik individu. Behavioralisme menganggap indivudu manusia sebagai unit dasar politik. Mengapa suatu individu berprilaku politik tertentu serta apa, yang mendorong mereka. Itu merupakan pertanyaan dasar dari behavioralisme.
• Pendekatan Plural : pendekatan ini memandang bahwa masyarakat terdiri dari beraneka ragam kelompok. Penekanan pendekatan ini adalah pada interaksi antar kelompok.
• Pendekatan Struktural : penekanan pada pendekatan ini adalah pada anggapan bahwa fungsi-fungsi yang ada di sebuah negara, ditentukan oleh struktur-struktur yang ada ditengah masyarakat, dan bukan mereka yang duduk di posisi Lembaga-lembaga politik.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Naufal Alfarisi -
menurut saya pendekatan adalah suatu konsep cara berfikir untuk mengamati sebuah kegiatan dengan sudut pandang atau perpektif tertentu. istilah pendekatan adalah tolak ukur yang dipakai untuk memecahkan suatu masalah . pendekatan diperlukan dalam ilmu politik karena pendekatan merupakan criteria untuk menyelesaikan masalah dan data yang relevan,oleh karena itu pendekatan diperlukan dalam ilmu politik sebagai pengamatan terhadap kegiatan politik itu sendiri.


Pendekatan Tradisional (Tradisional Approach)
Negara menjadi focus utama dengan menonjolkan segi konstitusional dan yuridis. Bahasan pendekatan ini menyangkut, misalnya : Sifat Undang-Undang Dasar serta kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan lembaga-lembaga kenegaraan formal, badan yudikatif, badan eksekutif,dsb. Karenanya pendekatan ini disebut juga pendekatan institusional atau legal-institusional.

Pendekatan Tingkah Laku (Behavioral Approach)
Salah satu pemikiran pokok dari pelopor-pelopor pendekatan perilaku adalah bahwa tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal karena bahasan itu tidak banyak memberi informasi mengenai proses politik yang sebenarnya. Sebaliknya, lebih bermanfaat bagi peneliti untuk mempelajari manusia itu sendiri serta perilaku politiknya, sebagai gejala yang benar-benar dapat diamati.

Pendekatan Pascaperilaku (Post Behavioral Approach)
Gerakan pascaperilaku memperjuangkan perlunya relevance and action (relevansi dan orientasi bertindak). Reaksi ini ditujukan kepada usaha mengubah penelitian dan pendidikan Ilmu Politik menjadi suatu ilmu pengetahuan murni sesuai dengan pola ilmu eksakta. Pada hakikatnya pendekatan ini merupakan “kesinambungan” sekaligus “koreksi” dari pendekatan perilaku.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Aristi Ashridewanti -
Nama: Aristi Ashridewanti
NPM: 2116041081

Makna dari kata "pendekatan" yang saya pahami yaitu, istilah pendekatan mencakup standar atau tolok ukur yang dipakai untuk memilih masalah, menentukan data mana yang akan diteliti dan data mana yang akan dikesampingkan.

Pendekatan diperlukan dalam ilmu politik, hal ini dikarenakan kegiatan politik dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada perspektif atau kerangka acuan yang dipakai. Cara kita mengamati kegiatan politik itu akan memengaruhi apa yang kita lihat. Seorang sarjana politik terkemuka, Vernon van Dyke mengatakan bahwa: ”Suatu pendekatan (approach) adalah kriteria untuk menyeleksi masalah dan data yang relevan.”. Selain itu dalam sejarah perkembangannya, ilmu politik juga telah mengenal beberapa pendekatan.

Pendekatan lainnya yang muncul dalam ilmu politik:
1. Pendekatan Behavioral
Jika pendekatan Institusionalisme meneliti lembaga-lembaga negara (abstrak), pendekatan behavioralisme khusus membahas tingkah laku politik individu. Behavioralisme menganggap individu manusia sebagai unit dasar politik (bukan lembaga, seperti pendekatan Institusionalisme).
2. Pendekatan Plural
Pendekatan ini memandang bahwa masyarakat terdiri atas beraneka ragam kelompok. Penekanan pendekatan pluralisme adalah pada interaksi antar kelompok tersebut. C. Wright Mills pada tahun 1961 menyatakan bahwa interaksi kekuasaan antar kelompok tersusun secara piramidal. Robert A. Dahl sebaliknya, pada tahun 1963 menyatakan bahwa kekuasaan antar kelompok relatif tersebar, bukan piramidal. Peneliti lain, yaitu Floyd Hunter menyatakan bahwa karakteristik hubungan antar kelompok bercorak top-down (mirip seperti Mills).
3. Pendekatan Struktural
Penekanan utama pendekatan ini adalah pada anggapan bahwa fungsi-fungsi yang ada di sebuah negara ditentukan oleh struktur-struktur yang ada di tengah masyarakat, bukan oleh mereka yang duduk di posisi lembaga-lembaga politik.
4. Pendekatan Developmental
Pendekatan ini mulai populer saat muncul negara-negara baru pasca perang dunia II. Pendekatan ini menekankan pada aspek pembangunan ekonomi serta politik yang dilakukan oleh negara-negara baru tersebut.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by RIZKI AMELIA PUTRI -
Nama : Rizki Amelia Putri
NPM : 2116041021

Pendekatan (approach) merupakan suatu cara yang mencoba memahami suatu fenomena dari sudut pandang tertentu. Pendekatan memiliki fungsi untuk menyatakan kerangka suatu teori.
Ilmu politik memerlukan pendekatan sebab berfungsi untuk mengamati kegiatan politik yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada perspektif atau kerangka acuan yang dipakai. Cara seseorang mengamati kegiatan politik itu akan memengaruhi apa yang dia lihat. Pendekatan mencakup standar atau tolok ukur yang dipakai untuk memilih masalah dalam ilmu politik, menentukan data mana yang akan diteliti dan data mana yang akan dikesampingkan.
Selain pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan dalam materi, ada beberapa pendekatan lain dalam ilmu politik, antara lain:
1. Pendekatan Neo-Institusionalisme
Pendekatan yang mencoba menjelaskan mengenai hubungan antar lembaga yang tidak senantiasa harmonis.
2. Pendekatan Dependensia atau Ketergantungan
Muncul akibat imperialisme masih berlangsung sampai sekarang dengan akibat dominasi ekonomi yang dilakukan oleh negara kaya terhadap negara yang kurang maju. Dominasi ekonomi ini terlihat di mana pembangunan yang dilakukan negara Dunia Ketiga selalu berkaitan dengan pihak Barat. Solusi yang dapat digunakan untuk menyelasikan masalah dominasi tersebut. Antara lain, penyelesaian masalah hanya melalui revolusi sosial secara global.
3. Pendekatan Public Choice
Munculnya akibat pertentangan pendekatan-pendekatan sebelumnya dengan pendapat bahwa mereka telah meningkatkan ilmu politik menjadi suatu ilmu yang benar-benar science, Manusia Politik (Homo Politicus) berubah menjadi Manusia Ekonomi (Homo Economicus) dalam hal penentuan kebijakan publik. Kalangan ini membuat metode yang radikal dan memakai model matematika untuk menjelaskan dan menafsirkan gejala-gejala politik.
4. Pendekatan Institusionalisme Baru
Pendekatan ini lahir dari paradigma teori-teori society-centered menjadi paradigma state-centered. Teori ini lebih melihat negara sebagai hal yang dapat diperbaiki ke arah suatu tujuan tertentu yang memerlukan sebuah rencana praktis.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by NADIA ZAHARA BALQIS -
Nama : Nadia Zahara Balqis
NPM : 2116041041

Pendekatan merupakan titik awal dalam memandang sesuatu, suatu filsafat atau keyakinan yang kadang kala sulit membuktikannya. Pendekatan juga dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran
Pendekatan dalam ilmu politik diperlukan sebagai standard atau tolok ukur yang dipakai untuk memilih masalah dan menentukan data mana yang akan diteliti serta data mana yang akan dikesampingkan.

Pendekatan-pendekatan lain yaitu :
Pendekatan Pascaperilaku
Gerakan pascaperilaku memperjuangkan perlunya relevansi dan orientasi bertindak. Reaksi ini ditunjukkan pada usaha mengubah penelitian dan pendidikan ilmu politik menjadi sebuah ilmu pengetahuan murni sesuai dengan pola ilmu eksakta. Pada hakikatnya pendekatan ini merupakan kesinambungan sekaligus koreksi dari pendekatan perilaku.

Pendekatan Pilihan Rasional
Dalam konstelasi politik dunia yang baru sebuah pendekatan politik baru naik di dalam ilmu politik. Pendekatan tersebut dikenal sebagai pilihan rasional atau rational choise.
Pandangan pendekatan ini memperlihatkan keterkaitan erat antara politik dan ekonomi.
Reaksi kemunculan pendekatan ini yaitu, Pertama munculnya perhatian pada persoalan
keadilan persamaan hak dan moralitas. Keadilan dan persamaan hak disini adalah bagi seluruh warga. Kedua, meningkatnya perhatian dan keinginan untuk meningkatkan peran negara di masa modern. Kemudian kedua reaksi tersebut memperlihatkan adanya
kecenderungan baru dalam studi politik. Kecenderungan ini berupa pergeseran paradigma dalam teori-teori politik, dari yang berorientasi kepada masyarakat menjadi berorientasi kepada negara.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by MIRANDA DWI SAPITRI -
Miranda Dwi Sapitri (2116041091), Reg A.
Pendekatan/approach dapat kita diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Seorang sarjana politik terkemuka, Vernon van Dyke mengatakan bahwa: ”Suatu pendekatan (approach) adalah kriteria untuk menyeleksi masalah dan data yang relevan.” Dengan kata lain, istilah pendekatan mencakup standar atau tolok ukur yang dipakai untuk memilih masalah, menentukan data mana yang akan diteliti dan data mana yang akan dikesampingkan.

Lalu untuk apa pendekatan diperlukan dalam ilmu politik? karena berdasarkan definisi diatas pendekatan digunakan sebagai titik tolak atau sudut pandang untuk menyeleksi masalah dan data yang relavan. Bisa dibilang bahwa pendekatan mencakup standar atau tolak ukur untuk memilih masalah serta menentukan data mana yang akan diteliti dan data mana yang akan dikesampingkan.

Berikut beberapa pendekatan-Pendekatan dalam Ilmu Politik :
1. Pendekatan Legal/Institusional, juga dikenal sebagai pendekatan tradisional yang merupakan pendekatan paling awal dalam ilmu politik. Di antara pendekatan-pendekatan dalam ilmu politik, maka pendekatan Legal/institusional adalah yang tertua. Pendekatan ini mulai berkembang di akhir abad ke-19, sebelum Perang Dunia II. Sesuai dengan namanya maka pokok bahasan dalam pendekatan ini mencakup unsur-unsur legal dan institusional, misalnya: soal sifat undang-undang dasar, masalah kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan formal dan yuridis lembaga-lembaga kenegaraan seperti badan eksekutif, eksekutif dan yudikatif.
2. Pendekatan Prilaku, Pendekatan Perilaku timbul dan mulai berkembang di Amerika pada tahun 1950-an seusai Perang Dunia II. Adapun sebab-sebab kemunculannya adalah sebagai berikut. Pertama, sifat deskriptif dari ilmu politik dianggap tidak memuaskan, karena tidak realistis dan sangat berbeda dengan kenyataan sehari-hari. Kedua, ada kekhawatiran bahwa, jika ilmu politik tidak maju dengan pesat, ia akan ketinggalan dibanding dengan ilmu-ilmu lainnya, seperti sosiologi dengan tokohnya Max Weber (1864-1920) dan Talcott Parsons (1902-1979), antropologi, dan psikologi. Ketiga, di kalangan pemerintah Amerika telah muncul keraguan mengenai kemampuan para sarjana ilmu politik untuk menerangkan fenomena politik. Salah satu pemikiran pokok dari Pendekatan Perilaku ialah bahwa tidak
ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal, karena pembahasan seperti itu tidak banyak memberi informasi mengenai proses politik yang sebenarnya. Sebaliknya, lebih bermanfaat untuk mempelajari perilaku (behavior) manusia karena merupakan gejala yang benar-benar dapat diamati.
3. Pendekatan Neo-Marxis, Kelompok Neo-Marxis berbeda dari kelompok Marxis klasik. Bila kelompok Marxis klasik lebih dekat dengan komunisme maka kelompok Neo-Marxis mendapat inspirasi dari tulisan-tulisan yang dibuat Marx di masa
mudanya. Kebanyakan cendekiawan dalam kelompok ini tidak tergabung dalam partai politik atau aktif dalam kegiatan politik praktis, meskipun ada kelompok kecil yang militan misalnya kelompok Kiri-baru. Kelompok Neo-Marxis sangat kritis terhadap komunisme maupun sejumlah aspek dalam masyarakat kapitalis.
4. Pendekatan Pilihan Rasional (Rational Choice), Dalam konstelasi politik dunia yang baru sebuah pendekatan politik baru naik di dalam ilmu politik. Pendekatan tersebut dikenal sebagai pilihan rasional atau rational choice. Sebagaimana kita lihat masalah ekonomi menjadi sangat penting di dunia dalam tahun-tahun terakhir. Pembangunan ekonomi di banyak negara telah menghasilkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyat dan meningkatkan hubungan perdagangan diantara negara-negara di dunia. Ekonomi menjadi sangat penting dan mempengaruhi ilmu-ilmu sosial lain, termasuk ilmu politik. Bidang kajian yang cukup diminati dalam ilmu politik, ekonomi politik merupakan bentuk perkembangan variasi analisis rational choice, public choice, dan collective
choice. Pandangan para penganut paham pendekatan ini memperlihatkan keterkaitan erat antara politik dan ekonomi.
5. Pendekatan Institusionalisme Baru, Institusionalisme baru merupakan pendekatan yang muncul sebagai
reaksi terhadap pendekatan sebelumnya. Perhatian utama dalam pendekatan
ini adalah pada negara dan institusi-institusinya sebagai unsur utama yang menentukan dan membatasi. Pendekatan ini menolak pandangan yang melihat negara sebagai institusi yang tidak bebas; yang ditentukan oleh massa lewat aktor-aktor politik pilihan mereka. Bagi pendekatan institusional baru negara sebagai institusi merupakan aktor tersendiri yang independen dari dan tidak merepresentasikan kelas atau kelompok yang berada di dalam masyarakat.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Muhammad Fariq Zakka -
Muhammad Fariq Zakka 2116041101
Ilmu politik memerlukan pendekatan sebab berfungsi untuk mengamati kegiatan politik yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada perspektif atau kerangka acuan yang dipakai.
Pendekatan Tingkah Laku (Behavioral Approach)
Salah satu pemikiran pokok dari pelopor-pelopor pendekatan perilaku adalah bahwa tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal karena bahasan itu tidak banyak memberi informasi mengenai proses politik yang sebenarnya. Sebaliknya, lebih bermanfaat bagi peneliti untuk mempelajari manusia itu sendiri serta perilaku politiknya, sebagai gejala yang benar-benar dapat diamati.

Pendekatan Pascaperilaku (Post Behavioral Approach)
Gerakan pascaperilaku memperjuangkan perlunya relevance and action (relevansi dan orientasi bertindak). Reaksi ini ditujukan kepada usaha mengubah penelitian dan pendidikan Ilmu Politik menjadi suatu ilmu pengetahuan murni sesuai dengan pola ilmu eksakta. Pada hakikatnya pendekatan ini merupakan “kesinambungan” sekaligus “koreksi” dari pendekatan perilaku.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Shafa Hasnadita -
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif  (Sanjaya,  2008:127).
Pendekatan filsafat politik menekankan pada ide-ide dasar seputar dari mana kekuasaan berasal, bagaimana kekuasaan dijalankan, serta untuk apa kekuasaan diselenggarakan.
Pendekatan-pendekatan dalam ilmu politik:
Pendekatan Legal/InstitusionalPendekatan Legal/Institusional, yang sering dinamakan pendekatan tradisional, mulai berkembang abad 19 pada masa sebelum Perang Dunia II. Dalam pendekatan ini negara menjadi fokus pokok, terutama segi konstitusional dan yuridisnya.

Pendekatan PerilakuPendekatan Perilaku timbul dan mulai berkembang di Amerika pada tahun 1950-an seusai Perang Dunia II. Adapun sebab-sebab kemunculannya adalah sebagai berikut. Pertama, sifat deskriptif dari ilmu politik dianggap tidak memuaskan, karena tidak realistis dan sangat berbeda dengan kenyataan sehari-hari. Kedua, ada kekhawatiran bahwa, jika ilmu politik tidak maju dengan pesat, ia akan ketinggalan dibanding dengan ilmu-ilmu lainnya

Pendekatan Neo-Marxis
Para Neo-Marxis ini, di satu pihak menolak komunisme dari Uni Soviet karena sifatnya yang represif, tapi di pihak lain mereka juga tidak setuju dengan banyak aspek dari masyarakat kapitalis di mana mereka berada. Begitu pula mereka kecewa dengan kalangan sosial-demokrat.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Andhika Artha -
Nama: Andhika Artha Pratama
NPM : 2116041093

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.

Interdependensi (saling ketergantungan) antara komponen-komponen, dan kenyataan bahwa suatu sistem sebenarnya bekerja dalam lingkungan sistem yang lebih luas, mengharuskan dilakukannya pendekatan, sebagai alat dan cara yang sangat tepat dalam upaya menganalisis fenomena perpolitikan di dalam sebuah sistem politik. Dengan adanya pendekatan kita bisa mengumpulkan data yang lebih rinci.

Selain yang disebutkan pada materi yang diberikan, ada juga pendekatan-pendekatan yang lain diantaranya:
~ Pendekatan Tradisional
Pendekatan ini muncul terlebih dahulu (sejak zaman Yunani Kuno) untuk kemudian secara berturut-turut, disusul dua pendekatan setelahnya. Para pemikir politik seperti Plato atau para ahli politik seperti Montesquieu, Jean Jacques Rousseau atau John Stuart Mill mendekati permasalahan politik dengan pendekatan tradisional.
~ Pendekatan Behavioral
Pasca Perang Dunia Kedua, muncul pendekatan Behavioral yang coba memisahkan fakta dengan nilai dalam menganalisis permasalahan politik. Para teoretisi seperti David Easton, David E. Apter atau Gabriel A. Almond adalah contohnya. Pendekatan ini merupakan pendekatan klinis yang dapat digunakan untuk menangani bermacam-macam gangguan, dalam bermacam-macam setting khusus, dan dengan bermacam-macam kelompok populasi.
~ Pendekatan Post-Behavioral 
Merupakan pendekatan yang menggunakan pengetahuan yang sudah terverifikasi  sebagai basis penilaian normatif.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by AURA CANTIKA PUTRI AZ ZAHRA -
Nama : Aura Cantika Putri Az Zahra
NPM : 2116041027

Pendekatan adalah dari sudut mana serta bagaimana seseorang melihat suatu permasalahan. Dalam ilmu politik tentunya dibutuhkan pendekatan, pendekatan ini akan berguna untuk pengembangam ilmu politik sendiri. Seperti dalam proses politik menjadi sebuah ilmu, dalam proses tersebut muncul pendekatan-pendekatan yang atas dasar disiplin ilmunya atau dari pandangan para ahli. Selain dari yang sudah disebutkan dalam materi, pendekatan lain yang ada dalam ilmu politik antara lain.
1) Pendekatan Plural, yaitu pendekatan yang fokusnya pada interaksi antar kelompok politik.
2) Pendekatan Struktural. Penekanan utama pendekatan ini adalah pada anggapan bahwa fungsi-fungsi yang ada di sebuah negara ditentukan oleh struktur-struktur yang ada di tengah masyarakat, bukan oleh mereka yang duduk di posisi lembaga-lembaga politik.
3) Pendekatan pasca-perilaku // pasca-tingka laku. Hasil dari pendekatan ini adalah pendekatan membaur satu sama lain; pendekatan deskriptif dilengkapi dengan analisis pelaku-pelakunya ; Nilai-nilai dan norma didudukan kembali pada tempatnya yang terhormat.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Dea Novita Sari -

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata pendekatan adalah proses, cara, perbuatan mendekati (hendak berdamai, bersahabat dan sebagainya). Contoh: pendekatan yang telah dilakukannya selama ini tampaknya tidak berhasil. Arti lainnya dari pendekatan adalah usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.

Pendekatan dalam ilmu politik mencakup standard atau tolok ukur yang dipakai untuk memilih masalah dan menentukan data mana yang akan diteliti serta data mana yang akan dikesampingkan. Menurut Vemon van Dyke “ Pendekatan (approach) adalah criteria untuk menyelesaikan masalah dan data yang relevan.”
Pengamatan terhadap kegiatan politik itu sendiri dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari pendekatan yang dipergunakan.

Pendekatan pendekatan lainnya seperti:
1. Pendekatan Struktural
Penekanan utama pendekatan ini adalah pada anggapan bahwa fungsi-fungsi yang ada di sebuah negara ditentukan oleh struktur-struktur yang ada di tengah masyarakat.
2. Pendekatan Developmental
Pendekatan ini mulai populer saat muncul negara-negara baru pasca perang dunia II. Pendekatan ini menekankan pada aspek pembangunan ekonomi serta politik yang dilakukan oleh negara-negara baru tersebut


In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by ZAZILATUL MUKAROMAH -
Nama : Zazilatul Mukaromah
NPM : 2116041075
Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap proses pembelajaran atau bisa juga diartikan sebagai cara umum dalam memandnag suatu permasalahan atau objek kajian. pendekatan yang dipilih akan menjadi pedoman.
Pendekatan sangat diperlukan dalam ilmu politik karena pendekatan digunakan dalam menyeleksi kriteria2 masalah dan data yang relevan, oleh karena itu jika tidak ada pendekatan maka dalam menentukan suatu masalah atau memecahkannya sangat sulit.
Selain yg disebutkan dari materi yg diberikan ada banyak lagi pendekatan2 dalam ilmu politik yaitu:
1. Pendekatan Tradisional
Dalam pendekatan ini negara menjadi fokus utama dengan menonjolkan segi konstitusional dan yuridis.
2. Pendekatan Pasca tingkah laku
Dalam pendekatan ini memperjuangkan perlunya relevance and action.
Pendekatan pasca tingkah laku muncul dengan latar belakang di akhir tahun 1960an, David Easton yang merupakan pencetus general system theory mulai mempertanyakan pendekatan perilaku. Pendekatan ini juga lahir dari adanya kritik-kritik pada pendekatan tingkah laku mengenai tiga preposisi utama dari pendekatan tingkah laku itu sendiri yaitu:
* Unit analisis ditekankan pada individu yang terlepas dari kelompok atau institusi
* Fakta harus dipisahkan dari nilai
* Penjelasan mengenai legitimasi selalu dimaknai dalam lingkup hukum dan konstitusi secara umum namun tidak pernah dimaknai dalam lingkup pernyataan deskriptif dalam fakta-fakta yang terjadi.
3. Pendekatan Behavioralisme
Pendekatan ini berusaha untuk membuang instuisi, atau setidaknya untuk mendukung dengan pengamatan empiris.
Kemunculan behavioralisme sebagai dampak dari kekecewaan terhadap studi politik yang sangat normatif.
Studi yang dilakukan behavioralism sangat kontras dengan kaun tradisionalis, yang mencoba menjelaskan politik dengan deskripsi yang tak terhitung, anekdot, analogi historis, ideology, dan filsafat
4. Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok dalam studi politik diperkenalkan oleh Arthur Bentley dalam The Process of Government yang terbit pertama kali tahun 1908 dan dikembangkan antara lain oleh David Truman dalam The Government Process. Analisis kelompok ini merupakan reaksi terhadap dua kecenderungan dalam studi politik waktu itu. Yaitu pendekatan institusional dan legalistik tradisional dalam studi politik dan kecendrungan analisis politik yang menekankan segi normatif. Teoritisi kelompok ini mengusulkan pemusatan perhatian pada prilaku politik dan unsur-unsur empirik dalam kehidupan politik.
5. Pendekatan Ekonomi Politik
Martin Staniland (1985) mengatakan ekonomi dan politik menjelaskan interaksi sistematis antara aspek ekonomi dan aspek politik. Hubungan interaksi itu bisa dinyatakan dalam banyak cara baik itu dalam hubungan kualitas antara satu proses determinis atau hubungan yang bersifat timbal-balik atau suatu proses prilaku yang berlangsung terus menerus.
6. Pendekatan Sistem
Pedekatan ini menggunakan model sistem politik yang dikemukakan oleh David Easton. Dalam hal ini kebijakan publik dipandang sebagai tanggapan dari sistem politik atas permintaan ataupun dorongan lingkungan. Sistem politik yang dimaksudkan di sini adalah jaringan institusi dan kegiatan dalam masyarakat yang dapat menciptakan suatu keputusan atau alokasi-alokasi otoritatif. Kekuatan-kekuatan yang timbul dalam lingkungan dapat mempengaruhi sistem politik disebut sebagai input yang terdiri dari demand dan support dengan fungsi pada sistem untuk mentransformasi input tersebut menjadi output.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by FAJAR SATRIA PRATAMA -
Nama : Fajar Satria Pratama
NPM : 2116041015

Izin menjawab pak
- Pendekatan bisa di artikan sebagai titik tolak atau sudut pandang untuk memilih atau mengkaji masalah terhadap proses kegiatan tertentu.
- Pendekatan diperlukan dalam ilmu politik guna mengkaji ilmu politik dengan menggunakan cara pandang dari pendekatan-pendekqtan tersebut.
- Pendekatan-pendekatan yang lainnya:
• Pendekatan institusionalisme, pendekatan yang mengacu pada negara sebagai fokus kajian utama.
• Pendekatan perilaku dan pilihan rasional, pemikiran pokok dalam pendekatan ini ialah bahwa tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal karena pembahasan seperti itu tidak banyak memberikan informasi mengenai proses politik yang sebenarnya.
• Pendekatan kelembagaan baru, pendekatan ini lebih merupakan suatu visi yang meliputi beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bidang ilmu pengetahuan lain seperti ekonomi dan sosiologi.
• Pendekatan tradisional, adalah pendekatan yang di definisikan dengan fokus kajian terhadap institusi atau lembaga politik, hukum, atau kombinasi dari keduanya.
• Pendekatan behavioral, pendekatan yang lebih menekankan pada aspek perilaku politik. Pendekatan ini membakukan dirinya sebagai pendekatan paling ilmiah dalam kajian politik.
• Pendekatan post-behavioral, pendekatan ini secara tegas mengecam pendekatan pendekatan behavioralis yang terlalu mendewakan kebutuhan atas standar politik sebagai kajian ilmiah yang malah membuat peneliti menjadi buta terhadap realitas politik secara mendalam.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Vania Damayanti -
Nama : Vania Damayanti
NPM : 2116041003

Pendekatan (approach) adalah kriteria untuk menyelesaikan masalah dengan data yang relevan serta memberlakukan sejumlah metode atau teknik dan strategi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Pendekatan diperlukan dalam ilmu politik, karena digunakan sebagai kriteria dalam penyelesaian masalah-masalah kenegaraan. pendekatan dalam ilmu politik digunakan untuk mengamati masalah-masalah politik dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

Berdasarkan periode waktunya, pendekatan politik dibedakan menjadi :
1. Pendekatan tradisional, pendekatan ini memperhatikan keteraturan dan ketidakteraturan dengan fokus utamanya berada pada struktur politik formal (konstitusi dan pemerintah). Pendekatan ini mencampuadukan fakta dan nilai sehingga bersifat spekulatif.
2. Pendekatan behavioral, psndekatan ini memperhatikan keseragaman dan keteraturan dengan fokus utamanya pada struktur serta fungsi kelompok formal dan informal. Pendekatan ini memisahkan antara fakta dan nilai.
3. Pendekatan post behavioral, pendekatan ini memperhatilan keteraturan dan ketidakteraturan dengan fokus utamanya berada pada kelompok kelas serta konflik antarkelompok.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Theresia Pintaria -
Nama : Theresia Pintaria
NPM: 2116041061

Pendekatan adalah cara untuk melihat dan kemudian menjelaskan fenomena tertentu yang mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan pengumpulan dan pemilihan bukti yang diperlukan untuk penyelidikan dan analisis hipotesis. Selanjutnya, untuk apa pendekatan diperlukan dalam ilmu politik? pendekatan dibutuhkan dalam ilmu politik karena pendekatan merupakan standar atau tolak ukur yang dipakai untuk memilih masalah, menentukan data dan masalah mana yang akan diteliti dan data mana yang akan disekampingkan dalam ruang lingkup politik.
Pendekatan yang muncul dalam ilmu politik, diantaranya:
1. Pendekatan tradisional, pendekatan ini mencakup basis nilai dan menekankan pada penyertaan nilai-nilai dalam studi fenomena politik. Penganut pendekatan ini percaya bahwa kajian ilmu politik tidak boleh didasarkan pada fakta semata karena fakta dan nilai sangat erat kaitannya satu sama lain. Sejak zaman Plato dan Aristoteles,'isu-isu besar politik' berkisar pada orientasi normatif. Dengan demikian ada banyak sekali pendekatan tradisional seperti pendekatan hukum, pendekatan filosofis, pendekatan historis, pendekatankelembagaan dll.
2. Pendekatan filosofis terhadap studi ilmu politik dapat ditelusuri dalam tulisan-tulisan filsuf kuno seperti Plato dan Aristoteles. Leo Strauss yang merupakan salah satu pendukung setia pendekatan ini percaya bahwa "filsafat adalah pencarian kebijaksanaan dan filsafat politik adalah upaya untuk benar-benar mengetahui tentang sifat dari hal-hal politik dan tatanan politik yang benar atau baik." Pendekatan ini menekankan pada studi politik yang etis dan normatif serta bersifat idealis. Ini berkaitan dengan masalah sifat dan fungsi negara, masalah kewarganegaraan, hak dan kewajiban dll.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by MUHAMMAD SHAFWAN ASSALAM -
Nama : Muhammad Shafwan Assalam
NPM : 2116041063

Pengertian pendekatan pembelajaran menurut Syaiful (2003:62) yang menyatakan bahwa pendekatan adalah suatu pandangan guru terhadap siswa dalam menilai, menentukan sikap dan perbuatan yang dihadapi dengan harapan dapat memecahkan masalah dalam mengelola kelas yang nyaman dan menyenangkan dalam proses pembelajaran. pengertian pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran. Dan lebih luas lagi, pendekatan berarti seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar.

Pendekatan pendekatan dalam ilmu politik selain yang ada dimateri yaitu :

1. Pendekatan kelembagaan baru
Pendekatan kelembagaan baru atau the new institutionalism lebih merupakan suatu visi yang meliputi beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bidang ilmu pengetahuan lain seperti ekonomi dan sosiologi. Berbeda dengan institusionalisme lama yang memandang institusi negara sebagai suatu hal yang statis dan terstruktur, pendekatan kelembagaan baru memandang negara sebagai hal yang dapat diperbaiki ke arah suatu tujuan tertentu.

2. Pendekatan perilaku dan pilihan rasional
Salah satu pemikiran pokok dalam pendekatan perilaku ialah bahwa tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal karena pembahasan seperti itu tidak banyak memberikan informasi mengenai proses politik yang sebenarnya. Sementara itu, inti "pilihan rasional" ialah bahwa individu sebagai aktor terpenting dalam dunia politik dan sebagai makhluk yang rasional selalu mempunyai tujuan-tujuan yang mencerminkan apa yang dianggapnya kepentingan diri sendiri

3. Pendekatan institusionalisme
Pendekatan institusionalisme atau kelembagaan mengacu pada negara sebagai fokus kajian utama. Setidaknya, ada dua jenis atau pemisahan institusi negara, yakni negara demokratis yang berada pada titik "pemerintahan yang baik" atau good governance dan negara otoriter yang berada pada titik "pemerintahan yang jelek" atau bad governance dan kemudian berkembang lagi dengan banyak varians yang memiliki sebutan nama yang berbeda-beda. Bahasan tradisional dalam pendekatan ini menyangkut antara lain sifat undang-undang dasar, masalah kedaulatan, kedudukan, dan kekuasaan formal serta yuridis dari lembaga-lembaga kenegaraan seperti parlemen dan lain-lain.Dengan kata lain, pendekatan ini mencakup unsur legal maupun institusional. Pendekatan legal/institusional, yang sering dinamakan pendekatan tradisional, mulai berkembang abad 19 pada masa sebelum Perang Dunia II. Dalam pendekataan ini negara menjadi fokus pokok, terutama segi konstitusional dan yuridisnya.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Nike Yuliana -
Nama : Nike Yuliana
NPM : 2116041037
Pendekatan merupakan sebuah titik tolak, sudut pandang, perspektif ataupun kerangka acuan yang dipakai dalam mengamati atau memahami suatu proses maupun kegiatan.
Pendekatan diperlukan dalam ilmu politik agar ilmu politik dapat terbuka terhadap berbagai prespektif atau sudut pandang bagaimana permasalahan politik dapat dijabarkan. Dengan adanya beberapa pendekatan yang berbeda maka dapat menentukan tindakan apa saja yang harus diambil dalam menangani permasalahan politik terhadap masyarakat secara umum.
Berikut pendekatan-pendekatan yang muncul dalam ilmu politik selain pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan di dalam materi, antara lain:
1) Pendekatan Stuktural-Fungsional, pendekatan ini dicetuskan oleh Gabriel A. Almond, teori sistem dalam aspek fungsional struktural dalam penerapannya terbukti sangat berguna bagi suatu analisa perbandingan sistem politik, alasannya yaitu karena teori ini menyangkut suatu kumpulan variabel yang dapat dikelola.
2) Pendekatan Pasca-Perilaku, pada pendekatan ini dalam usaha mengadakan penelitian empirik dan kuantitatif, ilmu politik menjadi terlalu abstrak serta tidak relevan dengan masalah-masalah sosial yang ada. Revolusi pada masalah-masalah masuaralat lebih penting daripada kecermatan.
3) Pendekatan marxisme, dikemukakan oleh Karl Marx yang merupakan sebuah bentuk kritik terhadap liberalisme ekonomi yang beranggapan bahwa liberalisme ekonomi bersifat positive-sum game yaitu menguntungkan semua pihak.
4) Pendekatan Public Choice, merupakan penerapan pendekatan ekonomi terhadap ilmu atau bidang politik, dimana asumsi dasar dari sebuah bidang ekonomi dapat ditransfer ke dalam bidang politik. Ilmu eknomi memberikan contoh di dunia nyata, sehingga teori yang lahir relatif lebih pasti dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial lainnya.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by KENNYA SHAFAA KAILA -
Nama : Kennya Shafaa Kaila
NPM : 2116041073

Pendekatan dalam Ilmu Politik dalam pandangan umum ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang dapat di uji kebenarannya melalui suatu eksperimenter kontrol. Pendekatan merupakan cara memperoleh suatu pengetahuan, dengan berdasarkan pengamatan akan hal tertentu. Menurut Vernon Van Dyke, "suatu pendekatan adalah kriteria untuk menyeleksi masalah dan data yang relevan". Jadi, pendekatan dapat dipandang sebagai suatu rangkaian tindakan yang terpola atau terorganisir berdasakan prinsip-prinsip tertentu (misalnya dasar filosofis, prinsip psikologis, prinsip didaktis, atau prinsip ekologis), yang terarah secara sistematis pada tujuan yang hendak dicapai.

Pendekatan-pendekatan diperlukan atau dibutuhkan dalam ilmu politik karena Politik sebagai ilmu memiliki cakupan abstrak yang luas. Seiring berkembangnya zaman, ilmu politik dapat dipahami melalui pendekatan-pendekatan yang dianut pada periode nya masing-masing. Hal ini terjadi agar ilmu politik dapat melihat dari berbagai sudut pandang bagaimana suatu permasalahan politik dapat dijelaskan.

Selain pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan dalam materi yang saya baca, pendekatan-pendekatan lain yang muncul dalam ilmu politik adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan Post-Behavioralisme
Pendekatan ini secara tegas mengecam pendekatan behavioralis yang terlalu mendewakan kebutuhan atas standar politik sebagai kajian ilmiah yang malah membuat peneliti menjadi “buta” terhadap realitas politik secara mendalam. Mereka juga tidak meyakini, sebagaimana pandangan behavioral, bahwa ilmu politik harus bebas nilai. Padahal, bebas nilai itu tidak mungkin terwujud dan tugas ilmuwan adalah mencari jalan keluar atau paling tidak penjelasan yang dibutuhkan atas kondisi penting yang sedang terjadi.
2. Public Choice
Merupakan sebuah perspektif untuk bidang politik yang muncul dari pengembangan dan penerapan perangkat dan metode ilmu ekonomi terhadap proses pengambilan keputusan kolektif dan berbagai fenomena non pasar. Tetapi diakui bahwa keterangan ini tidak cukup memberi deskripsi yang lengkap karena untuk mencapai suatu perspektif bagi politik seperti ini diperlukan pendekatan ekonomi tertentu.
3. Pendekatan Marxisme
Marxisme merupakan salah satu pendekatan dalam ilmu politik. Marxisme diyakini muncul sebagai kritik terhadap perekonomian kapitalis yang cenderung eksploitatif daripada kontributif. Dasar pemikiran Marxisme terletak pada tulisan das Kapital oleh Karl Marx. Dalam bukunya Karl Marx menguraikan bahwa keberadaan perekonomian yang ekploitatif kapitalis telah menciptakan struktur kelas dalam hubungan internasional yang diidentikkan dengan konflik kelas, antara pemilik modal (borjuis) dan tidak memiliki modal (proletar). Konflik kelas tersebut pada akhirnya akan diakhiri oleh suatu revolusi dengan cita-cita membentuk negara sosialis (Mingst, 2009).
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Ari Prio Prasetyo -
Nama : Ari Prio Prasetyo
NPM : 2116041009

Makan kata pendekatan sama halnya dengan langkah atau persiapan pertama dari proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Pendekatan ilmu politik diperlukan agar ilmu politik dapat melihat dari berbagai sudut pandang bagaimana suatu permasalahan politik dapat dijelaskan.
Pendekatan lain yang digunakan dalam ilmu politik yaitu :
# Pendekatan kelembagaan baru
Sunting Pendekatan kelembagaan baru atau (the new institutionalism) merupakan suatu visi yang meliputi beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bidang ilmu pengetahuan lain seperti ekonomi dan sosiologi. Berbeda dengan institusionalisme lama yang memandang institusi negara sebagai suatu hal yang statis dan terstruktur, pendekatan kelembagaan baru memandang negara sebagai hal yang dapat diperbaiki ke arah suatu tujuan tertentu. Kelembagaan baru sebenarnya dipicu oleh pendekatan behavioralis atau perilaku yang melihat politik dan kebijakan publik sebagai hasil dari perilaku kelompok besar atau massa, dan pemerintah sebagai institusi yang hanya mencerminkan kegiatan massa itu. Bentuk dan sifat dari institusi ditentukan oleh aktor beserta juga dengan segala pilihannya
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Dea Amanda Tiara -
Nama : Dea Amanda Tiara
Npm : 2116041047

Pendekatan yang dimaksud adalah melakukan pengamatan apa yang akan dilakukan, karena terdapat masalah yang membuat khawatir maka pendekatan juga dilakukan dengan cara memilih masalah kemudian menentukan metode dalam penyelesaiannya. Pendekatan sangat diperlukan dalam ilmu politik karena dengan adanya pendekatan maka akan melakukan penelitian, pengamatan, pengumpulan data-data yang diperlukan untuk menganalisis masalah yang terjadi, sehingga masalah dapat teratasi dengan sangat baik dan menyesuaikan dengan keadaan pada saat itu. Dengan melakukan pendekatan maka masalah dapat terselesaikan dan politik terus mengalami perkembangan dengan baik dan pesat.
Pendekatan-pendekatan yang muncul dalam kajian ilmu politik selain yang ada di materi adalah :
1. Pendekatan normatif, yaitu nilai yang diinginkan dalam masyarakat. Pendekatan ini dilakukan dengan cara mempelajari norma dalam bentuk aturan dan hak kewajiban, dengan menggunakan masyarakat sebagai analisisnya.
2. Pendekatan struktural, pendekatan ini fokus nya pada analisis isu pemeliharaan dan stabilitas sistem, pengembangannya mengenai pembangunan diantara pemisahan kekuasaan antara institusi pemerintahan dan perjuangan antara kelas ekonomi lainnya.
3. Pendekatan kelembagaan baru, pendekatan ini merupakan visi yang meliputi beberapa pendekatan lainnya. Kelembagaan baru dipicu oleh pendekatan perilaku yang melihat politik dan kebijakan publik dari hasil perilaku kelompok besar dan pemerintah yang mencerminkan kegiatan pada masa itu.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Fatoni Aziz -
Nama : Fatoni Aziz
Npm : 2116041103

Ijin menjawab:
Setelah anda membaca materi mengenai pendekatan-pendekatan dalam ilmu politik, kemukakanlah apa yang anda pahami mengenai makna kata "pendekatan" ! Untuk apa pendekatan diperlukan dalam ilmu politik? Selain pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan dalam materi yang anda baca, pendekatan-pendekatan apa lagi yang muncul dalam ilmu politik?
Jawab
kemukakanlah apa yang anda pahami mengenai makna kata "pendekatan"
jika melihat dari konsep pendekatan sendiri memiliki arti pendekatan adalah dari sudut mana serta bagaimana seseorang melihat suatu permasalahan. Jadi pendekatan adalah bagaimana seseorang memikirkan, mengelola, mememukan penyelesaikan sebuah permasalahan yang muncul melalui sudut pandang yang terlebih dahulu telah dilihat dari berbagai sudut yang ada di sekitarnya. Sehingga permasalahan dapat terselesaikan dengan pendekatan tersebut.
Untuk apa pendekatan diperlukan dalam ilmu politik?
Pendekatan diperlukan dalam ilmu politik sangat diperlukan karena ilmu politik sendiri sering mengalami perkembangan yang pesat. Dari perkembangan itulah ilmu politik juga bergerak lebih dinamis dan lebih mengarah mendekati realitas sehingga pendekatan sangat di perlukan karena pendekatan sendiri digunakan untuk menyeleksi masalah masalah yang muncul dan harus dikelola dengan data yang harus tepat dan benar atau relevan.

Selain pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan dalam materi yang anda baca, pendekatan-pendekatan apa lagi yang muncul dalam ilmu politik?
Pilihan Rasional (Rational Choice)
Dalam pendekatan pilihan rasional atau yang lebih dikenal dengan teori pilihan rasional juga disebut teori tindakan rasional atau teori pilihan, aliran pemikiran yang berdasarkan asumsi bahwa individu memilih tindakan yang paling sesuai dengan prevrensi pribadi mereka. Teori pilihan rasional digunakan untuk memodelkan manusia dalam pengambilan keputusan, terutama dalam konteks dari ekonomi mikro, di mana ia membantu ekonom lebih memahami prilaku seperti masyarakat dalam hal tindakan individu seperti yang dijelaskan melalui rasionalitas, dimana pilihan konsisten karena mereka di buat sesuai dengan pilihan pribadi. Teori pilihan rational semakin banyak diterapkan di bidang lain termasuk teori evolusi, ilmu politk dan masih banyak lagi.

Teori Ketergantungan (Dependency Theory)
Teori ketergantingan adalah sebuah pendekatan untuk memahami keterbelakangan ekonomi yang menekankan kendala diduga yang dipaksakan oleh tatanan politik dan ekonomi gelobal.
Enurut teri ketergantungan terutama disebabkan oleh posisi periferal negara-negara yang terkena dampak dalam ekonomi dunia.

Institusionalisme Baru (New Institutionalism)
Institusionalisme baru adalah sebuah pendekatan untuk studi institusi yang berfokus pada pengaruh yang menbatasi dan memungkinkan dari aturan formal dan informal pada individu dan kelompok . selain itu Institusionalisme baru juga memoerhatikan asoek prilaku, gagasan, konflik, hingga struktur ekonomi dan politik.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Renita Dita Cahyani -
Nama : Renita Dita Cahyani
NPM : 2116041089

Makna dari pendekatan sendiri adalah pandangan umum terhadap ilmu pengetahuan yang nantinya dapat diuji kebenarannya melalui suatu eksperimen tertentu. Pendekatan merupakan cara untuk memperoleh suatu pengetahuan dengan berdasarkan pengamatan akan hal tertentu. Pendekatan diperlukan di dalam ilmu politik karena pendekatan mencakup standar atau tolak ukur yang dipakai untuk memilih masalah, menentukan data mana yang akan diteliti dan data mana yang akan disekampingkan. Ini tentu saja berbeda dengan metode yang hanya mencakup prosedur untuk memperoleh dan mempergunakan data.

Selain pendekatan-pendekatan yang sudah disebutkan, terdapat beberapa pendekatan – pendekatan dalam ilmu politik lainnya antara lain, yaitu:
1. Pendekatan Pasca Perilaku
Dalam pendekatan ini diperlukan adanya perjuangan yang relevansi dan orientasi bertindak (relevance and action). Ini ditunjukkan kepada usaha untuk mengubah penelitian dan pendidikan ilmu politik menjadi suatu ilmu pengetahuan murni dan sesuai dengan pola ilmu eksakta.
2. Public choice
Dalam pendekatan ini fokus terhadap ilmu atau bidang politik dimana asumsi dasar di bidang ilmu ekonomi bisa diterapkan ke dalam bidang politik. Pendekatan pilihan publik dapat membantu pemerintah dalam memberikan kerangka atau penjelasan mengenai bagaimana pemerintah mengambil keputusan, sehingga nantinya dapat membantu mempelajari perilaku anggota partai politik sebagai petunjuk untuk mengambil keputusan publik dalam penentuan pemilihan kebijakan publik yang paling efektif. Oleh karena itu pendekatan pilihan publik merupakan alat atau metode yang dikembangkan dalam teori ekonomi dan akan diaplikasikan ke sektor politik atau pemerintahan. Dalam Pendekatan Pilihan Publik, pembuatan keputusan publik harus dengan berdasarkan analisa kegiatan masyarakat di pasar. Asumsi dasar dari pengambilan keputusan publik bahwa dalam pasar swasta, orang digerakkan oleh kepentingan pribadi. Asumsi ahli ekonomi-politik, memandang bahwa meskipun banyak orang mendasarkan sejumlah tindakan mereka karena kepedulian mereka terhadap orang lain, motif dominan dalam tindakan orang di pasar, baik mereka merupakan pengusaha, pekerja, maupun konsumen, adalah suatu kepedulian terhadap diri mereka sendiri. Pendekatan pilihan publik juga berusaha mengkaji tindakan rasional dari aktor-aktor politik, baik di parlemen, lembaga pemerintah, lembaga kepresidenan, masyarakat pemilih, pencinta lingkungan hidup dan sebagainya.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Daffa Alief Setiawan -
- Pendekatan adalah sebuah kegiatan untuk mengamati dan memahami suatu konsep menggunakan berbagai sudut pandang atau perspektif yang ditentukan.
- Pendekatan dalam ilmu politik diperlukan karena dengan adanya pendekatan maka kita dapat mendapatkan data yang lebih relevan dan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
- Beberapa pendekatan yang terdapat dalam ilmu politik selain yang telah dijelaskan dalam materi yang telah dipelajari diantaranya;
a. Post-Behavioralism, pendapat ini menganggap bahwa semakin ilmiahnya ilmu politik maka ia akan kehilangan relevansinya. Maka dari itu, pendekatan ini memperjuangkan relevansi dan orientasi dalam bertindak. Ini dilakukan agar ilmu politik dapat menjadi ilmu murni yang sesuai dengan ilmu eksata. Karenanya, pendekatan ini juga bisa disebut sebagai "koreksi" dari pendekatan perilaku
b. Neo-Institusionalism, pendapat ini memandang tidak hanya dari sifat normatif namun juga dari sifat empiris dan juga menjelaskan tentang hubungan pemahaman institusi sebagai kumpulan dari struktur-struktur, aturan, standar dan prosedur yang berlaku di masyarakat.
c. Public Choice, pendapat ini merupakan penerapan dari pendekatan ekonomi terhadap ilmu atau bidang politik yang mana asumsi dasar dari ilmu ekonomi bisa diterapkan kedalam ilmu politik.
In reply to Syamsul Ma'arif

Re: bahan diskusi

by Royanda Aswardy Tumanggor -
Pendekatan merupakan salah satu cara untuk memulai suatu pembelajaran. Pendekatan memiliki seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar, titik awal dalam memandang sesuatu, filsafat, atau keyakinan yang terkadang sulit untuk membuktikannya. Pendapatan dapat dikatakan memiliki sifat yang aksiomatis atau kebenaran teori yang telah digunakan dan tidak dipersoalkan lagi.

Beberapa pendekatan yang terdapat dalam ilmu politik selain yang telah dijelaskan dalam materi yang telah dipelajari antara lain:
1.Post Behavioralisme
Pendekatan ini mengecam pendekatan behavioralis yang terlalu mendekatakan kebutuhan atas standar politik sebagai Kajian ilmiah yang malah membuat peneliti menjadi "buta" terhadap realitas politik secara mendalam.
2.Neo institusionalisme
Pendekatan ini memandang aktivitas politik tidak hanya bersifat normatif dan juga empiris kompetisi politik mencoba menjelaskan hubungan memahami institusi sebagai kumpulan dari struktur-struktur, aturan, standar dan prosedur yang berlaku di masyarakat.
3.Public Choice
Pendekatan ini memberikan ruang untuk saling melakukan pertukaran diantara masyarakat, partai politik, pemerintah dan birokrat. Pada pendekatan ini juga memandang bahwa aktivitas dalam berinteraksi di motivasi untuk mencari keuntungan.
4. Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional merupakan pendekatan yang muncul sejak zaman Yunani yang nantinya disusul oleh dua pendekatan setelahnya. Para pemikir politik seperti Plato atau para ahli politik seperti Montesquieu, Jean Jacques Rousseau atau John Stuart Mill mendekati permasalahan politik dengan pendekatan tradisional. Dalam hal ini ilmu politik lebih memfokuskan pada apa yang harus dilakukan oleh pelaku politik yang ada disetiap sistem.
5. Pendekatan Tingkah Laku
Merupakan pendekatan yang menitikberatkan perhatiannya, perilaku atau tingkah laku para aktor politik. Pendekatan ini menerima institusi politik sebagai aspek penting dalam politik.
6. Pendekatan Institusional Baru
Pendekatan Institusional Baru merupakan suatu visi yang meliputi beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bidang ilmu pengetahuan lain seperti sosiologi dan ekonomi. Institusional baru mempunyai banyak aspek dan variasi.Disebut Institusionalisme baru karena menyimpang dari Institusioanalisme yang lama.Selain itu Institusionalisme baru melihat institusi Negara sebagi hal yang dapat diperbaiki kearah tujuan tertentu.