forum diskusi

forum diskusi

forum diskusi

Number of replies: 35

jelaskan lah ke tiga macam pendekatan moral tersebut dan berikan masing masing contohnya menggunakan bahasa mu sendiri...

In reply to First post

Re: forum diskusi

by Dewi mustikawati 2013053108 -
Dewi Mustikawati
2013053108

1. Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach)
merupakan pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam peserta didik.Tujuan dari pendekatan penanaman nilai adalah untuk menanamkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan. Dalam pandangan ini tugas pendidikan nilai adalah untuk menanamkan nilai-nilai sehingga orang harus menempatkan dirinya secara efisien sesuai peran yang ditentukan oleh masyarakat. Metode yang sering digunakan dalam proses pembelajaran menurut pendekatan ini antara lain: keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi, permainan peranan, dan lain-lain.
Contoh : pendidik memberikan keteladanan kepada peserta didik. Jika pendidik jujur, dapat dipercaya, berakhlaq mulia, berani dan menjauhkan diri dari perbuatan- perbuatan yang bertentangan dengan agama, maka si anak akan tumbuh dalam kejujuran, terbentuk dengan akhlaq mulia, keberanian dan dalam sikap yang menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan agama. Dan jika pendidik bohong, khianat, durhaka, kikir, penakut dan hina, maka si anak akan tumbuh dalam kebohongan, khianat, durhaka, kikir, penakut dan hina.
2. Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif (Cognitive Moral Development Approach)
seringkali disebut dengan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya.Pendekatan ini merupakan upaya untuk merangsang siswa untuk mengembangkan pola penalaran moral yang lebih kompleks melalui tahap berturut-turut dan berurutan.
Contoh : pendidik membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok, kemudian pendidik memberikan satu dilema moral dapat dilakukan dengan kegiatan lembar cerita, role-playing, fragmen film, atau kliping Koran. Peserta didik harus dapat memahami “masalah pokok” yang dilematis yang dihadapi tokoh utama dalam cerita.. Proses diskusi dimulai dengan penyajian cerita yang mengandung dilema. Dalam diskusi tersebut, siswa didorong untuk menentukan posisi apa yang sepatutnya dilakukan oleh orang yang terlibat, apa alasan-alasannya
3. Pendekatan analisis nilai (values analysis approach)
memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai- nilai sosial. pendekatan analisis nilai lebih menekankan pada pembahasan masalah-masalah yang memuat nilai-nilai social. Metode yang paling sering digunakan dalam pendekatan analisis untuk menilai sebuah tindakan adalah metode belajar kelompok berdasarkan masalah dan isu-isu nilai sosial, studi kepustakaan dan penelitian lapangan, dan diskusi kelas rasional.
Contoh : pendidik memberikan atau menyampaikan masalah sosial seperti kenakalan remaja dilingkungan sekitar, kemudian peserta didik dibagi kedalam beberapa kelompok lalu peserta didik diminta untuk berfikir logis dengan cara menganalisis masalah yang telah diberikan.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Rusbiantari Ningsih 2013053153 -
Rusbiantari Ningsih
2013053153
Izin menanggapi

1.      Inculcation Approach

Pendekatan penanaman nilai (Inculcation Approach) adalah suatu pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri peserta didk. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk menginternalisasikan nilai tertentu kepada peserta didik dan mengubah nilai-nilai dari para peserta didik yang mereka refleksikan sebagai bentuk tertentu yang diharapkan. Menurut pendekatan ini, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran antara lain keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi, permainan peranan, dan lain-lain.

Contoh:

  • Seorang pendidik yang bereaksi sangat mendalam dalam menegur peserta didik yang mengucapkan hinaan bersifat rasial kepada peserta didik lain di kelas. Pendidik dalam hal ini menanamkan bahwa nilai-nilai abadi martabat manusia dan menghormati individu sangat penting untuk kelangsungan hidup bermasyarakat.
  • Pendidik tidak hanya menginformasikan mengenai nilai yang baik dan buruk, tetapi juga melaksanakan dan memberikan contoh amalan yang nyata sehingga peserta didik dapat menerima dan mengamalkan nilai-nilai yang telah diajarkan.

2.      Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif (Cognitive Moral Development)

Pendekatan ini dikatakan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya. Pendekatan ini mendorong peserta didik untuk berpikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. Perkembangan moral menurut pendekatan ini dilihat sebagai perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari suatu tingkat yang lebih rendah menuju tingkat yang lebih tinggi. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan pola-pola penalaran moral yang lebih kompleks dan mendorong para peserta didik mendiskusikan alasan-alasan pilihan dan posisi nilai mereka.

Contoh:

  • Seseorang menaati aturan sebagai kewajiban dan tanggung jawab dirinya dalam menjaga keserasian hidup bermasyarakat.
  • Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi mengenai salah satu dilema moral yang dapat dilakukan dengan kegiatan lembar cerita, fragmen film, dan lain-lain. Peserta didik diminta untuk memahami masalah pokok yang dihadapi tokoh utama dalam cerita tersebut.

 

3.      Pendekatan Analisis Nilai

Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial. Ada dua tujuan utama pendidikan moral menurut pendekatan ini. Pertama, membantu peserta didik untuk menggunakan kemampuan berpikir logis dan penemuan ilmiah dalam menganalisis masalah-masalah sosial, yang berhubungan dengan nilai moral tertentu. Kedua, membantu peserta didik untuk menggunakan proses berpikir rasional dan analitik, dalam menghubunghubungkan dan merumuskan konsep tentang nilai mereka.

Contoh:

  • Pendidik memberikan isu sosial yang sedang terjadi dimasyarakat. Peserta didik diminta untuk mengidentifikasi penyebab dan proses penyelesain isu sosial tersebut berdasarkan fakta dan alasan.

 


In reply to First post

Re: forum diskusi

by MIRA DESRINA 2013053059 -
Nama:Mira Desrina
Npm:2013053059

Izin menjawab
1.pendekatan inclucation
Pendekatan ini sering disebut juga dengan pendekatan penanaman nilai (inclucation approach) adalah suatu pendekatan yang memberikan penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial di dalam diri pribadi peserta didik. Hal tersebut dilakukan demi tercapainya pendekatan penanaman nilai adalah untuk menanamkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan dan bersifat baik untuk kedepannya bagi peserta didik tersebut. Pendekatan inclucation ini bertugas untuk menanamkan nilai-nilai kepada peserta didik sehingga peserta didik tersebut harus menempatkan dirinya secara efisien sesuai peran yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Contoh pendekatan inclucation (penanaman nilai) adalah seorang pendidik misalnya bereaksi sangat keras dan kecewa terhadap peserta didiknya nya yang baru saja mengucapkan perkataan seperti hinaan yang bersifat rasial kepada peserta didik lainnya.
Contohnya seperti: Peserta didik menghina temannya dengan perkataan "kamu bodoh sekali" nah di situ pendidik berperan untuk menanamkan nilai yang baik kepada peserta didik nya agar menjaga perkataan nya.

2.pendekatan analisis
Pendekatan ini memberikan suatu penekanan untuk perkembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis suatu masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial. Pendekatan analisis juga memberikan pemahaman terhadap suatu aspek nilai-nilai moral yang dapat diterapkan pada kehidupan sosial.

Contoh pada pendekatan analisis ini misalnya pendidik memberikan isu sosial atau konflik yang sedang terjadi lalu peserta didik diminta untuk menganalisis masalah yang menyebabkan konflik sosial tersebut dengan pikiran yang logis.

3.pendekatan klasifikasi nilai.
Pendekatan ini sering disebut juga dengan (values clarification approach) pendekatan ini memberikan penekanan pada usaha untuk membantu peserta didik dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, dan juga untuk meningkatkan kesadaran mereka (peserta didik)tentang nilai-nilai mereka sendiri dengan cara berpikir secara rasional dan juga menggunakan kesadaran emosional secara bersama-sama. Pendekatan ini bertujuan untuk membantu peserta didik dalam menyadari dan mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri serta nilai-nilai orang lain, kedua adalah membantu peserta didik agar mereka mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan orang lain, dan yang ketiga adalah membantu peserta didik agar mereka mampu menggunakan secara bersama-sama kemampuan berpikir rasional dan kesadaran emosional untuk memahami perasaan,nilai-nilai, dan pola tingkah laku mereka sendiri.

Contohnya adalah seorang peserta didik mampu untuk berkomunikasi secara terbuka dan dapat bersikap jujur dengan orang lain yang berhubungan dengan nilai-nilai yang dapat diaktualisasikan dalam kehidupannya pribadi sendiri.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Arina izzati 2013053096 -
Arina Izzati 2013053096
Izin menanggapi

Macam-macam pendekatan moral
1. Pendekatan Penanaman Nilai (Inculcation Approach)
Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) adalah suatu pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri siswa.

Tujuan pendidikan nilai menurut pendekatan ini adalah: Diterimanya nilai-nilai sosial tertentu oleh siswa dan berubahnya nilai-nilai siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial yang diinginkan.

Metoda yang digunakan dalam proses pembelajaran menurut pendekatan ini antara lain: keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi, permainan peranan, dan lain-lain.

Contoh:
  • Menceritakan kisah keteladanan para nabi
  • Mengadakan panggung boneka (cerita inspiratif)
  • Melakukan permainan congklak (melatih kejujuran)
  • Menunjukan contoh perilaku yang baik kepada anak

2. Pendekatan Analisis Nilai (Values Analysis Approach)
Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan siswa untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial.

Tujuan: Membantu siswa untuk menggunakan kemampuan berpikir logis dan penemuan ilmiah dalam menganalisis masalah-masalah sosial, yang berhubungan dengan nilai moral tertentu. Serta Membantu siswa untuk menggunakan proses berpikir rasional dan analitik, dalam menghubung-hubungkan dan merumuskan konsep tentang nilai-nilai mereka.

Metoda-metoda pengajaran yang digunakan adalah: pembelajaran secara individu atau kolompok tentang masalah-masalah sosial yang memuat nilai moral, penyelidikan kepustakaan, penyelidikan lapangan, dan diskusi kelas berdasarkan kepada pemikiran rasional.

Contoh:
  • Berdiskusi dengan teman tentang isu-isu moral yang sedang terjadi
  • Studi kepustakaan (membaca buku tentang masalah moral)

3. Pendekatan Pembelajaran Berbuat (Action Learning Approach)
Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach) memberi penekanan pada usaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok.

Tujuan: Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan moral, baik secara perseorangan mahupun secara bersama-sama, berdasarkan nilai-nilai mereka sendiri. Serta mendorong siswa untuk melihat diri mereka sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam pergaulan dengan sesama, yang tidak memiliki kebebasan sepenuhnya, melainkan sebagai warga dari suatu masyarakat, yang harus mengambil bagian dalam suatu proses demokrasi.

Metoda-metoda yang digunakan adalah projek-projek tertentu untuk dilakukan di sekolah atau dalam masyarakat, dan praktek keterampilan dalam berorganisasi atau berhubungan antara sesama.

Contoh:
  • Melakukan bakti sosial di lingkungan sekolah
  • Membuka donasi untuk teman yang terdampak bencana alam
  • Menjenguk teman yang sedang sakit
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Widya Mitasari -
Widya Mitasari 2013053064
Izin menjawab
1.pendekatan inclucation
(inclucation approach) adalah suatu pendekatan yang memberikan penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial di dalam diri pribadi peserta didik. Hal tersebut dilakukan demi tercapainya pendekatan penanaman nilai adalah untuk menanamkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan dan bersifat baik untuk kedepannya bagi peserta didik tersebut. Pendekatan inclucation ini bertugas untuk menanamkan nilai-nilai kepada peserta didik sehingga peserta didik tersebut harus menempatkan dirinya secara efisien sesuai peran yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Contoh pendekatan inclucation (penanaman nilai) adalah seorang pendidik misalnya bereaksi sangat keras dan kecewa terhadap peserta didiknya nya yang baru saja mengucapkan perkataan seperti hinaan yang bersifat rasial kepada peserta didik lainnya.
Contohnya seperti: Peserta didik menghina temannya dengan perkataan "kamu bodoh sekali" nah di situ pendidik berperan untuk menanamkan nilai yang baik kepada peserta didik nya agar menjaga perkataan nya.
2. Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif (Cognitive Moral Development Approach)
seringkali disebut dengan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya.Pendekatan ini merupakan upaya untuk merangsang siswa untuk mengembangkan pola penalaran moral yang lebih kompleks melalui tahap berturut-turut dan berurutan.
Contoh : pendidik membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok, kemudian pendidik memberikan satu dilema moral dapat dilakukan dengan kegiatan lembar cerita, role-playing, fragmen film, atau kliping Koran. Peserta didik harus dapat memahami “masalah pokok” yang dilematis yang dihadapi tokoh utama dalam cerita.. Proses diskusi dimulai dengan penyajian cerita yang mengandung dilema. Dalam diskusi tersebut, siswa didorong untuk menentukan posisi apa yang sepatutnya dilakukan oleh orang yang terlibat, apa alasan-alasannya

3. Pendekatan Pembelajaran Berbuat (Action Learning Approach)
Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach) memberi penekanan pada usaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok.

Tujuan: Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan moral, baik secara perseorangan mahupun secara bersama-sama, berdasarkan nilai-nilai mereka sendiri. Serta mendorong siswa untuk melihat diri mereka sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam pergaulan dengan sesama, yang tidak memiliki kebebasan sepenuhnya, melainkan sebagai warga dari suatu masyarakat, yang harus mengambil bagian dalam suatu proses demokrasi.

Metoda-metoda yang digunakan adalah projek-projek tertentu untuk dilakukan di sekolah atau dalam masyarakat, dan praktek keterampilan dalam berorganisasi atau berhubungan antara sesama.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by SHERLY IKA SAVITRI -
Sherly Ika Savitri
NPM 2013053116

1. Pendekatan Penanaman Nilai (Inculcation Approach)
Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) merupakan pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam peserta didik.Tujuan dari pendekatan penanaman nilai adalah untuk menanamkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan.Menurut pendekatan ini, nilai-nilai dipandang sebagai standar atau aturan perilaku yang bersumber dari masyarakat dan budaya. Menilai dianggap sebagai identifikasi proses dan sosialisasi dimana seseorang, kadang-kadang secara tidak sadar, mengambil standar atau norma-norma dari orang, kelompok, atau masyarakat lain dan menggabungkan mereka ke dalam sistem nilai sendiri. Contohnya, dalam metode teladan ykni pendidik memberikan sebuah contoh penanaman nilai social, seperti seseorang yang selalu membantu orang lain saat dalam kesusahan, hal ini dijadikan model nilai-nilai yang diinginkan dimana pendidik mengaharapkan agar peserta didik dapat mengadopsi nilai-nilai tersebut.

2. Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif (Cognitive Moral Development Approach)
Pendekatan ini seringkali disebut dengan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya.Pendekatan ini merupakan upaya untuk merangsang siswa untuk mengembangkan pola penalaran moral yang lebih kompleks melalui tahap berturut-turut dan berurutan. Tahap berurutan disini dimkasudkan sebagai tahapan perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari tingkat rendah menuju tingkatan yang lebih tinggi. Contohnya ada dalam tahap-tahap menurut Kohlberg dimana ada tiga yakni pra-konvensional, kovensional, dan pascakonvensional. Seseorang akan mengetahui baik dan buruknya dahulu, lalu seseorang akan memahami mana yang baik dan buruk, dan akhirnya seseorang akan dapat memilih untuk melakukan yang baik atau buruk. Seorang anak merasa benar apabila ia  mematuhi perkataan orang tuanya dan merasa bersalah apabila melanggar perintah orang tuanya, penalaran moral seperti itu, pertama-tama didasari oleh kesadaran, bahwa ia tidak patuh ia akan mendapatkan hukuman yang menimbulkan rasa sakit dan perasaan tidak nyaman.

3. Pendekatan Analisis Nilai (Values Analysis Approach)
Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai- nilai sosial. Jika dibandingkan dengan pendekatan perkembangan kognitif, salah satu perbedaan diantara keduanya adalah pendekatan analisis nilai lebih menekankan pada pembahasan masalah-masalah yang memuat nilai-nilai sosial.Adapun pendekatan perkembangan kognitif memberi penekanan pada dilema moral yang bersifat perseorangan. Contohnya peserta didik diberikan sebuah opini atau sebuah masalah yang harus dianalisis agar peserta didik dapat berpikir kritis dan logis.

In reply to First post

Re: forum diskusi

by Dimas Aris Setiawan -
Nama : Dimas Aris Setiawan
NPM : 2013053066

Izin menjawab pertanyaan ibu
Tiga macam Pendekatan Moral
1. Pendekatan Inclucation (Pendekatan Penanaman Nilai)

Pendekatan Inclucation adalah pendekatan yang memberi penekanan dalam menanamkan nilai dan moral pada peserta didik, agar nilai dan moral tersebut dapat diterima oleh peserta didik, yang secara perlahan mengubah moral buruk menjadi moral yang baik.
Contohnya yaitu :
  • pendidik menjadi teladan atau model yang memiliki moral sikap tanggung jawab bagi peserta didiknya. Sehingga peserta didik dapat termotivasi dan meniru moral baik tersebut.
  • Pendidik juga bisa memberikan suatu cerita inspirasi yang dapat menjadi teladan atau model dalam penanaman moral yang baik. Contohnya cerita nabi, dan kisah kisah akhlak kebaikan.
  • Pendidik memberikan pujian apabila peserta didik menunjukkan nilai moral yang baik. Lalu memberikan teguran atau hukuman, bila peserta didik melakukan pelanggaran peraturan sekolah.

2. Pendekatan Analisis 
Pendekatan Analisis adalah pendekatan yang memberikan penekanan pada peserta didik untuk dapat memahami, membedakan, dan menganalisis nilai moral yang baik maupun buruk yang ada di lingkungan sekitarnya secara logis. Setelah dapat membedakan dan menganalisis moral, diharapkan peserta didik dapat mengikuti perbuatan moral yang baik. Contohnya yaitu :
  • Diskusi kelas membahas masalah-masalah moral.
  • Melakukan proyek penyelidikan lapangan dengan mengamati nilai moral yang ada pada masyarakat di sekitar lingkungan peserta didik.

3. Pendekatan Action Learning (Pendekatan pembelajaran berbuat)
Pendekatan action learning merupakan pendekatan menekankan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk dapat melakukan perilaku atau perbuatan moral yang baik secara perseorangan maupun bersama-sama, dengan diiringi oleh kontrol atau pengawasan dari pendidik. Contohnya yaitu :
  • Praktek keterampilan dalam berorganisasi di suatu ekstrakurikuler sekolah
  • mengajak peserta didik untuk melakukan proyek sosial untuk membantu para korban bencana alam.
  • Peserta didik dapat melakukan bakti sosial di lingkungan sekitar sekolah, yang bertujuan untuk melatih sikap sopan santun serta moral baik peserta didik.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Febi Eka Putri -
Pendekatan 1
1. Inkulkasi
Inkulkasi merupakan penanaman nilai moral dengan memberikan pertanyaan kepada peserta didik yang mengarah pada moral peserta didik tersebut.
Contohnya, pendidik bertanya kepada peserta didik "apakah yang akan kalian lakukan ketika melihat teman atau saudara kalian yang yang terkena bencana banjir sehingga rumah beserta isinya hanyut terbawa arus banjir?"
2. Moral Development
Moral development yaitu pendekatan yang mendorong peserta didik berpikir secara aktif mengenai permasalahan-permasalahan moral dan solusinya..
Contohnya, pendidik memberikan sesuatu tu cerita panjang. Lalu, pendidik meminta peserta didik untuk menganalisis masalah moral apa saja yang terdapat di dalam cerita tersebut. Dan meminta untuk peserta didik menentukan solusi dari permasalahan moral tersebut.

Pendekatan 2
1. Klarifikasi Nilai
Klarifikasi nilai merupakan pendekatan dimana peserta didik dapat dapat menilai dan menentukan nilai moral yang ada pada dirinya maupun orang lain.
Contohnya, pendidik meminta peserta didik untuk menganalisis nilai apa saja yang terdapat dari peserta didik tersebut masing-masing dan yang terdapat pada diri teman sebangkunya. Lalu, pendidik meminta agar peserta didik membandingkannya.. sehingga peserta didik mengetahui apa saja nilai moral dan perbedaan nilai moral di setiap individu.
2. Action Learning
Action learning yaitu pendekatan pemecah masalah baik secara individu maupun oleh kelompok.
Contohnya, pendidik memberikan suatu permasalahan kepada peserta didik. Kemudian, pendidik meminta peserta didik untuk mendiskusikan bersama kelompok mengenai solusi atau pemecahan masalah dari permasalahan yang diberikan.

Pendekatan 3
Analisis
Analisis nilai merupakan pendekatan yang mengarah kepada penalaran peserta didik..
Contohnya, pendidik meminta peserta didik untuk menganalisis apa saja masalah-masalah moral yang terdapat lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, maupun lingkungan masyarakat. Kemudian, peserta didik melaporkan kepada pendidik tentang masalah-masalah moral, akibat, dan solusinya.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Okta Mirnawati 2013053130 -
Nama: Okta Mirnawati
NPM: 2013053130
1. Inclucation approach atau pendekatan penanaman nilai adalah salah satu pendekatan yang memfokuskan untuk mengintegrasikan nilai tertentu seperti nilai sosial pada diri peserta didik, di mana hal itu bertujuan untuk merubah nilai yang tidak sesuai dengan yang diinginkan pada diri peserta didik. Pendekatan ini membutuhkan proses panjang karena melalui pendidikan formal yang dirancang secara matang oleh lembaga sekolah atau pendidik meliputi metode atau kegiatan yang dilakukan.
Contoh dari pendekatan ini dilakukan dengan beberapa metode seperti peniruan, penguatan positif negative, permainan, simulasi, dan role playing. Misalnya pada metode permainan, pendidik memberikan sebuah permainan tradisional untuk dimainkan oleh peserta didik, kemudian setelah selesai bermain pendidik menjelaskan nilai moral apa saja yang terkandung dalam permainan tersebut.

2. Moral Development approach atau pendekatan perkembangan moral adalah salah satu pendekatan moral yang bertujuan untuk mendorong peserta didik agar berfikir secara aktif berkenaan tentang masalah moral dan saat mereka membuat keputusan moral. Tahap ini itunjukkan dalam peserta didik akan lebih memahami persoalan yang terjadi dari sederhana hingga masalah yang kompleks dan mencarikan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan itu.
Contoh dari pendekatan ini misalnya dalam kegiatan pembelajaran, pendidik memberikan sebuah cerita singkat dengan konflik nyata, dimana karakter tokoh dalam cerita memiliki dilema moral seperti seorang anak yang hendak buru-buru pergi kesekolah menggunakan motor karena terlambat mengikuti ujian akhir tetapi ditengah jalan ia bertemu dengan ibu-ibu yang kebingungan mencari angkutan umum untuk mengantarkan anaknya yang sedang sakit parah. Kemudian, dari dua hal tersebut peserta didik harus membuat keputusan dengan pertimbangan, jikalau ia tidak menolong seorang ibu dan anaknya maka anak itu akan meninggal ditempat dan jikalau ia menolong, ia akan tertinggal mengikuti ujian serta dinyatakan tidak lulus.

3. Values analysis approach atau pendekatan analisis nilai adalah salah satu pendekatan moral yang memfokuskan pada perkembangan kemampuan peserta didik dalam berpikir logis melalui kegiatan menganalisis masalah yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial. Kemudian, pendekatan ini bertujuan untuk membuat anak dapat menggunakan kemampuan berpikir logis dan penemuan ilmiah pada kegiatan menganalisis masalah sosial yang terjadi serta dalam proses berpikir rasional dan analitik untuk mengaitkan dan merumuskan konsep tentang nilai yang mereka pahami.
Contoh dari pendekatan ini adalah yang berkaitan dengan isu-isu nilai sosial dalam masyarakat, dimana nantinya melalui pendekatan ini peserta didik akan lebih memberikan pemahaman terhadap aspek nilai moral yang diterapkan di masyarakat. Misalnya peserta didik berdiskusi secara berkelompok untuk menyelesaikan salah satu permasalahan nilai moral di masyarakat dan diminta untuk menganalisis masalah tersebut.
Terima kasih
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Wildah Aprilia Dharma -
Wildah Aprilia Dharma 2013053078

a. Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) -> penanaman nilai-nilai sosial dalam diri individu. Tujuannya adalah untuk diterimanya nilai-nilai sosial tertentu oleh individu serta berubahnya nilai-nilai individu yang tidak sinkron dengan nilai-nilai sosial yang diinginkan.
Metode yang digunakan adalah keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi, permainan peran.
Contoh: bereaksi sangat mendalam dan keras terhadap seorang peserta didik yang baru saja mengucapkan hinaan yang bersifat rasial kepada peserta didik lain di kelas.
b. Pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach) -> mendorong individu untuk berpikir aktif perihal persoalan-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. Tujuan yang ingin dicapai terdapat dua hal yang utama, yaitu :
1. Membantu individu dalam membentuk pertimbangan moral yang lebih kompleks berdasarkan nilai yang tinggi
2. Mendorong individu untuk mendiskusikan alasannya saat menentukan nilai pada suatu persoalan moral
Pada pendekatan ini menggunakan metode diskusi kelompok.
Contoh: melalui bacaan singkat atau film, peserta didik disajikan dengan cerita yang melibatkan satu atau lebih karakter yang dihadapkan pada dilema moral.  Peserta didik diminta untuk menyatakan apa yang harus dilakukan oleh orang dalam cerita tersebut dan dengan memberikan alasan untuk jawaban tersebut, dan kemudian mendiskusikannya dengan orang lain.
c. Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) -> fokus di perkembangan kemampuan individu untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis, masalah yang berhubungan menggunakan nilai-nilai sosial. Terdapat dua tujuan utama, yaitu :
1. Membantu individu untuk menggunakan kemampuan berpikir logis dalam menganalisis masalah
2. Membantu individu untuk menggunakan proses berpikir rasional dan analitik
Metode yang sering dipergunakan yaitu pembelajaran secara individu atau kelompok.
Contoh: belajar kelompok berdasarkan masalah dan isu-isu nilai sosial, studi kepustakaan dan penelitian lapangan, dan diskusi kelas rasional. Tahapan operasi intelektual yang sering digunakan dalam analisis nilai meliputi menyatakan masalah, mempertanyakan dan menguatkan dalam relevansi laporan, menerapkan kasus yang sama untuk memenuhi syarat dan memperbaiki posisi nilai, menunjukkan inkonsistensi logis dan empiris dalam argumen, dan pengujian bukti.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Yasinta Almaida -
Yasinta Almaida 2013053072

a. Pendekatan penanaman nilai
Penanaman nilai-nilai sosial dalam diri individu. Tujuannya adalah untuk diterimanya nilai-nilai sosial tertentu oleh individu dan berubahnya nilai-nilai individu yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial yang diinginkan.
Metode yang digunakan adalah keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi, permainan peran. Contohnya adalah memperlihatkan ekspresi marah ketika peserta didik berkata kasar di kelas.

b. Pendekatan perkembangan moral kognitif
Mendorong individu untuk berpikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. Tujuan yang ingin dicapai ada dua hal yang utama, yaitu :
1. Membantu individu dalam membuat pertimbangan moral yang lebih kompleks berdasarkan nilai yang tinggi.
2. Mendorong individu untuk mendiskusikan alasannya ketika memilih nilai dalam suatu masalah moral.
Pada pendekatan ini menggunakan metode diskusi kelompok. Contohnya yaitu menyajikan nilai cerita faktual yang kemudian dibahas dalam kelompok-kelompok kecil.

c. Pendekatan analisis nilai
Penekanan pada perkembangan kemampuan individu untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis, masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial. Ada dua tujuan utama, yaitu :
1. Membantu individu untuk menggunakan kemampuan berpikir logis dalam menganalisis masalah.
2. Membantu individu untuk menggunakan proses berpikir rasional dan analitik.
Metode yang sering digunakan yaitu pembelajaran secara individu atau kelompok. Contohnya menilai sebuah tindakan berdasarkan masalah dan isu-isu nilai sosial, studi kepustakaan dan penelitian lapangan, dan diskusi kelas rasional.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Rima Anggraini -
Nama : Rima Anggraini
Npm : 201303062
Izin menanggapi bu.
Pendekatan 1
a.Inculcation Approach yaitu pendekatan yang menekankan pada penanaman nilai-nilai social pada diri siswa.Tujuannya adalah agar diterimanya nilai-nilai social tertentu dan berubahnya nilai nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai social.Contoh Metodenya yaitu : Modelling,penguatan positif/negative,alternative permainan,gam dan stimulasi dan role playing.
b.cognitive moral development approach yaitu pendekatan untuk mendorong peserta didik berfikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral dari tingkat yang lebih rendah menuju tingkat yang lebih tinggi.Contoh Metodenya yaitu : episode dilemma moral denagn diskusi kelompok kecil dan diskusi argumentative tanpa menghadirkan jawaban benar.
Pendekatan 2 :
a.analysisis bertujuan agar peserta didik menggunakan pikiran logis dan penelitian ilmiah untuk memutuskan masalah,untuk membantu peserta didik menggunakan pikiran rasional,proses-proses analitik,dalam menghubungkan dan mengkonseptualisasikan niai-nilai,serta membantu peserta didik menggunakan pikiran rasional dan kesadaran emosional.Salah satu contoh metodenya yaitu : diskusi rasional.
Pendekatan 3
a.pendekatan klarifikasi nilai bertujuan agar peserta didik menjadi sadar dan mengklarifikasikan nilai yang ada pada drinya dan nilai yang orang lain punya,membantu peserta didik mengkomunikasikan nilai yang dimiliki secara terbuka dnegan orang lain serta agar peserta didik berfikir rasional.Contoh metodenya yaitu rola-playing games.
b.pendekatan action learning bertujuan untuk analisis dan klarifikasi nilai,membuat peluang peserta didik agar bertindak baik secara personal maupun secara sosial,dan mendorong peserta dididk agar menyadari diri sendiri sebagai makhluk yang tidak otonom interaktif dalam hubungan social-personal.contoh Metodenya yaitu pengorganisasian kelompok.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Perhanda Hapit 2013053179 -
1. Pendekatan Penanaman Nilai (Inculcation Approach)

Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) merupakan pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam peserta didik.Tujuan dari pendekatan penanaman nilai adalah untuk menanamkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan.Menurut pendekatan ini, nilai-nilai dipandang sebagai standar atau aturan perilaku yang bersumber dari masyarakat dan budaya. Menilai dianggap sebagai identifikasi proses dan sosialisasi dimana seseorang, kadang-kadang secara tidak sadar, mengambil standar atau norma-norma dari orang, kelompok, atau masyarakat lain dan menggabungkan mereka ke dalam sistem nilai sendiri.
Dalam pandangan ini tugas pendidikan nilai adalah untuk menanamkan nilai-nilai sehingga orang harus menempatkan dirinya secara efisien sesuai peran yang ditentukan oleh masyarakat

contoh dari pendekatan ini, Superka mengemukakan seorang guru, misalnya, mungkin bereaksi sangat mendalam dan keras terhadap seorang siswa yang baru saja mengucapkan hinaan yang bersifat rasial kepada siswa lain di kelas.

2. Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif (Cognitive Moral Development Approach)
Pendekatan ini seringkali disebut dengan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya.Pendekatan ini merupakan upaya untuk merangsang siswa untuk mengembangkan pola penalaran moral yang lebih kompleks melalui tahap berturut-turut dan berurutan.

Tahap berurutan disini dimkasudkan sebagai tahapan perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari tingkat rendah menuju tingkatan yang lebih tinggi.

Pendekatan perkembangan moral kognitif ini didasarkan pada teori perkembangan moral. Di dalam teori yang dikemukakan oleh Kolhberg, bahwasanya perkembangan kognitif manusia terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu:
a. Tingkat pra-konvensional
Pada tingkat ini aturan berisi ukuran moral yang dibuat berdasarkan otoritas.Anak tidak melanggar aturan moral karena takut ancaman atau hukuman dari otoritas.
Tingkat ini dibagi menjadi dua tahap.Pertama, tahap orientasi terhadap kepatuhan dan hukuman.Pada tahap ini anak hanya mengetahui bahwa aturan-aturan itu ditentukan oleh adanya kekuasaan yang tidak bisa diganggu gugat. Anak harus menurut, atau kalau tidak, akan mendapat hukuman. Kedua, tahap relativistik hedonisme. Pada tahap ini anak tidak lagi secara mutlak tergantung pada aturan yang berada di luar dirinya yang ditentukan orang lainyang memiliki otoritas. Anak mulai sadar bahwa setiap kejadian mempunyai beberapa segi yang bergantung pada kebutuhan (relativisme) dan kesenangan seseorang (hedonisme).

b. Tingkat konvensional
Pada tingkatan ini anak mematuhi aturan yang dibuat bersama agar diterima dalam kelompoknya.Sikap diartikan tidak hanya sebatas kesesuaian dengan tatanan sosial, tetapi juga kesetiaan.Akibatnya individu secara aktif mempertahankan, mendukung dan dan mengidentifikasikan diri dengan orang atau kelompok di dalamnya.
Tingkat ini juga terdiri dari dua tahap.

Pertama, tahap orientasi mengenai anak yang baik. Pada tahap ini anak mulai memperlihatkan orientasi perbuatan yang dapat dinilai baik atau tidak baik oleh orang lain atau masyarakat. Sesuatu dikatakan baik dan benar apabila sikap dan perilakunya dapat diterima orang lain atau masyarakat.

Kedua, tahap mempertahan-kan norma sosial dan otoritas. Pada tahap ini anak menunjukkan perbuatan baik dan benar bukan hanya agar dapat diterima oleh lingkungan masyarakat sekitarnya, tetapi juga bertujuan agar dapat ikut mempertahankan aturan dan norma/nilai sosial yang ada sebagai kewajiban dan tanggung jawab moral untuk melaksanakan aturan yang ada.

c. Tingkat post-konvensional
Pada tingkat ini anak mematuhi aturan untuk menghindari hukuman kata hatinya. Pada tingkat ini terdapat usaha yang jelas untuk mencapai definisi pribadi akan nilai-nilai moral untuk menentukan prinsip-prinsip yang memiliki validitas dan aplikasi terpisah dari otoritas kelompok dan terpisah dari identifikasi individu sendiri dengan kelompok.
Tingkat ini juga terdiri dari dua tahap.

Pertama, tahap orientasi terhadap perjanjian antara dirinya dengan lingkungan sosial. Pada tahap ini ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan masyarakat.Seseorang mentaati aturan sebagai kewajiban dan tanggung jawab dirinya dalam menjaga keserasian hidup bermasyarakat.

Kedua, tahap universal. Pada tahap ini selain ada norma pribadi yang bersifat subjektif, ada juga norma etik (baik/buruk, benar/salah) yang bersifat universal sebagai sumber menentukan sesuatu perbuatan yang berhubungan dengan moralitas.

3.Pendekatan Analisis Nilai (Values Analysis Approach)

Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai- nilai sosial.

Jika dibandingkan dengan pendekatan perkembangan kognitif, salah satu perbedaan diantara keduanya adalah pendekatan analisis nilai lebih menekankan pada pembahasan masalah-masalah yang memuat nilai-nilai sosial.Adapun pendekatan perkembangan kognitif memberi penekanan pada dilema moral yang bersifat perseorangan.

Berbeda dengan pendekatan perkembangan moral, analisis nilai berkonsentrasi terutama pada isu-isu nilai sosial daripada dilema moral pribadi. Karena itu, pendekatan analisis lebih memberikan pemahaman pada aspek nilai-nilai moral yang dapat diterapkan pada kehidupan sosial.

Ada dua tujuan utama pendidikan moral menurut pendekatan ini.

Pertama, membantu siswa untuk menggunakan kemampuan berpikir logis dan penemuan ilmiah dalam menganalisis masalah-masalah sosial, yang berhubungan dengan nilai moral tertentu.

Kedua, membantu siswa untuk menggunakan proses berpikir rasional dan analitik, dalam menghubung-hubungkan merumuskan konsep tentang nilai-nilai mereka.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Lia Setianingsih -
Lia Setianingsih
2013053141

Izin menanggapi bu
1. Inculcation Approach
Pendekatan penanaman nilai (Inculcation Approach) adalah suatu pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri peserta didk. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk menginternalisasikan nilai tertentu kepada peserta didik dan mengubah nilai-nilai dari para peserta didik yang mereka refleksikan sebagai bentuk tertentu yang diharapkan. Menurut pendekatan ini, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran antara lain keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi, permainan peranan, dan lain-lain.
Contoh:
Seorang pendidik yang bereaksi sangat mendalam dalam menegur peserta didik yang mengucapkan hinaan bersifat rasial kepada peserta didik lain di kelas. Pendidik dalam hal ini menanamkan bahwa nilai-nilai abadi martabat manusia dan menghormati individu sangat penting untuk kelangsungan hidup bermasyarakat.
Pendidik tidak hanya menginformasikan mengenai nilai yang baik dan buruk, tetapi juga melaksanakan dan memberikan contoh amalan yang nyata sehingga peserta didik dapat menerima dan mengamalkan nilai-nilai yang telah diajarkan.

2. Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif (Cognitive Moral Development)
Pendekatan ini dikatakan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya. Pendekatan ini mendorong peserta didik untuk berpikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. Perkembangan moral menurut pendekatan ini dilihat sebagai perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari suatu tingkat yang lebih rendah menuju tingkat yang lebih tinggi. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan pola-pola penalaran moral yang lebih kompleks dan mendorong para peserta didik mendiskusikan alasan-alasan pilihan dan posisi nilai mereka.
Contoh:
Seseorang menaati aturan sebagai kewajiban dan tanggung jawab dirinya dalam menjaga keserasian hidup bermasyarakat.
Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi mengenai salah satu dilema moral yang dapat dilakukan dengan kegiatan lembar cerita, fragmen film, dan lain-lain. Peserta didik diminta untuk memahami masalah pokok yang dihadapi tokoh utama dalam cerita tersebut.

3. Pendekatan Analisis Nilai
Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial. Ada dua tujuan utama pendidikan moral menurut pendekatan ini. Pertama, membantu peserta didik untuk menggunakan kemampuan berpikir logis dan penemuan ilmiah dalam menganalisis masalah-masalah sosial, yang berhubungan dengan nilai moral tertentu. Kedua, membantu peserta didik untuk menggunakan proses berpikir rasional dan analitik, dalam menghubunghubungkan dan merumuskan konsep tentang nilai mereka.
Contoh:
Pendidik memberikan isu sosial yang sedang terjadi dimasyarakat. Peserta didik diminta untuk mengidentifikasi penyebab dan proses penyelesain isu sosial tersebut berdasarkan fakta dan alasan.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Fadilatun Nisa Aulia -
Izin menjawab ibu dan teman teman

Nama : Fadilatun Nisa Aulia
NPM : 2063053002

A. Pendekatan Penanaman Nilai (Inculcation Approach)
Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) merupakan pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam peserta didik.Tujuan dari pendekatan penanaman nilai adalah untuk menanamkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan.Menurut pendekatan ini, nilai-nilai dipandang sebagai standar atau aturan perilaku yang bersumber dari masyarakat dan budaya. Menilai dianggap sebagai identifikasi proses dan sosialisasi dimana seseorang, kadang-kadang secara tidak sadar, mengambil standar atau norma-norma dari orang, kelompok, atau masyarakat lain dan menggabungkan mereka ke dalam sistem nilai sendiri.
Dalam pandangan ini tugas pendidikan nilai adalah untuk menanamkan nilai-nilai sehingga orang harus menempatkan dirinya secara efisien sesuai peran yang ditentukan oleh masyarakat.Lebih lanjut, pendekatan penanaman nilai ini sering diasumsikan sebagai pendekatan negatif.Namun pendekatan ini seringkali digunakan oleh banyak kalangan, termasuk di dalamnya kaum agamawan.
Sebagai contoh dari pendekatan ini, Superka mengemukakan seorang guru, misalnya, mungkin bereaksi sangat mendalam dan keras terhadap seorang mahasiswa yang baru saja mengucapkan hinaan yang bersifat rasial kepada siswa lain di kelas.Metode yang sering digunakan dalam proses pembelajaran menurut pendekatan ini antara lain: keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi, permainan peranan, dan lain-lain.
Dari beberapa metode-metode di atas, menurut Superka, yang sering digunakan dan efektif adalah metode penguatan. Proses ini mungkin melibatkan penguatan positif, seperti guru memuji siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai tertentu.
Contohnya misalnya :
Ana adalah salah satu murid di sekolah SD. Lalu pada suatu hari ana meminjamkan pensilnya kepada temanya dan buguru melihat sikap ana yang baik tersebut. Lalu Bu guru memuji ana karena ana sudah sangat baik untuk membantu temanya yang tidak membawa pensil.

B. Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif (Cognitive Moral Development Approach)
Pendekatan ini seringkali disebut dengan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya.Pendekatan ini merupakan upaya untuk merangsang siswa untuk mengembangkan pola penalaran moral yang lebih kompleks melalui tahap berturut-turut dan berurutan.
Tahap berurutan disini dimkasudkan sebagai tahapan perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari tingkat rendah menuju tingkatan yang lebih tinggi.
Pendekatan perkembangan moral kognitif ini didasarkan pada teori perkembangan moral. Di dalam teori yang dikemukakan oleh Kolhberg, bahwasanya perkembangan kognitif manusia terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu:
a. Tingkat pra-konvensional
Pada tingkat ini aturan berisi ukuran moral yang dibuat berdasarkan otoritas.Anak tidak melanggar aturan moral karena takut ancaman atau hukuman dari otoritas.
Tingkat ini dibagi menjadi dua tahap.Pertama, tahap orientasi terhadap kepatuhan dan hukuman.Pada tahap ini anak hanya mengetahui bahwa aturan-aturan itu ditentukan oleh adanya kekuasaan yang tidak bisa diganggu gugat. Anak harus menurut, atau kalau tidak, akan mendapat hukuman. Kedua, tahap relativistik hedonisme. Pada tahap ini anak tidak lagi secara mutlak tergantung pada aturan yang berada di luar dirinya yang ditentukan orang lainyang memiliki otoritas. Anak mulai sadar bahwa setiap kejadian mempunyai beberapa segi yang bergantung pada kebutuhan (relativisme) dan kesenangan seseorang (hedonisme).
b. Tingkat konvensional
Pada tingkatan ini anak mematuhi aturan yang dibuat bersama agar diterima dalam kelompoknya.Sikap diartikan tidak hanya sebatas kesesuaian dengan tatanan sosial, tetapi juga kesetiaan.Akibatnya individu secara aktif mempertahankan, mendukung dan dan mengidentifikasikan diri dengan orang atau kelompok di dalamnya.
Tingkat ini juga terdiri dari dua tahap.Pertama, tahap orientasi mengenai anak yang baik. Pada tahap ini anak mulai memperlihatkan orientasi perbuatan yang dapat dinilai baik atau tidak baik oleh orang lain atau masyarakat. Sesuatu dikatakan baik dan benar apabila sikap dan perilakunya dapat diterima orang lain atau masyarakat. Kedua, tahap mempertahan-kan norma sosial dan otoritas. Pada tahap ini anak menunjukkan perbuatan baik dan benar bukan hanya agar dapat diterima oleh lingkungan masyarakat sekitarnya, tetapi juga bertujuan agar dapat ikut mempertahankan aturan dan norma/nilai sosial yang ada sebagai kewajiban dan tanggung jawab moral untuk melaksanakan aturan yang ada.
c. Tingkat post-konvensional
Pada tingkat ini anak mematuhi aturan untuk menghindari hukuman kata hatinya. Pada tingkat ini terdapat usaha yang jelas untuk mencapai definisi pribadi akan nilai-nilai moral untuk menentukan prinsip-prinsip yang memiliki validitas dan aplikasi terpisah dari otoritas kelompok dan terpisah dari identifikasi individu sendiri dengan kelompok.
Tingkat ini juga terdiri dari dua tahap. Pertama, tahap orientasi terhadap perjanjian antara dirinya dengan lingkungan sosial. Pada tahap ini ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan masyarakat.Seseorang mentaati aturan sebagai kewajiban dan tanggung jawab dirinya dalam menjaga keserasian hidup bermasyarakat.Kedua, tahap universal. Pada tahap ini selain ada norma pribadi yang bersifat subjektif, ada juga norma etik (baik/buruk, benar/salah) yang bersifat universal sebagai sumber menentukan sesuatu perbuatan yang berhubungan dengan moralitas.

Contohnya :
Ibu dita sudah membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok kecil di kelasnya, lalu ibu dita menyuruh anak anak untuk melihat film pendek tentang sebuah cerita perjuangan tokoh bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan nya. Lalu ibu dita juga meninta kepada peserta didik untuk memperhatikan nilai nilai moral apa saja yang terkandung dan wajib diteladani untuk kita semua dari cuplikan film tersebut.
Akhirnya semua peserta didik menonntin film tersebut dan mendiskusikan nilai moral apa saja yang wajib diteladani ? Salah satu kelompok sudah maju dan mempresentasikan hasilnya. Dari beberapa presentasi peserta didik dapat diambil kesimpulan bahwa nilai moral yang dapat diambil dari tokoh perjuangan bangsa Indonesia adalah cinta terhadap tanah airnya dan tidak meminta balas Budi akan jasa jasanya.

C.Pendekatan Analisis Nilai (Values Analysis Approach)
Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai- nilai sosial. Jika dibandingkan dengan pendekatan perkembangan kognitif, salah satu perbedaan diantara keduanya adalah pendekatan analisis nilai lebih menekankan pada pembahasan masalah-masalah yang memuat nilai-nilai sosial.Adapun pendekatan perkembangan kognitif memberi penekanan pada dilema moral yang bersifat perseorangan.
Berbeda dengan pendekatan perkembangan moral, analisis nilai berkonsentrasi terutama pada isu-isu nilai sosial daripada dilema moral pribadi. Karena itu, pendekatan analisis lebih memberikan pemahaman pada aspek nilai-nilai moral yang dapat diterapkan pada kehidupan sosial.
Metode yang paling sering digunakan dalam pendekatan analisis untuk menilai sebuah tindakan adalah metode belajar kelompok berdasarkan masalah dan isu-isu nilai sosial, studi kepustakaan dan penelitian lapangan, dan diskusi kelas rasional. Tahapan operasi intelektual yang sering digunakan dalam analisis nilai meliputi menyatakan masalah, mempertanyakan dan menguatkan dalam relevansi laporan, menerapkan kasus yang sama untuk memenuhi syarat dan memperbaiki posisi nilai, menunjukkan inkonsistensi logis dan empiris dalam argumen, dan pengujian bukti.

Dalam pendekatan analisis nilai ini terdapat enam langkah analisis nilai yang penting dan perlu diperhatikan dalam proses pendidikan nilai menurut pendekatan nilai (Hersh, et. al., 1980; Elias, 1989).

Enam langkah tersebut menjadi dasar dan sejajar dengan enam tugas penyelesaian masalah berhubungan dengan nilai, sebagai berikut:

1. Langkah analisis nilai:
•Mengidentifikasi dan menjelaskan nilai yang terkait
•Mengumpulkan fakta yang berhubungan.
•Menguji kebenaran fakta yang berkaitan.
•Menjelaskan kaitan antara fakta yang bersangkutan
•Merumuskan keputusan moral sementara.
•Menguji prinsip moral yang digunakan dalam pengambilan keputusan.

2. Tugas penyelesaian masalah:
•Mengurangi perbedaan penafsiran tentang nilai yang terkait
•Mengurangi perbedaan dalam fakta yang berhubungan
•Mengurangi perbedaan kebenaran tentang fakta yang berkaitan.
•Mengurangi perbedaan tentang kaitan antara fakta yang bersangkutan.
•Mengurangi perbedaan dalam rumusan keputusan sementara.
•Mengurangi perbedaan dalam pengujian prinsip moral yang diterima.

Selanjutnya Pendekatan pengungkapan nilai ini, akan membantu siswa untuk menyadari identitas dan nilai-nilai yang dimiliki serta yang dimiliki orang lain.
Pendekatan ini juga memungkinkan siswa berkomunikasi secara jujur dan terbuka. Pendekatan penanaman nilai, membantu siswa untuk mempertahankan nilai-nilai yang diinginkan.

Terima Kasih.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Serly Setyowati 2013053081 -
Serly Setyowati
2013053081
Izin berpendapat Bu mengenai macam-macam pendekatan moral.

Pendekatan Analisis
Pendekatan moral analisis adalah pendekatan yang membantu peserta didik menggunakan pikiran logis dan ilmiah untuk memutuskan masalah. Pendekatan ini juga membantu peserta didik menggunakan pikiran rasional, proses-proses analitik, dan kesadaran emosional untuk mengkaji perasaan personal, nilai-nilai, dan pola-pola perilakunya.
Contoh pendekatan analisis dalam kehidupan sehari-hari adalah belajar kelompok bersama teman-teman dan diskusi mengenai masalah dan isu-isu nilai moral.

Pendekatan Inculcation
Pendekatan inculcation merupakan pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam peserta didik. Pendekatan inculcation bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan.
Contoh pendekatan inculcation dalam kehidupan sehari-hari adalah perilaku orang tua selaku pendidik di rumah dan guru selaku pendidik di sekolah memberikan contoh perilaku moral yang baik karena mereka merupakan role player atau suri tauladan yang utama bagi pendidikan moral dan karakter peserta didik.

Pendekatan Moral Development
Pendekatan ini seringkali disebut dengan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya. Pendekatan ini merupakan upaya untuk merangsang peserta didik untuk mengembangkan pola penalaran moral yang lebih kompleks melalui tahap berturut-turut dan berurutan. Tahap berurutan disini dimkasudkan sebagai tahapan perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari tingkat rendah menuju tingkatan yang lebih tinggi.
Contoh pendekatan moral development adalah memberi sanksi yang mendidik pada peserta didik yang melanggar hukuman.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Utchi Umairoh 2013053094 -
Nama : Utchi Umairoh
NPM : 2013053094
Izin Menjawab
Pendekatan 1
1. Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) merupakan pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam peserta didik.Tujuan dari pendekatan penanaman nilai adalah untuk menanamkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan. Menilai dianggap sebagai identifikasi proses dan sosialisasi dimana seseorang, kadang-kadang secara tidak sadar, mengambil standar atau norma-norma dari orang, kelompok, atau masyarakat lain dan menggabungkan mereka ke dalam sistem nilai sendiri. Metode yang sering digunakan dalam proses pembelajaran menurut pendekatan ini antara lain: keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi, permainan peranan, dan lain-lain.

Contoh, seorang pendidik yang bereaksi kecewa, tegas, dan keras kepada siswa yang mengucapkan hinaan, cacian, dan perkataan kotor kepada siswa lain di kelas. Hal ini merupakan bentuk pendidikan singkat tapi emosional pada kejahatan rasisme atau ekspresi sederhana kekecewaan dalam perilaku siswa. Disini guru dalam posisi ini merupakan bentuk menanamkan. Mungkin ini karena ia percaya bahwa nilai-nilai abadi martabat manusia dan menghormati individu sangat penting untuk kelangsungan hidup masyarakat demokratis.

2. Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif (Cognitive Moral Development Approach). Pendekatan ini seringkali disebut dengan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya.Pendekatan ini merupakan upaya untuk merangsang siswa untuk mengembangkan pola penalaran moral yang lebih kompleks melalui tahap berturut-turut dan berurutan. Metode yang dapat digunakan dalam pendekatan perkembangan kognitif ini adalah dengan menyajikan nilai cerita faktual yang kemudian dibahas dalam kelompok-kelompok kecil.

Contoh, Seorang pendidik menyajikan bacaan singkat atau film, peserta didik diminta untuk memahami cerita yang melibatkan satu atau lebih karakter yang dihadapkan pada dilema moral yang telah disajikan. Peserta didik diminta untuk menyatakan apa yang harus dilakukan oleh orang dalam cerita tersebut dan dengan memberikan alasan untuk jawaban tersebut, dan kemudian mendiskusikannya dengan orang lain.

Pendekatan 2
3. Pendekatan Analisis Nilai (Values Analysis Approach) memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai- nilai sosial. Jika dibandingkan dengan pendekatan perkembangan kognitif, salah satu perbedaan diantara keduanya adalah pendekatan analisis nilai lebih menekankan pada pembahasan masalah-masalah yang memuat nilai-nilai sosial.Adapun pendekatan perkembangan kognitif memberi penekanan pada dilema moral yang bersifat perseorangan. Metode yang paling sering digunakan dalam pendekatan analisis untuk menilai sebuah tindakan adalah metode belajar kelompok berdasarkan masalah dan isu-isu nilai sosial, studi kepustakaan dan penelitian lapangan, dan diskusi kelas rasional.

Contoh, pendidik membuat kelompok belajar untuk membahas tentang masalah dan isu-isu nilai sosial yang ada di lingkungan sekitar. Kemudian pendidik mengajak peserta didik untuk mengunjungi perpustakaan untuk belajar bersama. Pendidik juga mengajak melakukan penelitian di lapangan dan berdiskusi secara rasional mengenai kasus nilai sosial dan bagaimana penyelesaian masalah yang ada di sekitar kita.Peserta didik diberi kebebasan untuk berpendapat.

Pendekatan 3
4. Pendekatan Klarifikasi Nilai (Values Clarification Approach) memberi penekanan pada usaha untuk membantu peserta didik dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, serta meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri dengan cara berpikir secara rasional dan juga menggunakan kesadaran emosional secara bersama-sama.

Contoh, pendidik memberi rangsangan kepada peserta didik untuk merefleksikan pikiran, perasaan, tindakan, dan nilai nilai yaitu dengan cara membuat kelompok diskusi baik kecil maupun besar. Dapat pula dilakukan secara individu ataupun kelompok. Peserta didik diminta untuk mendengarkan lagu dan karya seni, permainan dan simulasi, serta jurnal pribadi dan wawancara.

5. Pendekatan Pembelajaran Berbuat (Action Learning Approach) memberi penekanan pada usaha memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok. Metode-metode pengajaran yang digunakan dalam pendekatan analisis nilai dan klarifikasi nilai digunakan juga dalam pendekatan ini.

Contoh, pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama, berdasarkan nilai-nilai mereka sendiri. Kemudian, mendorong peserta didik diminta untuk melihat diri mereka sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam pergaulan dengan sesama, yang tidak memiliki kebebasan sepenuhnya, melainkan sebagai warga dari suatu masyarakat, yang harus mengambil bagian dalam suatu proses demokrasi.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Ida Lestari 2013053109 -
Nama: Ida Lestari
NPM: 2013053109

Izin menanggapi bu,
a. Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach),
Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) adalah suatu pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri siswa. Tujuan pendidikan nilai menurut pendekatan ini adalah: Pertama, diterimanya nilai-nilai sosial tertentu oleh siswa; Kedua, berubahnya nilai-nilai siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial yang diinginkan. Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran menurut pendekatan ini antara lain: keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi, permainan peranan, dan lain-lain.

Contohnya adalah guru memberikan contoh nilai-nilai sosial yang benar kepada siswa dengan mengubah nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang benar dan diharapkan. Misalnya dengan metode keteladanan, dimana guru memberikan contoh teladan atau tokoh yang dapat menunjukkan nilai-nilai sosial yang baik, seperti bapak Presiden yang suka berinteraksi dan memberi bantuan secara langsung kepada rakyatnya. Dengan demikian, siswa dapat meneladani dan mencontoh nilai-nilai sosial, yaitu nilai saling berbagi terhadap sesama melalui metode keteladanan yang diberikan oleh guru.

b. Pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach),
Pendekatan ini dikatakan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. Perkembangan moral menurut pendekatan ini dilihat sebagai perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari suatu tingkat yang lebih rendah menuju suatu tingkat yang lebih tinggi. Tujuan yang ingin dicapai oleh pendekatan ini ada dua hal yang utama. Pertama, membantu siswa dalam membuat pertimbangan moral yang lebih kompleks berdasarkan kepada nilai yang lebih tinggi. Kedua, mendorong siswa untuk mendiskusikan alasan-alasannya ketika memilih nilai dan posisinya dalam suatu masalah moral. Proses pengajaran nilai menurut pendekatan ini didasarkan pada dilema moral, dengan menggunakan metoda diskusi kelompok. Proses diskusi dimulai dengan penyajian cerita yang mengandung dilema. Dalam diskusi tersebut, siswa didorong untuk menentukan posisi apa yang sepatutnya dilakukan oleh orang yang terlibat, apa alasan-alasannya. Siswa diminta mendiskusikan tentang alasan-alasan itu dengan teman-temannya.

Contohnya adalah siswa diarahkan untuk berdiskusi mengenai masalah dan krisis moral yang sering terjadi akhir-akhir ini dan mengemukakan pendapat dan solusi dari mereka mengenai hal tersebut.

c. Pendekatan analisis nilai (values analysis approach),
Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan siswa untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial. Jika dibandingkan dengan pendekatan perkembangan kognitif, salah satu perbedaan penting antara keduanya bahwa pendekatan analisis nilai lebih menekankan pada pembahasan masalah-masalah yang memuat nilai-nilai sosial. Adapun pendekatan perkembangan kognitif memberi penekanan pada dilema moral yang bersifat perseorangan. Ada dua tujuan utama pendidikan moral menurut pendekatan ini. Pertama, membantu siswa untuk menggunakan kemampuan berpikir logis dan penemuan ilmiah dalam menganalisis masalah-masalah sosial, yang berhubungan dengan nilai moral tertentu. Kedua, membantu siswa untuk menggunakan proses berpikir rasional dan analitik, dalam menghubung-hubungkan dan merumuskan konsep tentang nilai-nilai mereka. Selanjutnya, metode-metode pengajaran yang sering digunakan adalah: pembelajaran secara individu atau kolompok tentang masalah-masalah sosial yang memuat nilai moral, penyelidikan kepustakaan, penyelidikan lapangan, dan diskusi kelas berdasarkan kepada pemikiran rasional.

Contohnya adalah siswa diarahkan untuk mendiskusikan masalah-masalah moral sosial yang sering terjadi di masyarakat, seperti pencurian, perampokan, begal, dll. Nah, disini siswa diajak untuk memberikan tanggapan mengenai dilema moral yang mungkin dihadapi oleh seorang pencuri, misalnya ia semata-mata melakukannya untuk membayar biaya pengobatan anaknya. Lalu, mereka akan menganalisis tentang permasalahan moral yang terjadi tersebut.

d. Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach)
Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach) memberi penekanan pada usaha membantu siswa dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri. Teknik Klarifikasi nilai bermaksud menanamkan nilai kepada subyek didik dengan melalui kesadarannya sendiri. dapat dikatakan bahwa teknik ini mengikuti aliran konstruksivisme. Tujuan pendidikan nilai menurut pendekatan ini ada tiga. Pertama, membantu siswa untuk menyadari dan mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri serta nilai-nilai orang lain; Kedua, membantu siswa, supaya mereka mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan orang lain, berhubungan dengan nilai-nilainya sendiri; Kedua, membantu siswa, supaya mereka mampu menggunakan secara bersama-sama kemampuan berpikir rasional dan kesadaran emosional, untuk memahami perasaan, nilai-nilai, dan pola tingkah laku mereka sendiri. Dalam proses pengajarannya, pendekatan ini menggunakan metoda: dialog, menulis, diskusi dalam kelompok besar atau kecil, dan lain-lain.

Contohnya adalah siswa diajak untuk berdialog dan juga menulis mengenai nilai-nilai yang telah tertanam di dalam diri mereka sendiri dan juga mengidentifikasi nilai-nilai yang ada di dalam diri temannya. Tujuannya adalah untuk mengintropeksi dan mengkaji perasaan dan perbuatan mereka sendiri sehingga mereka dapat mengetahui dan membandingkan nilai-nilai baik dan buruk yang ada dalam dirinya dan orang lain.

e. Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach).
Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach) memberi penekanan pada usaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok. Ada dua tujuan utama pendidikan moral berdasarkan kepada pendekatan ini. Pertama, memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama, berdasarkan nilai-nilai mereka sendiri; Kedua, mendorong siswa untuk melihat diri mereka sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam pergaulan dengan sesama, yang tidak memiliki kebebasan sepenuhnya, melainkan sebagai warga dari suatu masyarakat, yang harus mengambil bagian dalam suatu proses demokrasi.

Contohnya adalah memberikan siswa kesempatan untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral baik, seperti membantu sesama yang sedang kesusahan dan mengutamakan kepentingannya bersama dalam suatu pengambilan keputusan dalam kegiatan musyawarah.

Mungkin sekian dari saya bu, terima kasih.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Ridha Rizkyka Azammi -
Nama : Ridha Rizkyka Azammi
NPM : 2013053177

Izin menjawab,
- Pendekatan inculcation (Penanaman Nilai), merupakan pendekatan yang memberikan penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial pada peserta didik. Dalam penedakatan ini, nilai-nilai dipandang sebagai standar atau aturan perilaku yang bersumber dari masyarakat dan budaya.
Metode yang digunakan dalam pendekatan ini yaitu keteladanan, pengutan positif dan negatif, simulasi, permainan peran, dan sebagainya.
Contohnya, pendidik memberikan contoh yang baik (keteladanan) kepada para peserta didik, karena jika pendidik dapat membberikan nilai-nilai yang baik, maka peserta didik akan meniru nilai yang diperlihatkan pendidik tersebut.

- Moral development atau sering disebut dengan pendekatan kognitif karena memiliki karakteristik penekanan pada aspek kognitif dalam perkembangannya. Pendekatan ini merupakan upaya untuk merangsang siswa untuk mengembangkan pola penalaran moral yang lebih kompleks melalui tahap berturut-turut dan berurutan. Tahap berurutan disini dimaksudkan sebagai tahapan perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari tingkat rendah menuju tingkatan yang lebih tinggi. Metode yang paling sering digunakan dalam pendekatan analisis untuk menilai sebuah tindakan adalah metode belajar kelompok berdasarkan masalah dan isu-isu nilai sosial, studi kepustakaan dan penelitian lapangan, dan diskusi kelas rasional.
Contohnya, pendidik membentuk kelompok, yang dimana pendidik memberikan satu dilema moral baik dalam bentuk lembar cerita ataupun film. Peserta didik harus dapat memahami masalah utama dalam cerita tersebut.

- Pendekatan analisis nilai (values analysis approach), memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai- nilai sosial. Metode yang paling sering digunakan dalam pendekatan analisis untuk menilai sebuah tindakan adalah metode belajar kelompok berdasarkan masalah dan isu-isu nilai sosial, studi kepustakaan dan penelitian lapangan, dan diskusi kelas rasional.
-Contohnya, pendidik menyampaikan sebuah permasalahan kepada peserta didik, seperti kenakalan remaja. Lalu, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan diminta untuk berpikir logis dengan menganalisis masalah yang telah diberikan.

Pendekatan klarifikasi nilai, emberi penekanan pada usaha untuk membantu peserta didik dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, serta meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri dengan cara berpikir secara rasional dan juga menggunakan kesadaran emosional secara bersama-sama. Pendekatan klarifikasi merupakan pendekatan yang lebih kompleks dari pendekatan pendidikan nilai-nilai lain sehingga terkadang menggunakan berbagai metode.Metode ini meliputi small group discussion dan large group discussion, kerja individu dan kelompok, mendengarkan lagu dan karya seni, permainan dan simulasi, serta jurnal pribadi dan wawancara.

Pendekatan actoin learning (pembelajaran berbuat), memberi penekanan pada usaha memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok.  Metode-metode pengajaran yang digunakan dalam pendekatan analisis nilai dan klarifikasi nilai digunakan juga dalam pendekatan ini.




Terima kasih
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Anjelly Triane Chaterina -
Anjelly Triane Chaterina
2063053003

Izin menanggapi
1. Pendekatan penanaman nilai (Inculcation Approach) adalah sebuah pendekatan yang menekankan pada penanaman nilai-nilai sosial pada siswa. Menurut pendekatan ini, tujuan pendidikan nilai adalah diterimanya nilai-nilai sosial tertentu oleh siswa dan perubahan nilai-nilai siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial yang diinginkan. Menurut pendekatan ini, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran meliputi keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi, permainan peran dan
lainnya.
2.pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach)
fitur-fiturnya menekankan aspek kognitif dan perkembangan . Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir aktif tentang masalah moral dan membuat keputusan moral. Menurut pendekatan ini, perkembangan moral dipandang sebagai perkembangan tingkat berpikir dengan membuat penilaian moral, dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi.
3. Pendekatan Analisis Nilai (Values Analysis Approach)
merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada pemikiran logis dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan masalah-masalah pribadi, sosial, atau politik. Menurut pendekatan analisis nilai terdapat dua tujuan utama pendidikan yaitu,
membantu siswa untuk menggunakan kemampuan berpikir logis dan penemuan ilmiah dalam menganalisis masalah-masalah sosial, yang berhubungan dengan nilai moral tertentu.
membantu siswa untuk menggunakan proses berpikir rasional dan analitik, dalam menghubung-hubungkan dan merumuskan konsep tentang nilai-nilai mereka.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Ayudia Lintang Ranumasari 2013053154 -
Ayudia Lintang Ranumasari 2013053154

- Pendekatan inculcation atau penanaman nilai adalah suatu pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri peserta didik. Menurut pendekatan ini, tujuan pendidikan nilai adalah diterimanya nilai-nilai sosial tertentu oleh peserta didik dan berubahnya nilai-nilai peserta didik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial yang diinginkan. Pendekatan internalisasi ini merupakan teknik penanaman nilai yang sasarannya sampai pada tahap kepemilikan nilai yang menyatu ke dalam kepribadian peserta didik, atau sampai pada taraf karakterisasi atau mewatak. Menurut pendekatan ini, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran antara lain keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi, permainan peranan, dan lain-lain.

- Pendekatan moral development atau perkembangan moral kognitif memiliki karakteristik memberikan penekanan pada aspek kognitif danperkembangannya. Pendekatan ini mendorong peserta didik untuk berfikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. Menurut pendekatan ini, perkembangan moral dilihat sebagai perkembangan tingkat berfikir dalam membuat pertimbangan moral, dari suatu tingkat yang lebih rendah menuju tingkat yang lebih tinggi.

- Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) merupakan suatu pendekatan dengan siswa menekankan berpikir logis, untuk menilai, menganalisis isu-isu pribadi, sosial, ataupun politik sehingga dapat memecahkan masalah yang berhubungan dengan masalah sosial. Pendekatan ini memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan siswa untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial. Jika dibandingkan dengan pendekatan perkembangan kognitif, salah satu perbedaan penting antara keduanya bahwa pendekatan analisis nilai lebih menekankan pada pembahasan masalah-masalah yang memuat nilai-nilai sosial. Adapun pendekatan perkembangan kognitif memberi penekanan pada dilema moral yang bersifat perseorangan.

- Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach) memberi penekanan pada usaha membantu siswa dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang nilainilai mereka sendiri. Teknik Klarifikasi nilai bermaksud menanamkan nilai kepada subyek didik dengan melalui kesadarannya sendiri. dapat dikatakan bahwa teknik ini mengikuti aliran konstruksivisme.

- Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach) memberimpenekanan pada usaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by RAHMAH NUR'AINI 2013053127 -
Nama : Rahmah Nur'Aini
NPM : 2013053127

Izin menjawab bu,

1. Pendekatan Penanaman Nilai (Inculcation Approach).

Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) merupakan pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam peserta didik. Karena tujuan dari pendekatan penanaman nilai adalah untuk menanamkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan. Pendekatan ini, nilai yang terkandung dipandang sebagai standar atau aturan perilaku yang bersumber dari masyarakat dan budaya. Karena secara tidak sadar, mengambil standar atau norma-norma dari orang, kelompok, atau masyarakat lain dan menggabungkan mereka ke dalam sistem nilai sendiri. Sebagai contoh :
Peserta didik yang mengajarkan nilai nilai kejujuran, mengajarkan membedakan nilai nilai yang baik dan buruk, serta memberikan teguran yang baik kepada peserta didik jika melakukan kesalahan.

2. Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif (Cognitive Moral Development Approach)

Pendekatan ini seringkali disebut dengan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya. Pendektan ini merupakan upaya untuk merangsang siswa untuk mengembangkan pola penalaran moral yang lebih kompleks melalui tahap berturut-turut dan berurutan.
Tahap berurutan disini dimaksudkan sebagai tahapan perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari tingkat rendah menuju tingkatan yang lebih tinggi.
Contoh :
Peserta didik diberikan tanggung jawab dimulai dengan tugas kelompok sampai tugas yang besar. Lalu memberikan pertanyaan yang kritis kepada peserta didik lalu pendidik memberikan tanggapan kepada peserta didik tersebut

3. Pendekatan Analisis Nilai (Values Analysis Approach)

Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai- nilai sosial. Pendekatan analisis nilai lebih menekankan pada pembahasan masalah-masalah yang memuat nilai-nilai sosial. Adapun pendekatan perkembangan kognitif memberi penekanan pada dilema moral yang bersifat perseorangan.
Pendekatan ini menekankan pada perkembangan moral, analisis nilai berkonsentrasi terutama pada isu-isu nilai sosial daripada dilema moral pribadi. Karena itu, pendekatan analisis lebih memberikan pemahaman pada aspek nilai-nilai moral yang dapat diterapkan pada kehidupan sosial.
Ada dua tujuan utama pendidikan moral menurut pendekatan ini. Tujuannya yaitu membantu siswa untuk menggunakan kemampuan berpikir logis dan penemuan ilmiah dalam menganalisis masalah-masalah sosial, yang berhubungan dengan nilai moral tertentu. Selain itu, membantu siswa untuk menggunakan proses berpikir rasional dalam menghubung-hubungkan merumuskan konsep tentang nilai-nilai mereka.
Contoh :
Peserta didik yang berdiskusi tentang isu isu moral yang telah terjadi
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Ni Made Viska -
Nama: Ni Made Viska
NPM: 2013053156

1. Pendekatan Inclucation
Pendekatan penanaman nilai atau yang biasa disebut dengan inclucation approach merupakan salah satu dari macam pendekatan yang mengutamakan dan mengedepankan nilai sosial untuk ditanamkan dalam diri peserta didik dengan tujuan supaya diterimanya suatu nilai tertentu oleh peserta didik tersebut dan merubah nilai - nilai sebelumnya yang dirasa tidak sesuai. Contohnya ialah seorang pendidik yang memberi teguran kepada peserta didiknya yang kedapatan menghina atau melakukan perilaku bullying terhadap peserta didik yang lain.

2. Pendekatan Moral Analisis
Pendekatan analisis atau yang biasa disebut dengan analysis approach adalah suatu pendekatan yang memberikan penekanan terhadap perkembangan dari kemampuan peserta didik untuk berfikir secara logis melalui cara analisis masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial. Contohnya ialah pembelajaran kelompok berdasarkan masalah dan isu-isu nilai sosial yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik.

3. Pendekatan Klarifikasi Nilai
Pendekatan klarifikasi nilai atau yang biasa disebut dengan values clarification approach merupakan salah satu dari macam pendekatan moral yang memberikan penekanan untuk membantu peserta didik dalam hal mengkaji nalurinya sendiri, meningkatkan kesadaran peserta didik tentang nilai dan cara berpikir mereka secara rasional, serta menggunakan sarana emosional secara bersamaan. Contohnya ialah seorang peserta didik yang mengerjakan pekerjaan rumahnya (pr) sambil mendengarkan musik kesukaannya.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Fahri Fadhil Mahardika -
Fahri Fadhil Mahardika
2013053080

1. Pendekatan Inculcation atau Penanaman Nilai
adalah sebuah pendekatan yang memiliki tujuan untuk menanamkan nilai-nilai tertentu kepada peserta didik dan membantu mereka dalam penerapan nilai-nilai yang sesuai dengan harapan. Pendekatan inculcation memiliki beberapa metode yaitu modelling, penguatan positif atau negatif, alternatif permainan, game dan simulasi, serta role playing (pemeranan utama). Contoh dari pendekatan inculcation ini antara lain:
a. Penerapan sikap moral menghormati orang yang lebih tua;
b. Memerankan suatu tokoh dalam sebuah drama yang memiliki sifat yang akan diperankan.

2. Pendekatan Cognitive Moral Development (Pengembangan Moral Kognitif)
adalah pendekatan yang mengajak peserta didik untuk mengaplikasikan kemampuan kognitifnya, dengan memperhatikan aspek moral. Pendekatan ini bertujuan untuk mendorong peserta didik dalam mengembangkan kemampuan bernalar yang memiliki pola-pola kompleks dan mendiskusikan pendapat mereka dengan peserta didik lainnya. Contoh dari pendekatan ini yaitu pendidik memberikan beberapa bahan-bahan yang digunakan dalam sebuah pementasan drama termasuk cerita, peserta didik diberikan keluasaan untuk menentukan dan memahami peran dan masalah yang dihadapi dalam sebuah cerita drama.

3. Pendekatan Analisis
adalah pendekatan yang bertujuan untuk mendorong peserta didik dalam menggunakan kemampuan atau kecerdasan mereka, seperti kecerdasan berpikir logis dan rasional, serta memahami perasaan yang gunanya untuk menghubungkan permasalahan yang sedang dihadapi dan bagaimana cara untuk menyelesaikannya. Pendekatan ini memiliki berbagai metode, seperti diskusi rasional terstruktur; pengujian prinsip-prinsip; penganalisaan kasus analog; dan riset dan debat. Contoh dari pendekatan ini yaitu Pendidik memberikan sebuah kertas lembar kerja yang berisi tentang sebuah permasalahan sosial, peserta didik bersama kelompoknya didorong untuk memahami permasalahan yang sedang terjadi dan berupaya untuk menyimpulkannya.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Luthfia Rizki Yuniarti 2013053092 -

Luthfia Rizki Yuniarti

2013053082

3 Macam Pendekatan Moral dan Contohnya

1. Pendekatan Penanaman Nilai (Inculcation Approach)

Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) merupakan pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam peserta didik.Tujuan dari pendekatan penanaman nilai adalah untuk menanamkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan.Menurut pendekatan ini, nilai-nilai dipandang sebagai standar atau aturan perilaku yang bersumber dari masyarakat dan budaya. Menilai dianggap sebagai identifikasi proses dan sosialisasi dimana seseorang, kadang-kadang secara tidak sadar, mengambil standar atau norma-norma dari orang, kelompok, atau masyarakat lain dan menggabungkan mereka ke dalam sistem nilai sendiri.

Dalam pandangan ini tugas pendidikan nilai adalah untuk menanamkan nilai-nilai sehingga orang harus menempatkan dirinya secara efisien sesuai peran yang ditentukan oleh masyarakat.Lebih lanjut, pendekatan penanaman nilai ini sering diasumsikan sebagai pendekatan negatif.Namun pendekatan ini seringkali digunakan oleh banyak kalangan, termasuk di dalamnya kaum agamawan.

Cotoh :

Seorang guru, misalnya, mungkin bereaksi sangat mendalam dan keras terhadap seorang siswa yang baru saja mengucapkan hinaan yang bersifat rasial kepada siswa lain di kelas.

2. Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif (Cognitive Moral Development Approach)

Pendekatan ini seringkali disebut dengan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya.Pendekatan ini merupakan upaya untuk merangsang siswa untuk mengembangkan pola penalaran moral yang lebih kompleks melalui tahap berturut-turut dan berurutan.

Tahap berurutan disini dimkasudkan sebagai tahapan perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari tingkat rendah menuju tingkatan yang lebih tinggi.

Pendekatan perkembangan moral kognitif ini didasarkan pada teori perkembangan moral. Di dalam teori yang dikemukakan oleh Kolhberg, bahwasanya perkembangan kognitif manusia terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu:

a.       Tingkat pra-konvensional

Pada tingkat ini aturan berisi ukuran moral yang dibuat berdasarkan otoritas.Anak tidak melanggar aturan moral karena takut ancaman atau hukuman dari otoritas.

Tingkat ini dibagi menjadi dua tahap.Pertama, tahap orientasi terhadap kepatuhan dan hukuman.Pada tahap ini anak hanya mengetahui bahwa aturan-aturan itu ditentukan oleh adanya kekuasaan yang tidak bisa diganggu gugat. Anak harus menurut, atau kalau tidak, akan mendapat hukuman. Kedua, tahap relativistik hedonisme. Pada tahap ini anak tidak lagi secara mutlak tergantung pada aturan yang berada di luar dirinya yang ditentukan orang lainyang memiliki otoritas. Anak mulai sadar bahwa setiap kejadian mempunyai beberapa segi yang bergantung pada kebutuhan (relativisme) dan kesenangan seseorang (hedonisme).

Contoh : 

Seorang anak yang membantu ayahnya mencuci mobil dengan syarat diajak jalan jalan.

b.      Tingkat konvensional

Pada tingkatan ini anak mematuhi aturan yang dibuat bersama agar diterima dalam kelompoknya.Sikap diartikan tidak hanya sebatas kesesuaian dengan tatanan sosial, tetapi juga kesetiaan.Akibatnya individu secara aktif mempertahankan, mendukung dan dan mengidentifikasikan diri dengan orang atau kelompok di dalamnya.

Tingkat ini juga terdiri dari dua tahap.Pertama,  tahap orientasi mengenai anak yang baik. Pada tahap ini anak mulai memperlihatkan orientasi perbuatan yang dapat  dinilai baik atau tidak baik oleh orang lain atau masyarakat. Sesuatu dikatakan baik dan benar apabila sikap dan perilakunya dapat diterima orang lain atau masyarakat. Kedua, tahap mempertahan-kan norma sosial dan otoritas. Pada tahap ini anak menunjukkan perbuatan baik dan benar bukan hanya agar dapat diterima oleh lingkungan masyarakat sekitarnya, tetapi juga bertujuan agar dapat ikut mempertahankan aturan dan norma/nilai sosial yang ada sebagai kewajiban dan tanggung jawab moral untuk melaksanakan aturan yang ada.

Contoh: seorang anak yang melerai pertikaian antara kedua temannya.

c.       Tingkat post-konvensional

Pada tingkat ini anak mematuhi aturan untuk menghindari hukuman kata hatinya. Pada tingkat ini terdapat usaha yang jelas untuk mencapai definisi pribadi akan nilai-nilai moral untuk menentukan prinsip-prinsip yang memiliki validitas dan aplikasi terpisah dari otoritas kelompok dan terpisah dari identifikasi individu sendiri dengan kelompok.

Contoh : menghargai keputusan yang telah ditetapkan oleh forum kelompoknya.


3. Pendekatan Analisis Nilai (Values Analysis Approach)

Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai- nilai sosial. Jika dibandingkan dengan pendekatan perkembangan kognitif, salah satu perbedaan diantara keduanya adalah pendekatan analisis nilai lebih menekankan pada pembahasan masalah-masalah yang memuat nilai-nilai sosial.Adapun pendekatan perkembangan kognitif memberi penekanan pada dilema moral yang bersifat perseorangan.

Berbeda dengan pendekatan perkembangan moral, analisis nilai berkonsentrasi terutama pada isu-isu nilai sosial daripada dilema moral pribadi. Karena itu, pendekatan analisis lebih memberikan pemahaman pada aspek nilai-nilai moral yang dapat diterapkan pada kehidupan sosial.

Ada dua tujuan utama pendidikan moral menurut pendekatan ini.Pertama, membantu siswa untuk menggunakan kemampuan berpikir logis dan penemuan ilmiah dalam menganalisis masalah-masalah sosial, yang berhubungan dengan nilai moral tertentu.Kedua, membantu siswa untuk menggunakan proses berpikir rasional dan analitik, dalam menghubung-hubungkan merumuskan konsep tentang nilai-nilai mereka.

In reply to First post

Re: forum diskusi

by Yozha Fatonah 2013053136 -
Nama : Yozha Fatonah
NPM : 2013053136
Pendekatan (1)
a. Pendekatan Penanaman Nilai (Inculcation Approach)
Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) merupakan pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam peserta didik. Tujuan dari pendekatan penanaman nilai adalah untuk menanamkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan. Menurut pendekatan ini, nilai-nilai dipandang sebagai standar atau aturan perilaku yang bersumber dari masyarakat dan budaya. Menilai dianggap sebagai identifikasi proses dan sosialisasi dimana seseorang, kadang-kadang secara tidak sadar, mengambil standar atau norma-norma dari orang, kelompok, atau masyarakat lain dan menggabungkan mereka ke dalam sistem nilai sendiri. Sebagai contoh dari pendekatan ini, Superka mengemukakan seorang guru, misalnya, mungkin bereaksi sangat mendalam dan keras terhadap seorang siswa yang baru saja mengucapkan hinaan yang bersifat rasial kepada siswa lain di kelas.
b. Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif (Cognitive Moral Development Approach)
Pendekatan ini seringkali disebut dengan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya.Pendekatan ini merupakan upaya untuk merangsang siswa untuk mengembangkan pola penalaran moral yang lebih kompleks melalui tahap berturut-turut dan berurutan. Tahap berurutan disini dimkasudkan sebagai tahapan perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari tingkat rendah menuju tingkatan yang lebih tinggi. Contohnya anak tidak melanggar aturan moral karena takut ancaman atau hukuman dari otoritas, anak mematuhi aturan yang dibuat bersama agar diterima dalam kelompoknya, dan anak mematuhi aturan untuk menghindari hukuman kata hatinya.
Pendekatan (2)
a. Pendekatan Analisis Nilai (Values Analysis Approach)
Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai- nilai sosial. Jika dibandingkan dengan pendekatan perkembangan kognitif, salah satu perbedaan diantara keduanya adalah pendekatan analisis nilai lebih menekankan pada pembahasan masalah-masalah yang memuat nilai-nilai sosial. Adapun pendekatan perkembangan kognitif memberi penekanan pada dilema moral yang bersifat perseorangan. Berbeda dengan pendekatan perkembangan moral, analisis nilai berkonsentrasi terutama pada isu-isu nilai sosial daripada dilema moral pribadi. Karena itu, pendekatan analisis lebih memberikan pemahaman pada aspek nilai-nilai moral yang dapat diterapkan pada kehidupan sosial. Contohnya siswa menggunakan kemampuan berpikir logis dalam menganalisis masalah-masalah sosial yang berhubungan dengan nilai moral tertentu.
Pendekatan (3)
a. Pendekatan Klarifikasi Nilai (Values Clarification Approach)
Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach) memberi penekanan pada usaha untuk membantu peserta didik dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, serta meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri dengan cara berpikir secara rasional dan juga menggunakan kesadaran emosional secara bersama-sama. Contohnya peserta didik berpikir rasional dan kesadaran emosional, untuk memahami perasaan, nilai-nilai, dan pola tingkah laku mereka sendiri serta berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan orang lain.
b. Pendekatan Pembelajaran Berbuat (Action Learning Approach).
Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach) memberi penekanan pada usaha memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok. Contohnya peserta didik melakukan perbuatan moral, melihat diri mereka sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam pergaulan dengan sesama, yang tidak memiliki kebebasan sepenuhnya, melainkan sebagai warga dari suatu masyarakat, yang harus mengambil bagian dalam suatu proses demokrasi.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by NABILA BILQISTI PUTRI 2013053113 -
Nabila Bilqisti Putri 2013053113
Izin menanggapi
  1. Pendekatan penanaman nilai (Inculcation Approach) adalah pendekatan yang menekankan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri peserta didik. Pendekatan ini bertujuan menginternalisasikan nilai-nilai social dengan harapan peserta didik mampu merefleksikannya dalam kehidupan. Metode yang digunakan dalam pendekatan ini berupa keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi, permainan peranan, dan lain sebagainya. Contohnya guru menceritakan kisah perjuangan para pahlawan kemerdekaan demi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, nilai yang dapat ditanamkan adalah rasa cinta tanah air dan bela negara untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
  2. Pendekatan perkembangan moral kognitif (Cognitive Moral Development Approach) adalah pendekatan yang menekankan pada aspek perkembangan kognitif peserta didik. Pendekatan ini dilakukan dengan memberikan stimulus kepada peserta didik secara bertahap agar mampu menalar mengenai masalah-masalah moral sehingga mampu membuat keputusan moral sesuai dengan kemampuannya. Contohnya guru memberikan sebuah permasalahan moral seorang nenek yang mengambil beberapa kayu kering di kebun tanpa izin terlebih dahulu, apakah kalian akan menegur nenek tersebut atau membiarkan nya saja.
  3. Pendekatan pembelajaran berbuat (Action Learning) adalah pendekatan yang dilakukan dengan memberikan sebuah kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan perilaku moral yang baik secara individu atau kelompok. Contohnya guru mengajak peserta didik untuk beramal dan berkunjung ke panti asuhan.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Regita Nurliana Sukma -
Regita Nurliana Sukma
2063053004
a. Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach),
Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) adalah suatu pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri siswa.
Tujuan pendidikan nilai menurut pendekatan ini adalah:
Untuk menginternalisasikan nilai tertentu kepada siswa dan untuk mengubah nilai-nilai dari para siswa yang mereka refleksikan sebagai nilai tertentu yang diharapkan.
Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran menurut pendekatan ini antara lain: Modelling, penguatan positif/negatif, alternatif permainan, game dan simulasi, role plying.
Contohnya: Pendidik menegur peserta didik yang mengolok-olok pekerjaan orang tua temannya, disini peserta didik ditanamkan nilai bahwasannya kita harus saling menghormati dan menghargai apapun itu pekerjaan atau dari golongan mana teman kita berada.
b. Pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach),
Pendekatan ini dikatakan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. Perkembangan moral menurut pendekatan ini dilihat sebagai perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari suatu tingkat yang lebih rendah menuju suatu tingkat yang lebih tinggi.
Tujuan yang ingin dicapai oleh pendekatan ini ada dua hal yang utama. Pertama, membantu siswa dalam membuat pertimbangan moral yang lebih kompleks berdasarkan kepada nilai yang lebih tinggi. Kedua, mendorong siswa untuk mendiskusikan alasan-alasannya ketika memilih nilai dan posisinya dalam suatu masalah moral.
Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran menurut pendekatan ini antara lain:
Episode dilema moral dengan diskusi kelompok kecil, secara relatif dan arumentatif tanpa menghadirkan sebuah jawaban “benar” dengan tepat (melalui diskusi)
Contohnya: Peserta didik menaati peraturan kelas yang sudah dibuat sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan dikelas.
c. Pendekatan analisis nilai (values analysis approach),
Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan siswa untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial.
Ada dua tujuan utama pendidikan moral menurut pendekatan ini. Pertama, membantu siswa untuk menggunakan kemampuan berpikir logis dan penemuan ilmiah dalam menganalisis masalahmasalah sosial, yang berhubungan dengan nilai moral tertentu. Kedua, membantu siswa untuk menggunakan proses berpikir rasional dan analitik, dalam menghubung-hubungkan dan merumuskan konsep tentang nilai-nilai mereka.
Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran menurut pendekatan ini antara lain:
Diskusi rasional terstruktur yang menurut aplikasi rasio sama sebagai pembuktian, pengujian prinsip-prinsip, penganalisaan kasus-kasus analog, riset dan debat.
Contohnya: Pendidik memberikan contoh tentang masalah kejahatan, lalu peserta didik disuruh untuk mencari penyelesaian atau bagaimana caranya agar kejahatan ini dapat berkurang
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Nazla Asa 2013053152 -
Nazla Asa Luqyana
2013053152

1. Pedekatan penanaman nilai (Inculcation Approach) adalah suatu pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri siswa.
Contohnya: Pendidik mengajarkan kepada peserta didik membuang sampah pada tempatnya, menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, menunaikan ibadah tepat waktu, menghormati orang yang lebih tua dan sebagainya.

2. Pendekatan Pembelajaran berbuat (action learning approach) memberi penekanan pada usaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok. Contohnya: Guru menyajikan sebuah permasalahan moral di lingkungan sosial, lalu siswa secara berkelompok melakukan pekerjaan lapangan (observasi) berkaitan dengan permasalahan yang diberikan guru dan mengumpulkan penemuan-penemuan yang sudah terkumpul lalu dipresentasikan didepan kelas.

3. Pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach) ini mendorong siswa untuk berfikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral.
Contoh Pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach): Pendidik meminta peserta didik membaca koran/majalah, mendengarkan sandiwara, dan melihat film lalu pendidik melakukan pembagian kelompok diskusi untuk mendiskusikan beberapa hasil pengamatan terhadap dilema moral yang ada pada Koran/majalah, film dan sandiwara yang sudah diamati sebelumnya.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by INDRIE TARISA PUTRI -
Indrie Tarisa Putri
2013053131
izin menanggapi
1. Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) merupakan pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam peserta didik.Tujuan dari pendekatan penanaman nilai adalah untuk menanamkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan.Menurut pendekatan ini, nilai-nilai dipandang sebagai standar atau aturan perilaku yang bersumber dari masyarakat dan budaya. Menilai dianggap sebagai identifikasi proses dan sosialisasi dimana seseorang, kadang-kadang secara tidak sadar, mengambil standar atau norma-norma dari orang, kelompok, atau masyarakat lain dan menggabungkan mereka ke dalam sistem nilai sendiri.
2. Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai- nilai sosial. Jika dibandingkan dengan pendekatan perkembangan kognitif, salah satu perbedaan diantara keduanya adalah pendekatan analisis nilai lebih menekankan pada pembahasan masalah-masalah yang memuat nilai-nilai sosial.Adapun pendekatan perkembangan kognitif memberi penekanan pada dilema moral yang bersifat perseorangan.
3. Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach) memberi penekanan pada usaha untuk membantu peserta didik dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, serta meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri dengan cara berpikir secara rasional dan juga menggunakan kesadaran emosional secara bersama-sama.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Mirna Shoviandani 2013053155 -
Nama : Mirna Shoviandani
NPM : 2013053155

Izin menanggapi
1. Pendekatan penanaman nilai (Inclucation approach).

Pendekatan ini menekankan kepada penanaman nilai moral kepada peserta didik, agar sikap peserta didik dapat sesuai dengan tata krama atau moral yang berlaku di kalangan masyarakat.
Metode yang digunakan dalam melakukan pendekatan ini diantaranya adalah : keteladanan, bermain peran, simulasi, dan lain-lain
Contohnya : mengajak peserta didik bermain peran yang menceritakan kisah nabi

2. Pendekatan perkembangan moral kognitif (Cognitive moral development approach)

Sesuai dengan namanya pendekatan ini mengarah kepada aspek kognitif anak. Pendekatan ini mendorong peserta didik agar dapat menganalisis masalah serta mencari jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut.
Contoh penerapan dalam pendekatan ini yaitu, mengajak peserta didik untuk menonton film kemudian menyuruh peserta didik intuk menganalisis sifat-sifat dari setiap pemeran dalam film tersebut

3. Perkembangan analisis nilai (values analysis approach)
Pendekatan ini mengarah kepada penekanan terhadap perkembangan peserta didik agar dapat menganalisis masalah-masalah sesuai nilai-nilai yang berlaku.
Contoh : Pendidik memberikan masalah atau topik berupa kenakalan remaja, kemudian pendidik menyuruh peserta didik untuk mengakses dengan logis permasalahan tersebut bersama dengan teman-teman sekelompok nya.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Elysia Vitaloka -
Elysia Vitaloka (2013053150)

1.Pendekatan penanaman nilai (Inculcation Approach) merupakan pendekatan yang memberikan penanaman nilai-nilai sosial dalam diri peserta didik.agar diterimanya
nilai-nilai sosial tertentu dan berubahnya nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai yang diinginkan. Menanamkan nilai hidup yang sudah direncanakan secara matang dengan proses panjang agar dapat diberikan melalui pendidikan formal
Contohnya:
1. Memberikan contoh yang baik kepada peserta didik, seperti menyontohkan membuang sampah pada tempatnya, menghormati yang lebih tua, bersikap sopan, dan tidak berbicara kasar.
2. Mengajarkan nilai-nilai sosil melalui sebuah simulasi sederhana dengan peserta didik sebagai pemain dari simulasi, contohnya simulasi menghargai orang lain.

2. Pendekatan Klarifikasi nilai merupakan pendekatam yang membantu peserta didik untuk memahami dan memilih nilai yang mereka yakini. Dalam pendekatan ini berusaha menumbuhkan kecerdasan intelektual agar peserta didik mampu menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar, membayangkan, mengagas, atau menyoal dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan dengan melahirkan suatu keputusan moral yang terbaik dan penuh rasa tanggung jawab.
Contoh:
1. Peserta didik dapat merencanakan sebuah percobaan dalam proses pembelajaran.
2. Pendidik mendorong peserta didik dengan menciptakan sebuah situasi yang mengandung Pendidikan nilai.


3. Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) merupakan pendekatan yang memberikan penekanan agar peserta didik dapat berpikir logis dan ilmiah dengan menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai pribadi, sosial, ataupun politik. Dengan pendekatan analisis dapat menggunakan proses berpikir secara rasional dan analitik dalam menghubungkan suatu konsep untuk memecahkan sebuah permasalahan.
Contoh:
1. Dalam sebuah pembelajaran pendidik memberikan sebuah permasalahan sosial seperti maraknya kasus korupsi, kemudian peserta didik menganalisis permasalah tersebut dengan menggunakan pemikiran yang logis dan ilmiah.
2. Mahasiswa melakukan pengkajian atas kasus yang terjadi dimasyarakat kemudian menyuarakan pendapatnya.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by M Raihan Alfaridho -
Muhammad Raihan Alfaridho
2013053157

1. Pendekatan Penanaman Nilai (Inculcation Approach)
Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) merupakan pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam peserta didik.Tujuan dari pendekatan penanaman nilai adalah untuk menanamkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan.Menurut pendekatan ini, nilai-nilai dipandang sebagai standar atau aturan perilaku yang bersumber dari masyarakat dan budaya. Menilai dianggap sebagai identifikasi proses dan sosialisasi dimana seseorang, kadang-kadang secara tidak sadar, mengambil standar atau norma-norma dari orang, kelompok, atau masyarakat lain dan menggabungkan mereka ke dalam sistem nilai sendiri.
Dalam pandangan ini tugas pendidikan nilai adalah untuk menanamkan nilai-nilai sehingga orang harus menempatkan dirinya secara efisien sesuai peran yang ditentukan oleh masyarakat.Lebih lanjut, pendekatan penanaman nilai ini sering diasumsikan sebagai pendekatan negatif.Namun pendekatan ini seringkali digunakan oleh banyak kalangan, termasuk di dalamnya kaum agamawan.
Sebagai contoh dari pendekatan ini, Superka mengemukakan seorang guru, misalnya, mungkin bereaksi sangat mendalam dan keras terhadap seorang mahasiswa yang baru saja mengucapkan hinaan yang bersifat rasial kepada siswa lain di kelas.
Hal ini bisa menjadi salah satu contoh bentuk pendidikan singkat tapi emosional pada kejahatan rasisme atau ekspresi sederhana kekecewaan dalam perilaku siswa. Bagaimanapun, guru dalam posisi ini sedang melakukan apa yang disebut dengan menanamkan. Mungkin ini karena ia percaya bahwa nilai-nilai abadi martabat manusia dan menghormati individu sangat penting untuk kelangsungan hidup masyarakat demokratis. Hal ini mencerminkan keyakinan luas bahwa, dalam rangka untuk memastikan kelangsungan budaya, nilai-nilai dasar tertentu harus ditanamkan dalam anggotanya.
Metode yang sering digunakan dalam proses pembelajaran menurut pendekatan ini antara lain: keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi, permainan peranan, dan lain-lain.
Dari beberapa metode-metode di atas, menurut Superka, yang sering digunakan dan efektif adalah metode penguatan. Proses ini mungkin melibatkan penguatan positif, seperti guru memuji siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai tertentu. sedangkan penguatan negatif, dapat dilakukan guru dengan, misalnya, menghukum siswa yang berperilaku bertentangan dengan nilai tertentu yang diinginkan. Dalam banyak hal penguatan seringkali hanya tersenyum atau, cemberut akan cenderung memperkuat nilai-nilai tertentu. Namun penguatan tetap diterapkan secara sadar dan sistematis.
Metode lain yang dapat digunakan adalah metode teladan, yang dalam bahasa Superka disebut dengan metode modeling, di mana orang tertentu dijadikan model nilai-nilai yang diinginkan dimana guru mengaharapkan agar siswa dapat mengadopsi nilai-nilai tersebut.
Namun demikian, sebagai sebuah pendekatan dari proses pendidikan, pendekatan penanaman nilai memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan tersebut antara lain:
Kelebihan Pendekatan Penanaman Nilai
a. pendekatan ini digunakan secara meluas dalam berbagai masyarakat.
b. Para penganut agama memiliki kecenderungan yang kuat untuk menggunakan pendekatan ini dalam pelaksanaan program-program pendidikan agama.
Kekurangan Pendekatan Penanaman Nilai
a. Pendekatan ini dipandang indoktrinatif, tidak sesuai dengan perkembangan kehidupan demokrasi.
b. Pendekatan ini dinilai mengabaikan hak anak untuk memilih nilainya sendiri secara bebas.

2. Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif (Cognitive Moral Development Approach)
Pendekatan ini seringkali disebut dengan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya.Pendekatan ini merupakan upaya untuk merangsang siswa untuk mengembangkan pola penalaran moral yang lebih kompleks melalui tahap berturut-turut dan berurutan.
Tahap berurutan disini dimkasudkan sebagai tahapan perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari tingkat rendah menuju tingkatan yang lebih tinggi.
Pendekatan perkembangan moral kognitif ini didasarkan pada teori perkembangan moral. Di dalam teori yang dikemukakan oleh Kolhberg, bahwasanya perkembangan kognitif manusia terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu:
a. Tingkat pra-konvensional
Pada tingkat ini aturan berisi ukuran moral yang dibuat berdasarkan otoritas.Anak tidak melanggar aturan moral karena takut ancaman atau hukuman dari otoritas.
Tingkat ini dibagi menjadi dua tahap.Pertama, tahap orientasi terhadap kepatuhan dan hukuman.Pada tahap ini anak hanya mengetahui bahwa aturan-aturan itu ditentukan oleh adanya kekuasaan yang tidak bisa diganggu gugat. Anak harus menurut, atau kalau tidak, akan mendapat hukuman. Kedua, tahap relativistik hedonisme. Pada tahap ini anak tidak lagi secara mutlak tergantung pada aturan yang berada di luar dirinya yang ditentukan orang lainyang memiliki otoritas. Anak mulai sadar bahwa setiap kejadian mempunyai beberapa segi yang bergantung pada kebutuhan (relativisme) dan kesenangan seseorang (hedonisme).
b. Tingkat konvensional
Pada tingkatan ini anak mematuhi aturan yang dibuat bersama agar diterima dalam kelompoknya.Sikap diartikan tidak hanya sebatas kesesuaian dengan tatanan sosial, tetapi juga kesetiaan.Akibatnya individu secara aktif mempertahankan, mendukung dan dan mengidentifikasikan diri dengan orang atau kelompok di dalamnya.
Tingkat ini juga terdiri dari dua tahap.Pertama, tahap orientasi mengenai anak yang baik. Pada tahap ini anak mulai memperlihatkan orientasi perbuatan yang dapat dinilai baik atau tidak baik oleh orang lain atau masyarakat. Sesuatu dikatakan baik dan benar apabila sikap dan perilakunya dapat diterima orang lain atau masyarakat. Kedua, tahap mempertahan-kan norma sosial dan otoritas. Pada tahap ini anak menunjukkan perbuatan baik dan benar bukan hanya agar dapat diterima oleh lingkungan masyarakat sekitarnya, tetapi juga bertujuan agar dapat ikut mempertahankan aturan dan norma/nilai sosial yang ada sebagai kewajiban dan tanggung jawab moral untuk melaksanakan aturan yang ada.
c. Tingkat post-konvensional
Pada tingkat ini anak mematuhi aturan untuk menghindari hukuman kata hatinya. Pada tingkat ini terdapat usaha yang jelas untuk mencapai definisi pribadi akan nilai-nilai moral untuk menentukan prinsip-prinsip yang memiliki validitas dan aplikasi terpisah dari otoritas kelompok dan terpisah dari identifikasi individu sendiri dengan kelompok.
Tingkat ini juga terdiri dari dua tahap. Pertama, tahap orientasi terhadap perjanjian antara dirinya dengan lingkungan sosial. Pada tahap ini ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan masyarakat.Seseorang mentaati aturan sebagai kewajiban dan tanggung jawab dirinya dalam menjaga keserasian hidup bermasyarakat.Kedua, tahap universal. Pada tahap ini selain ada norma pribadi yang bersifat subjektif, ada juga norma etik (baik/buruk, benar/salah) yang bersifat universal sebagai sumber menentukan sesuatu perbuatan yang berhubungan dengan moralitas.
Pendekatan perkembangan kognitif sekilas dapat digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, karena pendekatan ini memberikan penekanan pada aspek perkembangan kemampuan berpikir. Karena itu, pendekatan ini memberikan perhatian sepenuhnya kepada isu moral dan penyelesaian masalah yang berhubungan dengan pertentangan nilai tertentu dalam masyarakat dengan memperhatikan tingkat dan tahapan yang telah disebutkan.Penggunaannya dapat menghidupkan suasana kelas.
Metode yang dapat digunakan dalam pendekatan perkembangan kognitif ini adalah dengan menyajikan nilai cerita faktual yang kemudian dibahas dalam kelompok-kelompok kecil.Melalui bacaan singkat atau film, siswa disajikan dengan cerita yang melibatkan satu atau lebih karakter yang dihadapkan pada dilema moral. Siswa diminta untuk menyatakan apa yang harus dilakukan oleh orang dalam cerita tersebut dan dengan memberikan alasan untuk jawaban tersebut, dan kemudian mendiskusikannya dengan orang lain. Penelitian Kohlberg menunjukkan bahwa mengekspos siswa untuk tingkat yang lebih tinggi dari penalaran melalui diskusi kelompok merangsang mereka untuk mencapai tahap berikutnya dari perkembangan moral.
Teori Kohlberg dinilai paling konsisten dengan teori ilmiah, peka untuk membedakan kemampuan dalam membuat pertimbangan moral, mendukung perkembangan moral, dan melebihi berbagai teori lain yang berdasarkan kepada hasil penelitian empiris.
Menurut Galbraith dan Jones terdapat tiga variabel penting di dalam diskusi kelompok berkaitan dengan permasalahan moral agar berjalan efektif, dan dengan demikian, terdapat peningkatan perkembangan moral pada siswa. Tiga variabel tersebut adalah:
1) Cerita yang menyajikan konflik nyata pada seorang yang menjadi tokoh utama, termasuk sejumlah isu moral yang perlu dipertimbangkan, dan isu/permasalahan yang menghasilkan perbedaan pendapat antara siswa tentang respon yang tepat untuk situasi-situasi tersebut.
2) Seorang pemimpin yang dapat membantu untuk memfokuskan pembahasan pada penalaran moral.
3) Iklim kelas yang mendorong siswa untuk mengekspresikan penalaran moral mereka secara bebas.
Namun demikian, sebagai sebuah pendekatan dari proses pendidikan, pendekatan perkembangan moral kognitif memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan tersebut antara lain:
Kelebihan Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif
a. Pendekatan perkembangan kognitif mudah digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, karena pendekatan ini memberikan penekanan pada aspek perkembangan kemampuan berpikir.
b. Karena pendekatan ini memberikan perhatian sepenuhnya kepada isu moral dan penyelesaian masalah yang berhubungan dengan pertentangan nilai tertentu dalam masyarakat, penggunaan pendekatan ini menjadi menarik.
c. Penggunaannya dapat menghidupkan suasana kelas.
Kekurangan Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif
a. pendekatan ini menampilkan bias budaya barat. Antara lain sangat menjunjung tinggi kebebasan pribadi yang berdasarkan filsafat liberal.
b. pendekatan ini juga tidak mementingkan kriteria benar salah untuk suatu perbuatan. Yang dipentingkan adalah alasan yang dikemukakan atau pertimbangan moralnya.

3. Pendekatan Analisis Nilai (Values Analysis Approach)
Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai- nilai sosial. Jika dibandingkan dengan pendekatan perkembangan kognitif, salah satu perbedaan diantara keduanya adalah pendekatan analisis nilai lebih menekankan pada pembahasan masalah-masalah yang memuat nilai-nilai sosial.Adapun pendekatan perkembangan kognitif memberi penekanan pada dilema moral yang bersifat perseorangan.
Berbeda dengan pendekatan perkembangan moral, analisis nilai berkonsentrasi terutama pada isu-isu nilai sosial daripada dilema moral pribadi. Karena itu, pendekatan analisis lebih memberikan pemahaman pada aspek nilai-nilai moral yang dapat diterapkan pada kehidupan sosial.
Ada dua tujuan utama pendidikan moral menurut pendekatan ini.Pertama, membantu siswa untuk menggunakan kemampuan berpikir logis dan penemuan ilmiah dalam menganalisis masalah-masalah sosial, yang berhubungan dengan nilai moral tertentu.Kedua, membantu siswa untuk menggunakan proses berpikir rasional dan analitik, dalam menghubung-hubungkan merumuskan konsep tentang nilai-nilai mereka.
Dasar filosofis pendekatan analisis adalah perpaduan dari pandangan rasionalis dan empiris dari sifat manusia. Menilai adalah proses kognitif menentukan dan membenarkan fakta-fakta.. Dengan demikian, proses valuing dapat dan seharusnya dilakukan berdasarkan fakta dan alasan, dan yang pertimbangan bukan berasal dari hati nurani, melainkan dengan aturan dan prosedur logika.
Metode yang paling sering digunakan dalam pendekatan analisis untuk menilai sebuah tindakan adalah metode belajar kelompok berdasarkan masalah dan isu-isu nilai sosial, studi kepustakaan dan penelitian lapangan, dan diskusi kelas rasional. Tahapan operasi intelektual yang sering digunakan dalam analisis nilai meliputi menyatakan masalah, mempertanyakan dan menguatkan dalam relevansi laporan, menerapkan kasus yang sama untuk memenuhi syarat dan memperbaiki posisi nilai, menunjukkan inkonsistensi logis dan empiris dalam argumen, dan pengujian bukti.
Namun demikian, sebagai sebuah pendekatan dari proses pendidikan, pendekatan analisis nilai memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan tersebut antara lain:
Kelebihan Pendekatan Analisis Nilai
a. Mudah diaplikasikan dalam ruang kelas, karena penekanannya pada pengembangan kemampuan kognitif.
b. Pendekatan ini menawarkan langkah-langkah yang sistematis dalam pelaksanaan proses pembelajaran moral.
Kekurangan Pendekatan Analisis Nilai
a. Menurut Superka, dkk. (1976), pendekatan ini sangat menekankan aspek kognitif, dan sebaliknya mengabaikan aspek afektif serta perilaku.
c. Menurut Ryan dan Lickona (1987), pendekatan ini sama dengan pendekatan perkembangan kognitif dan pendekatan klarifikasi nilai, sangat berat memberi penekanan pada proses, kurang mementingkan isi nilai.
In reply to First post

Re: forum diskusi

by Atri Putri 2013053060 -
Atri Putri
2013053060

Izin menjawab ibu..

Terdapat tiga pendekatan dalam penanaman moral yang pertama ada inculcation approach
Dimana dalam penanaman nilai ini ditekankan penanaman nilai-nilai yang berkaitan dengan nilai sosial, tujuan dari penanaman nilai ini adalah agar peserta didik dapat memiliki nilai-nilai atau keyakinan nilai yang bersifat sosial. Adapun contoh dari implementasinya adalah pendidik mengajarkan nilai-nilai toleransi sebagai makhluk sosial, kita sangat menyadari bahwa peserta didik terdiri dari berbagai macam suku dan budaya untuk itu pendidik harus dapat menjelaskan secara rinci dan detail mengenai nilai sosial, mengapa demikian karena Dengan pemahaman nilai-nilai sosial dan toleransi tentu peserta didik tidak bersikap mengutamakan atau mengumpulkan kebudayaannya sendiri di atas kebudayaan teman-temannya yang lain.
Kedua, pendekatan perkembangan moral kognitif, pada pendekatan ini pendidik diharapkan dapat mengetahui perkembangan dari moral kognitif anak, setelah itu pendidik dapat mengembangkan perkembangan moral kognitif si anak misalnya si anak diberikan suatu permasalahan yang dapat melatih seberapa besar perkembangan moral kognitif sosial dalam berpikir dan menyelesaikan suatu masalah.
Ketiga, pendekatan analisis nilai, pada pendekatan ini peserta didik diharapkan dapat menganalisis setiap aktivitas dan kegiatannya dengan menerapkan nilai-nilai sosial dan nilai-nilai moral lainnya yang sudah diajarkan oleh pendidik misalnya pendidik meminta peserta didik untuk menganalisis sikapnya selama beberapa pekan apakah sudah sesuai dengan apa yang diajarkan atau belum

Terimakasih
In reply to First post

Re: forum diskusi

by hidayatullah 2013053117 -
Nama : hidayatullah
Npm : 2013053117

Izin menjawab
macam-macam Pendekatan Moral
1. Pendekatan Inclucation (Pendekatan Penanaman Nilai)
Penanaman adalah pendekatan yang menekankan pada penanaman nilai-nilai sosial pada peserta didik. Menurut pendekatan ini, tujuan pendidikan nilai adalah diterimanya nilai-nilai sosial tertentu oleh peserta didik dan perubahan nilai peserta didik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
Contoh:
Seorang yang menjadi contoh baik untuk peserta didik dengan menerapkan nilai moral yang baik di lingkungan sekolah

2. Pendekatan Analisis
Pendekatan Analisis adalah pendekatan yang menekankan peserta didik untuk dapat memahami, membedakan, dan menganalisis nilai moral yang baik maupun buruk yang ada di lingkungan sekitarnya secara logis. Setelah dapat membedakan dan menganalisis moral, diharapkan peserta didik dapat mengikuti perbuatan moral yang baik.
Contoh :
Menganalisis nilai moral yang patut dicontohkan di lingkunga sekolah maupun diluar lingkungan sekolah

3. Pendekatan Action Learning (Pendekatan pembelajaran berbuat)
Pendekatan action learning adalah pendekatan yang menekankan pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan perilaku atau perbuatan moral yang baik secara perseorangan maupun bersama-sama, dengan dikontrol atau diawasi oleh pendidik.
Contohnya :
Kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan dalam ekstrakulikuler pramuka yang akan diawasi oleh pembina pramuka selama kegiatan berlangsung