Pedesaan Masa Tanam Paksa

Diskusi

Diskusi

Yusuf Perdana གིས-
Number of replies: 26

Jelaskan menurut anda sistem apakah yang tepat, selain tanam paksa yang dapat dengan cepat mengembalikan kas belanda yang terkuras setelah adanya perang jawa  !

In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Elsa Dara Puspita གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,,
Nama : Elsa DaraPuspita
Npm : 2013033037
Izin menanggapi pertanyaan yang telah bapak berikan,,
menurut pendapat saya sistem selain sistem tanam paksa yang dapat memulihkan kas belanda yaitu sistem liberal hindia belanda sebab, semakin banyak suara terdengar di Belanda yang menolak sistem Tanam Paksa dan mendorong sebuah pendekatan yang lebih liberal bagi perusahaan-perusahaan asing. Penolakan sistem Tanam Paksa ini terjadi karena alasan kemanusiaan dan alasan ekonomi. Pada 1870 kelompok liberal di Belanda memenangkan kekuasaan di parlemen Belanda dan dengan sukses menghilangkan beberapa ciri khas sistem Tanam Paksa seperti persentase penanaman beserta keharusan menggunakan lahan dan tenaga kerja untuk hasil panen dengan tujuan ekspor.
Kelompok liberal ini membuka jalan untuk dimulainya sebuah periode baru dalam sejarah Indonesia yang dikenal sebagai Zaman Liberal (sekitar 1870-1900). Periode ini ditandai dengan pengaruh besar dari kapitalisme swasta dalam kebijakan kolonial di Hindia Belanda. Pemerintah kolonial pada saat itu kurang lebih memainkan peran sebagai pengawas dalam hubungan antara pengusaha-pengusaha Eropa dengan masyarakat pedesaan Jawa. Namun, walau kaum liberal mengatakan bahwa keuntungan pertumbuhan ekonomi juga akan mengucur kepada masyarakat lokal, keadaan para petani Jawa yang menderita karena kelaparan, kurang pangan, dan penyakit tidak lebih baik di Zaman Liberal dibandingkan dengan masa sistem Tanam Paksa.
Abad ke-19 juga dikenal sebagai abad ekspansi karena Belanda melaksanakan ekspansi geografis yang substantial di Nusantara. Didorong oleh mentalisme imperialisme baru, negara-negara Eropa bersaing untuk mencari koloni-koloni di luar benua Eropa untuk motif ekonomi dan status. Salah satu motif penting bagi Belanda untuk memperluas wilayahnya di Nusantara - selain keuntungan keuangan - adalah untuk mencegah negara-negara Eropa lain mengambil bagian-bagian dari wilayah ini. Pertempuran paling terkenal (dan pertempuran yang paling lama antara Belanda dan rakyat pribumi) selama periode ekspansi Belanda abad ini adalah Perang Aceh yang dimulai pada tahun 1873 dan berlangsung sampai 1913, berakibat pada kematian lebih dari 100,000 orang. Namun, Belanda tidak pernah memegang kontrol penuh atas Aceh. Toh, integrasi politik antara Jawa dan pulau-pulau lain di Nusantara sebagai kesatuan politis kolonial telah tercapai (sebagian besar) pada awal abad ke-20.

sekian yang dapat saya sampaikan saya mohon maaf, terima kasih.
Wassalamualikum warahmatullahi wabarakatuh.
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Devi ayu lestari གིས-
Assalamualaikum bapak izin menanggapi saya Devi Ayu Lestari npm 2013033005.

Selain tanam paksa apa yg dapat mengembalikan kas negara belanda ?

Mengenai hal tanam paksa ini sendiri  yg merupakan  Sistem tanam paksa sendiri yakni setiap petani desa wajib menyisihkan 20 persen tanahnya untuk ditanami komoditas ekspor yang ditentukan pemerintah kolonial.Jenis tanaman yang menjadi fokus sistem tanam paksa yaitu tanaman seperti kopi teh, tebu, dan nila.Tujuan pemerintah belanda melaksanakan sistem tanam paksa atau cullture stelsell yg memiliki tujuan untuk mengembalikan kondisi keuangan Belanda menjadi pulih selepas krisis usai perang Jawa. Memang pada waktu itu hasil dari tanam paksa ini laku dijual di pasaran eropa maupun internasional selain itu juga  dapat memenuhi atas kas negara.

Selain adanya tanam paksa diberlakukan lah kerja paksa dimana kerja paksa ini diperuntukan agar kaum pribumi yg tidak memiliki lahan di peralat lah tenaganya untuk bekerja dilahan orang lain atau disebut penggarap dan hasil dari perkebunan  danpertanian dapat dijadikan upaya belanda di ekspor kepasaran eropa maupun internasional jadi itu saja bapak menurut pendapat saya jika ada kesalahan bisa diluruskan sekian terimaksih wassalamualaikum wr.wb

In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Mia Nurlita 2013033011 གིས-
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Sebelumnya izin memperkenalkan diri
Nama : Mia Nurlita
Npm : 2013033011
Kelas : A
Izin menyampaikan pendapat menurut saya selain tanam paksa yang dapat dengan cepat mengembalikan kas belanda yang terkuras setelah adanya perang jawa yakni dengan mengerahkan seluruh tenaga kerja untuk menanam semua jenis tanaman ekspor yang mana hasilnya diambil oleh pihak belanda semua kemudian mereka dapat bekerja sama dengan perusahaan perusahaan asing untuk menanam modal dan sebagainya, kemudian mereka juga dapat meningkatkan keamanan dan pertahanan agar bangsa asing tidak dapat ikut memonopoli perdagangan didaerah jajahan mereka
Sekian bapak dari saya jika terdapat kesalahan saya mohon maaf bapak,, wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh bapak,,,,,,
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Rizky Pahlevi གིས-
Assalmualaikum warahmatullahi wabarakatuh, izin memperkenalkan diri saya Rizky Pahlevi dengan NPM 2013033023. Izin menanggapi atas pertanyaan yang bapak berikan.
Terkait dengan adanya sistem tanam paksa merupakan langkah efektif untuk memperbaiki stabilitas keuangan negeri Belanda yang telah defisit akibat perang dan hutang. Dalam hal ini mengharuskan rakyat menyerahkan seperlima dari tanah garapan untuk ditanami jenis tanaman ekspor dengan memakai tenaga yang tidak melebihi tenaga untuk menggarap tanah itu bagi penanam padi. Van Den Bosch berpendapat bahwa dengan pungutan pajak maka produksi tanaman perdagangan akan dapat dikumpulkan dengan jumlah besar. Pemikiran itu rupanya tepat terbukti meningkatnya pendapatan kas Negeri Belanda sebesar 823 juta Gulden.
Menurut pendapat saya selain siatem tanam paksa dengan cepat mengembalikan kas Belanda setelah perang jawa yaitu adanya sistem Liberal Hindia Belanda. Ketika kas Belanda telah surplus dan rakyat Hindia Belanda menderita adanya tanam paksa, muncullah suara-suara kalangan Liberal menuntut di hapuskan sistem itu dan digantikan dengan modal swasta dan kerja bebas. Hal ini memberikan peluang sepenuhnya untuk menanamkan modalnya dalam berbagai usaha. Selama masa ini modal swasta dari Belanda telah mendirikan perkebunan kopi, teh, gula, dan nila yang besar di Sumatera Timur. Pembukaan perkebunan besar dimungkinkan dikeluarkan adanya sistem Undang-undang Agraria 1870. Di satu pihak Undang-undang Agraria ini bertujuan melindungi petani Indonesia yang kehilangan hak milik tanah dan di pihak lain membuka peluang bagi orang-orang asing untuk menyewa tanah dari rakyat Indonesia bagi kepentingan perkebunan. Dengan adanya hal ini, kehidupan ekonomi akan mendorong perkembangan Hindia-Belanda.

Sekian jawaban dari saya kurang lebih nya mohon maaf bapak. Terima kasih, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Lussy Safitri གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama : Lussy Safitri
NPM : 2013033009
Kelas : A
Izin menjawab bapak terkait pertanyaaannya yang telah diberikan.

Menurut saya selain sistem tanam paksa, Sistem ekonomi liberal juga digunakan belanda dalam meningkatkan kas belanda. Dimana tanam paksa yang dalam pelaksanaannya banyak melakukannya penyimpangan ini mendapatkan banyak kritik bahkan dari kalangan orang Belanda sendiri dah akhirnya taman paksa diberhentikan. Oleh karena itu sejak tahun 1870 tanam  paksa dihentikan dan sebagai gantinya antara tahun 1970-1900 pemerintah kolonial Belanda menerapkan system liberalisme sebagai sistem ekonominya di Hindia Belanda (Kartodirdjo, dkk., 1977:97). 
Dengan diterapkannya sistem ekonomi liberal ini, artinya menciptakan kesempatan bagi kaum liberal Belanda untuk menginvestasikan modalnya di perkebunan-perkebunan besar di Hindia Belanda secara bebas. Produktivitas perkebunan dan volume perdagangan kemudian berkembang secara pesat sehingga terjadi penanaman modal secara besar-besaran. Dan dalam sistem ekonomi liberal ini memberikan peluang sepenuhnya kepada kaum pengusaha dan modal swasta untuk menanamkan modalnya dalam berbagai usaha kegiatan di Indonesia terutama dalam industri perkebunan baik itu di daerah Jawa maupun di luar Jawa. Pada tahun 1870 dikeluarkan Undang-Undang Agraria yang disusun oleh menteri De Waal. Undang-undang Agraria ink menerangkan bahwa:
1. Pemerintah berhak menyewakan tanah yang tidak dipergunakan penduduk asli selama 75 tahun kepada bangsa asing.
2. Penduduk asli tidak boleh menjual tanahnya kepada orang asing Tetapi boleh menyewakannya.
3. Tanah-tanah yang tidak dimiliki oleh siapapun juga menjadi hak milik pemerintah.
Sebelumnya tujuan dikeluarkannya undang-undang agraria adalah untuk melindungi tanah-tanah pribumi dari perkebunan besar milik swasta Barat, tetapi pada kenyataannya ini hanya melindungi para pemilik modal Eropa yang menanamkan modalnya di perkebunan dan tetap membuka kondisi kondisi yang menguntungkan mereka misalnya tenaga kerja yang sangat murah. Pelaksanaan politik liberal membawa dampak sebagaimana hasil penelitian komisaris Mindere Welvaart Commisie yang dilakukan pada tahun 1900. Dampaknya kondisi perekonomian khususnya pedesaan di Jawa penghujung abad ke-19 menunjukkan ketimpangan dan untuk sistem ekonomi liberal ini memberikan keuntungan yang sangat besar kepada pemerintah Belanda dan kaum swasta yang mana hasilnya mengalir ke pemerintah Belanda.

Sekian, terima kasih. Mohon maaf bapak apabila ada kesalahan dalam menjawab.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Dandi Bagas Pramestu གིས-
Asalamualaikum wr.wb
Nama : Dandi Bagas Pramestu
Npm : 2013033017 izin menanggapi terkait Forum diskusi diatas bapak.
Sistem yang dapat mengembalikan kas belanda dengan cepat adalah Di tahun 1829 Johannes Van den Bosch mengajukan usulan kepada Raja Belanda tentang cara melakukan sistem politik kolonial Belanda di wilayah Tanah Hindia. Menurutnya, untuk memperbaiki ekonomi, tanah jajahan harus melakukan penanaman tanaman yang bisa laku terjual di pasar dunia.
Sekian yang dapat saya sampaikan saya akhiri wasallamualaikum wr.wb
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Hesti Ovallia གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Hesti Ovallia
Npm. : 2013033035
Menurut saya selain sistem tanam paksa Belanda bisa mengembalikan kesan yang terkuras setelah adanya perang Jawa dengan cara menyerukan masyarakat untuk menanam tanaman yang bernilai jual tinggi dan mudah untuk dikelola, Belanda juga bisa bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang produksi si baik makanan maupun barang dengan Belanda menjadi pemasok kebutuhannya.
Sekian pendapat dari saya terima kasih wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Ikfina Aisya Hidayat གིས-
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Saya Ikfina Aisya Hidayat dengan NPM 2013033041. Izin menjawab pak

Selain tanam paksa, cara cepat untuk mengembalikan kas Belanda adalah dengan menerapakan sistem ekonomi liberal Belanda.
Sekitar tahun 1850 di Belanda mulai muncul gerakan menentang kesewenang-wenangan Belanda dalam menerapkan Sistem Tanam Paksa (1830-1870). Tanam Paksa sangat menguntungkan bagi Belanda, akan tetapi membawa kesengsaraan bagi bangsa Indonesia. Berbagai golongan liberalis di Belanda menuntut agar tanam paksa dihapuskan. Baik itu kaum humanis maupun kapitalis menolak adanya sistem tanam paksa. Kaum Humanis didasarkan pada sistem tanam paksa tidak berperikemanusiaan, sedangkan kaum kapitalis berlandaskan bahwa sistem tanam paksa tidak menciptakan sistem ekonomi yang sehat.

Sekian pak, terimakasih. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Ahcmad Rizko གིས-
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Izin memperkenalkan diri saya Ahcmad Rizko npm 2013033053, izin menjawab terkait pertanyaan yang bapak berikan.
Menurut saya tanam paksa mengisi keuangan Belanda dengan cepat pasca peran Jawa karena para elite lokal memaksa para rakyat untuk menanam tanaman komodotas ekspor melebihi ketentuan yang diberikan oleh Belanda yang mana tanaman yang ditanam oleh para rakyat adalah tanaman berharga jual tinggi di pasar eropa.
Sekian jawaban dari saya kurang lebihnya saya mohon maaf Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatu.h
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

kemuning . གིས-
Assalamuallaikim wr.wb izin memperkenalkn diri bapak nama sama kemuning dengan NPM 2013033045.
selain tanam paksa yg dapat mengembalikan kas belanda adalah Sistem pajak tanah yang diperkenalkan oleh Raffles saat ia berkuasa di Hindia Belanda sebagai salah satu realisasi dari kebijakan liberal yang diperkenalkan olehnya. Pengertian sistem pajak tanah yang dilancarkan Raffles, merupakan bagian integralnya dari gagasan sistem sewa tanah (landelijk stelsel) di tanah jajahan. Gagasannya itu timbul dari upayanya untuk memperbaiki sistem paksa VOC yang dianggap memberatkan dan merugikan penduduk. Menurut Raffles penyerahan wajib dan kerja paksa (rodi), akan memberikan peluang tindakan penindasan dan tidak akan mendorong semangat kerja penduduk. Maka dari itu, Raffles menghendaki perubahan sistem penyerahan paksa dengan sistem pemungutan pajak tanah yang dianggap akan menguntungkan kedua belah pihak baik negara maupun penduduk.(Sartono & Djoko, 1991:43-44). walupun sebenarnya tetap saja kebijakan ini menaruk masyarakat pada posisi terendah
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Marita puspita Sari གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama : Marita Puspita Sari
NPM : 2013033061

Izin menyampaikan pendapat pak, selain sistem Tanam Paksa yang dilakukan Belanda untuk mengisi kekosongan kas negara yaitu dapat dilakukan dengan diterapkannya sistem Politik Etis. Sistem Tanam Paksa telah memberikan penderitaan cukup besar, khususnya bagi rakyat Indonesia sehingga akhirnya pada tahun 1870 dihapuskan dan diganti dengan kebijakan baru, yang dinamakan politik etis (Ethische Politic) atau yang dikenal juga sebagai politik balas budi. Dalam Politik Etis ini, Belanda membangun sekolah bagi kaum pribumi sebagai bentuk kompensasi atas keuntungan yang didapat Belanda selama Tanam Paksa. Selain pendidikan, Politik Etis juga membangun irigasi yang memungkinan pengairan di tanah pertanian dan perkebunan. Irigasi ini pun membuat produksi pertanian dan perkebunan meningkat. Kemudian, transmigrasi, memindahkan penduduk dari wilayah yang padat di Jawa ke Sumatera. Akan tetapi, perpindahan penduduk ini hanya dilakukan untuk memberikan tenaga kerja mereka kepada perkebunan Belanda. Politik etis pada praktiknya hanya untuk kepentingan dan keuntungan pemerintah Belanda
.
• Irigasi, yang seharusnya untuk mengairi lahan pertanian atau perkebunan rakyat, tetapi nyatanya tidak. Irigasi yang sudah diperbaiki dan dibangun ditujukan untuk mengairi sawah dan ladang milik swasta dan pemerintah Belanda.

• Emigrasi, pada program ini, rakyat ditempatkan di daerah-daerah perkebunan yang dikembangkan Belanda. Mereka ditunjuk untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja pada perkebunan.

• Edukasi, meskipun pemerintah Belanda telah mendirikan sekolah-sekolah untuk kaum pribumi, terjadi diskriminasi di dalamnya. Pendidikan yang dibuka hanya diperuntukkan untuk anak pegawai dan orang berada saja, sementara yang berpendapatan sangat rendah tidak diperbolehkan sekolah.

Sehingga nya dengan diterapkannya sistem politik etis Belanda mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari adanya program pendidikan, pengairan, dan perpindahan tempat.

Sekian yang dapat saya sampaikan, apabila terdapat kesalahan saya mohon maaf pak. Terima Kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

RISKI RISMAWATI གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Izin memperkenalkan diri nama saya Riski Rismawati dengan Npm 2013033029

Sistem Tanam Paksa, merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch pada tahun 1830 yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya (20%) bagi ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu, dan tarum (nila). Hasil tanaman ini akan dijual bagi pemerintah kolonial dengan harga yang sudah dipastikan dan hasil panen diserahkan bagi pemerintah kolonial. Penduduk desa yang tidak memiliki tanah wajib bertugas 75 hari dalam setahun (20%) pada kebun-kebun milik pemerintah yang diproduksi sebagai semacam pajak.Cultuurstelsel kemudian dihentikan setelah muncul bermacam kritik dengan dikeluarkannya UU Agraria 1870 dan UU Gula 1870, yang mengawali era liberal.
UU Agraria memastikan bahwa kepemilikan tanah di Jawa tercatat. Tanah masyarakat dijamin sementara tanah tidak bertuan dalam sewaan dapat diserahkan. UU ini dapat diistilahkan mengawali berdirinya sejumlah perusahaan swasta di Hindia Belanda.
Undang-Undang Agraria 1870 (bahasa Belanda: Agrarische Wet 1870) diberlakukan pada tahun 1870 oleh Engelbertus de Waal (menteri jajahan) sebagai reaksi atas kebijakan pemerintah Hindia Belanda di Jawa. Latar balik dikeluarkannya Undang-Undang Agraria (Agrarische Wet) selang lain karena kesewenangan pemerintah mengambil alih tanah rakyat. Politikus liberal yang saat itu berkuasa di Belanda tidak setuju dengan Tanam Paksa di Jawa dan bersedia membantu masyarakat Jawa sambil sekaligus keuntungan ekonomi dari tanah jajahan dengan mengizinkan berdirinya sejumlah perusahaan swasta.

UU Agraria memastikan bahwa kepemilikan tanah di Jawa tercatat. Tanah masyarakat dijamin sementara tanah tidak bertuan dalam sewaan dapat diserahkan. UU ini dapat diistilahkan mengawali berdirinya sejumlah perusahaan swasta di Hindia Belanda.
Tujuan dikeluarkannya UU Agraria 1870
•Melindungi hak milik petani atas tanahnya dari penguasa dan pemodal asing.
•Memberi peluang kepada pemodal asing kepada menyewa tanah dari masyarakat Indonesia seperti dari Inggris, Belgia, Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan lain-lain.
•Membuka kesempatan kerja kepada masyarakat kepada menjadi buruh perkebunan.

Sekian jawaban dari saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
Terimakasih
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Perdana Adi Zezama གིས-
Assalamualaikum wr wb
Nama perdana adi zezama_2013033049
Izin menanggapi terkait pertanyaan di atas.
Menurut saya sistem yg tepat untuk mengembalikan modal adalah dengan mengajak kerja sama warga untuk membuka lahan dan di tanami dengan tanaman yg kemudian hasil nya bisa di jual ke luar negeri.
Yang kedua mengajak negara lain kerja sama dalam bidang impor dan ekspor.

Sekian terima kasih
Wassalamualaikum wr wb
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Yolanda Noviyanti གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh nama Yolanda Noviyanti dengan NPM 2013033047,izin menanggapi pertanyaan yang bapak berikan

menurut saya selain tanam paksa yang dapat dengan cepat mengembalikan kas belanda yaitu pada tahun 1829 Van den Bosh membuat sebuah peraturan yang mewujudkan kepada rakyat untuk menyerahkan “landrento” bukan dalam bentuk uang Melainkan dalam bentuk tenaga kerja tertentu untuk menanam tanaman-tanaman eksport yang laku di Eropa. setiap desa harus menyisihkan sebagian tanahnya 20% untuk ditanami komoditi ekspor.

Sekian terimakasih
Wasallamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Rani Puspita གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, izin memperkenalkan diri nama saya Rani Puspita dengan npm 2013033015. Sebelumnya izin menjawab pak.

Menurut saya sistem yang tepat untuk mengembalikan kas Belanda selain sistem tanam paksa adalah Sistem Land Rent (sewa tanah) karena landrent system merupakan bentuk perpajakan kolonial yang lahir dan diperkenalkan di Jawa pada era interregnum Inggris. Pelaksanaan Land Rent System yang diterapkan di Jawa merupakan wujud eksperimen dan idealisme seorang Thomas Stamford Raffles dalam menanamkan liberalisme ekonomi melalui sistem pajak dengan mempertimbangkan keberhasilan Land Rent System yang diterapkan di India. Thomas Stamford Raffles menentang sistem VOC karena keyakinan-keykinan politiknya, yang sekarang dapat disebut liberal, maupun karena berpendapat bahwa sistem ekploitasi seperti yang telah di praktekan oleh VOC tidak menguntungkan. 

Ketentuan-ketentuan sistem sewa tanah yang terjadi pada masa Rafles antara lain:
1. Petani harus menyewa tanah meskipun dia adalah pemilik tanah tersebut.
2. Harga sewa tanah tergantung pada kondisi tanah
3. Pembayaran sewa tanah dilakukan dengan uang tunai, serta bagi yang tidak memiliki tanah akan dikenakan pajak.

Dari hal tersebut Akibatnya sangatlah berpengaruh bagi kehidupan masyarakat terutama Kehidupan rakyat Indonesia yang semakin sengsara dan menderita karena tanah milik penduduk dikenakan denda oleh pemerintah kolonial Inggris di bawah pimpinan Thomas Stamford Raffles.

Sekian jawaban dari saya,apabila terdapat kesalahan dalam menjawab saya mohon maaf pak.
Terima kasih dan Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Octari Tauvita གིས-
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Izin menjawab pak

Selain tanam paksa cara lain untuk mengembalikan kas Belanda pada saat itu ialah dengan adanya pajak tanah setiap tanah yang di garap dan juga hasil nya dikenai pajak, yang menguntungkan masyarakat Hindia Belanda juga untuk Belanda sendiri. Lalu ada juga sistem ekonomi liberal yakni para investator dari Belanda bisa menanamkan modal sebanyak-banyaknya pada perkebunan dan pertanian tapi juga di barengi dengan pemilihan tanaman yang bisa laku terjual di pasaran Eropa, dengan itu bisa membantu mengembalikan kas Belanda.

Terima kasih. Mohon maaf jika terdapat kesalahan
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Afaf Nafisah གིས-
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Nama: Afaf Nafisah
NPM : 2013033059

Izin menjawab, Bapak.
Sistem apakah yang tepat, selain tanam paksa yang dapat dengan cepat mengembalikan kas belanda yang terkuras setelah adanya perang Jawa?

Menurut saya, yaitu sistem liberal.
Sistem liberal menghasilkan sistem ekonomi yang eksploitatif yang berorientasi ekspor. Ekspor terus berkembang untuk mendukung industrialisasi Eropa dan Belanda khususnya. Devisa yang diperoleh tidak ditanamkan kembali di Hindia Belanda, tapi ditransfer ke Belanda. Sedang rakyat sendiri dengan sistem liberal ini diberi beban pajak yang berat.

Selanjutnya, sistem liberalisme murni dengan persaingan bebas mulai ditinggalkan dan digantikan dengan sistem ekonomi terpimpin. Kehidupan ekonomi Hindia-Belanda, khususnya Jawa mulai dikendalikan oleh kepentingan finansial dan industriil di negeri Belanda, dan tidak diserahkan kepada pemimpin-pemimpin perkebunan besar yang berkedudukan di Jawa.

Berbeda dengan industri-industri perkebunan besar di Jawa yang berkembang dengan pesat pada masa liberalisme dan sangat menguntungkan bagi pengusaha-pengusaha swasta Belanda dan pemerintah kolonial, maka sebaliknya pada masa yang sama tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia terutama Jawa semakin mundur. Jumlah penduduk yang semakin bertambah sehingga semakin memperbesar tekanan terhadap sumber-sumber bahan pangan.

Mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Terima kasih, Bapak.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Dita Adelia Karisma གིས-
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Nama: Dita Adelia Karisma
NPM: 2013033007

Izin menjawab pak. Menurut saya, selain tanam paksa yang dapat dengan cepat mengembalikan kas Belanda yang terkuras setelah adanya Perang Jawa adalah sistem ekonomi liberal. Dimana dengan diterapkannya sistem ekonomi liberal ini, menciptakan kesempatan bagi kaum liberal Belanda untuk menginvestasikan modalnya di perkebunan-perkebunan besar di Hindia Belanda secara bebas. Selama masa liberalisme ini, modal swasta dari Belanda dan negara-negara Eropa lainnya telah mendirikan perkebunan kopi, teh, gula, dan kina yang cukup besar. Produktivitas perkebunan dan volume perdagangan kemudian berkembang secara pesat sehingga terjadi penanaman modal secara besar-besaran. Selain itu ada juga sistem pajak tanah dimana setiap tanah yang digarap hasil nya dikenai pajak. Sistem pajak tanah yang diperkenalkan oleh Raffles saat ia berkuasa di Hindia Belanda sebagai salah satu realisasi dari kebijakan liberal. Raffles menghendaki perubahan sistem penyerahan paksa dengan sistem pemungutan pajak tanah yang dianggap akan menguntungkan kedua belah pihak baik negara maupun penduduk

Demikian jawaban dari saya. Terima kasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Avip Andreansyah གིས-
assalamualaikum saya avip andreansyah 2013033039 izin menjawab
menurut saya sistem selain sistem tanam paksa yang dapat memulihkan kas belanda yaitu sistem liberal hindia belanda sebab, semakin banyak suara terdengar di Belanda yang menolak sistem Tanam Paksa dan mendorong sebuah pendekatan yang lebih liberal bagi perusahaan-perusahaan asing. Penolakan sistem Tanam Paksa ini terjadi karena alasan kemanusiaan dan alasan ekonomi. Pada 1870 kelompok liberal di Belanda memenangkan kekuasaan di parlemen Belanda dan dengan sukses menghilangkan beberapa ciri khas sistem Tanam Paksa seperti persentase penanaman beserta keharusan menggunakan lahan dan tenaga kerja untuk hasil panen dengan tujuan ekspor.
Kelompok liberal ini membuka jalan untuk dimulainya sebuah periode baru dalam sejarah Indonesia yang dikenal sebagai Zaman Liberal (sekitar 1870-1900). Periode ini ditandai dengan pengaruh besar dari kapitalisme swasta dalam kebijakan kolonial di Hindia Belanda. Pemerintah kolonial pada saat itu kurang lebih memainkan peran sebagai pengawas dalam hubungan antara pengusaha-pengusaha Eropa dengan masyarakat pedesaan Jawa. Namun, walau kaum liberal mengatakan bahwa keuntungan pertumbuhan ekonomi juga akan mengucur kepada masyarakat lokal, keadaan para petani Jawa yang menderita karena kelaparan, kurang pangan, dan penyakit tidak lebih baik di Zaman Liberal dibandingkan dengan masa sistem Tanam Paksa.
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Aditya Fitrial Nugroho གིས-
Assalamualaikum wr.wb
Nama : Aditya Fitrial Nugroho
Npm : 2013033057

Izin menanggapi pertanyaan yang telah bapak berikan,
menurut pendapat saya sistem selain sistem tanam paksa yang dapat memulihkan kas belanda yaitu sistem  ekonomi liberal. Dimana dengan diterapkannya sistem ekonomi liberal ini, menciptakan kesempatan bagi kaum liberal Belanda untuk menginvestasikan modalnya di perkebunan-perkebunan besar di Hindia Belanda secara bebas. Selama masa liberalisme ini, modal swasta dari Belanda dan negara-negara Eropa lainnya telah mendirikan perkebunan kopi, teh, gula, dan kina yang cukup besar. Produktivitas perkebunan dan volume perdagangan kemudian berkembang secara pesat sehingga terjadi penanaman modal secara besar-besaran. 

Sekian terimakasih wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Murniyati . གིས-
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama saya Murniyati dengan NPM 2013033025. Izin berpendapat terkait pertanyaan yang bapak berikan, yaitu selain tanam paksa yang dapat dengan cepat mengembalikan kas Belanda yang terkuras habis setelah perang Jawa?
Sebelumnya tanam paksa ini terdapat pertentangan dari kalangan pejabat Hindia-Belanda namun disetujui oleh raja Belanda yaitu raja Willem I. Dan memang tujuan tanam paksa ini untuk mengembalikan kas Belanda yang terkuras setelah perang Jawa dan juga banyaknya hutang Belanda pada saat itu. Dan selanjutnya apakah ada sistem yang tepat selain tanam paksa untuk dapat dengan cepat mengembalikan kas Belanda? Menurut saya ada, yaitu sistem sewa tanah yang sebelumnya diberlakukan pada masa Raffles dan sebelumnya ada tanam paksa ini. Dimana sistem sewa tanah ini adalah sebuah sistem yang diterapkan oleh Gubernur Raffles dimana rakyat atau para petani di nusantara diwajibkan membayar pajak pada pemerintah yang dianggap sebagai uang sewa dengan dasar bahwa semua tanah adalah milik Negara.
 Isi pokok penetapan pajak tanah ini berpangkal pada peraturan pemnugutan semua hasil penanaman, baik di lahan sawah maupun dilahan tegalan. Penerapan pajak tanah ersebut diklasifikasikan atas kesuburan tanah masing-masing
yaitu yang terbaik atau subur (I), sedang atau setengah subur (II), dan kurang atau tandus (III). Pajak dibayarkan dalam bentuk uang tunai atau dalam bentuk padi dan beras, yang ditarik secara perseorangan dari petani penduduk tanah jajahan. Penarikan pajak ini dilakukan oleh petugas pemungut pajak. Dalam pelaksanaannya, tidak semua dilakukan menurut gagasan Raffles, karena banyak menghadapi kesulitan dan hambatan dari kondisi tanah jajahan. Belum adanya pengukuran luas tanah yang tepat, kepastian hukum dalam hak milik tanah belum ada, hukum adat masih kuat, penduduk belum mengenal ekonomi yang dan sulit memperoleh uang, menyebabkan pemungutan pajak tanah Raffles tidak berhasil dan banyak menimbulkan penyelewengan serta korupsi di kalangan pejabat yang menanganinya.
 Namun jika hambatan bisa di atasi maka hal tersebut bisa menjadi salah satu sistem selain tanam paksa yang bisa mengembalikan kas Belanda. 
Memang pada saat itu dipercaya dan tidak dipungkiri bahwa sistem tanam paksa lah yang sangat menguntungkan bagi Belanda dalam jumlah yang besar serta dapat dengan mudah untuk mengembalikan kas Belanda yang terkuras setelah peperangan saat itu.

Selain itu ada juga sistem ekonomi liberal, Di mana kaum pengusaha Belanda dan modal swasta diberikan peluang oleh pemerintah Hindia Belanda untuk menanamkan modalnya dalam berbagai usaha kegiatan di Indonesia. Selama masa liberalisme ini, modal swasta dari Belanda dan negara-negara Eropa lainnya telah mendirikan perkebunan kopi, teh, gula, dan kina yang cukup besar. Zaman liberal menyebabkan penetrasi ekonomi lebih maju, terutama di Jawa. Penduduk pribumi di Jawa mulai menyewakan tanah-tanahnya kepada pihak swasta Belanda untuk dijadikan perkebunan besar. Maka dari itulah jika memang sistem ini diterapkan sebelumnya adanya tanam paksa maka masyarakat tidak menderita dan kas Belanda yang terkuras juga bisa dikembalikan.

Sekian jawaban dari saya, mohon maaf jika terdapat kesalahan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Alfiani Rhamadani གིས-
Assalammualaikum Wr. Wb
Perkenalkan nama saya Alfiani Rhamadani dengan NPM 2013033043
Izin menjawab pertanyaan yang bapak berikan.

Menurut saya, selain sistem tanam paksa yangdapat membuat Belanda mengisikan kembali kas nya setelah terjadinya Perang Jawa yaitu dengan menerapkan sistem ekonomi liberal. Yang mana, sistem ekonomi liberan saat itu dikuasai oleh pihak pihak swasta hindia Belanda. Tetapi penerapannya tidak jauh berbeda dengan sistem tanam paksa. Yang membedakannya hanyalan pemegng kekuasaannya, dimana sistem tanam paksa dikuasai oleh Van de Bosch sedangkan sistem ekonomi liberal dikuasai oleh pengusaha swasta. Selain itu sistem ekonomi liberal juga tidak ada sistem pemungutan pajak.

Sekian yang dapat saya sampaikan bapak.
Terima kasih.
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Destania Melina Putri གིས-
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Izin memperkenalkan diri
Nama : Destania Melina Putri
NPM : 2013033013

Izin menjawab pertanyaan mengenai, jelaskan menurut anda sistem apakah yang tepat, selain tanam paksa yang dapat dengan cepat mengembalikan kas Belanda yang terkuras setelah adanya perang Jawa !

Menurut saya sistem yang tepat selain tanam paksa yang dapat dengan cepat mengembalikan kas Belanda terkuras setelah adanya perang Jawa adalah pemerintah Belanda harus lebih banyak menanam komoditas tanaman yang lebih menguntungkan. Dan menanam tanaman selain rempah-rempah yang menjadi hal pokok yang mereka cari. Misalkan pemerintah lebih mengembangkan lahan persawahan dengan menanam padi. Pada masa tanam paksa pemerintah lebih berfokus pada tanaman perkebunan dan rempah-rempah.

Sekian dari saya apabila ada kesalahan dan kekurangan mohon diperbaiki. Terima kasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Rio Prayoga གིས-
Assalamu'alaikum wr.wb. perkenalkan nama saya Rio Prayoga dengan npm 2013033019 izin menjawab.


Menurut saya yaitu adalah sistem pembagian tanah untuk orang Belanda dan pribumi yang pernah ditetapkan oleh pemerintah. Karena dengan begini para pemilik tanah dapat memanfaatkan tanahnya secara maksimal dengan menanam beberapa komoditas yang laku dipasaran seperti Lada, Cengkih, Pala dan lain-lain. Selain itu dengan melakukan sistem sewa tanah juga dapat menjadi jalan keluar yang bagus, dimana para pemilik tanah nantinya akan membiarkan tanah mereka disewa oleh orang asing ataupun pribumi, dan tanah itu pun akan digunakan untuk menanam beberapa komoditas seperti diatas.

Sekian jawaban dari saya wassalamualaikum wr.wb.
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Nesti Wulandari གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarrokatu. Izin memperkenalkan diri nama saya Nesti Wulandari dengan NPM 2013033003. Izin menanggapi pertanyaan yang bapak berikan.

Selain tanam paksa, Belanda dapat menerapkan sistem sewa tanah, dengan diterapkannya sistem sewa tanah masyarakat cukup hanya dengan menyewakan tanah milik mereka kepada pemerintah kolonial Belanda. Sedangkan untuk rakyat yang tidak memiliki tanah, dapat mengganti dengan kerja dan sebagai penggarap di kebun milik pemerintah kolonial Belanda. Selain sewa tanah, Belanda juga bisa mengajak orang asing untuk berinvestasi pada perkebunan milik Belanda. Dari diterapkannya kedua siste tersebut maka kas Belanda akan mengalami surplus.

Demikian yang dapat saya sampaikan, mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penyampaian. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarrokatu.
In reply to Yusuf Perdana

Re: Diskusi

Riska Riana 2013033021 གིས-
asalam mialaikum warahmatullahi wabarakatu izin memperkenalkan diri nama saya Riska Riana denggan NPM 2013033021 izin menjawab pertanyaan yang bapak berikan selain tanam paksa yang dapat denggan cepat menembalikan kas belanda yang terkuras yaitu denggan cara wajib pajak karna denggan di adakanya pajak ini dapat menghasilkan tambahan pendapatan