Assalamu'alaikum wr wb sebelumnya izin memperkenalkan diri
Nama : Mia Nurlita
Npm : 2013033011
Kelas : A
Izin menyimpulkan diskusi pada hari ini
Jadi seperti yang kita ketahui Folklore atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan istilah folklor, merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mengulas serta membahas mengenai kebudayaan. Folklor terdiri dari dua suku kata yaitu folk dan lore. Dundes menjelaskan (dalam Danandjaja, 1997) folk adalah sekumpulan manusia dengan ciri-ciri fisik, budaya serta sosial yang sama sehingga dapat kenali dari kelompok yang lain. Ciri-ciri pengenalan fisik yang disebutkan dapat berupa bahasa, mata pencaharian, warna kulit, bahasa atau logat, dan kepercayaan.
Adapun ciri dari folklore ini yaitu :
1. Penyebaran dan pewarisannya dari generasi ke generasi dilakukan secara lisan turun temurun dari mulut ke mulut, dan bisa juga dengan contoh isyarat gerakan maupun alat bantu pengingat.
2. Bersifat tradisional, yaitu hal yang disebarkan bersifat standart dan cenderung tetap, yang disebarkan dalam suatu kolektif itu sendiri dengan minimal dua generasi yang mengakui sebagai kepemilikan bersama.
3. Folklor ada (exist) dengan berbagai macam versi yang akan terus berubah-ubah, dikarenakan penyebaran yang dilakukan dari mulut ke mulut yang tidak menggunakan alat rekam maupun alat cetak
4. Folklor bersifat anonim atau nama pencipta folklor tersebut sudah tidak ada siapapun yang mengetahui.
5. Folklor biasanya memiliki bentuk berumus atau berpola.
6. Folklor memiliki fungsi atau kegunaan dalam kehidupan sosial di suatu kolektif tertentu yang percaya, misalnya mempunyai fungsi sebagai alat pendidik, alat pengontrol sosial, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan terpendam.
7. Folklor memiliki sifat pralogis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak sama dengan logika umum. Hal ini merupakan ciri pengenal utama pada folklor lisan dan sebagian lisan.
8. Folklor itu milik bersama (collective) pada suatu kolektif tertentu. Hal ini dikarenakan pencipta folklor tersebut sudah tidak diketahui, maka seluruh anggota kolektif tersebut merasa memilikinya.
9. Folklor yang bersifat polos dan lugu seringkali malah terlihat kasar dan terlalu spontan. Hal ini dapat dianggap wajar karena banyak folklor merupakan proyeksi emosi manusia yang merupakan perwujudan perasaan yang paling jujur. (Danandjaja, 1986: 3-4)
Kemudian selanjutnya jenis-jenis floklore yakni :
1. Folklore Lisan (verbal folklore)
Folklor lisan adalah sebuah tradisi yang disampaikan seutuhnya melalui lisan dari generasi ke generasi selanjutnya. Folklor lisan sering disebut juga dengan istilah tradisi lisan. Ciri yang sering ditemukan dalam folklor ini adalah, biasanya seorang pencerita (sumber) akan mengadakan suatu pertemuan langsung dengan pendengarnya, sehingga terjadilah sebuah bentuk pewarisan budaya yang bahkan terkadang diadakan juga pertukaran cerita dalam pertemuan tersebut. Contoh nya yaitu dongeng, mite, anekdot, legenda, pantun,syair
2. Folklore Sebagian Lisan (partly verbal folklore)
Foklor sebagian lisan adalah sebuah tradisi yang memiliki perpaduan antara lisan dan unsur isyarat gerak. Isyarat gerak ini memiliki makna hubungan terhadap sesuatu yang bersifat gaib. Misalnya saja, sebuah batu yang dianggap memilki kekuatan kekebalan terhadap mereka yang memakainya. Sehingga foklor sebagian lisan dapat pula dikatakan sebagai adat kebiasaan. Bentuk-bentuk dari Foklor sebagian lisan ini diantaranya:
A. Permainan.
B. Kepercayaan rakyat
C. Adat istiadat
D. Upacara
E. Pesta rakyat Dll.
3. Folklore Bukan Lisan (nonverbal folklore)
Menurut Zaidan (2015) foklor bukan lisan adalah suatu tradisi turun temurun yang menggunakan material ataupun non material sebagai cara dalam pewarisannya. Bentuk-bentuk foklor yang termasuk ke dalam kategori material, yakni:
A. Arsitektur rakyat (bentuk asli rumah daerah ataupun bentuk lumbung padi)
B. Kerajinan tangan rakyat
C. Pakaian dan perhiasan tubuh adat
D. Makanan dan minuman adat
E. Obat-obatan tradisional
Sedangkan yang termasuk ke dalam non-material, yakni:
A. Gerak isyarat tradisional
B. Bunyi isyarat sebagai komunikasi
Contohnya : pakaian, makanan, dan minuman.
Kemudian adapun kesimpulan yang dapat saya simpulkan dari sesi tanya jawab yaitu :
1. Pertanyaaan alfiani dia menanyakan bagaimana cara mengenai kebenaran suatu mitos walaupun itu dari mulut ke mulut yg dijawab oleh hesti serta ditambahkan oleh kawan kawan dimana disitu dipaparkan bahwa tidak ada cara untuk membenarkan mitos karena mitos bukanlah karya ilmiah
2. Selanjutnya pertanyaan saudari aditya mengenai apa yang dimaksud dengan ciri tersebut ? Dan bagaimana penerapan ciri tersebut di era modern seperti saat ini?
yang dijawab oleh hesti dan ditambahkan oleh kawan-kawan yang mana dijelaskan bahwasannya Ciri folklor tradisional yaitu disebarkan dalam relatif tetap atau dalam bentuk standar. Disebarkan diantara kolektif tertentu dalam waktu yang cukup lama (paling sedikit dua generasi).
Bersifat anonim artinya pembuatannya sudah diketik tidak diketahui lagi orangnya.
3. Selanjutnya pertanyaan saudari murni yang dijawab oleh riska serta ditambahkan oleh kawan kawan dimana disitu dijelaskan bahwasannya
Karena di dalam ciri-ciri
foklore memiliki hubungan Pralogis maksudnya adalah mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. Ciri pengenal ini terutama berlaku bagi folklor lisan dan sebagian lisan. Logika tersendiri ini berbeda dengan logika umum, bahkan terkesan tidak logis, atau di atas daya pikir manusia.
Cerita rakyat zaman dahulu dapat terjadi di luar batas kewajaran manusia, dan hal tersebut umumnya dipercayai akan kebenarannya meskipun di luar daya pikir manusia.
Selain itu juga ciri
foklore mempunyai hubungan Collective yaitu diakibatkan karena penciptanya yang pertama sudah tidak diketahui lagi, sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan merasa memilikinya. Dengan demikian ini dapat terjadi karena banyak hal yang melatarbelakanginya. Misalkan dalam satu generasi ada yang terlibat langsung dalam
cerita rakyat tersebut, dalam hal ini sang ayah, setelah ayahnya meninggal maka anak dari ayah yang terlibat langsung dalam cerita tersebut merasa memiliki atas hal yang terjadi yang menimpa ayahnya tersebut dalam hal ini
cerita rakyat. Sehingga dapat terjadi ikatan batin bahwa folklor tersebut dimiliki generasi itu karena anak itu beranggapan bahwa ayahnya adalah orang yang terlibat dalam
cerita rakyat itu.
Sekian ibu dari saya kurang lebihnya saya mohon maaf
Wasaalamualaikum wr wb