Nama: Maydhea Priska Ulpama
Npm: 1953053020
No
absen: 21
Izin menanggapi,
Teori belajar dapat diartikan sebagai konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoretis dan telah teruji kebenarannya melalui eksperimen. Teori belajar itu berasal dari teori psikologi dan terutama menyangkut masalah situasi belajar. Sebagai salah satu cabang ilmu deskriptif, maka teori belajar berfungsi menjelaskan apa, mengapa, dan bagaimana proses belajar terjadi pada si belajar. Karena para pakar psikologi mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda dalam menjelaskan apa, mengapa, dan bagaimana belajar itu terjadi, maka timbullah beberapa teori belajar seperti teori behavioristik, kognitif, humanistik, sibernetik, dan sebagainya.
Teori pembelajaran tidak menjelaskan bagaimana proses belajar terjadi, tetapi lebih merupakan implementasi prinsip-prinsip teori belajar dan berfungsi untuk memecahkan masalah praktis dalam pembelajaran. Oleh karena itu, teori pembelajaran selalu akan mempersoalkan bagaimana prosedur pembelajaran yang efektif, maka bersifat preskriptif dan normatif.
Teori pembelajaran akan menjelaskan bagaimana menimbulkan pengalaman belajar dan bagaimana pula menilai dan memperbaiki metode dan teknik yang tepat. Teori pembelajaran yang demikian itu memungkinkan guru untuk
1. Mengusahakan lingkungan yang optimal untuk belajar.
2. Menyusun bahan ajar dan mengurutkannya.
3. Memilih strategi mengajar yang optimal dan apa alasannya.
4. Membedakan antara jenis alat AVA (Audio Visual Aids) yang sifatnya pilihan.
Teori belajar dapat diartikan sebagai konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoretis dan telah teruji kebenarannya melalui eksperimen. Teori belajar itu berasal dari teori psikologi dan terutama menyangkut masalah situasi belajar. Sebagai salah satu cabang ilmu deskriptif, maka teori belajar berfungsi menjelaskan apa, mengapa, dan bagaimana proses belajar terjadi pada si belajar. Karena para pakar psikologi mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda dalam menjelaskan apa, mengapa, dan bagaimana belajar itu terjadi, maka timbullah beberapa teori belajar seperti teori behavioristik, kognitif, humanistik, sibernetik, dan sebagainya.
Teori pembelajaran tidak menjelaskan bagaimana proses belajar terjadi, tetapi lebih merupakan implementasi prinsip-prinsip teori belajar dan berfungsi untuk memecahkan masalah praktis dalam pembelajaran. Oleh karena itu, teori pembelajaran selalu akan mempersoalkan bagaimana prosedur pembelajaran yang efektif, maka bersifat preskriptif dan normatif.
Teori pembelajaran akan menjelaskan bagaimana menimbulkan pengalaman belajar dan bagaimana pula menilai dan memperbaiki metode dan teknik yang tepat. Teori pembelajaran yang demikian itu memungkinkan guru untuk :
1. Mengusahakan lingkungan yang optimal untuk belajar.
2. Menyusun bahan ajar dan mengurutkannya.
3. Memilih strategi mengajar yang optimal dan apa alasannya.
4. Membedakan antara jenis alat AVA (Audio Visual Aids) yang sifatnya pilihan dan AVA lain yang sifatnya esensial untuk membelajarkan para siswa.
Demikian halnya, teori belajar yang bersifat deskriptif itu akan mampu menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol peristiwa belajar. Sehingga, prinsip-prinsip dan hukum belajar akan dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Karena itu, teori belajar tertentu dengan sendirinya akan berimplikasi pada pembelajaran tertentu pula atau tergantung dari sudut pandang mana proses belajar itu terjadi. Dengan demikian, jelaslah bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara teori belajar dengan teori pembelajaran.
Menurut Budiningsih (2005), ada perbedaan yang prinsip antara teori belajar dengan teori pembelajaran. Teori belajar adalah deskriptif, karena tujuan utamanya memeriksa proses belajar. Sedangkan teori pembelajaran adalah preskriptif, karena tujuan utamanya menetapkan metode pembelajaran yang optimal.
Lebih lanjut, Budiningsing menjelaskan bahwa teori belajar lebih fokus kepada bagaimana peserta didik belajar,
sehingga berhubungan dengan variabel-variabel yang menentukan hasil belajar. Dalam teori belajar, kondisi dan metode pembelajaran merupakan variabel bebas dan hasil pembelajaran sebagai variabel tergantung. Dengan demikian, dalam pengembangan teori belajar, variabel yang diamati adalah hasil belajar sebagai efek dari interaksi antara metode dan kondisi.
Dalam pengembangan teori belajar, hasil yang diamati adalah hasil pembelajaran nyata (actual outcomes) dalam pengertian probabilistik, yaitu hasil pembelajaran yang mungkin muncul, dan bisa jadi bukan merupakan hasil pembelajaran yang dinginkan. Oleh karena teori belajar adalah deskriptif, maka struktur logis yang digunakan adalah ”Jika…, maka….”. Sebagai contoh, ”Jika materi pelajaran (ini suatu kondisi) diorganisasi dengan menggunakan model elaborasi (ini suatu metode), maka perolehan belajar dan retensi (ini suatu hasil) akan meningkat.”