EVALUASI SESI 12

EVALUASI SESI 12

EVALUASI SESI 12

Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M. གིས-
Number of replies: 38

JAWABLAH PERTANYAAN PERTANYAAN BERIKUT INI

  1. Jelaskan bagaimana menciptakan kondisi yang menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi!
  2.  Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?
  3. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi!
  4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia?


In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Handarto Ermawan གིས-
1. Sistem kerja berkinerja tinggi dapat diciptakan dengan membangun lingkungan kerja yang mendorong produktivitas, motivasi, dan keterlibatan karyawan. Organisasi perlu menyeleksi karyawan yang sesuai dengan kebutuhan, kemudian memperkuat kemampuan mereka melalui pelatihan yang berkelanjutan. Pekerjaan harus dirancang dengan tujuan yang jelas dan memberi ruang bagi karyawan untuk mengambil keputusan. Komunikasi yang terbuka dan kepemimpinan yang mampu memberikan arahan membuat karyawan merasa dihargai dan diperlakukan secara adil. Sistem imbalan yang selaras dengan kinerja juga penting untuk menjaga semangat kerja. Jika seluruh unsur ini diterapkan secara konsisten, organisasi dapat membentuk kondisi yang mendukung tercapainya kinerja tinggi.

2. Manajemen sumber daya manusia berkontribusi pada kinerja tinggi dengan memastikan organisasi memiliki karyawan yang kompeten, termotivasi, dan terarah. Proses rekrutmen yang selektif membantu memperoleh tenaga kerja berkualitas, sedangkan pelatihan berkelanjutan meningkatkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas. Sistem penilaian kinerja yang jelas memberi arah dan standar kerja sehingga karyawan memahami tanggung jawabnya. Kompensasi yang sesuai dengan prestasi memperkuat motivasi untuk bekerja lebih baik. Selain itu, pembentukan budaya kerja yang mendukung kolaborasi dan komunikasi yang baik membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan kinerja.

3. Teknologi manajemen sumber daya manusia berperan dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas pengelolaan SDM. Sistem digital untuk rekrutmen mempercepat proses seleksi dan mengorganisasi data kandidat secara lebih teratur. Platform pelatihan berbasis daring mempermudah akses pengembangan kompetensi bagi karyawan. Sistem manajemen kinerja memungkinkan pemantauan hasil kerja secara lebih teratur dan objektif. Teknologi juga mendukung analisis data karyawan sehingga organisasi dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan cepat. Dengan teknologi yang terintegrasi, organisasi dapat menciptakan sistem kerja yang lebih responsif dan akurat.

4. Efektivitas manajemen sumber daya manusia dapat diukur melalui indikator yang menggambarkan hasil dan kualitas proses HR. Produktivitas kerja memberikan gambaran mengenai kontribusi karyawan terhadap tujuan organisasi. Tingkat turnover, ketidakhadiran, dan durasi proses rekrutmen menunjukkan efisiensi manajemen SDM. Evaluasi pelatihan menilai sejauh mana program pengembangan meningkatkan kemampuan karyawan. Survei kepuasan dan keterlibatan menunjukkan bagaimana karyawan menilai lingkungan kerja dan kebijakan HR. Analisis finansial seperti pengembalian investasi pelatihan membantu menilai manfaat jangka panjang dari aktivitas HR. Jika indikator-indikator ini menunjukkan peningkatan, maka manajemen SDM dianggap efektif.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Riana Annisa གིས-
Riana Annisa
2521011026

1. Jelaskan bagaimana menciptakan kondisi yang menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi!

Menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi dilakukan dengan merekrut talenta terbaik secara selektif dan melatih mereka secara intensif untuk menjamin kompetensi, kemudian memberdayakan mereka melalui pemberian otonomi luas dalam pengambilan keputusan agar terhindar dari birokrasi yang kaku. Upaya ini harus dipadukan dengan transparansi informasi bisnis dan sistem kompensasi berbasis hasil yang adil, sehingga tercipta ekosistem di mana karyawan tidak hanya mampu dan memiliki kesempatan, tetapi juga termotivasi penuh untuk menyelaraskan kinerja pribadi dengan kesuksesan organisasi.

2. Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) berkontribusi pada kinerja tinggi dengan mengelola modal manusia secara strategis melalui rekrutmen selektif dan pelatihan intensif untuk menjamin kompetensi, sekaligus merancang sistem insentif berbasis hasil yang memotivasi karyawan memberikan usaha terbaik. Lebih dari sekadar administrasi, MSDM menciptakan struktur kerja yang memberikan otonomi dan memfasilitasi keterlibatan karyawan, sehingga tercipta keselarasan penuh antara kemampuan individu dengan tujuan strategis perusahaan yang bermuara pada peningkatan produktivitas, inovasi, dan keunggulan kompetitif organisasi.

3. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi!

Teknologi manajemen sumber daya manusia berperan sebagai katalisator utama dalam sistem kerja berkinerja tinggi dengan mengotomatisasi proses administratif yang menyita waktu, sehingga memungkinkan fokus organisasi beralih pada inisiatif strategis dan pengembangan talenta secara mendalam. Melalui pemanfaatan people analytics dan platform digital terintegrasi, teknologi menjamin objektivitas data dalam pengambilan keputusan rekrutmen serta promosi, memfasilitasi pembelajaran mandiri yang fleksibel, dan menyediakan mekanisme umpan balik kinerja secara real-time. Sinergi ini menciptakan ekosistem kerja yang transparan dan presisi, di mana karyawan dapat menyelaraskan produktivitas mereka secara langsung dengan tujuan bisnis tanpa terhambat oleh birokrasi manual atau bias subjektivitas.

4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia?

Mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia dilakukan dengan mengintegrasikan metrik operasional dan strategis, mulai dari indikator efisiensi seperti tingkat perputaran karyawan (turnover rate) dan kecepatan pemenuhan posisi, hingga analisis dampak finansial seperti pendapatan per karyawan dan pengembalian investasi (ROI) pelatihan. Evaluasi ini harus diperdalam dengan penilaian kualitas talenta, khususnya retensi karyawan berkinerja tinggi, serta indikator kualitatif melalui survei keterlibatan kerja (engagement), untuk memastikan bahwa fungsi SDM telah bertransformasi dari sekadar pusat biaya administrasi menjadi mitra strategis yang berkontribusi langsung pada profitabilitas dan keberlanjutan organisasi.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Purina Pakurnia Artiguna གིས-

1. Jelaskan bagaimana menciptakan kondisi yang membangun sistem kerja berkinerja tinggi (High-Performance Work System / HPWS)!
Sistem kerja berkinerja tinggi adalah serangkaian praktik manajemen yang dirancang untuk memaksimalkan kemampuan, motivasi, dan peluang karyawan untuk berkontribusi terhadap kinerja organisasi. Untuk menciptakannya, organisasi perlu membangun kondisi berikut:

a. Seleksi dan penempatan yang tepat
Memilih calon yang kompetensinya sesuai kebutuhan.

Menggunakan metode seleksi yang valid (tes kemampuan, wawancara terstruktur, assessment center).

b. Pelatihan dan pengembangan berkelanjutan
Memberikan pelatihan teknis dan soft skills.

Menyediakan jalur pengembangan karier.

c. Desain pekerjaan yang menantang dan bermakna
Pekerjaan diberi otonomi, variasi tugas, dan tujuan yang jelas.

Struktur kerja yang fleksibel dan kolaboratif.

d. Sistem reward yang adil dan berbasis kinerja
Kompensasi kompetitif.

Bonus atau insentif berdasarkan hasil dan kontribusi.

e. Komunikasi terbuka dan budaya kolaborasi
Aliran informasi transparan.

Budaya saling percaya antara manajemen dan karyawan.

f. Teknologi dan sumber daya yang mendukung
Sistem informasi, alat kerja, dan platform kolaborasi yang memudahkan produktivitas.

2. Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?
MSDM berperan strategis dalam menciptakan kondisi agar karyawan mampu memberikan kinerja terbaik. Kontribusinya meliputi:

a. Mengelola kompetensi
Menyusun analisis pekerjaan, kompetensi inti, dan standar kinerja.

Menyediakan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan bisnis.

b. Meningkatkan motivasi karyawan
Menyusun sistem penghargaan, pengakuan, dan promosi.

Membangun lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan dan psikologis karyawan.

c. Menyediakan struktur organisasi yang efektif
Mendesain struktur kerja, tim kerja, dan proses yang jelas.

Memastikan beban kerja seimbang dan alur kerja efisien.

d. Menjaga hubungan industrial yang harmonis
Mengelola komunikasi antara pekerja dan manajemen.

Menangani konflik secara konstruktif.

e. Mengembangkan kepemimpinan yang berkualitas
Program coaching, mentoring, dan succession planning.

Menumbuhkan pemimpin yang mampu menginspirasi dan menggerakkan tim.

3. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi!
Teknologi MSM (Human Resource Management Technology) — seperti HRIS, HR analytics, AI recruitment tools — memainkan peran penting dalam meningkatkan efektivitas HPWS:

a. Mempercepat proses administrasi
Otomatisasi absensi, payroll, dan manajemen data pegawai.

Mengurangi kesalahan manual dan meningkatkan efisiensi operasional.

b. Mendukung pengambilan keputusan berbasis data
HR analytics membantu memonitor produktivitas, turnover, kualitas rekrutmen.

Data real-time memungkinkan keputusan strategis yang cepat dan akurat.

c. Meningkatkan kualitas rekrutmen dan seleksi
Sistem ATS (Applicant Tracking System), AI screening, dan online assessment mempercepat seleksi.

Menjamin kandidat terbaik terpilih berdasarkan data objektif.

d. Mendukung pembelajaran dan pengembangan
E-learning, LMS (Learning Management System), dan teknologi AR/VR untuk pelatihan.

Membuat pembelajaran lebih fleksibel dan efektif.

e. Meningkatkan keterlibatan dan komunikasi karyawan
Platform komunikasi internal, aplikasi feedback, dan sistem survei engagement.

Memicu kolaborasi dan meningkatkan kepuasan.

4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia!
Efektivitas MSDM dapat diukur melalui beberapa pendekatan berikut:

a. HR Metrics (Ukuran Kuantitatif)
Turnover rate

Absenteeism rate

Training effectiveness

Time to hire / Cost per hire

Employee productivity

Employee engagement score

b. HR Analytics
Analisis prediktif untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kinerja dan retensi.

Menghubungkan data SDM dengan kinerja finansial atau output KPI lainnya.

c. Evaluasi program dan kebijakan
Apakah pelatihan meningkatkan keterampilan?

Apakah sistem kompensasi meningkatkan motivasi?

Apakah strategi rekrutmen menghasilkan talenta yang lebih baik?

d. Balanced Scorecard Perspektif SDM
Meliputi:

Learning & Growth (kompetensi, kepuasan, pengembangan)

Internal Business Process (efisiensi proses HR)

Customer/Internal User (kepuasan manajer dan karyawan)

Financial Impact (biaya dan ROI kegiatan HR)

e. Survei dan feedback karyawan
Survei kepuasan, engagement, budaya kerja.

Exit interview untuk mengetahui penyebab turnover.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

diana sagita གིས-
diana sagita
2521011038

1. Menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi membutuhkan kombinasi struktur, budaya, dan praktik manajemen yang selaras untuk mendorong kinerja optimal. Organisasi perlu menetapkan tujuan yang jelas, membangun alur kerja yang efisien, serta memastikan komunikasi terbuka antar karyawan dan manajemen. Selain itu, penting untuk menyediakan pelatihan berkelanjutan, pemberdayaan dalam pengambilan keputusan, dan sistem penghargaan yang adil agar karyawan merasa termotivasi. Lingkungan kerja yang mendukung kolaborasi, penggunaan teknologi yang tepat, serta evaluasi kinerja yang transparan akan memperkuat keterlibatan karyawan sehingga organisasi dapat mencapai produktivitas dan inovasi yang berkelanjutan.

2. Manajemen sumber daya manusia berkontribusi pada kinerja tinggi dengan memastikan organisasi memiliki orang yang tepat, kompeten, dan termotivasi melalui proses rekrutmen selektif, pelatihan berkelanjutan, serta pengembangan karier yang terarah. HR juga menciptakan sistem penghargaan yang adil, menetapkan standar kinerja yang jelas, dan mendorong budaya kerja kolaboratif yang mendukung inovasi. Selain itu, HR memfasilitasi komunikasi efektif, memperkuat keterlibatan karyawan, dan mengelola lingkungan kerja yang sehat sehingga tenaga kerja dapat berkontribusi secara optimal terhadap tujuan organisasi.

3. Teknologi manajemen sumber daya manusia berperan penting dalam mendukung sistem kerja berkinerja tinggi dengan mengotomatisasi proses administratif, menyediakan data karyawan secara real-time, dan mempermudah pengambilan keputusan berbasis analitik. Melalui HRIS, e-recruitment, e-learning, dan sistem penilaian kinerja digital, organisasi dapat meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi dalam pengelolaan SDM. Teknologi juga membantu meningkatkan pengalaman karyawan melalui akses mandiri terhadap informasi, pelatihan online, serta umpan balik yang cepat, sehingga mendorong keterlibatan, produktivitas, dan konsistensi kinerja yang lebih tinggi.

4. Efektivitas manajemen sumber daya manusia dapat diukur melalui berbagai indikator seperti tingkat retensi dan turnover karyawan, kepuasan kerja, produktivitas, serta pencapaian tujuan kinerja individu maupun tim. Selain itu, organisasi dapat menilai kualitas rekrutmen, efektivitas pelatihan, dan waktu pemenuhan posisi sebagai ukuran efisiensi proses HR. Analisis biaya dan manfaat program SDM, survei keterlibatan karyawan, serta evaluasi kinerja berbasis data juga membantu menilai sejauh mana praktik HR berkontribusi pada hasil bisnis secara keseluruhan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Mohamad Daffa Andira གིས-
Nama : Mohamad Daffa Andira
NPM : 2521011024

1. Jelaskan bagaimana menciptakan kondisi yang menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi!
Sistem kerja berkinerja tinggi dapat diciptakan dengan membangun lingkungan kerja yang mendorong kolaborasi, inovasi, dan pemberdayaan karyawan. Hal ini dapat diwujudkan melalui rekrutmen berbasis kompetensi, pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan, desain pekerjaan yang memberikan otonomi, serta komunikasi yang transparan di seluruh tingkat organisasi. Selain itu, budaya kerja yang positif dan sistem penghargaan yang adil serta terkait langsung dengan hasil kerja akan memperkuat motivasi dan komitmen karyawan, sehingga mendorong produktivitas dan kualitas kerja yang lebih tinggi.
2. Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?
Manajemen sumber daya manusia (SDM) berkontribusi pada kinerja tinggi dengan memastikan organisasi memiliki talenta terbaik melalui proses rekrutmen yang selektif, mengembangkan keterampilan dan kompetensi melalui pelatihan, serta mengelola kinerja individu secara objektif. HR juga membangun budaya kerja yang produktif, memperkuat keterlibatan karyawan, dan memastikan bahwa tujuan individu selaras dengan strategi organisasi. Dengan demikian, fungsi SDM tidak hanya administratif, tetapi juga berperan sebagai mitra strategis dalam meningkatkan efektivitas dan daya saing perusahaan.
3. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi!
Teknologi manajemen SDM seperti HRIS, HR analytics, sistem penilaian kinerja digital, dan platform e-learning memainkan peran penting dalam mendukung sistem kerja berkinerja tinggi. Teknologi ini mempermudah proses administrasi, meningkatkan akurasi data, mempercepat pengambilan keputusan, dan menciptakan transparansi dalam pengelolaan SDM. Selain itu, teknologi memungkinkan monitoring kinerja secara real-time, meningkatkan efisiensi proses rekrutmen, serta memfasilitasi pembelajaran yang lebih fleksibel dan terukur, sehingga seluruh proses SDM menjadi lebih efektif dan terarah.
4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia?
Efektivitas manajemen SDM dapat diukur melalui berbagai indikator, seperti tingkat turnover, produktivitas karyawan, time-to-hire, absenteeism, serta return on investment (ROI) program pelatihan. Selain itu, pengukuran dapat dilakukan melalui HR Scorecard untuk menilai sejauh mana aktivitas SDM mendukung strategi organisasi. Survei keterlibatan dan kepuasan karyawan juga menjadi alat penting untuk menilai bagaimana kebijakan SDM memengaruhi motivasi dan komitmen. Dengan memantau indikator-indikator tersebut, organisasi dapat mengevaluasi apakah fungsi SDM benar-benar memberikan nilai tambah bagi kinerja keseluruhan perusahaan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Rachman Baita putra གིས-
Rachman Baita Putra _ 2521011009
Jawab :

1. Menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi
Menurut Noe dkk., sistem kerja berkinerja tinggi (high-performance work system) tercipta ketika seluruh praktik manajemen sumber daya manusia dirancang secara terintegrasi untuk meningkatkan kompetensi, komitmen, dan produktivitas karyawan. Kondisi ini dibangun melalui rekrutmen yang selektif agar organisasi memperoleh talenta yang tepat, pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan untuk memastikan peningkatan kapabilitas, serta desain pekerjaan yang memberi ruang bagi karyawan untuk memiliki otonomi, tanggung jawab, dan peran bermakna. Selain itu, penting juga menciptakan sistem kompensasi yang adil dan berbasis kinerja agar karyawan terdorong untuk memberikan kontribusi terbaiknya. Noe menekankan bahwa semua elemen ini harus saling mendukung, bukan berdiri sendiri, sehingga membentuk suatu ekosistem kerja yang konsisten mendorong kinerja tinggi secara berkelanjutan.
2. Kontribusi MSDM terhadap kinerja tinggi
Dalam perspektif Noe, manajemen sumber daya manusia memiliki peran strategis dalam menciptakan kinerja tinggi karena berfungsi memastikan kesesuaian antara manusia, pekerjaan, dan strategi organisasi. MSDM berkontribusi melalui pengelolaan proses rekrutmen dan seleksi yang berkualitas, penyusunan program pelatihan dan pengembangan yang relevan dengan kebutuhan organisasi, serta penciptaan sistem manajemen kinerja yang mendorong umpan balik berkelanjutan. Selain itu, MSDM juga berperan dalam membangun motivasi dan komitmen karyawan melalui kebijakan kompensasi, keterlibatan kerja, serta pengembangan lingkungan kerja yang sehat dan suportif. Dengan demikian, MSDM menjadi fungsi yang memastikan bahwa potensi manusia dapat diubah menjadi kinerja organisasi yang nyata.
3. Peran teknologi MSDM dalam sistem kerja berkinerja tinggi
Noe menjelaskan bahwa teknologi sumber daya manusia berperan sebagai enabler dalam membangun sistem kerja berkinerja tinggi. Penggunaan Human Resource Information System (HRIS) memungkinkan perusahaan mengelola data karyawan secara terintegrasi, mulai dari rekrutmen hingga manajemen talenta. Teknologi juga mendukung proses pembelajaran melalui e-learning dan platform manajemen pelatihan yang lebih fleksibel dan efisien. Selain itu, HR analytics membantu organisasi membuat keputusan berbasis data, misalnya dalam mengidentifikasi risiko turnover atau mengevaluasi efektivitas pelatihan. Dengan hadirnya teknologi, fungsi MSDM tidak hanya menjadi lebih cepat dan akurat, tetapi juga lebih strategis dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi.
4. Mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia
Menurut Noe, efektivitas MSDM tidak hanya diukur dari efisiensi proses administratif, tetapi dari sejauh mana fungsi tersebut berkontribusi pada pencapaian tujuan organisasi. Pengukurannya dapat dilakukan melalui berbagai indikator seperti tingkat turnover, tingkat absensi, produktivitas karyawan, serta tingkat kepuasan dan keterlibatan kerja. Selain itu, organisasi juga perlu mengamati dampak kebijakan MSDM terhadap kinerja bisnis seperti peningkatan kualitas layanan, efisiensi operasional, dan daya saing perusahaan. Dengan menghubungkan kinerja MSDM terhadap hasil bisnis, organisasi dapat menilai sejauh mana strategi dan praktik SDM telah berjalan secara efektif.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Kurnia Agung Firdaus གིས-
1. Untuk menciptakan High-Performance Work System (HPWS), organisasi perlu memastikan beberapa kondisi inti:
> Desain pekerjaan yang menantang dan bermakna: memberi otonomi, variasi tugas, dan tanggung jawab jelas.
> Seleksi dan penempatan karyawan yang tepat: memilih orang berbasis kompetensi, bukan sekadar kebutuhan posisi.
> Pelatihan dan pengembangan berkelanjutan: memastikan karyawan terus meningkatkan skill teknis dan soft skills.
> Sistem kompensasi berbasis kinerja: memberikan reward yang adil dan mendorong perilaku produktif.
> Komunikasi terbuka dan partisipasi karyawan: memungkinkan informasi mengalir cepat serta mendorong keterlibatan.
> Budaya kerja positif dan kolaboratif: mendukung inovasi, kepercayaan, dan tanggung jawab bersama.
> Teknologi dan proses kerja yang efisien: mendukung kecepatan, akurasi, dan integrasi lintas fungsi.

2. Manajemen SDM berkontribusi melalui:
> Rekrutmen selektif → mendapatkan talenta terbaik.
> Pengembangan kompetensi → meningkatkan kemampuan teknis, kepemimpinan, dan adaptabilitas.
> Manajemen kinerja → menargetkan tujuan jelas dan memberikan umpan balik berkala.
> Kompensasi dan reward → menciptakan motivasi dan retensi.
> Membangun budaya dan keterlibatan → meningkatkan komitmen dan produktivitas.
> Perencanaan suksesi → memastikan keberlanjutan kinerja jangka panjang.
> Menjalin hubungan industrial yang harmonis → meminimalkan konflik dan meningkatkan stabilitas organisasi.

3. Teknologi HR (HRIS, HR analytics, AI HR tools) berperan dalam:
> Automasi proses administratif (absensi, payroll, lembur) sehingga HR fokus pada strategi.
> Analytics untuk pengambilan keputusan: data digunakan untuk melihat tren kinerja, turnover, produktivitas.
> E-recruitment & talent management: mempercepat proses seleksi dan memetakan kompetensi.
> E-learning & LMS: mempermudah pelatihan berkelanjutan.
> Performance management digital: memonitor tujuan, KPI, dan feedback secara real-time.
> Employee self-service: meningkatkan efisiensi dan pengalaman karyawan.

4. Efektivitas HR dapat diukur dengan beberapa indikator, seperti:
a. Indikator Kinerja SDM (HR Metrics)
> Turnover rate
> Absenteeism rate
> Waktu rekrutmen (time to hire)
> Cost per hire
> Training ROI
b. Indikator Kinerja Organisasi yang Dipengaruhi HR
> Produktivitas per karyawan
> Tingkat kepuasan dan engagement karyawan
> Kualitas layanan/produk
c. HR Scorecard / Balanced Scorecard
Mengukur kontribusi HR terhadap strategi organisasi.
d. Audit SDM
Menilai kualitas kebijakan dan pelaksanaan fungsi HR.
e. Survei internal
Mengukur persepsi karyawan terhadap fairness, komunikasi, dan dukungan manajemen.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Alif Musthafa Thariq གིས-
Alif Musthafa
2521011036

1. Jelaskan bagaimana menciptakan kondisi yang menghasilkan sistem kerja berkinerja tinggi!
Menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi (High Performance Work System/HPWS) memerlukan integrasi antara struktur organisasi, praktik manajemen, dan budaya kerja agar setiap karyawan dapat bekerja secara produktif. Kondisi tersebut dapat dibangun dengan memberikan visi dan tujuan yang jelas, menciptakan lingkungan kerja kolaboratif, memastikan komunikasi terbuka, menyediakan pelatihan yang berkelanjutan, serta menerapkan sistem penghargaan berbasis kinerja. Organisasi juga perlu membangun budaya kepercayaan, keterlibatan, dan akuntabilitas. Ketika karyawan merasa dihargai, memiliki otonomi, dan memahami kontribusi perannya, maka kinerja tim dan organisasi akan meningkat secara signifikan.

2. Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) berperan penting dalam meningkatkan kinerja melalui pengelolaan talent secara strategis. HR dapat berkontribusi dalam:
-Rekrutmen selektif untuk mendapatkan SDM yang kompeten dan sesuai budaya organisasi.
-Pelatihan dan Pengembangan untuk meningkatkan kemampuan teknis dan soft skills.
-Performance management yang jelas dan terukur (KPI, appraisal, feedback rutin).
-Sistem kompensasi dan reward yang adil untuk menjaga motivasi dan retensi.
-Pengembangan karier & suksesi bagi karyawan unggul.
-Employee engagement untuk menciptakan rasa memiliki terhadap organisasi.
Dengan strategi tersebut, HR membantu organisasi memiliki tenaga kerja yang produktif, inovatif, dan loyal.

3. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi!
Teknologi MSDM seperti HRIS (Human Resource Information System), aplikasi e-learning, sistem e-recruitment, payroll automation, dan employee performance system—berperan penting untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pengelolaan karyawan. Teknologi membantu mempercepat proses administratif, menyediakan data real-time untuk pengambilan keputusan, meningkatkan transparansi kinerja, mendukung pelatihan digital, serta memudahkan komunikasi internal. Dengan teknologi, organisasi dapat mengurangi beban manual, meminimalkan kesalahan, dan meningkatkan kecepatan respon dalam mengelola perubahan.

4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia!
Efektivitas MSDM dapat diukur dengan beberapa indikator, antara lain:
-Productivity Metrics: Tingkat produktivitas karyawan atau output kerja.
-Employee Turnover & Retention Rate: Tingkat keluar/bertahannya karyawan.
-Training Effectiveness: Evaluasi keberhasilan pelatihan menggunakan model seperti Kirkpatrick.
-Performance Achievement: Capaian KPI karyawan dan unit kerja.
-Employee Engagement & Satisfaction Surveys: Survei kepuasan dan komitmen.
-Cost Efficiency: Perbandingan biaya MSDM terhadap peningkatan kinerja.
-Quality of Hiring: Evaluasi kualitas hasil rekrutmen (time to hire, success rate).
Dengan data ini, organisasi dapat mengetahui apakah strategi HR memberikan dampak positif terhadap kinerja dan tujuan bisnis.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Saputri Mulyani གིས-
Nama : Saputri Mulyani
NPM : 2521011041

1. Jelaskan bagaimana menciptakan kondisi yang menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi!
Menciptakan kondisi yang menghasilkan sistem kerja berkinerja tinggi dilakukan dengan membangun lingkungan organisasi yang mendukung produktivitas, kolaborasi, dan pengembangan karyawan secara berkelanjutan. Organisasi harus memastikan bahwa visi, misi, dan tujuan kerja dipahami dengan jelas oleh seluruh karyawan sehingga setiap individu mengetahui perannya dalam mencapai target perusahaan. Sistem kerja yang baik juga memerlukan struktur organisasi yang fleksibel, tidak terlalu birokratis, dan memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat.

Selain itu, perusahaan perlu memberikan pelatihan dan pengembangan kompetensi secara berkelanjutan agar karyawan memiliki kemampuan terbaru yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Sistem penghargaan yang adil dan berbasis kinerja menjadi faktor penting agar karyawan termotivasi untuk memberikan hasil terbaik. Lingkungan kerja juga harus mendukung komunikasi terbuka, memberi kesempatan karyawan untuk menyampaikan ide, umpan balik, dan berperan aktif dalam perbaikan proses kerja.

2. Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?
Manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi dengan memastikan bahwa setiap aspek pengelolaan karyawan dirancang untuk mendukung produktivitas, motivasi, dan pencapaian tujuan organisasi. HRM berperan sejak proses rekrutmen dengan memastikan perusahaan mendapatkan karyawan yang kompeten dan sesuai kebutuhan pekerjaan. Setelah karyawan diterima, HRM menyediakan pelatihan dan pengembangan berkelanjutan agar kemampuan karyawan selalu meningkat sejalan dengan tuntutan pekerjaan dan perubahan lingkungan bisnis.

Selain itu, HRM menciptakan sistem penilaian kinerja yang objektif dan terukur sehingga kinerja individu dapat dievaluasi secara adil, sekaligus menjadi dasar perbaikan dan pengembangan. Sistem penghargaan dan kompensasi yang tepat juga menjadi faktor penting, karena mampu meningkatkan motivasi, komitmen, dan keinginan karyawan untuk bekerja lebih baik. HRM juga membangun budaya kerja positif yang mendorong keterlibatan, kerjasama tim, disiplin, komunikasi terbuka, dan rasa memiliki terhadap organisasi.

3. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi!
Teknologi manajemen sumber daya manusia berperan penting dalam menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi karena membantu organisasi mengelola karyawan secara lebih efektif, cepat, dan akurat. Melalui sistem digital seperti HRIS, e-recruitment, e-learning, dan aplikasi penilaian kinerja, proses pengelolaan SDM menjadi lebih terintegrasi, transparan, dan mudah dipantau. Proses rekrutmen dapat dilakukan dengan lebih selektif dan efisien, karena teknologi membantu menyaring pelamar, menilai profil, dan memastikan perusahaan mendapatkan talenta terbaik.

Dalam pengembangan karyawan, teknologi memungkinkan pelatihan dan pembelajaran dilakukan secara fleksibel melalui platform digital, sehingga karyawan dapat meningkatkan kompetensi kapan saja tanpa harus meninggalkan pekerjaan. Sistem penilaian kinerja berbasis teknologi juga memungkinkan pemantauan kinerja secara real-time, objektif, serta memberikan umpan balik cepat agar karyawan dapat segera melakukan perbaikan.

4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia?
Efektivitas manajemen sumber daya manusia dapat diukur dengan melihat sejauh mana praktik dan kebijakan SDM mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi serta meningkatkan kinerja karyawan. Pengukuran dapat dilakukan melalui beberapa indikator. Pertama, melalui penilaian kinerja karyawan, yaitu dengan melihat apakah produktivitas, kualitas kerja, dan pencapaian target individu maupun tim meningkat setelah program manajemen SDM diterapkan. Kedua, tingkat retensi dan turnover karyawan juga menjadi ukuran penting; jika banyak karyawan berkualitas bertahan lebih lama, berarti manajemen SDM berjalan efektif dalam menciptakan kepuasan dan loyalitas.

Ketiga, efektivitas bisa dilihat dari keberhasilan proses rekrutmen, misalnya seberapa cepat perusahaan mendapatkan kandidat yang tepat dan seberapa baik kinerja mereka setelah bergabung. Keempat, pengukuran dapat dilakukan melalui tingkat partisipasi dan hasil pelatihan karyawan. Jika pelatihan menghasilkan peningkatan kemampuan dan kinerja kerja, maka program pengembangan dianggap berhasil. Kelima, kepuasan dan keterlibatan kerja karyawan (employee engagement) dapat diukur melalui survei internal, wawancara, atau umpan balik langsung. Tingkat kepuasan yang tinggi menunjukkan bahwa manajemen SDM mampu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung produktivitas.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Putri Tarmizi གིས-
Nama : Putri Tarmizi
Npm : 2521011008
izin menjawab ibu
1. Cara Menciptakan Sistem Kerja Berkinerja Tinggi
Untuk membuat sistem kerja yang hasilnya maksimal, perusahaan perlu membangun kondisi kerja yang mendukung karyawan agar bisa tampil terbaik. Caranya:
• Rekrut orang yang tepat supaya pekerjaan dilakukan oleh orang yang memang punya kemampuan.
• Berikan pelatihan dan pengembangan, agar karyawan terus berkembang dan tidak tertinggal.
• Tata pekerjaan dengan jelas, sehingga karyawan tahu apa tugasnya dan apa yang ditargetkan.
• Bangun komunikasi yang terbuka, supaya masalah cepat ditangani dan ide baru bisa muncul.
• Ciptakan budaya kerja yang positif, seperti kerja sama tim, saling menghargai, dan perbaikan terus-menerus.
• Sediakan penghargaan yang adil, misalnya bonus, kenaikan gaji, atau pengakuan atas prestasi.
• Lakukan penilaian kinerja yang jujur, dan gunakan hasilnya untuk membantu karyawan berkembang.
Intinya: buat lingkungan kerja yang membuat karyawan mampu, semangat, dan punya kesempatan untuk menghasilkan kinerja terbaik.

2. Peran MSDM dalam Menciptakan Kinerja Tinggi
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) membantu meningkatkan kinerja organisasi melalui:
• Mendatangkan karyawan yang berkualitas lewat proses seleksi yang baik.
• Melatih dan mengembangkan karyawan, sehingga kemampuan mereka terus meningkat.
• Mengatur penilaian kinerja, sehingga karyawan tahu apa yang harus ditingkatkan.
• Memberikan sistem gaji dan penghargaan yang memotivasi, agar mereka mau bekerja lebih baik.
• Menjaga hubungan kerja yang harmonis, sehingga karyawan merasa nyaman dan betah.

Singkatnya: MSDM memastikan karyawan bekerja dengan baik karena mereka kompeten, termotivasi, dan didukung.

3. Peran Teknologi MSDM dalam Sistem Kerja Berkinerja Tinggi

Teknologi dalam dunia HR (misalnya HRIS, aplikasi absensi, sistem rekrutmen online) membantu pekerjaan HR menjadi lebih cepat dan akurat. Fungsinya antara lain:
• Mengotomatisasi pekerjaan administrasi, seperti absensi, gaji, dan data karyawan.
• Membantu pengambilan keputusan, karena HR bisa melihat data dan menganalisis kebutuhan organisasi.
• Mempermudah akses informasi, karyawan bisa lihat jadwal, cuti, atau hasil penilaian secara online.
• Mendukung pelatihan digital, misalnya e-learning atau pelatihan berbasis aplikasi.
• Mendorong transparansi, karena data lebih jelas dan mudah diawasi.
Dengan teknologi, HR bisa lebih fokus pada hal-hal strategis, bukan hanya administrasi.

4. Cara Mengukur Efektivitas MSDM

Efektivitas MSDM dapat dilihat dari beberapa hal:
A. Dari Angka (Kuantitatif)
• Produktivitas naik atau tidak.
• Turnover (keluar masuk karyawan) tinggi atau rendah.
• Tingkat absensi menurun atau meningkat.
• Biaya dan waktu rekrutmen lebih efisien.
Apakah pelatihan memberikan hasil yang nyata.
B. Dari Penilaian Kualitas (Kualitatif)
• Seberapa puas karyawan dengan perusahaan.
• Seberapa tinggi keterlibatan atau semangat kerja mereka.
• Seberapa baik hubungan antara karyawan dan pimpinan.

C. Menggunakan HR Scorecard
• Alat khusus untuk melihat apakah HR sudah mendukung tujuan bisnis perusahaan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Arief Ansori གིས-
1. Bagaimana menciptakan kondisi yang membentuk Sistem Kerja Berkinerja Tinggi (HPWS)?
Sistem Kerja Berkinerja Tinggi adalah seperangkat praktik yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas, kualitas kerja, dan kepuasan karyawan melalui kombinasi strategi manajemen, struktur organisasi, dan kebijakan SDM.
Agar HPWS tercipta, perusahaan harus memenuhi kondisi-kondisi berikut:
a. Lingkungan kerja yang mendukung otonomi
b. Komunikasi terbuka dan transparan
c. Budaya kerja kolaboratif
d. Sistem pengembangan kompetensi yang kuat
e. Sistem penghargaan berbasis kinerja
f. Rekrutmen dan seleksi berkualitas
g. Teknologi pendukung proses kerja

2. Bagaimana Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?
MSDM berperan strategis dalam menciptakan HPWS melalui berbagai aktivitas utama:
a. Rekrutmen dan seleksi yang tepat
b. Pelatihan dan pengembangan
c. Manajemen kinerja (Performance Management)
d. Sistem kompensasi dan penghargaan yang kompetitif
e. Membangun budaya organisasi
f. Menciptakan employee engagement
g. Perencanaan suksesi

3.Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi.
Teknologi MSDM memberikan peran penting dalam mendukung sistem kerja berkinerja tinggi karena memungkinkan proses kerja menjadi lebih efisien, akurat, dan berbasis data. Penggunaan sistem seperti HRIS, aplikasi rekrutmen digital, dan platform pembelajaran online membantu perusahaan mengelola informasi karyawan, mempercepat administrasi, dan menyediakan pelatihan yang lebih fleksibel. Teknologi juga mendukung manajemen kinerja melalui pemantauan real-time, analisis data karyawan, serta automasi proses evaluasi. Dengan adanya teknologi tersebut, organisasi dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan responsif, sehingga mendorong kinerja individu maupun organisasi secara keseluruhan.

4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia.
Efektivitas manajemen sumber daya manusia dapat diukur melalui berbagai indikator yang mencerminkan dampak kebijakan SDM terhadap kinerja organisasi. Indikator tersebut mencakup tingkat produktivitas karyawan, angka turnover, tingkat ketidakhadiran, serta peningkatan kompetensi setelah mengikuti pelatihan. Selain itu, survei kepuasan dan keterlibatan karyawan dapat menunjukkan sejauh mana kebijakan MSDM berhasil menciptakan lingkungan kerja yang mendukung. Pada tingkat yang lebih luas, efektivitas MSDM juga terlihat dari kontribusinya terhadap pencapaian tujuan organisasi, seperti peningkatan profitabilitas, efisiensi operasional, dan kualitas layanan. Semakin besar dampak positifnya, semakin efektif manajemen sumber daya manusia tersebut.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Mauludi Fithri Nabila གིས-
Nama : Mauludi Fithri Nabila
NPM : 2521011023
1. Menciptakan Sistem Kerja Berkinerja Tinggi (HPWS)
Sistem kerja berkinerja tinggi adalah kombinasi spesifik antara praktik, kebijakan, dan proses MSDM yang dirancang untuk memaksimalkan pengetahuan, keterampilan, komitmen, dan fleksibilitas karyawan.

Kondisi yang menciptakan HPWS mencakup:
1.) Pemberdayaan Karyawan (Empowerment): Memberi otonomi dan diskresi kepada karyawan untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Ini sering diwujudkan melalui tim kerja mandiri (self-managed teams) dan keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan.
2.) Pengembangan Keterampilan: Investasi dalam pelatihan dan pengembangan yang ekstensif dan berkelanjutan. Karyawan harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan (Knowledge, Skills, and Abilities - KSAs) yang diperlukan untuk melakukan berbagai tugas dan beradaptasi dengan perubahan.
3.) Sistem Kompensasi Berbasis Kinerja: Menghubungkan imbalan secara langsung dengan kinerja individu, tim, dan organisasi. Ini bisa berupa pembagian keuntungan (profit sharing), pembagian laba (gainsharing), atau pembayaran insentif berbasis keterampilan/kompetensi.
4.) Analisis Pekerjaan yang Ekstensif: Memastikan bahwa deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan jelas dan selaras dengan tujuan strategis organisasi. Ini mendukung rekrutmen dan penempatan yang tepat.
5.) Rekrutmen dan Seleksi yang Selektif: Merekrut orang-orang yang tidak hanya memiliki keterampilan yang dibutuhkan tetapi juga cocok dengan budaya organisasi dan nilai-nilai HPWS (misalnya, berorientasi tim, mau belajar).

2. Kontribusi MSDM pada Kinerja Tinggi
MSDM adalah inti dari HPWS karena fungsinya secara langsung membentuk kemampuan dan motivasi angkatan kerja. Kontribusi utamanya meliputi:
- Penyelarasan Strategis: MSDM memastikan bahwa semua praktik (rekrutmen, pelatihan, kompensasi) selaras dengan strategi bisnis organisasi. Misalnya, jika strategi bisnisnya adalah inovasi, MSDM akan merekrut individu yang kreatif dan melatih mereka dalam pemecahan masalah.
- Pengembangan Modal Manusia: Melalui pelatihan dan pengembangan, MSDM meningkatkan KSAs karyawan, membuat mereka lebih produktif dan adaptif.
- Meningkatkan Motivasi dan Keterlibatan: Desain pekerjaan yang menarik, sistem penghargaan yang adil dan terkait kinerja, serta peluang partisipasi (melalui manajemen kinerja dan pengelolaan konflik) meningkatkan keterlibatan karyawan dan, secara langsung, kinerja.
- Mempertahankan Karyawan Terbaik: Praktik MSDM yang adil dan kompensasi yang kompetitif mengurangi tingkat turnover, yang merupakan kunci untuk menjaga konsistensi kinerja dan melestarikan pengetahuan organisasi (organizational knowledge).


3. Teknologi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), terutama melalui Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (HRIS) dan platform digital, memainkan peran krusial dalam HPWS dengan meningkatkan efisiensi operasional dan kemampuan strategis. Dalam fungsi Administrasi, teknologi mengotomatisasi proses penggajian, manfaat, dan manajemen data karyawan, yang secara signifikan mengurangi beban kerja administratif MSDM. Hal ini memungkinkan staf SDM untuk mengalihkan fokus ke peran strategis, seperti perencanaan tenaga kerja dan pengembangan. Untuk Pengambilan Keputusan, teknologi menyediakan analitik SDM (HR Analytics) yang mendalam mengenai kinerja, tingkat turnover, dan efektivitas pelatihan, sehingga manajemen dapat mengambil keputusan berbasis data terkait alokasi sumber daya dan investasi pelatihan untuk memastikan dampak maksimum pada kinerja organisasi. Selanjutnya, teknologi meningkatkan Pengalaman Karyawan dengan menyediakan portal swalayan (self-service) yang mudah diakses untuk mengelola cuti, mengakses slip gaji, dan mendaftar program pelatihan, yang pada gilirannya meningkatkan efisiensi dan kepuasan. Terakhir, dalam Talent Acquisition, penggunaan Sistem Pelacakan Pelamar (ATS) dan kecerdasan buatan (AI) mempercepat penyaringan kandidat, memastikan proses rekrutmen lebih cepat dan selektif dalam menarik talenta yang paling cocok untuk budaya HPWS.

4. Mengukur Efektivitas MSDM :
Efektivitas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) diukur melalui tiga pilar utama: Metrik Kinerja Operasional, Metrik Kinerja Karyawan dan Budaya, dan Return on Investment (ROI) SDM melalui Analitik Strategis. Kinerja Operasional dinilai dari efisiensi proses internal, menggunakan metrik seperti Waktu untuk Mengisi (Time-to-Hire) dan Biaya per Rekrutmen (Cost-per-Hire) untuk memastikan fungsi SDM berjalan cepat dan hemat biaya. Sementara itu, Metrik Kinerja Karyawan dan Budaya menilai dampak langsung praktik SDM terhadap angkatan kerja, termasuk Tingkat Turnover, Produktivitas Karyawan (seperti pendapatan per karyawan), dan Tingkat Keterlibatan Karyawan, yang secara kolektif menunjukkan keberhasilan MSDM dalam mempertahankan talenta unggul dan mendorong motivasi. Pada tingkat strategis, efektivitas diukur melalui ROI SDM dan Analitik, di mana data digunakan untuk memodelkan korelasi antara investasi MSDM (misalnya, program pelatihan) dengan hasil keuangan dan bisnis yang terukur, sehingga memvalidasi peran MSDM sebagai kontributor strategis terhadap kinerja organisasi.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Tasia Kusuma Kartika གིས-
Tasia Kusuma Kartika
2521011022

1. Sistem kerja berkinerja tinggi dapat diciptakan dengan mengintegrasikan berbagai praktik manajemen yang saling mendukung untuk meningkatkan kemampuan dan motivasi karyawan. Organisasi harus merancang pekerjaan yang memberikan otonomi, tantangan, serta kesempatan bagi karyawan untuk menggunakan keterampilan mereka secara maksimal. Proses rekrutmen dan seleksi perlu dilakukan secara ketat dengan fokus pada kompetensi agar perusahaan mendapatkan talenta yang sesuai. Selain itu, pelatihan dan pengembangan harus diberikan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan teknis dan soft skills karyawan. Sistem kompensasi juga harus dirancang berbasis kinerja sehingga memberikan insentif yang adil dan memotivasi. Tidak kalah penting, perusahaan perlu mengembangkan budaya kerja yang kolaboratif, transparan, dan inovatif, di mana karyawan diberi ruang untuk berpendapat dan bekerja lintas tim. Penggunaan teknologi yang mendukung efisiensi kerja serta komunikasi yang efektif turut menjadi fondasi dalam membangun lingkungan kerja bernilai tinggi. Dengan menggabungkan semua elemen ini, perusahaan dapat menciptakan sistem kerja yang mampu menghasilkan kinerja yang superior dan berkelanjutan.

2. Manajemen Sumber Daya Manusia berperan besar dalam menciptakan organisasi berkinerja tinggi melalui berbagai praktik yang terstruktur dan strategis. HR memastikan bahwa organisasi mendapatkan karyawan terbaik melalui proses seleksi berbasis kompetensi. Selanjutnya, HR merancang program pelatihan yang relevan untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan karyawan dalam menghadapi tantangan pekerjaan. Manajemen kinerja yang dilakukan HR juga menjadi faktor penting, karena melalui penetapan tujuan kerja, monitoring, dan evaluasi yang objektif, karyawan dapat bekerja secara lebih terarah. Selain itu, HR mengembangkan sistem kompensasi yang mengaitkan penghargaan dengan kontribusi nyata, sehingga memotivasi karyawan untuk mencapai hasil optimal. HR juga mendorong hubungan kerja yang harmonis melalui komunikasi yang baik, penyelesaian konflik, dan dukungan terhadap iklim kerja positif. HR turut mengelola pengembangan karier dan suksesi untuk memastikan adanya karyawan yang siap memimpin di masa depan. Dengan seluruh kontribusinya, HR berperan sebagai motor penggerak utama yang memastikan bahwa praktik-praktik organisasi mendukung produktivitas dan performa tinggi.

3. peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi,iyalah:
Teknologi manajemen sumber daya manusia berperan penting dalam menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi karena membantu perusahaan bekerja lebih cepat, akurat, dan efektif. Melalui HRIS dan berbagai aplikasi digital, proses administrasi seperti absensi, penggajian, dan data karyawan menjadi otomatis sehingga HR dapat fokus pada tugas strategis seperti pengembangan talenta dan peningkatan kinerja. Teknologi juga mempermudah pemantauan kinerja karyawan secara real time melalui dashboard KPI, sehingga manajer dapat memberikan umpan balik yang cepat dan tepat. Dalam hal pelatihan, platform e-learning memungkinkan karyawan belajar kapan saja dan meningkatkan keterampilan secara berkelanjutan, yang merupakan ciri utama sistem kerja berkinerja tinggi. Selain itu, teknologi membantu dalam rekrutmen dengan penggunaan AI atau sistem applicant tracking yang memastikan perusahaan mendapatkan kandidat terbaik secara efisien. Teknologi juga meningkatkan komunikasi dan kolaborasi melalui aplikasi kerja tim, memastikan koordinasi yang lebih baik antar karyawan. Dengan data analytics, HR dapat mengambil keputusan yang lebih akurat terkait produktivitas, turnover, atau kebutuhan pelatihan. Secara keseluruhan, teknologi MSDM mempercepat proses, meningkatkan kualitas keputusan, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kinerja tinggi.

4. cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia?
Untuk mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia, organisasi perlu melihat sejauh mana karyawan bekerja dengan baik dan mencapai target yang ditetapkan. Ini dapat dilakukan dengan mengevaluasi kinerja individu, seperti tingkat produktivitas, kualitas pekerjaan, dan pencapaian KPI. Selain itu, efektivitas proses rekrutmen juga dinilai melalui kecepatan pengisian lowongan, biaya perekrutan, serta kualitas karyawan baru. Tingkat retensi dan turnover menjadi indikator penting lainnya karena menunjukkan apakah perusahaan mampu mempertahankan talenta terbaik. Efektivitas program pelatihan dapat diukur dari peningkatan keterampilan dan perubahan perilaku karyawan setelah pelatihan, termasuk perhitungan ROI pelatihan. Kepuasan dan keterlibatan karyawan juga perlu dievaluasi melalui survei untuk mengetahui apakah lingkungan kerja mendukung produktivitas. Tidak kalah penting, perusahaan harus memeriksa efisiensi biaya SDM, seperti rasio biaya tenaga kerja terhadap pendapatan. Selain itu, tingkat kepatuhan terhadap aturan ketenagakerjaan menunjukkan seberapa baik HR menjalankan tata kelola. Penggunaan teknologi seperti HRIS dapat dinilai dari kemampuannya mempercepat proses dan meningkatkan akurasi data. Terakhir, efektivitas HR dapat dilihat dari kesesuaiannya dengan strategi bisnis, yakni apakah manajemen SDM mampu menyediakan talenta yang tepat untuk mendukung tujuan organisasi. Dengan menggabungkan berbagai aspek ini, perusahaan dapat menilai apakah fungsi HR berjalan efektif dan memberikan nilai nyata bagi organisasi.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

GHIRRID FARRAS NATACIA གིས-
Ghirrid Farras Natacia
2521011044

1. Jelaskan bagaimana menciptakan kondisi yang menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi!
jawab :
Menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi melibatkan kombinasi tujuan yang jelas, komunikasi terbuka, dan pemberian tanggung jawab kepada karyawan sehingga mereka merasa memiliki pekerjaan mereka. Budaya penghargaan dan pengakuan mendorong motivasi, sementara pelatihan dan pengembangan meningkatkan keterampilan karyawan. Dengan memantau kinerja secara terus-menerus melalui indikator seperti KPI, perusahaan dapat menilai efektivitas sistem kerja dan melakukan perbaikan yang diperlukan. Pendekatan ini menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kinerja tinggi, di mana karyawan termotivasi, kompeten, dan berkontribusi maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi.

2. Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?
jawab :
Manajemen SDM (HRM) berperan penting dalam membentuk kondisi dan perilaku yang mendukung kinerja tinggi:
-Rekrutmen dan seleksi yang tepat: Memastikan organisasi memiliki orang yang kompeten dan cocok dengan budaya kerja.
-Pelatihan dan pengembangan: Meningkatkan keterampilan dan kapasitas karyawan sehingga mampu menghadapi tantangan pekerjaan.
-Pengelolaan kinerja (performance management): Menetapkan target, memberikan umpan balik, dan menilai pencapaian untuk mendorong produktivitas.
-Kompensasi dan insentif: Memberikan penghargaan yang adil untuk memotivasi karyawan dan meningkatkan retensi.
-Kesejahteraan dan kepuasan kerja: Menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan mendukung, sehingga karyawan lebih fokus pada kinerja.

Dengan strategi HRM yang efektif, organisasi dapat memastikan karyawan termotivasi, kompeten, dan mampu berkontribusi maksimal.

3. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi!
jawab :
Teknologi HRM (HR Technology) berperan sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem kerja:
-Automatisasi proses administrasi: Misalnya absensi, payroll, dan rekrutmen sehingga HR dapat fokus pada strategi dan pengembangan karyawan.
-Sistem manajemen kinerja: Memantau target, KPI, dan pencapaian karyawan secara real-time.
-Pelatihan berbasis digital: Learning Management System (LMS) memungkinkan pembelajaran yang fleksibel dan personalisasi sesuai kebutuhan.
-Analitik SDM (HR Analytics): Memberikan insight tentang produktivitas, retensi, dan kebutuhan pengembangan karyawan.
-Kolaborasi dan komunikasi: Tools digital mendukung komunikasi, kerja tim, dan keterlibatan karyawan, terutama dalam organisasi global.

Dengan pemanfaatan teknologi HR, perusahaan dapat menciptakan sistem kerja yang lebih responsif, terukur, dan adaptif, yang menjadi ciri utama kinerja tinggi.

4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia!
jawab :
Efektivitas manajemen sumber daya manusia dapat diukur melalui berbagai indikator yang menggambarkan kontribusi HR terhadap kinerja organisasi. Produktivitas karyawan dapat diukur dengan membandingkan output dengan input yang digunakan. Tingkat retensi dan turnover memberikan gambaran kemampuan perusahaan mempertahankan talenta kunci dan mengurangi kehilangan karyawan penting. Kepuasan dan keterlibatan karyawan dapat dinilai melalui survei, feedback, dan wawancara, yang menunjukkan seberapa termotivasi dan terlibatnya karyawan dalam pekerjaan. Kinerja individu dan tim dievaluasi berdasarkan pencapaian KPI dan kontribusi terhadap tujuan organisasi. Efisiensi biaya HR juga menjadi indikator, misalnya melalui rasio biaya rekrutmen, pelatihan, dan gaji terhadap pendapatan. Selain itu, pengembangan kompetensi karyawan, seperti jumlah yang mengikuti pelatihan, naik jabatan, atau memperoleh sertifikasi, mencerminkan keberhasilan HR dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan pemantauan indikator-indikator ini, perusahaan dapat menilai sejauh mana praktik HRM efektif dalam mendukung kinerja tinggi dan pencapaian tujuan strategis organisasi.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Rani Laras Wati གིས-
Rani Laras Wati_2521011039
1. Sistem kerja berkinerja tinggi (High Performance Work System/HPWS) tercipta ketika organisasi mampu menyelaraskan strategi, struktur kerja, lingkungan, dan SDM agar menghasilkan produktivitas, inovasi, serta kinerja unggul. Kondisi tersebut dapat diwujudkan melalui:
- Rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi: Memilih karyawan yang tepat sesuai kebutuhan organisasi dan budaya kerja.
- Pelatihan dan pengembangan berkelanjutan: Karyawan terus meningkatkan keahlian teknis, manajerial, dan kemampuan beradaptasi.
- Sistem penghargaan yang adil dan memotivasi: Kompensasi, insentif, bonus, dan penghargaan disesuaikan dengan kontribusi dan kinerja.
- Pemberdayaan dan partisipasi karyawan: Memberikan ruang pada karyawan untuk mengambil keputusan, menyampaikan ide, dan terlibat dalam perbaikan proses.
- Komunikasi terbuka: Informasi strategi, target, dan kinerja harus transparan sehingga semua pihak selaras.
- Budaya organisasi positif: Mengutamakan kerja sama, inovasi, akuntabilitas, dan orientasi pada hasil.
Dengan elemen-elemen ini, organisasi menciptakan lingkungan yang mendukung karyawan untuk tampil optimal dan mencapai produktivitas tinggi.

2. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) berperan langsung dalam menciptakan kinerja tinggi melalui:
- Menjadikan karyawan sebagai keunggulan kompetitif: MSDM memastikan talent terbaik direkrut, dikembangkan, dan dipertahankan.
- Membangun kemampuan, motivasi, dan kesempatan kerja (AMO Model):
Motivation: melalui kompensasi, penghargaan, dan manajemen kinerja
Opportunity: melalui pelibatan dalam pengambilan keputusan
Ability: melalui pelatihan, pendidikan, dan seleksi yang tepat
- Menjamin kesesuaian strategi SDM dengan strategi bisnis: Setiap kebijakan terkait karyawan mendukung tujuan organisasi.
- Mengembangkan budaya produktif: Membentuk pola kerja dan nilai-nilai yang mendorong disiplin, inovasi, komunikasi, dan kerja tim.
- Mengatur sistem manajemen kinerja: Sehingga setiap individu mengetahui target dan dapat mengukur kontribusinya terhadap hasil organisasi.
Dengan demikian, MSDM bukan hanya mengelola tenaga kerja, tetapi menjadi motor penggerak peningkatan daya saing organisasi.

3. Teknologi MSDM (Human Resource Information System/HRIS) berperan penting dalam mendukung HPWS melalui:
- Automasi proses administratif: Misalnya penggajian, absensi, cuti, sehingga HR dapat fokus pada tugas strategis.
- Menyediakan data untuk pengambilan keputusan: Sistem memberikan data real-time tentang produktivitas, turnover, pelatihan, kinerja, dan kompetensi.
- Memudahkan proses rekrutmen digital: Screening otomatis, Tes online, Video interview sehingga proses menjadi cepat dan lebih akurat.
- Platform pelatihan dan pengembangan online: E-learning, tracking sertifikasi, dan evaluasi pelatihan membantu meningkatkan kemampuan karyawan secara terus-menerus.
- Employee self-service: Karyawan dapat mengelola data pribadi, cuti, KPI, hingga feedback secara mandiri.
- Integrasi sistem penilaian kinerja: Memudahkan pemantauan target kerja, evaluasi, serta feedback antar departemen.
Akhirnya, teknologi membuat sistem kerja lebih efisien, terukur, transparan, dan mendukung keputusan strategis yang meningkatkan kinerja.

4. Efektivitas MSDM dapat diukur melalui beberapa pendekatan, yaitu:
- Ukuran Kuantitatif: Produktivitas tenaga kerja, Turnover rate (tingkat keluar karyawan), Absenteeism (tingkat ketidakhadiran), Biaya rekrutmen dan pelatihan, Return on Investment (ROI) program pelatihan, Time to fill (kecepatan rekrutmen)
- Ukuran Kinerja Individu dan Organisasi: Pencapaian target KPI, Peningkatan kualitas layanan, Percepatan penyelesaian pekerjaan, Pertumbuhan laba atau output
- Survei Persepsi dan Kepuasan: Kepuasan karyawan, Employee engagement, Komitmen organisasi, Persepsi terhadap budaya kerja dan kepemimpinan
- Evaluasi Program SDM: Evaluasi pelatihan (termasuk model Kirkpatrick), Evaluasi sistem kompensasi, Audit MSDM.
Jika indikator-indikator tersebut menunjukkan peningkatan produktivitas, efisiensi biaya, rendahnya turnover, dan tingginya kepuasan karyawan, berarti manajemen SDM dinilai efektif.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

I Wayan Lindu Purbaya Astawa གིས-
Nama : I Wayan Lindu Purbaya Astawa
NPM : 2521011014

1. Kondisi terciptanya Kondisi Sistem Kerja Berkinerja Tinggi berfokus pada tiga pilar :
- Pemberdayaan dan Struktur: Menciptakan tim solid, struktur kolaboratif, dan memberdayakan karyawan untuk mengambil keputusan dan berinovasi.
- Budaya Belajar: Membangun Learning Organization agar karyawan terus belajar, berbagi pengetahuan, dan adaptif terhadap perubahan.
- Sistem Terpadu: Menjamin sistem penghargaan dan informasi yang adil serta transparan, didukung etika yang kuat dan employee engagement tinggi.

2. Peran MSDM sangat vital karena keberhasilan organisasi pada akhirnya bergantung pada cara SDM-nya dikelola, Kontribusi MSDM terhadap kinerja tinggi dilakukan melalui :
- Penyelarasan Strategis: Menjadikan HR sebagai mitra strategis dengan memastikan karyawan sejalan dengan nilai perusahaan, sehingga menciptakan organisasi yang unggul dan adaptif.
- Fungsi Inti Unggul: Mengelola siklus karyawan secara efektif, yaitu melalui rekrutmen selektif, pelatihan yang fokus pada kompetensi, dan penilaian kinerja yang akurat.
- Menciptakan Nilai: Membangun employee engagement dan motivasi, yang secara langsung meningkatkan produktivitas dan kualitas kinerja organisasi.

3. Teknologi HR mengubah peran HR dari administrasi menjadi strategis melalui :
- Otomatisasi Operasional: Mengotomatisasi proses administrasi (gaji, rekrutmen) untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi data (Operational EHRM).
- Layanan Mandiri (Self-Service): Menyediakan akses data dan layanan mandiri bagi karyawan dan manajer, meningkatkan transparansi (Relational EHRM).
- Dukungan Strategis: Menghasilkan analisis berbasis data untuk perencanaan tenaga kerja dan keputusan strategis yang lebih baik (Transformational EHRM).

4. Efektivitas MSDM diukur melalui dua pendekatan utama:
- Audit Manajemen Sumber Daya Manusia (HR Audit): Evaluasi sistematis kebijakan, prosedur, dan praktik HR untuk memastikan kepatuhan dan mengidentifikasi kelemahan.
- Analisis Dampak Kuantitatif: Mengukur kontribusi HR pada hasil bisnis, meliputi:
1. ROI/Biaya-Manfaat: Menghitung keuntungan finansial dari program HR.
2. KPI Kinerja: Menganalisis metrik seperti produktivitas, tingkat turnover, dan tingkat kepuasan karyawan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Danis Jonathan གིས-
Inti Sistem Kerja Berkinerja Tinggi (HPWS) dan MSDM Strategis

1. Menciptakan Sistem Kerja Berkinerja Tinggi (HPWS)

HPWS adalah pendekatan terpadu yang menyelaraskan praktik SDM untuk memaksimalkan potensi karyawan demi mencapai tujuan strategis perusahaan. Menciptakan HPWS berpusat pada tiga kondisi utama:

a. Pemberdayaan Karyawan

Desain Pekerjaan: Pekerjaan didesain untuk memberikan otonomi tinggi, memungkinkan karyawan (terutama tim mandiri) membuat keputusan langsung yang memengaruhi kualitas dan proses kerja mereka.

Tujuan: Mendorong rasa kepemilikan dan akuntabilitas di tingkat operasional.

b. Investasi Kapabilitas

Kualitas Perekrutan: Proses seleksi yang ketat untuk memastikan tidak hanya keterampilan saat ini, tetapi juga potensi adaptasi dan pembelajaran jangka panjang.

Pengembangan Berkelanjutan: Menyediakan pelatihan strategis yang fokus pada peningkatan kompetensi inti perusahaan.

c. Penyelarasan Insentif

Kompensasi Strategis: Sistem penghargaan (gaji, bonus, profit sharing) dikaitkan langsung dengan pencapaian metrik kinerja strategis (misalnya, tujuan BSC).

Tujuan: Memastikan kepentingan karyawan (keuntungan finansial) sejalan dengan tujuan perusahaan.

2. Kontribusi Kunci MSDM terhadap Kinerja Tinggi

Manajemen SDM berkontribusi pada Keunggulan Kompetitif perusahaan dengan bertindak sebagai arsitek sumber daya manusia.

Pembangunan Kapabilitas Inti: MSDM menciptakan tenaga kerja dengan keterampilan unik dan sulit ditiru melalui program pelatihan spesialis, yang menjadi dasar Resource-Based View (RBV) perusahaan.

Peningkatan Produktivitas: Melalui sistem manajemen kinerja yang efektif dan budaya kerja yang baik, MSDM mengurangi biaya operasional (misalnya, mengurangi turnover karyawan) dan memaksimalkan output per orang.

Penjamin Penyelarasan Strategi: MSDM menerjemahkan strategi besar (Formulasi) menjadi tindakan dan harapan kinerja individu yang terukur (Implementasi), memastikan semua unit fungsional bekerja menuju tujuan yang sama.

3. Peran Teknologi MSDM

Teknologi modern (HRIS dan HR Analytics) sangat penting untuk mendukung HPWS.

Keputusan Berbasis Data: Memungkinkan manajer SDM menggunakan data real-time (misalnya, data turnover atau efektivitas pelatihan) untuk membuat keputusan prediktif dan korektif, bukan hanya reaktif.

Efisiensi dan Fokus: Mengotomatisasi tugas-tugas administratif rutin (penggajian, cuti), sehingga tim SDM dapat fokus pada inisiatif bernilai tambah tinggi seperti pengembangan kepemimpinan.

Meningkatkan Pengalaman Karyawan: Menyediakan platform swalayani yang meningkatkan otonomi dan akses karyawan terhadap informasi, mendukung budaya kerja yang mandiri.

4. Mengukur Efektivitas MSDM

Efektivitas MSDM harus diukur dari dampaknya pada kinerja strategis, bukan hanya dari biaya administrasi.

Metrik Dampak (BSC): Mengukur kontribusi SDM pada empat perspektif BSC, terutama perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan.

Contoh: Return on Investment (ROI) Pelatihan, Indeks Keterlibatan Karyawan, Kualitas Perekrutan (kinerja rekrutan baru).

Metrik Efisiensi Operasional: Mengukur kecepatan dan biaya praktik SDM.

Contoh: Waktu untuk Mengisi Kekosongan (Time-to-Hire), Biaya SDM per Karyawan.

Penyelarasan Kinerja: Tingkat di mana metrik SDM (misalnya, Tingkat Keterlibatan) berkorelasi positif dengan metrik kinerja keuangan perusahaan (misalnya, Laba Bersih), yang membuktikan kontribusi strategis fungsi SDM.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Fathia Salma Azqia གིས-
Nama : Fathia Salma Azqia
NPM : 2521011019

1. Jelaskan bagaimana menciptakan kondisi yang menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi!
Sistem kerja berkinerja tinggi terbentuk ketika organisasi menciptakan lingkungan yang mendorong produktivitas, kolaborasi, dan perkembangan karyawan. Hal ini dapat dicapai melalui budaya kerja yang positif, tujuan yang terarah, serta komunikasi yang terbuka antara pimpinan dan tim. Organisasi juga perlu menyediakan pelatihan berkelanjutan, merancang pekerjaan secara efektif, dan menerapkan sistem penghargaan yang adil untuk menjaga motivasi. Pemanfaatan teknologi yang tepat turut meningkatkan efisiensi dan kualitas proses kerja. Jika seluruh elemen ini berjalan harmonis, organisasi dapat mempertahankan kinerja tinggi secara konsisten.

2. Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?
Manajemen sumber daya manusia berperan penting dalam mendorong kinerja tinggi dengan memastikan organisasi memiliki karyawan yang tepat, terampil, dan termotivasi. Peran ini diwujudkan melalui proses rekrutmen yang selektif, program pelatihan berkelanjutan, serta pengelolaan kinerja yang sistematis. HR juga menyusun sistem penghargaan yang adil untuk meningkatkan motivasi, sekaligus menetapkan kebijakan kerja yang mendukung kesejahteraan dan keterlibatan karyawan. Dengan pengelolaan talenta yang strategis dan lingkungan kerja yang kondusif, manajemen SDM mampu meningkatkan produktivitas, kualitas, dan kinerja organisasi secara menyeluruh.

3. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi!
Teknologi manajemen sumber daya manusia memainkan peran besar dalam membangun sistem kerja berkinerja tinggi karena membuat proses HR lebih cepat, efisien, dan akurat. Melalui platform digital seperti HRIS, perusahaan dapat mengelola data karyawan, absensi, penilaian kinerja, dan administrasi secara otomatis sehingga meminimalkan kesalahan dan menghemat waktu. Teknologi juga memungkinkan pemantauan kinerja secara real-time, pemberian feedback yang lebih cepat, serta pengambilan keputusan berbasis data. Selain itu, e-learning mendukung pengembangan kompetensi secara berkelanjutan, sementara sistem rekrutmen digital memudahkan perusahaan menemukan kandidat terbaik. Secara keseluruhan, teknologi HR meningkatkan koordinasi, transparansi, dan produktivitas, yang pada akhirnya memperkuat kinerja organisasi.

4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia?
Efektivitas manajemen sumber daya manusia dapat dinilai dari sejauh mana praktik HR mampu mendukung kinerja karyawan dan pencapaian tujuan organisasi. Pengukurannya dapat dilakukan melalui berbagai indikator, seperti tingkat produktivitas, pencapaian target, turnover dan retensi karyawan, serta kualitas proses rekrutmen. Survei kepuasan dan keterlibatan karyawan juga membantu menunjukkan apakah kebijakan dan lingkungan kerja sudah berjalan dengan baik. Selain itu, evaluasi hasil pelatihan diperlukan untuk memastikan bahwa program pengembangan benar-benar meningkatkan kompetensi. Dengan memantau indikator-indikator ini secara berkelanjutan, organisasi dapat mengetahui tingkat efektivitas HR serta area yang perlu diperbaiki.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Zahra Syifa Andani གིས-
Zahra Syifa Andani
2521011035

1. Sistem kerja berkinerja tinggi tercipta ketika beberapa hal berjalan bersamaan. Pertama, orang yang tepat harus berada di posisi yang sesuai dengan kemampuan dan motivasi mereka. Misalnya, perusahaan teknologi memilih software engineer yang sudah terbiasa dengan framework terbaru supaya proyek lebih cepat selesai. Kedua, pelatihan dan pengembangan karyawan penting agar mereka terus meningkatkan keterampilan; contohnya, retail yang rutin mengadakan pelatihan customer service untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Ketiga, penghargaan dan pengakuan membuat karyawan termotivasi dan loyal, misalnya program “Employee of the Month” dengan bonus kecil dan sertifikat. Keempat, keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan membuat mereka merasa memiliki peran, seperti startup kreatif yang memberi tim kesempatan memilih proyek yang ingin mereka kerjakan. Terakhir, proses kerja dan komunikasi yang jelas membantu pekerjaan lebih efisien, contohnya SOP rumah sakit yang membuat dokter dan perawat bekerja lebih terkoordinasi.

2. Manajemen SDM berperan sebagai penghubung antara strategi organisasi dan karyawan. HR menyesuaikan praktik SDM dengan tujuan organisasi, misalnya perusahaan ingin inovasi maka HR merekrut karyawan kreatif dan menyediakan pelatihan design thinking. HR juga meningkatkan keterampilan karyawan melalui pelatihan dan mentoring, seperti bank yang melatih frontliner menguasai sistem digital banking. Selain itu, HR mendorong motivasi dan keterlibatan lewat reward, bonus tim, atau feedback yang membangun. HR juga membantu organisasi fleksibel, misalnya memfasilitasi kerja remote saat pandemi sehingga produktivitas tetap terjaga.

3. Teknologi HR membuat praktik SDM lebih cepat, efisien, dan terukur. Rekrutmen online mempermudah seleksi kandidat yang tepat, misalnya menggunakan LinkedIn Recruiter. Sistem manajemen kinerja digital memantau target dan memberikan feedback real-time, seperti software SAP SuccessFactors. Pelatihan berbasis e-learning memberi fleksibilitas belajar kapan saja, contohnya kursus bahasa asing online untuk karyawan global. HR analytics membantu menganalisis data, misalnya mengidentifikasi departemen dengan risiko turnover tinggi sehingga HR bisa mengambil langkah preventif.

4. Efektivitas HR bisa dilihat dari beberapa indikator. Kinerja karyawan dan tim, misalnya tim marketing yang berhasil meningkatkan penjualan produk baru 20%. Turnover dan retensi, seperti perusahaan dengan program onboarding dan mentoring yang memiliki karyawan lebih betah dibanding pesaing. Keterlibatan dan kepuasan karyawan, contohnya survei tahunan menunjukkan 85% karyawan merasa suara mereka didengar. Hasil bisnis, misalnya produktivitas meningkat dan biaya operasional turun karena praktik HR yang baik. Pengembangan kompetensi karyawan, contohnya setelah pelatihan digital marketing, karyawan mampu menjalankan kampanye online sendiri tanpa bantuan eksternal.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Leni Olandari གིས-
Leni Olandari _2521011020

1. Jelaskan bagaimana menciptakan kondisi yang menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi!
1. Rekrutmen dan Seleksi yang Tepat
- Seleksi berdasarkan kompetensi, menggunakan alat seleksi objektif.
- Memilih individu dengan motivasi dan kemampuan belajar tinggi.

2. Pelatihan dan Pengembangan Berkelanjutan
- Pelatihan rutin yang sesuai kebutuhan bisnis.
- Pengembangan soft skills dan kesempatan rotasi atau mentoring.

3. Perancangan Pekerjaan yang Mendukung Kinerja Tinggi
- Job design dengan otonomi, variasi tugas, serta target yang SMART.
- Identitas peran yang jelas.

4. Sistem Penilaian Kinerja yang Adil dan Transparan
- KPI yang jelas dan feedback berkala.
- Penilai dilatih untuk menghindari bias.

5. Sistem Reward dan Kompensasi yang Mendorong Kinerja
- Compensation berbasis hasil (pay for performance).
- Insentif untuk inovasi dan kerja tim.

6. Komunikasi yang Terbuka dan Partisipatif
- Komunikasi dua arah dan transparansi informasi organisasi.
- Ruang bagi karyawan untuk menyampaikan ide.

7. Kepemimpinan yang Mendukung dan Memberdayakan
- Gaya kepemimpinan transformasional dan coaching.
- Pemimpin sebagai role model etika dan disiplin.

8. Lingkungan Kerja yang Sehat dan Kondusif
- Budaya kolaboratif, work-life balance, fasilitas kerja memadai.

9. Keterlibatan Karyawan (Employee Involvement)
- Pemberdayaan, self-managed teams, dan sistem saran inovasi.

Kesimpulan:
HPWS tercipta melalui kombinasi SDM berkualitas, pelatihan berkelanjutan, kultur partisipatif, penilaian objektif, serta reward yang memotivasi sehingga karyawan mau dan mampu memberikan kinerja terbaik.

2. Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?
1. Menyediakan Tenaga Kerja Berkualitas melalui Rekrutmen dan Seleksi
- Seleksi berbasis kompetensi dan alat objektif.
- Memastikan person-job fit dan person-organization fit.

2. Membangun Kapabilitas melalui Pelatihan dan Pengembangan
- Pelatihan teknis dan soft skills.
- Coaching, mentoring, dan talent management.

3. Merancang Pekerjaan yang Mendorong Produktivitas
- Otonomi kerja, target SMART, dan alur kerja efisien.

4. Mengembangkan Sistem Penilaian Kinerja yang Objektif
- Penggunaan KPI, feedback rutin, serta pelatihan penilai.

5. Membangun Sistem Reward yang Memotivasi
- Pay for performance, bonus inovasi, serta penghargaan non-finansial.

6. Menciptakan Budaya dan Lingkungan Kerja yang Positif
- Budaya kolaboratif dan lingkungan kerja aman & sehat.

7. Memfasilitasi Keterlibatan dan Partisipasi Karyawan
- Self-managed teams dan program usulan inovasi.

8. Memastikan Kepemimpinan yang Efektif
- Pemimpin transformasional, coaching, dan role model etika.

9. Menyelaraskan Strategi SDM dengan Strategi Bisnis
- Workforce planning dan evaluasi efektivitas kebijakan SDM.

MSDM berkontribusi pada kinerja tinggi dengan membangun tenaga kerja yang kompeten, termotivasi, dan berkomitmen melalui sistem seleksi, pelatihan, penilaian, reward, budaya, dan kepemimpinan yang efektif.

3. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi!
1. Meningkatkan Efisiensi dan Akurasi Proses HR
- Teknologi seperti HRIS otomatisasi administrasi, absensi, penggajian, dan manajemen data.
- Membebaskan waktu untuk aktivitas strategis bernilai tinggi.

2. Memperkuat Pengambilan Keputusan Berbasis Data (HR Analytics)
- Mengolah data produktivitas, turnover, efektivitas pelatihan, dan kebutuhan tenaga kerja.
- Membuat keputusan SDM lebih objektif dan akurat.

3. Mendukung Rekrutmen dan Seleksi yang Lebih Cepat dan Tepat
- ATS, online assessment, dan AI screening mempersingkat proses seleksi.
- Meningkatkan kecocokan kompetensi dan budaya organisasi.

4. Memfasilitasi Pelatihan dan Pengembangan Berkelanjutan (Digital Learning)
- LMS dan e-learning menyediakan pelatihan fleksibel dan terukur.
- Membantu pengembangan kompetensi secara konsisten.

5. Memperkuat Sistem Penilaian Kinerja yang Transparan dan Real-Time
- Aplikasi performance management mendukung KPI digital, feedback rutin, dan evaluasi 360 derajat.
- Membuat evaluasi lebih objektif dan mudah dipantau.

6. Meningkatkan Keterlibatan Karyawan (Employee Engagement)
- Survei digital, komunikasi internal, dan platform apresiasi meningkatkan engagement.
- Membangun budaya kerja kolaboratif.

7. Mendukung Pengelolaan Karier dan Talent Management
- Sistem digital memetakan kompetensi, jalur karier, dan suksesi jabatan.
- Membantu organisasi mengembangkan talenta masa depan.

8. Meningkatkan Transparansi dan Akses Informasi
- Platform HR menyediakan akses ke data gaji, cuti, kinerja, pelatihan, dan target kerja.
- Meningkatkan kejelasan peran, motivasi, dan rasa kepemilikan.

4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia?
1. Menggunakan HR Metrics (Indikator Kuantitatif SDM)
HR metrics mengukur hasil atau output dari proses SDM. Contohnya:
✔ Turnover Rate
Mengukur tingkat keluar-masuk karyawan.
Turnover yang tinggi → indikasi ketidakpuasan, budaya buruk, atau sistem kompensasi bermasalah.
✔ Absenteeism Rate (tingkat ketidakhadiran)
Menilai disiplin, kesejahteraan, dan kepuasan kerja.
✔ Time to Hire
Mengukur efisiensi rekrutmen.
✔ Cost per Hire
Mengukur apakah biaya rekrutmen sebanding dengan kualitas kandidat.
✔ Training Effectiveness
Diukur melalui:
• pre-test & post-test,
• peningkatan kompetensi,
• ROI pelatihan,
• perubahan perilaku kerja.
✔ Productivity per Employee
Output dibagi jumlah karyawan → mengukur efisiensi tenaga kerja.

2. Mengukur Efektivitas Melalui HR Scorecard
HR Scorecard menilai apakah kebijakan SDM mendukung strategi organisasi. Indikatornya meliputi:
• Workforce competencies (kompetensi tenaga kerja)
• Employee behavior (perilaku kerja yang diharapkan)
• Strategic alignment (kesesuaian SDM dengan strategi bisnis)
• HR deliverables (hasil konkret fungsi SDM)
HR scorecard tidak hanya mengukur kuantitas, tetapi juga strategic value dari HR.

3. Menggunakan Balanced Scorecard (BSC) Perspektif SDM
Dalam BSC, efektivitas HR dapat dinilai melalui 4 perspektif:
✔ Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan
• tingkat pelatihan
• skill gap
• employee satisfaction
✔ Perspektif Proses Internal
• efisiensi rekrutmen
• kualitas manajemen kinerja
✔ Perspektif Pelanggan (dalam konteks HR: karyawan)
• employee engagement
• employee experience
✔ Perspektif Keuangan
• rasio biaya SDM dibanding output
• ROI pelatihan
• biaya turnover

4. Analisis ROI (Return on Investment) Program SDM
Digunakan untuk menilai apakah biaya yang dikeluarkan untuk SDM menghasilkan manfaat yang lebih besar.
Contoh: ROI pelatihan =
(manfaat finansial setelah pelatihan – biaya pelatihan) / biaya pelatihan
Ini menunjukkan nilai ekonomis dari kegiatan HR.

5. Survei Kepuasan dan Keterlibatan Karyawan
Efektivitas MSDM juga terlihat dari aspek psikologis dan persepsi karyawan, misalnya:
✔ Employee Satisfaction Survey
Menilai kepuasan terhadap atasan, pekerjaan, kompensasi, lingkungan kerja.
✔ Employee Engagement Survey
Mengukur komitmen, antusiasme, dan motivasi kerja.
✔ Organizational Climate Survey
Menilai budaya, komunikasi, keadilan, dan rasa aman secara psikologis.
Semakin tinggi engagement → semakin efektif HR.

6. Audit SDM (HR Audit)
Audit SDM mengevaluasi:
• kesesuaian proses HR dengan kebijakan,
• kepatuhan hukum ketenagakerjaan,
• efektivitas sistem HRIS,
• kualitas dokumentasi HR,
• konsistensi proses seleksi, pelatihan, kompensasi.
Audit memberikan gambaran objektif tentang kualitas operasional HR.

7. Analisis Kompetensi dan Kesiapan Talent
HR yang efektif harus menghasilkan tenaga kerja yang:
• kompeten,
• siap dipromosikan,
• memiliki potensi tinggi (HiPo),
• sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Indikatornya:
• persentase talent siap promosi,
• tingkat kesenjangan kompetensi (competency gap),
• tingkat efektivitas program suksesi.

8. Evaluasi Dampak HR terhadap Kinerja Organisasi
Efektivitas HR dapat dilihat dari efeknya terhadap:
• peningkatan produktivitas,
• kualitas layanan,
• tingkat inovasi,
• kinerja keuangan,
• kepuasan pelanggan.
Jika HR efektif, dampaknya akan langsung terlihat pada hasil bisnis.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Lia Wati གིས-
Nama : Lia Wati
NPM : 2521011028

Jawaban :
1. Untuk menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi, organisasi harus membangun lingkungan kerja yang mendorong keterlibatan, kemampuan, dan motivasi karyawan secara simultan. Kondisi utama yang harus dipenuhi meliputi:
A. Rekrutmen & Seleksi Berbasis Kompetensi
• Memastikan organisasi hanya merekrut karyawan berkualitas, adaptif, dan berorientasi kinerja.
B. Pelatihan dan Pengembangan Berkelanjutan
• Memberikan upskilling dan reskilling agar karyawan selalu siap menghadapi perubahan teknologi dan pasar.
C. Desain Pekerjaan yang Memberdayakan
• Job design harus memberi otonomi, tanggung jawab, dan kesempatan mengambil keputusan.
D. Sistem Penilaian Kinerja yang Adil dan Transparan
• Ada target kinerja yang jelas, terukur, dan realistis.
E. Sistem Reward dan Kompensasi Berbasis Kinerja
• Reward terhubung langsung dengan kontribusi individu atau tim.
F. Budaya Organisasi yang Mendukung Kinerja Tinggi
• Kepemimpinan memberikan contoh (role model).

2. Manajemen SDM berkontribusi pada kinerja tinggi dengan cara:
• Meningkatkan kemampuan karyawan melalui pelatihan.
• Memotivasi karyawan dengan reward dan pengakuan.
• Menyelaraskan tujuan individu dengan tujuan organisasi.
• Mengembangkan pemimpin yang efektif.
• Menjaga hubungan kerja yang harmonis.

3. Peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi:
Teknologi HR berperan sebagai pengungkit (enabler) dalam menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi
A. Automasi Proses Administratif
Contoh: payroll system, absensi digital, self-service HR.
→ Mengurangi waktu kerja administratif → karyawan fokus pada pekerjaan bernilai tinggi.
B. Data HR yang Akurat untuk Pengambilan Keputusan
Teknologi HR menyediakan:
• dashboard kinerja
• data turnover
• data kompetensi
• talent mapping
→ Manajemen dapat mengambil keputusan berbasis data (evidence-based HR).
C. Employee Learning Technology
Contoh: LMS (Learning Management System).
→ Pembelajaran lebih cepat, murah, dan fleksibel.
D. Performance Management System
• Sistem KPI otomatis
• Real-time feedback
→ Mempercepat proses evaluasi dan meningkatkan transparansi.
E. Talent Analytics / Predictive Analytics
Memprediksi:
• siapa karyawan yang berpotensi resign,
• siapa yang berpotensi menjadi leader,
• kebutuhan pelatihan masa depan.

4. Cara mengukur efektivitas manajemen SDM:
• HR metrics: turnover, absensi, cost per hire, time to fill.
• Employee outcomes: kepuasan, keterikatan, produktivitas.
• Business outcomes: ROI pelatihan, peningkatan kinerja, efisiensi biaya.
• Balanced Scorecard: kontribusi HR pada learning, proses, pelanggan, dan keuangan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Salma Hutami Ayunissa གིས-
Salma Hutami Ayunissa
2521011011

1. Jelaskan bagaimana menciptakan kondisi yang menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi!
Sistem kerja berkinerja tinggi tercipta melalui integrasi praktik manajemen, struktur organisasi, dan budaya kerja yang mendukung kemampuan, motivasi, dan produktivitas karyawan. Hal ini mencakup penetapan visi dan tujuan yang jelas, desain pekerjaan yang efisien, serta pemberian otonomi dan tantangan agar karyawan dapat menggunakan keterampilan mereka secara maksimal. Pelatihan dan pengembangan diberikan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan teknis dan soft skills, sementara sistem kompensasi berbasis kinerja memberikan insentif yang adil dan memotivasi. Budaya kerja kolaboratif, transparan, dan inovatif, ditambah dengan komunikasi efektif dan penggunaan teknologi yang mendukung efisiensi, menciptakan lingkungan kerja bernilai tinggi yang mendorong keterlibatan, loyalitas, dan kinerja superior secara berkelanjutan.

2. Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?
Manajemen SDM berperan strategis sebagai penggerak tercapainya kinerja tinggi dengan memastikan organisasi memiliki talenta yang kompeten, termotivasi, dan selaras dengan tujuan bisnis. HR bertanggung jawab atas rekrutmen selektif berbasis kompetensi, perancangan program pelatihan dan pengembangan keterampilan, serta manajemen kinerja yang terukur melalui penetapan tujuan, monitoring, dan evaluasi objektif. Sistem kompensasi dan reward yang adil mendorong motivasi, sementara HR membangun budaya kerja kolaboratif, memperkuat keterlibatan, dan memfasilitasi komunikasi efektif. HR juga mengelola pengembangan karier dan suksesi untuk memastikan ketersediaan pemimpin masa depan, sehingga organisasi dapat mencapai performa tinggi yang konsisten.
 
3. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi!
Teknologi manajemen SDM, seperti HRIS, platform e-learning, sistem penilaian kinerja digital, HR analytics, dan aplikasi kolaborasi, berperan penting dalam menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi. Teknologi mempermudah otomatisasi proses administrasi seperti absensi, penggajian, dan pengelolaan data karyawan sehingga HR dapat fokus pada tugas strategis. Pemantauan kinerja secara real-time melalui dashboard KPI memungkinkan pemberian umpan balik yang cepat, sementara platform pelatihan digital mendukung pengembangan keterampilan berkelanjutan. Selain itu, teknologi meningkatkan efisiensi rekrutmen, komunikasi, dan kolaborasi lintas tim serta menyediakan data analitik untuk pengambilan keputusan berbasis fakta.
 
4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia?
Efektivitas manajemen SDM dapat diukur melalui indikator kuantitatif dan kualitatif yang mencerminkan kinerja karyawan dan kualitas proses HR. Indikator tersebut meliputi produktivitas karyawan, pencapaian KPI, tingkat retensi dan turnover, efektivitas pelatihan termasuk ROI, time-to-hire, dan tingkat absenteeism. Survei kepuasan dan keterlibatan karyawan memberikan gambaran mengenai motivasi dan komitmen tenaga kerja. Evaluasi efisiensi biaya SDM, kepatuhan terhadap aturan ketenagakerjaan, serta kemampuan teknologi HRIS dalam mempercepat proses dan meningkatkan akurasi data menunjukkan sejauh mana praktik HR berkontribusi pada pencapaian tujuan strategis organisasi.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Jumas Junadih གིས-
Nama : Jumas Junadih Kirantaka
NPM : 2521011007

1. Jelaskan bagaimana menciptakan kondisi yang menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi!
Sistem kerja berkinerja tinggi (High-Performance Work System atau HPWS) adalah pendekatan yang mengintegrasikan praktik-praktik SDM untuk meningkatkan produktivitas, inovasi, dan kepuasan karyawan. Untuk menciptakan kondisi ini, organisasi perlu fokus pada elemen-elemen berikut:
- Kepemimpinan yang Visioner dan Suportif: Pemimpin harus menetapkan visi yang jelas, mendorong kolaborasi, dan memberi otonomi kepada karyawan. Misalnya, melalui gaya kepemimpinan transformasional yang menginspirasi karyawan untuk berkontribusi lebih dari tugas dasar.
- Budaya Organisasi yang Positif: Bangun budaya yang menekankan nilai-nilai seperti kepercayaan, akuntabilitas, dan pembelajaran berkelanjutan. Ini bisa dilakukan dengan mendorong komunikasi terbuka, pengakuan prestasi, dan toleransi terhadap kegagalan sebagai bagian dari inovasi.
- Struktur dan Proses yang Fleksibel: Desain pekerjaan yang memungkinkan tim lintas fungsi, rotasi tugas, dan penggunaan teknologi untuk mengurangi birokrasi. Contohnya, menerapkan sistem agile di mana tim dapat beradaptasi cepat terhadap perubahan pasar.
- Pengembangan Karyawan: Investasi dalam pelatihan dan pengembangan keterampilan untuk memastikan karyawan memiliki kompetensi yang relevan. Ini menciptakan kondisi di mana karyawan merasa dihargai dan termotivasi untuk berkinerja tinggi.
- Sistem Penghargaan yang Adil: Gabungkan insentif finansial (seperti bonus berbasis kinerja) dengan non-finansial (seperti fleksibilitas kerja) untuk mendorong komitmen jangka panjang.
Dengan menciptakan kondisi ini, organisasi dapat memelihara kinerja tinggi secara berkelanjutan, di mana karyawan tidak hanya bekerja efisien tetapi juga inovatif dan loyal.


2. Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?
Manajemen SDM (Human Resource Management atau HRM) berperan sentral dalam membangun organisasi berkinerja tinggi dengan mengelola aset terpenting, yaitu manusia. Kontribusi HRM meliputi:
- Rekrutmen dan Seleksi yang Strategis: HRM memastikan perekrutan talenta berkualitas tinggi yang selaras dengan tujuan organisasi. Misalnya, menggunakan asesmen berbasis kompetensi untuk memilih karyawan yang memiliki potensi tinggi, sehingga meningkatkan produktivitas keseluruhan.
- Pelatihan dan Pengembangan: HRM menyediakan program pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan keterampilan karyawan, seperti workshop leadership atau sertifikasi digital. Ini membantu organisasi beradaptasi dengan perubahan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.
- Manajemen Kinerja: Melalui sistem penilaian kinerja yang objektif (seperti 360-degree feedback), HRM mendorong peningkatan berkelanjutan dan mengidentifikasi area perbaikan, yang langsung berdampak pada hasil bisnis.
- Motivasi dan Retensi Karyawan: HRM merancang paket kompensasi, program kesejahteraan (well-being), dan budaya inklusif untuk mengurangi turnover dan meningkatkan engagement. Contohnya, menerapkan flexible working hours untuk meningkatkan work-life balance.
- Kolaborasi dengan Departemen Lain: HRM bekerja sama dengan tim operasional untuk menyelaraskan kebijakan SDM dengan strategi bisnis, seperti dalam merger atau ekspansi, untuk memastikan kinerja tinggi tetap terjaga.
Secara keseluruhan, HRM berkontribusi dengan mengubah karyawan menjadi sumber daya strategis, yang pada akhirnya meningkatkan profitabilitas, inovasi, dan daya saing organisasi.


3. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi!
- Teknologi HRM (seperti Human Resource Information System atau HRIS, AI, dan platform digital) memainkan peran krusial dalam sistem kerja berkinerja tinggi dengan -meningkatkan efisiensi, akurasi, dan pengambilan keputusan berbasis data. Peran utamanya meliputi:
- Otomatisasi Proses Rutin: Teknologi seperti software payroll atau applicant tracking system (ATS) mengotomatisasi tugas administratif, sehingga HRM dapat fokus pada strategi, seperti analisis data untuk prediksi kebutuhan tenaga kerja.
- Peningkatan Pengalaman Karyawan: Platform seperti employee self-service portals memungkinkan karyawan mengakses informasi pribadi, cuti, atau pelatihan secara mandiri, yang meningkatkan kepuasan dan produktivitas.
Analitik dan Prediksi: Dengan big data dan AI, teknologi HRM dapat menganalisis tren seperti tingkat absensi atau performa tim untuk memprediksi risiko turnover. Contohnya, menggunakan machine learning untuk merekomendasikan program pelatihan yang dipersonalisasi.
- Rekrutmen dan Seleksi yang Efisien: AI-powered tools seperti chatbots untuk screening CV atau virtual interviews mempercepat proses rekrutmen sambil mengurangi bias, sehingga organisasi mendapatkan talenta terbaik lebih cepat.
Kolaborasi dan Komunikasi: Teknologi seperti cloud-based HR platforms mendukung kerja jarak jauh dan tim global, memastikan koordinasi yang mulus dalam organisasi berkinerja tinggi.
Dalam memelihara organisasi berkinerja, teknologi HRM membantu menciptakan sistem yang adaptif dan data-driven, tetapi harus diimbangi dengan etika untuk menghindari isu seperti privasi data.


4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia?
Mengukur efektivitas HRM penting untuk memastikan kontribusinya terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan. Pengukuran dilakukan melalui metrik kuantitatif dan kualitatif, dengan pendekatan berbasis data. Cara-cara utama meliputi:
- Metrik Kinerja Karyawan: Gunakan indikator seperti tingkat produktivitas (output per karyawan), tingkat absensi, dan skor penilaian kinerja untuk menilai dampak HRM terhadap hasil kerja.
- Tingkat Turnover dan Retensi: Hitung employee turnover rate (persentase karyawan yang keluar) dan retention rate. Turnover rendah menunjukkan HRM efektif dalam mempertahankan talenta, sementara analisis exit interview memberikan wawasan kualitatif.
- Employee Engagement dan Kepuasan: Lakukan survei rutin (seperti Net Promoter Score atau eNPS) untuk mengukur tingkat engagement. Skor tinggi menandakan HRM berhasil membangun budaya positif.
- Return on Investment (ROI) SDM: Hitung ROI pada program HRM, seperti biaya pelatihan dibandingkan dengan peningkatan performa (misalnya, ROI = (Manfaat - Biaya) / Biaya x 100%). Ini mengukur efisiensi finansial.
Benchmarking dan Analisis Komparatif: Bandingkan metrik HRM organisasi dengan standar industri (misalnya, menggunakan data dari SHRM atau Gartner) untuk menilai posisi kompetitif.
- Pendekatan Holistik: Gunakan balanced scorecard yang mengintegrasikan perspektif finansial, pelanggan, proses internal, dan pembelajaran. Pengukuran harus dilakukan secara berkala (kuartalan atau tahunan) dan disesuaikan dengan tujuan organisasi.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

M ARIS PRATAMA HANAN གིས-
1. Menciptakan kondisi yang menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi.
Jawab : Sistem kerja berkinerja tinggi diciptakan dengan kombinasi praktik SDM yang saling mendukung, seperti rekrutmen karyawan berkualitas, pelatihan berkelanjutan, desain pekerjaan yang jelas dan memberi otonomi, budaya kerja yang terbuka dan kolaboratif, serta sistem penghargaan yang adil dan berbasis kinerja. Semua elemen ini harus selaras sehingga karyawan termotivasi, kompeten, dan mampu memberikan kinerja terbaik.

2. MSDM dapat berkontribusi pada kinerja tinggi.
Jawab : MSDM berkontribusi pada kinerja tinggi dengan memastikan organisasi memiliki talenta yang tepat, kompetensi yang terus ditingkatkan, sistem kinerja yang terukur, serta lingkungan kerja yang memotivasi. Melalui seleksi, pelatihan, manajemen kinerja, dan sistem penghargaan yang efektif, MSDM dapat meningkatkan produktivitas, keterlibatan, dan loyalitas karyawan sehingga berpengaruh langsung pada hasil kerja organisasi.

3. Peran teknologi MSDM dalam sistem kerja berkinerja tinggi.
Jawab : Teknologi MSDM mendukung sistem kerja berkinerja tinggi dengan mengotomatiskan proses administratif, menyediakan data analitik untuk pengambilan keputusan, memfasilitasi pembelajaran digital, serta mempercepat komunikasi dan kolaborasi. Dengan sistem seperti HRIS, LMS, dan platform kolaborasi, organisasi dapat bekerja lebih cepat, efisien, dan responsif terhadap perubahan.

4. Cara mengukur efektifitas MSDM.
Jawab : Efektivitas MSDM dapat diukur melalui berbagai indikator seperti tingkat turnover, absensi, produktivitas kerja, kualitas rekrutmen, hasil pelatihan, dan keterlibatan karyawan. Selain itu, pengaruh praktik SDM terhadap hasil bisnis seperti kinerja finansial, kualitas layanan, dan kepuasan pelanggan juga menjadi ukuran penting. Benchmarking dan perhitungan ROI program SDM membantu menilai sejauh mana praktik HR memberikan nilai bagi organisasi.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Aurelia Udella Gitayani གིས-

Nama : Aurelia Udella Gitayani

NPM : 2521011006

1.Untuk menciptakan Sistem Kerja Berkinerja Tinggi (HPWS), organisasi harus membangun serangkaian kondisi yang memungkinkan karyawan memberikan kontribusi terbaiknya. Kinerja tinggi tidak muncul secara otomatis, tetapi merupakan hasil dari lingkungan, proses, dan budaya kerja yang dirancang secara strategis. berikut cara menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi (HPWS) : 

1). Organisasi perlu membangun budaya kerja positif dan berorientasi hasil. Budaya seperti keterbukaan, saling percaya, kolaborasi, dan komunikasi yang jelas membuat karyawan merasa aman untuk berpendapat dan berinovasi. Ketika tujuan organisasi juga dipahami dengan baik, karyawan dapat bekerja dengan lebih fokus dan termotivasi.

2).Organisasi harus memiliki praktik manajemen SDM yang terintegrasi, mulai dari rekrutmen, pelatihan, penilaian kinerja, hingga sistem penghargaan. Rekrutmen yang selektif memastikan perusahaan mendapatkan talenta yang tepat. Pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan meningkatkan kompetensi karyawan. Sistem penilaian yang adil dan kompensasi berbasis kinerja mendorong karyawan untuk terus meningkatkan diri. Ketika semua proses SDM ini saling mendukung, kualitas tenaga kerja meningkat secara konsisten.

3). Pemberdayaan karyawan sangat penting dalam menciptakan kinerja tinggi. Karyawan perlu diberi otonomi untuk mengambil keputusan, menyelesaikan masalah, dan berkontribusi dalam perbaikan proses kerja. Ketika mereka merasa dipercaya dan dilibatkan, rasa memiliki terhadap pekerjaan meningkat, sehingga motivasi dan tanggung jawab juga bertambah.

4).HPWS membutuhkan struktur organisasi dan teknologi yang mendukung. Struktur yang terlalu birokratis akan menghambat kreativitas dan kecepatan kerja. Sebaliknya, organisasi yang fleksibel, datar, dan memfasilitasi kerja tim memungkinkan proses lebih cepat dan responsif. Teknologi yang tepat juga mempermudah karyawan bekerja secara efisien.

Jika keempat kondisi ini dipenuhi secara konsisten, organisasi akan mampu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung produktivitas, inovasi, dan keunggulan jangka panjang. HPWS pada akhirnya membuat perusahaan mampu berkembang, beradaptasi, dan bersaing secara berkelanjutan.

2. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja tinggi melalui pengelolaan tenaga kerja yang terencana, terintegrasi, dan berorientasi pada peningkatan produktivitas. MSDM memastikan organisasi memperoleh karyawan yang kompeten melalui proses rekrutmen selektif, kemudian mengembangkan kemampuan mereka melalui pelatihan dan program pengembangan berkelanjutan. Selain itu, MSDM menerapkan sistem penilaian kinerja yang jelas dan objektif, sehingga karyawan memahami standar kerja serta menerima umpan balik untuk perbaikan berkelanjutan. Sistem kompensasi berbasis kinerja juga dirancang untuk meningkatkan motivasi dan retensi karyawan berprestasi. Lalu, MSDM juga mendorong pemberdayaan dan keterlibatan karyawan sehingga mereka memiliki otonomi, rasa memiliki, dan komitmen yang lebih kuat terhadap organisasi. MSDM juga menciptakan lingkungan kerja yang positif dan struktur organisasi yang mendukung kolaborasi serta efisiensi. Melalui serangkaian praktik tersebut, MSDM mampu menciptakan kondisi yang membuat karyawan mampu, termotivasi, dan berkesempatan memberikan kontribusi maksimal, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.

3. Teknologi Manajemen Sumber Daya Manusia berperan penting dalam menciptakan Sistem Kerja Berkinerja Tinggi karena membuat proses SDM menjadi lebih cepat, akurat, dan efektif. Melalui penggunaan sistem seperti HRIS (Human Resource Information System), aplikasi rekrutmen, e-learning, dan platform penilaian kinerja, teknologi membantu organisasi memilih, mengembangkan, dan mengelola karyawan secara lebih optimal. Teknologi mempermudah rekrutmen yang lebih tepat melalui sistem penyaringan pelamar otomatis, mendukung peningkatan kompetensi melalui pelatihan digital yang mudah diakses, serta membuat penilaian kinerja lebih transparan dengan penggunaan dashboard dan KPI (Key Performance Indicator)berbasis data. Selain itu, teknologi mempercepat proses pembayaran, perhitungan insentif, serta meningkatkan komunikasi dan kolaborasi melalui aplikasi internal. Secara keseluruhan, teknologi MSDM membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih efisien, transparan, dan terintegrasi, sehingga karyawan memiliki dukungan dan informasi yang mereka butuhkan untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi.

4. Efektivitas Manajemen Sumber Daya Manusia dapat diukur dari sejauh mana praktik dan kebijakan SDM mampu mendukung tujuan organisasi, meningkatkan kinerja karyawan, dan menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. Untuk menilainya, beberapa pendekatan dan indikator utama digunakan sebagai berikut: 

1). Efektivitas MSDM dapat diukur melalui indikator kinerja SDM (HR metrics). Indikator ini mencakup tingkat turnover, tingkat absensi, produktivitas karyawan, biaya perekrutan, waktu untuk mengisi posisi (time-to-fill), serta rasio pelatihan. Jika angka-angka tersebut menunjukkan perbaikan atau berada pada standar optimal, maka fungsi SDM dinilai efektif.

2). Efektivitas dapat dinilai dari kualitas rekrutmen dan seleksi. Hal ini terlihat dari seberapa baik karyawan baru beradaptasi, berprestasi, dan bertahan dalam jangka panjang. Rekrutmen dianggap efektif jika mampu menghasilkan karyawan yang kompeten, cepat produktif, dan memiliki tingkat retensi yang tinggi.

3). Efektivitas pengembangan SDM diukur melalui hasil pelatihan, misalnya peningkatan keterampilan, perubahan perilaku kerja, dan peningkatan kinerja pascapelatihan. Evaluasi sering dilakukan melalui feedback peserta, tes kompetensi, atau perubahan kinerja yang terlihat di lapangan.

4). Efektivitas manajemen kinerja dapat diukur dari sejauh mana target kinerja (KPI) tercapai, kualitas umpan balik yang diberikan manajer, serta konsistensi pelaksanaan evaluasi kinerja. Sistem penilaian yang objektif dan transparan menunjukkan bahwa MSDM berjalan dengan baik.

5). kepuasan dan keterlibatan karyawan (employee satisfaction & engagement)menjadi indikator penting. Survei kepuasan kerja, tingkat komitmen, dan persepsi terhadap lingkungan kerja menunjukkan apakah kebijakan SDM mendukung motivasi dan kesejahteraan karyawan.

Terakhir, efektivitas MSDM dapat dilihat dari kontribusi langsung terhadap kinerja organisasi, seperti peningkatan efisiensi, layanan yang lebih baik, kualitas produk meningkat, atau perbaikan budaya kerja. Jika praktik SDM mampu memperkuat kinerja bisnis secara nyata, maka MSDM dianggap efektif.

In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Ananda Chantika Putri གིས-
Nama : Ananda Chantika Putri
NPM : 2521011010

1. Jelaskan bagaimana menciptakan kondisi yang menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi!
Untuk menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi, organisasi perlu membangun kondisi yang mendukung kinerja optimal, seperti merekrut karyawan berkualitas, menyediakan pelatihan berkelanjutan, dan menciptakan komunikasi yang terbuka. Selain itu, organisasi harus memberikan otonomi dan kepercayaan kepada karyawan, menetapkan sistem penilaian kinerja yang jelas, serta menyediakan reward yang adil dan memotivasi. Lingkungan kerja yang kolaboratif, fleksibel, dan didukung teknologi juga penting agar karyawan dapat bekerja secara efektif dan produktif.

2. Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?
Manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi dengan cara:
1) Rekrutmen yang tepat – memastikan perusahaan mendapatkan orang yang kompeten dan sesuai kebutuhan pekerjaan.
2) Pelatihan dan pengembangan – meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kesiapan karyawan menghadapi perubahan.
3) Sistem kinerja yang jelas – menetapkan target, memberikan umpan balik berkala, dan mengukur hasil secara objektif.
4) Reward dan kompensasi yang adil – memotivasi karyawan melalui penghargaan berbasis kinerja.
5) Membangun budaya positif – menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kolaborasi, inovasi, dan kepercayaan.
6) Pengembangan karier – memberikan jalur karier yang jelas sehingga karyawan termotivasi untuk berkembang.
7) Manajemen hubungan kerja yang baik – menjaga komunikasi terbuka dan menyelesaikan konflik secara cepat dan efektif.
Dengan menjalankan praktik-praktik ini, MSDM membantu meningkatkan produktivitas, komitmen, inovasi, dan pada akhirnya menciptakan organisasi berkinerja tinggi.

3. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi!
Teknologi MSDM berperan penting dalam sistem kerja berkinerja tinggi karena membantu mengotomatisasi proses HR, menyediakan data yang akurat untuk pengambilan keputusan, meningkatkan kualitas rekrutmen, serta mempermudah pelatihan dan penilaian kinerja. Selain itu, teknologi mendukung komunikasi, kolaborasi, dan fleksibilitas kerja, sehingga karyawan dapat bekerja lebih efektif dan produktif.

4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia?
Efektivitas manajemen sumber daya manusia dapat diukur melalui beberapa indikator, seperti produktivitas dan kinerja karyawan, tingkat turnover dan retensi, efisiensi proses rekrutmen, serta dampak pelatihan terhadap peningkatan kompetensi. Selain itu, tingkat kepuasan dan keterlibatan karyawan, efektivitas sistem penilaian kinerja, dan kontribusi HR terhadap pencapaian tujuan organisasi juga menjadi ukuran penting. Dengan melihat indikator-indikator ini, perusahaan dapat menilai seberapa baik fungsi HR mendukung kinerja organisasi.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Alleyda Maulina གིས-
Nama: Alleyda Maulina
NPM: 2521011005
1. Jelaskan bagaimana menciptakan kondisi yang menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi!
o Menciptakan kondisi sistem kerja berkinerja tinggi
Sistem kerja berkinerja tinggi dapat diciptakan dengan membangun budaya kerja yang mendukung kolaborasi, inovasi, dan tanggung jawab. Organisasi perlu merancang pekerjaan yang memberi otonomi, menyediakan pelatihan berkelanjutan, merekrut karyawan yang sesuai, serta menerapkan sistem penghargaan yang adil dan berbasis kinerja. Selain itu, keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemberian umpan balik rutin juga penting untuk meningkatkan motivasi dan produktivitas.
2. Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?
o Kontribusi manajemen sumber daya manusia terhadap kinerja tinggi
Manajemen SDM berkontribusi pada kinerja tinggi melalui rekrutmen yang tepat, pelatihan yang relevan, dan manajemen kinerja yang terstruktur. HR memastikan bahwa karyawan memiliki kompetensi yang diperlukan, memahami target pekerjaan, dan mendapatkan dukungan untuk berkembang. HR juga mengelola kompensasi, penghargaan, serta menciptakan lingkungan kerja yang positif sehingga karyawan termotivasi dan mampu bekerja secara optimal.
3. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi!
o Peran teknologi HR dalam sistem kerja berkinerja tinggi
Teknologi HR berperan meningkatkan efisiensi dan kualitas pengelolaan SDM melalui automasi administrasi, analisis data karyawan, serta sistem manajemen kinerja digital. Teknologi juga menyediakan platform pembelajaran dan komunikasi internal yang mempercepat pengembangan keterampilan serta meningkatkan keterlibatan karyawan. Dengan teknologi, keputusan HR menjadi lebih akurat dan mendukung terciptanya kinerja tinggi secara berkelanjutan.
4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia?
o Cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia
Efektivitas HR dapat diukur melalui kinerja karyawan, tingkat produktivitas, retensi dan turnover, serta kepuasan dan keterlibatan karyawan. Organisasi juga dapat menilai efektivitas proses HR seperti kecepatan rekrutmen, keberhasilan pelatihan, dan pencapaian target kinerja. Selain itu, analisis ROI program HR membantu menentukan sejauh mana kontribusi HR terhadap hasil dan keberhasilan organisasi.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Azizur Rosyid Asyihab གིས-
Nama : Azizur Rosyid Asyihab
NIM : 2521011012

1. Menciptakan Kondisi Sistem Kerja Berkinerja Tinggi (HPWS)
a. Strategi yang Jelas dan Terkomunikasi: Memastikan semua karyawan memahami visi, misi, dan tujuan strategis perusahaan.
b. Keterlibatan Karyawan: Memberikan otonomi, kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, dan memberdayakan tim.
c. Investasi dalam Karyawan: Menyediakan pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan serta program mentoring.
d. Pengakuan dan Penghargaan: Menerapkan sistem kompensasi yang adil dan terkait kinerja serta pengakuan non-finansial.
e. Lingkungan Kerja yang Mendukung: Mempromosikan budaya kepercayaan, komunikasi terbuka, dan keseimbangan kerja-hidup.

2. Kontribusi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) pada Kinerja Tinggi
a. Rekrutmen dan Seleksi Strategis: Menarik dan memilih talenta terbaik yang memiliki kompetensi dan sesuai dengan budaya organisasi.
b. Manajemen Kinerja yang Efektif: Menetapkan tujuan yang jelas, memberikan umpan balik teratur, dan menghubungkan kinerja individu dengan tujuan organisasi.
c. Pengembangan Karyawan: Membangun kapasitas dan keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan saat ini dan masa depan.
d. Hubungan Industrial yang Positif: Mengelola hubungan karyawan-manajemen secara konstruktif untuk meminimalkan konflik dan meningkatkan moral.
e. Desain Pekerjaan yang Optimal: Merancang pekerjaan yang menarik, menantang, dan memberikan karyawan rasa kepemilikan.

3. Peran Teknologi MSDM dalam Sistem Kerja Berkinerja Tinggi
a. Otomatisasi Tugas Administratif: Mengurangi beban kerja manual (penggajian, cuti) untuk memungkinkan staf MSDM fokus pada inisiatif strategis.
b. Analitik dan Pengambilan Keputusan: Menyediakan data dan insight tentang metrik karyawan (retensi, kinerja, engagement) untuk pengambilan keputusan berbasis bukti.
c. Meningkatkan Pengalaman Karyawan (EX): Menyediakan akses swalayan yang mudah ke informasi dan alat pelatihan/pengembangan.
d. Efisiensi Rekrutmen: Mempercepat proses pencarian, penyaringan, dan onboarding talenta berkualitas.
e. Manajemen Kinerja Berkelanjutan: Mendukung mekanisme umpan balik real-time dan pemantauan tujuan yang lebih dinamis.

4. Cara Mengukur Efektivitas MSDM
a. Metrik Kuantitatif (Output):
1) Tingkat Retensi Karyawan: Persentase karyawan yang tetap bekerja selama periode tertentu.
2) Waktu untuk Mengisi Kekosongan (Time to Hire): Seberapa cepat posisi yang kosong dapat diisi.
3) Biaya per Karyawan: Total biaya MSDM dibagi dengan jumlah karyawan.
4) Tingkat Absensi: Frekuensi karyawan tidak hadir.
5) Produktivitas Karyawan: Output yang dihasilkan per karyawan.
b. Metrik Kualitatif (Proses/Dampak):
1) Employee Engagement Score: Tingkat komitmen dan keterlibatan karyawan (biasanya melalui survei).
2) Kualitas Perekrutan (Quality of Hire): Penilaian kinerja karyawan baru.
3) Tingkat Kepuasan Pelatihan: Umpan balik dari karyawan tentang program pengembangan.
4) Kepuasan Internal Client (Karyawan): Mengukur bagaimana layanan MSDM dirasakan oleh karyawan dan manajer.
5) ROI MSDM: Menghitung dampak finansial inisiatif MSDM pada kinerja bisnis.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Vania Amanda གིས-
Vania Amanda
2521011034

1. Untuk menciptakan sistem kerja yang benar-benar berkinerja tinggi, organisasi harus memastikan bahwa lingkungan kerja yang terbentuk mendukung kolaborasi, kepercayaan, dan pembelajaran yang berkelanjutan. Karyawan perlu diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, diberikan pelatihan yang tepat, serta mendapatkan penghargaan yang adil atas kinerja mereka. Ketika komunikasi berjalan terbuka dan budaya kerja positif terbangun, maka setiap individu terdorong untuk berkontribusi lebih baik. Itulah yang menjadi fondasi dari High-Performance Work System.

2. Manajemen sumber daya manusia berperan dalam memastikan bahwa organisasi memiliki orang yang tepat di posisi yang tepat, dengan dukungan dan motivasi yang sesuai. HR melakukan rekrutmen yang selektif, menyediakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, memastikan sistem penilaian kinerja yang jelas, dan memberikan kompensasi yang mampu mendorong produktivitas. Dengan kata lain, HR membantu karyawan berkembang sehingga pada akhirnya kinerja organisasi meningkat.

3. Teknologi HR seperti HRIS, e-HRM, AI, hingga HR analytics membantu proses HR menjadi lebih cepat, akurat, dan berbasis data. Teknologi memungkinkan pemimpin mengambil keputusan yang lebih tepat terkait pengelolaan karyawan, memudahkan komunikasi internal, serta meningkatkan pengalaman kerja karyawan melalui sistem pembelajaran dan umpan balik digital. Ketika teknologi digunakan secara strategis, HR dapat fokus pada inovasi dan pengembangan kualitas SDM, bukan hanya pekerjaan administratif.

4. Efektivitas HR dapat diukur melalui dua pendekatan utama. Pertama, melalui HR audit, yaitu menilai apakah praktik HR sudah berjalan sesuai standar dan kebijakan yang ada. Kedua, melalui analisis hasil atau HR metrics — misalnya tingkat turnover, produktivitas, kepuasan karyawan, hingga ROI pelatihan. Melalui indikator-indikator tersebut, organisasi dapat melihat sejauh mana HR memberikan kontribusi nyata bagi kinerja dan keberhasilan perusahaan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

DENI PAMBUDI གིས-
DENI PAMBUDI
2521011033

1. Bagaimana menciptakan kondisi yang membangun sistem kerja berkinerja tinggi
Untuk menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi (high-performance work system), organisasi harus menyediakan serangkaian kondisi yang memungkinkan karyawan memiliki keterampilan, motivasi, serta lingkungan kerja yang mendukung pencapaian kinerja unggul. Noe et al. (2019) menjelaskan bahwa kondisi tersebut meliputi penerapan kerja tim, keterlibatan karyawan dalam proses seleksi, pemberian umpan balik kinerja secara formal, serta penekanan pada pelatihan berkelanjutan. Sistem reward harus dikaitkan dengan kinerja organisasi agar karyawan memiliki insentif untuk berkontribusi secara optimal. Selain itu, teknologi serta desain proses kerja harus mendorong fleksibilitas dan kolaborasi. Ketika seluruh kondisi ini terpenuhi, organisasi dapat membangun lingkungan yang menumbuhkan kualitas, inovasi, dan produktivitas, sehingga menghasilkan sistem kerja yang saling terintegrasi dan selaras dengan tujuan bisnis.

2. Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) berperan strategis dalam menciptakan kinerja tinggi melalui pengelolaan praktik-praktik yang meningkatkan motivasi, kemampuan, dan peluang karyawan untuk berkontribusi. Noe et al. (2019) menekankan bahwa HR berperan melalui desain pekerjaan yang mendukung teamwork dan empowerment, proses rekrutmen dan seleksi yang menargetkan kandidat dengan kemampuan kolaborasi dan kreativitas, serta pelatihan yang membangun learning organization. Selain itu, HR harus menyediakan sistem manajemen kinerja yang terhubung langsung dengan tujuan organisasi dan berfokus pada kebutuhan pelanggan internal maupun eksternal. Sistem kompensasi juga harus memberikan penghargaan atas kontribusi karyawan dan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Ketika seluruh praktik ini diterapkan secara terintegrasi dan konsisten, HR menjadi motor penggerak utama terciptanya organisasi berkinerja tinggi.

3. Peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi
Teknologi memainkan peran krusial dalam memperkuat sistem kerja berkinerja tinggi karena mampu meningkatkan efisiensi, akurasi, serta kualitas pengambilan keputusan HR. Menurut Noe et al. (2019), teknologi HR mencakup beberapa aplikasi penting seperti transaction processing untuk otomatisasi tugas administrasi, decision support systems yang membantu manajer mensimulasikan skenario dan membuat keputusan berbasis data, serta expert systems yang memodelkan pengetahuan pakar untuk memberikan rekomendasi keputusan yang konsisten. Teknologi juga mendukung knowledge sharing melalui database, direktori kompetensi, dan platform pembelajaran digital. Adopsi cloud computing memungkinkan e-HRM yang memberi akses cepat kepada karyawan terhadap informasi HR kapan pun diperlukan. Dengan demikian, teknologi tidak hanya mempercepat proses HR, tetapi juga menciptakan fondasi bagi organisasi untuk meningkatkan kolaborasi, inovasi, dan efektivitas keseluruhan.

4. Cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia
Efektivitas manajemen sumber daya manusia dapat diukur melalui beberapa pendekatan yang menilai sejauh mana HR memenuhi kebutuhan pelanggan internal dan berkontribusi pada hasil organisasi. Noe et al. (2019) menjelaskan bahwa pendekatan customer-oriented menjadi dasar evaluasi, dengan mendefinisikan siapa pelanggan HR, apa kebutuhan mereka, serta bagaimana HR harus memenuhinya. Salah satu metode utama adalah HRM audit, yaitu penilaian formal terhadap fungsi HR seperti staffing, pelatihan, kompensasi, dan kinerja, dengan indikator yang berfokus pada hasil bisnis dan kepuasan pelanggan internal. Selain itu, HR analytics digunakan untuk mengukur dampak program HR secara kuantitatif, misalnya apakah pelatihan meningkatkan produktivitas atau apakah proses seleksi menurunkan turnover. Teknik lain yang semakin populer adalah organizational network analysis, yang menilai pola komunikasi untuk melihat efektivitas interaksi antarperan dalam organisasi. Melalui berbagai pendekatan ini, HR dapat menilai dan meningkatkan efisiensi serta efektivitasnya dalam mendukung strategi organisasi.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Yoko A Shinta Uli Nainggolan གིས-
Nama : Yoko Agustwen Shinta Uli Nainggolan
NPM: 2521011030

1. Bagaimana menciptakan kondisi yang menghasilkan sistem kerja berkinerja tinggi?
Sistem kerja berkinerja tinggi tercipta ketika organisasi mampu menyatukan manusia, proses kerja, struktur, dan teknologi ke dalam arah yang sama. Untuk itu, beberapa kondisi harus dibangun:
• Desain pekerjaan yang jelas namun fleksibel
Pegawai perlu memahami peran, tanggung jawab, serta standar kinerja, tetapi tetap diberi ruang untuk beradaptasi dan berinovasi.
• Rekrutmen selektif dan penempatan yang tepat
Organisasi membutuhkan talenta yang bukan hanya kompeten, tetapi cocok dengan budaya dan visi organisasi.
• Budaya kerja berbasis kepercayaan
Kepercayaan memungkinkan pegawai mengambil keputusan, menyampaikan ide, dan menjalankan pekerjaan tanpa over-control.
• Komunikasi terbuka dan kolaboratif
Arus informasi yang transparan membuat koordinasi lebih cepat, mengurangi konflik, dan meningkatkan efektivitas.
• Pembelajaran berkelanjutan
Budaya learning organization mendorong pembelajaran terus-menerus, eksperimen, dan knowledge sharing sehingga organisasi adaptif menghadapi perubahan.
• Sistem penghargaan yang adil dan berbasis kinerja
Reward yang seimbang dengan kontribusi meningkatkan motivasi, retensi, dan loyalitas.
Jadi, kinerja tinggi lahir dari lingkungan kerja yang terstruktur namun adaptif, penuh kepercayaan, kolaboratif, dan mendukung pertumbuhan manusia di dalamnya.

2. Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?
Manajemen SDM berperan sebagai “pengatur mesin organisasi” sehingga setiap programnya berorientasi pada peningkatan kemampuan, motivasi, dan keterlibatan pegawai.
Kontribusi HR meliputi:
• Menyediakan talenta yang tepat
HR memastikan rekrutmen sesuai kompetensi dan nilai organisasi, sehingga tim diisi orang-orang yang sanggup menghasilkan kinerja tinggi.
• Mengembangkan kemampuan pegawai
Pelatihan yang relevan meningkatkan skill teknis maupun soft skill sehingga pegawai siap menghadapi tantangan dan perubahan.
• Menciptakan sistem evaluasi yang objektif
Penilaian kinerja yang jelas dan adil memberikan arah perbaikan sekaligus mendorong akuntabilitas.
• Merancang kompensasi yang memberi motivasi
Kompensasi berbasis kinerja memperkuat perilaku produktif dan meningkatkan komitmen pegawai.
• Menguatkan budaya kerja positif
Dengan menekankan etika, keberagaman, dan engagement, HR membantu membangun suasana kerja yang sehat, aman, dan penuh makna.
Intinya, HR bukan hanya administratif, tetapi strategis — membentuk manusia, budaya, dan proses yang menghasilkan produktivitas tinggi.

3. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi!
Teknologi HR merupakan pengungkit penting dalam menciptakan organisasi berkinerja tinggi. Teknologi membuat fungsi HR menjadi lebih cepat, akurat, dan strategis.
Peran utamanya:
• Meningkatkan efisiensi proses HR
Otomatisasi administrasi seperti payroll, absensi, dan izin mengurangi beban manual sehingga HR dapat fokus pada fungsi yang lebih strategis.
• Mempercepat dan mengefektifkan rekrutmen
Sistem rekrutmen online membantu menyaring kandidat lebih cepat dan objektif, memastikan kualitas talenta semakin baik.
• Memperluas akses pelatihan digital
Learning Management System (LMS) memudahkan pegawai belajar kapan saja dan di mana saja, mempercepat peningkatan kompetensi.
• Memperkuat akurasi dan transparansi kinerja
Evaluasi kinerja berbasis sistem membuat penilaian lebih objektif dan memberikan feedback lebih cepat.
• Mendukung keputusan berbasis data
HRIS memungkinkan organisasi melihat tren produktivitas, turnover, absensi, dan kebutuhan pelatihan sehingga keputusan SDM lebih tepat dan responsif.
Dalam hal ini, teknologi HR menjadikan sistem kerja lebih cepat, lebih akurat, lebih terukur, dan sangat mendukung terwujudnya budaya kinerja tinggi.

4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia
Efektivitas HR diukur dari seberapa besar kebijakan dan program HR benar-benar mendukung pencapaian tujuan organisasi. Beberapa cara yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
• Audit SDM
Audit digunakan untuk mengevaluasi kebijakan, prosedur, dan praktik HR di bidang rekrutmen, pelatihan, kompensasi, dan kepatuhan hukum. Tujuannya menemukan area perbaikan dan meningkatkan efisiensi.
• Mengukur KPI SDM
KPI yang sering digunakan antara lain: tingkat produktivitas, tingkat turnover, kepuasan karyawan, efektivitas pelatihan, time-to-hire dan kualitas rekrutmen dan tingkat kehadiran dan kedisiplinan.
• Analisis biaya-manfaat (Cost–Benefit) dan ROI program HR
Menilai apakah program pelatihan, digitalisasi HR, atau kebijakan baru memberikan manfaat yang sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
• Survei engagement dan iklim kerja
Tingkat keterlibatan dan kepuasan pegawai menjadi indikator penting apakah HR berhasil membangun budaya yang sehat dan produktif.
• Kesesuaian dengan strategi organisasi
HR efektif ketika kebijakannya benar-benar mendukung strategi dan target organisasi — bukan hanya menjalankan fungsi administratif.
In reply to Yoko A Shinta Uli Nainggolan

Re: EVALUASI SESI 12

Sona Sonia Rafika གིས-
Sona Sonia Rafika (2521011025)

1. Bagaimana menciptakan kondisi yang menghasilkan sistem kerja berkinerja tinggi?
Dengan memastikan lingkungan kerja mendukung produktivitas: tujuan jelas, komunikasi terbuka, kepemimpinan yang suportif, kolaborasi sehat, pelatihan berkelanjutan, serta sistem reward yang adil dan mendorong perilaku positif. Ketika orang tahu apa yang harus dicapai dan merasa didukung, performa kolektif meningkat.

2. Bagaimana manajemen SDM berkontribusi pada kinerja tinggi?
Manajemen SDM berperan melalui: rekrutmen tepat, pelatihan yang relevan, penilaian kinerja yang adil, sistem kompensasi yang memotivasi, dan pengembangan karier. Semua ini memastikan organisasi punya orang yang tepat, kompeten, dan termotivasi menjalankan strategi.

3. Peran teknologi manajemen SDM dalam sistem kerja berkinerja tinggi
Teknologi membantu membuat kerja lebih cepat dan akurat. HRIS, e-recruitment, e-learning, payroll otomatis, analytics SDM semuanya membuat keputusan lebih berbasis data, meminimalkan kesalahan, meningkatkan efisiensi, dan membantu organisasi mengelola talenta secara strategis.

4. Cara mengukur efektivitas manajemen SDM
Dilihat dari indikator seperti:
- tingkat produktivitas karyawan
- turnover (keluar masuknya karyawan)
- tingkat kepuasan karyawan
- kualitas rekrutmen
- pencapaian kinerja
- return on investment (ROI) pelatihan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

ALAN PONDANG M གིས-
Nama : Alan Pondang M
NPM : 2521011046


1. Jelaskan bagaimana menciptakan kondisi yang menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi!

Untuk menciptakan High-Performance Work System (HPWS), organisasi perlu menyelaraskan orang, struktur kerja, dan teknologi menuju tujuan kinerja yang sama.
Materi pada hal. 4 menunjukkan elemen utama HPWS:

Job design yang jelas & efektif

Rekrutmen dan pelatihan yang sesuai kebutuhan organisasi

Reward yang adil dan berbasis kinerja

Komunikasi terbuka antara manajer dan karyawan

Sedangkan materi hal. 5–7 menekankan budaya kerja:

Tim solid & seleksi ketat

Budaya kepercayaan dan empowerment

Organisasi pembelajar dan engagement karyawan

Dengan menerapkan hal-hal tersebut, HPWS akan menghasilkan:

Produktivitas tinggi

Kepuasan & loyalitas karyawan meningkat

Kolaborasi dan efisiensi kerja lebih kuat


2. Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?

Peran HRM dalam HPWS tercantum pada hal. 12:

Merekrut talenta yang sesuai tujuan organisasi

Mendesain pelatihan & pengembangan efektif

Melakukan evaluasi kinerja

Menerapkan sistem reward yang adil

Memanfaatkan teknologi HR (HRIS/e-HRM) untuk decision support

HR juga menguatkan engagement dan budaya etika seperti pada hal. 7–8, sehingga mendorong peningkatan motivasi, inovasi, dan retensi karyawan.


3. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi!

Meningkatkan efisiensi proses administrasi
(contoh: otomatisasi payroll)

Meningkatkan akurasi data & kualitas pengambilan keputusan
melalui HRIS

Memperluas akses pengembangan karyawan
seperti LMS (digital training)

Mendukung komunikasi & transparansi
(online performance evaluation)

Teknologi membantu HR bertransformasi dari administratif → strategis sehingga kinerja organisasi meningkat.



4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia?

HR Audit
Evaluasi sistematis terhadap kebijakan, prosedur & praktik HRM untuk menemukan kelemahan dan meningkatkan efisiensi.

Cost-Benefit Analysis & ROI
Mengukur manfaat finansial atas program HR.

HR KPIs, seperti:

Produktivitas karyawan

Turnover

Kepuasan karyawan

Retensi dan kualitas SDM

Efektivitas HR tergambar dari sejauh mana HR mendukung kinerja dan daya saing organisasi.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Muhamad Rafly Jaya Pratama གིས-
Nama : M Rafly Jaya Pratama
Npm : 2521011004

1. Untuk menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi atau High-Performance Work System (HPWS), organisasi perlu mengintegrasikan berbagai elemen penting seperti desain pekerjaan, kualitas karyawan, teknologi, dan budaya kerja. Pekerjaan harus dirancang agar menantang, membutuhkan keterampilan, dan memberi otonomi sehingga karyawan dapat mengambil keputusan sendiri dalam situasi tertentu. Rekrutmen dan seleksi perlu dilakukan secara ketat untuk memastikan perusahaan mendapatkan individu yang memiliki kompetensi dan nilai kerja yang sesuai. Pelatihan dan pengembangan harus diberikan secara berkelanjutan agar kemampuan karyawan terus berkembang. Selain itu, sistem kompensasi yang adil dan berbasis kinerja dapat meningkatkan motivasi. Budaya kerja yang mendukung partisipasi, komunikasi terbuka, serta inovasi juga menjadi fondasi untuk membangun organisasi yang mampu mencapai kinerja tinggi.

2. Manajemen sumber daya manusia berkontribusi pada kinerja tinggi dengan memastikan bahwa karyawan memiliki kemampuan (Ability), motivasi (Motivation), dan kesempatan (Opportunity) untuk memberikan kontribusi terbaik. Pertama, kemampuan karyawan ditingkatkan melalui rekrutmen yang selektif dan pelatihan yang tepat sasaran. Kedua, motivasi diperkuat dengan memberikan penghargaan berbasis kinerja, peluang kenaikan jabatan, serta umpan balik yang jelas. Ketiga, HR memberi kesempatan kepada karyawan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan melalui pemberian wewenang, kerja tim mandiri, dan akses yang memadai pada informasi kerja. Ketiga hal ini memungkinkan karyawan bekerja secara lebih efektif, kreatif, dan terarah, sehingga membantu organisasi mencapai kinerja tinggi secara konsisten.

3. Manajemen sumber daya manusia berkontribusi pada kinerja tinggi dengan memastikan bahwa karyawan memiliki kemampuan (Ability), motivasi (Motivation), dan kesempatan (Opportunity) untuk memberikan kontribusi terbaik. Pertama, kemampuan karyawan ditingkatkan melalui rekrutmen yang selektif dan pelatihan yang tepat sasaran. Kedua, motivasi diperkuat dengan memberikan penghargaan berbasis kinerja, peluang kenaikan jabatan, serta umpan balik yang jelas. Ketiga, HR memberi kesempatan kepada karyawan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan melalui pemberian wewenang, kerja tim mandiri, dan akses yang memadai pada informasi kerja. Ketiga hal ini memungkinkan karyawan bekerja secara lebih efektif, kreatif, dan terarah, sehingga membantu organisasi mencapai kinerja tinggi secara konsisten.

4. Efektivitas manajemen sumber daya manusia dapat diukur dengan beberapa pendekatan. Pertama, melalui audit SDM yang menilai sejauh mana fungsi-fungsi HR seperti rekrutmen, pelatihan, kompensasi, dan manajemen kinerja sudah berjalan dengan baik. Kedua, perusahaan dapat menggunakan metrik kuantitatif seperti tingkat turnover, biaya perekrutan, produktivitas karyawan, dan hasil pelatihan untuk melihat dampak nyata dari praktik HR. Ketiga, analisis data SDM atau HR analytics digunakan untuk menemukan pola yang membantu perusahaan mengambil keputusan strategis, misalnya mengetahui faktor penyebab tingginya turnover. Keempat, melalui pendekatan balanced scorecard, HR dapat diukur dari perspektif keuangan, pelanggan, proses internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan berbagai cara ini, organisasi dapat menilai apakah HR benar-benar mendukung pencapaian tujuan strategis perusahaan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Astrid Chofivah གིས-
Astrid Chofivah
2521011015
1. Jelaskan bagaimana menciptakan kondisi yang menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi!
Jawaban:
Menciptakan Sistem Kerja Berkinerja Tinggi (HPWS)
Sistem kerja berkinerja tinggi tercipta ketika organisasi mampu membangun kondisi yang secara simultan meningkatkan kompetensi, motivasi, dan kesempatan berpartisipasi bagi karyawan. Hal ini diwujudkan melalui rekrutmen selektif, pelatihan berkelanjutan, dan desain pekerjaan yang menuntut kemampuan tinggi. Motivasi diperkuat melalui kompensasi berbasis kinerja, sistem evaluasi yang adil, serta mekanisme pengakuan.
Selain itu, organisasi harus menyediakan otonomi, partisipasi dalam pengambilan keputusan, serta lingkungan yang mendorong kolaborasi. Faktor penentu lainnya adalah budaya organisasi yang mendukung pembelajaran, transparansi, dan perbaikan berkelanjutan, serta kepemimpinan yang mampu mengartikulasikan visi, memberikan dukungan, dan menciptakan rasa aman psikologis. Integrasi seluruh elemen ini menghasilkan sistem kerja yang efektif, adaptif, dan berorientasi pada kinerja jangka panjang.
2. Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?
Jawaban: Manajemen Sumber Daya Manusia berkontribusi pada kinerja tinggi melalui penerapan praktik yang meningkatkan kemampuan, motivasi, dan kesempatan berkontribusi karyawan. Pertama, MSDM meningkatkan kapabilitas melalui rekrutmen selektif, pelatihan terstruktur, serta pengembangan karier yang sistematis. Kedua, MSDM memperkuat motivasi melalui kompensasi berbasis kinerja, sistem penilaian yang adil, serta mekanisme penghargaan yang mendorong upaya ekstra. Ketiga, MSDM menciptakan kesempatan partisipasi melalui desain kerja yang memberikan otonomi, keterlibatan dalam pengambilan keputusan, dan kerja tim yang kolaboratif.
Selain itu, MSDM membentuk budaya organisasi yang mendukung kepercayaan, transparansi, dan komitmen terhadap kualitas serta inovasi. Melalui kepemimpinan yang konsekuen, komunikasi efektif, dan evaluasi kinerja berkelanjutan, MSDM mampu memastikan keselarasan antara tujuan individu dan strategi organisasi. Integrasi praktik-praktik ini menghasilkan sistem kerja yang adaptif dan produktif, sehingga mendorong kinerja organisasi secara keseluruhan.
3. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi!
Jawaban: Peran Teknologi MSDM dalam Sistem Kerja Berkinerja Tinggi
Teknologi MSDM berperan sebagai enabler utama yang memperkuat efektivitas dan integrasi seluruh praktik HPWS. Melalui digitalisasi proses HR, teknologi memungkinkan organisasi mengelola talenta dengan lebih cepat, akurat, dan berbasis data.
1. Meningkatkan Kualitas Pengambilan Keputusan
Sistem HR berbasis data (HRIS, analytics, AI) menyediakan informasi real-time mengenai kinerja, kompetensi, dan kebutuhan tenaga kerja, sehingga keputusan perekrutan, pelatihan, dan manajemen kinerja menjadi lebih tepat dan strategis.
2. Memperkuat Rekrutmen dan Seleksi Berkinerja Tinggi
Teknologi seperti Applicant Tracking System (ATS), AI screening, dan asesmen digital mempercepat rekrutmen, meningkatkan objektivitas, dan memastikan kandidat berkualitas tinggi masuk ke organisasi.
3. Mendukung Pengembangan Kompetensi
Learning Management System (LMS), microlearning, dan platform e-learning menyediakan pelatihan yang fleksibel, terukur, dan berkelanjutan—memperkuat kemampuan kerja dan mendukung pembelajaran jangka panjang.
4. Meningkatkan Motivasi dan Keterlibatan Karyawan
Platform manajemen kinerja, aplikasi feedback, dan tools komunikasi internal membantu memperjelas tujuan, memberikan umpan balik cepat, dan meningkatkan engagement karyawan terhadap target organisasi.
5. Menciptakan Proses HR yang Efisien dan Terintegrasi
Automasi administrasi (absensi, payroll, cuti) mengurangi beban administratif sehingga HR dan karyawan dapat fokus pada aktivitas bernilai tambah tinggi yang mendukung produktivitas.
6. Memperkuat Budaya Kinerja Tinggi
Teknologi mendukung transparansi, akuntabilitas, dan kolaborasi nilai-nilai inti dalam budaya berkinerja tinggi melalui dashboard, sistem monitoring, dan platform komunikasi terbuka.
Kesimpulan
Teknologi MSDM tidak hanya mempercepat proses administratif, tetapi juga memperkuat kemampuan organisasi dalam membangun workforce yang kompeten, termotivasi, dan terlibat. Dengan demikian, teknologi HR menjadi komponen kritis dalam menciptakan, mempertahankan, dan mengoptimalkan sistem kerja berkinerja tinggi.
4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia?
Jawaban: Efektivitas MSDM dapat diukur melalui berbagai indikator yang menunjukkan sejauh mana praktik HR mampu meningkatkan kinerja individu, unit, dan organisasi. Pengukuran dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang berfokus pada hasil (outcomes), proses (process efficiency), dan dampak strategis (strategic impact).

1. Indikator Kinerja SDM (HR Metrics)
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metrik operasional yang mencerminkan kualitas praktik HR, seperti:
• Turnover rate (tingkat keluar-masuk karyawan)
• Absenteeism rate (ketidakhadiran)
• Time-to-hire dan cost-per-hire
• Training hours per employee
• Produktivitas per karyawan
Metrik ini membantu melihat efisiensi dan performa fungsi HR secara kuantitatif.
2. Analisis Kinerja dan Produktivitas
Mengukur efektivitas melalui:
• Pencapaian target individu dan tim
• Peningkatan produktivitas setelah intervensi HR (misalnya pelatihan atau redesign pekerjaan)
• Evaluasi kualitas kinerja melalui penilaian 360° atau appraisal formal
3. Evaluasi Return on Investment (ROI) Program HR
Digunakan untuk menilai manfaat finansial dari program MSDM, misalnya:
• ROI pelatihan
• ROI rekrutmen
• ROI engagement dan well-being programs
Pengukuran ROI membantu menentukan nilai tambah strategis dari program HR.
4. Analisis Tingkat Keterlibatan dan Kepuasan Karyawan
Survei seperti employee engagement survey mengukur:
• Kepuasan terhadap pekerjaan, atasan, kompensasi
• Keterlibatan terhadap visi dan tujuan organisasi
• Komitmen jangka panjang
Keterlibatan tinggi berkorelasi dengan kinerja tinggi dan retensi yang lebih baik.
5. Pengukuran Kesesuaian Strategis (Strategic Alignment)
Menilai sejauh mana praktik HR selaras dengan strategi bisnis melalui:
• Kesesuaian kompetensi karyawan dengan kebutuhan organisasi
• Peran HR dalam pencapaian tujuan strategis
• Dampak HR terhadap inovasi, kualitas layanan, dan daya saing
6. Audit Sumber Daya Manusia (HR Audit)
Audit HR menilai efektivitas secara komprehensif, mencakup:
• Kepatuhan terhadap kebijakan dan regulasi
• Efisiensi sistem dan prosedur
• Konsistensi implementasi praktik HR
• Identifikasi gap dan area perbaikan
Kesimpulan
Efektivitas MSDM diukur melalui kombinasi metrik kinerja, evaluasi finansial, penilaian engagement, dan keselarasan strategis. Pengukuran yang tepat membantu organisasi memastikan bahwa fungsi HR memberikan kontribusi nyata terhadap kinerja dan keunggulan kompetitif.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Adinda Putty Rohani གིས-
Adinda Putty Rohani
2521011001

1. Menciptakan kondisi sistem kerja berkinerja tinggi
Sistem kerja berkinerja tinggi dapat tercipta jika organisasi membangun lingkungan kerja yang mendukung kolaborasi, komunikasi yang efektif, kepemimpinan yang mendorong perkembangan, serta target kerja yang jelas dan terukur. Selain itu, perusahaan perlu memberikan pelatihan berkelanjutan, kesempatan pengembangan karier, dan sistem penghargaan yang adil agar karyawan termotivasi untuk memberikan kinerja terbaik.


2. Kontribusi manajemen sumber daya manusia terhadap kinerja tinggi
MSDM berkontribusi melalui proses rekrutmen yang menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat, program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi, sistem penilaian kinerja yang transparan dan objektif, kompensasi serta benefit yang kompetitif, dan strategi pembinaan karier. Semua ini membantu meningkatkan motivasi, kualitas kerja, serta komitmen karyawan terhadap tujuan organisasi.


3. Peran teknologi manajemen sumber daya manusia
Teknologi HR seperti HRIS mempermudah pengelolaan data karyawan, mempercepat proses administrasi (absensi, payroll, rekrutmen), mendukung e-learning, serta menyediakan data real-time yang dapat digunakan manajemen untuk mengambil keputusan yang lebih tepat. Dengan proses lebih cepat dan akurat, organisasi dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan pengalaman kerja karyawan.


4. Cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia
Efektivitas MSDM dapat diukur melalui beberapa indikator, seperti tingkat produktivitas karyawan, tingkat turnover, tingkat absensi, kepuasan kerja, kualitas rekrutmen, efektivitas program pelatihan, serta pencapaian tujuan bisnis dibandingkan biaya yang dikeluarkan. Pengukuran ini membantu menentukan apakah kebijakan HR sudah mendukung kinerja dan perkembangan organisasi secara optimal.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

PUSPITA APRILIA གིས-
NAMA : PUSPITA APRILIA
NPM :2521011032

1. Jelaskan bagaimana menciptakan kondisi yang menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi!
Menciptakan kondisi untuk Sistem Kerja Berkinerja Tinggi (HPWS) melibatkan perancangan lingkungan kerja yang secara sistematis memaksimalkan kompetensi, komitmen, dan keselarasan strategi karyawan. Kondisi ini diciptakan melalui investasi pada tiga pilar utama: Pertama, Praktek Kerja Keterlibatan Karyawan (Employee Involvement) di mana karyawan diberikan otonomi lebih besar (misalnya, tim kerja otonom, partisipasi pengambilan keputusan) untuk meningkatkan rasa kepemilikan. Kedua, Investasi pada Kapabilitas (Competence) melalui rekrutmen dan seleksi yang sangat selektif, diikuti dengan Pelatihan dan Pengembangan yang ekstensif dan berkelanjutan untuk membangun keterampilan strategis. Ketiga, Sistem Penghargaan yang Adil (Commitment) yang secara eksplisit mengaitkan kompensasi dan insentif dengan kinerja tim dan pencapaian tujuan strategis, memastikan komitmen dan motivasi. Seluruh kondisi ini harus disokong oleh Budaya Organisasi yang transparan, mendorong komunikasi terbuka, dan meyakini bahwa sumber daya manusia adalah keunggulan kompetitif.
2. Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mesin yang secara langsung menggerakkan HPWS dengan merancang dan mengimplementasikan praktik-praktik yang menghasilkan kapabilitas dan komitmen. Kontribusi MSDM dimulai dari Fungsi Staffing, memastikan organisasi merekrut individu yang kompeten dan cocok dengan budaya HPWS yang partisipatif. Kontribusi dilanjutkan melalui Pelatihan dan Pengembangan intensif untuk membangun keunggulan keterampilan yang relevan dengan strategi perusahaan. Kontribusi terpenting terletak pada Manajemen Kinerja yang secara ketat menghubungkan tujuan individu dan tim dengan tujuan strategis perusahaan (Strategic Alignment), sehingga setiap aktivitas karyawan secara langsung mendukung hasil kinerja tinggi. Akhirnya, melalui Sistem Kompensasi dan Imbalan, MSDM memastikan kompensasi yang kompetitif dan insentif berbasis kinerja tim diberikan, yang mendorong motivasi, mempertahankan talenta, dan menciptakan sinergi tim.
3. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi!
Teknologi MSDM (HRIS/HRMS) memainkan peran ganda dalam HPWS: sebagai peningkat efisiensi dan pendukung strategis. Dari sisi efisiensi, teknologi mengotomatisasi semua proses administratif rutin (seperti penggajian, manajemen cuti, dan onboarding), yang membebaskan waktu para profesional MSDM dan manajer lini untuk fokus pada inisiatif bernilai tambah tinggi, seperti pengembangan kepemimpinan dan pembinaan. Dari sisi strategis, teknologi memfasilitasi Analisis SDM (HR Analytics) dan pengolahan Big Data SDM. Analisis ini memberikan wawasan mendalam dan prediktif mengenai efektivitas praktik MSDM, memungkinkan organisasi mengukur ROI investasi SDM, memprediksi turnover talenta kunci, dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Selain itu, platform teknologi melalui portal employee self-service meningkatkan pengalaman kerja, memudahkan komunikasi, dan secara tidak langsung mendukung budaya partisipatif dan pemberdayaan dalam HPWS.
4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia?
Mengukur efektivitas MSDM dilakukan dengan beralih dari metrik administratif (transaksional) menuju pengukuran kontribusi strategisnya terhadap hasil bisnis, yang paling efektif dilakukan melalui HR Scorecard atau mengintegrasikan metrik MSDM ke dalam perspektif Balanced Scorecard perusahaan. Pengukuran ini harus mencakup empat dimensi utama: (1) Dampak Kualitas Program MSDM (mengukur tingkat kepuasan karyawan terhadap program pelatihan atau kualitas proses rekrutmen); (2) Dampak Operasional (mengukur efisiensi seperti Tingkat Turnover Sukarela, Tingkat Absensi, atau waktu rata-rata pengisian posisi); (3) Dampak Strategis (mengukur kontribusi terhadap tujuan strategis, seperti Tingkat retensi talenta terbaik atau Strategic Alignment); dan (4) Dampak Keuangan (mengukur hasil akhir keuangan yang dikaitkan dengan SDM, seperti Pendapatan per Karyawan). Efektivitas terbukti melalui perbandingan metrik ini dengan target strategis, standar industri (benchmarking), dan data historis.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: EVALUASI SESI 12

Nur Umi Chaeronisah གིས-
NUR UMI CHAERONISAH
2521011013

1. Jelaskan bagaimana menciptakan kondisi yang membentuk sistem kerja berkinerja tinggi (High-Performance Work System / HPWS)!
Menurut Noe et al. (2019), High-Performance Work System adalah kombinasi praktik HR, struktur organisasi, dan proses kerja yang selaras untuk memaksimalkan kinerja individu maupun organisasi. Untuk menciptakannya, organisasi harus menyediakan kondisi berikut:
a. Seleksi dan Penempatan Karyawan yang Tepat
Mempekerjakan individu dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai (KSAOs). Seleksi yang ketat meningkatkan kualitas input sumber daya manusia.
b. Pelatihan dan Pengembangan Berkelanjutan
Organisasi berkinerja tinggi selalu melibatkan karyawan dalam continuous learning, termasuk pelatihan teknis, interpersonal, dan pengembangan karier.
c. Desain Pekerjaan yang Memotivasi
Pekerjaan harus memberikan variasi tugas, otonomi, tanggung jawab, dan kesempatan menggunakan keahlian.
d. Sistem Kompensasi Berbasis Kinerja
Penghargaan terkait langsung dengan kinerja individu, tim, atau organisasi (pay-for-performance, gainsharing, profit-sharing).
e. Tim yang Mandiri dan Kolaboratif
Tim diberi wewenang untuk memecahkan masalah, mengatur pekerjaan sendiri, dan meningkatkan efisiensi.
f. Teknologi Informasi yang Mendukung
Teknologi mempercepat aliran informasi, memudahkan koordinasi, dan mendukung proses pengambilan keputusan berbasis data.
g. Komunikasi dan Transparansi Informasi
Organisasi harus memastikan bahwa karyawan dapat mengakses informasi penting tentang tujuan, kinerja, dan prosedur.
h. Lingkungan Kerja yang Mendukung Inovasi
Budaya yang mendorong kreativitas, perbaikan berkelanjutan, dan pemecahan masalah secara proaktif.

2. Bagaimana manajemen sumber daya manusia (HRM) dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?
HRM berperan penting dalam menciptakan HPWS karena mengelola keseluruhan siklus “people management”. Menurut Noe et al. (2019), HRM berkontribusi melalui:
a. Rekrutmen dan Seleksi Karyawan Berkualitas
HR memastikan hanya kandidat terbaik yang masuk sehingga meningkatkan kemampuan organisasi.
b. Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi
HR merancang pelatihan yang relevan, memastikan karyawan selalu memiliki keterampilan yang diperbarui.
c. Performance Management
HR membantu manajer menetapkan tujuan kinerja, memberikan umpan balik, melakukan evaluasi, dan menyusun rencana perbaikan.
d. Kompensasi dan Penghargaan
Sistem penghargaan yang tepat akan memotivasi perilaku yang berkontribusi pada tujuan organisasi.
e. Membangun Budaya Organisasi Positif
HR berperan dalam menciptakan budaya kolaboratif, komunikatif, serta mendukung inovasi dan akuntabilitas.
f. Manajemen Hubungan Karyawan
Menjaga hubungan harmonis, penyelesaian konflik, dan peningkatan keterlibatan karyawan (employee engagement).
g. Supervisi Strategis
HR memastikan bahwa praktik HR selaras dengan strategi bisnis utama.

3. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia (HR Technology) dalam sistem kerja berkinerja tinggi!
Teknologi HR—sering disebut Human Resource Information System (HRIS)—memiliki peran penting dalam HPWS menurut Noe et al. (2019):
a. Mempercepat Pengolahan Data HR
Data pelamar, kinerja, absensi, dan pelatihan disimpan dan diproses secara otomatis sehingga efisien.
b. Mendukung Pengambilan Keputusan Berbasis Data (Data-Driven HR)
Manajer dapat melihat tren kinerja, turnover, tingkat pelatihan, dan metrik lainnya dengan cepat.
c. Meningkatkan Kualitas Komunikasi Organisasi
Portal internal, dashboard HR, dan sistem manajemen kinerja mendukung komunikasi yang transparan.
d. Memperluas Akses terhadap Pelatihan
Teknologi seperti e-learning, LMS (Learning Management System), dan simulasi digital meningkatkan efektivitas pelatihan.
e. Mendukung Konsistensi dan Kepatuhan
Teknologi memastikan proses evaluasi, kompensasi, dan seleksi dilakukan sesuai standar sehingga mengurangi bias.
f. Meningkatkan Efisiensi Administratif
Pekerjaan administratif otomatis (payroll, presensi digital, self-service HR portal) memungkinkan HR fokus pada kegiatan strategis.

4. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia!
Menurut Noe et al. (2019), efektivitas HR dapat diukur melalui empat pendekatan utama:
a. Analisis Kinerja Karyawan (Performance Outcomes)
Mengukur:
produktivitas
kualitas kerja
tingkat pencapaian tujuan
waktu penyelesaian tugas
Indikator ini menunjukkan apakah sistem HR meningkatkan kinerja individu/tim.
b. Analisis Efisiensi (Efficiency Measures)
Menilai bagaimana HR mengelola biaya dan sumber daya, seperti:
biaya rekrutmen per karyawan
biaya pelatihan per peserta
rasio HR staff terhadap total karyawan
c. Analisis Tingkat Turnover dan Retensi
Turnover tinggi menunjukkan kegagalan HR dalam seleksi, pelatihan, kompensasi, atau hubungan kerja.
d. Employee Attitudes dan Engagement
Diukur melalui survei:
kepuasan kerja
motivasi
komitmen organisasi
persepsi keadilan
e. Return on Investment (ROI) HR
Mengukur apakah biaya program HR (pelatihan, kompensasi, seleksi) memberikan manfaat finansial yang lebih besar.
f. Benchmarking
Membandingkan praktik dan hasil HR organisasi dengan organisasi lain yang berkinerja tinggi.