Leni Olandari _2521011020
1
. Jelaskan bagaimana menciptakan kondisi yang menciptakan sistem kerja berkinerja tinggi!
1
. Rekrutmen dan Seleksi yang Tepat
- Seleksi berdasarkan kompetensi, menggunakan alat seleksi objektif
.
- Memilih individu dengan motivasi dan kemampuan belajar tinggi
.
2
. Pelatihan dan Pengembangan Berkelanjutan
- Pelatihan rutin yang sesuai kebutuhan bisnis
.
- Pengembangan soft skills dan kesempatan rotasi atau mentoring
.
3
. Perancangan Pekerjaan yang Mendukung Kinerja Tinggi
- Job design dengan otonomi, variasi tugas, serta target yang SMART
.
- Identitas peran yang jelas
.
4
. Sistem Penilaian Kinerja yang Adil dan Transparan
- KPI yang jelas dan feedback berkala
.
- Penilai dilatih untuk menghindari bias
.
5
. Sistem Reward dan Kompensasi yang Mendorong Kinerja
- Compensation berbasis hasil (pay for performance)
.
- Insentif untuk inovasi dan kerja tim
.
6
. Komunikasi yang Terbuka dan Partisipatif
- Komunikasi dua arah dan transparansi informasi organisasi
.
- Ruang bagi karyawan untuk menyampaikan ide
.
7
. Kepemimpinan yang Mendukung dan Memberdayakan
- Gaya kepemimpinan transformasional dan coaching
.
- Pemimpin sebagai role model etika dan disiplin
.
8
. Lingkungan Kerja yang Sehat dan Kondusif
- Budaya kolaboratif, work-life balance, fasilitas kerja memadai
.
9
. Keterlibatan Karyawan (Employee Involvement)
- Pemberdayaan, self-managed teams, dan sistem saran inovasi
.
Kesimpulan:
HPWS tercipta melalui kombinasi SDM berkualitas, pelatihan berkelanjutan, kultur partisipatif, penilaian objektif, serta reward yang memotivasi sehingga karyawan mau dan mampu memberikan kinerja terbaik
.
2
. Bagaimana manajemen sumber daya manusia dapat berkontribusi pada kinerja tinggi?
1
. Menyediakan Tenaga Kerja Berkualitas melalui Rekrutmen dan Seleksi
- Seleksi berbasis kompetensi dan alat objektif
.
- Memastikan person-job fit dan person-organization fit
.
2
. Membangun Kapabilitas melalui Pelatihan dan Pengembangan
- Pelatihan teknis dan soft skills
.
- Coaching, mentoring, dan talent management
.
3
. Merancang Pekerjaan yang Mendorong Produktivitas
- Otonomi kerja, target SMART, dan alur kerja efisien
.
4
. Mengembangkan Sistem Penilaian Kinerja yang Objektif
- Penggunaan KPI, feedback rutin, serta pelatihan penilai
.
5
. Membangun Sistem Reward yang Memotivasi
- Pay for performance, bonus inovasi, serta penghargaan non-finansial
.
6
. Menciptakan Budaya dan Lingkungan Kerja yang Positif
- Budaya kolaboratif dan lingkungan kerja aman & sehat
.
7
. Memfasilitasi Keterlibatan dan Partisipasi Karyawan
- Self-managed teams dan program usulan inovasi
.
8
. Memastikan Kepemimpinan yang Efektif
- Pemimpin transformasional, coaching, dan role model etika
.
9
. Menyelaraskan Strategi SDM dengan Strategi Bisnis
- Workforce planning dan evaluasi efektivitas kebijakan SDM
.
MSDM berkontribusi pada kinerja tinggi dengan membangun tenaga kerja yang kompeten, termotivasi, dan berkomitmen melalui sistem seleksi, pelatihan, penilaian, reward, budaya, dan kepemimpinan yang efektif
.
3
. Jelaskan peran teknologi manajemen sumber daya manusia dalam sistem kerja berkinerja tinggi!
1
. Meningkatkan Efisiensi dan Akurasi Proses HR
- Teknologi seperti HRIS otomatisasi administrasi, absensi, penggajian, dan manajemen data
.
- Membebaskan waktu untuk aktivitas strategis bernilai tinggi
.
2
. Memperkuat Pengambilan Keputusan Berbasis Data (HR Analytics)
- Mengolah data produktivitas, turnover, efektivitas pelatihan, dan kebutuhan tenaga kerja
.
- Membuat keputusan SDM lebih objektif dan akurat
.
3
. Mendukung Rekrutmen dan Seleksi yang Lebih Cepat dan Tepat
- ATS, online assessment, dan AI screening mempersingkat proses seleksi
.
- Meningkatkan kecocokan kompetensi dan budaya organisasi
.
4
. Memfasilitasi Pelatihan dan Pengembangan Berkelanjutan (Digital Learning)
- LMS dan e-learning menyediakan pelatihan fleksibel dan terukur
.
- Membantu pengembangan kompetensi secara konsisten
.
5
. Memperkuat Sistem Penilaian Kinerja yang Transparan dan Real-Time
- Aplikasi performance management mendukung KPI digital, feedback rutin, dan evaluasi 360 derajat
.
- Membuat evaluasi lebih objektif dan mudah dipantau
.
6
. Meningkatkan Keterlibatan Karyawan (Employee Engagement)
- Survei digital, komunikasi internal, dan platform apresiasi meningkatkan engagement
.
- Membangun budaya kerja kolaboratif
.
7
. Mendukung Pengelolaan Karier dan Talent Management
- Sistem digital memetakan kompetensi, jalur karier, dan suksesi jabatan
.
- Membantu organisasi mengembangkan talenta masa depan
.
8
. Meningkatkan Transparansi dan Akses Informasi
- Platform HR menyediakan akses ke data gaji, cuti, kinerja, pelatihan, dan target kerja
.
- Meningkatkan kejelasan peran, motivasi, dan rasa kepemilikan
.
4
. Jelaskan cara mengukur efektivitas manajemen sumber daya manusia?
1
. Menggunakan HR Metrics (Indikator Kuantitatif SDM)
HR metrics mengukur hasil atau output dari proses SDM
. Contohnya:
✔ Turnover Rate
Mengukur tingkat keluar-masuk karyawan
.
Turnover yang tinggi → indikasi ketidakpuasan, budaya buruk, atau sistem kompensasi bermasalah
.
✔ Absenteeism Rate (tingkat ketidakhadiran)
Menilai disiplin, kesejahteraan, dan kepuasan kerja
.
✔ Time to Hire
Mengukur efisiensi rekrutmen
.
✔ Cost per Hire
Mengukur apakah biaya rekrutmen sebanding dengan kualitas kandidat
.
✔ Training Effectiveness
Diukur melalui:
• pre-test & post-test,
• peningkatan kompetensi,
• ROI pelatihan,
• perubahan perilaku kerja
.
✔ Productivity per Employee
Output dibagi jumlah karyawan → mengukur efisiensi tenaga kerja
.
2
. Mengukur Efektivitas Melalui HR Scorecard
HR Scorecard menilai apakah kebijakan SDM mendukung strategi organisasi
. Indikatornya meliputi:
• Workforce competencies (kompetensi tenaga kerja)
• Employee behavior (perilaku kerja yang diharapkan)
• Strategic alignment (kesesuaian SDM dengan strategi bisnis)
• HR deliverables (hasil konkret fungsi SDM)
HR scorecard tidak hanya mengukur kuantitas, tetapi juga strategic value dari HR
.
3
. Menggunakan Balanced Scorecard (BSC) Perspektif SDM
Dalam BSC, efektivitas HR dapat dinilai melalui 4 perspektif:
✔ Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan
• tingkat pelatihan
• skill gap
• employee satisfaction
✔ Perspektif Proses Internal
• efisiensi rekrutmen
• kualitas manajemen kinerja
✔ Perspektif Pelanggan (dalam konteks HR: karyawan)
• employee engagement
• employee experience
✔ Perspektif Keuangan
• rasio biaya SDM dibanding output
• ROI pelatihan
• biaya turnover
4
. Analisis ROI (Return on Investment) Program SDM
Digunakan untuk menilai apakah biaya yang dikeluarkan untuk SDM menghasilkan manfaat yang lebih besar
.
Contoh: ROI pelatihan =
(manfaat finansial setelah pelatihan – biaya pelatihan) / biaya pelatihan
Ini menunjukkan nilai ekonomis dari kegiatan HR
.
5
. Survei Kepuasan dan Keterlibatan Karyawan
Efektivitas MSDM juga terlihat dari aspek psikologis dan persepsi karyawan, misalnya:
✔ Employee Satisfaction Survey
Menilai kepuasan terhadap atasan, pekerjaan, kompensasi, lingkungan kerja
.
✔ Employee Engagement Survey
Mengukur komitmen, antusiasme, dan motivasi kerja
.
✔ Organizational Climate Survey
Menilai budaya, komunikasi, keadilan, dan rasa aman secara psikologis
.
Semakin tinggi engagement → semakin efektif HR
.
6
. Audit SDM (HR Audit)
Audit SDM mengevaluasi:
• kesesuaian proses HR dengan kebijakan,
• kepatuhan hukum ketenagakerjaan,
• efektivitas sistem HRIS,
• kualitas dokumentasi HR,
• konsistensi proses seleksi, pelatihan, kompensasi
.
Audit memberikan gambaran objektif tentang kualitas operasional HR
.
7
. Analisis Kompetensi dan Kesiapan Talent
HR yang efektif harus menghasilkan tenaga kerja yang:
• kompeten,
• siap dipromosikan,
• memiliki potensi tinggi (HiPo),
• sesuai dengan kebutuhan organisasi
.
Indikatornya:
• persentase talent siap promosi,
• tingkat kesenjangan kompetensi (competency gap),
• tingkat efektivitas program suksesi
.
8
. Evaluasi Dampak HR terhadap Kinerja Organisasi
Efektivitas HR dapat dilihat dari efeknya terhadap:
• peningkatan produktivitas,
• kualitas layanan,
• tingkat inovasi,
• kinerja keuangan,
• kepuasan pelanggan
.
Jika HR efektif, dampaknya akan langsung terlihat pada hasil bisnis
.