Dalam konteks Indonesia yang masih memiliki banyak daerah tertinggal secara digital, peran **technopreneur** sangat penting untuk menciptakan inovasi yang **inklusif dan merata** agar transformasi teknologi tidak hanya dinikmati oleh masyarakat perkotaan saja. Technopreneur dapat memulainya dengan mengembangkan solusi berbasis kebutuhan lokal, seperti aplikasi ringan yang bisa diakses dengan koneksi internet terbatas, platform pelatihan digital untuk masyarakat pedesaan, atau model bisnis berbasis komunitas yang memberdayakan pelaku usaha kecil di daerah. Selain itu, mereka perlu mengedepankan **pendekatan edukatif dan kolaboratif**, misalnya dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah, sekolah, dan lembaga masyarakat untuk meningkatkan literasi digital serta memperkenalkan teknologi secara bertahap. Inovasi yang diciptakan juga harus mempertimbangkan faktor sosial, budaya, dan ekonomi setempat agar benar-benar relevan dan diterima masyarakat. Dengan strategi ini, technopreneur tidak hanya menghadirkan teknologi sebagai alat modernisasi, tetapi juga sebagai sarana pemberdayaan yang membuka akses ekonomi, pendidikan, dan peluang baru bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, termasuk mereka yang sebelumnya tertinggal dalam arus digitalisasi.