Tugas 1

Tugas 1

Tugas 1

Number of replies: 12

1) Jika anda perhatikan pada ppt pertemuan 2, pada 2 slide pertama belum ada pengertian tentang "Manajemen" dan "Strategi" silahkan masing-masing anda menjawab pengertian dari "Manajemen" dan "Strategi" menurut 2 tokoh disertai dengan sumber kutipan.

2) Pilih salah satu organisasi publik, kemudian lakukan OHA terhadap organisasi publik tersebut.

In reply to First post

Re: Tugas 1

by Rinata Septiani Putri -

Nama : Rinata Septiani Putri

NPM : 2426061003

Tugas Manajemen Strategis

1. Pemahaman Manajemen dan Strategi

Pembahasan mengenai strategi manajemen perlu diawali dengan pemahaman yang jelas tentang dua istilah kunci, yaitu manajemen dan strategi. Konsep kedua ini saling berkaitan erat, karena pemahaman tanpa mendasar, sulit bagi sebuah organisasi untuk merumuskan serta melaksanakan kebijakan publik secara efektif.

Menurut Robbins dan Coulter (2021), manajemen didefinisikan sebagai “proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan kerja agar dapat diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.” Definisi ini menekankan bahwa manajemen bukan sekedar mengatur sumber daya, tetapi juga menyelaraskan upaya kolektif agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Efisiensi dan efektivitas menjadi dua kata kunci yang tidak dapat diabaikan dalam fungsi manajerial.

Sementara itu, Mintzberg (2023) memandang manajemen dari sudut pandang yang lebih praktis. Ia menegaskan bahwa manajemen bukanlah sekedar teori, melainkan praktik yang diwujudkan melalui peran interpersonal, informasional, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajer. Dalam kerangka Mintzberg, seorang manajer sehari-hari terlibat dalam aktivitas nyata seperti memimpin tim, menyampaikan informasi, dan menentukan pilihan strategi. Dengan demikian, manajemen dapat dipahami sebagai praktik keterampilan yang lahir dari pengalaman sekaligus interaksi sosial dalam organisasi.

Di sisi lain, konsep strategi juga tidak kalah penting. Hitt, Ireland, dan Hoskisson (2023) mendefinisikan strategi sebagai kumpulan komitmen dan tindakan yang dirancang untuk mengeksploitasi kompetensi inti organisasi dan keunggulan mencapai kompetitif. Definisi ini menekankan bahwa strategi bersifat jangka panjang serta berorientasi pada penciptaan nilai melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi.

Sejalan dengan itu, Harvard Business School Online (2022) menguraikan strategi sebagai rencana menyeluruh yang mencakup pilihan posisi unik dan kumpulan aktivitas yang dirancang untuk menciptakan nilai sekaligus mempertahankan keunggulan bersaing. Perspektif ini menekankan pentingnya diferensiasi dan konsistensi organisasi dalam menghadapi dinamika lingkungan eksternal.

Dari keempat pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen fokus pada proses pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien, sementara strategi berorientasi pada arah jangka panjang yang tekanannya sangat kompetitif serta penciptaan nilai bagi pemangku kepentingan. Keduanya saling melengkapi: manajemen memastikan pelaksanaan operasional yang baik, sedangkan strategi memberi arah dan tujuan besar organisasi.

2. Audit Kesehatan Organisasi (OHA) pada Disdukcapil Kota Bandar Lampung

Sebagai aplikasi konsep, penulis memilih Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandar Lampung sebagai objek Organizational Health Audit (OHA). Mengacu pada materi perkuliahan (MIA OHA, 2024), OHA merupakan proses pemeriksaan menyeluruh terhadap kesehatan organisasi, baik pada aspek internal maupun eksternal. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang sehat dan yang masih memerlukan perbaikan sehingga organisasi dapat berfungsi secara optimal

OHA biasanya mencakup dimensi nilai, struktur, suasana hubungan, disiplin, hingga kemampuan adaptasi organisasi. Berikut analisis yang dilakukan:

Pertama, dimensi nilai (nilai) dan identitas. Disdukcapil Kota Bandar Lampung memiliki visi untuk mewujudkan pelayanan administrasi kependudukan yang cepat, transparan, dan akuntabel. Program layanan inovatif, seperti layanan rumah tangga dan layanan cetak cepat KTP, menunjukkan tidak adanya komitmen nilai pelayanan publik. Namun, masih terdapat keluhan masyarakat terkait antrean panjang dan waktu tunggu yang relatif lama. Hal ini menandakan bahwa nilai pelayanan sudah dicanangkan, tetapi konsistensi penerapan di lapangan masih menjadi tantangan.

Kedua, Struktur organisasi. Disdukcapil memiliki pembagian bidang yang jelas, mulai dari pendaftaran daerah, pencatatan sipil, hingga pelayanan umum. Struktur ini merupakan “kerangka” organisasi yang memastikan setiap bidang memiliki peran tertentu. Namun, dalam praktiknya masih terdapat potensi tumpang tindih kewenangan yang menimbulkan kelambatan dalam pengambilan keputusan.

Ketiga, suasana hubungan (suasana & hubungan). Budaya melayani mulai terlihat, terutama dengan pendekatan ramah dalam memberikan pelayanan publik. Namun, beberapa laporan masyarakat menunjukkan bahwa pengalaman pelayanan belum merata; sebagian pegawai garis depan merasakan beban kerja tinggi sehingga mempengaruhi kualitas interaksi dengan warga.

Keempat, disiplin diri (disiplin diri). Aturan jam layanan dan SOP sudah ditetapkan secara formal. Meskipun demikian, tingkat ketegasan pelaksanaan disiplin masih bervariasi antar individu, sehingga konsistensi saling pelayanan menjadi tidak seragam.

Kelima, adaptasi (kemampuan beradaptasi). Disdukcapil telah berupaya melakukan digitalisasi layanan, misalnya dengan menghadirkan sistem layanan online. Hal ini merupakan kekuatan besar dalam konteks era pemerintahan digital. Namun keterbatasan kapasitas SDM dalam menguasai teknologi baru masih menjadi kendala dalam mengoptimalkan layanan digital tersebut.

Berdasarkan gejala-gejala tersebut, dapat dibayangkan bahwa permasalahan utama Disdukcapil terletak pada dua aspek: koordinasi struktur organisasi dan kapasitas SDM. Untuk itu, beberapa rekomendasi dapat diberikan:

1. Penguatan kapasitas SDM melalui pelatihan berkala, khususnya terkait pelayanan berbasis digital.

2. Pengembangan sistem monitoring berbasis data untuk memadukan waktu layanan, tingkat keluhan, dan kepuasan masyarakat secara real-time.

3. Penerapan sistem dihargai dan diakui bagi pegawai yang menunjukkan kinerja pelayanan prima, guna meningkatkan motivasi.

4. Perluasan mekanisme umpan balik masyarakat agar keluhan maupun apresiasi dapat terdokumentasi dengan baik dan menjadi dasar perbaikan layanan.

Dengan perbaikan tersebut, organisasi kesehatan Disdukcapil akan meningkat. Organisasi tidak hanya mampu menjalankan fungsi administratif, tetapi juga adaptif terhadap tuntutan masyarakat serta perkembangan teknologi.


Kesimpulan

Manajemen dan strategi merupakan dua konsep fundamental dalam memahami dinamika organisasi publik. Definisi Robbins, Coulter, Mintzberg, Hitt, maupun Harvard Business School menekankan pentingnya efektivitas pengelolaan dan keunggulan jangka panjang sebagai strategi inti manajemen.

Penerapan OHA pada Disdukcapil Kota Bandar Lampung menampilkan adanya kekuatan pada aspek nilai pelayanan dan inovasi, namun juga menyoroti kelemahan pada koordinasi struktur dan kapasitas SDM. Dengan intervensi yang tepat, Disdukcapil berpotensi menjadi organisasi masyarakat yang sehat, adaptif, dan mampu memberikan pelayanan berkualitas tinggi kepada masyarakat.


Daftar Pustaka

Harvard Business School Online. (2022). Apa Itu Strategi Bisnis? Blog HBS Online, 20 Oktober 2022.

Hitt, MA, Irlandia, RD, & Hoskisson, RE (2023). Manajemen Strategis: Daya Saing dan Globalisasi (edisi ke-14). Cengage Learning.

Mintzberg, H. (2023). Simply Managing: Apa yang Dilakukan dan Dapat Dilakukan Manajer dengan Lebih Baik (Edisi Terbaru). Berrett-Koehler Publishers.

Robbins, SP, & Coulter, M. (2021). Manajemen (edisi ke-15). Pearson Education.


In reply to First post

Re: Tugas 1

by Muthidatul Anisa -

NAMA           : MUTHIDATUL ANISA

NPM               : 2426061008

 

1. Pengertian Manajemen dan Strategi

Manajemen pada dasarnya adalah suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. George R. Terry mendefinisikan manajemen sebagai proses khas yang terdiri atas tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang bertujuan untuk mencapai target yang ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya (Terry, 1972). Sejalan dengan itu, Ricky W. Griffin menekankan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengendalian sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Griffin, 2004).

 

Strategi dimaknai sebagai arah besar dalam pengelolaan organisasi. Alfred Chandler menjelaskan bahwa strategi adalah penetapan tujuan jangka panjang organisasi, pemilihan tindakan, serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut (Chandler, 1962). Sedangkan Johnson, Scholes, dan Whittington menegaskan bahwa strategi merupakan arah dan cakupan jangka panjang organisasi yang bertujuan untuk memberikan keunggulan melalui pemanfaatan sumber daya di tengah lingkungan yang berubah, serta untuk memenuhi harapan para pemangku kepentingan (Johnson et al., 2008).

 

 

2. Organizational Health Assessment (OHA) pada Ombudsman Republik Indonesia

Ombudsman Republik Indonesia merupakan lembaga negara yang memiliki kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik, baik yang dilakukan oleh penyelenggara negara maupun pihak swasta yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik. Lembaga ini berperan penting sebagai pengawas eksternal untuk mencegah terjadinya maladministrasi. Berdasarkan OHA, kondisi kesehatan organisasi Ombudsman dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:

 

a.    Kejelasan Visi dan Misi

Visi Ombudsman adalah mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas, adil, dan bebas dari maladministrasi. Visi ini sudah jelas, terukur, dan sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Namun, masih terdapat tantangan dalam menginternalisasi visi tersebut hingga ke seluruh unit kerja di daerah.

b.    Kepemimpinan

Pimpinan Ombudsman secara kolektif bersifat independen dan bertugas mengambil kebijakan strategis. Dari aspek kepemimpinan, Ombudsman sudah menunjukkan komitmen dalam menjaga independensi, namun tantangan muncul dalam hal percepatan tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan masyarakat yang terkadang masih memerlukan koordinasi lintas instansi.

c.    Budaya Organisasi

Budaya kerja Ombudsman relatif baik karena menjunjung nilai integritas, keadilan, dan transparansi. Akan tetapi, masih ditemukan hambatan berupa resistensi birokrasi dari instansi yang diperiksa, sehingga budaya responsif internal perlu terus diperkuat.

d.    Komunikasi Internal

Koordinasi antara kantor pusat dengan perwakilan Ombudsman di daerah sudah berjalan melalui sistem pelaporan dan rapat koordinasi. Meski demikian, pola komunikasi kadang masih formal dan top-down sehingga ruang inovasi dari bawah ke atas belum maksimal.

e.    Kapabilitas SDM

Ombudsman memiliki pegawai dengan latar belakang hukum, administrasi publik, dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Kompetensi teknis untuk menangani laporan masyarakat relatif memadai, namun penguasaan teknologi informasi, khususnya dalam pengelolaan big data pengaduan publik, masih perlu ditingkatkan agar layanan lebih cepat dan akurat.

f.     Kinerja dan Akuntabilitas

Laporan tahunan Ombudsman telah dipublikasikan secara transparan, menjadi indikator akuntabilitas yang baik. Namun, efektivitas dalam mengurangi tingkat maladministrasi di sektor publik masih menjadi tantangan, terutama terkait dengan tindak lanjut rekomendasi Ombudsman yang tidak selalu direspons optimal oleh instansi terlapor.

 

Kesimpulan OHA:

Secara keseluruhan, Ombudsman berada dalam kondisi cukup sehat dengan kejelasan visi, budaya integritas, dan akuntabilitas yang baik. Namun, terdapat ruang perbaikan pada aspek kapabilitas SDM berbasis teknologi, percepatan tindak lanjut rekomendasi, serta penguatan komunikasi bottom-up agar organisasi semakin adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.

In reply to First post

Re: Tugas 1

by Krisnabila Fitriani -
Nama : Krisnabila Fitriani
Npm : 2426061010

1. Pengertian Manajemen dan Strategi

Menurut George R. Terry (1972), manajemen adalah proses khas yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian untuk mencapai tujuan tertentu dengan memanfaatkan manusia dan sumber daya lainnya. Sementara itu, Koontz dan Weihrich (2005) menyatakan bahwa manajemen adalah proses merancang dan memelihara lingkungan kerja sehingga orang-orang dapat bekerja sama secara efisien dalam mencapai tujuan. Kedua definisi tersebut menekankan bahwa manajemen merupakan upaya sistematis untuk mengarahkan sumber daya agar tujuan organisasi tercapai.

Adapun strategi, menurut Alfred Chandler (1962), adalah penetapan tujuan jangka panjang, pemilihan tindakan, serta alokasi sumber daya untuk mencapainya. Sedangkan Johnson, Scholes, dan Whittington (2008) mendefinisikan strategi sebagai arah dan ruang lingkup organisasi dalam jangka panjang untuk memperoleh keunggulan melalui pemanfaatan sumber daya yang sesuai dengan dinamika lingkungan, serta memenuhi harapan pemangku kepentingan. Dengan demikian, strategi tidak hanya tentang rencana, tetapi juga tentang bagaimana organisasi beradaptasi dengan perubahan.

2. Organizational Health Analysis (OHA) pada Kantor Pos
Kantor Pos sebagai organisasi publik berperan penting dalam layanan pengiriman, pembayaran, dan jasa keuangan. Transformasi digital melalui aplikasi Pospay menjadi salah satu strategi modernisasi layanan. Namun, analisis OHA menunjukkan bahwa kesehatan organisasi ini masih menghadapi sejumlah tantangan.

Dari sisi alignment (keselarasan), strategi digital sudah sesuai dengan visi PT Pos Indonesia, tetapi di tingkat daerah belum sepenuhnya berjalan karena rendahnya literasi digital masyarakat. Pada aspek execution (pelaksanaan), Kantor Pos tetap mampu menjalankan layanan dasar dengan baik, namun implementasi digital masih terkendala keterampilan pegawai dan infrastruktur jaringan. Sedangkan pada dimensi renewal (pembaruan), Kantor Pos mulai berinovasi melalui sosialisasi layanan digital dan kerja sama dengan pemerintah desa, meski inovasi tersebut masih terbatas dan lebih bersifat reaktif.

3. Kesimpulan
Dari perspektif manajemen strategi, Kantor Pos sudah memiliki arah dan strategi yang sejalan dengan visi modernisasi, tetapi masih lemah dalam pelaksanaan dan inovasi. Agar tetap sehat dan relevan sebagai organisasi publik, Kantor Pos perlu meningkatkan kapasitas pegawai, memperbaiki infrastruktur digital, dan mengembangkan inovasi yang lebih proaktif dalam menghadapi persaingan jasa ekspedisi di era digital.
In reply to First post

Re: Tugas 1

by SHAFA FATIY AL ADAWIYAH -

SHAFA FATIY AL ADAWIYAH / 2426061004

1.John A. Pearce II dan Richard B. Robinson dalam Strategic Management: Formulation, Implementation, and Control (2011) menjelaskan bahwa manajemen strategi merupaka  proses manajerial yang berfokus pada analisis, keputusan, serta  tindakan yang menentukan keberhasilan jangka panjang organisasi dengan cara mengidentifikasi peluang, ancaman lingkungan serta kekuatan ataupun kelemahan internal organisasi. Sedangkan menurut Fred R. David Strategic Management: Concepts and Cases (2011 manajemen strategi adalah seni dan ilmu formulasi, implementasi, hingga evaluasi lintas fungsi yang mendukung organisasi mencapai tujuannya. Dengan demikian. manajemen strategi adalah upaya organisasi dalam menjalankan rencana supaya bisa mencapai tujuan besar, dengan sumber daya dengan baik, sehingga tetap bisa bertahan dan  unggul menghadapi tantangan yang berubah-ubah.

2. Organizational Health Audit mencakup pemeriksaan menyeluruh terhadap berbagai aspek organisasi, termasuk budaya, kepemimpinan, proses kerja, sumber daya manusia, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan keberlanjutan organisasi. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang kondisi organisasi sehingga dapat diidentifikasi masalah-masalah yang menghambat kinerja dan keberlanjutan, sekaligus memberikan rekomendasi perbaikan.

Organisasi : UPTD Pendapatan Wilayah I Kelas A Kota Bandar Lampung

ORGANISASI

TEMUAN

Identitas / Jati Diri

UPTD memiliki identitas jelas sebagai unit pelayanan pajak daerah yang berfungsi mendukung optimalisasi Pendapatan Asli Daerah. Lokasi kantor layanan yang mudah diakses masyarakat juga memperkuat citra sebagai garda terdepan pelayanan publik di bidang perpajakan kendaraan bermotor. Legitimasi organisasI Kuat karena tertuang dalam peraturan gubernur memperkuat

Sumber Daya

UPTD didukung pegawai ASN dan tenaga pendukung dengan latar belakang administrasi dan pelayanan publik. Ketersediaan sarana yang memadai seperti loket, ruang tunggu, dan sistem antrean daring mendukung kelancaran pelayanan. Dengan jumlah SDM relatif terbatas, komitmen pegawai untuk menjaga mutu layanan menjadi modal penting dalam menjaga performa organisasi.

Struktur

Struktur organisasi sudah mengikuti pola standar UPTD pemerintah daerah, dengan Kepala UPTD sebagai pimpinan yang dibantu pejabat fungsional dan staf pelayanan. Kejelasan garis struktur membantu koordinasi antar bagian

Sistem dan Proses Kerja

Pelaksanaan tugas didukung oleh prosedur operasional baku (SOP) yang mengatur alur pendaftaran, penetapan, pembayaran, hingga pencetakan bukti kepemilikan kendaraan. Pemanfaatan aplikasi daring (e-Samsat, pembayaran melalui kanal bank) membantu mempercepat pelayanan. Tantangan muncul pada konsistensi penerapan SOP saat beban kerja meningkat.

Disiplin / Exercise Internal

Pegawai umumnya mematuhi aturan jam kerja, telah berpakaian dinas, dan mengikuti apel rutin. Mekanisme pengawasan atasan langsung mendukung penerapan disiplin, kegiatan penguatan integritas dan penyegaran etika pelayanan terus dilakukan agar budaya kerja unggul tetap terjaga

Suasana Kerja

Hubungan antar pegawai harmonis, menciptakan kolaborasi dalam menyelesaikan tugas.  Terjalinnya orientasi bersama untuk mendukung penerimaan daerah memberi motivasi kolektif.

Adaptasi / Hubungan dengan Lingkungan

UPTD cukup responsif terhadap kebijakan baru, misalnya integrasi pembayaran dengan kanal digital serta kampanye kepatuhan pajak melalui media sosial. Hubungan dengan mitra eksternal (Polri, Jasa Raharja, bank) berjalan baik dan mendukung peningkatan kualitas pelayanan.

 


In reply to First post

Re: Tugas 1

by Kartinia Sari 2426061019 -

Nama   : Kartinia Sari

NPM     : 2426061019

Tugas 1

1. Pengertian dari "Manajemen" dan "Strategi" menurut 2 tokoh disertai dengan sumber kutipan.

Konsep manajemen merupakan inti dari ilmu administrasi yang sejak awal telah menjadi perdebatan para ahli. Definisi yang dikemukakan berbeda-beda, tetapi memiliki satu benang merah bahwa manajemen adalah upaya mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Salah satu definisi klasik yang sangat berpengaruh datang dari George R. Terry. Ia menyatakan bahwa “management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human beings and other resources.” (Terry, 1960). Definisi ini menekankan bahwa manajemen merupakan sebuah proses yang khas dan berbeda dengan aktivitas lain, karena terdiri atas empat fungsi utama yang saling berkaitan: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian (controlling).

Keempat fungsi tersebut menjadikan manajemen sebagai sistem yang terstruktur. Perencanaan menuntun organisasi untuk memiliki arah dan sasaran yang jelas, pengorganisasian memastikan sumber daya dikelola secara efektif, pelaksanaan menjadi penggerak agar rencana dijalankan dengan tepat, dan pengendalian berfungsi untuk memantau serta memastikan bahwa hasil sesuai dengan standar. Definisi ini banyak digunakan dalam literatur manajemen karena memberikan gambaran praktis bagaimana organisasi seharusnya dikelola. Hingga kini, konsep empat fungsi manajemen ala Terry masih menjadi dasar dalam kurikulum manajemen modern, meskipun sudah diperkaya dengan perspektif baru seperti kepemimpinan partisipatif, inovasi, dan pengelolaan perubahan.

Berbeda dengan Terry yang menekankan aspek fungsional dan proses, Mary Parker Follett lebih menyoroti aspek manusiawi dari manajemen. Follett (1924) menyatakan bahwa “management is the art of getting things done through people.” Definisi ini sederhana namun memiliki makna yang sangat mendalam. Follett menekankan bahwa manajemen pada hakikatnya adalah seni, bukan sekadar ilmu. Seni yang dimaksud adalah keterampilan dalam menggerakkan orang lain, membangun kerja sama, menyelesaikan konflik, dan memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian, menurut Follett, manajer bukan hanya seorang perencana dan pengendali, tetapi juga seorang pemimpin yang mampu memahami perilaku manusia dan mengarahkan mereka ke arah tujuan organisasi.

Definisi Follett menjadi sangat relevan dalam konteks modern, ketika organisasi tidak hanya dihadapkan pada tantangan teknis, tetapi juga tantangan sosial dan psikologis. Era globalisasi, digitalisasi, dan keragaman budaya menuntut manajer untuk tidak hanya menguasai keterampilan teknis, tetapi juga keterampilan interpersonal. Dengan kata lain, jika Terry menekankan ilmu dalam manajemen, maka Follett menekankan seni dalam manajemen. Kedua definisi ini saling melengkapi: organisasi membutuhkan proses yang sistematis sekaligus kepemimpinan yang humanis agar dapat berjalan efektif.

Selain manajemen, konsep strategi juga merupakan aspek vital dalam ilmu organisasi. Tokoh yang pertama kali mendefinisikan strategi secara sistematis adalah Alfred D. Chandler. Menurutnya, “strategy is the determination of the basic long-term goals and objectives of an enterprise, and the adoption of courses of action and the allocation of resources necessary for carrying out these goals.” (Chandler, 1962). Definisi ini menegaskan bahwa strategi berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, bukan hanya target jangka pendek. Lebih jauh, strategi menuntut organisasi untuk memilih langkah yang tepat dan mengalokasikan sumber daya secara efektif agar tujuan jangka panjang tersebut dapat tercapai.

Dalam definisi Chandler, strategi adalah kerangka kerja yang memberikan arah bagi organisasi, terutama dalam menghadapi lingkungan yang berubah. Organisasi tanpa strategi akan mudah kehilangan arah, sementara organisasi dengan strategi yang jelas dapat menjaga konsistensi dan kesinambungan. Oleh karena itu, pandangan Chandler menjadi fondasi bagi perkembangan ilmu manajemen strategis, karena ia berhasil menekankan hubungan antara tujuan jangka panjang, tindakan nyata, dan struktur organisasi yang mendukung pencapaian tujuan tersebut.

Pandangan Chandler kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Michael E. Porter, seorang pakar strategi yang sangat berpengaruh dalam era modern. Dalam artikelnya yang berjudul What is Strategy?, Porter (1996) menyatakan bahwa “strategy is the creation of a unique and valuable position, involving a different set of activities.” Definisi Porter menegaskan bahwa strategi bukan hanya tentang tujuan jangka panjang, tetapi juga tentang bagaimana organisasi menempatkan dirinya secara unik dalam persaingan. Ia menekankan bahwa strategi sejatinya adalah pilihan: memilih aktivitas apa yang akan dilakukan dan apa yang tidak akan dilakukan. Dengan cara ini, organisasi menciptakan diferensiasi dan keunggulan kompetitif yang sulit ditiru oleh pesaing.

Konsep Porter sangat relevan dalam era persaingan global yang ketat. Misalnya, sebuah perusahaan logistik tidak cukup hanya menetapkan tujuan jangka panjang (seperti dalam definisi Chandler), tetapi juga harus menentukan aktivitas unik yang membedakannya dari pesaing, misalnya dengan layanan berbasis digital atau jaringan distribusi yang lebih luas. Inilah esensi strategi menurut Porter: keunggulan kompetitif lahir dari perbedaan aktivitas yang dilakukan organisasi.

Jika keempat definisi di atas dibandingkan, terlihat bahwa manajemen menurut Terry berfokus pada proses fungsional yang sistematis, sedangkan Follett menekankan aspek seni dan hubungan manusia dalam menggerakkan organisasi. Sementara itu, strategi menurut Chandler berorientasi pada penentuan tujuan jangka panjang dan alokasi sumber daya, sedangkan Porter menekankan penciptaan posisi unik melalui diferensiasi aktivitas. Perbedaan ini memperlihatkan betapa luasnya cakupan ilmu manajemen dan strategi, sekaligus menunjukkan bahwa tidak ada satu definisi tunggal yang mampu menjelaskan semuanya.

Namun, justru melalui keberagaman definisi inilah kita mendapatkan pemahaman yang lebih utuh. Manajemen tanpa seni kepemimpinan akan kaku, sementara strategi tanpa diferensiasi akan mudah ditiru. Dengan menggabungkan pandangan Terry, Follett, Chandler, dan Porter, organisasi dapat membangun sistem internal yang solid sekaligus menciptakan posisi eksternal yang unik. Hal ini menjadikan organisasi tidak hanya efisien dalam mengelola sumber daya, tetapi juga efektif dalam menghadapi persaingan global yang semakin kompleks.

DAFTAR PUSTAKA

Chandler, A. D. (1962). Strategy and structure: Chapters in the history of the American industrial enterprise. Cambridge, MA: MIT Press.

Follett, M. P. (1924). Creative experience. New York, NY: Longmans, Green & Co.

Porter, M. E. (1996). What is strategy? Harvard Business Review, 74(6), 61–78. Diakses dari Harvard Business Review

Terry, G. R. (1960). Principles of management. Homewood, IL: Richard D. Irwin. Ringkasan definisi dapat dilihat di CMP World

2. Pilih salah satu organisasi publik, kemudian lakukan OHA terhadap organisasi publik tersebut.
Organisational Health Audit (OHA) Disdukcapil Kota Bandar Lampung

1) Ruang Lingkup & Metodologi

Objek audit: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandar Lampung.
Pendekatan: OHA berbasis Human Activity System (HAS) — menilai kesehatan organisasi melalui faktor/unsur yang saling berelasi dan mempengaruhi kinerja serta kesejahteraan pegawai (values, structure, atmosphere/relationship, discipline/adaptation), dilanjutkan teknik diagnostik berurutan (symptoms → framework → causes → tests → diagnosis → therapy).

2) OHA Berdasarkan Dimensi HAS

A. Values (Nilai-Nilai) & Identity

Nilai inti pelayanan cepat, akurat, dan adil telah tertuang di profil unit, namun internalisasi nilai belum merata. Gejala yang muncul: keluhan masyarakat terkait keramahan dan konsistensi pelayanan.

B. Structure (Kerangka)

Struktur organisasi jelas, namun koordinasi antarbagian masih lemah. Gejala: tumpang tindih kewenangan antarbidang dan waktu tunggu layanan yang tidak konsisten.

C. Atmosphere & Relationship

Hubungan antarpegawai cukup harmonis, namun ketegangan meningkat saat terjadi lonjakan permohonan. Gejala: penurunan kesabaran pegawai dan meningkatnya komplain masyarakat.

D. Discipline & Adaptation

Kedisiplinan bervariasi; sebagian pegawai masih kurang disiplin pada jam sibuk. Adaptasi terhadap layanan digital sudah dimulai, tetapi literasi digital masyarakat masih menjadi kendala.

3) Teknik Diagnostik

Gejala pokok: antrean panjang dan keluhan masyarakat.
Gejala terkait: koordinasi antarbidang lemah, adopsi digital rendah.
Hipotesis: kurangnya manajemen SDM dan integrasi sistem digital.
Diagnosis: kelemahan pada struktur, atmosfer, dan adaptasi.
Terapi: pelatihan pegawai, integrasi sistem antrean online, penguatan koordinasi lintas bidang.

4) Environmental Scanning (ES)

Faktor eksternal yang memengaruhi Disdukcapil: demografi (lonjakan permohonan musiman), sosial-budaya (hari besar agama), kebijakan nasional, serta teknologi (digitalisasi layanan publik).

5) Indikator Kinerja & Target Perbaikan

- Average Waiting Time (AWT): target -30% dalam 3 bulan.
- First-Time Right (FTR) dokumen daring: +25% dalam 3 bulan.
- Customer Satisfaction Score (CSAT): +15 poin.
- Kepatuhan SOP & pelatihan digitalisasi untuk semua pegawai frontliner.

OHA menunjukkan tiga fokus perbaikan utama: (1) penegasan process ownership & SLA antarfungsi (struktur), (2) penguatan budaya layanan yang tahan stres (values & atmosphere), (3) percepatan adopsi digital yang inklusif (discipline & adaptation). Dengan implementasi ini, Disdukcapil diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan publiknya.

Lampiran: Tabel OHA Disdukcapil

Dimensi

Gejala (Symptoms)

Diagnosis

Terapi (Perbaikan)

Values (Nilai-Nilai)

Kurangnya internalisasi nilai pelayanan prima; keluhan keramahan.

Nilai organisasi tidak sepenuhnya dihayati pegawai.

Pelatihan layanan prima & coaching nilai organisasi.

Structure (Kerangka)

Tumpang tindih kewenangan, koordinasi lemah.

SOP dan SLA antarbagian belum jelas.

Penetapan Process Owner, SOP terintegrasi, SLA yang tegas.

Atmosphere & Relationship

Ketegangan meningkat saat lonjakan permohonan, menurunnya courtesy.

Budaya kerja rentan stres; mekanisme cooling down kurang.

Rotasi loket, microbreaks, briefing rutin, coaching atasan.

Discipline & Adaptation

Kedisiplinan bervariasi; literasi digital rendah; antrean online kurang efektif.

Kepatuhan SOP belum merata; adopsi digital belum optimal.

Pengawasan disiplin, sosialisasi digital, help desk digital, kios layanan mandiri.

 


In reply to First post

Re: Tugas 1

by Aulia Anisa 2426061005 -

AULIA ANISA/ 19990704

1. Pengertian Manajemen Menurut G. Terry

Menurut George R. Terry, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Terry mengemukakan bahwa manajemen bukan hanya tentang menyusun rencana atau mengawasi karyawan, tetapi merupakan proses dinamis dan berkesinambungan yang mencakup berbagai aktivitas untuk mengarahkan seluruh organisasi agar bergerak ke arah yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Terry menekankan pentingnya empat fungsi manajerial utama dalam pelaksanaan manajemen, yang sering disebut sebagai "Fungsi-Fungsi Dasar Manajemen":

  1. Perencanaan (Planning): Menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Perencanaan adalah langkah pertama yang esensial dalam mencapai tujuan.
  2. Pengorganisasian (Organizing): Menyusun dan menyatukan sumber daya manusia dan materi untuk menjalankan rencana yang telah disusun.
  3. Pengarahan (Directing): Memimpin dan memotivasi anggota organisasi agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah disusun.
  4. Pengendalian (Controlling): Memantau dan mengevaluasi kinerja organisasi untuk memastikan bahwa tujuan tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
  • Kutipan:
    “Management is a process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accomplish stated objectives with the use of human beings and other resources.”
    George R. Terry, Principles of Management (1949).

Terry menekankan bahwa manajemen adalah proses berkesinambungan dan berorientasi pada pencapaian tujuan organisasi dengan memanfaatkan seluruh sumber daya secara efektif.

2. Pengertian Strategi Menurut G. Terry

Walaupun Terry lebih dikenal dengan karyanya dalam bidang manajemen, dia juga memberikan beberapa wawasan tentang strategi dalam konteks manajerial. Strategi, menurut Terry, terkait dengan perencanaan jangka panjang dan penyesuaian tujuan yang lebih besar terhadap kebutuhan dan peluang yang ada di pasar dan dalam organisasi itu sendiri.

Terry menganggap bahwa strategi adalah langkah-langkah taktis yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan jangka panjangnya dan untuk bertahan dalam kompetisi yang terus berkembang. Dalam pengertian ini, strategi adalah bagian integral dari perencanaan yang dilakukan oleh manajemen untuk memastikan kelangsungan hidup organisasi di masa depan.

Terry tidak memberikan definisi strategi yang sangat terperinci, namun ia menekankan pentingnya keterkaitan antara manajemen dan strategi dalam mencapai tujuan bersama. Dalam konteks ini, strategi dapat dilihat sebagai rencana besar yang melibatkan berbagai keputusan yang akan mempengaruhi arah organisasi.

  • Kutipan:
    “The strategy of management involves a systematic approach to fulfilling the objectives of the organization, keeping in mind the limitations and constraints imposed by the environment.”
    George R. Terry, Principles of Management (1949).
    Terry menunjukkan bahwa strategi manajemen harus mempertimbangkan kemampuan organisasi dan lingkungan eksternal dalam merencanakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan.

Kesimpulan: Manajemen dan Strategi Menurut G. Terry

  • Manajemen, menurut G. Terry, adalah proses yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi dengan efisien dan efektif.
  • Strategi menurut Terry adalah perencanaan jangka panjang yang dirancang untuk menciptakan arah dan memastikan bahwa organisasi dapat beradaptasi dengan kondisi eksternal dan internal yang berubah, sambil memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan tersebut.

 

Organization Health Audit (OHA) – PT Nusantara Ekspor Mandiri

Studi Kasus: PT Nusantara Ekspor Mandiri (PT NEM)

PT NEM adalah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor produk-produk pertanian dan hasil laut dari Indonesia ke pasar Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Perusahaan ini telah beroperasi selama lebih dari 10 tahun dan dikenal karena komitmennya terhadap kualitas, ketepatan pengiriman, dan hubungan jangka panjang dengan klien internasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan menghadapi tantangan dalam hal efisiensi operasional, fluktuasi permintaan pasar global, dan pergeseran pola kerja akibat digitalisasi.

ANALISIS OHA

1. Value / Nilai-nilai (Identitas Perusahaan)

  • PT NEM memiliki nilai inti (core values) seperti integritas, kualitas global, dan kemitraan jangka panjang.
  • Visi perusahaan adalah menjadi pelopor ekspor produk lokal berdaya saing global.
  • Namun, tidak semua karyawan memahami atau meresapi nilai-nilai tersebut dalam aktivitas kerja sehari-hari.
  • Visi dan misi sudah ditetapkan dengan baik, tapi implementasinya masih bersifat top-down dan kurang membumi di level operasional.

Analisis:

  • Nilai-nilai perusahaan penting sebagai "kompas" dalam pengambilan keputusan dan budaya kerja.
  • Ada kesenjangan antara nilai yang dideklarasikan dan nilai yang dihidupi oleh karyawan.

Rekomendasi:

  • Lakukan internalisasi nilai melalui pelatihan, sesi diskusi, dan integrasi dalam sistem penghargaan karyawan.
  • Libatkan seluruh tingkatan organisasi dalam meninjau ulang dan menyesuaikan nilai agar relevan dan dapat diadopsi semua pihak.
  •  

2. Sumber Daya (Manusia, Fisik, dan Teknologi)

  • PT NEM memiliki SDM yang berpengalaman di bidang ekspor dan distribusi internasional, namun mayoritas manajer masih menggunakan pendekatan konvensional.
  • Sumber daya fisik (gudang dan fasilitas pendingin) memadai, namun masih belum terintegrasi dengan sistem digital.
  • Teknologi informasi belum dimaksimalkan. Tidak ada sistem ERP atau pelacakan digital untuk pengiriman barang secara real-time.

Analisis:

  • Kekuatan utama ada pada SDM berpengalaman dan jaringan mitra luar negeri.
  • Namun, kelemahan ada pada kurangnya adaptasi teknologi, terutama untuk otomasi dan efisiensi proses ekspor.

Rekomendasi:

  • Investasi pada sistem ERP/logistik berbasis cloud untuk pelacakan kontainer, pengelolaan inventaris, dan komunikasi lintas departemen.
  • Lakukan pelatihan digital bagi karyawan senior untuk mempercepat transisi teknologi.

 

3. Struktur Organisasi

  • Struktur organisasi bersifat hierarkis dan cukup birokratis.
  • Tidak ada divisi khusus yang menangani digital transformation atau riset pasar ekspor.
  • Proses pengambilan keputusan cenderung lambat karena harus melewati banyak level otorisasi.

 Analisis:

  • Struktur saat ini tidak fleksibel dalam merespons dinamika pasar ekspor yang cepat berubah.
  • Kurangnya unit strategis menyebabkan perusahaan bersifat reaktif, bukan proaktif.

Rekomendasi:

  • Restrukturisasi dengan membentuk unit khusus untuk:
    • Inovasi dan pengembangan pasar ekspor
    • Transformasi digital
  • Dorong model struktur lebih flat untuk mempercepat pengambilan keputusan.

 

4. Disiplin Kerja

  • Disiplin kerja secara umum cukup baik di bagian operasional dan gudang.
  • Namun, di level manajerial, sering terjadi keterlambatan dalam laporan mingguan dan eksekusi strategi.
  • Tidak ada sistem Key Performance Indicator (KPI) yang terukur dan konsisten untuk semua divisi.

Analisis:

  • Kedisiplinan tidak menyeluruh. Ada ketimpangan antara level pelaksana dan level manajerial.
  • Kurangnya sistem monitoring menyebabkan menurunnya akuntabilitas.

Rekomendasi:

  • Terapkan sistem KPI berbasis peran dan fungsi.
  • Gunakan dashboard digital untuk pemantauan real-time terhadap target dan progres kerja.

 

5. Suasana Kerja

  • Lingkungan kerja di kantor cenderung formal dan kurang kolaboratif.
  • Kurangnya ruang untuk menyampaikan ide atau umpan balik ke manajemen.
  • Di sisi lain, bagian produksi dan gudang justru memiliki solidaritas tim yang cukup tinggi.

Analisis:

  • Budaya kerja belum sepenuhnya mendukung keterbukaan, inovasi, dan kerja tim lintas divisi.
  • Faktor ini dapat menjadi penghambat dalam menyelesaikan masalah kompleks secara kolektif.

Rekomendasi:

  • Ciptakan forum komunikasi lintas departemen (misalnya: weekly cross-team meeting).
  • Bangun budaya kerja yang menghargai kontribusi ide dari semua tingkatan.

 

6. Adaptasi terhadap Lingkungan Eksternal

  • PT NEM cukup adaptif dalam mengikuti regulasi ekspor dan standarisasi produk di negara tujuan.
  • Namun, perusahaan lambat dalam mengantisipasi perubahan preferensi konsumen internasional, seperti kebutuhan produk organik atau ramah lingkungan.
  • Juga belum aktif dalam memanfaatkan platform digital ekspor global (seperti Alibaba, Amazon Global Selling, dsb).

Analisis:

  • Perusahaan hanya bereaksi pada perubahan kebijakan, tapi belum mampu mengantisipasi perubahan tren pasar internasional.
  • Peluang pasar baru terlewat karena minimnya riset dan digitalisasi pemasaran.

Rekomendasi:

  • Bentuk divisi riset pasar global dan gunakan data analytics untuk mendeteksi tren baru.
  • Aktif di platform ekspor digital dan marketplace internasional.
  • Bangun sistem feedback dari buyer internasional sebagai dasar inovasi produk.

 

Kesimpulan OHA PT Nusantara Ekspor Mandiri

Aspek

Status

Rekomendasi

Value / Identitas

Ada, tapi belum diinternalisasi secara kuat

Sosialisasi nilai perusahaan secara aktif dan berjenjang

Sumber Daya

Kuat secara SDM, lemah dalam teknologi

Modernisasi sistem dan pelatihan SDM digital

Struktur

Birokratis dan lambat

Restrukturisasi dan pembentukan tim inovasi

Disiplin Kerja

Tidak merata antar level

Penerapan KPI dan sistem monitoring berbasis digital

Suasana Kerja

Kurang terbuka dan kolaboratif

Bangun budaya kerja terbuka dan partisipatif

Adaptasi Lingkungan

Responsif tapi tidak proaktif

Bentuk unit riset pasar dan aktif dalam digital ekspor

 


In reply to First post

Re: Tugas 1

by Sinta Cempaka -
Nama : Sinta Cempaka
NPM : 2426061014

1. Pengertian Manajemen dan Strategi
a. Menurut Richard L. Daft (2021) Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi. Dalam manajemen pula terdapat sumber daya manajemen yag terdiri dari man, money, mechine, metdhod, material dan market, atau yang biasa kita sebut 6M. adapun pengertian menurut James Stoner (2013) mengemukakan bahwa manajemen merupakan perencanaan, pengarahan, pengawasan dan usaha-usaha suatu organisasi untuk mencapai tujuan Organisasi.

b. Sedangkan Strategi itu sendiri menurut J.B Barney & W.S Hesterly (2019) merupakan teori yang berisi rencana bagaimana sebuah organisasi bisa mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

2. OHA (Organizational Health Audit) adalah proses evaluasi menyeluruh terhadap kondisi internal organisasi untuk menilai efektivitas struktur, budaya, kinerja, sistem, serta kepemimpinan guna memastikan organisasi sehat, adaptif, dan berkelanjutan. Penulis memilih melakukan OHA pada Organisasi Publik PT Pelindo Panjang

a.Identitas Organisasi PT. Pelindo Cabang Panjang
Nama Resmi Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Panjang, awalnya terdiri dari empat entitas: Pelindo I, II, III, dan IV lalu disatukan melalui Penggabungan Usaha (merger) pada 1 Oktober 2021. Bentuk simbolis huruf "P" berbentuk gelombang laut yang melambangkan dinamika, konektivitas, dan pelayanan maritim. 100% dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian BUMN

b.Sumber Daya
Sumber Daya Organisasi berasal dari bidang usaha
- Jasa kepelabuhanan: bongkar muat, peti kemas, terminal penumpang, dan pelayaran
- Manajemen pelabuhan dan logistik maritim
- Investasi, konstruksi, dan pengelolaan infrastruktur pelabuhan

c.Struktur Organisasi
Struktur Organisasi PT. Pelindo Cabang Panjang, dibagi sesuai bidang yang terdiri dari pejabat struktural pendukung seperti Kepala Biro Perencanaan, Biro Pengadaan Barang dan Jasa, Biro Hukum, dan posisi‑posisi fungsional seperti kepala kantor umum (general affair), manajemen risiko, keuangan/trésuri, layanan kapal.

d.Budaya Kerja
Budaya Kerja Pelindo dikenal dengan core values AKHLAK, yaitu nilai-nilai budaya kerja yang ditetapkan oleh Kementerian BUMN dan diterapkan secara konsisten di Pelindo.

A – Amanah
- Memegang teguh kepercayaan yang diberikan
- Jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi

K – Kompeten
- Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
- Memberikan kinerja terbaik dengan kualitas tinggi

H – Harmonis
- Saling peduli, menghargai perbedaan, dan kolaboratif
- Menjunjung tinggi semangat gotong royong
L – Loyal
- Berdedikasi dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
- Setia kepada nilai-nilai perusahaan

A – Adaptif
- Terbuka terhadap perubahan, inovatif, dan antisipatif
- Proaktif dalam menghadapi tantangan

K – Kolaboratif
- Saling mendukung untuk tujuan bersama
- Aktif membangun kerja sama lintas fungsi dan stakeholder

e. Hubungan Kerja Antar Pegawai
Formal tapi Inklusif
- Suasana kerja relatif formal, mengikuti SOP dan struktur organisasi yang jelas.
- Namun, Pelindo juga mendorong keterbukaan dan partisipasi pegawai melalui forum internal, town hall meeting, dan sistem usulan inovasi (InovPelindo).

Visi Misi PT. Pelindo Cabang Panjang
Visi :
Menjadi pemimpin ekosistem maritim terintegrasi dan berkelas dunia yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui pelayanan pelabuhan yang unggul, inovatif, dan berkelanjutan.

Misi
1. Menyediakan layanan pelabuhan yang terintegrasi, andal, dan berbasis teknologi mutakhir untuk mendukung efisiensi rantai pasok nasional dan internasional.
2. Mengembangkan jaringan pelabuhan dan infrastruktur maritim yang modern dan terhubung, guna meningkatkan konektivitas regional dan global.
3. Mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan transparan, guna memastikan keberlanjutan bisnis dan kepuasan pelanggan.
4. Mendorong inovasi dan transformasi digital secara berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan budaya organisasi yang adaptif, kolaboratif, dan berorientasi pada pelanggan.
6. Mengelola dampak sosial dan lingkungan secara bertanggung jawab, serta mendukung pembangunan berkelanjutan.


Sumber Referensi :
Daft, R. L. (2021). Management (14th ed.). Cengage Learning.
Stoner.James (2013) Management. New York: Prentice/Hall International, Inc, Englewood Cliffs.
Barney, J. B., & Hesterly, W. S. (2019). Strategic Management and Competitive Advantage (6th ed.). Pearson.
In reply to First post

Re: Tugas 1

by 2426061020 2426061020 -
Nama : Ina Iriyana

NPM : 2426061020

Tugas

1. Pengertian dari "Manajemen" dan "Strategi" menurut 2 tokoh disertai dengan sumber kutipan.

Manajemen pada dasarnya dipahami sebagai proses mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. George R. Terry mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses khas yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya (Terry, dalam Detik, 2024). Sementara itu, Hasibuan menekankan bahwa manajemen adalah ilmu sekaligus seni dalam mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu (Hasibuan, dalam Baraka UMA, 2023). Dari kedua definisi ini, tampak bahwa manajemen tidak hanya berorientasi pada pencapaian tujuan, tetapi juga menekankan efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya. Hal ini sejalan dengan kajian dalam Jurnal EduTech yang menegaskan bahwa manajemen merupakan proses pendayagunaan sumber daya melalui perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien (Arifin, 2017).

Adapun strategi dimaknai sebagai arah jangka panjang yang ditetapkan organisasi untuk mencapai tujuan besar. Alfred Chandler mengemukakan bahwa strategi adalah penentuan sasaran jangka panjang organisasi serta pengadopsian tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya (Chandler, dalam Eprints UNY, 2011). Senada dengan itu, Stephanie K. Marrus menjelaskan bahwa strategi merupakan proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan cara atau upaya agar tujuan tersebut dapat tercapai (Marrus, dalam Eprints UNY, 2011). Dengan demikian, strategi dapat dipahami sebagai panduan jangka panjang yang memerlukan keputusan fundamental dari pimpinan organisasi serta pengelolaan sumber daya yang tepat. Pandangan ini diperkuat oleh Potter dan Ohmae dalam Jurnal EduTech, yang menekankan bahwa strategi bukan hanya sebatas rencana, melainkan seni dan ilmu dalam merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi langkah-langkah strategis yang mampu membedakan organisasi dari para pesaingnya (Arifin, 2017).


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. (2017). Strategi manajemen perubahan dalam meningkatkan disiplin di perguruan tinggi. Jurnal EduTech, 3(1), 117–132. https://doi.org/10.5281/zenodo.1310347
Chandler, A. (1962). Strategy and structure: Chapters in the history of the industrial enterprise. MIT Press. (dikutip dalam Eprints UNY, 2011).
Detik. (2024, Februari 19). Pengertian manajemen menurut para ahli dengan fungsi dan contohnya. Detik Jogja. https://www.detik.com/jogja/kota-pelajar/d-7467088/pengertian-manajemen-menurut-para-ahli-dengan-fungsi-dan-contohnya
Hasibuan, M. S. P. (2003). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara. (dikutip dalam Baraka UMA, 2023).
Marrus, S. K. (1989). Business planning and policy strategy. New York: McGraw-Hill. (dikutip dalam Eprints UNY, 2011).
Universitas Negeri Yogyakarta. (2011). Bab 2 – Kajian teori manajemen strategis [PDF]. Eprints UNY. https://eprints.uny.ac.id/8632/3/BAB%202%20-%2008417141011.pdf

2. Pilih salah satu organisasi publik, kemudian lakukan OHA terhadap organisasi publik tersebut.

Dalam melakukan Organisational Health Audit (OHA), penting untuk menganalisis kondisi internal dan eksternal dari suatu organisasi publik guna mengetahui tingkat kesehatannya. OHA berfungsi untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi, serta peluang dan ancaman yang datang dari lingkungan eksternal. Universitas Lampung (Unila) sebagai Perguruan Tinggi Negeri terbesar di Provinsi Lampung dapat dijadikan contoh organisasi publik di sektor pendidikan. Sebagai institusi pendidikan tinggi, Unila memiliki peran penting dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, analisis OHA terhadap Unila dapat memberikan gambaran mengenai kondisi kelembagaan, tata kelola, serta tantangan yang dihadapi dalam rangka mewujudkan visi dan misi universitas.

Berikut adalah hasil OHA Universitas Lampung yang disajikan dalam tabel:


Aspek

Analisis

Rekomendasi Perbaikan

Kekuatan (Strengths)

- Status PTN terbesar di Lampung- SDM dosen berkualifikasi tinggi- Fasilitas akademik (RS pendidikan, laboratorium, perpustakaan)- Jumlah mahasiswa besar dan beragam

- Mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas akademik- Meningkatkan jumlah riset dan publikasi- Memperkuat branding Unila di tingkat nasional/internasional

Kelemahan (Weaknesses)

- Isu tata kelola & integritas (OTT)- Keterbatasan anggaran- Infrastruktur digital belum optimal

- Menerapkan tata kelola berbasis transparansi & akuntabilitas- Mengembangkan unit usaha kampus- Pelatihan SDM berkelanjutan- Percepatan digitalisasi layanan

Peluang (Opportunities)

- Kebijakan MBKM- Kerja sama dengan pemerintah, industri, dan universitas luar negeri- Potensi SDA Lampung sebagai basis riset- Perkembangan teknologi digital

- Memperluas jejaring kerja sama riset & pengabdian- Mengintegrasikan kurikulum MBKM- Membangun pusat unggulan riset berbasis potensi lokal- Mengadopsi teknologi digital dalam akademik dan administrasi

Ancaman (Threats)

- Persaingan dengan PTN/PTS lain- Perubahan regulasi pendidikan tinggi- Globalisasi & masuknya kampus asing- Risiko krisis kepercayaan publik

- Meningkatkan kualitas layanan akademik- Adaptif terhadap perubahan regulasi- Mengembangkan program internasionalisasi- Memperkuat integritas & transparansi kelembagaan




In reply to First post

Re: Tugas 1

by Abdi Fajar Imani -
Nama : Abdi Fajar Imani
NPM : 2426061018
Tugas Manajemen Strategis

1. Pengertian Manajemen dan Strategi menurut 2 tokoh

a. Manajemen
1. Henri Fayol
Menurut Fayol, manajemen adalah proses yang terdiri dari lima fungsi utama: merencanakan, mengorganisir, memerintah, mengoordinasikan, dan mengendalikan. Definisi ini menekankan bahwa manajemen merupakan kegiatan sistematis untuk memastikan tujuan organisasi tercapai secara efektif.

Fayol, H. (1949). General and Industrial Management. London: Pitman Publishing.

2. Peter F. Drucker
Drucker mendefinisikan manajemen sebagai praktik untuk membuat orang bekerja bersama, memanfaatkan kekuatan mereka, dan meminimalisasi kelemahan, agar tujuan organisasi tercapai. Manajemen menurut Drucker bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga efektivitas dalam menetapkan apa yang benar-benar penting dilakukan.

Drucker, P. F. (1974). Management: Tasks, Responsibilities, Practices. New York: Harper & Row.

b. Strategi
1. Michael E. Porter
Porter mendefinisikan strategi sebagai “penciptaan posisi unik dan berharga, yang melibatkan seperangkat aktivitas berbeda.” Dengan kata lain, strategi bukan sekadar efisiensi operasional, tetapi tentang membuat pilihan dan trade-off untuk memberikan nilai berbeda dibanding pesaing.

Porter, M. E. (1996). What is Strategy? Harvard Business Review, November–December, 61–78.

2. Henry Mintzberg
Mintzberg mendefinisikan strategi sebagai pola dalam aliran keputusan organisasi (a pattern in a stream of decisions). Definisi ini menunjukkan bahwa strategi dapat muncul secara terencana maupun tidak terencana, tetapi tercermin dari konsistensi keputusan yang diambil.

Mintzberg, H. (1987). The Strategy Concept I: Five Ps for Strategy. California Management Review, 30(1), 11–24.


2. OHA (Organizational Health Assessment)

Studi kasus: Dinas Sosial Kabupaten Lampung Timur

a. Kepemimpinan dan Visi
• Kekuatan: Kepala dinas dan jajaran memiliki komitmen melayani masyarakat rentan, terutama melalui program bantuan sosial dan penanganan stunting.
• Kelemahan: Visi strategis jangka menengah kurang tersosialisasi ke semua pegawai.
• Rekomendasi: Perlu penyusunan rencana strategis internal (3–5 tahun) yang disampaikan secara rutin kepada staf.

b. Perencanaan dan Program
• Kekuatan: Terdapat berbagai program, seperti permakanan lansia, rehabilitasi sosial, hingga pemberdayaan fakir miskin.
• Kelemahan: Indikator outcome (hasil jangka panjang) belum jelas, lebih banyak fokus pada output (jumlah penerima).
• Rekomendasi: Menyusun logical framework yang menghubungkan program dengan dampak sosial, misalnya penurunan angka kemiskinan ekstrem.

c. Struktur dan Proses Kerja
• Kekuatan: Struktur organisasi sesuai ketentuan Permendagri.
• Kelemahan: Koordinasi antar bidang sering tumpang tindih, misalnya antara rehabilitasi sosial dan pemberdayaan sosial.
• Rekomendasi: Menyusun RACI (Responsible, Accountable, Consulted, Informed) untuk memperjelas peran tiap bidang.

d. SDM dan Kapasitas
• Kekuatan: Pegawai memiliki pengalaman panjang dalam pelayanan sosial di lapangan.
• Kelemahan: Kapasitas analisis data dan monitoring masih terbatas.
• Rekomendasi: Pelatihan rutin tentang manajemen program, M&E, dan pengelolaan data berbasis teknologi.

e. Sistem Informasi dan Akuntabilitas
• Kekuatan: Data penerima bantuan tersedia.
• Kelemahan: Belum terintegrasi dengan baik, dan akses masyarakat terhadap mekanisme pengaduan masih terbatas.
• Rekomendasi: Membuat dashboard sederhana dan kanal pengaduan online (misalnya WhatsApp resmi atau aplikasi).

Kesimpulan

Hasil OHA menunjukkan bahwa Dinas Sosial Kabupaten Lampung Timur sudah memiliki komitmen pelayanan yang baik, namun masih menghadapi tantangan dalam penyelarasan strategi, koordinasi antar bidang, pemanfaatan data, dan akuntabilitas layanan. Rekomendasi utama adalah memperkuat perencanaan strategis berbasis outcome, membangun sistem informasi yang terintegrasi, serta meningkatkan kapasitas SDM melalui pelatihan dan monitoring berkelanjutan.
In reply to First post

Re: Tugas 1

by Farah Alifa Farah -
Nama :Farah Alifa Rahmawaty
NPM :2426061007

Tugas 1

1) Pengertian Manajemen dan Strategi
Menurut Hasibuan (2007), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Sementara itu, Harold Koontz dan Heinz Weihrich (2005) mendefinisikan manajemen sebagai proses merancang dan memelihara suatu lingkungan di mana individu yang bekerja dalam kelompok dapat menyelesaikan tujuan yang telah dipilih dengan cara yang efisien. Dari dua definisi tersebut, dapat dipahami bahwa manajemen bukan hanya kegiatan administratif, melainkan juga seni dalam mengoptimalkan sumber daya demi mencapai sasaran organisasi.

Rangkuti (2001) menjelaskan bahwa strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang, termasuk dalam bentuk program tindak lanjut, prioritas alokasi sumber daya, serta respon terhadap lingkungan eksternal. Selaras dengan itu, Fred R. David (2011) mendefinisikan strategi sebagai sarana yang digunakan bersama tujuan jangka panjang, yang dapat berupa diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, maupun joint venture. Dengan demikian, strategi dalam manajemen strategis menekankan pentingnya kerangka tindakan yang terintegrasi agar organisasi mampu bertahan dan bersaing dalam lingkungan yang dinamis.

Manajemen strategis menurut David (2012) adalah seni dan ilmu dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Definisi ini menegaskan bahwa manajemen strategis tidak hanya berfokus pada perencanaan, tetapi juga menuntut adanya koordinasi antar fungsi seperti pemasaran, keuangan, operasi, hingga riset dan pengembangan. Oleh karena itu, manajemen strategis dapat dipahami sebagai proses berkelanjutan yang menyatukan seluruh aspek organisasi agar mampu menghadapi tantangan eksternal sekaligus mengoptimalkan kekuatan internal.

Daftar Pustaka
1. Nurbaiti. (2015). Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Manajer Pendidikan, 9(4), 536–546
2. Koontz, H., & Weihrich, H. (2005). Nature and Significance of Management. In Business Studies (pp. 1–9). McGraw-Hill
3. Elina, M., & Tullah, R. (2021). Analisis Strategi Bisnis pada PT. Era Global Prioritas di Bandar Lampung. Jurnal Ilmu Manajemen Saburai, 7(1), 77–84
4. Faruq, M. A., & Usman, I. (2014). Penyusunan Strategi Bisnis dan Strategi Operasi Usaha Kecil dan Menengah pada Perusahaan Konveksi Scissors di Surabaya. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, 7(3), 173–179

2) Pilih salah satu organisasi publik, kemudian lakukan OHA terhadap organisasi publik tersebut.

Organisasi Publik: Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Lampung

Secara identitas, Kantor SAR Kelas A Lampung memiliki visi “Mewujudkan Kantor SAR Lampung yang handal, terdepan dan unggul dalam pelayanan jasa pencarian dan pertolongan.” Identitas ini menjadi acuan bagi pegawai dalam melaksanakan tupoksinya. Namun, gejala yang muncul adalah belum semua pegawai memahami visi secara mendalam, sehingga dalam praktiknya masih ada gap antara nilai ideal dan implementasi operasional.

Sumber daya (resources) mencakup SDM, sarana prasarana, logistik, serta anggaran. Kantor Kelas A Lampung memiliki keunggulan pada ketersediaan personel penyelam, kapal, dan pos-pos SAR di beberapa titik. Namun kondisi real lapangan di Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Lampung distribusi SDM dan keterampilan teknis belum merata karena adanya keterbatasan pelaksanaan diklat teknis bagi seluruh tenaga lapangan, yang sangat bergantung pada anggaran dari pusat setiap tahunnya. Sementara itu, dari sisi peralatan, perlengkapan, serta pemeliharaannya sudah berjalan optimal sehingga mendukung pelaksanaan operasi secara efektif.

Struktur organisasi jelas: Kepala Kantor membawahi Subbagian Umum, Seksi Operasi, dan Seksi Sumber Daya. Namun, gejala yang muncul adalah wilayah kerja Lampung yang luas dengan hanya tiga Pos SAR (Tanggamus, Bakauheni, Tulang Bawang). Hal ini membuat distribusi tugas dan koordinasi lapangan sering terkendala, memengaruhi waktu tanggap.

Hubungan kerja diwarnai solidaritas tim SAR, tetapi beban operasional yang tinggi dan SDM yang tidak merata dapat menimbulkan kelelahan. Dari gejalanya tampak suasana kebersamaan cukup kuat, meskipun masih ada sekat birokratis antarbagian (misalnya sumber daya, operasi, dan umum) sehingga sinergi kadang kurang maksimal.

Disiplin diri adalah fondasi budaya kerja SAR. Personel Basarnas dituntut untuk selalu siaga 24 jam, menjaga kebugaran fisik, serta patuh pada SOP. Gejala dan real lapangannya adalah adanya keberadaan latihan rutin dan pengecekan kesiapan alat sebelum operasi. Bila disiplin melemah, misalnya keterlambatan apel siaga atau kelalaian dalam perawatan peralatan, maka standar response time 20 menit tidak akan tercapai.

Sistem proses kerja di Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Lampung telah mengikuti standar operasional Basarnas, mulai dari tahap siaga, penerimaan laporan, mobilisasi personel dan peralatan, hingga pelaksanaan operasi di lapangan. Alur ini secara umum sudah berjalan sesuai regulasi, tetapi audit kesehatan organisasi menyoroti masih adanya hambatan pada koordinasi lintas unit dan pemanfaatan teknologi informasi. Gejala yang muncul misalnya keterlambatan distribusi informasi dari pusat ke daerah, perbedaan kecepatan respon antarpos SAR, serta masih terbatasnya integrasi sistem komunikasi dengan instansi mitra. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun prosedur formal sudah ditetapkan, pelaksanaannya di lapangan belum sepenuhnya konsisten dengan standar waktu tanggap yang diharapkan.

Dimensi terakhir adalah relasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Lampung dengan lingkungannya: masyarakat, pemerintah daerah, TNI-Polri, BPBD, hingga relawan lokal. Organisasi yang sehat mampu membangun kolaborasi yang kuat, terbuka terhadap kritik publik, serta adaptif dengan perubahan (misalnya tekanan publik via media sosial agar respon lebih cepat). Bila hubungan dengan lingkungan buruk,maka efektivitas operasi SAR bisa terganggu.
In reply to Farah Alifa Farah

Re: Tugas 1

by Ardie Bagoes -
Nama : Ardie Bagoes Satria
Npm : 2426061016
Pengertian manajemen dan strategi
1. Manajemen
A. George R. Terry (1972): Manajemen adalah suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.
B. Henry Fayol (1949): Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi.
Kesimpulan: Manajemen merupakan proses terstruktur yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
2. Strategi
A. Chandler (1962): Strategi adalah penetapan tujuan jangka panjang suatu organisasi, serta pemilihan tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
B. Porter (1996): Strategi adalah penciptaan posisi unik dan bernilai, yang melibatkan seperangkat kegiatan yang berbeda dari pesaing, untuk mencapai keunggulan bersaing.
Kesimpulan: Strategi adalah rencana jangka panjang yang mencakup penentuan tujuan, alokasi sumber daya, serta langkah-langkah spesifik untuk menciptakan keunggulan dan mencapai posisi yang diinginkan organisasi.
Jadi, manajemen lebih menekankan pada proses pengelolaan sumber daya, sedangkan strategi berfokus pada arah dan cara mencapai tujuan jangka panjang organisasi.


OHA administrasi publik
OHA dalam Administrasi Keuangan Publik
Administrasi keuangan publik adalah proses perencanaan, pengelolaan, penggunaan, dan pertanggungjawaban keuangan negara/daerah secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel untuk kepentingan masyarakat.
Organizational and Human Administration (OHA) dalam konteks administrasi keuangan berfokus pada:
1. Organizational (Organisasi):
A. Bagaimana struktur organisasi mengatur unit keuangan, misalnya Badan Keuangan Daerah, BPKAD, atau unit bendahara di instansi.
B. Pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab antar bagian, misalnya bagian anggaran, perbendaharaan, akuntansi, dan pelaporan.
C. Koordinasi antar unit agar pengelolaan keuangan publik berjalan tertib dan sesuai aturan.
2. Human Administration (Sumber Daya Manusia):
A. Pengelolaan aparatur yang terlibat dalam administrasi keuangan, misalnya bendahara, pejabat penatausahaan keuangan, atau auditor internal.
Rekrutmen, pelatihan, dan pengembangan kompetensi SDM agar mampu mengelola anggaran secara transparan dan akuntabel.
Etika dan integritas pegawai dalam mengelola uang publik untuk mencegah korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Kesimpulan
OHA dalam administrasi keuangan publik berarti mengelola organisasi dan sumber daya manusia di bidang keuangan agar mampu:
* Menyusun anggaran yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
* Melaksanakan penatausahaan dan pembelanjaan secara efisien.
* Menyajikan laporan pertanggungjawaban yang transparan.
* Menjamin akuntabilitas penggunaan keuangan negara/daerah.
Dengan kata lain, OHA menjadi pilar penting agar administrasi keuangan publik tidak hanya sekadar teknis pengelolaan uang, tetapi juga mencakup struktur organisasi yang jelas dan SDM yang profesional serta berintegritas.
In reply to First post

Re: Tugas 1

by Realita utama 2426061006 -

Nama              : Realita Utama

Npm                : 2426061006

Matkul           : Managemen strategi

 

1.     Pengertian Manajemen dan Strategi Menurut 2 Tokoh

A.    Menurut George R. Terry (1977): "Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human beings and other resources." (Terry, G.R. (1977). Principles of Management. Homewood, Illinois: Richard D. Irwin) Manajemen adalah proses khas yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk mencapai tujuan tertentu dengan memanfaatkan manusia dan sumber daya lain.

B.    Menurut Koontz & O’Donnell (1984): "Management is the art of getting things done through and with people in formally organized groups." (Koontz, H. & O’Donnell, C. (1984). Management: A Systems and Contingency Analysis of Managerial Functions. McGraw-Hill). Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain dalam kelompok formal yang terorganisasi.

 

2.     Organizational Health Audit mencakup pemeriksaan menyeluruh terhadap berbagai aspek organisasi, termasuk budaya, kepemimpinan, proses kerja, sumber daya manusia, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan keberlanjutan organisasi. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang kondisi organisasi sehingga dapat diidentifikasi masalah-masalah yang menghambat kinerja dan keberlanjutan, sekaligus memberikan rekomendasi perbaikan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Organisasi : DINAS BMBK PROVINSI LAMPUNG

 

Aspek

Kekuatan

Temuan (Kelemahan/Isu)

Rekomendasi

Identitas / Jati Diri

Identitas jelas sebagai instansi teknis pembangunan jalan dan konstruksi, visi selaras dengan pembangunan daerah.

Branding pelayanan publik masih lemah, kurang menonjolkan keberlanjutan.

Bangun citra organisasi sebagai leading sector pembangunan infrastruktur berkelanjutan & ramah lingkungan.

Sumber Daya

Dana pembangunan cukup besar, SDM teknis berpengalaman.

Alokasi lebih dominan untuk pembangunan fisik; SDM kurang dalam kompetensi digital (GIS, BIM, smart road).

Seimbangkan anggaran pembangunan & pemeliharaan, serta tingkatkan kapasitas SDM digital melalui pelatihan.

Struktur

Struktur organisasi sesuai regulasi, jelas bidang perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

Alur birokrasi panjang, keputusan kadang lambat.

Penyederhanaan struktur dan percepatan alur koordinasi antar bidang.

Sistem & Proses Kerja

Ada SOP pembangunan dan pemeliharaan, sudah menggunakan e-planning & e-budgeting.

Monitoring proyek belum digital penuh, laporan sering terlambat.

Gunakan drone mapping, IoT sensor jalan, dan GIS untuk real-time monitoring.

Disiplin / Exercise Internal

Disiplin dasar cukup baik, ada aturan kehadiran dan pelaporan.

Laporan sering terlambat, pengawasan internal lebih administratif daripada substantif.

Terapkan KPI terukur, evaluasi berbasis output dan outcome, bukan hanya dokumen.

Suasana Kerja

Kerja sama antar staf & kontraktor cukup baik.

Beban proyek prioritas tinggi → menimbulkan stres kerja & turunkan motivasi.

Terapkan manajemen stres kerja, pemberian insentif berbasis prestasi & pemerataan beban kerja.

Adaptasi / Hubungan dengan Lingkungan

Hubungan baik dengan pusat & swasta (PPP/BERKIBAR).

Mekanisme transparansi PPP masih lemah, isu lingkungan kurang terintegrasi.

Perkuat transparansi kemitraan PPP, dorong adopsi konstruksi hijau & material ramah lingkungan.

 

 

Hasil OHA menunjukkan bahwa Dinas BMBK Provinsi Lampung memiliki kekuatan utama pada identitas organisasi yang jelas, dukungan sumber daya keuangan yang cukup besar, SDM teknis yang berpengalaman, serta adanya sistem dasar seperti SOP, e-planning, dan e-budgeting. Hal ini menjadi modal penting dalam mendukung peran BMBK sebagai instansi strategis pembangunan infrastruktur jalan dan konstruksi di provinsi.

Namun demikian, ditemukan sejumlah kelemahan dan tantangan yang perlu segera diatasi, yaitu: dominasi anggaran pada pembangunan fisik dengan alokasi pemeliharaan yang terbatas, keterbatasan kompetensi SDM di bidang digitalisasi, struktur birokrasi yang masih panjang sehingga memperlambat pengambilan keputusan, serta sistem monitoring proyek yang belum sepenuhnya berbasis digital. Selain itu, masih ada kendala pada disiplin kerja internal, beban kerja yang menimbulkan stres pegawai, dan adaptasi yang lemah terhadap isu transparansi dalam PPP serta konstruksi ramah lingkungan.

Untuk itu, rekomendasi strategis mencakup: peningkatan branding sebagai instansi infrastruktur berkelanjutan, penguatan kapasitas SDM digital, percepatan proses birokrasi, penerapan sistem monitoring berbasis teknologi, evaluasi berbasis kinerja nyata, serta penguatan adaptasi pada isu lingkungan dan transparansi dalam kemitraan dengan pihak swasta.

Secara keseluruhan, Dinas BMBK Provinsi Lampung memiliki potensi besar untuk menjadi organisasi publik yang sehat dan adaptif, dengan catatan mampu menyeimbangkan antara pembangunan fisik, pemeliharaan infrastruktur, serta penerapan prinsip tata kelola yang transparan, inovatif, dan berkelanjutan.