Penugasan mandiri

Penugasan mandiri

Penugasan mandiri

Jumlah balasan: 18

Silakan anda membuat summary tentang teknik sampling dari buku/jurnal, silakan dikirim di sini, kemudian anda kemukakan dalam forum diskusi ini teknik sampling mana yang sering digunakan dalam riset pendidikan ekonomi dan sertakan argumentasi teoretiknya.

Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Penugasan mandiri

oleh annisa annisa yulianti -
Nama : Annisa Yulianti
NPM : 2313031062

Berdasarkan beberapa sumber buku dan jurnal, teknik sampling adalah metode atau cara yang digunakan untuk menentukan anggota sampel dari populasi penelitian agar sampel tersebut representatif. Teknik sampling terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu Probability Sampling (sampel dengan peluang sama bagi setiap anggota populasi) dan Non-Probability Sampling (sampel tanpa peluang yang sama).

Teknik Probability Sampling meliputi beberapa jenis, seperti Simple Random Sampling di mana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih secara acak, Stratified Random Sampling yang membagi populasi ke dalam lapisan (strata) berdasarkan karakteristik tertentu lalu mengambil sampel acak dari tiap strata, dan Cluster Sampling yang mengambil sampel berdasarkan kelompok atau cluster, bukan individu. Sedangkan teknik Non-Probability Sampling meliputi teknik seperti purposive sampling, accidental sampling, dan quota sampling yang umumnya digunakan berdasarkan kriteria atau kemudahan peneliti.

Dalam riset pendidikan ekonomi, teknik yang sering digunakan adalah Stratified Random Sampling karena populasi dalam pendidikan sering kali heterogen dengan karakteristik berlapis, seperti jenis sekolah, jenjang pendidikan, atau latar belakang ekonomi peserta didik. Teknik ini dipilih untuk memastikan representasi proporsional setiap strata dalam populasi sehingga hasil penelitian lebih valid dan dapat digeneralisasikan. Argumen teoretiknya yaitu stratified sampling meningkatkan presisi dan akurasi estimasi karena mengurangi variabilitas sampel dibandingkan dengan simple random sampling biasa, terutama ketika populasi tidak homogen.

Dengan demikian, stratified random sampling merupakan teknik yang efektif dan efisien dalam penelitian pendidikan ekonomi untuk memperoleh sampel yang representatif dan mendukung validitas hasil riset.

Sumber :
Subhaktiyasa (2024). Menentukan Populasi dan Sampel: Pendekatan Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 9 (4): 2721 – 2731
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Penugasan mandiri

oleh Ar.Try Saputri -
NAMA : AR. TRY SAPUTRI
NPM : 2313031082

Summary tentang Teknik Sampling:
Teknik sampling adalah metode yang digunakan peneliti untuk memilih sebagian anggota populasi agar dapat mewakili keseluruhan populasi penelitian. Menurut Sugiyono (2019), teknik sampling terbagi menjadi dua jenis utama: probability sampling dan non-probability sampling. Probability sampling memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, seperti simple random sampling, stratified random sampling, dan cluster sampling. Sementara itu, *non-probability sampling tidak memberi peluang yang sama, dan pemilihannya sering bergantung pada pertimbangan peneliti, contohnya purposive sampling, snowball sampling, dan quota sampling. Pemilihan teknik sampling harus disesuaikan dengan tujuan penelitian, karakteristik populasi, serta ketersediaan data dan sumber daya.

Teknik Sampling yang Sering Digunakan dalam Riset Pendidikan Ekonomi:
Dalam penelitian pendidikan ekonomi, teknik purposive sampling sering digunakan. Teknik ini dipilih karena peneliti biasanya membutuhkan responden yang memiliki karakteristik tertentu, misalnya guru ekonomi, siswa jurusan IPS, atau pelaku UMKM binaan sekolah. Secara teoretis, purposive sampling dianggap efektif untuk memperoleh data yang relevan dan mendalam sesuai fokus penelitian (Arikunto, 2020). Pendekatan ini lebih menekankan pada kualitas informasi daripada jumlah sampel, sehingga sangat sesuai untuk penelitian deskriptif maupun kualitatif di bidang pendidikan ekonomi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Penugasan mandiri

oleh Anggi Fadhilah Putri -
Nama: Anggi Fadhillah Putri
NPM: 2313031061

Berdasarkan dari yang saya baca yaitu buku "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D" karya Sugiyono (edisi 2021, Penerbit Alfabeta)
Pada buku ini teknik sampling dibagi menjadi dua kategori utama: probability sampling (sampling probabilistik) dan non-probability sampling (sampling non-probabilistik). Sugiyono menekankan bahwa pemilihan teknik sampling harus sesuai dengan tujuan penelitian, ukuran populasi, dan ketersediaan data, untuk meminimalkan bias dan memastikan generalisasi hasil. Dalam riset pendidikan ekonomi (seperti studi tentang motivasi belajar ekonomi siswa, dampak kurikulum ekonomi terhadap keterampilan, atau analisis perilaku konsumen di kalangan mahasiswa ekonomi), teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling (sampling bertujuan) atau stratified sampling (sampling berstrata).
Argumen teoritiknya, yaitu:
a. Purposive Sampling: Teknik ini memungkinkan peneliti memilih responden yang paling relevan dengan pertanyaan penelitian, seperti siswa ekonomi yang memiliki pengalaman tertentu.
b. Stratified Sampling: pada teori statistik inferensial yang memastikan varians dalam populasi dikontrol untuk meningkatkan akurasi estimasi parameter, seperti rata-rata motivasi belajar ekonomi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Penugasan mandiri

oleh Wina Nadia Maratama -
Nama : Wina Nadia Maratama
NPM :: 2313031070

Berdasarkan berbagai sumber,teknik sampling adalah cara peneliti memilih sebagian anggota populasi untuk dijadikan sumber data agar hasil penelitian bisa mewakili keseluruhan populasi tanpa harus meneliti semuanya. Secara umum, teknik sampling terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu probability samplingdan non-probability sampling. Probability sampling berarti setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel, contohnya simple random sampling, stratified sampling, cluster sampling, dan systematic sampling. Sedangkan non-probability sampling tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi, seperti purposive sampling, quota sampling, snowball sampling, dan accidental sampling. Pemilihan teknik sampling ini biasanya disesuaikan dengan tujuan penelitian, karakteristik populasi, serta keterbatasan waktu dan sumber daya yang dimiliki peneliti (Makwana, 2022; EdTechBooks, 2023).

Dalam penelitian pendidikan ekonomi, teknik sampling yang paling sering digunakan adalah stratified random sampling dan cluster sampling. Kedua teknik ini termasuk dalam kategori probability sampling dan dinilai paling sesuai untuk penelitian pendidikan karena populasi yang diteliti umumnya bersifat beragam. Stratified random sampling digunakan ketika populasi terdiri dari kelompok dengan karakteristik berbeda, seperti jenis sekolah (SMA atau SMK), status sekolah (negeri atau swasta), atau tingkat ekonomi siswa. Dengan membagi populasi ke dalam beberapa strata, peneliti bisa memastikan setiap kelompok terwakili dengan proporsional sehingga hasil penelitian menjadi lebih akurat dan adil. Sementara itu, cluster sampling sering digunakan ketika populasi tersebar di banyak wilayah atau sekolah. Teknik ini memudahkan peneliti dengan cara memilih beberapa sekolah sebagai kelompok (kluster), kemudian mengambil sampel siswa dari sekolah-sekolah yang terpilih.

Secara teori, kedua teknik tersebut dianggap efektif karena membantu peneliti memperoleh data yang lebih representatif dan hasil yang bisa digeneralisasi dengan tingkat kesalahan yang rendah. Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian pendidikan ekonomi yang biasanya ingin menggambarkan kondisi siswa atau sekolah dalam skala yang lebih luas (TeacherPH, 2023). Namun, di lapangan, beberapa penelitian juga menggunakan purposive sampling karena keterbatasan waktu, biaya, atau akses ke responden. Meski begitu, peneliti perlu menyadari bahwa teknik non-probability seperti ini memiliki kelemahan dalam hal generalisasi hasil, sehingga temuan penelitian perlu ditafsirkan dengan lebih hati-hati.


Makwana, D. (2022). Sampling Methods in Research: A Review. International Journal of Trend in Scientific Research and Development (IJTSRD). (https://www.ijtsrd.com/medicine/ayurvedic/57470/sampling-methods-in-research-a-review/dhaval-makwana)
EdTechBooks. (2023). Sampling in Educational Research. (https://edtechbooks.org/education_research/sampling)
TeacherPH. (2023). Sampling Techniques in Education Research. (https://www.teacherph.com/sampling-techniques-education-research/)
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Penugasan mandiri

oleh Nazwa Devita Mawarni -
Nama : Nazwa Devita Mawarni
NPM : 2313031071

Teknik sampling adalah pendekatan yang digunakan untuk memilih sebagian anggota dari populasi yang akan diteliti sehingga data yang diperoleh dapat merepresentasikan populasi secara keseluruhan. Teknik sampling merupakan bagian penting dalam penelitian, karena proses pemilihan sampel yang baik akan menentukan validitas dan reliabilitas hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2017), teknik sampling terbagi menjadi dua kategori utama: probability sampling dan non-probability sampling.

Probability sampling adalah teknik di mana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Beberapa jenis yang termasuk dalam probability sampling antara lain simple random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, dan systematic sampling. Simple random sampling, misalnya, memberikan peluang yang sama untuk setiap individu terpilih, biasanya menggunakan metode undian atau alat bantu seperti tabel angka acak. Stratified random sampling membagi populasi ke dalam beberapa subkelompok atau strata tertentu, seperti usia, jenis kelamin, atau status pendidikan, dan sampel diambil dari setiap strata tersebut untuk memastikan keberagaman dalam hasil. Di sisi lain, cluster sampling dilakukan dengan memilih kelompok atau klaster dari populasi, bukan memilih individu secara langsung, yang efektif dalam penelitian pada wilayah luas atau populasi yang tersebar (Sugiyono, 2017). Teknik ini sangat berguna ketika peneliti ingin mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan karakteristik populasi yang berbeda-beda.

Non-probability sampling adalah teknik di mana tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Metode ini lebih sering digunakan dalam penelitian kualitatif atau eksploratif. Beberapa metode non-probability sampling yang umum digunakan antara lain purposive sampling, convenience sampling, dan quota sampling. Purposive sampling dilakukan dengan memilih individu atau kelompok yang dianggap memiliki karakteristik tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian. Convenience sampling memilih sampel yang mudah dijangkau oleh peneliti, namun cenderung memiliki bias, karena sampel dipilih berdasarkan kemudahan, bukan representasi populasi yang sebenarnya. Quota sampling adalah metode yang mirip dengan stratified sampling, namun tanpa pemilihan acak, sehingga hanya beberapa subkelompok yang ditentukan sebelumnya yang diambil secara non-acak.

Menurut saya, dalam konteks riset pendidikan ekonomi, baik stratified random sampling maupun purposive sampling adalah teknik yang sering digunakan. Stratified random sampling sering dipilih dalam penelitian kuantitatif di bidang ini, karena populasi pendidikan ekonomi biasanya terdiri dari berbagai kelompok dengan karakteristik khusus, seperti mahasiswa dari tingkat atau program yang berbeda, yang membutuhkan keterwakilan dalam setiap lapisan atau strata. Misalnya, ketika peneliti ingin mengukur persepsi siswa dari berbagai angkatan terhadap suatu kebijakan ekonomi, stratified random sampling dapat digunakan untuk memastikan bahwa setiap angkatan terwakili secara proporsional. Hal ini sejalan dengan teori representasi populasi, yang menyatakan bahwa sampel yang dibagi berdasarkan strata dapat menghasilkan data yang lebih akurat, mengurangi bias, dan meningkatkan generalisasi hasil.

Di sisi lain, purposive sampling sering digunakan dalam penelitian kualitatif di bidang pendidikan ekonomi, terutama ketika tujuan penelitian adalah untuk mendalami pandangan atau pengalaman spesifik dari subjek yang dianggap memiliki wawasan atau pemahaman mendalam terkait isu yang diteliti. Misalnya, ketika meneliti pandangan guru ekonomi terhadap kebijakan kurikulum ekonomi terbaru, peneliti mungkin akan memilih informan berdasarkan pengalaman mengajar mereka atau partisipasi dalam pelatihan kebijakan kurikulum tersebut. Hal ini didasarkan pada prinsip penelitian kualitatif, di mana relevansi dan kedalaman data lebih diutamakan daripada ukuran sampel. Purposive sampling memungkinkan peneliti memilih informan yang paling relevan untuk mendapatkan data yang kaya dan mendalam, yang sesuai dengan teori sampling dalam penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Patton (2015), bahwa pemilihan informan dalam purposive sampling difokuskan pada pengayaan data, bukan pada generalisasi statistik.

Jadi kesimpulannya, teknik sampling dalam riset pendidikan ekonomi perlu dipilih berdasarkan tujuan penelitian, ketersediaan sumber daya, dan karakteristik populasi yang diteliti. Stratified random sampling lebih cocok digunakan pada penelitian kuantitatif yang membutuhkan sampel representatif, sementara purposive sampling lebih tepat untuk penelitian kualitatif yang memerlukan kedalaman data dari subjek yang spesifik. Pemilihan teknik sampling yang tepat akan berdampak besar pada validitas hasil penelitian, kualitas data, dan kemampuan penelitian untuk menjawab pertanyaan atau tujuan penelitian.

Referensi:
- Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
- Patton, M. Q. (2015). Qualitative Research & Evaluation Methods. Thousand Oaks: Sage.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Penugasan mandiri

oleh Suerna 2313031081 -
NAMA: SUERNA
NPM: 2313031081

Menurut Tatan Sukwika (2023), sampling adalah proses pemilihan sebagian kecil dari populasi yang dianggap dapat mewakili keseluruhan karakteristik populasi. Tujuannya agar peneliti dapat memperoleh data yang representatif, efisien, dan memungkinkan untuk menggeneralisasi hasil penelitian tanpa meneliti seluruh populasi. Teknik sampling menjadi penting karena tidak semua populasi bisa dijangkau secara praktis, terutama bila jumlahnya sangat besar atau sumber daya terbatas.
Secara umum, teknik sampling dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu probability sampling dan non-probability sampling:
1. Probability Sampling (Sampel Berdasarkan Peluang) Dalam metode ini, setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama dan dapat dihitung secara matematis untuk terpilih menjadi sampel. Teknik ini menghasilkan sampel yang lebih objektif dan memungkinkan penggunaan analisis statistik inferensial untuk menggeneralisasi hasil penelitian ke populasi.
Jenis-jenisnya meliputi:
• Simple Random Sampling: setiap elemen populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih secara acak.
• Stratified Sampling: populasi dibagi ke dalam beberapa strata (lapisan) berdasarkan karakteristik tertentu (misalnya semester, jurusan, atau jenis kelamin), lalu diambil secara proporsional.
• Cluster Sampling: populasi dibagi ke dalam kelompok (cluster) seperti sekolah atau kelas, lalu beberapa cluster dipilih secara acak.
• Systematic Sampling: pemilihan sampel dilakukan berdasarkan interval tertentu dari daftar populasi.
• Multistage Sampling: pengambilan sampel dilakukan bertahap dari unit besar ke unit kecil.
Keunggulan: Metode ini memungkinkan hasil penelitian lebih akurat, mengurangi bias, serta memberikan dasar kuat untuk generalisasi. Keterbatasan: Membutuhkan informasi detail tentang seluruh populasi dan memerlukan perencanaan yang matang agar tiap strata terwakili dengan baik.
2. Non-Probability Sampling (Sampel Non-Acak)
Dalam metode ini, tidak semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti atau kemudahan akses. Metode ini umum digunakan untuk penelitian eksploratif, kualitatif, atau studi kasus. Jenis-jenisnya meliputi:
• Purposive Sampling: pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian.
• Convenience Sampling: pemilihan responden karena kemudahan akses atau ketersediaan.
• Quota Sampling: peneliti menetapkan jumlah responden dari tiap kategori tertentu.
• Snowball Sampling: responden awal membantu merekomendasikan responden berikutnya.
• Accidental Sampling: responden dipilih secara kebetulan, misalnya yang ditemui saat penelitian lapangan.
• Saturation Sampling: digunakan ketika populasi kecil (kurang dari 30 orang), sehingga semua dijadikan sampel.
• Consecutive Sampling: pengambilan sampel dilakukan secara berurutan sampai ukuran sampel terpenuhi.
Kelebihan: lebih mudah diterapkan dan efisien dalam keterbatasan waktu atau sumber daya. Kekurangan: hasilnya tidak dapat digeneralisasi secara luas dan cenderung bias jika tidak dirancang dengan hati-hati.

Dalam riset pendidikan ekonomi, teknik sampling memiliki peranan penting untuk memastikan bahwa data yang diperoleh benar-benar mewakili karakteristik populasi. Berdasarkan uraian dalam buku Metode Penelitian karya Tatan Sukwika (2023), teknik sampling dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu probability sampling dan non-probability sampling. Probability sampling digunakan jika setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel, sedangkan non-probability sampling digunakan ketika pemilihan responden dilakukan berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu. Teknik sampling yang paling sering digunakan dalam penelitian pendidikan ekonomi adalah Stratified Random Sampling. Teknik ini termasuk dalam kategori probability sampling dan digunakan ketika populasi penelitian memiliki karakteristik yang beragam (heterogen), misalnya mahasiswa dari berbagai semester, jenis kelamin, atau jurusan. Melalui stratifikasi, setiap lapisan populasi memperoleh kesempatan proporsional untuk menjadi sampel penelitian. Secara teoretis, Sukwika (2023) menjelaskan bahwa stratified random sampling mampu menghasilkan sampel yang representatif karena memperkecil kemungkinan kesalahan pengambilan sampel (sampling error) serta memastikan setiap kelompok dalam populasi terwakili secara seimbang. Hal ini sangat relevan dalam pendidikan ekonomi yang umumnya memiliki perbedaan tingkat pengetahuan, pengalaman belajar, dan motivasi antarstrata mahasiswa. Selain itu, dalam penelitian kualitatif pendidikan ekonomi, teknik Purposive Sampling juga sering digunakan. Teknik ini memungkinkan peneliti memilih informan yang benar-benar sesuai dengan kriteria tertentu, misalnya guru ekonomi yang berpengalaman menggunakan media pembelajaran digital atau mahasiswa yang aktif dalam kegiatan kewirausahaan. Secara teoretik, Sukwika (2023) menegaskan bahwa purposive sampling efektif untuk memperoleh data yang mendalam dan kontekstual karena peneliti berfokus pada subjek yang memiliki pemahaman relevan terhadap fenomena yang diteliti. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Stratified Random Sampling paling sering digunakan dalam penelitian kuantitatif pendidikan ekonomi karena populasi yang heterogen dan tujuan generalisasi hasil, sedangkan Purposive Sampling dominan dalam penelitian kualitatif pendidikan ekonomi untuk memperoleh data yang lebih mendalam dan spesifik.

Sumber referensi
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Penugasan mandiri

oleh 2253031003 2253031003 -
NAMA : ZAINAL ABIDIN
NPM : 2253031003

Teknik sampling merupakan langkah penting dalam metodologi penelitian karena menentukan sejauh mana hasil penelitian dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Menurut buku Metodologi Penelitian Pendidikan Berbasis Kasus karya Pujiati, Rusman, dan Yuliyanto (2025), teknik sampling adalah cara peneliti memilih sebagian individu atau objek dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu untuk dijadikan sumber data penelitian. Teknik ini dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu probability sampling dan non-probability sampling. Probability sampling memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel, seperti simple random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, dan systematic sampling. Sedangkan non-probability sampling digunakan ketika populasi tidak diketahui secara pasti atau sulit dijangkau, meliputi purposive sampling, quota sampling, snowball sampling, dan accidental sampling. Dalam konteks penelitian pendidikan ekonomi, teknik sampling yang paling sering digunakan adalah stratified random sampling, karena penelitian di bidang ini umumnya melibatkan populasi yang heterogen seperti siswa dari berbagai kelas, jurusan, atau tingkat sekolah. Dengan stratifikasi, peneliti dapat memastikan bahwa setiap kelompok atau strata dalam populasi terwakili secara proporsional, sehingga hasil penelitian lebih objektif dan dapat digeneralisasi dengan baik. Secara teoretis, penggunaan stratified random sampling didukung oleh pendapat Fraenkel & Wallen yang menyatakan bahwa teknik ini efektif untuk mengurangi bias dan meningkatkan presisi hasil penelitian, terutama dalam bidang pendidikan yang memiliki karakteristik populasi beragam. Selain itu, metode ini sesuai dengan pendekatan kuantitatif yang lazim digunakan dalam penelitian pendidikan ekonomi, karena memerlukan data yang representatif untuk menganalisis hubungan antara variabel seperti motivasi belajar, hasil belajar, dan faktor sosial ekonomi. Dengan demikian, stratified random sampling menjadi pilihan ideal bagi peneliti pendidikan ekonomi untuk memperoleh data yang valid, reliabel, dan dapat menggambarkan kondisi populasi secara komprehensif.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Penugasan mandiri

oleh Tria febriana -
Nama : Tria febriana
Npm : 2313031077

Jadi dari jurnal yang saya baca, Teknik sampling adalah cara memilih sampel dari populasi yang lebih besar untuk mewakili karakteristik populasi tersebut. Ada beberapa teknik sampling, seperti sampling acak sederhana, sampling sistematis, sampling stratifikasi, dan sampling kluster.

Dalam beberapa jurnal riset pendidikan ekonomi, teknik sampling yang sering digunakan adalah sampling acak sederhana. Teknik ini relatif mudah dilakukan dan dapat menghasilkan sampel yang representatif jika populasi homogen. Sampling acak sederhana dapat mengurangi bias dalam pemilihan sampel dan meningkatkan validitas hasil penelitian.

Dengan menggunakan teknik ini, peneliti dapat mengestimasi parameter populasi dengan lebih akurat. Namun, pemilihan teknik sampling yang tepat juga tergantung pada tujuan penelitian, karakteristik populasi, dan sumber daya yang tersedia.

Jadi, sampling acak sederhana adalah teknik yang sering digunakan dalam riset pendidikan ekonomi karena kemudahan dan keefektifannya.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Penugasan mandiri

oleh Tiara Katrina -
nama : Tiara Katrina
2313031058

Menurut Sugiyono (2019) dalam buku *Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D*, **teknik sampling** adalah cara yang digunakan peneliti untuk mengambil sebagian dari populasi agar dapat dijadikan sumber data yang mewakili keseluruhan populasi. Tujuan utama sampling adalah memperoleh data yang valid dan efisien tanpa harus meneliti seluruh anggota populasi.

Secara umum, teknik sampling dibagi menjadi dua kelompok besar:

1. Probability Sampling→ setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
Contohnya:

Simple Random Sampling (pengambilan acak sederhana)
Stratified Random Sampling (pengambilan berdasarkan strata)
Cluster Sampling (pengambilan berdasarkan kelompok atau wilayah)
Teknik ini banyak digunakan dalam penelitian kuantitatif karena menghasilkan data yang dapat digeneralisasi.

2. Non-Probability Sampling→ tidak semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel.
Contohnya:

Purposive Sampling (berdasarkan pertimbangan tertentu)
Convenience Sampling (berdasarkan kemudahan akses)
Snowball Sampling (melalui referensi responden sebelumnya)
Teknik ini umum digunakan dalam penelitian kualitatif atau ketika populasi sulit dijangkau.

Teknik Sampling yang Sering Digunakan dalam Riset Pendidikan Ekonomi

Dalam penelitian pendidikan ekonomi, teknik proportionate stratified random sampling paling sering digunakan.
Hal ini karena populasi pendidikan (seperti siswa, mahasiswa, atau guru) biasanya terbagi ke dalam strata tertentu, misalnya berdasarkan kelas, jurusan, atau sekolah. Dengan teknik ini, setiap strata diwakili secara proporsional sehingga hasil penelitian menjadi lebih representatif.

Argumentasi Teoretik:
Menurut Sugiyono (2019), stratified random sampling digunakan ketika populasi memiliki anggota yang tidak homogen tetapi terbagi secara proporsional ke dalam kelompok-kelompok. Dalam konteks pendidikan ekonomi, setiap kelas atau jurusan memiliki karakteristik berbeda (misalnya kemampuan akademik, motivasi belajar, atau pengalaman ekonomi). Dengan menyesuaikan jumlah sampel dari setiap strata, peneliti dapat memperoleh hasil yang lebih akurat dan mengurangi bias sampling.

---


Referensi:

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Jurnal Pendidikan Ekonomi Indonesia (2022). “Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Ekonomi.” [https://ejournal.upi.edu/index.php/JPEI/article/view/28346](https://ejournal.upi.edu/index.php/JPEI/article/view/28346)
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Penugasan mandiri

oleh CLARA KELVIANA KERIN 2313031064 -
Nama: Clara Kelviana Kerin
NPM : 2313031064

Teknik sampling, sebagai metode krusial dalam penelitian, berfungsi untuk menentukan sampel yang representatif dari populasi yang lebih besar. Secara garis besar, teknik sampling terbagi menjadi dua kategori utama: probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk terpilih, mencakup metode seperti simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan area random sampling. Sebaliknya, nonprobability sampling tidak memberikan peluang yang sama, meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sistem jenuh, dan snowball sampling. Pemilihan teknik sampling yang tepat sangat bergantung pada tujuan penelitian dan karakteristik populasi yang diteliti.

Dalam konteks penelitian pendidikan ekonomi, teknik purposive sampling seringkali menjadi pilihan yang relevan. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk memilih sampel berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu yang dianggap relevan dengan tujuan penelitian. Misalnya, dalam penelitian tentang efektivitas program pelatihan kewirausahaan, peneliti dapat memilih siswa atau mahasiswa yang memiliki minat atau pengalaman tertentu dalam bidang kewirausahaan sebagai sampel penelitian.

Argumentasi teoretik untuk penggunaan purposive sampling dalam penelitian pendidikan ekonomi didasarkan pada kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang mendalam dan relevan dari individu atau kelompok yang memiliki pengetahuan atau pengalaman yang spesifik. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk fokus pada kasus-kasus yang dianggap paling informatif dan dapat memberikan wawasan yang berharga tentang fenomena yang diteliti.

Meskipun purposive sampling memiliki keunggulan dalam mendapatkan informasi yang mendalam, peneliti perlu menyadari keterbatasan dalam hal generalisasi hasil penelitian ke populasi yang lebih luas. Oleh karena itu, peneliti perlu menjelaskan secara rinci kriteria pemilihan sampel dan mempertimbangkan potensi bias yang mungkin timbul akibat penggunaan teknik ini.

Referensi:
Pujiati, T. Rusman, T., & Yuliyanto, R. (2025). Metodologi Penelitian Pendidikan Berbasis Kasus. Yogyakarta: Bintang Semesta Media.
Patton, M. Q. (2015). Qualitative research & evaluation methods. Sage publications.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Penugasan mandiri

oleh Rahma Noviyana -
Nama: Rahma Noviyana
NPM: 2313031060

Teknik sampling adalah metode memilih sejumlah individu dari populasi agar mewakili seluruh populasi dalam penelitian. Teknik sampling terbagi menjadi dua kelompok utama: probability sampling, di mana setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama atau diketahui untuk dipilih, dan non-probability sampling, di mana peluang tersebut tidak sama atau tidak diketahui (Sugiyono, 2013).​

Dalam penelitian pendidikan ekonomi, teknik sampling yang paling sering digunakan adalah purposive sampling dan stratified random sampling. Purposive sampling digunakan untuk memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian, sehingga sangat cocok untuk penelitian eksploratif yang memerlukan data mendalam dari kelompok khusus (Sugiyono, 2014). Stratified random sampling membagi populasi menjadi strata-strata yang homogen lalu mengambil sampel secara acak proporsional dari setiap strata, untuk memastikan representasi proporsional subpopulasi, seperti kelas, jenjang pendidikan, atau wilayah sekolah. Ini mengurangi bias sampling dan meningkatkan validitas eksternal hasil penelitian.

Misalnya, dalam riset pendidikan ekonomi yang mengkaji perilaku siswa di beberapa kelas, stratified random sampling memastikan jumlah sampel dari tiap kelas sesuai dengan proporsi kelas tersebut dalam populasi sehingga hasil riset dapat digeneralisasi secara akurat. Purposive sampling dipilih bila fokusnya pada kelompok seperti guru yang memiliki pengalaman khusus terkait topik penelitian.

Sumber:
Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Penugasan mandiri

oleh Dia Ravikasari -
Nama: Dia Ravikasari
NPM: 2313031067

Teknik sampling adalah metode yang dipilih untuk mengambil sebagian dari populasi sebagai sampel penelitian. Menurut Rini Susanti dalam jurnal "Sampling dalam Penelitian Pendidikan" (2025), teknik sampling ada beberapa jenis, antara lain:
1. Simple Random Sampling (Sampling Acak Sederhana)
Pengambilan sampel dilakukan secara acak dari seluruh populasi tanpa memperhatikan kelompok tertentu. Cocok untuk populasi yang homogen.
2. Stratified Sampling (Sampling Berstrata)
Populasi dibagi menjadi strata atau kelompok berdasarkan karakteristik tertentu, kemudian sampel diambil secara acak dari tiap strata secara proporsional. Metode ini memastikan setiap kelompok diwakili dalam sampel, cocok untuk populasi heterogen.
3. Cluster Sampling
Populasi dibagi menjadi beberapa cluster, beberapa cluster dipilih secara acak, dan seluruh anggota cluster tersebut menjadi sampel.

Dalam riset pendidikan ekonomi, stratified sampling sering digunakan karena populasi (misalnya siswa, kelas, atau sekolah) biasanya memiliki karakteristik beragam (usia, tingkat pendidikan, kelas, dll). Teknik ini membantu mendapatkan sampel yang representatif dari tiap kelompok sekaligus mengurangi bias hasil penelitian.

Argumentasi teoretik
Stratified sampling memungkinkan peneliti untuk mengontrol variasi dalam populasi dan memperoleh sampel yang lebih akurat dalam merepresentasikan seluruh populasi. Hal ini menjadi sangat penting dalam pendidikan ekonomi yang melibatkan berbagai segmen siswa atau institusi dengan karakter yang berbeda-beda.

Sumber:
Rini Susanti. (2025). Sampling dalam Penelitian Pendidikan. Jurnal Pendidikan 
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Penugasan mandiri

oleh Ranum Sri Rahayu -
Nama : Ranum Sri Rahayu
NPM : 2313031074

Berdasarkan sumber buku/jurnal, teknik sampling yang paling banyak digunakan dalam penelitian pendidikan ekonomi adalah:
Menurut Sugiyono (2019), stratified random sampling adalah teknik sampling yang dilakukan dengan membagi populasi ke dalam beberapa strata atau kelompok homogen, kemudian sampel diambil secara acak dari setiap strata tersebut.
Simple Random Sampling adalah teknik pengambilan sampel di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan independen untuk dipilih menjadi anggota sampel. Proses ini memastikan bahwa sampel yang terpilih merupakan representasi yang adil dan tidak bias dari keseluruhan populasi. Biasanya, pemilihan dilakukan dengan undian, tabel angka acak, atau menggunakan perangkat lunak statistik.
Kelebihan teknik ini adalah kemudahan pelaksanaan dan validitas hasil penelitian, karena peluang setiap elemen sama serta menjamin keterwakilan. Kekurangannya, teknik ini mengharuskan peneliti memiliki daftar lengkap populasi (sampling frame) sehingga dalam praktiknya bisa sulit jika populasi sangat besar atau tersebar.
Penggunaan di Penelitian Pendidikan Ekonomi dan Argumentasi Teoritis
Dalam penelitian pendidikan ekonomi, Simple Random Sampling sering digunakan karena biasanya populasi berupa siswa, guru, atau lembaga yang cukup jelas batasannya dan datanya tersedia lengkap. Teknik ini dipilih karena:
1. Memberikan hasil yang valid dan reliabel untuk generalisasi populasi.
2. Memudahkan analisis statistik yang bersifat kuantitatif, yang merupakan pendekatan umum di penelitian pendidikan ekonomi.
3. Memenuhi prinsip objektivitas dan menghindari bias dalam pengambilan sampel sehingga mendukung akurasi kesimpulan penelitian.
Referensi:
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Penugasan mandiri

oleh Lusi Yana Agustina -
Nama: Lusi Yana Agustina
NPM: 2313031069

Menurut yang saya baca pada buku metodologi penelitian karya Arikunto (2019), teknik sampling merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mengambil sebagian anggota populasi agar dapat mewakili keseluruhan. Arikunto menjelaskan bahwa teknik sampling dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu probability sampling dan non-probability sampling. Probability sampling meliputi simple random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, dan systematic sampling, yang semuanya memberi peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk terpilih. Sementara itu, non-probability sampling meliputi purposive sampling, accidental sampling, quota sampling, dan snowball sampling yang pemilihannya tidak dilakukan secara acak, tetapi berdasarkan pertimbangan tertentu.

Teknik Sampling yang Sering Digunakan dalam Penelitian Pendidikan Ekonomi
Dalam riset pendidikan ekonomi, teknik sampling yang paling sering digunakan adalah purposive sampling. Teknik ini dipilih karena penelitian pendidikan ekonomi sering membutuhkan subjek dengan karakteristik tertentu, misalnya siswa kelas tertentu, guru ekonomi, atau mahasiswa program studi ekonomi pendidikan. Peneliti lebih mudah menentukan responden yang relevan dengan fokus penelitian, terutama jika populasi sangat luas atau tidak memungkinkan dilakukan pengambilan sampel secara acak.

Argumen Teoretis:
Secara teoretis, Arikunto (2019) menyatakan bahwa purposive sampling dipilih berdasarkan tujuan atau pertimbangan tertentu sehingga sampel yang diambil benar-benar sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dalam penelitian pendidikan ekonomi, kesesuaian karakteristik responden sangat penting karena variabel yang diteliti seringkali terkait kompetensi, pemahaman materi, atau praktik ekonomi yang spesifik. Oleh karena itu, purposive sampling dianggap lebih efektif dan efisien dalam memperoleh data yang relevan.

Sumber: Arikunto, S. (2019). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Penugasan mandiri

oleh Icha Fera Nika -
Nama : Icha Fera Nika
NPM : 2313031065

Teknik sampling adalah cara atau metode yang digunakan peneliti untuk memilih sebagian anggota populasi agar dapat dijadikan sampel penelitian. Pemilihan sampel perlu dilakukan karena dalam banyak kondisi peneliti tidak mampu meneliti seluruh populasi yang ada akibat keterbatasan waktu, biaya, tenaga, atau akses terhadap seluruh responden. Melalui teknik sampling yang tepat, peneliti dapat memperoleh sampel yang benar-benar mewakili karakteristik populasi sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diberlakukan untuk seluruh populasi. Teknik sampling secara umum dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu probability sampling dan non-probability sampling. Probability sampling memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel sehingga sampel yang dihasilkan lebih representatif dan memiliki tingkat kesalahan lebih rendah. Sementara itu, non-probability sampling tidak memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh anggota populasi, sehingga pemilihan sampel lebih subjektif dan hasilnya kurang dapat digeneralisasikan dibandingkan probability sampling.

Dalam konteks penelitian pendidikan, termasuk penelitian di bidang pendidikan ekonomi, teknik sampling yang paling sering digunakan adalah probability sampling, khususnya stratified random sampling. Hal ini karena populasi dalam pendidikan biasanya terdiri atas kelompok-kelompok yang berbeda (misalnya berdasarkan angkatan, kelas, jurusan, atau tingkat kemampuan) sehingga memerlukan teknik pengambilan sampel yang mampu memastikan setiap kelompok terwakili. Stratified random sampling membagi populasi menjadi beberapa subkelompok homogen (strata), lalu mengambil sampel secara acak dari setiap strata secara proporsional sesuai jumlahnya. Teknik ini dianggap paling tepat karena dapat menghasilkan sampel yang lebih objektif dan representatif, sehingga hasil penelitian lebih akurat dan dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi mahasiswa. Selain itu, teknik ini sangat relevan dalam penelitian pendidikan ekonomi yang bertujuan menganalisis perilaku, kebiasaan, atau fenomena akademik berdasarkan karakteristik mahasiswa yang beragam. Dengan demikian, stratified random sampling menjadi pilihan terbaik untuk penelitian ini karena mampu menggambarkan kondisi sebenarnya dari populasi secara menyeluruh.

Sumber :
Sugiyono. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Elfil, M., & Negida, A. (2017). Sampling Methods in Clinical Research; an Educational Review. Journal of Clinical and Diagnostic Research.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Penugasan mandiri

oleh Andani Tanemu -
Andani Tanemu
2313031078

Summary Teknik Sampling (Referensi Terbaru 2020–2024)
Menurut Creswell & Poth (2021), Kothari (2020), dan Etikan (2021), teknik sampling adalah prosedur untuk memilih sebagian unit penelitian agar dapat mewakili karakteristik populasi secara keseluruhan. Literatur terbaru mengelompokkan teknik sampling menjadi dua kategori utama:
1. Probability Sampling (Peluang Sama)
Ditekankan dalam riset kuantitatif modern karena meningkatkan validitas eksternal.

a. Simple Random Sampling
Semua anggota populasi memiliki peluang yang sama. Digunakan ketika populasi homogen dan jumlahnya terjangkau.

b. Stratified Random Sampling
Populasi dibagi ke dalam strata (misalnya kelas, gender, level kemampuan), lalu sampel diambil secara acak dari setiap strata. Menurut Alvi (2022), teknik ini memberikan akurasi tinggi karena variasi antar kelompok diperhitungkan.

c. Cluster Sampling
Sampel dipilih berdasarkan kelompok geografis atau institusional (misalnya sekolah, kelas). Efektif untuk populasi besar dan tersebar luas.

d. Systematic Sampling
Pemilihan dengan interval tertentu. Populer karena prosesnya cepat dan mudah diterapkan.

2. Nonprobability Sampling (Peluang Tidak Sama)
Sering digunakan dalam riset kualitatif dan penelitian eksploratif.
a. Purposive Sampling
Pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan khusus. Sangat umum dalam penelitian fenomenologi, studi kasus, dan grounded theory (Creswell, 2021).

b. Convenience/Accidental Sampling
Sampel diambil dari subjek yang mudah ditemui. Kurang kuat dalam generalisasi, tetapi cocok untuk survei awal atau penelitian kelas kecil.

c. Snowball Sampling
Digunakan untuk populasi sulit diakses, misalnya kelompok tertentu di masyarakat.

d. Quota Sampling
Responden dipilih hingga memenuhi kuota karakteristik tertentu.

Teknik Sampling yang Paling Sering Digunakan dalam Riset Pendidikan Ekonomi (2020–2024)
Teknik yang paling sering digunakan:
Stratified Proportional Random Sampling

Argumentasi Teoretik (Berdasarkan Literatur Terbaru)
1. Populasi pendidikan ekonomi cenderung berstrata secara alami
Menurut Creswell (2021) dan Alvi (2022), populasi pendidikan seperti siswa SMA/SMK atau mahasiswa FEB selalu terbagi ke dalam kelas, kelompok belajar, atau program studi. Karena itu stratified sampling menjadi pilihan paling tepat.

2. Menghasilkan representasi yang lebih baik dibanding simple random
Penelitian pendidikan ekonomi terbaru (Rahman, 2023; Wijayanti, 2022) menunjukkan bahwa hasil penelitian menjadi lebih akurat karena setiap kelas atau kelompok terwakili sesuai proporsinya.

3. Menurunkan risiko bias
Literatur statistik modern (Kothari, 2020) menyebutkan bahwa stratified sampling menurunkan varians kesalahan sampling karena variasi antar-strata dapat dikontrol.

4. Cocok untuk variabel yang sering diteliti dalam pendidikan ekonomi
Variabel seperti motivasi belajar, literasi ekonomi, pemahaman konsep, minat belajar ekonomi, atau hasil belajar sering dipengaruhi oleh kelompok kelas atau jurusan. Oleh karena itu, teknik ini memberikan estimasi yang lebih valid.

5. Rekomendasi dari jurnal internasional
Menurut International Journal of Educational Research tahun 2022, stratified sampling adalah teknik paling direkomendasikan untuk penelitian kuantitatif di bidang pendidikan karena membantu representativitas sampel.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Penugasan mandiri

oleh Nazrey Aditya Riandi -
NAMA: NAZREY ADITYA RIANDI
NPM: 2313031080

Summary dari berbagai buku metodologi penelitian dan jurnal menunjukkan bahwa teknik sampling terbagi dalam dua kelompok utama, yaitu probability sampling dan non-probability sampling. Probability sampling memberi peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk terpilih, sedangkan non-probability sampling tidak memberikan peluang yang sama. Teknik yang termasuk dalam kelompok probability antara lain simple random sampling, stratified random sampling, dan cluster sampling. Sementara itu, teknik non-probability mencakup purposive sampling, accidental sampling, dan snowball sampling. Pemilihan teknik sampling sangat bergantung pada tujuan penelitian, kondisi populasi, serta kebutuhan representativitas data.

Dalam penelitian pendidikan ekonomi, teknik sampling yang paling sering digunakan adalah proportionate stratified random sampling, cluster random sampling, dan simple random sampling. Teknik ini digunakan karena populasi siswa atau mahasiswa biasanya terbagi dalam kelompok seperti kelas atau angkatan, sehingga sampling berstrata dan sampling kluster lebih sesuai secara teoretis. Teknik tersebut juga membantu memastikan bahwa setiap kelompok dalam populasi terwakili secara proporsional serta meningkatkan validitas eksternal penelitian. Selain itu, teknik ini mudah diterapkan dalam lingkungan sekolah dan kampus yang memiliki pembagian kelas yang jelas, sehingga penelitian dapat dilakukan lebih efisien dan tetap menghasilkan sampel yang representatif.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Penugasan mandiri

oleh Sinthia 2313031063 -
Nama: Sinthia Wardani
NPM: 2313031063

Teknik Sampling dalam Penelitian

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56). Margono (2004: 125) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Pada dasarnya teknik sampling terbagi menjadi dua jenis yaitu :

1.     Teknik Probability Sampling

Sugiyono (2001: 57) menyatakan bahwa probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi :

a.     Simple Random Sampling

Menurut Sugiyono (2001: 57) dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Margono (2004: 126) menyatakan bahwa simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi.

b.     Proportionate Stratified Random Sampling

Margono (2004: 126) menyatakan bahwa stratified random sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Menurut Sugiyono (2001: 58) teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen. Dan berstrata secara proporsional.

c.     Disproportionate Stratified Random Sampling

Sugiyono (2001: 59) menyatakan bahwa teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.

d.     Disproportionate Stratified Random Sampling

Sugiyono (2001: 59) menyatakan bahwa teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.

e.     Cluster Sampling (Area Sampling)

 Teknik ini disebut juga cluster random sampling. Menurut Margono (2004: 127), teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.

2.      Teknik Non-Probability Sampling

Menurut Sugiyono (2001: 60) nonprobability sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi :

a.  Sampling Sistematis

Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

b.  Sampling Kuota

Menurut Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Menurut Margono (2004: 127) dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah jatah terpenuhi, pengumpulan data dihentikan.

c.  Sampling Aksidental

Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001: 60). Menurut Margono (2004: 127) menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.

d.  Sampling Purposive

Sugiyono (2001: 61) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut Margono (2004: 128), pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

e.  Sampling Jenuh

Menurut Sugiyono (2001: 61) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

f.  Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2001: 61).

Pada dasarnya teknik sampling yang digunakan dalam penelitian dipilih dengan kesesuaiannya terhadap hal yang akan diteliti, akan tetapi kebanyakan peneliti menggunakan teknik sampling Probability yang lebih mudah digunakan dalam proses penelitian.


Refrensi

 Furchan, A., 2004, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 

Hadi, A. dan Haryono, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia. Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidika, Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.