
silahkan memberikan komentar pada kasus berikut ini
Number of replies: 12
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.
Re: silahkan memberikan komentar pada kasus berikut ini
by Fifkha Rizky Amalia -
Fifkha Rizky Amalia - 2421011032 - Kelompok 4
Izin memberikan tanggapan Bu,
Unilever menghadapi tantangan besar dalam memastikan ketersediaan pemimpin yang kompeten di berbagai negara. Namun, pendekatan yang digunakan masih terlalu fokus pada sistem dan standarisasi. Ini berbeda dengan pendekatan “Good Hands” Allstate yang menekankan pentingnya kepemimpinan berbasis empati, kepercayaan, dan perhatian nyata terhadap karyawan.
Jika Unilever hanya menyiapkan talenta untuk mengisi posisi tanpa membangun hubungan yang kuat secara emosional, maka karyawan bisa merasa tidak dihargai sebagai individu. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menurunkan loyalitas dan semangat kerja. Pemimpin seharusnya tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga mampu menciptakan rasa aman dan kepercayaan, seperti filosofi “di tangan yang tepat” yang diusung Allstate.
Izin memberikan tanggapan Bu,
Unilever menghadapi tantangan besar dalam memastikan ketersediaan pemimpin yang kompeten di berbagai negara. Namun, pendekatan yang digunakan masih terlalu fokus pada sistem dan standarisasi. Ini berbeda dengan pendekatan “Good Hands” Allstate yang menekankan pentingnya kepemimpinan berbasis empati, kepercayaan, dan perhatian nyata terhadap karyawan.
Jika Unilever hanya menyiapkan talenta untuk mengisi posisi tanpa membangun hubungan yang kuat secara emosional, maka karyawan bisa merasa tidak dihargai sebagai individu. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menurunkan loyalitas dan semangat kerja. Pemimpin seharusnya tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga mampu menciptakan rasa aman dan kepercayaan, seperti filosofi “di tangan yang tepat” yang diusung Allstate.
In reply to Fifkha Rizky Amalia
Re: silahkan memberikan komentar pada kasus berikut ini
by ELIYA AGUSTINA -
Eliya Agustina - 2421011036 (Kelompok 4)
Izin memberikan tanggapan Bu,
Dapat disimpulkan bahwa filosofi "Good Hands" dari Allstate sangat relevan dan tercermin dalam strategi manajemen talenta Unilever. Dengan menyoroti pentingnya kepemimpinan yang peduli dan bertanggung jawab, yang menciptakan rasa aman dan kepercayaan dalam organisasi.
Kemudian dengan menekankan investasi jangka panjang terhadap pengembangan talenta internal, seperti melalui program UFLP, sebagai bukti kepercayaan perusahaan terhadap karyawannya. Lalu dengan menegaskan pentingnya budaya organisasi yang inklusif, adaptif, dan berbasis nilai, yang membuat karyawan merasa dihargai dan diberdayakan. Namun secara keseluruhan, Unilever telah berhasil menerapkan prinsip “Good Hands” dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan, keterlibatan, dan kesejahteraan karyawan secara menyeluruh.
Izin memberikan tanggapan Bu,
Dapat disimpulkan bahwa filosofi "Good Hands" dari Allstate sangat relevan dan tercermin dalam strategi manajemen talenta Unilever. Dengan menyoroti pentingnya kepemimpinan yang peduli dan bertanggung jawab, yang menciptakan rasa aman dan kepercayaan dalam organisasi.
Kemudian dengan menekankan investasi jangka panjang terhadap pengembangan talenta internal, seperti melalui program UFLP, sebagai bukti kepercayaan perusahaan terhadap karyawannya. Lalu dengan menegaskan pentingnya budaya organisasi yang inklusif, adaptif, dan berbasis nilai, yang membuat karyawan merasa dihargai dan diberdayakan. Namun secara keseluruhan, Unilever telah berhasil menerapkan prinsip “Good Hands” dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan, keterlibatan, dan kesejahteraan karyawan secara menyeluruh.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.
Re: silahkan memberikan komentar pada kasus berikut ini
Willya Marsha Annisa Wardhany
2421011040
izin menanggapi, Pendekatan yang diterapkan oleh Allstate menitikberatkan pada komitmen jangka panjang dalam membina dan menjaga talenta. Hal ini bertujuan agar setiap individu dapat berkembang dalam lingkungan yang stabil dan mendukung. Sebagai contoh, dalam studi kasus Unilever, program seperti Unilever Future Leaders Programme (UFLP) menunjukkan bagaimana perusahaan berinvestasi secara serius untuk menumbuhkan kepercayaan kepada talenta internal agar siap mengisi posisi strategis di masa depan. Pendekatan ini mencerminkan prinsip “Good Hands,” yaitu perusahaan tidak hanya sekadar mempekerjakan, tetapi juga merawat, membina, dan mempercayakan masa depan perusahaan kepada sumber daya manusianya sendiri.
2421011040
izin menanggapi, Pendekatan yang diterapkan oleh Allstate menitikberatkan pada komitmen jangka panjang dalam membina dan menjaga talenta. Hal ini bertujuan agar setiap individu dapat berkembang dalam lingkungan yang stabil dan mendukung. Sebagai contoh, dalam studi kasus Unilever, program seperti Unilever Future Leaders Programme (UFLP) menunjukkan bagaimana perusahaan berinvestasi secara serius untuk menumbuhkan kepercayaan kepada talenta internal agar siap mengisi posisi strategis di masa depan. Pendekatan ini mencerminkan prinsip “Good Hands,” yaitu perusahaan tidak hanya sekadar mempekerjakan, tetapi juga merawat, membina, dan mempercayakan masa depan perusahaan kepada sumber daya manusianya sendiri.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.
Re: silahkan memberikan komentar pada kasus berikut ini
by Dhika Pratama -
Mohon Ijin menanggapi berkaitan dengan Study
Case Unilever pada Bab ini, Ibu...
Dhika Pratama (NPM 2421011026)
A Bagas Windu Panji Nata (NPM 2421011034)
Kesimpulan
Dhika Pratama (NPM 2421011026)
A Bagas Windu Panji Nata (NPM 2421011034)
A Fadli Saputra (NPM
2421011011)
Elvin Agustianda (NPM 2421011029)
Kelompok-1
Strategi Pengelolaan Talenta Unilever
Unilever menunjukkan praktik manajemen talenta kelas dunia dengan menempatkan pengembangan kepemimpinan sebagai inti dari strategi bisnisnya. Pendekatannya menekankan bahwa keberhasilan perusahaan jangka panjang tidak bisa dilepaskan dari investasi sistematis terhadap human capital.
1. People-Centric Strategy
Unilever menerapkan leadership development pipeline yang kuat, mulai dari rekrutmen, pelatihan berkelanjutan, hingga promosi yang berbasis kompetensi. Ini menciptakan alur regenerasi kepemimpinan yang tidak bergantung pada individu, tapi pada sistem yang tumbuh.
2. Talenta sebagai Aset Strategis
Talenta tidak hanya dianggap sebagai pelaksana operasional, tetapi sebagai penggerak inovasi dan pertumbuhan. Program talenta Unilever menyasar posisi-posisi kunci dan memastikan kesiapan suksesi dengan bench strength yang solid.
3. Kepemimpinan yang Adaptif dan Global
Unilever membentuk pemimpin yang tangguh di berbagai level, berpikiran global namun berakar pada nilai lokal. Pemimpin dilatih untuk menghadapi perubahan pasar, keberagaman budaya, serta ekspektasi konsumen yang terus berubah.
4. Dampak pada Keunggulan Kompetitif
Pendekatan ini menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Dengan pipeline talenta yang siap pakai, Unilever mampu beradaptasi cepat dalam lanskap bisnis global yang dinamis. Ini mengurangi risiko bisnis sekaligus mempercepat inovasi.
Kesimpulan
Unilever membuktikan bahwa talenta bukan sekadar SDM, melainkan modal strategis yang
menentukan arah bisnis. Strateginya menjawab tantangan zaman: bagaimana
menciptakan organisasi yang bukan hanya kuat secara struktur, tapi juga unggul
secara karakter dan kepemimpinan.
Jika ingin menaklukkan masa depan, milikilah pemimpin yang siap hari ini dan sistem yang membentuknya kemarin.
Terima Kasih Ibuuu....
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.
Re: silahkan memberikan komentar pada kasus berikut ini
by Melly Fitriyani Ms -
Melly Fitriyani Ms - 2421011003
Kelompok 3
Izin memberikan tanggapan bu,
Studi kasus mengenai manajemen talenta di Unilever ini mencerminkan kompleksitas dan tantangan nyata dalam konteks globalisasi dan keberagaman.
Budaya organisasi Unilever, sebagai perusahaan global yang beroperasi di lebih dari 190 negara, menghadapi tantangan fundamental dalam hal:
• Menjamin keberlangsungan kepemimpinan yang kompeten dan selaras dengan nilai-nilai perusahaan,
• Mengelola pipeline talenta internal di tengah risiko kekosongan posisi strategis,
• Menjaga konsistensi standar kepemimpinan di berbagai wilayah dengan latar budaya yang beragam.
Permasalahan ini menekankan pentingnya tata kelola talenta yang terintegrasi dengan strategi bisnis global serta adaptif terhadap dinamika lokal.
Solusi yang diadopsi oleh Unilever menunjukkan pendekatan yang sangat relevan dengan teori strategic human resource management, di mana organisasi tidak hanya fokus pada pengisian posisi, tetapi juga pada sustainability dan leadership continuity. Di antara strategi yang patut diapresiasi adalah:
• Pengembangan kepemimpinan yang dilakukan sejak dini dan menyeluruh,
• Sistem penilaian yang objektif dan berbasis kompetensi,
• Pembinaan dan pelatihan berkelanjutan yang dikaitkan dengan tujuan jangka panjang organisasi.
Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa Unilever tidak sekadar membentuk pemimpin yang berorientasi pada hasil, tetapi juga menciptakan culture carrier—pemimpin yang mampu menjadi agen perubahan dan penjaga nilai organisasi.
Refleksi dan Rekomendasi :
Terdapat beberapa poin reflektif yang dapat ditarik:
• Pertama, perlunya integrasi antara talent management framework dengan sistem penilaian kinerja lintas budaya.
• Kedua, pemanfaatan data analitik dalam talent forecasting dan perencanaan suksesi akan sangat membantu dalam mengurangi risiko kekosongan kepemimpinan.
• Ketiga, strategi global harus senantiasa mempertimbangkan local responsiveness—suatu prinsip penting dalam transnational HR strategy.
Dengan demikian, strategi Unilever dapat dikatakan telah berada pada jalur yang tepat, meskipun ruang untuk inovasi dalam pemanfaatan teknologi dan pendekatan berbasis bukti (evidence-based HR) masih dapat dikembangkan lebih lanjut.
Kasus ini memperlihatkan bahwa manajemen talenta tidak lagi dapat dipandang sebagai fungsi administratif semata, melainkan sebagai bagian integral dari strategi korporasi jangka panjang. Unilever, melalui pendekatannya yang berbasis nilai, kompetensi, dan pembelajaran berkelanjutan, memberikan teladan tentang bagaimana organisasi dapat membangun kepemimpinan yang tangguh, adaptif, dan berdaya transformasi tinggi.
Kelompok 3
Izin memberikan tanggapan bu,
Studi kasus mengenai manajemen talenta di Unilever ini mencerminkan kompleksitas dan tantangan nyata dalam konteks globalisasi dan keberagaman.
Budaya organisasi Unilever, sebagai perusahaan global yang beroperasi di lebih dari 190 negara, menghadapi tantangan fundamental dalam hal:
• Menjamin keberlangsungan kepemimpinan yang kompeten dan selaras dengan nilai-nilai perusahaan,
• Mengelola pipeline talenta internal di tengah risiko kekosongan posisi strategis,
• Menjaga konsistensi standar kepemimpinan di berbagai wilayah dengan latar budaya yang beragam.
Permasalahan ini menekankan pentingnya tata kelola talenta yang terintegrasi dengan strategi bisnis global serta adaptif terhadap dinamika lokal.
Solusi yang diadopsi oleh Unilever menunjukkan pendekatan yang sangat relevan dengan teori strategic human resource management, di mana organisasi tidak hanya fokus pada pengisian posisi, tetapi juga pada sustainability dan leadership continuity. Di antara strategi yang patut diapresiasi adalah:
• Pengembangan kepemimpinan yang dilakukan sejak dini dan menyeluruh,
• Sistem penilaian yang objektif dan berbasis kompetensi,
• Pembinaan dan pelatihan berkelanjutan yang dikaitkan dengan tujuan jangka panjang organisasi.
Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa Unilever tidak sekadar membentuk pemimpin yang berorientasi pada hasil, tetapi juga menciptakan culture carrier—pemimpin yang mampu menjadi agen perubahan dan penjaga nilai organisasi.
Refleksi dan Rekomendasi :
Terdapat beberapa poin reflektif yang dapat ditarik:
• Pertama, perlunya integrasi antara talent management framework dengan sistem penilaian kinerja lintas budaya.
• Kedua, pemanfaatan data analitik dalam talent forecasting dan perencanaan suksesi akan sangat membantu dalam mengurangi risiko kekosongan kepemimpinan.
• Ketiga, strategi global harus senantiasa mempertimbangkan local responsiveness—suatu prinsip penting dalam transnational HR strategy.
Dengan demikian, strategi Unilever dapat dikatakan telah berada pada jalur yang tepat, meskipun ruang untuk inovasi dalam pemanfaatan teknologi dan pendekatan berbasis bukti (evidence-based HR) masih dapat dikembangkan lebih lanjut.
Kasus ini memperlihatkan bahwa manajemen talenta tidak lagi dapat dipandang sebagai fungsi administratif semata, melainkan sebagai bagian integral dari strategi korporasi jangka panjang. Unilever, melalui pendekatannya yang berbasis nilai, kompetensi, dan pembelajaran berkelanjutan, memberikan teladan tentang bagaimana organisasi dapat membangun kepemimpinan yang tangguh, adaptif, dan berdaya transformasi tinggi.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.
Re: silahkan memberikan komentar pada kasus berikut ini
by M Fahmi Fahreza Noer -
M Fahmi Fahreza Noer - 2421011009
Studi kasus tentang tantangan pengelolaan talenta di Unilever mencerminkan permasalahan umum yang dihadapi oleh perusahaan multinasional besar: bagaimana memastikan kesinambungan kepemimpinan yang kompeten dan sejalan dengan nilai perusahaan di tengah kompleksitas global.
Pendapat saya, pendekatan strategis yang perlu diambil Unilever adalah memperkuat sistem manajemen talenta berbasis integrasi global dan adaptasi lokal. Artinya, perusahaan harus memiliki kerangka kerja pengembangan kepemimpinan yang seragam secara nilai dan standar kompetensi, namun fleksibel dalam implementasinya di setiap wilayah operasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa para pemimpin tidak hanya unggul secara teknis, tetapi juga memiliki kecerdasan budaya (cultural intelligence) dan agility untuk menghadapi dinamika lokal.
Selain itu, pipeline talenta internal harus dibangun melalui pendekatan jangka panjang, misalnya melalui program leadership development yang sistematis sejak level awal karier, rotasi lintas negara atau divisi, serta mentoring dari para pemimpin senior. Unilever juga perlu memanfaatkan teknologi dan data analitik dalam proses identifikasi dan pengembangan talenta untuk mengantisipasi risiko kekosongan posisi strategis.
Dengan tantangan dunia bisnis yang semakin cepat berubah, Unilever tak cukup hanya mencetak pemimpin yang mampu menjalankan operasional. Mereka perlu membentuk pemimpin yang memiliki visi transformatif, mampu memimpin perubahan, membangun tim lintas budaya, serta menjaga dan mentransmisikan nilai-nilai inti perusahaan ke seluruh lini organisasi.
Studi kasus tentang tantangan pengelolaan talenta di Unilever mencerminkan permasalahan umum yang dihadapi oleh perusahaan multinasional besar: bagaimana memastikan kesinambungan kepemimpinan yang kompeten dan sejalan dengan nilai perusahaan di tengah kompleksitas global.
Pendapat saya, pendekatan strategis yang perlu diambil Unilever adalah memperkuat sistem manajemen talenta berbasis integrasi global dan adaptasi lokal. Artinya, perusahaan harus memiliki kerangka kerja pengembangan kepemimpinan yang seragam secara nilai dan standar kompetensi, namun fleksibel dalam implementasinya di setiap wilayah operasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa para pemimpin tidak hanya unggul secara teknis, tetapi juga memiliki kecerdasan budaya (cultural intelligence) dan agility untuk menghadapi dinamika lokal.
Selain itu, pipeline talenta internal harus dibangun melalui pendekatan jangka panjang, misalnya melalui program leadership development yang sistematis sejak level awal karier, rotasi lintas negara atau divisi, serta mentoring dari para pemimpin senior. Unilever juga perlu memanfaatkan teknologi dan data analitik dalam proses identifikasi dan pengembangan talenta untuk mengantisipasi risiko kekosongan posisi strategis.
Dengan tantangan dunia bisnis yang semakin cepat berubah, Unilever tak cukup hanya mencetak pemimpin yang mampu menjalankan operasional. Mereka perlu membentuk pemimpin yang memiliki visi transformatif, mampu memimpin perubahan, membangun tim lintas budaya, serta menjaga dan mentransmisikan nilai-nilai inti perusahaan ke seluruh lini organisasi.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.
Re: silahkan memberikan komentar pada kasus berikut ini
by RIA YULI HASTINI -
Ria Yuli Hastini
NPM 2421011046
Tanggapan Case :
Unilever menghadapi tantangan signifikan dalam manajemen talenta global, terutama dalam memastikan ketersediaan pemimpin yang kompeten dan sejalan dengan nilai perusahaan di setiap lini operasional. Sebagai perusahaan yang beroperasi di lebih dari 190 negara, kompleksitas budaya dan kebutuhan pasar yang beragam menambah tingkat kesulitan dalam pengelolaan talenta.
Tantangan dalam Manajemen Talenta Global
1. Akses yang tidak merata terhadap peluang pendidikan, program pelatihan, dan sumber daya pengembangan di berbagai negara.
2. Tingkat Perputaran Karyawan yang Tinggi
3. Kekosongan Posisi Strategis dan Pengembangan Pemimpin
Solusi dan Inisiatif Strategis :
• Unilever Future Leaders Programme (UFLP):
Program ini berlangsung selama tiga tahun dan memberikan kesempatan bagi peserta untuk mempelajari berbagai merek, bisnis, dan upaya keberlanjutan Unilever. Peserta tidak hanya membawa perspektif unik mereka ke dalam pekerjaan, tetapi juga mengeksplorasi tujuan mereka melalui berbagai penempatan. Mereka mendapatkan manfaat dari pelatihan formal, pengalaman langsung, dan memiliki mentor yang siap membantu mereka.
• Flex Experiences
Unilever telah menciptakan pasar talenta internal yang memungkinkan karyawan untuk berbagi keterampilan dan pengalaman mereka dengan tim lain di berbagai negara. Selama pandemi, sistem ini memungkinkan perusahaan untuk dengan cepat mendistribusikan lebih dari 3.000 karyawan ke area bisnis yang mengalami peningkatan permintaan. Lebih dari 65.000 karyawan global Unilever saat ini menggunakan sistem ini, yang telah membuka lebih dari 60.000 jam kerja yang diinginkan oleh karyawan, dengan 95% karyawan mendukung sistem ini.
• Transformasi HR dan Penggunaan Teknologi
Unilever telah mengintegrasikan analitik canggih dan alat digital untuk mempersonalisasi pembelajaran dan peluang pengembangan karier. Sistem manajemen kinerja yang gesit, yang menekankan umpan balik berkelanjutan dan penyesuaian tujuan, telah menciptakan budaya pertumbuhan dan akuntabilitas. Dengan memprioritaskan pengembangan karyawan yang selaras dengan tujuan bisnis, Unilever secara efektif membina talenta dan meningkatkan retensi melalui jalur karier yang bermakna dan dukungan proaktif.
Kesimpulan
Menghadapi tantangan dalam manajemen talenta global, Unilever telah mengimplementasikan berbagai inisiatif strategis yang tidak hanya memastikan ketersediaan pemimpin yang kompeten tetapi juga menciptakan budaya perusahaan yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui program pengembangan kepemimpinan yang komprehensif, penggunaan teknologi dalam manajemen talenta, dan fokus pada keberlanjutan, Unilever berhasil mengatasi tantangan tersebut dan tetap menjadi pemimpin dalam industri barang
NPM 2421011046
Tanggapan Case :
Unilever menghadapi tantangan signifikan dalam manajemen talenta global, terutama dalam memastikan ketersediaan pemimpin yang kompeten dan sejalan dengan nilai perusahaan di setiap lini operasional. Sebagai perusahaan yang beroperasi di lebih dari 190 negara, kompleksitas budaya dan kebutuhan pasar yang beragam menambah tingkat kesulitan dalam pengelolaan talenta.
Tantangan dalam Manajemen Talenta Global
1. Akses yang tidak merata terhadap peluang pendidikan, program pelatihan, dan sumber daya pengembangan di berbagai negara.
2. Tingkat Perputaran Karyawan yang Tinggi
3. Kekosongan Posisi Strategis dan Pengembangan Pemimpin
Solusi dan Inisiatif Strategis :
• Unilever Future Leaders Programme (UFLP):
Program ini berlangsung selama tiga tahun dan memberikan kesempatan bagi peserta untuk mempelajari berbagai merek, bisnis, dan upaya keberlanjutan Unilever. Peserta tidak hanya membawa perspektif unik mereka ke dalam pekerjaan, tetapi juga mengeksplorasi tujuan mereka melalui berbagai penempatan. Mereka mendapatkan manfaat dari pelatihan formal, pengalaman langsung, dan memiliki mentor yang siap membantu mereka.
• Flex Experiences
Unilever telah menciptakan pasar talenta internal yang memungkinkan karyawan untuk berbagi keterampilan dan pengalaman mereka dengan tim lain di berbagai negara. Selama pandemi, sistem ini memungkinkan perusahaan untuk dengan cepat mendistribusikan lebih dari 3.000 karyawan ke area bisnis yang mengalami peningkatan permintaan. Lebih dari 65.000 karyawan global Unilever saat ini menggunakan sistem ini, yang telah membuka lebih dari 60.000 jam kerja yang diinginkan oleh karyawan, dengan 95% karyawan mendukung sistem ini.
• Transformasi HR dan Penggunaan Teknologi
Unilever telah mengintegrasikan analitik canggih dan alat digital untuk mempersonalisasi pembelajaran dan peluang pengembangan karier. Sistem manajemen kinerja yang gesit, yang menekankan umpan balik berkelanjutan dan penyesuaian tujuan, telah menciptakan budaya pertumbuhan dan akuntabilitas. Dengan memprioritaskan pengembangan karyawan yang selaras dengan tujuan bisnis, Unilever secara efektif membina talenta dan meningkatkan retensi melalui jalur karier yang bermakna dan dukungan proaktif.
Kesimpulan
Menghadapi tantangan dalam manajemen talenta global, Unilever telah mengimplementasikan berbagai inisiatif strategis yang tidak hanya memastikan ketersediaan pemimpin yang kompeten tetapi juga menciptakan budaya perusahaan yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui program pengembangan kepemimpinan yang komprehensif, penggunaan teknologi dalam manajemen talenta, dan fokus pada keberlanjutan, Unilever berhasil mengatasi tantangan tersebut dan tetap menjadi pemimpin dalam industri barang
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.
Re: silahkan memberikan komentar pada kasus berikut ini
by Roy Saga -
2421101004 - Roy Saga
•Mengembangkan sistem manajemen talenta global yang adaptif, namun tetap selaras dengan nilai inti perusahaan.
•Meningkatkan investasi pada program leadership development berbasis budaya lokal dan global.
•Memperkuat pipeline internal dengan program rotasi global, mentoring, coaching, dan assessment berkala.
•Mengembangkan sistem manajemen talenta global yang adaptif, namun tetap selaras dengan nilai inti perusahaan.
•Meningkatkan investasi pada program leadership development berbasis budaya lokal dan global.
•Memperkuat pipeline internal dengan program rotasi global, mentoring, coaching, dan assessment berkala.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.
Re: silahkan memberikan komentar pada kasus berikut ini
by Aidha Chelsea Rizal -
Aidha Chelsea Rizal - 2421011038 - Kelompok 5
tanggapan saya mengenai studi kasus Unilever,
Secara keseluruhan, Unilever telah membangun sistem manajemen talenta yang terstruktur dan berorientasi pada nilai-nilai perusahaan. Namun, tantangan terbesar tetap pada menjaga keseimbangan antara standar global dan adaptasi lokal, mempercepat kesiapan talenta internal, serta memastikan bahwa pemimpin tidak hanya berkinerja baik secara bisnis tetapi juga membangun budaya yang inklusif dan berkelanjutan. Keberhasilan Unilever dalam mengelola talenta akan sangat bergantung pada kemampuan perusahaan untuk terus menyesuaikan strateginya dengan dinamika pasar dan perubahan generasi tenaga kerja. Intinya, Unilever sudah punya sistem talenta kuat, tapi di dunia yang terus berubah, adaptasi adalah kunci keberhasilan.
tanggapan saya mengenai studi kasus Unilever,
Secara keseluruhan, Unilever telah membangun sistem manajemen talenta yang terstruktur dan berorientasi pada nilai-nilai perusahaan. Namun, tantangan terbesar tetap pada menjaga keseimbangan antara standar global dan adaptasi lokal, mempercepat kesiapan talenta internal, serta memastikan bahwa pemimpin tidak hanya berkinerja baik secara bisnis tetapi juga membangun budaya yang inklusif dan berkelanjutan. Keberhasilan Unilever dalam mengelola talenta akan sangat bergantung pada kemampuan perusahaan untuk terus menyesuaikan strateginya dengan dinamika pasar dan perubahan generasi tenaga kerja. Intinya, Unilever sudah punya sistem talenta kuat, tapi di dunia yang terus berubah, adaptasi adalah kunci keberhasilan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.
Re: silahkan memberikan komentar pada kasus berikut ini
Aninda Agustia Andiani - 2421011018
Menurut saya, sesuai dengan studi kasusnya, tantangan yang dihadapi Unilever dalam memastikan ketersediaan pemimpin yang kompeten dan sejalan dengan nilai perusahaan di lebih dari 190 negara tapi bagaimana membangun pipeline talenta internal yang kuat dan konsisten di tengah berbagai budaya dan dinamika pasar.
Sehingga kedepannya, Unilever perlu fokus pada pengembangan talenta dari dalam melalui program yang terstruktur, Manfaatkan rotasi lintas negara dan fungsi
mentoring dan coaching global
Ini membuka perspektif baru dan membantu mereka menavigasi tantangan budaya. Mentor bisa berbagi pengalaman tentang bagaimana kepemimpinan atau pengambilan keputusan bekerja di konteks mereka. Hal ini menyelaraskan strategi manajemen talenta sepenuhnya dengan tujuan bisnis mereka. Ini akan memungkinkan mereka tidak hanya menghasilkan kinerja bisnis yang unggul, tetapi juga membangun pemimpin yang adaptif, tim yang kuat, dan menjaga budaya perusahaan yang kokoh.
Menurut saya, sesuai dengan studi kasusnya, tantangan yang dihadapi Unilever dalam memastikan ketersediaan pemimpin yang kompeten dan sejalan dengan nilai perusahaan di lebih dari 190 negara tapi bagaimana membangun pipeline talenta internal yang kuat dan konsisten di tengah berbagai budaya dan dinamika pasar.
Sehingga kedepannya, Unilever perlu fokus pada pengembangan talenta dari dalam melalui program yang terstruktur, Manfaatkan rotasi lintas negara dan fungsi
mentoring dan coaching global
Ini membuka perspektif baru dan membantu mereka menavigasi tantangan budaya. Mentor bisa berbagi pengalaman tentang bagaimana kepemimpinan atau pengambilan keputusan bekerja di konteks mereka. Hal ini menyelaraskan strategi manajemen talenta sepenuhnya dengan tujuan bisnis mereka. Ini akan memungkinkan mereka tidak hanya menghasilkan kinerja bisnis yang unggul, tetapi juga membangun pemimpin yang adaptif, tim yang kuat, dan menjaga budaya perusahaan yang kokoh.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.
Re: silahkan memberikan komentar pada kasus berikut ini
by Mega Widiyaningrum -
Mega Widiyaningrum - 2421011020 dari Kelompok 5
Solusi untuk Tantangan Manajemen Talenta Unilever Berdasarkan tantangan yang dihadapi Unilever dalam mengelola talenta global, berikut solusi strategis yang dapat diterapkan menurut kelompok kami yaitu:
Dengan cara Standardisasi dengan Fleksibilitas Lokal: cara ini Mengembangkan program kepemimpinan berbasis *Unilever Leadership Framework (ULF)* yang menyertakan modul pelatihan inti global, tetapi dilengkapi dengan penyesuaian budaya dan regulasi lokal. Contoh: menyisipkan studi kasus regional dalam pelatihan.
- Platform Digital untuk Pelatihan Global: Memanfaatkan *e-learning* dan *virtual collaboration tools* untuk memastikan keseragaman pemahaman nilai perusahaan dan kompetensi kepemimpinan di seluruh negara.
- Perluasan Program Pengembangan Talenta dengan cara Memperluas UFLP ke Level Menengah seperti Membuat program serupa *Unilever Future Leaders Programme* untuk level manajemen menengah, sehingga pipeline talenta tidak hanya fokus pada calon eksekutif.
- Rotasi Lintas Fungsi dan Negara: Memperbanyak kesempatan rotasi untuk membangun pemimpin yang memahami operasi global secara holistik.
- Succession Planning Proaktif: Menggunakan analitik prediktif untuk mengidentifikasi *high-potential employees* (HiPo) sejak dini dan memetakan jalur karier mereka ke posisi strategis.
- Memperkuat Kolaborasi dan Mentoring: Mentorship Lintas Generasi Membentuk program mentoring yang menghubungkan eksekutif senior dengan talenta muda untuk transfer pengetahuan dan nilai perusahaan.
- Komunitas Belajar Internal: Membangun forum diskusi atau *knowledge-sharing platform* tempat pemimpin berbagi praktik terbaik dan tantangan lintas negara.
Kesimpulannya : Solusi ini tidak hanya mengatasi tantangan saat ini tetapi juga membangun fondasi untuk keberlanjutan bisnis Unilever. Dengan menggabungkan pendekatan berbasis data, pengembangan holistik, dan integrasi budaya, Unilever dapat mempertahankan posisinya sebagai pemimpin global yang unggul dalam manajemen talenta.
Solusi untuk Tantangan Manajemen Talenta Unilever Berdasarkan tantangan yang dihadapi Unilever dalam mengelola talenta global, berikut solusi strategis yang dapat diterapkan menurut kelompok kami yaitu:
Dengan cara Standardisasi dengan Fleksibilitas Lokal: cara ini Mengembangkan program kepemimpinan berbasis *Unilever Leadership Framework (ULF)* yang menyertakan modul pelatihan inti global, tetapi dilengkapi dengan penyesuaian budaya dan regulasi lokal. Contoh: menyisipkan studi kasus regional dalam pelatihan.
- Platform Digital untuk Pelatihan Global: Memanfaatkan *e-learning* dan *virtual collaboration tools* untuk memastikan keseragaman pemahaman nilai perusahaan dan kompetensi kepemimpinan di seluruh negara.
- Perluasan Program Pengembangan Talenta dengan cara Memperluas UFLP ke Level Menengah seperti Membuat program serupa *Unilever Future Leaders Programme* untuk level manajemen menengah, sehingga pipeline talenta tidak hanya fokus pada calon eksekutif.
- Rotasi Lintas Fungsi dan Negara: Memperbanyak kesempatan rotasi untuk membangun pemimpin yang memahami operasi global secara holistik.
- Succession Planning Proaktif: Menggunakan analitik prediktif untuk mengidentifikasi *high-potential employees* (HiPo) sejak dini dan memetakan jalur karier mereka ke posisi strategis.
- Memperkuat Kolaborasi dan Mentoring: Mentorship Lintas Generasi Membentuk program mentoring yang menghubungkan eksekutif senior dengan talenta muda untuk transfer pengetahuan dan nilai perusahaan.
- Komunitas Belajar Internal: Membangun forum diskusi atau *knowledge-sharing platform* tempat pemimpin berbagi praktik terbaik dan tantangan lintas negara.
Kesimpulannya : Solusi ini tidak hanya mengatasi tantangan saat ini tetapi juga membangun fondasi untuk keberlanjutan bisnis Unilever. Dengan menggabungkan pendekatan berbasis data, pengembangan holistik, dan integrasi budaya, Unilever dapat mempertahankan posisinya sebagai pemimpin global yang unggul dalam manajemen talenta.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.
Re: silahkan memberikan komentar pada kasus berikut ini
Naufal ar rafi mursalin 2421011008
Menurut saya, Unilever sebagai perusahaan multinasional besar memang menghadapi tantangan yang cukup kompleks dalam mengelola talenta di berbagai negara. Mengingat Unilever beroperasi di lebih dari 100 negara dengan budaya dan kondisi yang berbeda-beda, menjaga konsistensi standar kepemimpinan tentu bukan perkara mudah. Hal ini menuntut perusahaan untuk tidak hanya mencari pemimpin yang kompeten, tetapi juga yang mampu beradaptasi dengan situasi dan dinamika lokal.
Saya melihat strategi Unilever yang menggunakan Unilever Leadership Framework sangat relevan dan efektif. Dengan fokus pada empat pilar utama seperti Growth Mindset, Customer Focus, Bias for Action, serta Accountability and Ownership, Unilever berhasil menempatkan kompetensi kepemimpinan sebagai dasar utama pengembangan talenta. Pendekatan ini menurut saya sangat penting agar pemimpin tidak hanya mampu menjalankan tugasnya secara teknis, tapi juga dapat menginspirasi dan memimpin tim dengan nilai-nilai yang selaras dengan budaya perusahaan.
Program pengembangan talenta seperti Unilever Future Leaders Programme (UFLP) juga menurut saya menjadi langkah strategis yang tepat. Melalui rotasi lintas fungsi dan negara serta pelatihan intensif, program ini memastikan bahwa talenta yang dikembangkan tidak hanya memiliki pengetahuan yang luas, tetapi juga pengalaman yang beragam. Ini sangat krusial untuk membentuk pipeline pemimpin masa depan yang siap menghadapi tantangan bisnis global yang dinamis.
Selain itu, saya mengapresiasi adanya coaching dan mentoring dari pemimpin senior dalam proses pengembangan talenta. Hal ini menunjukkan bahwa Unilever tidak hanya fokus pada hasil bisnis, tetapi juga pada pengembangan manusia secara berkelanjutan. Pendekatan ini menurut saya mencerminkan budaya perusahaan yang sehat dan berorientasi pada pertumbuhan individu serta tim secara bersama-sama.
Secara keseluruhan, menurut saya Unilever sudah menjalankan manajemen talenta dengan cara yang sistematis dan terstruktur. Meski tantangan pengelolaan talenta global sangat besar, strategi dan program yang dijalankan oleh Unilever sudah sangat baik dalam memastikan keberlanjutan bisnis sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Menurut saya, Unilever sebagai perusahaan multinasional besar memang menghadapi tantangan yang cukup kompleks dalam mengelola talenta di berbagai negara. Mengingat Unilever beroperasi di lebih dari 100 negara dengan budaya dan kondisi yang berbeda-beda, menjaga konsistensi standar kepemimpinan tentu bukan perkara mudah. Hal ini menuntut perusahaan untuk tidak hanya mencari pemimpin yang kompeten, tetapi juga yang mampu beradaptasi dengan situasi dan dinamika lokal.
Saya melihat strategi Unilever yang menggunakan Unilever Leadership Framework sangat relevan dan efektif. Dengan fokus pada empat pilar utama seperti Growth Mindset, Customer Focus, Bias for Action, serta Accountability and Ownership, Unilever berhasil menempatkan kompetensi kepemimpinan sebagai dasar utama pengembangan talenta. Pendekatan ini menurut saya sangat penting agar pemimpin tidak hanya mampu menjalankan tugasnya secara teknis, tapi juga dapat menginspirasi dan memimpin tim dengan nilai-nilai yang selaras dengan budaya perusahaan.
Program pengembangan talenta seperti Unilever Future Leaders Programme (UFLP) juga menurut saya menjadi langkah strategis yang tepat. Melalui rotasi lintas fungsi dan negara serta pelatihan intensif, program ini memastikan bahwa talenta yang dikembangkan tidak hanya memiliki pengetahuan yang luas, tetapi juga pengalaman yang beragam. Ini sangat krusial untuk membentuk pipeline pemimpin masa depan yang siap menghadapi tantangan bisnis global yang dinamis.
Selain itu, saya mengapresiasi adanya coaching dan mentoring dari pemimpin senior dalam proses pengembangan talenta. Hal ini menunjukkan bahwa Unilever tidak hanya fokus pada hasil bisnis, tetapi juga pada pengembangan manusia secara berkelanjutan. Pendekatan ini menurut saya mencerminkan budaya perusahaan yang sehat dan berorientasi pada pertumbuhan individu serta tim secara bersama-sama.
Secara keseluruhan, menurut saya Unilever sudah menjalankan manajemen talenta dengan cara yang sistematis dan terstruktur. Meski tantangan pengelolaan talenta global sangat besar, strategi dan program yang dijalankan oleh Unilever sudah sangat baik dalam memastikan keberlanjutan bisnis sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia.