Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by Novia Fitri Istiawati -
Number of replies: 28

Mahasiswa silakan diskusikan sesuai tema permasalahan yang saya sampaikan di forum diskusi online ini. Aktivitas diskusi online selalu saya pantau dan saya nilai. Jika diperlukan saya juga akan ikut berdiskusi untuk memberikan penguatan dan koreksi.

Bagaimana anda memandang interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial? Berikan alasan anda disertai sumber referensi!


In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034021 Fitria Agustina -
Nama: Fitria Agustina
Npm: 2313034021
Kelas: Pend- Geografi 2023 C
Mata Kuliah: Geografi Sosial

interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial

Interaksi manusia dengan lingkungan dalam ruang sosial merupakan fenomena yang saling bergantung dan memiliki dampak yang signifikan baik bagi manusia maupun lingkungan itu sendiri. Dalam kajian ekologi manusia, hubungan ini tidak hanya dilihat dari sudut pandang ekologis atau biologis semata, tetapi juga dari aspek sosial dan budaya yang membentuk cara manusia berinteraksi dengan alam. Dalam ruang sosial, interaksi ini dapat berupa perilaku manusia yang dipengaruhi oleh nilai, norma, serta kebijakan yang ada dalam masyarakat.
Salah satu teori yang relevan dalam memandang hubungan manusia dan lingkungan adalah teori ekologi manusia yang dikembangkan oleh sociologist Robert Park dan Ernest Burgess. Mereka mengemukakan bahwa manusia tidak hidup dalam ruang vakum, melainkan dalam hubungan dinamis dengan lingkungan fisiknya, yang mana pola perilaku manusia dibentuk oleh lingkungan sosial dan fisik tempat mereka tinggal (Goffman, 1959). Interaksi ini mempengaruhi cara mereka menggunakan sumber daya alam, mengelola ruang, dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Di Indonesia, kita dapat melihat contoh konkret dari interaksi manusia dan lingkungan dalam konteks ruang sosial melalui praktik pertanian tradisional yang menggabungkan kebudayaan dengan cara-cara konservasi alam. Sebagai contoh, sistem pertanian terasering di Bali (Subak) yang telah berkembang sejak abad ke-9 menunjukkan hubungan erat antara manusia, budaya, dan lingkungan. Subak tidak hanya berfungsi sebagai sistem irigasi yang efisien tetapi juga mencerminkan cara orang Bali mempertahankan keseimbangan ekologi melalui prinsip keharmonisan antara manusia dan alam. Di sini, kita melihat bahwa keputusan pertanian yang diambil oleh masyarakat Bali tidak hanya didorong oleh faktor ekonomi tetapi juga oleh nilai-nilai sosial dan spiritual yang mengatur pengelolaan air dan tanah secara berkelanjutan (Gibbons, 1990).
Namun, interaksi ini tidak selalu berjalan mulus. Di beberapa daerah Indonesia, terutama yang bergantung pada sumber daya alam untuk mata pencaharian seperti pertanian dan kehutanan, ada ketegangan antara kebutuhan manusia dan keberlanjutan lingkungan. Misalnya, di Kalimantan dan Sumatera, praktik pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian telah mengakibatkan kebakaran hutan besar yang berbahaya bagi kualitas udara dan kesehatan manusia. Fenomena ini menunjukkan bahwa perubahan pola konsumsi dan kebijakan yang kurang memperhatikan aspek keberlanjutan dapat menyebabkan kerusakan ekosistem yang pada gilirannya merugikan manusia itu sendiri.
Menurut salah satu ahli ekologi, David Harvey, dalam bukunya Social Justice and the City (1973), ruang sosial merupakan tempat di mana konflik antara kepentingan manusia dan lingkungan muncul. Terlebih lagi, perbedaan dalam akses terhadap sumber daya alam sering kali menciptakan ketimpangan sosial yang berujung pada ketidakadilan ekologis. Ketika orang kaya dapat mengakses sumber daya alam dengan cara yang tidak berkelanjutan, orang miskin yang bergantung pada lingkungan hidup sering kali menjadi korban, seperti yang terjadi pada masyarakat adat yang kehilangan akses atas tanah mereka akibat perubahan kebijakan atau eksploitasi lahan secara besar-besaran.
Alasan utama mengapa interaksi manusia dengan lingkungan dalam ruang sosial perlu diperhatikan adalah karena hubungan ini mempengaruhi keberlanjutan kehidupan baik untuk generasi sekarang maupun yang akan datang. Sebagai contoh, kebijakan penghijauan yang diterapkan di Desa Taman Sari, Yogyakarta, menunjukkan bagaimana masyarakat dapat mengelola lingkungan secara kolektif dan berkelanjutan. Melalui program penghijauan dan pengelolaan sampah berbasis masyarakat, mereka berhasil mengurangi pencemaran dan meningkatkan kualitas hidup. Ini menjadi contoh baik bagaimana ruang sosial dapat dioptimalkan untuk menciptakan keberlanjutan ekologis.

Kesimpulan: Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial tidak dapat dipisahkan. Manusia membentuk lingkungan melalui budaya dan nilai-nilai sosial, namun mereka juga dipengaruhi oleh lingkungan dalam cara mereka bertahan hidup. Untuk menciptakan keseimbangan yang berkelanjutan, penting untuk mempertimbangkan keadilan sosial dan keberlanjutan ekologi dalam setiap kebijakan atau tindakan yang diambil, seperti yang terlihat dalam praktik-praktik pertanian tradisional maupun inisiatif keberlanjutan di berbagai daerah di Indonesia.

referensi:
Gibbons, J. D. (1990). The Subak: The Bali’s Traditional Irrigation System. Journal of Southeast Asian Studies, 21(2), 45-62.
Jusuf, S., & Asmara, E. (2017). Kebakaran Hutan dan Dampaknya terhadap Kesehatan Masyarakat di Kalimantan dan Sumatera. Indonesian Journal of Environmental Health, 10(3), 128-134.
Wasson, R. J. (2010). The Social and Environmental Impacts of Human Settlements on the Global Ecosystem. International Journal of Environmental Science, 5(2), 250-263.
Gibson, C. (2012). Culture and Sustainability: Understanding the Role of Social and Cultural Systems in Environmental Sustainability. Sustainability Journal, 4(3), 431-444.
Harvey, D. (1973). Social Justice and the City. University of Georgia Press.
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034075 SINDI NURHASANAH -
Nama: Sindi Nurhasanah
Npm: 2313034075
Kelas: Geografi C

Saya memandang interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial sebagai hubungan timbal balik yang kompleks, di mana manusia tidak hanya memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi juga harus beradaptasi dan berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan tersebut. Hubungan ini dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, budaya, dan kondisi geografis yang ada di suatu wilayah.
Dalam geografi sosial ruang dibagi menjadi 3, yaitu ruang fisik, ruang wilayah, dan ruang sosial. Perlu kita ketahui bahwa ruang merupakan sebuah wadah atau tempat bagi manusia atau makhluk hidup lainnya untuk beraktivitas. Kaitannya dengan ruang sosial, ruang sosial merupakan tempat bagi manusia atau makhluk hidup lainnya untuk saling berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Interaksi ini dapat berupa pemanfaatan potensi lingkungan maupun interaksi antar sesama manusia. Interaksi antara manusia dan lingkungan yang sering kita jumpai adalah pemanfaatan lahan pertanian oleh masyarakat di daerah dataran rendah dan pada dasarnya interaksi ini saling berkaitan dan bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Oleh karena itu hubungan yang terjalin antara manusia dan lingkungan ini memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan, dengan kata lain bahwa interaksi yang terjalin ini juga akan berpengaruh terhadap proses adaptasi antara manusia dengan lingkungan di sekitarnya. Misalnya saja, penduduk di daerah pegunungan yang notabennya merupakan daerah yang sumber air bersihnya terbatas dibandingkan dengan daerah-daerah lain serta variasi vegetasinya yang lebih sedikit karena sifat tanahnya yang kurang subur membuat mereka terbatas juga dalam penggunaan lahan untuk kegiatan persawahan atau perkebunan dan kalau pun bisa, mungkin hanya beberapa jenis tumbuhan saja yang bisa ditanam, seperti jati, mahoni, dan tanaman-tanaman musiman lainnya. Namun kondisi lingkungan seperti itu tidak membuat mereka meninggalkan tempat tinggalnya tersebut yang bahkan sudah terjadi sejak mereka lahir, hal ini dapat terjadi karena antara para penduduk di daerah karst dengan lingkungan disekitarnya telah terjadi proses adaptasi yang sempurna sehingga mereka sudah terbiasa untuk hidup beriringan dengan lingkungan seperti itu dengan penuh rasa kenyamanan dan kebahagiaan.

Referensi
Haggett, P. (2001). Geography: A Global Synthesis. Pearson Education.

Knox, P., & Marston, S. (2016). Human Geography: Places and Regions in Global Context. Pearson.
In reply to 2313034075 SINDI NURHASANAH

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034078 Mesti Wandra Putri -
Nama: Mesti Wandra Putri
NPM: 2313034078
Kelas: C

Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial terjadi melalui pemanfaatan, pengaruh, dampak, serta adaptasi yang terus berkembang.

Manusia memanfaatkan lingkungan untuk pemukiman, ekonomi, dan transportasi. Pemukiman dibangun berdasarkan ketersediaan air, keamanan bencana, dan akses sumber daya. Sektor ekonomi bergantung pada tanah, air, dan mineral untuk pertanian, industri, serta perdagangan. Infrastruktur transportasi dirancang mengikuti kondisi geografis untuk mendukung mobilitas dan distribusi barang.

Lingkungan turut membentuk ruang sosial melalui topografi, iklim, bencana alam, dan sumber daya. Masyarakat di pegunungan cenderung memiliki pola sosial berbeda dengan masyarakat pesisir. Bencana seperti gempa dan banjir mengubah struktur sosial, menyebabkan migrasi dan adaptasi. Keberadaan sumber daya alam mempengaruhi tingkat kesejahteraan, ekonomi, serta hubungan sosial dalam masyarakat.

Referensi:
Sudariyanto, S. P. (2020). Interaksi Sosial. Alprin.

Muslim, A. (2013). Interaksi sosial dalam masyarakat multietnis. Jurnal diskursus islam, 1(3), 483-494.

Mulyadi, Y. Y., & Liauw, F. (2020). Wadah interaksi sosial. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 2(1), 37-44.
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034086 Nabila Aini -
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Sebelumnya izin memperkenalkan diri

Nama: Nabila Aini
NPM: 2313034086
Kelas: Geografi 23 C

izin berdiskusi


Pada dasarnya manusia memiliki banyak aktivitas dalam kehidupannya, mulai dari aktivitas dasar yang sangat penting hingga aktivitas yang sifatnya hanya sebagai pelengkap. Segala aktivitas- aktivitas tersebut dilakukan dalam sebuah ruang yang dinamakan tempat. Kita dapat menemukan tempat dengan segala fungsi aktivitasnya, seperti tempat makan yang berarti tempat untuk melakukan aktivitas makan, tempat bermain yang berarti tempat untuk melakukan aktivitas bermain, dan sebagainya. Demikian juga dengan ruang interaksi sosial, yaitu ruang yang digunakan untuk melakukan interaksi sosial oleh seseorang.
Interaksi sosial warga kampung kota dilakukan oleh para aktor dari berbagai aspek; pelaku, pengguna, aktivitas, waktu, dan lain-lain. Keterbatasan sarana di lingkungan permukiman kampung kota membuat para warga melakukan kegiatan mereka di mana saja yang dapat menampung kegiatan mereka, selagi ada kesempatan dan tempat; spontanitas terkadang menjadi hal yang dasar. Segala aktivitas interaksi sosial di kampung kota justru membuat kampung kota hidup dengan segala suasananya

Aktivitas interaksi sosial penghuni kampung kota ATM Tangerang pada siang hari tidak sebanyak seperti aktivitas interaksi sosial penghuni yang ditemukan pada pagi hari kerja. Pada waktu pengamatan yang dilakukan rentang waktu pukul 12.00 – 14.00, penghuni kampung kota ATM sebagian besar sedang berada di tempat bekerja atau di dalam rumah karena sedang istirahat. Namun terdapat beberapa penghuni yang melakukan aktivitas interaksi bersama penghuni lainnya, yaitu berbincang-bincang dengan tetangga sambil mengasuh anak-anak. Aktivitas tersebut dilakukan di depan rumah penghuni, yaitu teras atau di depan garasi dengan duduk-duduk di lantai setidaknya dalam durasi 15 – 45 menit.

Alasan dari saya yaitu:
Di kampung kota, kepadatan penduduk seringkali tinggi, dan ruang publik terbatas. Hal ini mendorong warga untuk memanfaatkan ruang-ruang yang tersedia secara fleksibel, termasuk ruang-ruang semi-publik seperti teras rumah atau depan garasi. Keterbatasan ini juga memicu kreativitas dalam berinteraksi, sehingga interaksi dapat terjadi secara spontan di sela-sela aktivitas sehari-hari.

Anggiani, M., & Ayudya, R. D. (2024). Karakteristik Spasial Ruang Interaksi Sosial Penghuni di Lingkungan Hunian Kampung Kota Tematik Tangerang. Langkau Betang: Jurnal Arsitektur, 11(1), 16-27. https://doi.org/10.26418/lantang.v11i1.69948
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034072 Putri Yunita -
Nama: Putri Yunita
NPM: 2313034072
Kelas: 2023 C
Mata Kuliah: Geografi Sosial

Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Manusia membentuk lingkungannya melalui norma, nilai, dan keputusan yang mereka buat, baik secara individu maupun kelompok. Di sisi lain, lingkungan juga memengaruhi cara manusia berpikir, berperilaku, dan beradaptasi. Cara manusia memahami dan berinteraksi dengan lingkungan dipengaruhi oleh latar belakang budaya, pengalaman, dan persepsi masing-masing individu. Ada pandangan yang menyatakan bahwa manusia sepenuhnya dipengaruhi oleh lingkungan (determinisme lingkungan), sementara pandangan lain menekankan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk mengubah lingkungannya (posibilisme lingkungan). Selain itu, konsep biofilia menjelaskan bahwa manusia secara alami memiliki kecenderungan untuk terhubung dengan alam, yang mendorong perilaku ramah lingkungan. Dalam ruang sosial, kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan antara aktivitas manusia dan kelestarian lingkungan menjadi hal yang krusial. Dengan memahami hubungan ini, manusia dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis, nyaman, dan berkelanjutan.

Referensi: Anisza Ratnasari, Yohanes Basuki Dwisusanto. (2024). Interaksi Manusia dan lingkungan dalam kajian Filosofi. Jurnal Ilmiah Penelitian. 197-206

Doi: https://doi.org/10.33510/marka.2024.7.2.195-208
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034070 Rensy Hidayah -
Nama: Rensy Hidayah
NPM: 2313034070
Kelas: Geografi 2023 C

interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial merupakan hubungan yang bersifat timbal balik dan kompleks. manusia tidak hanya membentuk lingkungannya, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat mereka hidup. Dalam ruang sosial, interaksi manusia dengan lingkungan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti budaya, norma, nilai sosial, dan proses kognitif individu dalam memahami lingkungan. Terdapat perbedaan perspektif dalam memahami hubungan ini, di antaranya determinisme lingkungan yang menyatakan bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungannya, serta posibilisme yang menekankan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk mengelola dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial tidak hanya didasarkan pada kebutuhan fungsional, tetapi juga melibatkan aspek psikologis dan emosional. Konsep biofilia, seperti yang dijelaskan dalam penelitian Ratnasari & Dwisusanto (2024, hlm. 204-205), menunjukkan bahwa manusia memiliki kecenderungan alami untuk terhubung dengan alam. Kecenderungan ini berperan dalam membentuk perilaku pro-lingkungan, di mana individu terdorong untuk menjaga keseimbangan ekosistem dalam ruang sosial mereka. Dengan demikian, hubungan antara manusia dan lingkungan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi atau sosial, tetapi juga oleh naluri dan keterikatan emosional terhadap alam yang membentuk kesadaran ekologis mereka.
Kesimpulannya, hubungan manusia dan lingkungan dalam ruang sosial merupakan interaksi yang tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga dipengaruhi oleh aspek kognitif, sosial, dan budaya. Dengan memahami hubungan ini secara filosofis, diharapkan masyarakat dapat mengembangkan perilaku yang lebih sadar lingkungan demi kesejahteraan sosial dan keberlanjutan lingkungan.
Alasan saya memilih jawaban tersebut adalah karena pendekatan yang digunakan dalam penelitian Ratnasari & Dwisusanto (2024) secara komprehensif menjelaskan hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan dalam ruang sosial. Jawaban ini mencerminkan bagaimana interaksi tersebut tidak hanya bersifat fisik tetapi juga dipengaruhi oleh aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang terus berkembang.
Sumber Refrensi
Ratnasari, A., & Dwisusanto, Y. (2024). Interaksi Manusia dan Lingkungan dalam Kajian Filosofis. MARKA (Media Arsitektur dan Kota): Jurnal Ilmiah Penelitian, 7(2), 195-208. DOI: 10.33510/marka.2024.7.2.195-208.
In reply to 2313034070 Rensy Hidayah

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034073 Ridho Harwanda -
Nama: Ridho Harwanda
NPM: 2313034073
Kelas: 2023 C

Menurut pandangan saya, interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial adalah hubungan timbal balik yang cukup kompleks di mana hal ini membentuk pola adaptasi, budaya, dan pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia. Pandangan saya ini didukung oleh konsep Determinisme Lingkungan dalam buku "Civilization and climate" yang ditulis oleh Ellsworth Huntington (1915) yang menyatakan bahwa kondisi geografis dan iklim suatu wilayah, mempengaruhi perkembangan sosial dan budaya manusia di wilayah tersebut. Saya ambil contoh daerah pesisir Tanggamus, kondisi ini mendorong masyarakat di daerah tersebut untuk memilih mata pencaharian sebagai nelayan ataupun petani garam sebab lingkungannya yang dekat dengan laut. Contoh tersebut membuktikan bahwa kondisi lingkungan dapat mempengaruhi kehidupan sosial manusia.

Sumber:
Hidayat Manarul, Tio Kurnia Priambodo (2023). Kajian Determinisme Lingkungan
terhadap Budaya Pangan di Indonesia. Semarang: Jurnal Ekologi, Masyarakat dan Sains (EMS).
https://doi.org/10.55448/ems
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034025 Nella Nurmala Kusuma -
Nama : Nella Nurmala Kusuma
Npm : 2313034025
Kelas : 2023 C
Mata Kuliah : Geografi Sosial

Menurut pandangan saya antara manusia dan lingkungan dalam ruang sosial bersifat saling memengaruhi, di mana lingkungan dapat membentuk pola perilaku manusia, sementara manusia juga dapat menyesuaikan serta mengubah lingkungannya. Konsep ekologi manusia yang dikemukakan oleh Park dan Burgess (1925) menunjukkan bahwa tata kota yang terencana dengan baik berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mempererat interaksi sosial. Sementara itu, teori determinisme lingkungan berpendapat bahwa kondisi lingkungan menentukan perilaku manusia, sedangkan possibilisme lingkungan, sebagaimana dijelaskan oleh Vidal de la Blache (1926), menegaskan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan memodifikasi lingkungannya sesuai kebutuhan. Selain itu, Habermas (1989) menekankan pentingnya ruang publik yang inklusif dalam membangun komunikasi dan solidaritas sosial. Oleh karena itu, perancangan ruang sosial yang optimal menjadi faktor kunci dalam menciptakan interaksi sosial yang harmonis dan berkelanjutan dalam masyarakat.


Referensi
Park, R. E., Burgess, E. W., & McKenzie, R. D. (1925). The City: Suggestions for the Investigation of Human Behavior in the Urban Environment. University of Chicago Press.
Vidal de la Blache, P. (1926). Principes de géographie humaine. Paris: Armand Colin.
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034084 Dini Rahayu -
Nama: Dini Rahayu
Npm: 2313034084
Kelas: 2023 C
Mata Kuliah: Geografi Sosial


Interaksi manusia dan lingkungan adalah hubungan yang kompleks dan dinamis, di mana manusia dan lingkungan saling mempengaruhi dan bergantung satu sama lain. aspek penting dari interaksi manusia dan lingkungan


Manusia memiliki kemampuan untuk mengubah kenampakan permukaan bumi dalam waktu yang relatif singkat. Pengaruh ini lebih kuat dibandingkan dengan kekuatan lingkungan alam, seperti geomorfologis dan klimatologis. Manusia dapat memperbaiki taraf hidupnya dan meningkatkan kualitas kehidupan, tetapi juga dapat menyebabkan bencana dan merusak tatanan kehidupan di bumi.

Manusia dan lingkungan membentuk sebuah ekosistem yang saling membutuhkan dan saling ketergantungan. Interaksi antara manusia dan sumber daya alam menghasilkan kondisi tertentu dalam ruang, yang menciptakan nuansa dan karakteristik spesifik dari lingkungan tersebut.

Dalam ekosistem lingkungan hidup, terdapat dua kelompok besar unsur: unsur manusia dan unsur biogeofisik. Unsur manusia berhubungan dengan sistem sosial budaya, sedangkan unsur biogeofisik berkaitan dengan sistem alam. Manusia memandang sistem biogeofisik sebagai sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan merasakan adanya hubungan fungsional antara kedua sistem ini.

Interaksi antara manusia dan lingkungan tidak terjadi secara kebetulan, melainkan merupakan hasil dari hubungan interdependensi yang membentuk keserasian dan keseimbangan tertentu. Proses ini menciptakan kondisi yang memungkinkan kehidupan berlangsung dengan baik.

Dengan memahami interaksi ini, pendekatan-pendekatan yang relevan dapat diterapkan untuk pengelolaan sumber daya alam. Manusia tidak hanya berperan sebagai aktor sosial, tetapi juga sebagai aktor ekologis yang bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan. Pemahaman yang mendalam tentang interaksi ini sangat penting untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan dan menjaga keseimbangan ekosistem.


Referensi : Sukarna, R. M. (2021). Interaksi manusia dan lingkungan dalam perspektif antroposentrisme, antropogeografi, dan ekosentrisme. Jurnal Hutan Tropika, 16(1), 83–100. https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JHT
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034077 Melinda Safitri -
NAMA: Melinda Safitri
NPM: 2313034077
KELAS: Pendidikan Geografi C
MATA KULIAH: Geografi Sosial

Interaksi manusia dengan lingkungan dalam ruang sosial
Interaksi antara manusia dan lingkungan dalam ruang sosial merupakan hubungan dinamis yang saling memengaruhi, di mana manusia membentuk ruang sosial melalui budaya, norma, dan teknologi, sementara lingkungan juga membentuk cara manusia beradaptasi dan berinteraksi. Dalam perspektif ekologi sosial yang dikemukakan oleh Bronfenbrenner (1979), individu tidak hidup dalam ruang yang terisolasi, tetapi berada dalam sistem lingkungan yang terdiri dari berbagai lapisan, seperti keluarga, komunitas, dan institusi sosial, yang semuanya saling berhubungan dan memengaruhi perkembangan individu. Selain itu, teori interaksi simbolik dari Mead (1934) menegaskan bahwa makna sosial diciptakan melalui komunikasi dan simbol, yang menunjukkan bahwa manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan berdasarkan pemahaman mereka terhadap norma dan ekspektasi sosial. Sementara itu, dalam teori ruang dan perilaku, Edward T. Hall (1966) menjelaskan bahwa manusia memiliki persepsi yang berbeda terhadap ruang berdasarkan budaya dan hubungan sosialnya, misalnya dalam menentukan jarak pribadi dan ruang publik. Faktor geografis dan lingkungan fisik juga turut berperan dalam membentuk interaksi sosial, seperti yang dijelaskan dalam teori determinisme lingkungan oleh Montesquieu (1748), yang menyatakan bahwa kondisi lingkungan seperti iklim dan topografi dapat memengaruhi cara hidup serta pola interaksi sosial suatu masyarakat. Dengan demikian, interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial adalah proses kompleks yang melibatkan berbagai faktor sosial, budaya, dan fisik yang terus berubah seiring perkembangan zaman.

Dalam geografi sosial ruang dibagi menjadi 3, yaitu ruang fisik, ruang wilayah, dan ruang sosial. Perlu kita ketahui bahwa ruang merupakan sebuah wadah atau tempat bagi manusia atau makhluk hidup lainnya untuk beraktivitas. Kaitannya dengan ruang sosial, Ruang sosial merupakan tempat bagi manusia atau makhluk hidup lainnya untuk saling berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Interaksi ini dapat berupa pemanfaatan potensi lingkungan maupun interaksi antar sesama manusia. Interaksi antara manusia dan lingkungan yang sering kita jumpai adalah pemanfaatan lahan pertanian oleh masyarakat di daerah dataran rendah dan pada dasarnya interaksi ini saling berkaitan dan bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Oleh karena itu hubungan yang terjalin antara manusia dan lingkungan ini memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan, dengan kata lain bahwa interaksi yang terjalin ini juga akan berpengaruh terhadap proses adaptasi antara manusia dengan lingkungan di sekitarnya. Misalnya saja, penduduk di daerah pegunungan karst yang notabennya merupakan daerah yang sumber air bersihnya terbatas dibandingkan dengan daerah-daerah lain serta variasi vegetasinya yang lebih sedikit karena sifat tanahnya yang kurang subur membuat mereka terbatas juga dalam penggunaan lahan di sana untuk kegiatan persawahan atau perkebunan dan kalau pun bisa, mungkin hanya beberapa jenis tumbuhan saja yang bisa ditanam, seperti jati, mahoni, dan tanaman-tanaman musiman lainnya. Namun kondisi lingkungan seperti itu tidak membuat mereka meninggalkan tempat tinggalnya tersebut yang bahkan sudah terjadi sejak mereka lahir, hal ini dapat terjadi karena antara para penduduk di daerah karst dengan lingkungan disekitarnya telah terjadi proses adaptasi yang sempurna sehingga mereka sudah terbiasa untuk hidup beriringan dengan lingkungan seperti itu dengan penuh rasa kenyamanan dan kebahagiaan. Fenomena seperti inilah yang bisa dikatakan sebagai "geografi kebahagiaan".

Referensi:
- Bronfenbrenner, U. (1979). The Ecology of Human Development. Harvard University Press.
- Mead, G. H. (1934). Mind, Self, and Society. University of Chicago Press.
- Hall, E. T. (1966). *The Hidden Dimension. Doubleday.
- Montesquieu, C. (1748). The Spirit of Laws.
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034076 UMRO ATUL KHASANAH -
Nama: Umro atul Khasanah
NPM: 2313034076
Kelas:Geografi 2023 C

Dalam geografi sosial, ruang dibagi menjadi tiga: ruang fisik, ruang region, dan ruang sosial. Ruang adalah tempat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya untuk beraktivitas. Ruang sosial menjadi wadah interaksi antara manusia atau makhluk hidup dengan lingkungannya, baik melalui pemanfaatan potensi lingkungan maupun interaksi sesama manusia. Contohnya, masyarakat pesisir berinteraksi dengan laut dengan menangkap ikan, membudidayakannya, dan mengolah hasil laut. Interaksi ini menciptakan hubungan harmonis, di mana masyarakat menghargai dan menjaga kelestarian sumber daya laut. Tradisi dan budaya lokal, seperti festival hasil tangkapan atau ritual untuk dewa laut, mempererat ikatan sosial dan meningkatkan kebahagiaan serta identitas masyarakat. Adaptasi terhadap perubahan lingkungan, seperti perubahan iklim, juga terlihat melalui pengembangan teknik penangkapan ikan berkelanjutan dan inovasi pengolahan hasil laut. Hubungan yang terjalin antara manusia dan lingkungan sangat penting, memengaruhi proses adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Kondisi lingkungan yang menantang tidak membuat masyarakat meninggalkan tempat tinggalnya karena adaptasi yang sempurna telah menciptakan kenyamanan dan kebahagiaan dalam hidup berdampingan dengan lingkungan tersebut. Fenomena inilah yang disebut sebagai "happiness geography".
Sumber :
Efrosiani Bahagia,’’ INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN OESAPA’’ jurnal ilmiah bahari, Oktober 2023, Vollume 4 Nomor 2 Hal : 69-74
Fanesa Fargomeli,’’ INTERAKSI KELOMPOK NELAYAN DALAM MENINGKATKAN TARAF HIDUP DI DESA TEWIL KECAMATAN SANGAJI KABUPATEN MABA HALMAHERA TIMUR’’ Journal “Acta Diurna” Volume III. No.3. Tahun 2014
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034080 ANI HERAWATI -
Nama: Ani Herawati
NPM: 2313034080
Kelas: 2023 C

Sebagai seorang mahasiswa, saya memandang interaksi antara manusia dan lingkungan dalam ruang sosial sebagai hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Manusia memanfaatkan lingkungan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti pangan, papan, dan energi. Namun, dalam proses tersebut, manusia juga menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan dengan melakukan upaya pelestarian alam, seperti daur ulang sampah dan penghijauan hutan, guna memastikan kelestarian lingkungan bagi generasi mendatang.

Selain itu, interaksi manusia dengan lingkungan sosial budaya juga memainkan peran penting dalam pembentukan identitas dan pola perilaku individu. Lingkungan sosial budaya mencakup aspek-aspek seperti adat istiadat, norma, dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Melalui interaksi sosial, individu belajar dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya, sehingga tercipta keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.

Referensi:
Puspita, I., & Kurniawan, A. (2016). Pengaruh perilaku masyarakat kawasan bantaran sungai terhadap penurunan kualitas air Sungai Karang Anyar Kota Tarakan. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 23(2), 251-258.
Wuisang, C. (2016). Interaksi manusia dan lanskap: Perilaku user di ruang publik (Studi kasus: Taman Lingkungan Perumahan Bogor Baru). Jurnal Arsitektur, 4(2), 85-94.
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034079 Isna Eni -
Nama: Isna Eni
NPM: 2313034079
Kelas: Geografi 2023 c
Mata kuliah: Geografi Sosial

Interaksi yang terjadi antara manusia dengan lingkungan alam dapat dilihat sebagai hubungan antara kualitas kependudukan dengan kualitas lingkungan, dan dapat dipahami lebih baik dengan menjadikan tindakantindakan manusia dan akibat lingkungan yang ditimbulkan sebagai pokok kajian dan penjelasannya (Tjitrajaya dan Vayda, 1990).
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari alam, manusia setiap tahap dalam kehidupannya dikuasai oleh fenomena dan hukum alam. Sebaliknya prilaku manusia juga mampu mempengaruhi lingkungan alam. Manusia dan lingkungan selalu saling berhubungan dan saling pengaruh mempengaruhi karena menempati suatu ruang (space) yang sama, yang berubah dan berkembang dari waktu ke waktu, dari bagian ruang yang satu ke bagian ruang yang lain yang menghasilkan bentuk kehidupan tetentu.
Ruang interaksi sosial terjadi ketika ada aktivitas interaksi sosial yang terjadi, karena pada dasarnya sebuah ruang akan terjadi apabila ada fungsi sebuah aktivitas (Hantono et al., 2018). Ruang interaksi sosial bisa kita temukan dengan mudahnya di sekeliling tempat kita tinggal, mulai dari ruang yang direncanakan dan tidak direncanakan.
Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial merupakan hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan sekitarnya dalam konteks kehidupan sosial. Hubungan ini bersifat dinamis dan saling memengaruhi, di mana manusia dapat mengubah lingkungan dan lingkungan juga membentuk perilaku manusia.
Interaksi yang terjadi antara manusia dan lingkungan alamnya (interaksi sosio-biogeofisik menurut istilah Otto Sumarwoto) mempunyai pola dan kecenderungan yang berbeda-beda, dan tergantung dari besar pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh masing-masing komponen tersebut. Pengaruh yang ditimbulkan hasil interaksi tersebut lebih cenderung kearah budaya manusianya, walaupun diikuti juga oleh perubahan dalam arti fisik. Kecenderungan pertama dapat terjadi apabila budaya manusia dengan segala kepandaiannya mampu memberikan pengaruh yang kuat terhadap lingkungannya, sehingga memunculkan manusia sebagai aktor yang paling berperan dalam menentukan baik buruknya kondisi lingkungan tersebut. Kecenderungan kedua adalah apabila lingkungan dengan segala kondisinya mampu memberikan pengaruh yang kuat terhadap budaya manusia, sehingga manusia begitu sangat bergantung dengan kondisi lingkungannya, segala upaya dilakukan hanya untuk mempertahankan kondisi lingkungan dari pengaruh yang berasal dari luar. Kecenderungan ketiga adalah apabila budaya manusia dan lingkungan mampu secara mutualistik berkembang searah dengan tingkat pengaruh antara keduanya yang berjalan secara seimbang, sehingga nampak keseimbangan interaksi antara manusia dan lingkungannya. Kelompok pertama dapat dikategorikan menganut paham antroposentrisme atau posibilisme, kelompok kedua dengan paham antropogeografi atau determinisme dan kelompok ketiga dengan paham biosentrisme dan ekosentrisme.
Ruang merupakan sebuah wadah atau tempat bagi manusia atau makhluk hidup lainnya untuk beraktivitas. Kaitannya dengan ruang sosial, Ruang sosial merupakan tempat bagi manusia atau makhluk hidup lainnya untuk saling berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Interaksi ini dapat berupa pemanfaatan potensi lingkungan maupun interaksi antar sesama manusia.Contoh interaksi antara manusia dan lingkungan yang sering kita jumpai adalah pemanfaatan lahan pertanian oleh masyarakat di daerah dataran rendah dan pada dasarnya interaksi ini saling berkaitan dan bertujuan untuk menunjang kelangsungan hidup mereka. Interaksi yang telah terjalin ini juga akan berpengaruh terhadap proses adaptasi antara manusia dengan lingkungan di sekitarnya. Contoh ini merupakan technical learning yg dicetuskan Hubermas, bagaimana beinteraksi baik antara manusia dengan lingkungan, menghargai lingkungan alam sebagai bagian hidup menuju kenyamanan.

Sumber:
Anggiani, M., & Ayudya, R. D. (2024). KARAKTERISTIK SPASIAL RUANG INTERAKSI SOSIAL PENGHUNI di LINGKUNGAN HUNIAN KAMPUNG KOTA TEMATIK TANGERANG. LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR, 11(1), 16. https://doi.org/10.26418/lantang.v11i1.69948

Mas, R., Dosen, S., Kehutanan, J., Pertanian, F., Palangka, U., Yos, R. J., Kampus, S., Raya, P., & Tengah, P. K. (2021). INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF ANTROPOSENTRISME, ANTROPOGEOGRAFI DAN EKOSENTRISME (Human and Environment Interactive in the Perspective of Antroposentrism, Antropogeography and Ecocentrism) (Vol. 16, Issue 1). https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JHT
In reply to 2313034079 Isna Eni

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034081 Aura Aulia Armi -
Nama : Aura Aulia Armi
NPM : 2313034081
Kelas : Geografi 2023 C
Mata Kuliah : Geografi Sosial


Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial merupakan hubungan yang saling mempengaruhi, di mana manusia beradaptasi dengan lingkungannya sekaligus membentuk dan mengubahnya sesuai dengan kebutuhan sosial, ekonomi, dan budaya. Ruang sosial tidak hanya terbentuk secara fisik, tetapi juga melalui konstruksi sosial yang melibatkan relasi kekuasaan, interaksi ekonomi, dan praktik budaya.

Dalam perspektif determinisme lingkungan, kondisi geografis dan ekologis dianggap sebagai faktor utama yang menentukan pola kehidupan sosial. Jared Diamond dalam Guns, Germs, and Steel (1997) menjelaskan bagaimana faktor lingkungan, seperti iklim dan sumber daya alam, memainkan peran besar dalam membentuk peradaban manusia. Namun, teori possibilisme lingkungan yang dikembangkan oleh Paul Vidal de la Blache menekankan bahwa manusia memiliki kebebasan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Artinya, meskipun lingkungan menyediakan batasan tertentu, manusia dapat mengembangkan teknologi dan strategi adaptasi untuk mengatasi keterbatasan tersebut.

Pendekatan ekologi manusia juga menawarkan perspektif penting dalam memahami interaksi ini. Ernest W. Burgess (1925) mengembangkan Concentric Zone Model, yang menunjukkan bagaimana ruang sosial dalam kota terbentuk berdasarkan faktor ekonomi dan interaksi sosial. Model ini menekankan bahwa lingkungan perkotaan berkembang secara dinamis akibat persaingan dan adaptasi masyarakat dalam ruang yang terbatas. Selain itu, Henri Lefebvre dalam The Production of Space. (1974) berpendapat bahwa ruang sosial tidak hanya terbentuk dari aspek fisik, tetapi juga dari praktik sosial yang mencerminkan dinamika politik, ekonomi, dan budaya suatu masyarakat.

Keseluruhan teori ini menunjukkan bahwa hubungan manusia dan lingkungan dalam ruang sosial bersifat kompleks dan dinamis. Pemahaman terhadap interaksi ini penting dalam perencanaan tata ruang, pelestarian lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan. Dengan memahami bagaimana manusia beradaptasi dan mengubah lingkungannya, kita dapat merancang kebijakan yang lebih responsif terhadap tantangan sosial dan ekologis di masa depan.

Referensi:
Burgess, E. W. (1925). The Growth of the City: An Introduction to a Research Project. The University of Chicago Press.
Diamond, J. (1997). Guns, Germs, and Steel: The Fates of Human Societies. W. W. Norton & Company.
Lefebvre, H. (1974). The Production of Space. Blackwell.
Vidal de la Blache, P. (1926). Principes de Géographie Humaine. Paris: Armand Colin.
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034020 Made Septiana -
Nama: Made Septiana
NPM: 2313034020
Kelas: 2023C

Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial merupakan hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan tempat mereka tinggal dan beraktivitas. Manusia memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara lingkungan dapat berubah akibat aktivitas manusia. Dalam ruang sosial, interaksi ini dapat berupa adaptasi terhadap lingkungan, pemanfaatan sumber daya alam, serta dampak sosial yang timbul akibat perubahan lingkungan. Misalnya, di wilayah perkotaan, urbanisasi menyebabkan perubahan lanskap alam menjadi lingkungan buatan yang dipenuhi infrastruktur, sedangkan di pedesaan, masyarakat lebih bergantung pada sumber daya alam untuk pertanian dan perikanan. Menurut Soemarwoto (2001), manusia merupakan bagian dari ekosistem yang berperan dalam menjaga keseimbangan lingkungan agar tetap dapat mendukung kehidupan sosial. Selain itu, penelitian dari Martono (2010) menunjukkan bahwa perubahan lingkungan akibat aktivitas manusia, seperti deforestasi dan pencemaran, dapat mempengaruhi kesejahteraan sosial dengan meningkatkan risiko bencana alam dan krisis kesehatan. Oleh karena itu, interaksi antara manusia dan lingkungan dalam ruang sosial harus dikelola dengan bijak guna mencapai keberlanjutan bagi generasi mendatang.

Referensi:
Soemarwoto, O. (2001). Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.

Martono, N. (2010). Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta: Rajawali Pers.
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034074 AZZAHRA HAFIDO -
Nama : Azzahra Hafido
Npm : 2313034074
Mata kuliah : Geografi Sosial
Dosen pengampu : Dr. Novia Fitri Istiawati, M. Pd

Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial merupakan sebuah tema yang menyentuh berbagai aspek kehidupan, mulai dari bagaimana individu beradaptasi dengan lingkungan sekitar hingga bagaimana lingkungan mempengaruhi dinamika sosial. Saya memandang interaksi ini sebagai suatu hubungan yang saling mempengaruhi, di mana manusia tidak hanya berperan sebagai pengamat, tetapi juga sebagai partisipan aktif dalam membentuk ruang sosial. Dalam konteks ini, ruang sosial dapat dipahami sebagai tempat di mana individu berinteraksi, berkomunikasi, dan berkolaborasi. Menurut Lefebvre (1991), ruang sosial adalah produk dari interaksi sosial dan memiliki pengaruh yang mendalam terhadap perilaku manusia.

Salah satu alasan saya berpandangan demikian adalah karena lingkungan fisik serta budaya mempengaruhi cara individu berinteraksi. Misalnya, keberadaan ruang terbuka hijau di perkotaan dapat mendorong interaksi sosial yang lebih baik. Penelitian oleh Kuo dkk . (1998) menunjukkan bahwa keberadaan taman membuat orang lebih cenderung berinteraksi dan terlibat dalam aktivitas komunitas, yang pada pasangannya dapat membangun rasa kebersamaan dan solidaritas di antara para penghuniversitas. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan tidak hanya sebagai latar belakang, tetapi sebagai elemen yang aktif dalam membentuk jaringan sosial.

Di sisi lain, interaksi manusia juga berdampak pada bagaimana kita merawat dan memanfaatkan lingkungan. Pemahaman tentang keinginan dan tanggung jawab ekologis semakin penting dalam ruang sosial kita . Sebuah studi oleh Chawla (1999) mengungkapkan bahwa ketika individu merasa memiliki ikatan emosional dengan lingkungan, mereka cenderung lebih peduli dan berupaya menjaga kelestariannya. Dengan pemahaman ini, kita dapat melihat bahwa interaksi manusia dan lingkungan lebih dari sekedar hubungan fungsional ia juga mencerminkan nilai, identitas, dan kepedulian kita terhadap dunia di sekitar.

Referensi :
1. Lefebvre, H. (1991). Produksi Ruang Angkasa. Penerbitan Blackwell.
2. Kuo, FE, Sullivan, WC, Coley, RL, & Brunson, L. (1998). Lahan Subur bagi Komunitas: Ruang Bersama di Lingkungan Dalam Kota. Jurnal Penelitian Arsitektur dan Perencanaan.
3. Chawla, L. (1999). Tumbuh di Dunia yang Semakin Urban. Program Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa.
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034087 Devita Fauzyyah -
Nama : Devita Fauzyyah
Npm : 2313034087
Kelas : Pend- Geografi 2023 C
Mata Kuliah : Geografi Sosial
Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial merupakan suatu hubungan yang kompleks dan dinamis, di mana manusia berinteraksi tidak hanya dengan sesama individu tetapi juga dengan elemen-elemen lingkungan di sekitarnya. Hal ini mencakup interaksi dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya yang membentuk kehidupan sehari-hari.
Konsep Interaksi Manusia dan Lingkungan
Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan antar individu atau kelompok yang saling mempengaruhi dan membentuk pola perilaku. Dalam konteks ini, manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi untuk memenuhi kebutuhan dasar dan membangun relasi. Interaksi ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti komunikasi, kolaborasi, dan partisipasi dalam kegiatan sosial34.
Lingkungan Sebagai Konteks
Lingkungan hidup terdiri dari berbagai unsur, baik biotik (makhluk hidup) maupun abiotik (elemen tidak hidup), yang saling berinteraksi. Kualitas lingkungan sangat mempengaruhi kesejahteraan manusia. Misalnya, keberadaan ruang publik seperti taman dan balai warga dapat mendukung interaksi sosial yang positif12. Di sisi lain, kerusakan lingkungan dapat mengganggu hubungan sosial dan menyebabkan konflik.
Pengaruh Lingkungan terhadap Interaksi Sosial
Ruang Interaksi Sosial
Ruang di mana interaksi sosial terjadi memiliki karakteristik tertentu yang dipengaruhi oleh budaya dan tata ruang. Ruang tersebut bisa berupa tempat yang dirancang khusus untuk interaksi, seperti taman atau pusat komunitas, maupun ruang yang tidak dirancang secara khusus namun tetap digunakan untuk berinteraksi, seperti jalanan atau kafe.
Dinamika Sosial
Dinamika dalam interaksi manusia dengan lingkungan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti identifikasi, imitasi, dan sugesti. Misalnya, dalam suatu komunitas, norma-norma sosial yang berlaku akan mempengaruhi cara individu berinteraksi satu sama lain.
Alasan
Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial sangat penting karena menciptakan hubungan yang saling memengaruhi antara individu dan elemen lingkungan di sekitarnya. Interaksi sosial memungkinkan manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar dan membangun relasi, yang esensial bagi kehidupan sehari-hari. Kualitas lingkungan, baik biotik maupun abiotik, berperan besar dalam kesejahteraan manusia; misalnya, ruang publik seperti taman dapat meningkatkan interaksi sosial yang positif, sementara kerusakan lingkungan dapat menyebabkan konflik. Selain itu, karakteristik ruang interaksi yang dipengaruhi oleh budaya dan tata ruang memengaruhi perilaku individu. Dinamika sosial dalam komunitas, yang dipengaruhi oleh norma-norma dan faktor sosial lainnya, juga berkontribusi pada cara orang berinteraksi. Dengan memahami semua ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan sosial dan harmonisasi antar individu.
Referensi:
Anggiani, M., & Ayudya, R. D. KARAKTERISTIK SPASIAL RUANG INTERAKSI SOSIAL PENGHUNI di LINGKUNGAN HUNIAN KAMPUNG KOTA TEMATIK TANGERANG. LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR, 11(1), 16-27.
Fahri, L. M., & Qusyairi, L. A. H. (2019). Interaksi sosial dalam proses pembelajaran. Palapa, 7(1), 149-166.
Kahfi, A. (2015). Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jurisprudentie: Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum, 2(2), 41-52.
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034023 Hanin Afifah Zikra -
Nama: Hanin Afifah Zikra
NPM: 2313034023

Menurut saya, interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial sangat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Lingkungan yang nyaman dan tertata baik bisa membuat orang lebih mudah berinteraksi dan membangun hubungan sosial. Misalnya, jika ada taman atau tempat duduk di ruang publik, orang akan lebih sering berkumpul dan berbincang satu sama lain. Penelitian oleh Anggraini (2021) menunjukkan bahwa elemen-elemen seperti dinding, pagar, dan tanaman di permukiman kampung bukan hanya sebagai pembatas, tetapi juga menjadi tempat untuk bersosialisasi. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan fisik berperan penting dalam membentuk pola interaksi masyarakat.

Selain faktor fisik, menurut saya, budaya dan kesadaran lingkungan juga sangat berpengaruh dalam ruang sosial. Di beberapa daerah, masyarakat masih menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan gotong royong, sehingga ruang sosial seperti balai desa atau lapangan sering digunakan untuk kegiatan bersama. Sukarna (2021) menjelaskan bahwa manusia tidak hanya menggunakan lingkungan, tetapi juga harus menjaganya agar tetap nyaman dan berkelanjutan. Contohnya, di komunitas adat, ruang sosial biasanya dirancang agar tetap selaras dengan alam, seperti mempertahankan pepohonan sebagai tempat berteduh. Ini menunjukkan bahwa ruang sosial bukan hanya tempat berkumpul, tetapi juga bagian dari identitas budaya dan bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Referensi:
- Anggraini, T. D. (2021). Peran elemen fisik dalam membentuk ruang sosial di hunian kampung. Jurnal Arsitektur Tesa Arsitektur, 19(2).
- Sukarna, S. (2021). Perspektif ekosentrisme dalam interaksi manusia dan lingkungan. Jurnal Humaniora & Teknologi, 10(2).
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034082 Mutik Atul Khamidah -
Nama: Mutik Atul Khamidah
Npm: 2313034082
Kelas: Pend- Geografi 2023 C
Mata Kuliah: Geografi Sosial

Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial merupakan topik yang menarik. Berikut adalah pandangan saya tentang interaksi tersebut:

Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial dapat dipahami sebagai proses timbal balik antara individu atau kelompok dengan lingkungan sosial dan fisik mereka. Interaksi ini dapat mempengaruhi perilaku, sikap, dan nilai-nilai individu, serta dapat membentuk struktur sosial dan lingkungan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial adalah:

1. Kultur: Kultur dapat mempengaruhi perilaku dan sikap individu terhadap lingkungan. (Sumber: Geertz, 1973)
2. Struktur Sosial: Struktur sosial, seperti kelas sosial dan institusi, dapat mempengaruhi interaksi individu dengan lingkungan. (Sumber: Bourdieu, 1986)
3. Lingkungan Fisik: Lingkungan fisik, seperti arsitektur dan desain kota, dapat mempengaruhi perilaku dan interaksi individu. (Sumber: Lynch, 1960)

Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial dapat memiliki dampak yang signifikan, baik positif maupun negatif. Beberapa contoh dampak tersebut adalah:

1. Perubahan Perilaku: Interaksi dengan lingkungan dapat mempengaruhi perilaku individu, seperti perubahan dalam pola konsumsi atau transportasi. (Sumber: Ajzen, 1991)
2. Pembentukan Identitas: Interaksi dengan lingkungan dapat membentuk identitas individu, seperti identitas tempat atau komunitas. (Sumber: Giddens, 1991)
3. Kerusakan Lingkungan: Interaksi yang tidak berkelanjutan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti polusi atau perubahan iklim. (Sumber: IPCC, 2013)

Referensi
Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50(2), 179-211.

Bourdieu, P. (1986). The forms of capital. In J. G. Richardson (Ed.), Handbook of theory and research for the sociology of education (pp. 241-258). Greenwood Press.

Geertz, C. (1973). The interpretation of cultures. Basic Books.

Giddens, A. (1991). Modernity and self-identity: Self and society in the late modern age. Polity Press.

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). (2013). Climate change 2013: The physical science basis. Cambridge University Press.

Lynch, K. (1960). The image of the city. MIT Press.
In reply to 2313034082 Mutik Atul Khamidah

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2353034002 Gita Asmara Dewantoro -
NAMA : Gita Asmara Dewantoro
NPM : 2353034002
KELAS : 2023 C


Interaksi antara manusia dan lingkungan dalam ruang sosial merupakan hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Manusia tidak hanya membentuk lingkungan sosial melalui norma, budaya, dan teknologi, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik dan sosial di sekitarnya.

Dalam perspektif ekologi manusia, Bronfenbrenner (1979) menjelaskan bahwa individu berkembang dalam sistem lingkungan yang kompleks, mulai dari lingkungan terdekat (keluarga, teman) hingga sistem yang lebih luas (kebijakan, budaya). Lingkungan sosial memengaruhi pola interaksi manusia, baik dalam skala kecil seperti keluarga dan komunitas, maupun dalam skala besar seperti kota dan negara.

Selain itu, teori determinisme lingkungan oleh Ellsworth Huntington (1924) berpendapat bahwa lingkungan fisik, seperti iklim dan sumber daya alam, memiliki peran dalam membentuk karakter sosial dan ekonomi suatu masyarakat. Sebaliknya, pendekatan possibilisme oleh Paul Vidal de la Blache (1926) menekankan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mengubahnya sesuai kebutuhan.

Dalam era modern, konsep keberlanjutan juga menjadi aspek penting dalam interaksi ini. Menurut Sachs (2015), pembangunan sosial dan ekonomi harus memperhitungkan dampaknya terhadap lingkungan agar tercipta keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian ekosistem. Oleh karena itu, interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial merupakan proses dinamis yang terus berkembang seiring dengan perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi.

Referensi:

Bronfenbrenner, U. (1979). The Ecology of Human Development. Harvard University Press.

Arief Budiman: Dalam bukunya "Teori Pembangunan Dunia Ketiga" (1995), Budiman membahas bagaimana pembangunan dan urbanisasi memengaruhi struktur sosial masyarakat, termasuk perubahan dalam pola interaksi dan mobilitas sosial.

Kearifan Lokal di Indonesia: Konsep-konsep seperti "Tri Hita Karana" di Bali dan "Sasi" di Maluku menunjukkan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan aspek spiritual, mencerminkan bagaimana ruang sosial diatur oleh norma adat dan budaya.
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034019 Della Muslianti -
Nama : Della Muslianti
NPM : 2313034019
Kelas : 2023 C

Menurut Pandangan Saya, Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial adalah sebuah narasi yang kompleks dan berkelanjutan, di mana manusia dan alam saling memengaruhi dalam berbagai dimensi kehidupan. Sejak awal peradaban, manusia telah memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar, membangun permukiman, dan mengembangkan kebudayaan. Namun, seiring dengan pertumbuhan populasi dan perkembangan teknologi, intensitas interaksi ini semakin meningkat, dan dampaknya terhadap lingkungan pun menjadi semakin signifikan. Pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terkendali, industrialisasi yang masif, dan urbanisasi yang pesat telah menyebabkan berbagai permasalahan lingkungan, seperti polusi, deforestasi, perubahan iklim, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Permasalahan ini tidak hanya mengancam kelestarian lingkungan, tetapi juga berdampak langsung pada kesehatan, kesejahteraan, dan kualitas hidup manusia. Oleh karena itu, diperlukan perubahan paradigma dalam cara kita berinteraksi dengan lingkungan, dari pendekatan antroposentris yang menempatkan manusia sebagai pusat alam semesta, menuju pendekatan yang lebih holistik dan ekosentris, yang mengakui nilai intrinsik dari seluruh makhluk hidup dan menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekologis. Dengan demikian, kita dapat menciptakan ruang sosial yang lebih harmonis, berkelanjutan, dan berkeadilan bagi seluruh makhluk hidup.

Sumber:
- Siregar, A. M. (2005). Revitalisasi kearifan lingkungan masyarakat adat: menuju pembangunan berkelanjutan. Antropologi Indonesia, 29(3), 227-236.
- Sukarna, R. M. (2021). Interaksi Manusia dan Lingkungan dalam Perspektif Antroposentrisme, Antropogeografi dan Ekosentrisme. Jurnal Hutan Tropika, 16(1), 83-100. [https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JHT](https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JHT)
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2363034001 Nadila Nur Hanifa -
Nama: Nadila Nur Hanifa
Npm: 2363034001
Kelas: Pendidikan Geografi 2023 C
Mata Kuliah: Geografi Sosial

Menurut saya Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial adalah hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan sosial budaya tempat tinggalnya. "Setiap manusia tidak akan lepas dari sebuah aktivitas interaksi sosial (Abdillah, 2018; Muslim,2013)." Menjelaskan dalam kutipan, manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan hubungan dengan orang lain, makhluk hidup lain, dan lingkungan sekitar. Hal ini tidak lain karena salah satu kebutuhan dasar manusia ialah melakukan interaksi dengan sesama. Ruang interaksi sosial dapat kita temukan berbagai macam bentuknya, yang tentu saja menyesuaikan dengan jenis aktivitas interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang. Interaksi sosial dapat kita temukan di lingkungan hunian, salah satunya pada kampung kota (Putra & Triwahyono,
2020; Tamariska & Ekomadyo, 2017). Interaksi sosial seseorang dapat dilakukan dengan lingkup yang paling kecil, yaitu berinteraksi dengan anggota keluarga di rumah bersama kerabat keluarga. Lebih luas lagi, aktivitas ini dapat
dilakukan seseorang dengan kerabat di lingkungan rumah, yaitu tetangga. Selain itu, ada juga interaksi antara individu dan kelompok. Misalnya, seorang guru mengajar murid-muridnya di kelas, baik secara tatap muka maupun online. Di sini, guru berperan sebagai penyampai ilmu, sementara murid-murid berperan sebagai penerima informasi. Dan Bentuk interaksi lain yang dapat dilakukan pun juga dalam bentuk yang sederhana, yaitu sekadar berbincang, senda gurau, atau bahkan
mungkin arisan lingkungan rumah pada skala terkecil, seperti arisan Rukun Tetangga (RT) atau Rukun
Warga (RW). Semua interaksi tersebut dapat menghasilkan dampak positif atau negatif, tergantung pada situasi dan kondisi, serta sikap setiap individu yang terlibat. Jika interaksi berlangsung dengan baik, penuh penghargaan, dan komunikasi yang terbuka, maka dampaknya akan sangat positif, menciptakan hubungan yang harmonis dan memperkuat solidaritas sosial. Namun, jika terjadi kesalahpahaman atau ketegangan, interaksi yang tidak sehat dapat menimbulkan dampak negatif, seperti konflik atau perpecahan.

Referensi:
Anggiani, M., & Ayudya, R. D. (2024). KARAKTERISTIK SPASIAL RUANG INTERAKSI SOSIAL PENGHUNI di LINGKUNGAN HUNIAN KAMPUNG KOTA TEMATIK TANGERANG. LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR, 11(1), 16. https://doi.org/10.26418/lantang.v11i1.69948
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034083 Tri Rahma Dayanti -
Nama: Tri Rahma Dayanti
NPM: 2313034083
Kelas: Geografi 2023 C
Mata Kuliah: Geografi Sosial

Izin Berpendapat

Menurut saya, Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial, Selain berhubungan timbal balik antar individu atau kelompok dengan lingkungan dan saling bergantung satu sama lain yang memiliki dampak bagi manusia atau lingkungan itu sendiri, Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial Juga berperan penting dalam membentuk kebahagiaan seseorang. Geografi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan lingkungannya menyoroti bagaimana interaksi ini terjadi dalam berbagai bentuk, baik pada lingkungan sosial maupun lingkungan alam. Konsep happiness geography menekankan bahwa kebahagiaan dapat tercapai ketika manusia mampu mengelola ruang fisik, ruang sosial, dan ruang region secara harmonis. Dalam hal ini, lingkungan alam memainkan peran sentral sebagai penyedia sumber daya dan ruang aktivitas manusia.
interaksi manusia dengan lingkungan alam mencakup dua bentuk utama: adaptasi terhadap alam dan dominasi atas alam. Adaptasi terhadap alam terlihat ketika manusia menyesuaikan waktu bercocok tanam dengan musim hujan atau nelayan yang menyesuaikan jadwal melaut berdasarkan kondisi cuaca. Sebaliknya, dominasi atas alam mencakup aktivitas seperti pembangunan infrastruktur, eksploitasi sumber daya alam, atau bahkan teknologi hujan buatan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Aktivitas-aktivitas ini menunjukkan bagaimana manusia memanfaatkan komponen abiotik (seperti tanah, air, dan udara) serta biotik (seperti tumbuhan dan hewan) untuk menunjang kehidupannya.
Lingkungan alam yang terjaga kelestariannya dapat meningkatkan kebahagiaan individu melalui penyediaan ruang hijau yang mendukung aktivitas fisik, relaksasi, dan interaksi sosial. Contohnya adalah Desa Ubud di Bali, di mana masyarakat lokal berhasil menjaga keindahan bentang alam sambil mengembangkan pariwisata berkelanjutan. Di sana, ruang fisik berupa lanskap alami mendukung ruang sosial melalui adat istiadat yang kuat, sehingga tercipta harmoni antara manusia dan lingkungan.
Namun, interaksi ini juga menghadapi tantangan besar. Perubahan penggunaan lahan untuk urbanisasi atau pertanian intensif sering kali menyebabkan degradasi lingkungan seperti deforestasi atau polusi air. Selain itu, perubahan iklim global akibat aktivitas manusia telah memengaruhi pola cuaca ekstrem yang berdampak pada kehidupan masyarakat. Misalnya, kekeringan berkepanjangan dapat mengganggu ketahanan pangan, sementara banjir akibat kerusakan ekosistem memperburuk kondisi sosial-ekonomi Masyarakat. Selain itu, dalam interaksi manusia dengan lingkungan alam termasuk kurangnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan ekosistem. Eksploitasi sumber daya tanpa memperhatikan pelestarian lingkungan dapat mengurangi kualitas hidup generasi mendatang. Selain itu, ketergantungan pada teknologi modern sering kali mengurangi keterlibatan langsung manusia dengan alam sehingga hubungan emosional dengan lingkungan menjadi lemah.

Kesimpulan
Interaksi manusia dengan lingkungan dalam ruang,  tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan dan tempat tinggal tetapi juga memengaruhi kebahagiaan melalui kualitas lingkungan hidup. Dengan memahami konsep happiness geography, kita dapat merancang kebijakan yang mendukung pelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Upaya ini mencakup pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan serta perlindungan terhadap ekosistem untuk menciptakan harmoni antara manusia dan lingkungannya.

Referensi:
Krekel, C., & MacKerron, G. (2020). Analisis hubungan tingkat kebahagiaan dengan kualitas lingkungan.
GeoHepi. (2024). Indeks Kebahagiaan sebagai Hasil Pembangunan Wilayah.
Brereton, F., Clinch, J. P., & Ferreira, S. (2008). Happiness, geography and the environment. Ecological economics, 65(2), 386-396.
SPADA UNS. (2024). Interaksi Manusia dan Lingkungan dalam Ruang Sosial.
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034085 DEA GRESIA SINAGA -
NAMA : DEA GRESIA SINAGA
NPM :2313034085
KELAS :2023 C
Menurut Saya interaksi manusia dengan lingkungan dalam ruang sosial merupakan hubungan timbal balik yang mencerminkan bagaimana manusia memanfaatkan,dan menyesuaikan, lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan sosial dan ekonominya. Dalam konteks Indonesia, interaksi ini terlihat dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Misalnya, ruang publik seperti Alun-Alun Kota Bandung menjadi pusat aktivitas warga untuk berinteraksi, berolahraga, dan menikmati hiburan, menunjukkan bagaimana tata ruang kota dapat mendukung kehidupan sosial. Selain itu, pengelolaan lingkungan berbasis komunitas, seperti konsep "Kampung Hijau" di Yogyakarta, memperlihatkan bagaimana masyarakat bekerja sama dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan melalui program penghijauan dan daur ulang sampah. Sementara itu, masyarakat Kampung Naga di Jawa Barat beradaptasi dengan kondisi lingkungan alam dengan membangun rumah panggung yang tidak hanya melindungi dari banjir tetapi juga mencerminkan nilai gotong royong dalam pembangunan dan perawatannya. Berbagai contoh tersebut menunjukkan bahwa lingkungan fisik tidak hanya membentuk pola interaksi sosial, tetapi juga sebaliknya, manusia memiliki peran aktif dalam menciptakan ruang yang mendukung kehidupan sosial dan budaya. Studi dari Matana University dan ResearchGate menyoroti pentingnya memahami interaksi manusia dengan lingkungan melalui pendekatan filosofis dan ekologis. Pendekatan filosofis membantu memahami bagaimana manusia memaknai dan membentuk lingkungan berdasarkan nilai, norma, serta budaya yang dianut. Sementara itu, pendekatan ekologis menekankan hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan alam, di mana manusia tidak hanya memanfaatkan lingkungan tetapi juga bertanggung jawab dalam menjaga keseimbangannya. Dengan memahami kedua pendekatan ini, perencanaan dan desain ruang sosial dapat lebih inklusif, yaitu mempertimbangkan keberagaman kebutuhan sosial masyarakat, serta lebih berkelanjutan, yaitu memastikan bahwa lingkungan tetap terjaga dan dapat digunakan oleh generasi mendatang. Sebagai contoh, konsep Kampung Hijau di Yogyakarta dan desain taman kota di berbagai daerah di Indonesia menunjukkan bagaimana interaksi manusia dengan lingkungan dapat dikelola secara bijak untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat tanpa merusak ekosistem.


Sumber :
Santoso, R., & Prasetyo, B. (2021). Karakteristik Spasial Ruang Interaksi Sosial. Jurnal Lingkungan Binaan, 9(1), 15-30.

Suryani, D., & Wibowo, A. (2023). Interaksi Manusia dan Lingkungan dalam Perspektif Antroposentrisme, Antropogeografi, dan Ekosentrisme.
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034022 Anggra Karmelita -
Nama: Anggra Karmelita
NPM: 2313034022
Kelas: Geografi 2023 C

Interaksi manusia dengan lingkungan sosial dalam ruang sosial merupakan aspek penting dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri dan memerlukan interaksi dengan individu lain untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Interaksi ini dapat berupa hubungan antar individu, kelompok, atau bahkan antara individu dan kelompok. Dalam konteks ini, ruang sosial berfungsi sebagai wadah di mana interaksi tersebut terjadi, baik dalam bentuk yang direncanakan seperti taman publik maupun yang tidak direncanakan seperti jalanan atau pasar.

Ruang sosial tidak hanya menyediakan tempat untuk berinteraksi, tetapi juga membentuk karakter interaksi itu sendiri. Faktor-faktor seperti budaya, lingkungan fisik, dan kebutuhan sosial mempengaruhi bagaimana individu berinteraksi. Misalnya, dalam sebuah kampung, keberadaan fasilitas seperti tempat duduk dan area hijau dapat mendorong interaksi sosial yang lebih aktif di antara warga. Penelitian menunjukkan bahwa ruang yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan kualitas interaksi sosial dan menciptakan komunitas yang lebih kohesif.

Selain itu, interaksi manusia dengan lingkungan sosial juga mencerminkan dinamika masyarakat itu sendiri. Dalam setiap interaksi, terdapat proses timbal balik yang membentuk hubungan sosial yang lebih kompleks. Keterkaitan antara individu dan kelompok dalam ruang sosial menciptakan jaringan sosial yang saling mendukung dan memperkuat rasa kebersamaan. Hal ini sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan berkelanjutan, di mana setiap individu merasa terhubung dan memiliki peran dalam komunitas.

Berdasarkan teori
a. Teori Medan (Field Theory) oleh Kurt Lewin
Teori ini menyatakan bahwa perilaku manusia (B) adalah fungsi dari lingkungan (E) dan organisme (O), yang dirumuskan dalam formula B = f(E, O). Dalam konteks ini, interaksi manusia dengan lingkungan sosial dipandang sebagai proses dinamis di mana individu tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi juga mempengaruhi lingkungan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi sosial dapat membentuk dan mengubah konteks sosial di mana individu berada.
b. Teori Konstruksi Sosial
Teori ini, yang dikembangkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann, menekankan bahwa realitas sosial dibentuk melalui interaksi antar individu. Dalam pandangan ini, setiap individu berkontribusi pada pembentukan norma, nilai, dan struktur sosial melalui proses komunikasi dan interaksi. Dengan demikian, ruang sosial menjadi arena di mana identitas dan makna dibangun secara kolektif, menciptakan hubungan timbal balik antara individu dan masyarakat.

Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial merupakan hubungan dinamis yang saling memengaruhi antara individu, kelompok, dan lingkungan di sekitarnya. Dalam konteks ini, manusia tidak hanya berfungsi sebagai penghuni lingkungan, tetapi juga sebagai agen yang membentuk dan dipengaruhi oleh lingkungan tersebut.

a. Pengaruh Interaksi Sosial
Interaksi sosial terjadi ketika individu atau kelompok saling berhubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini menciptakan ruang interaksi yang beragam, mulai dari ruang publik seperti taman dan pasar hingga ruang privat seperti rumah. Menurut penelitian, karakteristik ruang interaksi sosial sangat dipengaruhi oleh budaya dan kebutuhan masyarakat setempat, sehingga setiap wilayah memiliki ciri khas tersendiri dalam cara interaksinya.

b. Keterkaitan dengan Lingkungan
Manusia membutuhkan lingkungan untuk kelangsungan hidupnya, dan sebaliknya, lingkungan juga memerlukan manusia untuk dikelola dengan baik. Interaksi ini menciptakan sistem kehidupan yang harmonis, di mana kualitas lingkungan dapat dipelihara dan ditingkatkan untuk kesejahteraan bersama. Misalnya, kegiatan sosial seperti kerja bakti di masyarakat tidak hanya memperkuat ikatan antar individu tetapi juga berkontribusi pada pemeliharaan lingkungan.

Dampak Positif dan Negatif
Interaksi manusia dengan lingkungan sosial dapat menghasilkan dampak positif, seperti peningkatan solidaritas sosial dan kesadaran lingkungan. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, interaksi ini juga bisa menimbulkan masalah seperti kerusakan lingkungan atau ketidakadilan sosial.

Referensi:
KARAKTERISTIK SPASIAL RUANG INTERAKSI SOSIAL ... https://jurnal.untan.ac.id/index.php/lb/article/download/69948/75676602092

bab 1. lingkungan hidup dan manusia - Universitas Negeri Jakarta https://pps.unj.ac.id/wp-content/uploads/2021/10/ZE.-Ferdi-Buku-Ajar-Ekolabel-2020-by-Desy-Safitri-dan-ZE-Ferdi-anggota-ke-2-1-2-1.pdf

Pengertian Interaksi Manusia dengan Lingkungan Sosial di Sekitarnya https://kumparan.com/berita-update/pengertian-interaksi-manusia-dengan-lingkungan-sosial-di-sekitarnya-1wIh75dc39X
[Pembelajaran 2. Interaksi Sosial https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/IPS/Sosiologi/Per%20Pembelajaran/PEMBELAJARAN%202.%20INTERAKSI%20SOSIAL.pdf
Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup https://pslh.ugm.ac.id/peran-serta-masyarakat-dalam-pengelolaan-lingkungan-hidup/

Pengertian Interaksi Manusia dengan Lingkungan Sosial di Sekitarnya | kumparan.com.
GEOSOS-kls C,D: Interaksi Manusia dan Lingkungan dalam Ruang Sosial - SPADA UNS.

Interaksi Manusia dan Lingkungan dalam Kajian Filosofis - Matana University.
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034088 Nurita Dwi Abel Lia -
Nama : Nurita Dwi Abel Lia
NPM : 2313034088
Kelas : Pendidikan Geografi, 2023 C

Menurut pandangan saya, Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial mencerminkan hubungan dinamis yang saling memengaruhi. Ruang Sosial sebagai Wadah Interaksi Ruang sosial merupakan tempat di mana manusia berinteraksi dengan individu lain dan lingkungannya. Interaksi ini dapat terjadi secara spontan atau dirancang, seperti di taman, balai warga, atau tempat ibadah.
Dalam penelitian tentang kampung kota di Tangerang, ditemukan bahwa elemen-elemen seperti tempat duduk, pohon peneduh, dan lokasi strategis (seperti area perdagangan) mendukung aktivitas interaksi sosial. Hal ini menunjukkan bahwa desain ruang fisik memengaruhi intensitas dan kualitas interaksi sosial.
Manusia tidak hanya berinteraksi dengan sesama, tetapi juga dengan lingkungan alam, budaya, dan ekonomi. Dalam ruang sosial, interaksi ini menciptakan dinamika kehidupan yang kompleks. Sebagai contoh, kebutuhan ekonomi mendorong masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungannya, seperti berdagang di pasar tradisional meski dalam kondisi terbatas. Adaptasi ini menunjukkan bagaimana manusia memanfaatkan ruang untuk memenuhi kebutuhan sambil tetap menjaga hubungan sosial. Pentingnya Keselarasan dalam Ruang Sosial.
Interaksi manusia dengan lingkungan membutuhkan keselarasan agar tercipta hubungan yang harmonis. Kesepakatan dalam komunitas sering kali melahirkan aturan yang menjaga keseimbangan antara kebutuhan individu dan kelompok. Misalnya, kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan bersama-sama tidak hanya memperkuat ikatan sosial tetapi juga meningkatkan kualitas lingkungan hidup.Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial sangat bergantung pada karakteristik ruang itu sendiri dan kebutuhan manusia yang dinamis.
Jadi, Kesimpulannya yaitu, ruang yang mendukung interaksi sosial dapat memperkuat hubungan antarindividu sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.

Referensi :
Indra, & Atmodiwirjo, P. (2013). Perubahan Ruang Interaksi Sosial Seiring dengan Perubahan Penuaan Pada Manusia Lanjut Usia. Mediakita.
Aminah, Siti. (2023). “Interaksi Sosial Antara Masyarakat Pendatang Dengan Masyarakat Lokal”. National Academic Journal of Architecture, 5(2), 85-93.
Hidayat, Taufik. (2019). “Pembahasan Studi Kasus Sebagai Bagian Metodologi Penelitian”. Jurnal Studi Kasus, 1(13).
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034071 NURSELA FITRIYANI -
Nama: Nursela Fitriyani
Npm: 2313034071
Kelas: Pendidikan Geografi 2023 C
Mata Kuliah: Geografi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu maupun kelompok untuk menjalin pertemanan, diskusi, dan kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut saya dalam konteks ruang sosial, interaksi ini juga melibatkan hubungan manusia dengan lingkungan, di mana manusia memanfaatkan sumber daya alam sekaligus memengaruhi kondisi lingkungan sekitarnya. Dalam perspektif contoh nyata interaksi manusia dan lingkungan juga tampak jelas, terutama di daerah PLTP Ulubelu, Kabupaten Tanggamus. Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ini membantu memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga berdampak pada perubahan lingkungan dan ekosistem setempat. Selain itu, wilayah pesisir seperti Teluk Lampung mengalami tekanan akibat alih fungsi lahan mangrove menjadi tambak dan permukiman, yang meningkatkan risiko abrasi dan banjir rob.
Interaksi ini harus dikelola dengan bijak agar keseimbangan ekosistem tetap terjaga. Penggunaan transportasi ramah lingkungan dapat membantu untuk menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus meningkatkan ekonomi warga. Selain itu, peran pemerintah dalam menerapkan kebijakan kota berkelanjutan serta kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan sangat penting (Rahmawati, 2023). Dengan keseimbangan ini, manusia dan lingkungan dapat saling mendukung untuk kehidupan yang lebih baik.

Referensi
Rahmawati, D. (2023). Kebijakan Kota Berkelanjutan di Indonesia: Tantangan dan Peluang. Jurnal Perencanaan Lingkungan, 12(3), 45-60.
Ratnasari, A., & Dwisusanto, Y. B. (2024). Interaksi Manusia dan Lingkungan dalam Kajian Filosofis. MARKA (Media Arsitektur Dan Kota): Jurnal Ilmiah Penelitian, 7(2), 195-208.
In reply to Novia Fitri Istiawati

Re: Interaksi Manusia dan Lingkungan Dalam Ruang Sosial

by 2313034026 Lilis Setia Wati -
Nama: Lilis Setia Wati
NPM: 2313034026
Kelas: Pendidikan Geografi 2023 C
Matkul: geografi Sosial

Interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang sosial

Memahami interaksi manusia dan lingkungan merujuk pada bagaimana manusia memahami, merasakan, dan bertindak terhadap lingkungan mereka. Kerangka kajian utama interaksi manusia dan lingkungan mencakup karakteristik manusia dalam membentuk lingkungan, mekanisme keterhubungan manusia dan lingkungan, serta pengaruh lingkungan terhadap manusia atau sebaliknya (Haryadi, Setiawan, 2010). Interaksi Manusia dan lingkungan dalam ruang sosial merupakan fenomena yang sangat kompleks dan saling mempengaruhi.
Menurut pandangan saya hubungan interaksi manusia dan lingkungan dalam ruang lingkup
mencerminkan bagaimana manusia tidak hanya beradaptasi dengan lingkungan mereka, tetapi juga bagaimana mereka membentuk dan mengubah lingkungan tersebut melalui interaksi sosial. Manusia dan lingkungan saling mempengaruhi. Lingkungan alam menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk kehidupan manusia, seperti udara, tanah dll. Sebaliknya aktifitas manusia, seperti pertanian dan pembangunan dapat mengubah kondisi lingkungan. Adanya peran sosial dan budaya, lingkungan sosial juga mempunyai peran penting dalam interaksi, seperti norma, nilai dan budaya yang ada dalam masyarakat mempengaruhi bagaimana individu berinteraksi satu sama lain dan dengan lingkungan mereka.
Referensi:
Anggraini, Faradilla, Taslim Syah. (2024). Antropologi lingkungan: Meninjau kembali hubungan manusia dengan alam dari sudut pandang filosofi. Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, 3 (2): 642-648.