FORUM DISKUSI KELOMPOK 7

FORUM DISKUSI KELOMPOK 7

FORUM DISKUSI KELOMPOK 7

Number of replies: 15


                                                                                       A

Forum ini disediakan untuk berdiskusi dan berbagi mengenai materi PEMBELAJARAN IPS yang sedang dipelajari. 

Silahkan berpartisipasi aktif pada forum ini untuk memperdalam pemahaman Saudara mengenai materi yang telah disampaikan di atas.

Petunjuk diskusi kelompok:

  1. Kelompok yang mendapatkan giliran untuk memaparkan materi  sesuai dengan Topik Bahasan menyiapkan makalah dan media presentasi berupa PPT untuk diunggah dalam forum ini. Cara mengunggah: klik reply, lalu ketik nama kelompok. Kemudian, unggah file Makalah dan PPT dengan mengklik advanced seperti gambar di bawah.
  2. Mahasiswa lainnya pada hari pertemuan memahami materi presentasi dan materi makalah dan dipersilahkan untuk bertanya,  terkait materi tersebut atau hal-hal lain yang berhubungan dengan materi yang ditampilkan oleh pemateri. Cara bertanya dan berdiskusi: Mahasiswa me-reply pada topik yang disediakan kemudian menuliskan nama dan NPM serta pertanyaan atau berupa tanggapan.
  3. Kelompok pemateri merangkum pertanyaan dan jawaban pada akhir pembelajaran dan dikirimkan di form diskusi ini.
  4. Selamat berdiskusi dan tetap semangat.

zz




In reply to First post

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 7

by Sisnadia Rahmawati -

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi Ibu Deviyanti Pangestu, M.Pd. dan Bapak Tegar Pambudi, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran IPS SD.


Kami dari kelompok 7 kelas 3F yang beranggotakan :

1. Daffa Riswadi (2313053165)

2. Sisnadia Rahmawati (2313053168)

3. Nadiva Aulia Putri (2313053191)

4. Melita Amanda (2353053015)


Izin mengumpulkan tugas Pembelajaran IPS SD Bu

Berikut link gdrive nya :

https://drive.google.com/drive/folders/1a9GBR7ES4gZlx3pypkfVe9bAvaeX_qCI


Demikian saya ucapkan terima kasih, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

In reply to Sisnadia Rahmawati

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 7

by Ummu Hafifah -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Perkenalkan saya Ummu Hafifah dengan NPM 2313053171
Izin bertanya kepada kelompok 7

Bagaimana model pembelajaran inkuiri dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis di bidang IPS? Dan apa keuntungan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri??

Terima kasih
In reply to Ummu Hafifah

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 7

by Nadiva Aulia Putri -
Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, baik terima kasih saudari Ummu Hafifah atas pertanyaannya. Saya Nadiva Aulia Putri dengan npm 2313053191 izin menjawab.
Model pembelajaran inkuiri dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis di bidang IPS dengan mendorong mereka untuk terlibat aktif dalam proses penemuan pengetahuan. Dalam inkuiri, siswa diajak untuk mengajukan pertanyaan, menyelidiki masalah, mengumpulkan data, serta menganalisis dan mengevaluasi informasi secara mandiri. Proses ini memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi isu-isu sosial secara mendalam, mengidentifikasi hubungan sebab-akibat, dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang.

Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya menerima informasi secara pasif, melainkan belajar untuk merumuskan pertanyaan penting yang memandu proses penyelidikan mereka. Mereka dilatih untuk berpikir kritis dalam memahami fenomena sosial, mengevaluasi sumber informasi, dan mempertanyakan asumsi-asumsi yang ada. Proses reflektif yang melekat pada inkuiri juga memungkinkan siswa untuk menguji hipotesis dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti yang mereka kumpulkan. Ini mempersiapkan mereka untuk menghadapi isu-isu kompleks di dunia nyata dengan pemahaman yang lebih mendalam dan analitis.

Keuntungan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah siswa menjadi lebih mandiri dalam belajar, meningkatkan keterlibatan dan rasa ingin tahu mereka. Mereka belajar dengan memecahkan masalah nyata dan relevan, yang meningkatkan keterampilan berpikir analitis dan kritis. Selain itu, inkuiri mempromosikan kolaborasi, komunikasi, dan keterampilan pemecahan masalah, yang penting dalam memahami isu-isu sosial. Model ini juga membuat pembelajaran lebih bermakna karena siswa merasa terlibat langsung dalam proses eksplorasi dan penemuan, sehingga meningkatkan motivasi dan minat mereka dalam mempelajari IPS.
In reply to Sisnadia Rahmawati

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 7

by Dita Fadila Aida Fitri -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Perkenalkan saya Dita Fadila Aida Fitri dengan NPM 2313053187
Izin bertanya kepada kelompok 7

Bagaimana model pembelajaran yang digunakan dalam IPS mampu membangun keterampilan berpikir kritis siswa terhadap isu-isu sosial dan lingkungan?

Sekian dan terima kasih.
In reply to Dita Fadila Aida Fitri

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 7

by Nadiva Aulia Putri -
Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, baik terima kasih saudari Dita Fadila Aida Fitri atas pertanyaannya. Saya Nadiva Aulia Putri dengan npm 2313053191 izin menjawab.
Model pembelajaran dalam IPS memiliki peran penting dalam membangun keterampilan berpikir kritis siswa, terutama terkait isu-isu sosial dan lingkungan. Pendekatan-pendekatan seperti Discovery Learning, Inquiry Learning, dan Problem-Based Learning (PBL) dapat membantu siswa lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan berpikir kritis.

Melalui Discovery Learning, siswa diajak untuk menemukan konsep dan solusi dari permasalahan sosial atau lingkungan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mencari sendiri informasi dan data, siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk menganalisis situasi dan mengambil keputusan yang didasarkan pada pengetahuan yang telah mereka kumpulkan.

Inquiry Learning mendorong siswa untuk bertanya, menyelidiki, dan mengeksplorasi isu-isu sosial secara mendalam. Dengan proses penyelidikan yang sistematis, siswa belajar bagaimana memahami masalah dari berbagai sudut pandang, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti. Ini mendorong mereka untuk tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga untuk mengkritisi dan mempertanyakan hal-hal yang terjadi di sekitar mereka.

Problem-Based Learning (PBL) mengarahkan siswa untuk memecahkan masalah nyata yang ada di masyarakat, seperti masalah lingkungan atau ketidakadilan sosial. Dalam prosesnya, siswa bekerja secara kolaboratif untuk menganalisis masalah, mengevaluasi berbagai solusi, dan memilih tindakan yang paling tepat. Proses ini melatih siswa untuk berpikir secara kritis dalam menghadapi masalah kompleks dan menilai dampak dari berbagai pilihan solusi.

Dengan model-model pembelajaran ini, siswa tidak hanya belajar memahami materi, tetapi juga terlatih untuk berpikir kritis terhadap masalah yang mereka hadapi di dunia nyata. Mereka diajak untuk melihat isu sosial dan lingkungan dari berbagai perspektif, menganalisis penyebab dan dampaknya, serta merumuskan solusi yang relevan. Pada akhirnya, pembelajaran IPS yang interaktif dan berbasis masalah membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang esensial untuk kehidupan di masyarakat.
In reply to Sisnadia Rahmawati

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 7

by Linda Sukmawati -
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, saya Linda Sukmawati dengan NPM 2313053166 izin bertanya,

Apa saja potensi tantangan yang mungkin dihadapi dalam menerapkan model inkuiri di kelas, dan bagaimana strategi untuk mengatasi tantangan tersebut?
In reply to Sisnadia Rahmawati

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 7

by Melita Amanda -
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,baik terimakasi saudari LINDA SUKMAWATI atas pertanyaannya ,Saya MELITA AMANDA dengan NPM 2353053015 izin menjawab.

Dalam menerapkan model inkuiri di kelas, terdapat beberapa tantangan yang mungkin dihadapi, antara lain:

1.Resistensi dari Siswa: Beberapa siswa mungkin merasa tidak nyaman dengan pendekatan pembelajaran yang aktif dan lebih memilih metode tradisional.
Strategi: Kenalkan pendekatan ini secara bertahap dan jelaskan manfaatnya. Buat suasana kelas yang mendukung dan mendorong siswa untuk berpartisipasi.

2.Keterbatasan Waktu: Proses inkuiri seringkali memerlukan waktu lebih untuk eksplorasi dan diskusi.
Strategi: Rencanakan kegiatan inkuiri dengan jelas dan gunakan waktu dengan efisien. Pilih topik yang relevan dan dapat dieksplorasi dalam waktu yang ditentukan.

3.Pengelolaan Kelas: Aktivitas inkuiri bisa menyebabkan kelas menjadi kurang teratur.
Strategi: Tetapkan aturan dan prosedur yang jelas. Gunakan teknik manajemen kelas yang efektif untuk menjaga fokus dan keterlibatan siswa.

4.Keterbatasan Sumber Daya: Tidak semua sekolah memiliki sumber daya yang memadai untuk mendukung pembelajaran inkuiri.
Strategi: Manfaatkan sumber daya yang ada, seperti lingkungan sekitar atau teknologi yang tersedia. Kreativitas dalam menggunakan bahan sederhana dapat menjadi solusi.

5.Keterampilan Guru: Tidak semua guru merasa siap atau terlatih dalam menerapkan pendekatan inkuiri.
Strategi: Lakukan pelatihan dan workshop untuk meningkatkan keterampilan guru. Kolaborasi dengan rekan sejawat dapat membantu berbagi pengalaman dan strategi.

6.Penilaian: Menilai hasil belajar siswa dalam model inkuiri bisa jadi rumit.
Strategi: Gunakan berbagai metode penilaian, seperti portofolio, presentasi, dan refleksi diri. Fokus pada proses dan hasil akhir yang menunjukkan pemahaman.

Dengan mengidentifikasi tantangan ini dan menerapkan strategi yang tepat, penerapan model inkuiri di kelas dapat berlangsung lebih efektif dan menyenangkan.
In reply to Sisnadia Rahmawati

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 7

by Melia Devina -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Perkenalkan
Nama : Melia Devina
NPM : 2313053180

Izin bertanya...
Bagaimana Anda menilai efektifitas dari model pembelajaran yang disebutkan dalam konteks modern, seperti VCT (Value Clarification Technique) dan model think pairs share, dalam membantu siswa memahami konsep-konsep abstrak dalam IPS? Lalu bagaimana cara kalian untuk mengukur keberhasilan model pembelajaran tersebut!!
Terimakasiih....
In reply to Melia Devina

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 7

by DAFFA RISWADI -
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh trimakasih atas pertanyaan saudari Melia
Sebelumnya izin memperkenalkan diri nama saya Daffa Riswadi dengan NPM 2313053165
Izin menjawab pertanyaan dari saudari Melia

Dalam konteks pembelajaran modern, model seperti  Value Clarification Technique (VCT) dan Think-Pair-Share dinilai efektif dalam membantu siswa memahami konsep-konsep abstrak dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). VCT mendorong siswa untuk mengeksplorasi, mengklarifikasi, dan menegaskan nilai-nilai pribadi mereka, sehingga dapat menghubungkan konsep-konsep abstrak, seperti keadilan atau demokrasi, dengan pengalaman pribadi mereka. Hal ini memperkuat pemahaman siswa karena mereka terlibat secara emosional dan kognitif. Di sisi lain, Think-Pair-Share melibatkan siswa dalam refleksi individu, diskusi berpasangan, dan berbagi hasil dengan kelompok, yang meningkatkan pemahaman melalui interaksi sosial dan kolaborasi. Melalui diskusi ini, siswa belajar mengartikulasikan dan mengevaluasi gagasan mereka sendiri serta pandangan teman-teman mereka, yang relevan dalam pendidikan IPS yang banyak membahas isu-isu sosial kompleks.

Untuk mengukur keberhasilan model pembelajaran ini, berbagai metode dapat digunakan. Penilaian formatif, seperti diskusi kelompok atau lembar kerja, dapat mengukur pemahaman siswa selama proses pembelajaran. Penilaian otentik melalui studi kasus atau proyek dapat mengukur penerapan konsep abstrak dalam konteks nyata. Selain itu, refleksi diri memungkinkan siswa untuk menilai bagaimana konsep yang dipelajari mempengaruhi nilai dan pandangan mereka. Keterlibatan siswa dalam diskusi pada model Think-Pair-Share juga dapat dievaluasi melalui rubrik partisipasi. Ujian atau tugas tertulis yang mengukur kemampuan siswa dalam menganalisis konsep abstrak juga memberikan data kuantitatif tentang keberhasilan pembelajaran. Dengan pendekatan ini, guru dapat memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai efektivitas model pembelajaran dalam memperkuat pemahaman siswa terhadap konsep-konsep abstrak di IPS.
In reply to Sisnadia Rahmawati

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 7

by Rahmah Dwi Asri -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Perkenalkan saya Rahmah Dwi Asri dengan NPM 2313053164
izin bertanya kepada kelompok 7, pertanyaan saya bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif learning dalam kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa, seperti bekerja sama dalam masyarakat atau menyelesaikan masalah secara kelompok?
In reply to Rahmah Dwi Asri

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 7

by Sisnadia Rahmawati -
Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, baik terima kasih saudari rahma dwi asri atas pertanyaannya. Saya sisnadia rahmawati dengan npm 2313053168 izin menjawab.
Penerapan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial siswa melalui beberapa mekanisme yang melibatkan interaksi, komunikasi, dan kerja sama.

Dalam pembelajaran kooperatif, siswa harus secara aktif berkomunikasi dengan teman-teman sekelompoknya untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan bersama. Ini melatih mereka untuk mendengarkan pendapat orang lain, menyampaikan ide dengan jelas, serta bertanya ketika ada hal yang tidak mereka pahami. Keterampilan ini penting dalam kehidupan bermasyarakat, di mana komunikasi efektif adalah kunci dalam menyelesaikan masalah atau berkoordinasi dengan orang lain. Pembelajaran kooperatif menekankan pada kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Setiap siswa memiliki peran dan tanggung jawab tertentu dalam kelompok. Melalui kegiatan ini, mereka belajar pentingnya membagi tugas, mendukung anggota kelompok lain, dan bekerja sama demi hasil yang optimal. Keterampilan ini sangat relevan di masyarakat, di mana banyak tugas atau proyek memerlukan kerja tim, seperti kegiatan gotong royong, partisipasi dalam komunitas, atau proyek kelompok di tempat kerja. Ketika bekerja dalam kelompok, perbedaan pendapat sering kali muncul.

Pembelajaran kooperatif memberikan siswa kesempatan untuk belajar bagaimana menyelesaikan konflik melalui diskusi, kompromi, dan pendekatan yang solutif. Ini merupakan keterampilan yang sangat berguna dalam kehidupan bermasyarakat, di mana perbedaan pendapat atau konflik bisa muncul, dan penting bagi individu untuk bisa menemukan solusi yang adil dan damai. Contoh Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari : Proyek Kelompok di Sekolah. Dalam mengerjakan proyek kelompok, siswa belajar bagaimana membagi tugas, bertanggung jawab, dan saling membantu untuk menyelesaikan tugas. Ini dapat diterapkan dalam proyek-proyek masyarakat, seperti kegiatan sosial atau gotong royong.
In reply to First post

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 7

by Anisa Nur Sabila -
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, izin memperkenalkan diri,

Nama : Anisa Nur Sabila
NPM : 2313053179

Izin bertanya mengenai materi yang dibahas oleh kelompok 7, Berikan contoh implementasi salah satu model pembelajaran yang pernah diterapkan di sekolah dasar terutama pada pembelajaran IPS SD, yang efektif untuk melihat perkembangan psikomotorik, afektif dan karakteristik anak secara signifikan.

Sekian dan terimakasih.
In reply to Anisa Nur Sabila

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 7

by DAFFA RISWADI -
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, trimakasih atas pertanyaannya saudari anisa
Sebelumnya izin memperkenalkan diri nama saya Daffa Riswadi dengan NPM 2313053165 izin menjawab pertanyaan dari saudari anisa

Salah satu model pembelajaran yang efektif diterapkan di sekolah dasar untuk mata pelajaran IPS adalah Project-Based Learning (PjBL). Model ini memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam proyek yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan psikomotorik, afektif, dan karakter. Sebagai contoh, dalam pembelajaran tema "Kehidupan Masyarakat Desa dan Kota", guru dapat meminta siswa membuat miniatur desa dan kota secara berkelompok. Proses pembelajaran dimulai dengan guru menjelaskan proyek yang akan dilaksanakan, di mana setiap kelompok merencanakan dan merancang miniatur menggunakan bahan sederhana seperti kardus dan bahan daur ulang. Selama pengerjaan proyek, siswa bekerja sama, berdiskusi, serta saling membantu dalam menyelesaikan tugas. Keterampilan psikomotorik siswa berkembang melalui aktivitas membuat miniatur yang melibatkan keterampilan tangan seperti memotong dan menempel, sementara aspek afektif dan karakter terlihat dari bagaimana siswa berkolaborasi, bertanggung jawab, dan saling menghargai dalam kelompok. Setelah proyek selesai, setiap kelompok mempresentasikan hasil karyanya dan menjelaskan perbedaan kehidupan di desa dan kota, yang juga mengasah kemampuan komunikasi dan rasa percaya diri mereka. Melalui penilaian yang mencakup aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif, model PjBL ini dapat membantu mengembangkan karakter anak secara signifikan, seperti sikap kerja sama, tanggung jawab, serta kemampuan berpikir kritis dalam memahami perbedaan sosial dalam masyarakat.
In reply to First post

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 7

by Tia virantika -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Perkenalkan saya Tia virantika dengan NPM 2353053016
Izin bertanya pada kelompok 7

Apakah model pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) efektif untuk menumbuhkan kesadaran sosial siswa terhadap isu-isu global seperti kemiskinan, konflik, dan ketidaksetaraan?

Terimakasih
In reply to Tia virantika

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 7

by Sisnadia Rahmawati -
Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh, baik terima kasih saudari Tia Virantika atas pertanyaanya. Saya Sisnadia Rahmawati dengan npm 2313053168 izin menjawab.
Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning, PBL) dapat sangat efektif untuk menumbuhkan kesadaran sosial siswa terhadap isu-isu global seperti kemiskinan, konflik, dan ketidaksetaraan.

Dalam konteks dunia nyata PBL mengajak siswa untuk berhadapan langsung dengan masalah nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan mengangkat isu-isu global seperti kemiskinan dan ketidaksetaraan, siswa belajar memahami dampak nyata dari permasalahan ini di dunia nyata. Selain itu PBL mendorong siswa untuk berpikir kritis dan menganalisis masalah dari berbagai sudut pandang. Dalam menghadapi isu global yang kompleks, siswa ditantang untuk mempertimbangkan berbagai faktor (ekonomi, politik, sosial) yang mempengaruhi masalah tersebut. PBL sering kali dilakukan dalam kelompok, yang mempromosikan diskusi dan kerja sama. Diskusi mengenai isu-isu global dapat memperkaya pemahaman siswa dan mendorong empati terhadap orang lain, khususnya mereka yang terdampak oleh isu-isu seperti kemiskinan dan konflik.

Dalam proses PBL, siswa tidak hanya belajar mengidentifikasi masalah, tetapi juga didorong untuk mencari solusi. Ini bisa memberikan wawasan tentang bagaimana mereka dapat terlibat dalam mengatasi isu-isu sosial tersebut, baik dalam skala lokal maupun global. Secara keseluruhan, PBL menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendorong kesadaran sosial dan tanggung jawab, di mana siswa dapat memahami dan mendalami isu-isu global dengan cara yang bermakna dan kontekstual.