DISKUSI III

DISKUSI III

DISKUSI III

by Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd. -
Number of replies: 41

Baik teori mimetik, objektif, pragmatik, dan ekspresif memiliki kekhasan yang berbeda saat digunakan sebagai pisau bedah sastra. Masing-masing memiliki keunggulan, dan tidak bisa dikatakan teori ini lebih baik dari yang lain. Justru keempatnya bisa berdiri berdampingan sepanjang peneliti mampu melakukannya bersamaan.

Sebagai seorang mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Posisikan Anda adalah mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra, Anda diminta membedah sebuah puisi atau novel dengan menggunakan salah satu dari keempat teori tersebut. Dari empat teori tersebut manakah yang kiranya dapat Anda garap secara maksimal, dan kemukakan alasannya?


In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Zebua Trizga Ramadhona -
Sebuah penelitian sastra dapat dimulai dari masalah (fenomena) sastra tertentu, yang saya pahami bahwa keberadaan karya sastra berada dalam hubungan antara pengarang, karya, kenyataan (dunia), dan pembaca. Keempat elemen tersebut masing-masing saling berhubungan.

Namun demikian, seorang peneliti dapat melalukan penelitian dengan hanya memfokuskan pada satu elemen, misalnya teks saja, dua elemen yang saling berhubungan, atau empat elemen yang saing berhubungan.
Setelah seorang peneliti menentukan fokus masalah yang berkaitan dengan elemen tertentu dari keberadaan karya sastra, selanjutnya dia akan menentukan pendekatan tertentu yang akan digunakan untuk menghampiri masalah yang diteliti. Selanjutnya, teori dan metode yang digunakan untuk memahami masalah sangat tergantung pada pendekatan yang dipilih peneliti. Ketika peneliti memilih masalah penelitian dari karya sastra tanpa menghubungkannya dengan konteksnya, misalnya meneliti penyusunan alur dalam sebuah karya sastra, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tekstual atau pendekatan objektif. Teori yang sesuai dengan pendekatan tekstual atau objektif adalah teori naratif atau teori strukturalisme. Selanjutnya, metode yang sesuai dengan penelitian tersebut adalah analisis isi atau metode deskriptif kualitatif. Untuk memahami susunan alur sebuah karya sastra (novel atau cerpen), peneliti tidak perlu memilih pendekatan mimetik yang menghubungkan alur dengan konteks sosial budaya di luar karya sastra karena tidak ada relevansinya.

Menurut pemahaman saya, Metode penelitian yang tepat adalah "Metode Objektif". Karena yang saya ketahui Pendekatan objektif adalah salah satu aktivitas penelitian yang menghampiri objek penelitian dengan berorientasi pada karya sastra atau teks, tanpa menghubungkannya dengan pengarang, pembaca maupun kenyataan yang menjadi konteksnya. Seorang peneliti dapat memilih pendekatan objektif Pendekatan ini mengkaji fenomena sastra dengan memfokuskan perhatian pada persoalan wujud teks, termasuk editing manuskrip (naskah), analisis gaya bahasa yang digunakan dalam teks, dan struktur formal suatu teks.

Sebagai contoh pendekatan objektif misalnya Mahasiswa meneliti teks sastra dari aspek unsur-unsur yang membangun karya tersebut, misalnya alur, latar (setting), tokoh dan perwatakannya, sudut pandang (point of view), gaya bahasa, judul, dan tema sebuah novel atau cerita pendek. Karena hanya beriorienatsi pada teks, maka siapa penulisnya, bagaimana pembaca membaca dan memberikan makna, serta bagaimana konteks sosial historis dan politis yang melatarbelakangi teks tersebut tidak peru diperhatikan. Dalam pelaksanaan penelitiannya, pendekatan objektif ini membutuhkan dukungan teori sastra, khususnya teori struktur naratif, atau teori strukturalisme. Pendekatan objektif juga menurut saya dapat membatasi dengan meneliti salah satu unsur pembangun teks, misalnya unsur tokoh dan perwatakannya dari sebuah cerpen, novel, ataupun drama, tanpa mengaitkannya dengan unsur lainnya.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Vanessa Bilqis Gumati (2313041013) -
Nama : Vanessa Bilqis Gumati
NPM : 2313041013

Izin menjawab pak,
dalam konteks skripsi dengan fokus pada sastra, memilih satu dari teori mimetik, objektif, pragmatik, dan ekspresif sangat bergantung pada jenis karya sastra yang akan dibedah serta tujuan penelitian yang ingin dicapai. Mengingat saya berposisi sebagai mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di tingkat akhir, saya akan memilih teori ekspresif sebagai alat bedah sastra yang saya garap secara maksimal. Berikut alasannya:

1. Keunikan Karya Sastra: Teori ekspresif menekankan pada ekspresi atau ungkapan perasaan, pemikiran, dan pengalaman pribadi pengarang. Pendekatan ini memungkinkan saya untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana seorang pengarang menuangkan pengalaman pribadinya ke dalam karya sastra, baik itu puisi atau novel. Hal ini sangat menarik karena setiap karya sastra sering kali merupakan cerminan dari kehidupan sang pengarang atau refleksi dari perasaan dan pikiran mereka yang unik.

2. Keterlibatan Emosional dan Psikologis: Melalui teori ekspresif, saya dapat mengeksplorasi dan menafsirkan aspek-aspek emosional dan psikologis yang terkandung dalam karya sastra. Ini termasuk emosi, perasaan, dan keadaan psikologis pengarang yang tercermin dalam karyanya. Pendekatan ini cocok dengan minat saya pada aspek humanistik dari sastra dan bagaimana sastra dapat menjadi sarana untuk mengekspresikan keadaan emosional yang kompleks.

Memilih teori ekspresif sebagai landasan teoritis memungkinkan saya untuk melakukan penelitian yang holistik dan multidimensi, menghubungkan teks sastra dengan kehidupan nyata pengarang serta pengalaman-pengalaman yang menginspirasi penciptaan karyanya. Hal ini sesuai dengan keinginan saya untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana karya sastra diciptakan dan apa yang ingin diungkapkan oleh pengarang melalui karyanya.
In reply to Vanessa Bilqis Gumati (2313041013)

Re: DISKUSI III

by Rani Agustina -
Nama: Rani Agustina
Npm: 2313041073

Jika saya seorang mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra dan membedah sebuah puisi atau novel dengan 4 pendekatan teori menurut Abrams, saya memilih pendekatan objektif. Menurut saya pendekatan objektif sangat cocok untuk membedah sebuah karya sastra puisi maupun novel karena pendekatan objektif mengacu pada kualitas instrinsik sebuah karya yang memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom dan mengarah pada analisis karya sastra dengan strukturalisme. Serta pendekatan objektif tidak terikat pada sudut pandang yang subjektif yaitu bagi pembaca lebih bebas dan luas dalam memahami dan menginterpretasikan karya sastra tanpa campur tangan dari penilaian subjektif.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Putri Aulia Zahra -
Nama: Putri Aulia Zahra
NPM: 2313041003

Jika saya seorang mahasiswa akhir dan sedang dalam proses menulis skripsi dalam bidang sastra, maka saya akan memilih untuk membedah sebuah karya sastra melalui teori mimetik. Teori mimetik berfokus pada fakta-fakta suatu kejadian yang telah ditambahkan dengan unsur-unsur fiksi oleh sang pengarang.

Saya memilih teori mimetik karena, mengkaji sebuah karya sastra dengan cara mencari tahu keaslian atau awal dari karya sastra tersebut dapat menambah pengetahuan saya tentang keaslian dari awal mula karya sastra tersebut dibuat. Selain mendapatkan keaslian karya sastra tersebut, teori mimetik dapat dikatakan lebih mudah dibandingkan teori kritik sastra yang lainnya, karena teori tersebut hanya berfokus pada awal mula atau keaslian dari karya sastra tersebut.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Gabriella Marselina Lumban Gaol -
Nama: Gabriella Marselina Lumban Gaol
NPM: 2313041035

Izin menjawab pak, jika saya yang menjadi seorang mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra, saya akan memilih teori ekspresif yang akan saya garap secara maksimal. Alasannya karena menurut saya, teori ekspresif menghasilkan pengalaman yang sama bagi seniman dan audience, dan menganggap karya seni dalam bentuk fisik tidak penting, tetapi pemikiran, ide, dan konsep seniman serta bagaimana audience dapat merasakan apa yang dirasakan seniman. Teori ini juga menganggap bahwa fungsi seni adalah "menginfeksi" audience, sehingga antara seniman dan audience memiliki perasaan yang sama, dan harus berkontribusi terhadap peningkatan moral masyarakat. Dalam konteks puisi atau novel, pendekatan ekspresif menekankan pada perasaan dan pendapat pengarang, yang dipercayai oleh para kritikus sebagai unsur pokok yang membangkitkan pikiran-presepsi-presepsi dan perasaan yang dikombinasikan dalam karya sastra.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Intan Fadillah -
Nama: Intan Fadillah
NPM: 2313041025


Ketika saya sebagai mahasiswa semester akhir yang sedang mengerjakan skripsi dengan bidang sastra, maka dari keempat pendekatan yang telah Abrams kemukakan, saya akan membedah sebuah karya sastra secara maksimal dengan memilih menggunakan pendekatan ekspresif. Kenapa saya memilih menggunakan pendekatan ekspresif untuk menjadikan pisau bedah sebuah sastra? karena menurut saya pendekatan ini secara tidak langsung dapat menjawab asumsi yang ditimbulkan pembaca ketika sedang membaca novel ataupun puisi dengan memberikan jawaban dari penulis atau pengarang langsung terkait dengan maksud dari sebuah kejadian yang dialami tokoh tersebut apakah sama atau memiliki hubungan dengan keadaan yang dialami dari penulis. Membedah sebuah karya sastra (novel atau puisi) menggunakan pendekatan ekspresif dengan berfokus pada penulis atau pengarang dengan cara mewawancarai penulis atau pengarang. Seperti menanyakan secara langsung pesan apa yang hendak penulis atau pengarang sampaikan lalu, seperti apa yang mendasari karya sastra (novel atau puisi) tersebut di tulis.

Alasan lain mengapa saya memilih menggunakan pendekatan ekspresif karena dengan pendekatan ini saya bisa menelisik lebih dalam tentang bagaimana seorang pengarang atau penulis menuangkan pengalamannya ke dalam karya sastra serta perasaan, emosi, atau keadaan psikologis si pengarang yang tercermin dalam karyanya. Seperti yang kita ketahui bahwa teori ekspresif menekankan pada ekspresi atau ungkapan perasaan, pemikiran, dan pengalaman pribadi pengarang yang tertuang dalam karyanya.

Namun, perlu diperhatikan bahwa membedah sebuah karya sastra menggunakan pendekatan ekspresif harus memperhatikan jenis dari karya sastra tersebut. Serta memperhatikan kondisi, apakah karya sastra tersebut layak untuk dibedah menggunakan pendekatan ekspresif ini.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Saneha Jofita Sari -
Nama: Saneha Jofita Sari
NPM :2313041065
Kelas: 2A
Izin menjawab pak
Diantara ke empat pendekatan tersebut, saya lebih memilih pendekatan objektif sebab jika dilihat dari situasi lebih memungkinkan. Selain itu memudahkan kita dalam penelitian karena fokus kita hanya pada unsur-unsur intrinsik , berkaitan dengan unsur instrinsik tidak jauh jauh dari tema, gaya bahasa, amanat, sudut pandang, dan sebagainya.

Dengan pendekatan objektif ini akan lebih mudah jika dikaitkan dengan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, baik itu di SMP ataupun di SMA. Nah melalui pendekatan ini kita akan lebih mudah untuk melakukan penelitian.

Kemudian pendekatan ini jauh dari penilaian yang dipengaruhi oleh perasaan pribadi.
Pendekatan objek tidak harus tergantung dengan prinsip, ilmu lain dalam menyelidikinya. Dengan begitu Melalui pendekatan ini kita dapat mengekploitasi semaksimal mungkin karya sastra tersebut.
Kemudian hasil yang kita dapat dari evaluasi elemen-elemen konkret dalam teks dapat kita pertanggung jawabkan.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Bunga Anjani Putri -
Nama : Bunga Anjani Putri
NPM : 2313041029

izin menjawab pak,
jika saya sebagai mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra dan membedah sebuah puisi atau novel, ada 4 teori tetapi setiap mempunyai kelebihan yang berbeda-beda dan tidak dapat dikatakan bahwa teori satu lebih baik dari teori lain. tetapi jika saya harus memilih saya akan memilih teori mimentik karna teori ini berfokus pada bagaimana sastra dapat mewakili atau menggambarkan kehidupan atau realitas atau kenyataan. nah dengan menggunakan teori mimentik ini saya dapat membedakan novel atau puisi yang menggambarkan kehidupan atau kenyataan. misalnya, saya membagikan novel atau puisi yang lebih menggambarkan keseharian atau kehidupan dibandingkan keseharian di masa lampu atau masa lalu
In reply to Bunga Anjani Putri

Re: DISKUSI III

by Raihan Padri Ramadhani -
Raihan Padri Ramadhani (2313041007)

Izin menjawab pak, sebagai mahasiswa tingkat akhir dengan fokus pada sastra, saya akan memilih teori mimetik untuk membedah puisi atau novel. Alasan utamanya adalah bahwa teori mimetik berfokus pada representasi dunia nyata dalam karya sastra, yang sesuai dengan minat saya dalam menganalisis bagaimana karya sastra mencerminkan kehidupan manusia dan realitas sosial. Melalui pendekatan ini, saya dapat menggali makna-makna yang tersembunyi dalam karya sastra dan menganalisis bagaimana penulis menggunakan bahasa untuk merepresentasikan realitas, karakter, dan situasi dalam karya mereka. Dengan demikian, teori mimetik memungkinkan saya untuk memahami kedalaman dan kompleksitas sebuah karya sastra dengan lebih baik.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Ari Yunaini -

Nama: Ari Yunaini

Npm: 2313041019

Keempat teori sastra ini memiliki kekhasan, dan cirinya masing-masing. Masing-masing teori ini juga memiliki perbedaan di dalam fokus kajiannya.

Jika saya mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi tentang sastra menggunakan teori Abrams, saya akan memilih menggunakan teori mimetik. Mengapa? Karena teori mimetik ini fokus kepada bagaimana sastra menggambarkan sebuah realita, fakta-fakta kehidupan yang di tambah dengan sedikit unsur fiksi oleh sang penulis, menurut saya ini memudahkan pembaca untuk membedah atau mengawang-awang apa yang ingin di sampaikan oleh sang pengarang, memudahkan untuk menafsirkan maksud dari penulis dalam karya nya tersebut.

In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Adrean Fernando -
Adrean Fernando
2313041069

Jika posisi saya saat ini adalah seorang siswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra dan membedah sebuah puisi atau novel dengan 4 teori pendekatan menurut Abrams, saya akan mencoba memilih menggunakan pendekatan teori ekspresif. Dikarenakan teori ekspresif fokus pada mengungkapkan perasaan dan emosi pengarang dalam karya sastra. Selain itu, menurut saya teori ekspresif memiliki kelebihan seperti membantu memahami perasaan dan emosi pengarang, memberikan interpretasi yang lebih mendalam tentang karya sastra, dan menghubungkan karya sastra dengan kehidupan pengarang. Hal-hal tersebut tentunya juga dapat dilihat dari penggunaan gaya bahasa/majas yang ada di dalam karya sastra tersebut sendiri.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Asyifa Zaharani 2313041051 -
Nama : Asyifa Zaharani
NPM : 2313041051

Jika saya adalah mahasiswa akhir yang akan membedah suatu karya sastra untuk penelitian, maka saya akan memilih teori pragmatik.
Berikut adalah alasannya:

Fokus pada Pembaca sebagai Agen Interpretasi: Teori pragmatik menempatkan pembaca sebagai agen utama dalam proses interpretasi sastra. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa setiap pembaca membawa latar belakang, pengalaman, dan kepentingan yang unik, yang secara signifikan memengaruhi cara mereka memahami dan merespons sebuah karya sastra.

Konteks Sosial dan Budaya: Teori pragmatik mengakui pentingnya konteks sosial dan budaya dalam membentuk makna dalam teks. Seorang pembaca tidak hanya membaca teks secara individu, tetapi juga dalam konteks komunitas sastra, nilai-nilai budaya, dan kerangka referensi yang lebih luas. Hal ini membuka pintu untuk analisis yang lebih mendalam tentang bagaimana suatu karya sastra merefleksikan dan berinteraksi dengan realitas sosial dan budaya di mana pembaca itu dihasilkan.

Fleksibilitas dalam Interpretasi: Pendekatan pragmatik memberikan ruang bagi berbagai interpretasi yang valid terhadap suatu teks. Ini mengakui bahwa tidak ada satu "makna" tunggal dalam sebuah karya sastra, tetapi makna-makna yang beragam bergantung pada perspektif pembaca. Hal ini memungkinkan analisis yang lebih inklusif dan menyeluruh terhadap karya sastra, karena mengakui keragaman pengalaman dan sudut pandang pembaca.

Keterlibatan Emosional: Teori pembaca juga menyoroti keterlibatan emosional pembaca dalam membentuk respons terhadap sebuah karya sastra. Perasaan, empati, dan identifikasi dengan karakter atau tema dalam teks dapat memengaruhi cara seorang pembaca memahami dan menafsirkan teks tersebut. Ini penting karena karya sastra seringkali bertujuan untuk merangsang respon emosional, refleksi, atau bahkan perubahan sikap pada pembaca.

Dengan memanfaatkan pendekatan teori pragmatik, pembaca dapat menggali berbagai dimensi makna dan pengalaman dalam sebuah karya sastra. Analisis yang mendalam melalui lensa teori pembaca memungkinkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang kompleksitas dan keragaman sastra, serta dampaknya terhadap pembaca dalam membedah suatu karya sastra.Perlu diperhatikan kembali, jenis karya sastra apa yang akan dibedah. Lalu untuk jenis teori apa yang digunakan individu, biasanya berbeda-beda satu dengan lainnya, bergantung pada kebutuhan.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Haysah Varina Salsabila -
Nama: Haysah Varina Salsabila
NPM: 2313041005

Izin menjawab pak, jika saya sedang menjadi mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra dan akan membedah sebuah puisi atau novel dengan menggunakan 4 teori yaitu mimetik, objektif, pragmatik, dan ekspresif. Saya akan menggunakan teori pendekatan ekspresif.

Karena pendekatan teori ekspresif merupakan teori pendekatan yang menelusuri hubungan antara karya sastra dan perasaan pengarang. Ini adalah pendekatan yang menempatkan karya sastra sebagai ekspresi, luapan, ucapan perasaan, hasil imajinasi, pemikiran-pemikiran, dan perasaan pengarang. Pendekatan ini menelusuri bagaimana karya sastra diciptakan dan juga menelusuri bentuk-bentuk yang ada dalam karya sastra

Pendekatan ekspresif juga mengkaji karya sastra dari perspektif bahasa yang digunakan oleh penulis, rangkaian kata yang digunakan, dan bagaimana mereka dapat menggambarkan apa yang sedang dirasakan oleh penulis serta apa yang ingin disampaikan

teori ekspresif pun memiliki kelebihan yaitu:
1. Mengungkapkan Gagasan dan Ide Pengarang: Teori ekspresif menelusuri hubungan antara karya sastra dan perasaan pengarang, yang menjadikan karya sastra sebagai sarana untuk memahami keadaan jiwa pengarang

2. Menggambarkan Pikiran dan Perasaan Pengarang: Pendekatan ekspresif menelusuri bagaimana karya sastra diciptakan dan juga menelusuri bentuk-bentuk yang ada dalam karya sastra.

3. Melakukan Kajian Biografi: Pendekatan ekspresif lebih dekat dengan pengkajian biografi, karena fokus utama penganalisisan adalah diri si pengarang, serta ide-ide, pikiran, perasaan, dan ciptaan dari si pengarang

4. Mempungkinkan Kollaborasi dengan Teori-Teori Lain: Teori ekspresif memungkinkan untuk dikolaborasikan dengan teori-teori yang lain, seperti teori postcolonial yang terfokus pada studi orientalisme
In reply to Haysah Varina Salsabila

Re: DISKUSI III

by NOVIA FITRI RAHMADI -
nama: NOVIA FITRI RAHMADI
NPM: 2313041041

jika saya adalah mahasiswa akhir yang sedang mengerjakan skripsi di bidang sastra, saya ingin membedah novel dengan teori mimetik. karena seperti yang kita tahu bahwa teori mimetik itu berfokus pada karya sastra dan realitas. dengan teori itu kita dapat menganalisis bagaimana setting dalam novel mencerminkan realitas. Perhatikan bagaimana tempat dan waktu dalam novel digambarkan. misalnya saya ingin menganalisi novel terbaru tere liye yang belum lama ini selesai saya baca yang berjudul teruslah bodoh jangan pintar novel itu memiliki hubungan erat dengan realita kehidupan di indonesia di mana pemerintahan atau hukum akan lebih pro ke para penguasa ketimbang rakyat biasa dan teori ini sepertinya sangat cocok.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Elma Malini -
Nama : Elma Malini
Npm : 2313041047

Izin menjawab pak, jika saya yang menjadi seorang mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra,
Maka saya akan menggunakan metode objektif dalam melakukan analisa terhadap suatu karya sastra,
Sebab pendekatan objektif adalah pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra secara keseluruhan. Diperjelas oleh Yudiono (1984 : 53)
Pendekatan objektif merupakan pendekatan sastra yang menekankan pada segi intrinsik karya sastra yang bersangkutan. Dengan demikian, bahwa pendekatan objektif adalah pendekatan yang memfokuskan kepada karya itu sendiri. Tidak melibatkan penulis dan unsur yang ada di luar karya itu. Semi (1993:67) menyebutkan bahwa pendekatan struktural dinamakan juga pendekatan objektif, pendekatan formal, atau pendekatan analitik. Saya sebagai mahasiswa tingkat akhir agar dapat membedah suatu karya sastra dengan maksimal maka saya akan  menggunakan pendekatan secara objektif  yang harus didasari pemahaman terhadap isi karya sastra itu sendiri. Karena menurut  saya, untuk memahami makna karya sastra itu sendiri harus dianalisis berdasarkan strukturnya sendiri, lepas dari latar belakang sejarah, lepas dari diri dan niat penulis, dan lepas pula dari efeknya pada pembaca.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Intan Nuraini -
Nama: Intan Nuraini
NPM: 2313041077

Izin menjawab pak,
Jika saya seorang mahasiswa akhir dan sedang dalam proses menulis skripsi dalam bidang sastra, maka saya akan memilih untuk membedah sebuah karya sastra melalui teori ekspresif. Alasan saya memilih teori ekspresif dalam analisis karya sastra karena teori ini bisa memberikan pemahaman yang mendalam tentang ekspresi individu penulis serta makna subjektif yang terkandung dalam karya tersebut. Menurut saya teori ekspresif memungkinkan saya untuk memahami pikiran, perasaan, dan pengalaman pribadi penulis yang tercermin dalam karya sastra.
Teori ekspresif juga dapat memberikan makna sebuah karya sastra yang bervariasi tergantung pada persepsi seseorang. Analisis ekspresif ini memungkinkan pembaca untuk bisa terlibat secara emosional dengan karya sastra, karena menggambarkan perasaan dan pengalaman manusia yang mendasar. hal ini dapat meningkatkan apresiasi terhadap banyaknya ekspresi dalam suatu karya sastra.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Novita Sari -
Nama: Novita Sari
NPM: 2313041063

Izin menjawab pak, jika saya diposisikan sebagai mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra, dan akan membedah sebuah karya puisi atau novel dengan menggunakan salah satu teori menurut Abrams, saya akan memilih pendekatan objektif. Dikarenakan pendekatan objektif berfokus pada karya sastra itu sendiri, tanpa melihat keluar teks untuk mencari makna. Hal ini membuat analisis menjadi lebih murni dan efisien karena tidak perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal seperti latar belakang pengarang atau pengaruh sosial. Pendekatan objektif menganalisis karya sastra sebagai sebuah struktur yang kompleks dan koheren. Unsur-unsur intrinsik seperti tema, alur, penokohan, latar, dan gaya bahasa di analiis secara detail untuk memahami makna yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Pendekatan objektif juga menyediakan kerangka kerja yang konsisten untuk membedah suatu karya sastra. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi pola dan tren dalam perkembangan sastra, serta memahami perbedaan dan persamaan antar karya sastra.
Kesimpulannya adalah pada pendekatan objektif menawarkan cara yang sistematis, jelas, dan efisien untuk membedah suatu karya sastra. Dengan fokus pada teks itu sendiri, pendekatan ini membantu meminimalkan bias dan menghasilkan analisis yang objektif dan kredibel. Pendekatan ini sangat bermanfaat bagi peneliti yang ingin memahami struktur dan makna intrinsik suatu karya sastra. Namun perlu diingat bahwa tidak ada satu pendekatan yang sempurna dalam menganalisis karya sastra. Pendekatan objektif memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Pada setiap karya sastra memiliki perbedaan masing-masing karena itu pada saat membedah suatu karya sastra pendekatan yang lebih baik dan tepat dapat kita tentukan sendiri disesuaikan dengan suatu karya yang akan kita analisis.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Wita Herlina -
Menurut saya teori yang tepat digunakan untuk membedah suatu karya sastra yaitu dapat menggunakan pendekatan Objekti. Dengan pendekatan objektif, kita dapat menilai karya sastra dengan pandangan yang lebih netral dan berdasarkan bukti-bukti yang ada dalam karya itu sendiri, tanpa tergantung pada unsur lain di luar keberadaan karya sastra itu sendiri.
Selain itu dapat memberikan berbagai manfaat yang berguna bagi pembaca dan peneliti sastra yaitu menganalisis karakter-karakter dalam karya sastra dengan lebih mendalam dimana pembaca dapat memahami perkembangan, dan konflik internal yang mungkin dimiliki oleh setiap karakter, dapat mengevaluasi pengembangan plot dan struktur naratif karya sastra secara lebih sistematis.Pendekatan objektif memungkinkan pembaca menganalisis karya sastra dengan lebih kritis, dibandingkan membuat penilaian berdasarkan kesan pribadi atau emosional.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Denisya Anta Adilla 2313041053 -
Nama: Denisya Anta Adilla
NPM: 2313041053

Jika saya mahasiswa tingkat akhir yang diminta membedah sebuah puisi atau novel dengan menggunakan salah satu dari keempat teori, saya akan memilih pendekatan objektif. Karena berfokus pada unsur intrinsik pada karya sastra tersebut. Saya akan membedah suatu karya dengan menganalisis struktur dan alur untuk memahami bagaimana plot berkembang, memeriksa penggunaan gaya bahasa untuk memahami estetika dalam suatu karya, mempelajari karakter tokoh untuk memahami bagaimana mereka mewakili nilai yang terkandung dalam suatu karya, dan mengidentifikasi tema untuk memahami bagaimana tema dihubungkan dengan plot, penokohan, dll. Pada pendekatan objektif saya hanya akan fokus pada karya sastra tersebut dan mengesampingkan latar belakang penulis dan kritik karya sastra tersebut.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Anisa Rosida Yana -
Anisa Rosida Yana (2313041071)

Sebagai seorang mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, jiika saya di posisi tersebut maka saya akan memilih teori mimetik untuk menganalisis sebuah karya sastra. Teori mimetik menekankan pada representasi realitas dalam karya sastra, dan hal ini dapat memberikan sudut pandang yang menarik dalam membaca dan memahami sebuah karya sastra.

Misalnya saya memilih sebuah puisi yang menarik untuk dianalisis. Seperti contohnya puisi "Aku" karya Chairil Anwar. Dengan menggunakan pendekatan teori mimetik, saya akan menganalisis bagaimana puisi ini merepresentasikan pengalaman hidup atau perasaan penulis. Saya akan meneliti bahasa, imaji, dan penggunaan gaya bahasa untuk melihat bagaimana puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang kondisi seseorang atau perasaan yang diungkapkan oleh penulis. Selanjutnya, saya akan menganalisis bagaimana puisi ini membangun narasi atau gambaran tentang kehidupan, perasaan, atau pengalaman seseorang secara umum. Saya akan mencari unsur-unsur mimetik yang menggambarkan situasi manusia secara mendalam dan autentik.

Menganalisis suatu karya sastra dengan teori mimetik dapat memungkinkan pembaca untuk mengeksplorasi bagaimana karya sastra dapat merepresentasikan dunia nyata. Dalam konteks analisis sastra, teori mimetik membantu pembaca untuk memahami bagaimana pengarang menggunakan kata-kata, gambaran, dan narasi untuk merefleksikan kehidupan, pengalaman, dan emosi manusia.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Vidia Adinda -
Vidia Adinda Zahrani (2313041009)

Menurut saya dengan menggunakan teori pragmatik karena teori pragmatik memungkinkan kita untuk memahami makna sebuah karya sastra dalam konteks penggunaannya di dalam masyarakat dan budaya, serta bagaimana karya tersebut dapat memengaruhi pembaca atau pendengarnya.
Oleh sebab itu, dengan memanfaatkan teori pragmatik, pembaca dapat lebih mendalam dalam memahami berbagai aspek makna dalam karya sastra, termasuk makna yang tersirat atau makna yang tidak tertulis secara implisit, nilai-nilai budaya yang tersembunyi, dan fungsi bahasa.
Dengan ini, karya sastra bisa diteliti secara lebih mendalam karena dilihat dari sisi pembaca.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Imel Equipcy Sirait -
Nama: Imel Equipcy Sirait
NPM: 2313041079

Izin menjawab, Pak. Saya akan memilih untuk memakai teori objektif dalam membedah sebuah puisi maupun novel. Mengapa demikian? Sebab teori objektif berfokus pada karya bukan apa yang melatarbelakangi terciptanya karya dan yang pasti teori objektif tidak mencari-cari tanggapan dan penafsiran dari senior sastra ataupun mereka yang baru berkecimpung dalam dunia sastra. Alasan lain, sebab dari unsur intrinsik dan ekstrinsik novel, hal ini mempermudah seorang pembaca untuk membedah suatu karya dan menentukan id, ego, dan superego yang mana ketiganya merupakan gambaran kasar terhadap pokok cerita dalam novel tersebut.

Ditambah lagi, amanat dalam suatu karya sastra adalah pokok utama karya sastra tersebut ditulis. Ada suatu hal yang ingin penulis sampaikan melalui rangkaian kata demi kata, bait demi bait dalam karyanya. Amanat ini kita temukan dalam unsur intrinsik sebuat cerpen, novel, puisi, teks drama, dan lain-lain. Dan dengan pendekatan objektif pula mempermudah kita untuk menentukan maksud dari karya sastra tersebut.
Maka saya simpulkan bahwa saya akan lebih mudah membedah suatu karya sastra dengan menggunakan teori objektif sebab fokus utama saya bukan dengan penafsiran pihak lain melainkan hanya pada kerangka karya sastra tersebut.
Sekian yang dapat saya sampaikan, terima kasih.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Dea Rahmadani Fitri -
Dea rahmadani fitri (2313041031)

Menurut saya pendekatan pragmatik dapat lebih maksimal. Pendekatan pragmatik dalam menilai suatu karya sastra melibatkan pemahaman terhadap bagaimana karya sastra itu dipahami, diterima, dan digunakan oleh pembaca dalam konteks sosial dan budaya mereka. Hal ini melibatkan analisis terhadap efek karya sastra terhadap pembaca, pesan yang disampaikannya, serta bagaimana karya sastra itu memengaruhi atau merangsang perubahan dalam pikiran, emosi, atau tindakan pembaca. Pendekatan pragmatik dalam menilai karya sastra lebih fokus pada dampak praktis dan implikasi sosial dari karya tersebut daripada hanya menganalisis elemen-elemen sastra secara intrinsik. Hal ini berarti mempertimbangkan bagaimana karya sastra tersebut dapat berinteraksi dengan pembaca, konteks budaya, dan relevansi sosialnya. Sehingga dapat memudahkan pembaca untuk "membedah" suatu karya sastra.
In reply to Dea Rahmadani Fitri

Re: DISKUSI III

by Sabrina Zalfa Syawalika -
Nama : Sabrina Zalfa Syawalika
NPM : 2313041057

Izin menjawab pak, dari ke empat pendekatan tersebut masing-masing memiliki keunggulan, dan tidak bisa dikatakan teori ini lebih baik dari yang lain. namun, jika saya mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra, dari ke empat pendekatan tersebut saya akan memilih menggunakan teori pendekatan objektif karena pendekatan objektif sendiri berfokus pada karya sastra itu sendiri, berfokus pada unsur intrinsik dari sebuah novel itu. hal ini mempermudah seorang pembaca untuk membedah suatu karya, jadi sebab itu saya memilih untuk menggunakan teori pendekatan objektif.
In reply to Dea Rahmadani Fitri

Re: DISKUSI III

by Tia Sulistia Ghaliza Sabina -
Nama : Sulistia Ghaliza Sabina
NPM : 2313041011

Menurut saya teori ekspresif yang akan saya ambil sebagai mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra untuk menganalisis puisi atau novel. Dengan menggunakan teori ekspresif yang fokus pada perasaan pengarang dan bagaimana karyanya mencerminkan keadaannya, saya dapat mencari lebih dalam makna tersirat dalam puisi atau novel serta memahami tujuan pengarang menciptakannya. Teori ini akan membantu saya memahami secara keseluruhan dan merasakan pengalaman estetika yang disampaikan pengarang.

Seperti novel karya Buya Hamka yang mengekspresikan nilai keagamaan, moral dan budaya yang menjadi bagian dari kehidupan dan pemikirannya. Ia menggambarkan konflik internal para tokoh yang berjuang antara cinta, agama, dan budaya. Penggambaran ini tercermin dari nilai agama yang dipegang teguh oleh hamka dan bagaimana nilai tersebut tercermin dalam karakter dan alur ceritanya.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Antalia Handayani -

Nama : Antalia handayani

Npm : 2313041001

Jika saya seorang mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra dan membedah sebuah karya sastra dengan  pendekatan teori menurut Abrams, saya memilih pendekatan mimetik karena  menurut saya pendekatan mimetik cocok untuk membedah sebuah karya sastra puisi maupun novel karena pendekatan mimetik dalam karya sastra lebih mudah dipahami, dan di mengerti, pendekatan mimetik ini juga memdesktipsikan sifat karya sestra dan seni untuk menghubungkan karya sastra satu dengan karya sastra lainnya yang menjadi model utama nya pendekatan mimetik ini juga bisa digunakan menggambarkan sebuah karya sastra yang dengan sengaja menggunakan karya yang lebih tua tetapi mengadaptasikan nya kedalam pokok bahasan pada zaman penulisan itu sendiri. 

Pendekatan mimetik merupakan kriteria yang mengaitka suatu karya sastra dengan kenyataan yang ditiru ata tercermin didalamnya, jadi pendekatan mimetik menurut saya adalah suatu pendekatan yang berfokust terhadap sebuah kajian yang terletak pada konsep bahwa karya sastra adalah bentuk replika atau tiruan yang hakikatnya terjadi di dalam kehidupan, hal ini selaras bahwa karya sastra tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur pembentukan diluar karya sastra itu sendiri.

 

In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Muhammad Ardan 2313041059 -
Sastra adalah salah satu cara terbaik untuk memberikan pesan moral, sastra menasihati seseorang tanpa seseorang tersebut merasa dinasihati, dan sastra menceritakan suatu peristiwa terkadang dengan cara yang lebih indah.
Bila saya adalah mahasiswa tersebut pendekatan yang cocok untuk membedah sebuah puisi atau novel adalah pendekatan mimetik. Karena dalam pendekatan mimetik kajiannya dititikberatkan pada hubungannya dengan kenyataannya di luar suatu karya atau dengan kata lain imitasi terhadap realita yang ada. Oleh karena itu menurut saya hal tersebut adalah suatu pendekatan yang cocok karena saya akan dapat mengamati apa yang sebenarnya terjadi menurut catatan sejarah atau catatan ilmiah kemudian hal tersebut akan dihubungkan dengan apa yang sastra ceritakan sehingga saya dapat menemukan sebuah kunci untuk membuka pintu pertama membedah suatu puisi atu novel.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Bella Yulia Pratiwi -
Nama : Bella Yulia Pratiwi
NPM : 2313041017

Izin menjawab :
Sebagai mahasiswa tingkat akhir pendidikan bahasa dan sastra Indonesia yang tengah mengerjakan skripsi bidang sastra, saya memilih teori ekspresif untuk membedah sebuah puisi. Alasan saya memilih teori ini adalah:

1. Kecocokan dengan Puisi:

Teori ekspresif berfokus pada pengungkapan emosi dan pengalaman pribadi penyair dalam puisi. Hal ini sangatlah cocok dengan sifat puisi yang liris dan ekspresif, di mana penyair menuangkan perasaannya melalui kata-kata yang indah dan penuh makna.

2. Kemudahan Penerapan:

Teori ekspresif relatif mudah diterapkan dalam analisis puisi. Peneliti hanya perlu mengidentifikasi unsur-unsur puisi seperti diksi, majas, dan struktur untuk memahami emosi dan pengalaman penyair yang ingin disampaikan.

3. Kedalaman Analisis:

Teori ekspresif memungkinkan peneliti untuk melakukan analisis yang mendalam tentang perasaan dan pemikiran penyair. Hal ini dapat dilakukan dengan menghubungkan unsur-unsur puisi dengan latar belakang kehidupan penyair, peristiwa sejarah, atau karya sastra lainnya.

4. Relevansi dengan Bidang Sastra:

Teori ekspresif merupakan salah satu teori sastra yang paling fundamental dan banyak digunakan dalam penelitian sastra. Dengan menggunakan teori ini, penelitian skripsi saya akan lebih relevan dengan bidang sastra dan memiliki nilai akademis yang tinggi.

Contoh Penerapan Teori Ekspresif:

Misalnya, saya ingin menganalisis puisi "Aku" karya Chairil Anwar dengan menggunakan teori ekspresif. Pertama, saya akan mengidentifikasi unsur-unsur puisi seperti diksi, majas, dan struktur. Kemudian, saya akan menghubungkan unsur-unsur tersebut dengan latar belakang kehidupan Chairil Anwar dan peristiwa sejarah pada masa itu. Dari analisis tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa puisi "Aku" merupakan ekspresi perasaan pemberontakan dan kegelisahan Chairil Anwar terhadap realitas sosial pada masa itu.

Kesimpulan:

Teori ekspresif merupakan pilihan yang tepat untuk membedah puisi karena sifatnya yang ekspresif dan mudah diterapkan. Dengan menggunakan teori ini, peneliti dapat melakukan analisis yang mendalam tentang perasaan dan pemikiran penyair, sehingga menghasilkan penelitian skripsi yang berkualitas dan relevan dengan bidang sastra.

Meskipun teori ekspresif memiliki banyak keunggulan, namun perlu diingat bahwa teori ini tidak dapat digunakan untuk menganalisis semua jenis puisi. Peneliti perlu mempertimbangkan jenis puisi, gaya bahasa penyair, dan konteks sosial budaya puisi sebelum memilih teori yang tepat untuk digunakan.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Aisyah Athiyah Salsabila -
Nama: Aisyah Athiyah Salsabila
Npm: 2313041049

Izin menjawab, jika saya menjadi mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra, dan diminta untuk membedah sebuah puisi atau novel, saya akan menggunakan teori objektif dalam mengerjakan nya secara maksimal. Alasannya adalah karena objektif membentuk dasar dari semua analisis teori literer. Objektif juga adalah teori yang berpengaruh terhadap pemahaman atas tingkatan kasus, yang berisi kata-kata yang membentuk tingkatan kasus yang tidak langsung dijelaskan dalam kata-kata. Dengan menggunakan objektif dalam menggarap tugas ini, maka itu akan membantu untuk memahami tingkat kasus dengan lebih baik.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Cindy Aprilia Herlambang -
Nama : Cindy Aprilia Herlambang
NPM : 2313041083


Sebagai mahasiswa tingkat akhir dalam bidang sastra, saya akan memilih pendekatan objektif untuk menganalisis sebuah karya puisi atau novel. Pendekatan ini berfokus pada karya sastra itu sendiri tanpa memperhatikan faktor-faktor eksternal seperti latar belakang pengarang. Analisis menjadi lebih murni dan efisien karena memfokuskan perhatian pada struktur dan unsur-unsur intrinsik karya sastra, seperti tema, alur, penokohan, latar, dan gaya bahasa. Pendekatan objektif menawarkan kerangka kerja yang konsisten dan sistematis, membantu dalam mengidentifikasi pola dan tren dalam perkembangan sastra. Meskipun memiliki kelebihan dan kekurangan, pendekatan ini memberikan analisis yang objektif dan kredibel, sesuai dengan tujuan penelitian.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Verdinanda Anggi Domita Palma 2313041081 -
Nama : verdinanda anggi domita palma
NPM : 2313041081

Sebagai mahasiswa sastra, saya memilih pendekatan ekspresif untuk menganalisis sebuah karya sastra karena memberikan wawasan langsung dari penulis tentang maksud karyanya. Melalui wawancara langsung dengan penulis, saya dapat memahami pesan dan motivasi di balik karya tersebut. Pendekatan ini memungkinkan saya untuk menyelami pengalaman dan emosi penulis yang tercermin dalam karyanya. Namun, saya harus mempertimbangkan jenis dan kondisi karya sastra yang akan saya analisis agar sesuai dengan pendekatan ini.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Yola Anisa Dewi -
Nama: Yola Anisa Dewi
NPM: 2313041055

Jika saya seorang mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra dan membedah sebuah puisi atau novel dengan 4 pendekatan teori menurut Abrams, saya memilih teori pendekatan objektif.
Alasannya adalah, Teori pendekatan objektif merupakan satu dari empat bentuk kajian dari kritik sastra yang menempatkan sebuah karya sastra sebagai objek yang dapat berdiri dan bertumpu pada karya sastra itu sendiri bebas dari penyair, pembaca mupun objek di sekitarnya. Bentuk pendekatn yang memfokuskan pada karya sastra.
Kritik sastra dengan pendekatan objektif menganggap karya sastra sebagai sesuatu yang dapat berdiri sendiri serta bebas dari pengaruh eksternal, baik itu pembaca dan pengarang.
Melalui pendekatan objektif, unsur-unsur intrinsik karya sastra akan dieksploitasi semaksimal mungkin.
Unsur intrinsik yang terdapat dalam karya sastra, di antaranya: plot, tokoh, latar, kejadian, dan sudut pandang.
Dapat disimpulkan bahwa pendekatan objektif adalah pendekatan yang memberikan perhatian pada karya sastra itu sendiri sebagai unsur intrinsik cerita.
In reply to Yola Anisa Dewi

Re: DISKUSI III

by Alifa Eka Silarwati -
Nama: Alifa Eka Silarwati
Npm: 2353041002


Jika saya seorang siswa tingkat akhir dengan skripsi bahasa dan sastra Indonesia, dan membedah sebuah novel atau puisi.

Saya akan menggunakan teori mimetik untuk menganalisis puisi atau novel, dan saya dapat menyoroti bagaimana karya tersebut mencerminkan atau merefleksikan kehidupan nyata, termasuk hubungan antar manusia, konflik sosial, atau kondisi alam. Saya juga dapat meneliti bagaimana karakter, latar, dan plot dalam karya tersebut menggambarkan atau meniru situasi dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, jika saya memilih untuk menganalisis puisi dengan menggunakan teori mimetik, saya juga dapat meneliti bagaimana penggunaan bahasa, gambaran, dan tema dalam puisi tersebut merefleksikan pengalaman hidup atau emosi manusia. Saya bisa membahas bagaimana puisi tersebut menggambarkan cinta, kehilangan, atau pertempuran dalam masyarakat.
Dengan menggunakan teori mimetik, saya dapat menggali lebih dalam dan makna dari karya sastra yang saya pilih untuk dianalisis.
In reply to Alifa Eka Silarwati

Re: DISKUSI III

by 2313041015 2313041015 -
Nama : Dinda mareta
NPM.  : 2313041015

Sebagai seorang pelajar pendidikan bahasa dan sastra Indonesia yang sedang menulis skripsi bidang sastra, memilih salah satu dari keempat teori yang telah disebutkan akan sangat tergantung pada puisi atau novel yang akan dibedah. Namun, untuk memberikan contoh, mari kita pilih teori mimetik.

Dengan menggunakan teori mimetik, saya dapat mengeksplorasi bagaimana karya sastra mencerminkan dunia nyata, menampilkan gambaran yang realistis tentang kehidupan, emosi, dan pengalaman manusia. Anda dapat menganalisis bagaimana karakter, setting, dan plot dalam karya tersebut merefleksikan atau meniru kehidupan sehari-hari. Selain itu, saya juga dapat mengungkapkan bagaimana karya tersebut menggambarkan konflik dan resolusi yang serupa dengan pengalaman manusia yang sebenarnya.

Misalnya, jika saya memilih puisi atau novel yang menyoroti konflik sosial atau politik, Anda dapat menggunakan teori mimetik untuk mengungkapkan bagaimana karya tersebut mencerminkan realitas kehidupan masyarakat pada saat itu. saya dapat menganalisis cara penulis menggunakan karakter, dialog, dan deskripsi untuk menyoroti ketegangan atau konflik yang ada dalam masyarakat, serta bagaimana hal itu tercermin dalam resolusi cerita.

Dalam fiskal Saya , dapat memulai dengan memperkenalkan teori mimetik dan memberikan gambaran umum tentang bagaimana teori tersebut dapat diterapkan dalam analisis sastra. Kemudian, Anda dapat menganalisis puisi atau novel yang saya pilih dengan menggunakan kerangka kerja teori mimetik, menyoroti bagaimana karya tersebut merefleksikan atau meniru realitas kehidupan manusia. Akhirnya, Anda dapat menyimpulkan dengan merangkum temuan saya dan memberikan pemahaman baru tentang karya sastra tersebut melalui lensa teori mimetik.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Umar Abdul Aziz -
Nama: Umar Abdul Aziz
NPM: 2313041043

Izin menjawab pak, saya akan menggunakan teori ekspresif pak. Karena dalam teori ekspresif kita dapat lebih memandang lagi tentang karya sastra itu sebagai sebuah ekspresi, dan juga dapat menggambarkan suatu ucapan dan perasaan yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Dalam teori ini kita juga dapat lebih memandang karya sastra dengan keaslian atau kenyataannya atau juga dengan keadaan dari pikiran dan pengalaman dari pengarang.

Dalam menggunakan teori ini juga kita dapat lebih melihat karya sastra itu dari perasaan, pikiran, dan niat dari pengarang. Bahwa karya sastra ini lebih memandang bagaimana karya sastra itu mencerminkan pengalaman manusia dan keadaan lingkungan sosial.

Jika menggunakan teori ini kita juga dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang proses kreatif sang penulis, tujuan yang mendasari penulisan karya sastra itu, dan pesan yang disampaikan. Jadi kita dapat mendalami pemahaman tentang penulis, pengungkapan emosi dan pikiran, pengalaman pembaca, dan juga dapat memberikan penghormatan kepada penulis terhadap kreativitasnya. Dengan demikian, menggunakan teori ekspresif membuka peluang untuk mendalami pemahaman yang lebih mendalam dalam karya sastra.

Cukup sekian, terima kasih bapak dosen dan teman-teman sekalian.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Najib Aqdam Pambudi -
nama: Najib Aqdam Pambudi (2353041006)

izin menjawab pak.jika untuk mengkaji dalam sebuah novel maka tentunya saya memlih untuk menggunakan teori mimetik, walaupun memang semuanya saling berkaitan, tapi yang menurut saya paling terlihat penilaian nya pada sisi teori mimetik.Karena Orang cenderung menggunakan teori mimetik dalam mengkaji sebuah novel atau sastra sebab teori ini menawarkan sudut pandang yang memungkinkan untuk memahami bagaimana karya sastra merepresentasikan dunia nyata. Karya sastra sering kali mencoba menciptakan dunia yang mirip dengan realitas, dan teori mimetik membantu pembaca untuk melihat bagaimana pengarang menggunakan imajinasi dan model nya untuk menciptakan dunia tersebut.

Selain itu, teori mimetik memungkinkan pembaca untuk mengeksplorasi bagaimana karakter, plot, dan tema dalam karya sastra terhubung dengan realitas yang diwakilinya. Hal ini memungkinkan pembaca untuk mengaitkan pengalaman hidup mereka dengan pengalaman yang direpresentasikan dalam karya sastra, sehingga membuat pembaca lebih terlibat secara emosional dan kognitif dengan teks tersebut.Teori mimetik juga dapat digunakan secara maksimal dalam membedah sebuah puisi atau novel. Teori mimetik memfokuskan pada representasi realitas dalam karya sastra, yang dapat membantu kita untuk mengetahui pola-pola peniruan atau refleksi terhadap dunia nyata yang terdapat dalam teks sastra tersebut. Dengan pendekatan ini, menurut saya, kita dapat mengungkapkan bagaimana pengarang menggunakan imajinasi dan pemodelan untuk menciptakan dunia dalam karya sastra, serta bagaimana hal itu memengaruhi cara pembaca memahami dan merespons teks.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Silvia Sakena -
Nama: Silvia Sakena
NPM: 2313041067

Izin menjawab pak.
Di antara ke empat pendekatan tersebut, saya lebih memilih pendekatan tujuan jika dilihat dari situasi yang lebih memungkinkan karena menurut saya, pendekatan tujuan menitikberatkan pada maksud pengarang melalui karya sastra, yang memungkinkan kita memahami makna dalam teks dengan lebih mendalam.
Lalu dengan pendekatan tujuan, saya bisa memahami konteks sosial, budaya, dan sejarah di mana sebuah karya sastra itu di tulis, dan hal itu bisa membantu saya mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang maknanya karena konteksnya penting.

Kemudian pendekatan tujuan memungkinkan kita melihat karya sastra sebagai suatu kesatuan yang utuh. saya bisa menganalisis bagaimana elemen-elemen penting dalam karya berkontribusi pada tujuan atau makna yang disampaikan.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Nur liana -
Nama : Nurliana
NPM : 2313041027

Memilih teori yang cocok untuk dijadikan sebagai penelitian bedah karya sastra pada skripsi sangat tergantung pada pertanyaan penelitian dan pendekatan analisis yang ingin di gunakan. Namun, secara umum, teori-teori tersebut dapat digunakan secara bersamaan atau saling melengkapi untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap sebuah karya sastra.

Menurut saya, dalam konteks skripsi dengan fokus pada sastra, teori objektif dan ekspresif yang lebih mudah untuk dijadikan sebagai teori bedah karya sastra. Karena, teori objektif menganggap bahasa sebagai sistem yang tidak boleh diterima atau ditolak secara subjektif, yang menekankan pada struktur bahasa, penggunaan gaya bahasa, narasi, dan elemen-elemen sastra lainnya sehingga dapat diamati dan dianalisis secara obyektif tanpa terpengaruh oleh opini atau penafsiran subjektif.

Sedangkan teori ekspresif menganggap bahasa sebagai sistem yang memungkinkan penggunaannya secara subjektif, yang berarti penekanan diberikan pada ekspresi pengarang. Penggunaan bahasa dapat mencerminkan pemikiran, perasaan, dan pengalaman pribadi pengarang. Dalam pendekatan ini, penafsiran subjektif terhadap karya sastra dianggap penting untuk memahami maksud dan tujuan ekspresif pengarang.

Teori objektif dan ekspresif menyediakan perspektif yang berbeda untuk memahami dan menganalisis karya sastra, dan dapat diaplikasikan dalam skripsi atau studi lainnya terkait sastra.

Dengan kata lain, teori objektif menyoroti analisis yang lebih terfokus pada struktur dan teknik bahasa yang dapat diamati secara obyektif, sementara teori ekspresif memberikan ruang lebih besar bagi penafsiran subjektif terhadap bahasa sebagai ekspresi dari pengarang.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Syipa An Nisa -
Nama : Syipa An Nisa
NPM : 2313041021

Izin menjawab bapak,
Menurut saya untuk memilih salah satu dari keempat pendekatan yang disampaikan oleh Abrams tersebut, pendekatan mimetik, ekspresif, pragmatik, dan objektif tergantung pada jenis karya sastra yang akan dibedah dan tujuan pada penelitian itu sendiri.

Namun ketika saya menjadi mahasiswa semester akhir, saya akan memilih untuk menggunakan pendekatan ekspresif dari empat pendekatan lainnya yang disampaikan oleh Abrams. Karena menurut saya teori ekspresif ini akan membantu saya untuk menganalisis sebuah novel ataupun puisi dengan baik.

Pendekatan ekspresif ini menurut saya akan lebih maksimal bagi saya dalam menganalisis pesan, gagasan, emosi yang ingin disampaikan penulis melalui karya sastranya tersebut dari penggunaan bahasanya, imajinasi, dan juga gaya yang digunakan dalam tulisan.

Contohnya ketika saya membedah puisi Chairil Anwar yang berjudul "Aku". Nah di sini saya akak memeriksa bagaimana penulis mengungkapkan perasaan pribadi, konflik batin, dan persoalan eksistensial melalui penggunaan kata-kata dan gaya bahasanya yang khas.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Diah Agustian -
Nama : Diah Agustian
Npm : 2313041075

Di dalam video yang saya simak, tentang teori kritik sastra menurut M. H. Abraham. Teori ini tidak lepas dari bukunya yang berjudul, "The mirror and the lamp."


Menurut saya, di dalam konteks skripsi yang berfokus pada sastra, teori tujuan dan ekspresif lebih mudah untuk dijadikan teori bedah kerya Sastra. Sebab, teori ekspresif menganggap bahasa itu sebagai suatu sistem yang dapat digunakan secara subyektif, berarti penekanannya yang diberikan pada ekspresi sang pengarang. Jadi, pengguna bahasa itu sendiri dapat mencerminkan pemikiran, perasaan, dan pengalaman pribadi sang pengarang. Teori secara ekspresif dalam karya sastra di anggap penting untuk memahami maksud dan tujuan ekspresif pengerangnya.

Jadi dapat dikatakan, tujuan teori objektif tak lain untuk menyoroti analisa dan lebih berfokus pada struktur dan teknik bahasa yang akan didapat, diamati secara obyektif, sedangkan teori ekspresif memberikan ruang lebih besar bagi sang penafsir subyektif terhadap bahasa sebagai ekspresi dari pengarangnya.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Niratri Niratri Astika Devi -
Nama: Niratri Astika Devi
NPM: 2313041085

Jika saya adalah mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra yang membedah sebuah puisi atau novel dengan menggunakan salah satu teori Abrams, saya akan memilih pendekatan objektif. Pendekatan objektif adalah teori yang menyatakan bahwa karya sastra bersifat otonom atau memberikan makna pada dirinya sendiri dan tidak perlu ditelaah melalui faktor di luar karya tersebut. Artinya teori ini berfokus pada kualitas intrinsik sebuah karya seperti pada penggunaan majas dalam puisi atau alur dalam novel. Dengan menggunakan pendekatan objektif kita dapat membedah, menilai, dan menganalisis struktur dari sebuah karya (komplelksitas, koherensi, keseimbangan, integritas dan elemen elemen komponennya).