1. Untuk mendefinisikan kualitas sastra dari sebuah teks sastra, terdapat beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan. Pertama, kualitas sastra dapat dilihat dari bahasa yang digunakan. Penggunaan bahasa yang indah dan berbeda dengan bahasa sehari-hari atau ilmiah dapat meningkatkan kualitas sebuah karya sastra. Selain itu, kualitas cipta sastra juga menjadi fokus penting dalam menilai sebuah teks sastra.
2. Pengarang sebagai pencipta teks. Pengarang dianggap sebagai individu yang menciptakan teks sastra. Tanpa kehadiran pengarang, karya sastra tidak akan ada. Namun, peran pengarang dalam teks terbatas pada proses penciptaan; setelah itu, pencerita atau narasi dalam teks menjadi perantara yang menyampaikan gagasan pengarang kepada pembaca. Pembaca memiliki peran penting dalam menafsirkan sebuah teks sastra. Teori-teori sastra mengemukakan berbagai pendekatan, seperti pendekatan mimetik, ekspresif, pragmatik, dan objektif, yang menyoroti peran pembaca sebagai pemberi makna karya sastra.
3. Dalam proses pembacaan, pembaca diberikan beberapa peran yang penting untuk memahami dan mengerti teks yang dibaca. Di antara peran tersebut adalah:
Memahami isi teks: Pembaca harus memahami isi teks yang dibaca, termasuk arti kata-kata, frasa, dan kalimat.
Memahami konteks: Pembaca harus memahami konteks dari teks yang dibaca, termasuk situasi, tempat, dan waktu.
Memahami tujuan teks: Pembaca harus memahami tujuan dari teks yang dibaca, termasuk tujuan utama dan tujuan sekunder.
Memahami struktur teks: Pembaca harus memahami struktur teks yang dibaca, termasuk bagian-bagian teks, kumpulan kalimat, dan kumpulan frasa. Memahami keterkaitan antara tujuan teks dan struktur teks: Pembaca harus memahami keterkaitan antara tujuan teks dan struktur teks, termasuk tujuan yang berhubungan dengan struktur teks, tujuan yang berbeda dari struktur teks, dan tujuan yang berhubungan dengan struktur teks.
4. Status apa yang diberikan pada media teks bahasa tergantung pada konteks dan tujuan penggunaan media tersebut. Dalam konteks penggunaan media sosial, status yang diberikan adalah sebagai berikut:
Status Penggunaan Media Sosial: Media sosial dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti komunikasi, berbagi informasi, dan berbagi pendapat. Status penggunaan media sosial dapat berupa status aktif, status tidak aktif, atau status tidak terhubung. Status Penggunaan Media Sosial dalam Pembelajaran: Dalam konteks pembelajaran, media sosial dapat digunakan sebagai media pembelajaran, seperti untuk mengajarkan bahasa dan sastra Indonesia. Status penggunaan media sosial dalam pembelajaran dapat berupa status aktif, status tidak aktif, atau status tidak terhubung. Status Penggunaan Media Sosial dalam Pengajaran: Dalam konteks pengajaran, media sosial dapat digunakan untuk mengajarkan bahasa dan sastra Indonesia