Forum Analisis Jurnal 1

Forum Analisis Jurnal 1

Forum Analisis Jurnal 1

Number of replies: 31

Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Miftaudin Mahfudz 2253053017 གིས-
Nama : Miftaudin Mahfudz
NPM : 2253053017

Dari analisis jurnal 1 saya mengambil kesimpulan bahwa:

Konflik dua paham sosial antara individualisme dan kolektivisme tidak perlu dibenturkan, tetapi justru perlu dikelola menurut nilai-nilai moral dan etika, sehingga menjadi kekuatan sosial bagi kehidupan bermasyarakat. Menurut sudut pandang manajemen pendid ikan, ada dua pilihan yaitu
apakah dengan sistem menyeragamkan atau justru membina kebebasan untuk mengembangkan berbagai kreativitas individual. Jika penyeragaman dipilih, maka potensi kreativitas individual sebagai hak individu bisa terancam tidak berkembang. Sebaliknya, jika pembebasan dipilih, maka kemapanan sosial sebagai hak masyarakat bisa goyah. kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali menurut norma-norma etika ke arah terbentuknya kehidupan masyarakat berkead ilan. Oleh sebab itu, tiga pilar moralitas dan etika tersebut wajib ditanam dibina dan dikembangkan di dalam diri
setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan bermasyarakat. Jika berhasil, maka konflik kepentingan antara p aham individualisme dan kolektivisme justru menjadi energi sosial untuk mendorong pertumbuhan kehidupan masyarakat berkeadilan. Di
dalam masyarakat berkeadilan, setiap individu mendapat keleluasaan berdinamika untuk mengoptimalkan potensi dirinya menjadi s eorang individu berkepribadian ideal. Sebaliknya, dengan demikian otomatis masyarakat menemukan jati dirinya yaitu sebagai suatu sistem
manajemen sosial.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Rosa ananta Febrianti 2213053288 གིས-
Nama : Rosa ananta Febrianti
Npm : 2213053288

Secara etimologis, istilah filsafat berakar dari bahasa Yunani “philo sophia”, tersusun dari kata -
kata ‘philein’ atau ‘philia’ yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kearifan (Suhartono,
2005). Jadi, istilah filsafat berarti cinta kearifan. Pada dasarnya dalam ungkapan cinta dan
kearifan terkandung suatu pengetahuan mendalam (hakikat). Kata cinta, menunjukkan adanya
hubungan menyatukan antara subyek dan obyek, di dalam mana subyek melakukan suatu
kebaikan terhadap obyek.
Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary dijelaskan bahwa moral berakar dari b ahasa Latin
“mos” atau “mores”, berarti costum, … “relating to principles of right and wrong in behavior ”.
Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan “moralitas” ( Ensiklopedi Umum, 1977) yaitu “tata tertib
tingkah laku yang dianggap baik atau luhur dalam suatu lingkungan atau masyarakat”. Jadi,
moralitas kurang lebih berarti dorongan atau semangat batin untuk melakukan perbuatan baik.Sedangkan etika, berakar dari bahasa Yunani, “ ethos”, juga berarti kebiasaan atau watak.
Konflik dua paham sosial antara individualisme dan kolektivisme tidak perlu dibenturkan, tetapi
justru perlu dikelola menurut nilai-nilai moral dan etika, sehingga menjadi kekuatan sosial bagi
kehidupan bermasyarakat. Menurut sudut pandang manajemen pendid ikan, ada dua pilihan yaitu
apakah dengan sistem menyeragamkan atau justru membina kebebasan untuk mengembangkan
berbagai kreativitas individual. Jika penyeragaman dipilih, maka potensi kreativitas individual
sebagai hak individu bisa terancam tidak berkembang. Sebaliknya, jika pembebasan dipilih, maka
kemapanan sosial sebagai hak masyarakat bisa goyah.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Angga Putra 2253053043 གིས-
Nama: Angga Putra
NPM: 2253053043

Analisis saya terhadap jurnal yang berjudul " Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat:
Suatu Pemikiran Kefilsafatan
" adalah Sudah menjadi rahasia umum bahwa terdapat dua konflik kepentingan yang saling bertentangan dalam setiap kehidupan masyarakat.Itu adalah individualisme yang sangat menekankan pada kepentingan individu kolektivisme yang menekankan pada kepentingan masyarakat. Kenyataan itu sebenarnya dipahami sebagai hakikat masyarakat manusia itu sendiri. Itu sebabnya konflik secara historis masih terus berlanjut saat ini dan mungkin akan tetap seperti itu, hingga waktu yang tidak diketahui di masa depan. Terlebih lagi, konflik itu adalah kini sepenuhnya diwarnai oleh perilaku korup. Dari pendekatan filsafat moralitas (etika),
Namun, tidak ada gunanya mengakhiri konflik itu sama sekali. Karena itu, signifikan Masalahnya adalah ‘bagaimana mungkin menggabungkan dua potensi di balik konflik’. Untuk mewujudkan hal itu tujuan, diyakini bahwa baik hati nurani maupun perilaku etis mempunyai kekuatan yang tepat memecahkan masalah itu. Ada dua alasan,
a) Kesadaran Moralitas, yaitu hati nurani adalah kebebasan individu dan sumber daya kreativitas.
b) Norma etika harus mampu memimpin kreativitas individu dalam rangka meningkatkan perkembangan masyarakat manusia.
Akhirnya bisa jadi menyimpulkan bahwa masyarakat yang sarat dengan kesadaran moralitas individu harus ditumbuhkan dan berkembang, dan sebaliknya, masyarakat dengan norma-norma etika harus tertata.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Efi yulyana 2213053075 གིས-
Efi Yulyana (2213053075)

Dari jurnal yang berjudul Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan dapat di analisis bahwa terdapat konflik dua paham sosial antara individualisme dan kolektivisme tidak perlu dibenturkan, tetapi justru perlu dikelola menurut nilai-nilai moral dan etika, sehingga menjadi kekuatan sosial bagi kehidupan bermasyarakat. Menurut sudut pandang manajemen pendid ikan, ada dua pilihan yaitu apakah dengan sistem menyeragamkan atau justru membina kebebasan untuk mengembangkan berbagai kreativitas individual.
Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan.
Pertama, kesadaran moral. Fakta membuktikan bahwa potensi individual bersifat terbatas. Padahal eksistensi kehidupan manusia terarah pada suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, manusia wajib mempertahankan dan mengembangkan eksistensi kehidupannya itu. kesadaran moral mendorong terbentuknya suatu keterikatan sosial dalam bentuk kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Atas kesadaran moral itulah kemudian berfungsi menjadi satu wawasan bagi seluruh individu dalam bermasyarakat.
Kedua, kreativitas dalam reproduksi. Wawasan sosial tersebut, selanjutnya mendorong kehidupan bermasyarakat untuk meningk atkan kreativitas dan produktivitas. Kreativitas kehidupan suatu masyarakat sangat ditentukan oleh lapisan sosial golongan tengah (middle class). Golongan ini adalah kaum intelektual yang berkompeten dalam teori dan sistem pemberdayaan IPTEK. Atas kompeten sinya itu, mereka bersinergi dalam berkreativitas untuk meningkatkan produksi pangan, sandang, papan, dan alat perlengkapan hidup lainnya. Jadi, atas potensi kreatifnya itu, kehidupan masyarakat menjadi lebih lebih maju, kreatif, produktif, dan mandiri di masa depan, sehingga, bukan menjadi masyarakat bergantung, melainkan masyarakat otonom yang mampu mengelola kehidupan atas kemampuan sendiri.
Ketiga, pengendalian perilaku dalam berproduksi. Teknologi dan perindustrian, memiliki kekuatan pelipat-gandaan dalam berproduksi, tetapi perlu diingat bahwa kharakteristik berproduksi seperti itu, berakibat eksploratif dan eksploitatif terhadap sumber daya alam, sehingga ekosistem bisa terancam. Untuk itu, di dalam kehidupan bermasyarakat baik pada taraf individual maupun kelembagaan sosial secara moral dan etika bertanggung -jawab atas perilaku berproduksi. Secara moral dan etika, tujuan meningkatkan produktivitas tidak ada lain kecuali untuk mewujudkan kesejahteraan umum bagi totalitas kemasyarakatan. Bukan berprodu ksi dengan cara menguras habis sumber daya alam, tetapi menurut azas keadilan ( renewable).
 
Jadi, kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali menurut norma-norma etika ke arah terbentuknya kehidupan masyarakat berkead ilan. Oleh sebab itu, tiga pilar moralitas dan etika tersebut wajib ditanam dibina dan dikembangkan di dalam diri setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan bermasyarakat. Jika berhasil, maka konflik kepentingan antara p aham individualisme dan kolektivisme justru menjadi energi sosial untuk mendorong pertumbuhan kehidupan masyarakat berkeadilan. Di dalam masyarakat berkeadilan, setiap individu mendapat keleluasaan berdinamika untuk mengoptimalkan potensi dirinya menjadi seorang individu berkepribadian ideal. Sebaliknya, dengan demikian otomatis masyarakat menemukan jati dirinya yaitu sebagai suatu sistem manajemen sosial.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Khalidah Aurora 2213053200 གིས-
Nama : Khalidah Aurora
NPM 2213053200

Masyarakat adalah sistem komunikasi sosial antar individu untuk mencapai tujuan bersama. Maka konflik antara kepentingan individual (individualisme) dan kepentingan ko lektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat. Kunci persoalannya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi watak perilaku setiap individu. Kesadaran moral terbingkai dalam sistem norma-norma perilaku sosial (etika), kedua kepentingan akan terselenggara secara berkeadilan. Analysa dan sintesa digunakan dalam pemikiran, dan sintesis berbagai metode analisa dan sintesis.
Pemikiran Filosofis tentang Manusia dan Masyarakat, Systematika pembahasan tentang manusia dan masyarakat diawali dengan pemikiran filosofis dan etika pendidikan dalam kehidupan bermasyarakat. Pemikiran filosofis tentang manusia terdapatkan sifat hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Suryomentaram (1974) menitikberatkan sifat hakikat manusia sebagai makhluk sosial, dan kehidupan masyarakat tidak ada dan apalagi berkembang. Huijbers (1986) mengajukan seperangkat bukti bahwa manusia lahir dari masyarakat dan masyarakat terbentuk dari individu. Keberadaan masyarakat tergantung pada hubungan ko-eksistensial antar pribadi individual. Sifat hakikat manusia adalah sebagai makhluk individual yang memasyarakat dan makhluk sosial yang mengindividu. Perbedaan setiap potensi individual mengendap di dalam keutuhan masyarakat, dan sebagai kebersamaan yang berkembang pula kharakteristik sosialnya.
Kesadaran moral, dasar etik bermasyarakat sangat penting dalam kehidupan masyarakat, karena mereka saling terkait dan saling bergantung. Manusia harus menyadari apa yang harus dilakukan untuk memenuhi tanggung jawabnya. Moralitas adalah konsep universal yang berlaku untuk semua aspek kehidupan, dari tindakan pribadi hingga interaksi sosial. Ini adalah prinsip moral yang mendorong individu untuk kreatif dan terbuka untuk perubahan. Kreativitas adalah komponen penting dari moralitas, karena memungkinkan individu untuk membuat keputusan berdasarkan realitas mereka sendiri dan untuk beradaptasi dengan perubahan keadaan. Kreativitas adalah komponen kunci dari moral, karena membantu individu memahami dan beradaptasi dengan dunia yang berubah di sekitar mereka.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

ALYA RIFA DWI PANGESTU 2213053152 གིས-
Alya Rifa Dwi Pangestu
2213053152
3I
Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Mengenai pemikiran filosofis tentang manusia, pada umumnya pandangan “Timur” menitikberatkan sifat hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Ki Ageng Suryomentaram (1974) misalnya, berpendapat bahwa: “manusia termasuk jenis yang cara hidupnya berkelompok, jadi serupa dengan jenis lebah. Penekanan pada aspek sifat hakikat sosial tersebut, terkesan mengandung maksud agar dengan demikian bahaya individualisme dapat dihindarkan. Karena, pandangan individualisme dinilai cenderung “merugikan” kehidupan bersama. Tanpa individu dengan segala potensinya, kehidupan masyarakat tidak mungkin ada dan apalagi berkembang. Sebaliknya tanpa masyarakat, individu tidak mungkin ada dan bisa mengembang -kan diri. Individu lahir dari masyarakat dan masyarakat terbentuk dari individu. Masyarakat bukan hanya tempat berkumpul, melainkan suatu proses sosial di dalam mana setiap ind ividu mendapat ruang gerak untuk melakukan berbagai aksi sosial (social action). Masyarakat memproses seluruh jenis pengertian, perasaan dan perilaku individual dalam jumlah tak terbatas. Maka, muncullah suatu pemikiran bahwa seharusnya kehidupan bermasyar akat itu “berkeadilan”.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Rahmawati 2213053210 གིས-
Nama : Rahmawati
NPM : 2213053210

Analisis Jurnal 1
Konflik antara kepentingan individual dan kepentingan kolektif justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat. Oleh sebab itu, kunci persoalannya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi watak perilaku setiap individu.
Terdapat 3 komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan yaitu :
•Kesadaran moral, kesadaran moral mendorong terbentuknya keterikatan sosial dalam bentuk kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Atas kesadaran moral itulah kemudian berfungsi menjadi satu wawasan bagi seluruh individu dalam bermasyarakat.
•Kreativitas dalam reproduksi, Wawasan sosial dapat mendorong kehidupan bermasyarakat untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas.
•Pengendalian perilaku dalam berproduksi, di dalam kehidupan bermasyarakat baik pada taraf
individual maupun kelembagaan sosial secara moral dan etika bertanggung -jawab atas perilaku berproduksi.

Jadi, kesadaran moral memiliki kekuatan memposisikan dan memfungsikan segala potensi
individual untuk “social eforcement”, sedangkan masyarakat difungsikan sebagai sistem proses mencapai kesejahteraan umum. Oleh karena itu tidak perlu lagi terjadi saling menyudutkan antara paham individualisme dan kolektivisme. Justru dengan kesadaran moral, kebebasan dan kreativitas individual mendapat saluran yang tepat, dan sebaliknya kolektivisme bisa mendapatkan jati dirinya di dalam kehidupan bermasyarakat. Kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali
menurut norma-norma etika ke arah terbentuknya kehidupan masyarakat berkeadilan. Oleh sebab itu, 3 pilar moralitas dan etika tersebut wajib ditanam dibina dan dikembangkan di dalam diri setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan bermasyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Memorila Dini Oktavia 2213053289 གིས-
Memorila Dini Oktavia
2213053289

Analisis Jurnal Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan

Timur menitikberatkan sifat hakiki manusia sebagai makhluk sosial, sedangkan Huijbers menitikberatkan manusia sebagai pibadi individual. Karena pandangan ahli tersebut, maka sifat hakiki manusia yaitu sebagai makluk individu yang memasyarakat dan makhluk sosial yang mengindividu.
Kehidupan bermasyarakat merupakan suatu sistem pengelolaan untuk mengorganisir kemampuan individual menjadi sebuah kekuatan sosial agar tujuan bersama setiap anggota individunya dapat terwujud.
Secara langsung atau tidak langsung, moralitas dan etika hanya bisa berlaku secara sempurna di dalam kehidupan bermasyarakat. Kesadaran moral berfungsi sebagai pengendali perilaku sehingga seseorang mampu berperilaku jujur menurut moralitas bersyukur (ketika memperoleh sesuatu), bersabar (ketika mendapat ujian hidup) dan berikhlas (ketika harus kehilangan).
Kesadaran moral memiliki kekuatan memposisikan dan memfungsikan segala potensi individual untuk social enforcement (panduan penegakkan norma sosial), sedangkan masyarakat difungsikan sebagai sistem proses mencapai kesejahteraan umum.
Komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan:
- Kesadaran moral
- Kreativitas dan reproduksi
- Pengendalian perilaku dan berproduksi
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Florentic Helau 2213053023 གིས-
Nama : Florentic Helau
NPM : 2213053023

Masyarakat adalah suatu sistem komunikasi sosial antar individu untuk mencapai tujuan bersama. Maka konflik antara kepentingan individual (individualisme) dan kepentingan kolektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat. Oleh sebab itu, kunci persoalannya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi watak perilaku setiap individu. Jika kesadaran moral terbingkai dalam sistem norma-norma perilaku sosial (etika), maka kedua kepentingan akan terselenggara secara berkeadilan. Dari pendekatan filsafat dan moral atau etika dapat disusun sebuah kerangka pikir bahwa jika di dalam diri setiap individu tertanam kuat dorongan moral untuk berbuat kebaikan, berarti mereka berada dalam satu ikatan moral di dalam dunia kebersamaan. Di dalam satu keterikatan moral, mereka bermasyarakat menurut prinsip etika normatif dalam mencapai tujuan bersama. Jadi tidak perlu terjadi benturan konflik. Kesadaran moral juga berfungsi sebagai pengendali perilaku, sedemikian rupa sehingga seseorang mampu berperilaku jujur menurut moralitas bersyukur (ketika memperolehsesuatu), bersabar (ketika mendapat ujian hidup) dan berikhlas (k etika harus kehilangan). Sesungguhnya, kesadaran moral itu selalu ada di dalam diri setiap orang. Hanya saja sering kali terhalang oleh nafsu negatif yang mendorong suatu perbuatan dilakukan. Secara keseluruhan, sistem nilai adalah suasana moralitas manusia yang harus dipertanggungjawabkan secara etis di sepanjang kehidupan. Kesadaran moral memiliki kekuatan memposisikan dan memfungsikan segala potensi individual untuk “social eforcement”, sedangkan masyarakat difungsikan sebagai sistem proses mencapai kesejahteraan umum.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Azzahra Rindra Tiara 2213053117 གིས-
Nama : Azzahra Rindra Tiara
NPM : 2213053117
Kelas : 3/I

Analisis jurnal 1 "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat Suatu Pemikiran Kefilsafatan"
Berdasarkan jurnal tersebut saya dapat mengambil kesimpulan bahwa terdapat tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang harus dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan yaitu:
1. Kesadaran moral, manusia wajib mempertahankan dan mengembangkan eksistensi kehidupannya. Kesadaran moral mendorong terbentuknya suatu keterikatan sosial dalam bentuk kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Atas kerjasama itulah kemudian berfungsi menjadi satu wawasan bagi seluruh individu dalam bermasyarakat.
2. Kreativitas dalam reproduksi, masyarakat bersinergi dalam berkreativitas untuk meningkatkan produksi pangan, sandang, papan, dan alat perlengkapan hidup lainnya. Sehingga kehidupan masyarakat menjadi lebih maju, kreatif produktif dan mandiri di masa depan sehingga bukan menjadi masyarakat yang bergantung tetapi menjadi masyarakat yang dapat mengelola kehidupan atas kemampuan sendiri.
3. Pengendalian perilaku dalam berproduksi, secara moral dan etika masyarakat harus bertanggung jawab atas perilaku berproduksi dengan tujuan meningkatkan produktivitas untuk mewujudkan kesejahteraan umum bagi totalitas kemasyarakatan.
Oleh karena itu kesadaran moral sangat diperlukan untuk berproduksi secara terkendali menurut norma-norma etika ke arah terbentuknya kehidupan masyarakat berkeadilan. Di dalam masyarakat berkeadilan setiap individu akan mendapatkan keleluasaan dinamika untuk mengoptimalkan potensi dirinya menjadi individu yang berkepribadian ideal.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

DWI RATNA ASIH 2213053037 གིས-
Nama : Dwi Ratna Asih
NPM : 2213053037

moralitas dan etika hanya bisa berlaku secara sempurna di dalam kehidupan bermasyarakat. Orang yang hidup dengan mengisolir diri di tengah hutan, seolah-olah tidak memerlukan moral dan etika. Tetapi ketika mulai memanfaatkan sumber daya hutan, apalagi jka cara pemanfaatannya cenderung merusak, maka perilakunya sudah masuk ke dalam lingkup moral dan etika. Hal itu karena kelangsungan hidup dan kehidupan pada
umumnya, termasuk kehidupan bermasyarakat, mutlak bergantung pada keberadaan hutan.
Karena sifatnya universal, maka pemikiran kritis tentang moral dan etika lebih menyoal pada masalah kesadaran moral, yang berkedudukan pada awal dari seluruh kegiatan hidup.
Secara filosofis menjelaskan bahwa pendidikan adalah persoalan tentang sistem proses perubahan menuju pendewasaan, pematangan atau pen cer-dasan tiga potensi kejiwaan manusia yaitu rasa, cipta dan karsa. Karena itu, ruang lingkup pendidikan mencakup tiga hal yaitu:
1. pencerdasan spiritual, menumbuhkan kesadaran tentang asal-mula, tujuan, dan eksistensi kehidupan.
2. pencerdasan
intelektual, membina kemampuan akal agar mampu memecahkan setiap persoalan yang muncul di sepanjang kehidupan.
3. pencerdasan moral, membimbing setiap perilaku agar selalu bernilai bagi tujuan kehidupan.
Jika pendidikan berhasil membina ketiga kecerdasan tersebut, maka seorang individu menjadi terdidik. Orang yang terdidik memiliki kesadaran tentang dari mana asal mula dan tujuan kehidupan. Berdasar kesadaran itu, manusia harus kreatif dan produktif dalam menjalani kehidupan dan mau bersikap dan berperilaku adil di sepanjang hidupnya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Dian Anjani Cahyaningrum Sasongko 2253053018 གིས-
Nama : Dian Anjani Cahyaningrum Sasongko
NPM : 2253053018

Dari jurnal 1 ini yang berjudul "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan" saya mendapatkan beberapa materi penting seperti : Secara klasik, ada dua jenis konflik kepentingan yaitu antara kepentingan umum keseluruhan masyarakat dan kepenti ngan khusus bagi setiap individu. Ketika kepentingan umumtidak menyerap keberagaman tuntutan individual dan ketika kepentingan individual mengganggu kepentingan umum, maka pasti terjadi konflik. Misalnya, pembebasan tanah warga untuk pelebaran jalan akan mengakibatkan konflik antara kepentingan individual dan masyarakat keseluruhan, jika hak warga atas tanah itu dirampas begitu saja. Menurut filsafat moral (etika), masya -rakat adalah suatu sistem komunikasi sosial antar individu untuk mencapai tujuan bersama. Maka konflik antara kepentingan individual (individualisme) dan kepentingan ko lektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat. Oleh sebab itu, kunci persoalannya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi watak perilaku setiap individu. Jika kesadaran moral terbingkai dalam sistem norma-norma perilaku sosial (etika), maka kedua kepentingan akan terselenggara secara berkeadilan. Metoda analisa dan sintesa digunakan dalam pemikiran ini. Keduanya dipadukan secara dialektik verifikatif, menjadi metoda analitiko -sintetik. Konflik dua paham sosial antara individualisme dan kolektivisme tidak perlu dibenturkan, tetapi justru perlu dikelola menurut nilai-nilai moral dan etika, sehingga menjadi kekuatan sosial bagi kehidupan bermasyarakat. Jadi, kesadaran moral mendorong terbentuknya suatu keterikatan sosial dalam bentuk kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Atas kesadaran moral itulah kemudian berfungsi menjadi satu wawasan bagi seluruh individu dalam bermasyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Rafa Lola Amanda 2213053245 གིས-
Nama : Rafa Lola Amanda
NPM : 2213053245

Jurnal ini membahas konflik kepentingan antara individualisme dan kolektivisme dalam kehidupan masyarakat abad ke-21. Pemikiran ini menggambarkan pergeseran dari konflik tradisional antara kepentingan individu dan masyarakat menuju konflik kekuasaan dalam pemerintahan, terutama dengan dominasi money politics.

Pemikiran menyoroti dampak negatif dari egoisme individual pada kepemimpinan, yang mengakibatkan krisis kepemimpinan dan melemahnya dinamika sosial untuk mencapai tujuan umum. Pemimpin cenderung memanfaatkan konflik sosial sebagai alat untuk keuntungan pribadi mereka, dengan contoh-contoh seperti korupsi dalam berbagai proyek.

Pentingnya komitmen moral dan etika para pemimpin dijelaskan sebagai kunci untuk mengelola konflik kepentingan. Kesadaran moral dianggap sebagai fondasi untuk membentuk keterikatan sosial melalui kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Pemikiran ini mengusulkan tiga komponen moral dan etika yang perlu dikembangkan secara berkelanjutan: kesadaran moral, kreativitas dalam reproduksi, dan pengendalian perilaku dalam berproduksi.

Selain itu, jurnal ini menguraikan metode analisis dan sintesis yang digunakan untuk membentuk pemikiran tersebut. Metode ini mengurai berbagai jenis dan bentuk konflik kepentingan, kemudian menghasilkan sintesis berupa pengetahuan baru tentang kesejahteraan umum.

Penutup jurnal menegaskan bahwa konflik antara individualisme dan kolektivisme tidak perlu dibenturkan, melainkan perlu dikelola sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika. Pilihan antara menyeragamkan atau membina kebebasan kreativitas individual dalam manajemen pendidikan juga dibahas sebagai pertimbangan dalam mencapai kemajuan sosial yang berkelanjutan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Habsah afifatul amri 2213053153 གིས-
Nama : Habsah afifatul amri
Npm. : 2213053153

tradisi konflik antara kepentingan individu dan masya rakat melemah dan bahkan cenderung tidak muncul ke permukaan. Sedangkan yang muncul adalah konflik antar individu atau grup untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan. Proses demokratis untuk meraih suatu kekuasaan semakin dikendalikan sepenuhnya denga n sistem “money politics”.
Menurut Franz Magnis Suseno (1991), “aja ran moral memuat pandangan-pandangan nilainilai dan norma-norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia. Norma moral adalah aturan tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia”. Sedangkan mengenai etika, ditandaskan bahwa “etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran -ajaran moral”. agar kehidupan berlangsung hingga tujuan akhir, maka manusia harus mampu menyediakan segala kebutuhan hidup. Sadar atas segala kekurangan dan keterbatasannya,
seseorang lalu menjalin hubungan dengan orang lain sesamanya. Adapun tujuannya tidak lain adalah agar mereka bisa saling menutupi kekurangannya, dengan cara mengikat diri dalam kebersamaan menurut sistem tertentu yang telah mereka sepakati, sehingga terbentuk suatu kebersamaan di dalam sebuah organisasi sosial kemasyarakatan. Jadi, kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali menurut norma-norma etika ke arah terbentuknya kehidupan masyarakat berkeadilan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Ufara Alfadila 2213053114 གིས-
Nama : Ufara Alfadila
NPM : 2213053114

Judul artikel jurnal : Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat : Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Oleh : Suparlan Suhartono

Kehidupan masyarakat masih diliputi berbagai konflik. Secara klasik, ada dua jenis konflik kepentingan, yaitu kepentingan umum dan kepentingan individu. Ketika kepentingan umum tidak menyerap keberagaman tuntutan individual dan ketika kepentingan individual mengganggu kepentingan umum, maka pasti terjadi konflik.

Arti dan Isi Filsafat
Secara etimologis, filsafat berasal dari bahasa Yunani “philo sophia”, tersusun dari kata -kata ‘philein’ atau ‘philia’ yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kearifan (Suhartono,2005). Jadi, istilah filsafat berarti cinta kearifan. Cinta kearifan adalah perilaku yang bersubstansi nilai nilai aksiologis keindahan, kebenaran dan kebaikan. Oleh sebab itu, secara etimologis, dalam istilah filsafat sendiri memang terkandung persoalan tentang sistem perilaku ( morality) atau etika.

Pemikiran Filosofis tentang Manusia dan Masyarakat
Kehidupan bermasyarakat adalah suatu si stem manajemen untuk mengorganisir kemampuan individual menjadi sebuah kekuatan sosial, agar kemudian tujuan bersama seluruh individu anggotanya dapat terwujud.

Komponen Moral dan Etika yang perlu dibina dan dikembangkan oleh seluruh lapisan masyarakat diantaranya :
1. Kesadaran moral.
Manusia pada dasarnya memiliki potensi yang terbatas. Dengan keterbatasan itu harus mampu mendorong manusia untuk memiliki suatu kesadaran moral. Sadar akan segala keterbatasannya, sehingga atas dasar kesadaran itu mampu menjalin dan memadukan keberagaman potensi yang dimiliki dalam bentuk sistem kerja-sama, sehingga menjadi satu kekuatan sosial untuk mencapai tujuan kesejahteraan umum.
2. Kreativitas dalam reproduksi.
Masyarakat bersatu berkreativitas untuk meningkatkan produksi pangan, sandang, papan, dan perlengkapan hidup lainnya agar memiliki kehidupan yang lebih lebih maju, kreatif, produktif, dan mandiri di masa depan, sehingga, bukan menjadi masyarakat bergantung melainkan masyarakat yang mampu mengelola kehidupan atas kemampuan sendiri.
3. Pengendalian perilaku dalam berproduks
Tujuan meningkatkan produktivitas adalah untuk mewujudkan kesejahteraan umum bagi totalitas kemasyarakatan. Sehingga masyarakat harus menggunakan kesadaran moral yang kuat dalam berkreativitas untuk berproduksi secara terkendaliterkendali sesuai norma demi terwujudnya manusia yang berkeadilan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Aziyatun Adinda Fitria 2213053239 གིས-
Analisis Jurnal 1

Nama : Aziyatun Adinda Fitria
NPM. : 2213053239

Norma moral adalah aturan tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia, Sedangkan mengenai etika, ditandaskan bahwa etika bukan sumber tambahan moralitasmelainkan merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran-ajaran moral. dari pendekatan filsafat dan moral atau etika dapat disusun sebuah kerangka pikir bahwa jika di dalam diri setiap individu tertanam kuat dorongan moral untuk berbuat kebaikan, berarti mereka berada dalam satu ikatan moral di dalam dunia kebersamaan. Di dalam satu keterikatan moral, mereka bermasyarakat menurut prinsip etika normatif dalam mencapai tujua bersama. Jadi tidak perlu terjadi benturan konflik Secara langsung atau tidak langsung, moralitas dan etika hanya bisa berlaku secara sempurna di dalam kehidupan bermasyarakat. Pada dasarnya, sebagai komponen kesadaran moral, daya kreativitas ada secara menginti di dalam tujuan hidup, dorongan hidup dan kecakapan hidup. Artinya, untuk mencapai tujuan hidup, maka harus ada kreativitas yaitu suatu kecakapan dan ketrampil an dalam membuat perubahan. sistem nilai adalah suasana moralitas manusia yang harus dipertanggung jawabkan secara etis di sepanjang kehidupan. Di dalam kehidupan bermasyarakat, setiap orang harus berpedoman pada norma -norma etika, menurut kesadaran moral, karena mereka akan selalu diperhadapkan dengan masalah hak dan kewajiban.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

RIRI OKTAVIA ERLINA 2213053098 གིས-
Nama : Riri Oktavia Erlina
Npm : 2213053098

Analisis Jurnal 1

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurusan Administrasi Pendidikan
Judul : Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Nama Penulis : Suparlan Suhartono


Tradisi konflik antara kepentingan individu dan masyarakat melemah dan bahkan cenderung tidak muncul ke permukaan. Sedangkan yang muncul adalah konflik antar individu atau grup untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan. Proses demokratis untuk meraih suatu kekuasaan semakin dikendalikan sepenuhnya dengan sistem “money politics”. Sudah barang tentu, tidak menghasilkan pemimpin yang aspiratif bagi kepentingan umum. Di sepanjang masa jabatanya, mereka hanya sibuk untuk secara cerdik menciptakan kesempatan berkorupsi.

Dari bentuk hubungan antara moral dan etika dapat dirumuskan bahwa moral lebih bersifat
abstrak universal, sedangkan etika lebih bersifat konkret khusus (obyektif). Misalnya, “korupsi” adalah perilaku tidak bermoral, tetapi “tidak membayar pajak” (karena alasan tertentu) adalah perilaku tidak etis. Tetapi, keduanya tetap mempersoalkan masalah yang sama, yaitu perilaku. Sifat hakikat manusia adalah sebagai makhluk individu yang memasyarakat dan makhluk sosial yang mengindividu. Perbedaan setiap potensi individual mengendap di dalam keutuhan masyarakat; dan sebaliknya keutuhan masyarakat tergantung pada sistem harmonisasi hubungan antar individu dengan keragaman potensi masing - masing. Jadi dapat dipahami bahwa pada satu sisi, kesempurnaan dunia hidup bersama tergantung pada optimalisasi pengembangan kepribadian individu.

Secara langsung atau tidak langsung, moralitas dan etika hanya bisa berlaku secara sempurna di dalam kehidupan bermasyarakat. Orang yang hidup dengan mengisolir diri di tengah hutan, seolah-olah tidak memerlukan moral dan etika. Tetapi ketika mulai memanfaatkan sumber daya hutan, apalagi jika cara pemanfaatannya cenderung merusak, maka perilakunya sudah masuk ke dalam lingkup moral dan etika. Hal itu karena kelangsungan hidup dan kehidupan pada umumnya, termasuk kehidupan bermasyarakat, mutlak bergantung pada keberadaan hutan. Sejak lahir, manusia menyandang sifat labil. Meski di dalam sifat labil terkandung potensi dinamis, tetapi jika tidak mendapat binaan secara tepat justru bisa merusak kehidupan. Di balik ke-labil-an itu terlihat jelas bahwa pendidikan menjadi tuntutan kodrat manusia. Manusia siapapun, di manapun berada, sampai kapanpun wajib berpendidikan di dalam menghadapi setiap peri-kehidupannya. Dari sisi pendidikan, dalam kehidupan bermasyarakat terkandung sistem interaksi menyatukan dalam bentuk saling didik-mendidik antara pihak yang satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama. Di balik fakta itu, ada keberagaman potensi individual. Seseorang yang lebih menguasai bidang tertentu, wajib mendidik yang lain dan sebaliknya ia harus siap untuk mendapat didikan orang lain yang lebih menguasi bidang yang berbeda.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Nadila Febilia Afrisa 2213053076 གིས-
Nama : Nadila Febilia Afrisa
NPM : 2213053076

Dari jurnal 1 yang berjudul "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat : Suatu Pemikiran Kefilsafatan " dapat saya simpulkan bahwa sudah menjadi rahasia umum terdapat dua konflik kepentingan yang saling bertentangan dalam setiap kehidupan masyarakat.Itu adalah individualisme yang sangat menekankan pada kepentingan individu kolektivisme yang menekankan pada kepentingan masyarakat. Kenyataan itu sebenarnya dipahami sebagai hakikat masyarakat manusia itu sendiri. Itu sebabnya konflik secara historis masih terus berlanjutsaat ini dan mungkin akan tetap seperti itu, hingga waktu yang tidak diketahui di masa depan. Terlebih lagi, konflik itu adalah kini sepenuhnya diwarnai oleh perilaku korup. Dari pendekatan filsafat moralitas (etika),Namun, tidak ada gunanya mengakhiri konflik itu sama sekali. Karena itu, signifikan Masalahnya adalah bagaimana mungkin menggabungkan dua potensi di balik konflik’. Untuk mewujudkan hal itu tujuan, diyakini bahwa baik hati nurani maupun perilaku etis mempunyai kekuatan yang tepatmemecahkan masalah itu.

Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Pertama, kesadaran moral. Fakta membuktikan bahwa potensi individual
bersifat terbatas. Padahal eksistensi kehidupan manusia terarah pada suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, manusia wajib mempertahankan dan mengembangkan eksistensi
kehidupannya itu.

Jadi, kesadaran moral mendorong terbentuknya suatu keterikatan sosial dalam bentuk kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Atas kesadaran moral itulah kemudian berfungsi menjadi satu wawasan bagi seluruh individu dalam bermasyarakat. Kedua, kreativitas dalam reproduksi.
Wawasan sosial tersebut, selanjutnya mendorong kehidupan bermasyarakat untuk meningk atkan kreativitas dan produktivitas. Kreativitas kehidupan suatu masyarakat sangat ditentukan oleh lapisan sosial golongan tengah (middle class).
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Putu Nia Rahmawati 2213053283 གིས-
Nama : Putu Nia Rahmawati
Npm : 2213053283

Jurnal 1 ini membahas mengenai, konflik antara individualisme dan kolektivisme dalam kehidupan masyarakat, serta bagaimana kesadaran moral dan etika dapat menjadi solusi untuk mengatasi konflik tersebut. Konflik ini juga dipengaruhi oleh perilaku korup. Pemikiran ini juga membahas tentang arti dan isi filsafat, moral, dan etika, serta hubungan antara moral dan etika. Selain itu, pemikiran ini juga membahas tentang pemikiran filosofis tentang manusia dan masyarakat, serta pentingnya pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai moral dan etika. Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dalam kebersamaan dan saling bergantung satu sama lain. Individualisme dan kolektivisme memiliki peran yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Kesadaran moral dan etika sangat penting dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, dan kreativitas merupakan kunci dalam menghadapi perubahan yang terus menerus terjadi. Kesadaran moral, kreativitas, dan etika berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan memiliki peran besar dalam menanamkan nilai-nilai moral dan etika, serta mengembangkan potensi individual. Konflik antara individualisme dan kolektivisme dapat diatasi melalui kesadaran moral dan etika. Kreativitas dalam reproduksi dan pengendalian perilaku dalam berproduksi juga penting untuk mencapai kesejahteraan umum. Kesadaran moral dan etika yang kuat diperlukan untuk mendorong kreativitas dan produksi yang terkendali sesuai dengan norma-norma etika. Tiga pilar moralitas dan etika tersebut harus ditanamkan melalui pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hal ini akan membantu menciptakan masyarakat yang adil dan memberikan keleluasaan kepada individu untuk mengoptimalkan potensi dirinya. Daftar pustaka mencakup berbagai sumber tentang filsafat, etika, dan pendidikan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

F. Riska Elisa 2213053249 གིས-
Nama : F. Riska Elisa
NPM : 2213053249

Sudah menjadi rahasia umum bahwa ada dua konflik kepentingan yang saling bertentangan dalam setiap kehidupan masyarakat.
Mereka adalah individualisme yang sangat menekankan pada titik kepentingan individu dan kolektivisme yang menekankan pada kepentingan masyarakat. Kenyataan tersebut sebenarnya dipahami sebagai
sifat alamiah dari masyarakat manusia itu sendiri. Itulah mengapa konflik, secara historis, masih berlangsung hingga
sekarang dan mungkin akan terus berlangsung hingga waktu yang tidak dapat ditentukan. Lebih dari itu, konflik tersebut sekarang sepenuhnya diwarnai oleh perilaku korupsi.

Dari pendekatan filosofi moralitas (etika),
bagaimanapun juga, tidak ada hal yang penting untuk mengakhiri konflik tersebut. Oleh karena itu, masalah yang penting adalah 'bagaimana masalahnya memadukan dua potensi yang ada di balik konflik tersebut'.Untuk mewujudkan hal tersebut, diyakini bahwa baik moralitas atau perilaku etis memiliki kekuatan yang tepat untuk menyelesaikan masalah itu. Ada dua alasan, a) Kesadaran Moralitas, yaitu hati nurani merupakan kebebasan individu dan sumber daya kreativitas, dan, b) Norma-norma etis harus mampu mengarahkan kreatifitas individu dalam rangka meningkatkan perkembangan masyarakat. Akhirnya, dapat
disimpulkan bahwa masyarakat yang sarat dengan kesadaran moralitas harus ditumbuhkan dan berkembang, dan sebaliknya, masyarakat yang sarat dengan norma-norma etis harus diterapkan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Eva Nesa Lia 2253053052 གིས-
Nama : Eva Nesa Lia
NPM : 2253053052

Setelah saya membaca dan menganalisa jurnal yang berjudul "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat:
Suatu Pemikiran Kefilsafatan", dapat saya simpulkan bahwa jurnal tersebut membahas konflik antara individualisme dan kolektivisme dalam masyarakat yang disajikan dalam bentuk analisis komprehensif dengan menekankan peran kesadaran moral dan etika sebagai solusi potensial.

Selanjutnya, jurnal tersebut menyoroti sifat global dari komunikasi individu dan tantangan yang muncul dari kesenjangan dalam pembangunan ekonomi, yang dapat menyebabkan korupsi dan dilema etika. Selain itu, jurnal tersebut menggali hal yang saling ketergantungan antara potensi individu dan integritas masyarakat, menyoroti pentingnya kesadaran moral, kreativitas, dan etika dalam kehidupan bermasyarakat. Jurnal tersebut menekankan perlunya kesadaran moral dan etika yang kuat untuk mendorong kreativitas yang terkendali sesuai dengan norma-norma etika, yang pada akhirnya membentuk masyarakat yang adil.

Jurnal tersebut juga menggarisbawahi pentingnya pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai moral dan etika, dengan menekankan peran pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam mengembangkan individu dengan kepribadian yang ideal dan menumbuhkan masyarakat yang adil.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

AYU ARINDA 2213053079 གིས-
Nama : Ayu Arinda
NPM : 2213053079

Judul jurnal : Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat : Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis : Suparlan Suhartono

Dalam jurnal tersebut saya dapat mengambik kesimpulan bahwa terdapat dua jenis konflik kepentingan yaitu kepentingan umum keseluruhan masyarakat dan kepentingan khusus bagi setiap individu. Saat kepentingan umum tidak menyerap keberagaman tuntutan individual dan ketika kepentingan individual mengganggu kepentingan umum, maka pasti terjadi konflik. Misalnya seperti pembebasan tanah warga untuk pelebaran jalan akan mengakibatkan konflik antara kepentingan individu dan masyarakat keseluruhan, apabila hak warga atas tanah itu dirampas begitu saja. Saat ini tradisi konflik antara kepentingan individu dan masyarakat melemah dan bahkan cenderung tidak muncul ke permukaan. Sedangkan yang muncul adalah konflik antar individu atau grup untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan. Kalau tradisi konflik kepentingan individu dan masyarakat justru mengairahkan kehidupan bermasyarakat, maka gairah itu kini berubah menjadi sebuah kesibukan yang menghabiskan energi untuk memerangi para koruptor. Padahal, jika para penguasa memiliki komitmen moral dan etika yang kuat, maka mengelola tradisi konflik kepentingan, justru memberi keuntungan bagi seluruh individu dan masyarakat dan otomatis bagi para pemimpin. Karena di dalam diri individu terdapat potensi sosial dan di dalam masyarakat terdapat potensi individual. Jadi, paradigma konflik sosial antara dua kepentingan menjadi lebih rumit. Potensi individual yang terkandung di dalam individualisme berubah menjadi negatif berupa keserakahan. Terlebih moral negatif keserakahan itu menjadi watak para pemimpin dan pejabat pemerintahan. Maka konflik antara kepentingan individual (individualisme) dan kepentingan ko lektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat. Maka dari itu itu, kunci persoalannya sebenarnya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi watak perilaku setiap individu. Apabila kesadaran moral terbingkai dalam sistem norma-norma perilaku sosial (etika), maka kedua kepentingan akan terselenggara secara berkeadilan. Misalnya analisis obyek tentang kepentingan individual, menghasilkan ragam jenis, dan bentuk. Dari bentuk hubungan antara moral dan etika dapat disimpulkan bahwa moral lebih bersifat abstrak universal, sedangkan etika lebih bersifat konkret khusus (obyektif).
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Nadia Ayu Nurjanah 2213053119 གིས-
Nama : Nadia Ayu Nurjanah
NPM : 2213053119
Kelas : 3 / i

Judul Jurnal : Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Nama Jurnal : Jurusan Administrasi Pendidikan
Halaman : 1 - 9
Penulis : Suparlan Suhartono
ANALISIS :
Jurnal dengan judul Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan dapat disimpulkan bahwa dalam Kesadaran moral dalam kehidupan bermasyarakat adalah suatu aspek penting dalam filsafat etika. Filsafat etika membahas pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang benar dan salah, bagaimana kita seharusnya bertindak, dan bagaimana kita seharusnya hidup bersama sebagai masyarakat. kesadaran moral mendorong terbentuknya suatu keterikatan sosial dalam bentuk kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Atas kesadaran moral itulah kemudian berfungsi menjadi satu wawasan bagi seluruh individu dalam bermasyarakat. secara filosofis menjelaskan bahwa pendidikan adalah persoalan tentang sistem proses perubahan menuju pendewasaan, pematangan atau pen cer-dasan tiga potensi kejiwaan manusia yaitu rasa, cipta dan karsa. Karena itu, ruang lingkup pendidikan mencakup tiga hal yaitu: 1) pencerdasan spiritual, menumbuhkan kesadaran tentang asal-mula, tujuan, dan eksistensi kehidupan, 2) pencerdasan intelektual, membina kemampuan akal agar mampu memecahkan setiap persoalan yang muncul di sepanjang kehidupan, 3) pencerdasan moral, membimbing setiap perilaku agar selalu bernilai bagi tujuan kehidupan. Jika pendidikan berhasil membina ketiga kecerdasan tersebut, maka seorang individu menjadi terdidik. Orang yang terdidik memiliki kesadaran tentang dari mana asal mula dan tujuan kehidupan. Berdasar kesadaran itu, manusia harus kreatif dan produktif dalam menjalani kehidupan dan mau bersikap dan berperilaku adil di sepanjang hidupnya. Jadi nilai-nilai moral dan etika perlu ditanamkan di dunia pendidikan dan dikembangkan di dalam kehidupan sosial pada umumnya.
KELEBIHAN JURNAL : Bahasa yang digunakan dalam jurnal mudah dipahami pembaca
KEKURANGAN JURNAL : Pada penelitian terdapat ketidak lengkapan bagian-bagian jurnal yaitu tidak tercantumnya tujuan jurnal, tidak tercantumnya volume dan nomor jurnal dan tidak tercantumnya tahun terbit jurnal serta halaman jurnal.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Andini Puspitasari 2213053099 གིས-
Nama : Andini Puspitasari
NPM : 2213053099

Setiap individu memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melanjutkan keberadaannya. Dalam menghadapi keterbatasan tersebut, timbul dorongan bagi setiap orang untuk memiliki kesadaran moral guna membangun kehidupan bersama. Dengan memahami segala keterbatasannya, mereka menggabungkan beragam potensi individu yang dimiliki mereka dalam bentuk kolaborasi, sehingga menjadi sebuah kekuatan sosial yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum. Kesejahteraan umum tidak hanya berlaku secara keseluruhan, tetapi juga bagi setiap individu yang menjadi anggotanya. Maka, pengertian moral mendorong terciptanya relasi sosial melalui kolaborasi dalam kehidupan berkelompok. Karena memiliki kesadaran moral, maka menjadi penting untuk menjadi pemahaman yang penting bagi setiap orang dalam berinteraksi dengan masyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Rizka Selviana Putri 2213053254 གིས-
Nama : Rizka Selviana Putri
NPM : 2213053254

Jurnal di atas yang berjudul Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat Suatu Pemikiran Kefilsafatan" berisikan tentang memasuki abad ke-21 kehidupan masyarakat Manusia masih tetap diliputi berbagai macam konflik. Sehingga untuk menangani hal tersebut perlu dikelola dengan nilai-nilai moral dan etika sehingga menjadi kekuatan sosial bagi kehidupan bermasyarakat. Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan yang pertama yaitu kesadaran moral moral sangatlah penting untuk mencapai tujuan manusia wajib mempertahankan dan mengembangkan eksistensi kehidupan yang bernilai moral agar mendorong munculnya suatu kesadaran moral setiap individu untuk membangun kehidupan bermasyarakat jadi, kesadaran moral mendorong terbentuknya suatu keterikatan sosial dalam bentuk kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Yang kedua yaitu kreativitas dalam reproduksi hal tersebut dapat mendorong kehidupan bermasyarakat untuk meningkatkan kreativitas suatu masyarakat sangat ditentukan oleh lapisan sosial golongan Tengah jadi atas potensi kreatif itu kehidupan masyarakat menjadi lebih maju kreatif, produktif, dan mandiri di masa depan sehingga bukan menjadi masyarakat bergantung melainkan menjadi masyarakat otonom yang mampu mengelola kehidupan atas kemampuannya sendiri. Dan yang terakhir yaitu pengendalian perilaku dalam berproduksi, teknologi dan perindustrian memiliki kekuatan berlipat ganda dalam berproduksi tetapi perlu diingat bahwa karakteristik berproduksi seperti itu berakibatkan eksploratif dan eksploitatif terhadap sumber daya alam sehingga ekosistem bisa terancam. Untuk itu di dalam kehidupan bermasyarakat baik pada taraf individual maupun kelembagaan sosial secara moral dan etika bertanggung jawab atas perilaku berproduksi secara moral dan etika tujuan meningkatkan produktivitas tidak ada lain kecuali untuk mewujudkan kesejahteraan umum bagi totalitas masyarakat. Jadi sangat pentingnya kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali menurut norma-norma etika ke arah terbentuknya kehidupan masyarakat berkeadilan oleh sebab itu tiga pilar tersebut wajib ditanamkan dan dibina serta dikembangkan di dalam diri setiap individu melalui pendidikan keluarga dan pendidikan sekolah serta pendidikan masyarakat. Jika hal tersebut berhasil maka konflik kepentingan antara paham individualisme dan kolektivisme justru menjadi energi sosial untuk mendorong pertumbuhan kehidupan masyarakat berkeadilan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Anggun Putri Pradani 2213053172 གིས-
Nama : Anggun Putri Pradani
NPM : 2213053172

Dari jurnal yang berjudul "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan" dapat saya analisis bahwa secara klasik, ada dua jenis konflik kepentingan yaitu antara kepentingan umum keseluruhan masyarakat dan kepentingan khusus bagi setiap individu. Secara etimologis, istilah filsafat berakar dari bahasa Yunani “philo sophia”, tersusun dari kata -kata ‘philein’ atau ‘philia’ yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kearifan (Suhartono,2005). Kata cinta, menunjukkan adanya hubungan menyatukan antara subyek dan obyek, di dalam mana subyek melakukan suatu kebaikan terhadap obyek.

- Arti Moral dan Etika
Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary dijelaskan bahwa moral berakar dari b ahasa Latin “mos” atau “mores”, berarti costum, … “relating to principles of right and wrong in behavior ”. Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan “moralitas” ( Ensiklopedi Umum, 1977) yaitu “tata tertib tingkah laku yang dianggap baik atau luhur dalam suatu lingkungan atau masyarakat”. Jadi, moralitas kurang lebih berarti dorongan atau semangat batin untuk melakukan perbuatan baik. Sedangkan etika, berakar dari bahasa Yunani, “ ethos”, juga berarti kebiasaan atau watak. Dari bentuk hubungan antara moral dan etika dapat dirumuskan bahwa moral lebih bersifat abstrak universal, sedangkan etika lebih bersifat konkret khusus (obyektif).

- Pemikiran Filosofis tentang Manusia dan Masyarakat
kehidupan bermasyarakat adalah suatu si stem manajemen untuk mengorganisir kemampuan individual menjadi sebuah kekuatan sosial, agar kemudian tujuan bersama seluruh individu anggotanya dapat terwujud. Masyarakat bukan hanya tempat berkumpul, melainkan suatu proses sosial di dalam mana setiap ind ividu mendapat ruang gerak untuk melakukan berbagai aksi sosial (social action). Masyarakat memproses seluruh jenis pengertian, perasaan dan perilaku individual dalam jumlah tak terbatas. Maka, muncullah suatu pemikiran bahwa seharusnya kehidupan bermasyar akat itu “berkeadilan”.

- Kesadaran Moral, dasar Etika Bermasyarakat
kesadaran moral memiliki kekuatan memposisikan dan memfungsikan segala potensi individual untuk “social eforcement”, sedangkan masyarakat difungsikan sebagai sistem proses mencapai kesejahteraan umum. Oleh karena itu tidak perlu lagi terjadi saling menyudutkan antara paham individualisme dan kolektivisme. Justru dengan kesadaran moral, kebebasan dan kreativitas individual mendapat saluran yang tepat, dan sebaliknya kolektivisme bisa mendapatkan jati dirinya di dalam kehidupan bermasyarakat.

- Moral dan Etika Bermasyarakat dalam Pendidikan
nilai-nilai moral dan etika perlu ditanamkan di dunia pendidikan dan dikembangkan di dalam kehidupan sosial pada umumnya. Sebagai sistem, masyarakat seharusnya berkharakteristik mendidik agar dinamika sosial berkembang menurut doro ngan moral (hati nurani individual) dan nilai -nilai etika. Karena, dengan jiwa mendidik berarti setiap pihak bermoral belajar, dan hanya dengan belajar suatu kemajuan dapat diraih. Sedemikian rupa sehingga setiap individu sadar atas kewajiban sosial apa yang harus dilakukan demi keutuhan masyarakatnya, dan masyarakat secara etis bertanggung-jawab atas kewajiban setiap individu itu. Itulah landasan dasar pendidikan untuk mendirikan sebuah masyarakat terdidik, masyarakat berbudaya yang berkeadilan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Ladaina Fahrun Nada 2213053044 གིས-
Nama : Ladaina Fahrun Nada
NPM : 2213053044

Dalam jurnal pertama yang berjudul "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat Suatu Pemikiran Kefilsafatan" dapat diketahui mengenai manusia yang tidak luput dari konflik baik itu kepentingan umum atau kepentingan khusus. Namun, sekarang yang sering muncul konflik antar individu. Sehingga lebih mengedepankan kepentingan pribadi diatas kepentingan umum yang menyebabkan konflik antar individu tersebut.
Arti dan isi filsafat istilah filsafat berarti cinta kearifan. Pada dasarnya dalam ungkapan cinta dan kearifan terkandung suatu pengetahuan mendalam (hakikat). 
Arti Moral dan Etika, etika adalah ilmu pengetahuan tentang kesusilaan dan moral. Sedangkan moral adalah hal-hal yang mendorong orang untuk melakukan tindakan - tindakan yang baik sebagai kewajiban untuk norma.
Pemikiran Filosofis tentang Manusia dan Masyarakat kehidupan bermasyarakat adalah suatu sistem manajemen untuk mengorganisir kemampuan individual menjadi sebuah kekuatan sosial, agar kemudian tujuan bersama seluruh individu anggotanya dapat terwujud. Masyarakat bukan hanya tempat berkumpul, melainkan suatu proses sosial di dalam mana setiap ind individu mendapat ruang gerak untuk melakukan berbagai aksi sosial (social action). 
Kesadaran Moral, dasar Etika Bermasyarakat memiliki kekuatan memposisikan dan memfungsikan segala potensi individual untuk “social enforcement”, sedangkan masyarakat difungsikan sebagai sistem proses mencapai kesejahteraan umum. Oleh karena itu tidak perlu lagi terjadi saling menyudutkan antara paham individualisme dan kolektivisme. Justru dengan kesadaran moral, kebebasan dan kreativitas individual mendapat saluran yang tepat, dan sebaliknya kolektivisme bisa mendapatkan jati dirinya di dalam kehidupan bermasyarakat.
Moral dan Etika Bermasyarakat dalam Pendidikan manusia harus kreatif dan produktif dalam menjalani kehidupan dan mau bersikap dan berperilaku adil di sepanjang hidupnya. Jadi nilai-nilai moral dan etika perlu ditanamkan di dunia pendidikan dan dikembangkan di dalam kehidupan sosial pada umumnya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

MAE LISA INDRIYANI 2253053014 གིས-
Nama: Mae Lisa Indriyani
NPM: 2253053014

Judul artikel jurnal: Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan.
Penulis: Suparlan Suhartono

Memasuki abad ke-21, kehidupan nyata masyarakat manusia masih tetap diliputi berbagai macam konflik. Secara klasik, ada dua jenis konflik kepentingan yaitu antara kepentingan umum keseluruhan masyarakat dan kepenti ngan khusus bagi setiap individu. Secara etimologis, istilah filsafat berakar dari bahasa Yunani “philo sophia”, tersusun dari kata -kata ‘philein’ atau ‘philia’ yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kearifan (Suhartono, 2005). Jadi, istilah filsafat berarti cinta kearifan. Pada dasarnya dalam ungkapan cinta dan kearifan terkandung suatu pengetahuan mendalam (hakikat).

Menurut Franz Magnis Suseno (1991), “aja ran moral memuat pandangan-pandangan nilai-nilai dan norma-norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia. Norma moral adalah aturan tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia”. Mengenai pemikiran filosofis tentang manusia, pada umumnya pandangan “Timur” menitikberatkan sifat hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Ki Ageng Suryomentaram (1974) misalnya, berpendapat bahwa: “manusia termasuk jenis yang cara hidupnya berkelompok.

Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Pertama, kesadaran moral. Kesadaran moral mendorong terbentuknya suatu keterikatan sosial dalam bentuk kerja
sama dalam kehidupan bermasyarakat. Atas kesadaran moral itulah kemudian berfungsi menjadi satu wawasan bagi seluruh individu dalam bermasyarakat. Kedua, kreativitas dalam reproduksi. Ketiga, pengendalian perilaku dalam berproduksi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Christin ananta putri 2213053061 གིས-
Nama : Christin Ananta Putri
NPM : 2213053061

Analisis saya terhadap jurnal yang berjudul " Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat:
Suatu Pemikiran Kefilsafatan
" adalah Sudah menjadi rahasia umum bahwa terdapat dua konflik kepentingan yang saling bertentangan dalam setiap kehidupan masyarakat.Itu adalah individualisme yang sangat menekankan pada kepentingan individu kolektivisme yang menekankan pada kepentingan masyarakat. Kenyataan itu sebenarnya dipahami sebagai hakikat masyarakat manusia itu sendiri. Itu sebabnya konflik secara historis masih terus berlanjut saat ini dan mungkin akan tetap seperti itu, hingga waktu yang tidak diketahui di masa depan. Terlebih lagi, konflik itu adalah kini sepenuhnya diwarnai oleh perilaku korup. Dari pendekatan filsafat moralitas (etika),
Namun, tidak ada gunanya mengakhiri konflik itu sama sekali. Karena itu, signifikan Masalahnya adalah ‘bagaimana mungkin menggabungkan dua potensi di balik konflik’. Untuk mewujudkan hal itu tujuan, diyakini bahwa baik hati nurani maupun perilaku etis mempunyai kekuatan yang tepat memecahkan masalah itu. Ada dua alasan,
a) Kesadaran Moralitas, yaitu hati nurani adalah kebebasan individu dan sumber daya kreativitas.
b) Norma etika harus mampu memimpin kreativitas individu dalam rangka meningkatkan perkembangan masyarakat manusia.
Akhirnya bisa jadi menyimpulkan bahwa masyarakat yang sarat dengan kesadaran moralitas individu harus ditumbuhkan dan berkembang, dan sebaliknya, masyarakat dengan norma-norma etika harus tertata.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Rifki Zibral Mahardika 2213053224 གིས-
Nama : Rifki Zibral Mahardika
NPM : 2213053224

Dalam jurnal tersebut, terdapat dua jenis konflik kepentingan, yakni kepentingan umum bagi masyarakat secara keseluruhan dan kepentingan khusus bagi setiap individu. Konflik muncul ketika kepentingan umum tidak mengakomodasi keberagaman tuntutan individual atau ketika kepentingan individual menghambat kepentingan umum, seperti dalam kasus pembebasan tanah untuk pelebaran jalan. Meskipun tradisi konflik antara kepentingan individu dan masyarakat tampak melemah, konflik yang muncul saat ini lebih bersifat antar individu atau kelompok untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan.

Tradisi konflik kepentingan individu dan masyarakat yang dulu memperkaya dinamika sosial, kini berubah menjadi kesibukan untuk melawan korupsi. Namun, jika para pemimpin memiliki komitmen moral dan etika yang kuat, mengelola konflik kepentingan dapat menjadi keuntungan bagi seluruh individu dan masyarakat. Paradigma konflik sosial antara kepentingan individu (individualisme) dan kepentingan kolektif (kolektivisme) menjadi lebih kompleks. Potensi individual dalam individualisme dapat berubah menjadi keserakahan, terutama jika moral negatif ini menjadi ciri khas para pemimpin. Oleh karena itu, kunci penyelesaian terletak pada kesadaran moral dan etika yang membentuk perilaku individu, sehingga kepentingan individu dan kolektif dapat terpenuhi secara adil.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Ahmad Sheca Rahmadi 2213053102 གིས-
Nama: AHMAD SHECA RAHMADI
NPM : 2213053102

Dari analisis jurnal 1, kesimpulannya adalah bahwa konflik antara individualisme dan kolektivisme tidak perlu dibenturkan, melainkan perlu dikelola dengan mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika. Hal ini akan menjadi kekuatan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam sudut pandang manajemen pendidikan, terdapat dua pilihan, yaitu menyeragamkan atau membiarkan kebebasan untuk mengembangkan kreativitas individual. Apabila penyeragaman dipilih, maka potensi kreativitas individual dapat terancam tidak berkembang. Namun, jika pembebasan dipilih, maka stabilitas sosial sebagai hak masyarakat dapat terganggu. Oleh karena itu, kesadaran moral yang kuat diperlukan untuk mengarahkan kreativitas agar tetap terkendali sesuai dengan norma-norma etika, sehingga dapat membentuk kehidupan masyarakat yang adil. Tiga pilar moralitas dan etika tersebut harus ditanamkan dan dikembangkan dalam diri setiap individu melalui pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Apabila berhasil, konflik antara individualisme dan kolektivisme malah dapat menjadi energi sosial yang mendorong pertumbuhan kehidupan masyarakat yang adil. Dalam masyarakat yang adil, setiap individu memiliki kebebasan dalam mengoptimalkan potensi dirinya menjadi individu yang memiliki kepribadian ideal. Dengan demikian, masyarakat akan menemukan identitasnya sebagai suatu sistem manajemen sosial.