Lampirkan analisis anda mengenai video berikut dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM. Dilarang melakukan plagiasi.
Forum Analisis Video 1
Nama : Habsah Afifatul Amri
Npm : 2213053153
The troli problem membuat kita lebih memikirkan konsekuensi dari sebuah pilihan, apakah itu dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih pada hasil akhirnya dan bagaimana kita mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari. Entah lebih untuk sesuatu yang lebih baik atau sekadar pembenaran sederhana, kita sering mendengar, meskipun sepanjang hidup kita, pelajaran moral seperti ini termasuk dalam doktrin bahwa apa pun harus selalu dikorbankan demi kebaikan bersama, jadi bukan itu masalahnya. yang mengejutkan, moralitas sering digunakan sebagai alat oleh pemerintah dan sejumlah kecil orang untuk membenarkan perang penindasan terhadap kelompok etnis tertentu.
Di sini kita diajarkan bahwa moralitas sering kali menjadi alat pembenaran ketika kita berada dalam posisi yang diuntungkan bukan karena moralitas pada akhirnya ternyata hanya soal keegoisan manusia dengan kepentingan diri sendiri atau keuntungan kelompok.
Npm : 2213053153
The troli problem membuat kita lebih memikirkan konsekuensi dari sebuah pilihan, apakah itu dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih pada hasil akhirnya dan bagaimana kita mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari. Entah lebih untuk sesuatu yang lebih baik atau sekadar pembenaran sederhana, kita sering mendengar, meskipun sepanjang hidup kita, pelajaran moral seperti ini termasuk dalam doktrin bahwa apa pun harus selalu dikorbankan demi kebaikan bersama, jadi bukan itu masalahnya. yang mengejutkan, moralitas sering digunakan sebagai alat oleh pemerintah dan sejumlah kecil orang untuk membenarkan perang penindasan terhadap kelompok etnis tertentu.
Di sini kita diajarkan bahwa moralitas sering kali menjadi alat pembenaran ketika kita berada dalam posisi yang diuntungkan bukan karena moralitas pada akhirnya ternyata hanya soal keegoisan manusia dengan kepentingan diri sendiri atau keuntungan kelompok.
Nama : Ayu Arinda
NPM : 2213052079
Teori trolley problem merupakan suatu kondisi dimana apabila kita harus memilih 1 pilihan diantara 2 pilihan, logisnya mau tidak mau kita pasti akan memilih untuk mengorbankan yg lebih sedikit, atau memilih untuk tidak ikut campur (contoh kedua tidak mau mendorong orang dari atas jembatan), karena harus selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar, selalu ada opsi untuk mengorbankan diri (rela berkorban demi orang banyak).
Moral sering digunakan sebagai alat oleh penguasa dan segelintir orang untuk membenarkan perang, memberantas etnis tertentu, genocide, diskriminasi minoritas, pengerusakan lingkungan, industrialisasi dengan alasan demi perdamaian dunia, kepentingan umum, demi kelompok yang lebih besar, demi masa depan yang lebih cerah atau karena 90% orang berfikir demikian yang menjadikan hal-hal tersebut menjadi seolah benar dan bermoral. Ketika beberapa orang memilih untuk melakukan itu semua, artinya pada saat itu bukan moral yang mereka gunakan, melainkan nafsu dan keegoisan yang dimiliki, yang berarti moralitas hanyalah soal egoisme manusia untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
NPM : 2213052079
Teori trolley problem merupakan suatu kondisi dimana apabila kita harus memilih 1 pilihan diantara 2 pilihan, logisnya mau tidak mau kita pasti akan memilih untuk mengorbankan yg lebih sedikit, atau memilih untuk tidak ikut campur (contoh kedua tidak mau mendorong orang dari atas jembatan), karena harus selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar, selalu ada opsi untuk mengorbankan diri (rela berkorban demi orang banyak).
Moral sering digunakan sebagai alat oleh penguasa dan segelintir orang untuk membenarkan perang, memberantas etnis tertentu, genocide, diskriminasi minoritas, pengerusakan lingkungan, industrialisasi dengan alasan demi perdamaian dunia, kepentingan umum, demi kelompok yang lebih besar, demi masa depan yang lebih cerah atau karena 90% orang berfikir demikian yang menjadikan hal-hal tersebut menjadi seolah benar dan bermoral. Ketika beberapa orang memilih untuk melakukan itu semua, artinya pada saat itu bukan moral yang mereka gunakan, melainkan nafsu dan keegoisan yang dimiliki, yang berarti moralitas hanyalah soal egoisme manusia untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
Nama: Angga Putra
NPM: 2253053043
Dalam video tersebut kita dihadapkan pada teori Trolley Problem dimana teori ini menghadapkan kita untuk menilai sebuah tindakan moral. Ada dua pilihan yang dapat menjadikan kita seolah-olah buta akan moral atau tidak punya hati karena pilihannya tetap akan menjadikan kita menjadi seorang pembunuh yang terpaksa dan milih pilih secara cepat. Memilih untuk menyelamatkan 1 atau 5 orang itu sama saja kedua pilih tersebut tidak ada yang benar, keduanya akan hanya mendatangkan penyesalan dan rasa bersalah, oleh karena itu ketika kita dan rekan-rekan sekalian dihadapkan pada situasi tersebut lakukanlah pilihan yang menurut anda benar dan yakin walupun faktanya akan ada yang menyalahkan kita atas pilihan yang kita ambil tetapi akan ada juga orang yang akan memahami kita dan setuju pada pilihan yang kita ambil.
NPM: 2253053043
Dalam video tersebut kita dihadapkan pada teori Trolley Problem dimana teori ini menghadapkan kita untuk menilai sebuah tindakan moral. Ada dua pilihan yang dapat menjadikan kita seolah-olah buta akan moral atau tidak punya hati karena pilihannya tetap akan menjadikan kita menjadi seorang pembunuh yang terpaksa dan milih pilih secara cepat. Memilih untuk menyelamatkan 1 atau 5 orang itu sama saja kedua pilih tersebut tidak ada yang benar, keduanya akan hanya mendatangkan penyesalan dan rasa bersalah, oleh karena itu ketika kita dan rekan-rekan sekalian dihadapkan pada situasi tersebut lakukanlah pilihan yang menurut anda benar dan yakin walupun faktanya akan ada yang menyalahkan kita atas pilihan yang kita ambil tetapi akan ada juga orang yang akan memahami kita dan setuju pada pilihan yang kita ambil.
Nama : Christin Ananta Putri
NPM : 2213053061
Kelas : 3i
ANALISIS VIDEO 1
Judul : The trolley problem.
philippa foot tahun 1967, foot mengajukan sebuah eksperimen yaitu tentang the trolley problem. eksperimen yang telah diadaptasi untuk memahami konteks moral dalam berbagai kondisi antara lain: perang, penyiksaan, drone, aborsi, dan euthanasia. studi ini semakin penting saat perkembangan dengan kehadiran AI (artificial intelligence), machine learning gimana mesin diberi kontrol untuk mengambil keputusan mana yang lebih bermoral pada berbagai kondisi yang terjadi. The trolley problem membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan, apakah itu dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kepada hasil akhirnya dan bagaimana kita mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari. Bahwa memang harus ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar, maka tak heran jika kemudian moral sering digunakan sebagai alat oleh penguasa atau segelintir orang untuk membenarkan perang, membangun etnis tertentu, genosida, diskriminasi minoritas, pengerusakan lingkungan, industrialisasi hanya dengan alasan demi perdamaian dunia, demi kepentingan umum, demi kepentingan kelompok yang lebih besar, demi masa depan yang lebih cerah, atau karena 90% orang berpikir demikian tak mengapa mengorbankan yang sedikit untuk yang lebih besar lantas semua itu seolah menjadi benar dan bermoral.
sebab pada akhirnya moralitas hanyalah soal egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
NPM : 2213053061
Kelas : 3i
ANALISIS VIDEO 1
Judul : The trolley problem.
philippa foot tahun 1967, foot mengajukan sebuah eksperimen yaitu tentang the trolley problem. eksperimen yang telah diadaptasi untuk memahami konteks moral dalam berbagai kondisi antara lain: perang, penyiksaan, drone, aborsi, dan euthanasia. studi ini semakin penting saat perkembangan dengan kehadiran AI (artificial intelligence), machine learning gimana mesin diberi kontrol untuk mengambil keputusan mana yang lebih bermoral pada berbagai kondisi yang terjadi. The trolley problem membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan, apakah itu dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kepada hasil akhirnya dan bagaimana kita mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari. Bahwa memang harus ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar, maka tak heran jika kemudian moral sering digunakan sebagai alat oleh penguasa atau segelintir orang untuk membenarkan perang, membangun etnis tertentu, genosida, diskriminasi minoritas, pengerusakan lingkungan, industrialisasi hanya dengan alasan demi perdamaian dunia, demi kepentingan umum, demi kepentingan kelompok yang lebih besar, demi masa depan yang lebih cerah, atau karena 90% orang berpikir demikian tak mengapa mengorbankan yang sedikit untuk yang lebih besar lantas semua itu seolah menjadi benar dan bermoral.
sebab pada akhirnya moralitas hanyalah soal egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
Nama : Rafa Lola Amanda
NPM : 2213053245
analisis yang saya dapat, semua adegan-adegan permisalan tadi masuk ke dalam pembelajaran moralitas mengenai teori trolley problem yaitu memahami nilai moral dalam berbagai situasi, teori trolley problem adalah teori yang membahas mengenai moralitas yang salah, pembenaran moralitas yang sejatinya adalah egoisme manusia semata untuk kepentingan dirinya sendiri. studi teori trolley problem ini semakin penting saat mulai nya perkembangan Al karena pada saat perkembangan ini mesin yang diberikan kontrol untuk mengambil keputusan mengenai yang mana yang lebih bermoral. teori ini membuat kita berpikir konsekuensi apa yang kita ambil dari pilihan kita. dari video diketahui bahwa ternyata nilai moral banyak digunakan orang kalangan atas untuk memberangus etnis tertentu, diskriminasi, dan lain sebagainya yaitu dengan menggunakan alasan demi kepentingan umum, demi kelompok yang lebih besar, demi masa depan yang lebih cerah dan banyak alasan lainnya. setelah mengetahui hal itu kita bisa mengubah pemikiran kita yang sudah turun temurun dan menyebar untuk lebih menghargai orang lain dan memikirkan apa yang terjadi selanjutnya setelah kita memilih pilihan kita dengan lebih bijak lagi.
NPM : 2213053245
analisis yang saya dapat, semua adegan-adegan permisalan tadi masuk ke dalam pembelajaran moralitas mengenai teori trolley problem yaitu memahami nilai moral dalam berbagai situasi, teori trolley problem adalah teori yang membahas mengenai moralitas yang salah, pembenaran moralitas yang sejatinya adalah egoisme manusia semata untuk kepentingan dirinya sendiri. studi teori trolley problem ini semakin penting saat mulai nya perkembangan Al karena pada saat perkembangan ini mesin yang diberikan kontrol untuk mengambil keputusan mengenai yang mana yang lebih bermoral. teori ini membuat kita berpikir konsekuensi apa yang kita ambil dari pilihan kita. dari video diketahui bahwa ternyata nilai moral banyak digunakan orang kalangan atas untuk memberangus etnis tertentu, diskriminasi, dan lain sebagainya yaitu dengan menggunakan alasan demi kepentingan umum, demi kelompok yang lebih besar, demi masa depan yang lebih cerah dan banyak alasan lainnya. setelah mengetahui hal itu kita bisa mengubah pemikiran kita yang sudah turun temurun dan menyebar untuk lebih menghargai orang lain dan memikirkan apa yang terjadi selanjutnya setelah kita memilih pilihan kita dengan lebih bijak lagi.
Analisis video 1
Nama : Aziyatun Adinda Fitria
NPM. : 2213053239
Di dalam video tersebut mengajarkan kita tentang moralitas melalui pertanyaan filosofis yang dapat membuat kita berfikir mengenai moralitas dari perspektif yang berbeda, seperti pertanyaan 1 mengenai kereta apakah kita memilih lurus dan dpaat membunuh 5 orang lainnya atau berbelok dan membunuh 1 orng, kebanyakan audien dalam video tersebut memilih untuk berbelok hingga hanya 1 orang terbunuh. Sedangkan pada kasus kedua orang kebanyakan memilih untuk tidak mendorong 1 manusia hingga menyebabkan 5 orng dapat meninggal. Pada video itu menyebutkan bahwa penanaman nilai moral pada masyarakat mengenai mengorbakan sesuatu yg lebih kecil untuk kepentingan yg lebih besar seakan layak untul dilakukan dan hal ini dapat disalah gunakan oleh para penjabat dan lainnya. Moralitas hanyalah keegosian seorang manusia demi kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
Nama : Aziyatun Adinda Fitria
NPM. : 2213053239
Di dalam video tersebut mengajarkan kita tentang moralitas melalui pertanyaan filosofis yang dapat membuat kita berfikir mengenai moralitas dari perspektif yang berbeda, seperti pertanyaan 1 mengenai kereta apakah kita memilih lurus dan dpaat membunuh 5 orang lainnya atau berbelok dan membunuh 1 orng, kebanyakan audien dalam video tersebut memilih untuk berbelok hingga hanya 1 orang terbunuh. Sedangkan pada kasus kedua orang kebanyakan memilih untuk tidak mendorong 1 manusia hingga menyebabkan 5 orng dapat meninggal. Pada video itu menyebutkan bahwa penanaman nilai moral pada masyarakat mengenai mengorbakan sesuatu yg lebih kecil untuk kepentingan yg lebih besar seakan layak untul dilakukan dan hal ini dapat disalah gunakan oleh para penjabat dan lainnya. Moralitas hanyalah keegosian seorang manusia demi kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
Nama : Florentic Helau
NPM : 2213053023
The trolley problem membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan. Moralitas yang menjadi sebuah dilema. Moralitas yang tidak pernah berdiri sendiri di posisi yang netral. Identitas kita dan identitas orang lain yang kita korbankan selalu menyertai keputusan keputusan yang saling berhubungan tergantung bagaimana kita memilih pilihan tersebut dan tau akan konsekuensi dari keputusan yang kita buat, walau kenyataannya akan ada yang menyalahkan diri kita maupun ada yang mengerti dan setuju dengan keputusan kita.
NPM : 2213053023
The trolley problem membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan. Moralitas yang menjadi sebuah dilema. Moralitas yang tidak pernah berdiri sendiri di posisi yang netral. Identitas kita dan identitas orang lain yang kita korbankan selalu menyertai keputusan keputusan yang saling berhubungan tergantung bagaimana kita memilih pilihan tersebut dan tau akan konsekuensi dari keputusan yang kita buat, walau kenyataannya akan ada yang menyalahkan diri kita maupun ada yang mengerti dan setuju dengan keputusan kita.
Nama : Alya Rfa Dwi Pangestu
Npm; 2213053152
Kelas : 3/I
The Trolly problem membuat kita berfikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan.Sepanjang hidup kita pembelajaran moral seperti ini sudah seperti doktrin bagi kita bahwa harus ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar.Maka tidak heran jika moral sering digunakan untuk membenrakan perang,memberangus etnis tertentu,genocide,deskriminasi minoritas,pengrusakan lingkungan hanya demi alasan yang tidak masuk akal seperti demi kepentingan umum dan demi masa depan yang lebh cerah.
Npm; 2213053152
Kelas : 3/I
The Trolly problem membuat kita berfikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan.Sepanjang hidup kita pembelajaran moral seperti ini sudah seperti doktrin bagi kita bahwa harus ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar.Maka tidak heran jika moral sering digunakan untuk membenrakan perang,memberangus etnis tertentu,genocide,deskriminasi minoritas,pengrusakan lingkungan hanya demi alasan yang tidak masuk akal seperti demi kepentingan umum dan demi masa depan yang lebh cerah.
Nama : Azzahra Rindra Tiara
NPM : 2213053117
Kelas : 3/I
Analisis video 1
Berdasarkan video diatas yaitu ekperimen terkait teori trolley problem yang telah diadaptasi untuk memahami konteks moral dalam berbagai kondisi, seperti perang, penyiksaan, drone, aborsi, dan eutanasia. Sehingga studi ini menjadi sangat penting terkait dengan berkembangnya AI, Machine learning, yang dimana mesin diberikan kendali untuk mengambil keputusan mana yang lebih bermoral pada berbagai kondisi yang terjadi.
Teori trolley problem ini membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan. Misalnya pada kondisi ketika kita hanya dihadapkan oleh dua pilihan antara pilihan A atau B dan kita tidak memiliki pilihan lain, sehingga secara logis mau tidak mau kita akan memilih untuk mengorbankan yang lebih sedikit atau kita dapat memilih untuk tidak ikut campur (seperti dalam video kita dapat memilih untuk tidak ikut campur dengan tidak mau mendorong orang yang berada diatas jembatan tersebut). Bahkan sepanjang hidup kita pelajaran moral seperti ini kerap masuk sebagai sebuah doktrin. Bahwa memang harus selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar. Sehingga tidak heran apabila moral sering digunakan untuk alat bagi penguasa dan segelintir orang untuk membenarkan perang, memberangus etnis tertentu, genocide, diskriminasi minoritas, pengrusakan lingkungan, industrialisasi, dan lain-lainnya hanya dengan alasan demi perdamaian dunia, kepentingan umum, kelompok yang lebih besar, masa depan yang lebih cerah, atau karena 90% orang berpikir demikian tak mengapa mengorbankan yang sedikit untuk yang lebih besar sehingga semua itu seolah menjadi benar dan lebih bermoral.
Namun dalam kehidupan sehari-hari pasti selalu ada jalan yang lebih baik dengan pilihan yang dapat dipilih dengan tidak mengorbankan orang lain. Moralitas memang terlalu sering menjadi alat saat kita berada di posisi yang diuntungkan atau yang memiliki kepentingan. Sehingga pada akhirnya moralitas ternyata hanyalah karena egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
NPM : 2213053117
Kelas : 3/I
Analisis video 1
Berdasarkan video diatas yaitu ekperimen terkait teori trolley problem yang telah diadaptasi untuk memahami konteks moral dalam berbagai kondisi, seperti perang, penyiksaan, drone, aborsi, dan eutanasia. Sehingga studi ini menjadi sangat penting terkait dengan berkembangnya AI, Machine learning, yang dimana mesin diberikan kendali untuk mengambil keputusan mana yang lebih bermoral pada berbagai kondisi yang terjadi.
Teori trolley problem ini membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan. Misalnya pada kondisi ketika kita hanya dihadapkan oleh dua pilihan antara pilihan A atau B dan kita tidak memiliki pilihan lain, sehingga secara logis mau tidak mau kita akan memilih untuk mengorbankan yang lebih sedikit atau kita dapat memilih untuk tidak ikut campur (seperti dalam video kita dapat memilih untuk tidak ikut campur dengan tidak mau mendorong orang yang berada diatas jembatan tersebut). Bahkan sepanjang hidup kita pelajaran moral seperti ini kerap masuk sebagai sebuah doktrin. Bahwa memang harus selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar. Sehingga tidak heran apabila moral sering digunakan untuk alat bagi penguasa dan segelintir orang untuk membenarkan perang, memberangus etnis tertentu, genocide, diskriminasi minoritas, pengrusakan lingkungan, industrialisasi, dan lain-lainnya hanya dengan alasan demi perdamaian dunia, kepentingan umum, kelompok yang lebih besar, masa depan yang lebih cerah, atau karena 90% orang berpikir demikian tak mengapa mengorbankan yang sedikit untuk yang lebih besar sehingga semua itu seolah menjadi benar dan lebih bermoral.
Namun dalam kehidupan sehari-hari pasti selalu ada jalan yang lebih baik dengan pilihan yang dapat dipilih dengan tidak mengorbankan orang lain. Moralitas memang terlalu sering menjadi alat saat kita berada di posisi yang diuntungkan atau yang memiliki kepentingan. Sehingga pada akhirnya moralitas ternyata hanyalah karena egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
Nama : Rahmawati
NPM : 2213053210
Problem Troli adalah masalah yang di desain untuk memperlihatkan dilema moral, yang dimana jawaban apapun akan berada di dua sudut pandang. The trolley problem membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan, apakah itu dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kepada hasil akhirnya dan bagaimana kita mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari. Penanaman nilai moral pada masyarakat mengenai mengorbankan sesuatu yg lebih kecil untuk kepentingan yg lebih besar seakan layak untuk dilakukan dan hal ini dapat disalah gunakan oleh para penjabat dan lainnya. Moralitas sering menjadi alat saat kita berada di posisi yang diuntungkan atau yang memiliki kepentingan. Sehingga pada akhirnya moralitas ternyata hanyalah karena egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
NPM : 2213053210
Problem Troli adalah masalah yang di desain untuk memperlihatkan dilema moral, yang dimana jawaban apapun akan berada di dua sudut pandang. The trolley problem membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan, apakah itu dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kepada hasil akhirnya dan bagaimana kita mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari. Penanaman nilai moral pada masyarakat mengenai mengorbankan sesuatu yg lebih kecil untuk kepentingan yg lebih besar seakan layak untuk dilakukan dan hal ini dapat disalah gunakan oleh para penjabat dan lainnya. Moralitas sering menjadi alat saat kita berada di posisi yang diuntungkan atau yang memiliki kepentingan. Sehingga pada akhirnya moralitas ternyata hanyalah karena egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
Nama :Rosa ananta Febrianti
Npm : 2213053288
The troli problem membuat kita lebih memikirkan konsekuensi dari sebuah pilihan, apakah itu dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih pada hasil akhirnya dan bagaimana kita mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari. Entah lebih untuk sesuatu yang lebih baik atau sekadar pembenaran sederhana, kita sering mendengar, meskipun sepanjang hidup kita, pelajaran moral seperti ini termasuk dalam doktrin bahwa apa pun harus selalu dikorbankan demi kebaikan bersama, jadi bukan itu masalahnya. Moral sering digunakan sebagai alat oleh penguasa dan segelintir orang untuk membenarkan perang, memberantas etnis tertentu, genocide, diskriminasi minoritas, pengerusakan lingkungan, industrialisasi dengan alasan demi perdamaian dunia, kepentingan umum, demi kelompok yang lebih besar, demi masa depan yang lebih cerah atau karena 90% orang berfikir demikian yang menjadikan hal-hal tersebut menjadi seolah benar dan bermoral.
Npm : 2213053288
The troli problem membuat kita lebih memikirkan konsekuensi dari sebuah pilihan, apakah itu dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih pada hasil akhirnya dan bagaimana kita mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari. Entah lebih untuk sesuatu yang lebih baik atau sekadar pembenaran sederhana, kita sering mendengar, meskipun sepanjang hidup kita, pelajaran moral seperti ini termasuk dalam doktrin bahwa apa pun harus selalu dikorbankan demi kebaikan bersama, jadi bukan itu masalahnya. Moral sering digunakan sebagai alat oleh penguasa dan segelintir orang untuk membenarkan perang, memberantas etnis tertentu, genocide, diskriminasi minoritas, pengerusakan lingkungan, industrialisasi dengan alasan demi perdamaian dunia, kepentingan umum, demi kelompok yang lebih besar, demi masa depan yang lebih cerah atau karena 90% orang berfikir demikian yang menjadikan hal-hal tersebut menjadi seolah benar dan bermoral.
Nama: Dwi Ratna Asih
NPM : 2213053037
Dari video tersebut telah jdijelaskan yakni tentang trntang moralitas, yakni salah satunya The trolley problem yang di mana membuat kita untuk dapat lebih berfikir. Moralitas ialah moralitas yang belum pernah berdiri sendiri di dalam posisi yang netral. Dan pada jaman sekarang kebanyakan orang yang mendorong orang tetapi untuk dirinya sendiri telah lupa bahwa dari perstiwa ini lah telah dapat memicu bawasannya moralitas menjadi sebuah dilema.
Dan pembelajaran dalam mengorbankan yang ebih sedikit untuk menyelamatkan yang lebih banyak adalah merupakan perilaku moral yang di mana telah masuk di dalam doktrin, yang dimana memang harus ada yang di korbankan demi untuk kepentingn yang lebih besar .
NPM : 2213053037
Dari video tersebut telah jdijelaskan yakni tentang trntang moralitas, yakni salah satunya The trolley problem yang di mana membuat kita untuk dapat lebih berfikir. Moralitas ialah moralitas yang belum pernah berdiri sendiri di dalam posisi yang netral. Dan pada jaman sekarang kebanyakan orang yang mendorong orang tetapi untuk dirinya sendiri telah lupa bahwa dari perstiwa ini lah telah dapat memicu bawasannya moralitas menjadi sebuah dilema.
Dan pembelajaran dalam mengorbankan yang ebih sedikit untuk menyelamatkan yang lebih banyak adalah merupakan perilaku moral yang di mana telah masuk di dalam doktrin, yang dimana memang harus ada yang di korbankan demi untuk kepentingn yang lebih besar .
Efi Yulyana (2213053075)
the trolly problem adalah kasus yang mengutamakan permasalahan ketimbang sebuah pilihan, Ketika seseoarang diberi pilihan maka iya akan berfikir resiko yang lebih kecil di banding resiko yang lebih besar, Namun Seseorang pasti memiliki sifat yang sama seperti video di atas ketika seseoarang membawa kreta api dengan melaju cepat dn harus menentukan pilihan menbrak 5 orang di depan atau membelokan tuas nmun menabrak orang tua kita, maka rata rata orang pasti akan memilih untuk menabrakan kreta ke arah 5 orang yang tidak di kenl di bandingkn 1 orang namun orang tua, karna pada dasarnya manusia lebih takut kehilangan orang di dekatnya daripada orang yng tak di kenal nya, namun ketika 1 orang yang berada di rel belok itu bukan orang yg di kenal nya mak iya akan lebih memilih mengurangi resiko.
Jadi Dari video diatas kita belajar bahwa hidup harus bisa memiliki morl yang baik fikiran yang jernih berani mengambil keputusan bertanggung jawab serta menerima konskuensi atas pilihan yang di pilih.
the trolly problem adalah kasus yang mengutamakan permasalahan ketimbang sebuah pilihan, Ketika seseoarang diberi pilihan maka iya akan berfikir resiko yang lebih kecil di banding resiko yang lebih besar, Namun Seseorang pasti memiliki sifat yang sama seperti video di atas ketika seseoarang membawa kreta api dengan melaju cepat dn harus menentukan pilihan menbrak 5 orang di depan atau membelokan tuas nmun menabrak orang tua kita, maka rata rata orang pasti akan memilih untuk menabrakan kreta ke arah 5 orang yang tidak di kenl di bandingkn 1 orang namun orang tua, karna pada dasarnya manusia lebih takut kehilangan orang di dekatnya daripada orang yng tak di kenal nya, namun ketika 1 orang yang berada di rel belok itu bukan orang yg di kenal nya mak iya akan lebih memilih mengurangi resiko.
Jadi Dari video diatas kita belajar bahwa hidup harus bisa memiliki morl yang baik fikiran yang jernih berani mengambil keputusan bertanggung jawab serta menerima konskuensi atas pilihan yang di pilih.
Nama : Riri Oktavia Erlina
NPM : 2213053098
Analisis Video 1
"Apakah MORAL? ~The Trolley Problem"
Philippa Foot pada tahun 1967 mengajukan sebuah eksperimen yang kemudian dikenal sebagai Trolley Problem. The Trolley Problem membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kepada hasil akhirnya, dan diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari.
Skenario 1:
Pada saat di suatu posisi genting. Kamu berada dalam ruangan kereta yang sedang bergerak kencang. Di depanmu, ada lima orang yang terikat di rel dan tidak bisa bergerak. Jika kereta menabrak kelima orang tersebut, maka kelima nya akan meninggal dunia. Kabar baiknya, di depanmu terdapat cabang perlintasan yang dapat membuat kereta berbelok. Tapi masalahnya, ada satu orang yang terikat di rel dan tidak bisa bergerak. 90% orang akan memilih untuk menyelamatkan lima orang yang terikat sedangkan harus mengorbankan satu orang meninggal dunia.
Skenario 2:
Ada sebuah kereta yang bergerak cepat dan di depannya terdapat lima orang yang terikat di rel kereta dan tidak dapat bergerak. Kamu berada di sebuah jembatan di atas kereta dan di depanmu ada seseorang tidak di kenal yang memiliki badan besar. Apabila kamu mendorong nya ke bawah, otomatis kereta akan berhenti dan tidak jadi menabrak kelima orang yang terikat di rel, melainkan orang yang kamu dorong tersebut meninggal. 90% orang akan memilih untuk tidak mengorbankan orang yang didorong ke bawah, melainkan membiarkan lima orang yang terikat di rel tertabrak dan meninggal dunia.
Dari kedua skenario tersebut, dapat disimpulkan bahwa moralitas terlalu sering jadi alat pembenaran saat kita di posisi yang diuntungkan atau yang memiliki kepentingan. sebab pada akhirnya, moralitas soal egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
NPM : 2213053098
Analisis Video 1
"Apakah MORAL? ~The Trolley Problem"
Philippa Foot pada tahun 1967 mengajukan sebuah eksperimen yang kemudian dikenal sebagai Trolley Problem. The Trolley Problem membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kepada hasil akhirnya, dan diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari.
Skenario 1:
Pada saat di suatu posisi genting. Kamu berada dalam ruangan kereta yang sedang bergerak kencang. Di depanmu, ada lima orang yang terikat di rel dan tidak bisa bergerak. Jika kereta menabrak kelima orang tersebut, maka kelima nya akan meninggal dunia. Kabar baiknya, di depanmu terdapat cabang perlintasan yang dapat membuat kereta berbelok. Tapi masalahnya, ada satu orang yang terikat di rel dan tidak bisa bergerak. 90% orang akan memilih untuk menyelamatkan lima orang yang terikat sedangkan harus mengorbankan satu orang meninggal dunia.
Skenario 2:
Ada sebuah kereta yang bergerak cepat dan di depannya terdapat lima orang yang terikat di rel kereta dan tidak dapat bergerak. Kamu berada di sebuah jembatan di atas kereta dan di depanmu ada seseorang tidak di kenal yang memiliki badan besar. Apabila kamu mendorong nya ke bawah, otomatis kereta akan berhenti dan tidak jadi menabrak kelima orang yang terikat di rel, melainkan orang yang kamu dorong tersebut meninggal. 90% orang akan memilih untuk tidak mengorbankan orang yang didorong ke bawah, melainkan membiarkan lima orang yang terikat di rel tertabrak dan meninggal dunia.
Dari kedua skenario tersebut, dapat disimpulkan bahwa moralitas terlalu sering jadi alat pembenaran saat kita di posisi yang diuntungkan atau yang memiliki kepentingan. sebab pada akhirnya, moralitas soal egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
Nama : Miftaudin Mahfudz
NPM : 2253053017
di dalam analisis video 1 di pertemuan 5 itu mengilustrasikan beberapa contoh yaitu orang yang diikat di rel kereta dan akan ditabrak oleh kereta. di dalam video menanyakan pilihan apakah mengorbankan 5 orang atau mengorbankan satu orang.
Moral sendiri merupakan seperangkat prinsip atau aturan yang mengatur perilaku dan tindakan individu atau kelompok dalam masyarakat yang berdasarkan nilai-nilai etika dan norma-norma yang diterima. Ini mencakup penilaian tentang apa yang dianggap benar dan salah dalam berbagai konteks dan merupakan dasar bagi pengambilan keputusan.
NPM : 2253053017
di dalam analisis video 1 di pertemuan 5 itu mengilustrasikan beberapa contoh yaitu orang yang diikat di rel kereta dan akan ditabrak oleh kereta. di dalam video menanyakan pilihan apakah mengorbankan 5 orang atau mengorbankan satu orang.
Moral sendiri merupakan seperangkat prinsip atau aturan yang mengatur perilaku dan tindakan individu atau kelompok dalam masyarakat yang berdasarkan nilai-nilai etika dan norma-norma yang diterima. Ini mencakup penilaian tentang apa yang dianggap benar dan salah dalam berbagai konteks dan merupakan dasar bagi pengambilan keputusan.
Nama : Mae Lisa Indriyani
NPM : 2253053014
"Mengorbankan yang lebih sedikit dibanding mengobarkan yang lebih banyak" dalam konteks ini pada tahun 1967 Philippa Food mengenalkan eksperimen the trolly problem diadaptasi untuk memahami konteks moral dalam berbagai kondisi seperti perang, penyiksaan, aborsi, dll. Pada zaman sekarang ini banyak sekali AI yang dibuat untuk bisa memahami konteks moral pada berbagai kondisi yanv terjadi. Apa mungkin yang selama ini kita pahami tentang konteks moral justru sering dimanfaatkan oleh pihak tertentu atau diri sendiri untuk menyakiti pihak lain.
Salah satu contoh persoalan moralitas adalah mengorbankan tumbuh kembang anak kita saat ini dengan alasan pekerjaan demi masa depannya sehingga anak lantas menjadi pembantu. Lalu diskriminasi dan stigmatisasi kelompok minoritas oleh kaum mayoritas yang merasa dirinya paling benar paling berkuasa demi kepentingan umum atau kepentingan mayoritas dapat dibenarkan. Apakah perang terhadap sekelompok orang etnis terhadap oknum miliknya pembuat onar dengan menggambarkan orang yang bersalah hanya demi alasan kedamaian dan ketertiban dunia. Dari sinilah kita diberitahu bahwa moralitas yang terlalu sering jadi alat pembenaran saat kita berada di posisi yang diuntungkan atau memiliki kepentingan bukan sebab, pada akhirnya moralitas hanyalah soal egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri dengan membuktikan bahwa kamu lebih memilih untuk menggerakkan kereta yang hanya mengorbankan satu orang daripada 5 orang. Jika diibaratkan yang terbunuh satu orang itu merupakan anggota keluargamu lalu siapa yang akan kamu selamatkan.
NPM : 2253053014
"Mengorbankan yang lebih sedikit dibanding mengobarkan yang lebih banyak" dalam konteks ini pada tahun 1967 Philippa Food mengenalkan eksperimen the trolly problem diadaptasi untuk memahami konteks moral dalam berbagai kondisi seperti perang, penyiksaan, aborsi, dll. Pada zaman sekarang ini banyak sekali AI yang dibuat untuk bisa memahami konteks moral pada berbagai kondisi yanv terjadi. Apa mungkin yang selama ini kita pahami tentang konteks moral justru sering dimanfaatkan oleh pihak tertentu atau diri sendiri untuk menyakiti pihak lain.
Salah satu contoh persoalan moralitas adalah mengorbankan tumbuh kembang anak kita saat ini dengan alasan pekerjaan demi masa depannya sehingga anak lantas menjadi pembantu. Lalu diskriminasi dan stigmatisasi kelompok minoritas oleh kaum mayoritas yang merasa dirinya paling benar paling berkuasa demi kepentingan umum atau kepentingan mayoritas dapat dibenarkan. Apakah perang terhadap sekelompok orang etnis terhadap oknum miliknya pembuat onar dengan menggambarkan orang yang bersalah hanya demi alasan kedamaian dan ketertiban dunia. Dari sinilah kita diberitahu bahwa moralitas yang terlalu sering jadi alat pembenaran saat kita berada di posisi yang diuntungkan atau memiliki kepentingan bukan sebab, pada akhirnya moralitas hanyalah soal egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri dengan membuktikan bahwa kamu lebih memilih untuk menggerakkan kereta yang hanya mengorbankan satu orang daripada 5 orang. Jika diibaratkan yang terbunuh satu orang itu merupakan anggota keluargamu lalu siapa yang akan kamu selamatkan.
Nama : Ufara Alfadila
NPM : 2213053114
Dari video yang telah saya simak terkait moral. Moral merupakan suatu tindakan yang mengacu pada nilai yang dianut masyarakat. Moral memiliki dua pandangan yang berbeda yaitu moral yang baik atau positif dan moral yang buruk atau negatif. Moral yang buruk bertentangan dengan nilai yang dianut masyarakat sehingga akan menimbulkan sanksi-sanksi baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Dari video tersebut tentang animasi yang menggambarkan trolly problem bahwasanya setiap orang akan ada pada suatu keadaan dimana ia akan dihadapkan pada keadaan yang membuatnya mengarah pada moralitas negatif (buruk). Dan disitulah manusia seharusnya dapat menggunakan sudut pandang nya tidak hanya pada satu sisi melainkan dari sisi yang lain juga. Misalnya seperti pada kereta yang melaju kencang jika tetap lurus akan menabrak 5 orang sedangkan jika berbelok maka akan menabrak 1 orang. Dalam hal ini mungkin sebagian besar orang akan memilih menyelamatkan 5 orang tersebut sehingga mengorbankan 1 orang. Namun, jika 1 orang itu adalah anggota keluarga kita maka kita akan memilih menyelamatkan 1 orang itu dan mengorbankan 5 orang lainnya. Dari sini kita belajar bahwasanya dalam mengambil sebuah keputusan akan selalu ada sikap egoisme, maka dari itu kita perlu memiliki sikap empati juga bagaimana ketika aku menjadi dia. Jadi sebagai manusia janganlah kita mudah menyalahkan orang lain, coba kita renungi bahwa setiap keputusan yang diambil oleh orang lain ada sebuah pertimbangan besar yang telah dipertimbangkannya.
NPM : 2213053114
Dari video yang telah saya simak terkait moral. Moral merupakan suatu tindakan yang mengacu pada nilai yang dianut masyarakat. Moral memiliki dua pandangan yang berbeda yaitu moral yang baik atau positif dan moral yang buruk atau negatif. Moral yang buruk bertentangan dengan nilai yang dianut masyarakat sehingga akan menimbulkan sanksi-sanksi baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Dari video tersebut tentang animasi yang menggambarkan trolly problem bahwasanya setiap orang akan ada pada suatu keadaan dimana ia akan dihadapkan pada keadaan yang membuatnya mengarah pada moralitas negatif (buruk). Dan disitulah manusia seharusnya dapat menggunakan sudut pandang nya tidak hanya pada satu sisi melainkan dari sisi yang lain juga. Misalnya seperti pada kereta yang melaju kencang jika tetap lurus akan menabrak 5 orang sedangkan jika berbelok maka akan menabrak 1 orang. Dalam hal ini mungkin sebagian besar orang akan memilih menyelamatkan 5 orang tersebut sehingga mengorbankan 1 orang. Namun, jika 1 orang itu adalah anggota keluarga kita maka kita akan memilih menyelamatkan 1 orang itu dan mengorbankan 5 orang lainnya. Dari sini kita belajar bahwasanya dalam mengambil sebuah keputusan akan selalu ada sikap egoisme, maka dari itu kita perlu memiliki sikap empati juga bagaimana ketika aku menjadi dia. Jadi sebagai manusia janganlah kita mudah menyalahkan orang lain, coba kita renungi bahwa setiap keputusan yang diambil oleh orang lain ada sebuah pertimbangan besar yang telah dipertimbangkannya.
Nama : Ladaina Fahrun Nada
NPM : 2213053044
Dalam video "Apakah Moral" tersebut memberikan pengetahuan mengenai pertanyaan tentang moralitas dan kedudukannya, dengan diilustrasikan pada kereta api yang akan menabrak sekumpulan orang atau seseorang, kemudian dalam video juga menggunakan eksperimen yang dilakukan Philippa foot yang sering dikenal dengan eksperimen trolly problem. Moral Serpong menjadi doktrin masyarakat yang menganggap bahwa harus ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar, sehingga moral digunakan untuk membenarkan perang, genocide, diskriminasi minoritas, perusakan lingkungan, industrialisasi, dan lain sebagainya, hanya alasan untuk perdamaian, demi masa depan cerah, demi kelompok lebih besar dunia. Padahal hal tersebut dapat menyakiti orang lain bukan bermoral. Dari video diberitahu bahwa moralitas menjadi alat pembenaran saat kita menjadi yang memiliki kepentingan atau diuntungkan dan pada akhirnya moralitas hanya sebagai egoisme manusia, maka dari itu gunakan moralitas dengan baik dan benar.
NPM : 2213053044
Dalam video "Apakah Moral" tersebut memberikan pengetahuan mengenai pertanyaan tentang moralitas dan kedudukannya, dengan diilustrasikan pada kereta api yang akan menabrak sekumpulan orang atau seseorang, kemudian dalam video juga menggunakan eksperimen yang dilakukan Philippa foot yang sering dikenal dengan eksperimen trolly problem. Moral Serpong menjadi doktrin masyarakat yang menganggap bahwa harus ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar, sehingga moral digunakan untuk membenarkan perang, genocide, diskriminasi minoritas, perusakan lingkungan, industrialisasi, dan lain sebagainya, hanya alasan untuk perdamaian, demi masa depan cerah, demi kelompok lebih besar dunia. Padahal hal tersebut dapat menyakiti orang lain bukan bermoral. Dari video diberitahu bahwa moralitas menjadi alat pembenaran saat kita menjadi yang memiliki kepentingan atau diuntungkan dan pada akhirnya moralitas hanya sebagai egoisme manusia, maka dari itu gunakan moralitas dengan baik dan benar.
Nama : F. Riska Elisa
NPM : 2213053249
Menurut saya, ada perbedaan yang besar antara trolley problem yg digambarkan dan nilai moral yg sebenarnya dalam kehidupan sehari2 yaitu pilihan.
Teori trolley problem adalah suatu kondisi seandainya kita gak punya pilihan lain selain A atau B, secara logisnya, mau tidak mau, pasti kita akan memilih mengorbankan yg lebih sedikit, atau memilih untuk tidak ikut campur. Permasalahannya adalah, dalam kehidupan sebagaimana pun, selalu ada jalan yg lebih baik. Dengan pilihan tidak mengorbankan orang lain tetapi ada opsi untuk mengorbankan diri. Selalu ada pilihan untuk tidak memulai perang, genosida, mendiskriminasi kaum minoritas. Ketika beberapa orang memilih untuk melakukan itu semua, artinya pada saat itu nilai moral mereka tidakberperan, karena nilai moral terlalu sempit untuk diukur menggunakan teori ini. Karena teori ini terlalu sederhana untuk mendalami luasnya nilai moral yg dimiliki manusia.
NPM : 2213053249
Menurut saya, ada perbedaan yang besar antara trolley problem yg digambarkan dan nilai moral yg sebenarnya dalam kehidupan sehari2 yaitu pilihan.
Teori trolley problem adalah suatu kondisi seandainya kita gak punya pilihan lain selain A atau B, secara logisnya, mau tidak mau, pasti kita akan memilih mengorbankan yg lebih sedikit, atau memilih untuk tidak ikut campur. Permasalahannya adalah, dalam kehidupan sebagaimana pun, selalu ada jalan yg lebih baik. Dengan pilihan tidak mengorbankan orang lain tetapi ada opsi untuk mengorbankan diri. Selalu ada pilihan untuk tidak memulai perang, genosida, mendiskriminasi kaum minoritas. Ketika beberapa orang memilih untuk melakukan itu semua, artinya pada saat itu nilai moral mereka tidakberperan, karena nilai moral terlalu sempit untuk diukur menggunakan teori ini. Karena teori ini terlalu sederhana untuk mendalami luasnya nilai moral yg dimiliki manusia.
Nama : Eva Nesa Lia
NPM : 2253053052
Nama : Eva Nesa Lia
NPM : 2253053052
Trolley Problem adalah masalah yang didesain untuk memperlihatkan dilema moral, di mana jawaban apapun akan berada di 2 sudut-pandang. Dan saya berkeyakinan bahwa masalah tersebut tidak perlu dibahas karena tidak ada jawaban yang paling benar.
Kemudian, Dilema ini memungkinkan kita untuk memikirkan konsekuensi dari sebuah tindakan dan mempertimbangkan apakah nilai moralnya hanya ditentukan oleh hasilnya.
Berdasarkan video yang saya tonton, saya memiliki keyakinan untuk tidak menarik tuas kemudi kereta tersebut. Dengan alasan, lebih baik lima orang mati di tangan takdir, daripada satu orang mati di tangan saya. Jika saya menarik tuas kemudi tersebut, berarti saya telah sengaja membunuh nyawa dari 1 orang. Tetapi jika saya membiarkan kereta terus berjalan lurus, berarti saya tidak terlibat dalam kematian 5 orang tersebut, karena hal itu sudah bagian dari takdir Tuhan Yang Maha Esa.
NPM : 2253053052
Nama : Eva Nesa Lia
NPM : 2253053052
Trolley Problem adalah masalah yang didesain untuk memperlihatkan dilema moral, di mana jawaban apapun akan berada di 2 sudut-pandang. Dan saya berkeyakinan bahwa masalah tersebut tidak perlu dibahas karena tidak ada jawaban yang paling benar.
Kemudian, Dilema ini memungkinkan kita untuk memikirkan konsekuensi dari sebuah tindakan dan mempertimbangkan apakah nilai moralnya hanya ditentukan oleh hasilnya.
Berdasarkan video yang saya tonton, saya memiliki keyakinan untuk tidak menarik tuas kemudi kereta tersebut. Dengan alasan, lebih baik lima orang mati di tangan takdir, daripada satu orang mati di tangan saya. Jika saya menarik tuas kemudi tersebut, berarti saya telah sengaja membunuh nyawa dari 1 orang. Tetapi jika saya membiarkan kereta terus berjalan lurus, berarti saya tidak terlibat dalam kematian 5 orang tersebut, karena hal itu sudah bagian dari takdir Tuhan Yang Maha Esa.
Nama : Dian Anjani Cahyaningrum Sasongko
NPM : 2253053018
Pada video kali ini saya dapat mengambil kesimpulan tentang ilmu moral dan tempatnya, digambarkan dengan kereta api yang akan menabrak sekelompok orang atau personel ikan, kemudian difilmkan menggunakan pesawat. Eksperimen yang dilakukan oleh Philippa Foot. juga dikenal sebagai masalah percobaan troli. Etika menjadi doktrin sosial bahwa sesuatu harus dikorbankan demi keuntungan, sehingga moralitas digunakan untuk membenarkan perang, genosida, diskriminasi terhadap kelompok minoritas, pemusnahan, perusakan lingkungan, industrialisasi, dan sebagainya, hanya sebagai alasan untuk perdamaian, demi masa depan yang cerah. , untuk kepentingan seluruh kelompok dunia. Meski mungkin merugikan orang lain, itu adalah perilaku yang tidak etis. Dalam video tersebut kita belajar bahwa moralitas menjadi alat pembenaran ketika kitalah yang mempunyai manfaat atau kelebihan dan bahwa moralitas pada akhirnya hanyalah keegoisan manusia, jadi mari kita gunakan moralitas dengan baik dan benar.
NPM : 2253053018
Pada video kali ini saya dapat mengambil kesimpulan tentang ilmu moral dan tempatnya, digambarkan dengan kereta api yang akan menabrak sekelompok orang atau personel ikan, kemudian difilmkan menggunakan pesawat. Eksperimen yang dilakukan oleh Philippa Foot. juga dikenal sebagai masalah percobaan troli. Etika menjadi doktrin sosial bahwa sesuatu harus dikorbankan demi keuntungan, sehingga moralitas digunakan untuk membenarkan perang, genosida, diskriminasi terhadap kelompok minoritas, pemusnahan, perusakan lingkungan, industrialisasi, dan sebagainya, hanya sebagai alasan untuk perdamaian, demi masa depan yang cerah. , untuk kepentingan seluruh kelompok dunia. Meski mungkin merugikan orang lain, itu adalah perilaku yang tidak etis. Dalam video tersebut kita belajar bahwa moralitas menjadi alat pembenaran ketika kitalah yang mempunyai manfaat atau kelebihan dan bahwa moralitas pada akhirnya hanyalah keegoisan manusia, jadi mari kita gunakan moralitas dengan baik dan benar.
Nama : Andini Puspitasari
NPM : 2213053098
Pada video the trolley problem kita dapat mengambil pelajaran berupa moral yang lebih baik dan otoritas untuk menentukan dan memilih hasil yang akan membawa kebaikan . Tetapi pelajaran tersebut tidak menjadi patokan dan pengaplikasian nya di dalam kehidupan nyata. Dimna hal tersebut sangat di pengaruhi oleh banyak faktor yang dipengaruhi oleh pilihan dalam kehidupan moralitas.
NPM : 2213053098
Pada video the trolley problem kita dapat mengambil pelajaran berupa moral yang lebih baik dan otoritas untuk menentukan dan memilih hasil yang akan membawa kebaikan . Tetapi pelajaran tersebut tidak menjadi patokan dan pengaplikasian nya di dalam kehidupan nyata. Dimna hal tersebut sangat di pengaruhi oleh banyak faktor yang dipengaruhi oleh pilihan dalam kehidupan moralitas.
Nama : Nadila Febilia Afrisa
NPM : 2213053076
Kelas : 3I
Dalam The Trolley Problem teori ini, kita dihadapkan dengan bagaimana harus menilai sebuah tindakan moral. Dua pilihan ''simalakama'' yang dapat menjadikan kita ''seolah buta moral atau tak punya hati''karena pilihan apa pun akan menjadikan kita ''pembunuh yang terpaksa''. Terdapat dua prinsip dasar untuk menilai tindakan ini, yakni
1) prinsip konsekuensialisme, yaitu prinsip yang menilai moralitas suatu tindakan tergantung dari akibat yang ditimbulkan. Baik atau buruknya suatu tindakan, penilaiannya tergantung akibat. Lebih baik membunuh 1 orang dari pada membunuh 5 orang.
2) prinsip kategoris. Moralitas tindakan tergantung persyaratan absolut, kewajiban, dan hak kategoris. Membunuh adalah salah, jadi membunuh 1 orang untuk menyelamatkan 5 orang adalah salah.
NPM : 2213053076
Kelas : 3I
Dalam The Trolley Problem teori ini, kita dihadapkan dengan bagaimana harus menilai sebuah tindakan moral. Dua pilihan ''simalakama'' yang dapat menjadikan kita ''seolah buta moral atau tak punya hati''karena pilihan apa pun akan menjadikan kita ''pembunuh yang terpaksa''. Terdapat dua prinsip dasar untuk menilai tindakan ini, yakni
1) prinsip konsekuensialisme, yaitu prinsip yang menilai moralitas suatu tindakan tergantung dari akibat yang ditimbulkan. Baik atau buruknya suatu tindakan, penilaiannya tergantung akibat. Lebih baik membunuh 1 orang dari pada membunuh 5 orang.
2) prinsip kategoris. Moralitas tindakan tergantung persyaratan absolut, kewajiban, dan hak kategoris. Membunuh adalah salah, jadi membunuh 1 orang untuk menyelamatkan 5 orang adalah salah.
Nama : Krisna Farhan Fadillah
NPM : 2213053139
Dalam video menjelaskan bahwa nilai moral yang dapat diambil dari suatu kejadian tidak hanya dapat dipandang dari satu sudut saja namun juga harus dilihat dan diamati dari sudut lainnya. Contohnya kita jangan hanya melihat Bagaimana kondisi kita ketika kita lagi senang dan kita merendahkan orang lain yang sedang kesulitan, Namun kita harus membayangkan apabila kita yang menjadi mereka sehingga kita lebih memiliki empati dan juga rasa belas kasih kepada orang yang lebih sulit dibanding kita dan kita mau membantunya dan bertujuan agar di ke depan hari kita tidak menjumpai kesulitan dan ada orang yang mau menolong dalam kesusahan kita
NPM : 2213053139
Dalam video menjelaskan bahwa nilai moral yang dapat diambil dari suatu kejadian tidak hanya dapat dipandang dari satu sudut saja namun juga harus dilihat dan diamati dari sudut lainnya. Contohnya kita jangan hanya melihat Bagaimana kondisi kita ketika kita lagi senang dan kita merendahkan orang lain yang sedang kesulitan, Namun kita harus membayangkan apabila kita yang menjadi mereka sehingga kita lebih memiliki empati dan juga rasa belas kasih kepada orang yang lebih sulit dibanding kita dan kita mau membantunya dan bertujuan agar di ke depan hari kita tidak menjumpai kesulitan dan ada orang yang mau menolong dalam kesusahan kita
Nama : Rizka Selviana Putri
NPM : 2213053254
Masalah Trolley adalah serangkaian eksperimen pemikiran dalam etika dan psikologi, yang melibatkan dilema moral mengenai apakah harus mengorbankan satu orang untuk menyelamatkan lebih banyak atau tidak.
Video tersebut menjelaskan bahwa semakin banyak orang yang memilih untuk mengorbankan 1 orang dan menyelamatkan 5 orang lainnya.
Namun, ketika kita mempertimbangkan untuk mendekatkan orang, alasan emosional kita ikut berperan sehingga kita mempunyai perasaan yang berbeda ketika membunuh satu orang untuk menyelamatkan lima orang. Jadi sebaiknya kita selamatkan semua orang dengan menarik tuas kapal agar semua orang selamat karena semua orang berhak untuk bertahan hidup.
NPM : 2213053254
Masalah Trolley adalah serangkaian eksperimen pemikiran dalam etika dan psikologi, yang melibatkan dilema moral mengenai apakah harus mengorbankan satu orang untuk menyelamatkan lebih banyak atau tidak.
Video tersebut menjelaskan bahwa semakin banyak orang yang memilih untuk mengorbankan 1 orang dan menyelamatkan 5 orang lainnya.
Namun, ketika kita mempertimbangkan untuk mendekatkan orang, alasan emosional kita ikut berperan sehingga kita mempunyai perasaan yang berbeda ketika membunuh satu orang untuk menyelamatkan lima orang. Jadi sebaiknya kita selamatkan semua orang dengan menarik tuas kapal agar semua orang selamat karena semua orang berhak untuk bertahan hidup.
Nama : Nadia Ayu Nurjanah
NPM : 2213053119
Dari video yang telah saya simak mengenai The Trolley Problem dapat disimpulkan bahwa The Trolley Problem digunakan untuk merangsang diskusi etika dan perdebatan tentang berbagai teori dan prinsip moral. Ini menggarisbawahi ketegangan antara kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar dan deontologi bertindak sesuai dengan aturan atau kewajiban moral, serta gagasan tentang trade-off moral dan peran niat pribadi dalam pengambilan keputusan moral. The Trolley Problem adalah eksperimen pemikiran klasik dalam etika dan filsafat moral yang menggali dilema moral yang terkait dengan membuat pilihan sulit dalam situasi di mana tidak ada solusi yang sempurna. Eksperimen ini sering digunakan untuk menguji konsep-konsep utilitarianisme, deontologi, dan relativisme moral. Tidak ada solusi yang disepakati secara universal untuk The Trolley Problem, dan ia terus menjadi subjek perdebatan dan diskusi filosofis. Beberapa berpendapat bahwa tindakan yang tepat tergantung pada kerangka etika seseorang, sementara yang lain berpendapat bahwa mungkin tidak ada jawaban yang benar secara objektif. The Trolley Problem berfungsi sebagai alat berharga untuk memeriksa kompleksitas penalaran etika dan nuansa pengambilan keputusan moral.
NPM : 2213053119
Dari video yang telah saya simak mengenai The Trolley Problem dapat disimpulkan bahwa The Trolley Problem digunakan untuk merangsang diskusi etika dan perdebatan tentang berbagai teori dan prinsip moral. Ini menggarisbawahi ketegangan antara kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar dan deontologi bertindak sesuai dengan aturan atau kewajiban moral, serta gagasan tentang trade-off moral dan peran niat pribadi dalam pengambilan keputusan moral. The Trolley Problem adalah eksperimen pemikiran klasik dalam etika dan filsafat moral yang menggali dilema moral yang terkait dengan membuat pilihan sulit dalam situasi di mana tidak ada solusi yang sempurna. Eksperimen ini sering digunakan untuk menguji konsep-konsep utilitarianisme, deontologi, dan relativisme moral. Tidak ada solusi yang disepakati secara universal untuk The Trolley Problem, dan ia terus menjadi subjek perdebatan dan diskusi filosofis. Beberapa berpendapat bahwa tindakan yang tepat tergantung pada kerangka etika seseorang, sementara yang lain berpendapat bahwa mungkin tidak ada jawaban yang benar secara objektif. The Trolley Problem berfungsi sebagai alat berharga untuk memeriksa kompleksitas penalaran etika dan nuansa pengambilan keputusan moral.
Nama : Anggun Putri Pradani
NPM : 2213053172
Trolley problem membahas tentang kontrol untuk mengambil keputusan yang lebih bermoral pada berbagai kondisi yang terjadi. The trolley problem menekankan konsekuensi dari sebuah pilihan, seperti apakah itu dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kepada hasil akhirnya dan bagaimana cara mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari. Mengorbankan yang lebih sedikit atau menyelamatkan yang lebih banyak merupakan salah satu sebuah doktrin dimana harus ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar sehingga moral digunakan sebagai alat penguasa. Pada akhirnya moralitas hanyalah egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
NPM : 2213053172
Trolley problem membahas tentang kontrol untuk mengambil keputusan yang lebih bermoral pada berbagai kondisi yang terjadi. The trolley problem menekankan konsekuensi dari sebuah pilihan, seperti apakah itu dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kepada hasil akhirnya dan bagaimana cara mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari. Mengorbankan yang lebih sedikit atau menyelamatkan yang lebih banyak merupakan salah satu sebuah doktrin dimana harus ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar sehingga moral digunakan sebagai alat penguasa. Pada akhirnya moralitas hanyalah egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
Nama : Ahmad Sheca Rahmadi
NPM : 2213053102
Dalam analisis video pertemuan 5, ada beberapa contoh yang diilustrasikan, seperti situasi di mana seseorang terikat di rel kereta dan akan bertabrakan dengan kereta. Dalam video tersebut, ditanyakan pilihan antara mengorbankan 5 orang atau satu orang. Moral adalah kumpulan prinsip atau aturan yang mengarahkan perilaku individu atau kelompok dalam masyarakat, berdasarkan etika dan norma yang diterima. Moral melibatkan penilaian tentang kebenaran dan kesalahan dalam berbagai konteks, dan menjadi dasar bagi pengambilan keputusan.
NPM : 2213053102
Dalam analisis video pertemuan 5, ada beberapa contoh yang diilustrasikan, seperti situasi di mana seseorang terikat di rel kereta dan akan bertabrakan dengan kereta. Dalam video tersebut, ditanyakan pilihan antara mengorbankan 5 orang atau satu orang. Moral adalah kumpulan prinsip atau aturan yang mengarahkan perilaku individu atau kelompok dalam masyarakat, berdasarkan etika dan norma yang diterima. Moral melibatkan penilaian tentang kebenaran dan kesalahan dalam berbagai konteks, dan menjadi dasar bagi pengambilan keputusan.
Nama : Khalidah Aurora
NPM : 2213053200
Moral menurut Teory Trolly Problem yaitu suatu keadaan dmna kita di berikan 1 pilihan atas 2 permasalahan untuk memilih sesuai moral atau sesuai dengan kebenaran. Sebuah pilihan di hadapkan dengan sebuah masalah merupakan slaah satu dilema moralitas, yang kita di hadapkan dengan sebuah masalah yang harus mengorbanka salah satu nya. Studi Theory Trolley Problem ini menjadi penting karena adanya perkembangan AI (artificial intelelligence) Meaching Learning dmna mesin di berikan kontrol untuk mengambil keputusan mana yang lebih bermoral pada kondisi yang terjadi. Dalam Trolly Problem ini kita dapat berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan dengan dibuat berdasarkan nilai moral atau lebih kepada hasil akhir dan bagaimana mengekspresikan nya.
NPM : 2213053200
Moral menurut Teory Trolly Problem yaitu suatu keadaan dmna kita di berikan 1 pilihan atas 2 permasalahan untuk memilih sesuai moral atau sesuai dengan kebenaran. Sebuah pilihan di hadapkan dengan sebuah masalah merupakan slaah satu dilema moralitas, yang kita di hadapkan dengan sebuah masalah yang harus mengorbanka salah satu nya. Studi Theory Trolley Problem ini menjadi penting karena adanya perkembangan AI (artificial intelelligence) Meaching Learning dmna mesin di berikan kontrol untuk mengambil keputusan mana yang lebih bermoral pada kondisi yang terjadi. Dalam Trolly Problem ini kita dapat berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan dengan dibuat berdasarkan nilai moral atau lebih kepada hasil akhir dan bagaimana mengekspresikan nya.
Nama : Adelia Cherlyana
NPM : 2213053022
Trolle problem membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan, apakah dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kepada hasil akhir dan bagaimana kita mengekspresikan nya dalam kehidupan sehari-hari. Apakah kita akan mengorbankan yang lebih sedikit demi menyelamatkan yang lebih banyak, sering dalam kehidupan sehari hari itu terjadi dan tidak tahu apakah itu hanya sebuah doktrin bahwa harus ada yang selalu dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar, oleh karena itu moral sering digunakan oleh penguasa untuk membenarkan perang dan menghanguskan etnis tertentu
NPM : 2213053022
Trolle problem membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan, apakah dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kepada hasil akhir dan bagaimana kita mengekspresikan nya dalam kehidupan sehari-hari. Apakah kita akan mengorbankan yang lebih sedikit demi menyelamatkan yang lebih banyak, sering dalam kehidupan sehari hari itu terjadi dan tidak tahu apakah itu hanya sebuah doktrin bahwa harus ada yang selalu dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar, oleh karena itu moral sering digunakan oleh penguasa untuk membenarkan perang dan menghanguskan etnis tertentu
Nama : Rifki Zibral Mahardika
NPM : 2213053224
NPM : 2213053224
Pada Trolley Problem, sebuah teori yang menantang kita untuk mengevaluasi tindakan moral. Terdapat dua pilihan yang membuat kita merasa seperti kehilangan moral atau tanpa hati, karena kedua pilihan tersebut akan membuat kita menjadi pembunuh dengan paksa dan harus mengambil keputusan dengan cepat. Memilih untuk menyelamatkan satu orang atau lima orang sama-sama tidak ada yang benar, keduanya hanya akan menimbulkan penyesalan dan rasa bersalah. Oleh karena itu, ketika kita dan rekan-rekan dihadapkan pada situasi semacam itu, kita harus membuat pilihan yang kita anggap benar dan yakin, meskipun kita mungkin akan disalahkan atas pilihan yang kita perbuat.
Believe in yourself, because no one can see what you see
Nama : Putu Nia Rahmawati
Npmm : 2213053283
merupakan analisis dilema moral yang dikenal dengan Trolley Problem. Dalam video ini, Astono mengeksplorasi implikasi etis dan berbagai perspektif terkait skenario tersebut.Masalah Troli menyajikan situasi hipotetis di mana seseorang berdiri di dekat tuas yang mengendalikan troli di suatu lintasan. Orang tersebut harus memutuskan apakah akan menarik tuas dan mengarahkan troli ke jalur lain, yang berpotensi menyelamatkan lima orang di jalur tersebut tetapi membunuh satu orang di jalur aslinya.Astono memulai video dengan menjelaskan skenario dan menggambarkan dilema moral yang ditimbulkannya. Dia kemudian menyajikan teori dan perspektif etika yang berbeda tentang bagaimana seseorang harus bertindak dalam situasi seperti itu.Ia membahas konsekuensialisme, yang menyatakan bahwa tindakan yang benar secara moral adalah tindakan yang membawa konsekuensi terbaik. Dalam hal ini, menarik tuas untuk mengarahkan troli dapat dibenarkan jika dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa.
Npmm : 2213053283
merupakan analisis dilema moral yang dikenal dengan Trolley Problem. Dalam video ini, Astono mengeksplorasi implikasi etis dan berbagai perspektif terkait skenario tersebut.Masalah Troli menyajikan situasi hipotetis di mana seseorang berdiri di dekat tuas yang mengendalikan troli di suatu lintasan. Orang tersebut harus memutuskan apakah akan menarik tuas dan mengarahkan troli ke jalur lain, yang berpotensi menyelamatkan lima orang di jalur tersebut tetapi membunuh satu orang di jalur aslinya.Astono memulai video dengan menjelaskan skenario dan menggambarkan dilema moral yang ditimbulkannya. Dia kemudian menyajikan teori dan perspektif etika yang berbeda tentang bagaimana seseorang harus bertindak dalam situasi seperti itu.Ia membahas konsekuensialisme, yang menyatakan bahwa tindakan yang benar secara moral adalah tindakan yang membawa konsekuensi terbaik. Dalam hal ini, menarik tuas untuk mengarahkan troli dapat dibenarkan jika dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa.
Memorila Dini Oktavia
2213053289
Video tersebut memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan moral.
Eksperimen Philippa Foot 1967 yang dikenal sengan Trolley problem, yang membuat kita berpikir lebih jauh dalam mengambil keputusan, keputusan mana yang lebih bermoral di berbagai kondisi.
Membuat berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan, entah dari nilai moral atau hasil akhir dan bagaimana mengekspersikannya dalam kehidupan sehari hari.
Mengorbankan yang lebih sedikit demi menyelamatkan yang banyak itu sesuatu yang lebih bermoral atau hanya pembenaran belaka.
Di video tersebut terdapat ilustrasi yang menyadarkan bahwa moralitas sering dijadikan sebagai alat pembenaran saat kita berada di posisi yang diuntungkan atau yang memiliki kepentingan.
2213053289
Video tersebut memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan moral.
Eksperimen Philippa Foot 1967 yang dikenal sengan Trolley problem, yang membuat kita berpikir lebih jauh dalam mengambil keputusan, keputusan mana yang lebih bermoral di berbagai kondisi.
Membuat berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan, entah dari nilai moral atau hasil akhir dan bagaimana mengekspersikannya dalam kehidupan sehari hari.
Mengorbankan yang lebih sedikit demi menyelamatkan yang banyak itu sesuatu yang lebih bermoral atau hanya pembenaran belaka.
Di video tersebut terdapat ilustrasi yang menyadarkan bahwa moralitas sering dijadikan sebagai alat pembenaran saat kita berada di posisi yang diuntungkan atau yang memiliki kepentingan.
nama : putri alya
npm : 2213053240
dari video tersebut dapat saya simpulkan bahwa memang harus selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar.sebab pada akhirnya, moralitas soal egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.the trolly problem adalah kasus yang mengutamakan permasalahan ketimbang sebuah pilihan, Ketika seseoarang diberi pilihan maka iya akan berfikir resiko yang lebih kecil di banding resiko yang lebih besar. Ketika beberapa orang memilih untuk melakukan itu semua, artinya pada saat itu bukan moral yang mereka gunakan, melainkan nafsu dan keegoisan yang dimiliki, yang berarti moralitas hanyalah soal egoisme manusia untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.faktanya akan ada yang menyalahkan kita atas pilihan yang kita ambil tetapi akan ada juga orang yang akan memahami kita dan setuju pada pilihan yang kita ambil.
npm : 2213053240
dari video tersebut dapat saya simpulkan bahwa memang harus selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar.sebab pada akhirnya, moralitas soal egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.the trolly problem adalah kasus yang mengutamakan permasalahan ketimbang sebuah pilihan, Ketika seseoarang diberi pilihan maka iya akan berfikir resiko yang lebih kecil di banding resiko yang lebih besar. Ketika beberapa orang memilih untuk melakukan itu semua, artinya pada saat itu bukan moral yang mereka gunakan, melainkan nafsu dan keegoisan yang dimiliki, yang berarti moralitas hanyalah soal egoisme manusia untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.faktanya akan ada yang menyalahkan kita atas pilihan yang kita ambil tetapi akan ada juga orang yang akan memahami kita dan setuju pada pilihan yang kita ambil.
Nama : Anindita Prayogo
NPM : 2253053027
Philippa Food tahun 1967, foot mengajukan eksperimen the TROLLEEY problem.
Eksperimen yang diadaptasi untuk memahami konteks dalam berbagai kondisi seperti : perang,penyiksaan drone ,aborsi,dan euthanasia.saat perkembangan dengan kehadiran Artificial intelligence, machine dimana control untuk mengambil keputusan yang lebih bermoral pada setiap kondisi yang terjadi.hal ini membuat kita berpikir tentang konsekuensi dari sebuah pilihan, apakah hal tersebut dibuat berdasarkan nilai moral atau lebih kepada bagaimana kita mengekspresikannya dalam kehidupan sehari- hari. Bahwa harus ada yang dikorbankan untuk kepentingan yang lebih besar,jika kemudian moral sering digunakan sebagai alat oleh penguasa untuk membenarkan perang,memberangus etnis tertentu,genocide, diskriminasi minoritas, pengerusakan lingkungan,industrialisasi hanya dengan alasan demi perdamaian dunia, demi kepentingan umum,demi kelompok yang lebih besar,demi masa depan yang lebih cerah, atau karna 90 persen orang berpikir demikian tak mengapa mengorbankan yang sedikit untuk yang lebih besar lantas semua itu seolah menjadi benar dan bermoral. Karena pada akhirnya moralitas ternyata hanyalah persoalan keegoisan manusia terhadap kepentingan diri sendiri atau kelompoknya.
NPM : 2253053027
Philippa Food tahun 1967, foot mengajukan eksperimen the TROLLEEY problem.
Eksperimen yang diadaptasi untuk memahami konteks dalam berbagai kondisi seperti : perang,penyiksaan drone ,aborsi,dan euthanasia.saat perkembangan dengan kehadiran Artificial intelligence, machine dimana control untuk mengambil keputusan yang lebih bermoral pada setiap kondisi yang terjadi.hal ini membuat kita berpikir tentang konsekuensi dari sebuah pilihan, apakah hal tersebut dibuat berdasarkan nilai moral atau lebih kepada bagaimana kita mengekspresikannya dalam kehidupan sehari- hari. Bahwa harus ada yang dikorbankan untuk kepentingan yang lebih besar,jika kemudian moral sering digunakan sebagai alat oleh penguasa untuk membenarkan perang,memberangus etnis tertentu,genocide, diskriminasi minoritas, pengerusakan lingkungan,industrialisasi hanya dengan alasan demi perdamaian dunia, demi kepentingan umum,demi kelompok yang lebih besar,demi masa depan yang lebih cerah, atau karna 90 persen orang berpikir demikian tak mengapa mengorbankan yang sedikit untuk yang lebih besar lantas semua itu seolah menjadi benar dan bermoral. Karena pada akhirnya moralitas ternyata hanyalah persoalan keegoisan manusia terhadap kepentingan diri sendiri atau kelompoknya.
Nama : Putri Wulandari Dwi Yovan
NPM : 2213053198
The Trolley Problem
Sebuah troli dengan seorang pengemudi meluncur di jalur rel. Masalah ditemukan ketika troli yang meluncur cepat tersebut bertemu lima orang yang berada di jalur utama. Namun, ada belokan sebelum bertemu dengan lima orang yang berdiri di jalur utama. Di belokan tersebut ada satu orang berdiri.
Dengan demikian, hanya ada dua kemungkinan, yakni:
1. Tetap membiarkan troli melaju lurus dan menabrak 5 orang.
2. Berbelok, dan masuk ke jalur samping, kemudian menabrak 1 orang.
Secara moral, tentunya tidak ada yang benar di antara keduanya. Baik membunuh satu ataupun lima orang, tentu saja sama-sama sebuah kesalahan. Bila Anda adalah pengemudi troli tersebut, apakah Anda akan mengambil jalan yang sama. Menggunakan manusia sebagai penyelamat manusia lainnya seperti dipaparkan dalam video tersebut .
Masalah troli ini merupakan satu masalah yang "diciptakan" untuk menggantikan masalah yang terjadi di kehidupan, namun tidak ada solusi. Masalah troli bukanlah tentang mencari "solusi" tapi melihat bagaimana seseorang akan bertindak. Bila dogma tertentu meminta seseorang untuk berjalan lurus, meski ada lima korban, itu akan dipilih ketimbang dia harus "belok".
NPM : 2213053198
The Trolley Problem
Sebuah troli dengan seorang pengemudi meluncur di jalur rel. Masalah ditemukan ketika troli yang meluncur cepat tersebut bertemu lima orang yang berada di jalur utama. Namun, ada belokan sebelum bertemu dengan lima orang yang berdiri di jalur utama. Di belokan tersebut ada satu orang berdiri.
Dengan demikian, hanya ada dua kemungkinan, yakni:
1. Tetap membiarkan troli melaju lurus dan menabrak 5 orang.
2. Berbelok, dan masuk ke jalur samping, kemudian menabrak 1 orang.
Secara moral, tentunya tidak ada yang benar di antara keduanya. Baik membunuh satu ataupun lima orang, tentu saja sama-sama sebuah kesalahan. Bila Anda adalah pengemudi troli tersebut, apakah Anda akan mengambil jalan yang sama. Menggunakan manusia sebagai penyelamat manusia lainnya seperti dipaparkan dalam video tersebut .
Masalah troli ini merupakan satu masalah yang "diciptakan" untuk menggantikan masalah yang terjadi di kehidupan, namun tidak ada solusi. Masalah troli bukanlah tentang mencari "solusi" tapi melihat bagaimana seseorang akan bertindak. Bila dogma tertentu meminta seseorang untuk berjalan lurus, meski ada lima korban, itu akan dipilih ketimbang dia harus "belok".