Materi diskusi HAN : https://kupastuntas.co/2023/06/05/peluang-rahmat-mirzani-djausal-dan-eva-dwiana-dalam-pilwakot-2024
Mahasiswa diminta untuk mengkaji/memberikan komentar dari sisi/aspek kajian HAN.
Deadline : Jum'at, 16 Juni 2023
Materi diskusi HAN : https://kupastuntas.co/2023/06/05/peluang-rahmat-mirzani-djausal-dan-eva-dwiana-dalam-pilwakot-2024
Mahasiswa diminta untuk mengkaji/memberikan komentar dari sisi/aspek kajian HAN.
Deadline : Jum'at, 16 Juni 2023
Npm : 2216041147
Kajian hukum administrasi negara dapat melibatkan analis terkait dengan pemilihan walikota, seperti konstitusi, undang undang pemilihan, peraturan daerah, dan keputusan pengadilan terkait pemilihan. Dalam konteks ini, fokusnya pada peluang kandidat Rahmat Mirzani Djausal dan Eva Dwiana.
Calon yang ingin mencalonkan diri sebagai Walikota harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan, seperti kewarganegaraan, usia, pendidikan, dan lain-lain, serta memperoleh dukungan dari partai politik atau perseorangan sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Menurut Deddy Hermawan faktor individu merupakan penentu tertinggi seseorang dapat memenangkan kontestasi Pilwakot. faktor lain, seperti faktor partai politik pengusung itu hanya menjadi tiket, hal itu karena kinerja dan tingkat popularitas seseorang yang menjadi penentunya.
Sosok Rahmat Mirzani Djausal sebagai Ketua DPD Gerindra Lampung tidak semerta-merta menjadikanya populer dan memiliki elektabilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan kader partainya. Lalu sosok Eva Dwiana yang dikabarkan tidak akan maju sebagai Bakal Calon Walikota dari partai PDI Perjuangan, faktor kemenangan kedua nama tersebut dapat dilihat dari hasil survey-survey yang dilakukan. Bagi siapapun yang akan maju pada Pilwakot harus memiliki daya dukung popularitas dan elektabilitas yang tinggi dilihat dari survey politik, agar pergerakanya menjadi rasional. Tingkat dari kepuasan masyarakat harus mencapai 60 persen, sebagai gambaran elektabilitas petahana yang kuat, dan siapapun yang akan maju dalam Pilwakot kedepan tentu harus memiliki modal logistik yang besar. Meskipun modal logistik tetap penting untuk melancarkan kampanye, diskusi kebijakan dan tata kota harus diprioritaskan sebagai dasar pemilihan yang berkualitas.