Nama : C. Dian Kristian
NPM : 2116041062
Kelas : Reg.B
Izin mengumpulkan Resume Materi Pertemuan-15
Tema :
Organisasi dan birokrasi Garda depan dalam implementasi kebijakan
A. Organisasi dalam implementasi kebijakan publik :
1. Siapa implementing agency ?
2. Kapasitas organisasi untuk implementasi?
3. Koordinasi dan interaksi antar actor?
1. Implementing agency adalah
1. Organisasi atau lembaga yang diberi mandat untuk melakukan implementasi kebijakan.
2. Pemerintah (eksekutif) legislatif, swasta dan masyarakat
3. Dan keberhasilannya ditentukan oleh kapasitas organisasi tersebut.
2. Kapasitas organisasi terdiri atas :
1. Struktur organisasi
2. Tim kerja
3. Jumlah SDM yang dimiliki
4. Kesesuaian tujuan individu dengan pesan/ tujuan kebijakan
5. Komitmen dan kompetensi organisasi
6. Pengalaman kerja dan senioritas
3. Koordinasi dan interaksi antar aktor berisikan tentang
Mekanisme kerja dan hubungan antara stakeholder yang terlibat dalam implementasi kebijakan
Keberhasilan koordinasi dan interaksi ditentukan oleh Author, Interst, exchange
Dan dalam Mekanisme kerjanya koordinasi dan interaksi dapat dilakukan melalui :
1. Mengutup / pooled
Yaitu Implementasi kebijakan yang melibatkan banyak organisasi ( departemen lembaga, dinas) yang memiliki satu kelompok sasaran tertentu .
Contohnya dalam pengetesan kemiskinan di daerah yang melibatkan beberapa dinas .
2. Berurutan / sequential
Yaitu Melibatkan banyak organisasi dengan kelompok sasaran tertentu Dengan adanya hubungan saling ketergantungan antara satu organisasi dengan organisasi yang lain karena logika kerja implementasi yang bersifat berurutan didasarkan pada reaksi input yang akan menuju pada output.
Contohnya ; dalam pengimplementasian program bantuan beras untuk warga miskin atau raskin yang dalam pengimplementasian yang melibatkan berbagai organisasi mulai dari BPS, Bulog dan pemerintahan setempat.
3. Timbal balik / reciprocal
Yaitu melibatkan berbagai organisasi dan untuk dapat menjalankan tugasnya setiap organisasi akan menghasilkan output yang akan menjadi input organisasi yang lain. Namun pada titik tertentu proses tersebut berbalik ketika input akan menghasilkan output yang akan digunakan sebagai input bagi organisasi yang sebelumnya memberikan input.
Contohnya : implementasi program rehab-rekon pasca bencana gempa bumi di Bantul DIY
B. Kemudian Tema 2 Level Street Bureaucracy dalam Implementasi Kebijakan
Level Street Bureaucracy dalam Implementasi Kebijakan Terdiri dari berbagai tahapan yaitu
1. Pembuatan kebijakan
2. Pelaksanaan kebijakan
3. Pelaksanaan kebijakan grada depan
4. Kelompok sasaran atau penerima perubahan maupun target kebijakan
Peran dan urgensi Level Street Bureaucracy dalam Implementasi Kebijakan yaitu :
1. Salah satu kunci dalam kesuksesan implementasi adalah kemampuan implementator dalam menginterpretasikan tujuan kebijakan yang telah dibuat
2. Melakukan interpretasi terhadap tujuan kebijakan serta menjalin komunikasi antar lembaga merupakan tugas birokrat berada depan sebagai implementer kebijakan
3. Berkaitan fungsinya yang menyampaikan berbagai program langsung kepada kelompok sasaran
Beberapa Ahli yang menbahas Level Street Bureaucracy yaitu:
1. Lipsky (1980)
2. Riccucci (2005)
Topologi Level Street Bureaucracy berkaitan dengan penyampaian informasi kebijakan yang berisikan :
1. Menyembunyikan informasi
2. Menyampaikan informasi dengan tidak lengkap
3. Memberikan informasi yang memadai
Direksi bagi Level Street Bureaucracy
Berupa Ruang gerak bagi individu pelaksana di lapangan untuk memilih tindakan sendiri yang otonom dalam batas kewenangannya apabila menghadapi situasi tertentu
Contohnya : ketika kebijakan tidak mengatur ataupun mengatur perbedaan dengan kondisi yang ada di lapangan