Nama: Putri Della Puspita
Npm. : 2116041076
Hasil Resume Materi Pertemuan 15 Organisasi dan Birokraat Garda Depaan dalam Implementasi Kebijakan :
1. Siapa implementasi agency ?
- Jika mengacu pada dikotomi politik administrasi maka implementasi agensi adalah eksekutif atau pemerintah
- Untuk itu pemerintah membentuk organisasi yang solid yang disebut dengan birokrasi
-Dalam rangka ini dilakukan pembagian tugas secara vertikal (yaitu mendasar level jenjang pemerintahan) maupun horizontal (berdasar kementerian atau SKPD).
- Perlibatan legislatif lebih banyak dilakukan melalui jaring asmara ( menjaring aspirasi masyarakat) juga dalam bentuk sosialisasi kebijakan.
- swasta juga berperan dalam implementasi dalam bentuk kemitraan (publik private partnership/PPP) . Swasta banyak dilibatkan dalam
proses implementasi kebijakan karena swasta mempunyai keunggulan dalam hal cara kerja,SDM, kecepatan adopsi, perkembangan iptek.
-civil society organization (CSOs): seperti LSM paguyuban ormas komunitas keagamaan dan sebagainya. Di mana hal ini disebabkan sifat organisasi civil society lebih dekat dengan kelompok sasaran dan sifatnya non profit. Mempunyai sumber daya manusia yang fleksibel dan basis norma yang kuat di mata sasaran kebijakan terutama untuk program yang orientasi sosialisasi tinggi.
2. Kapasitas organisasi untuk implementasi
birokrasi menjadi tulang punggung implementasi untuk itu diperlukan kapasitas organisasi yang memadai untuk tugas implementasi. Kapasitas organisasi merupakan suatu kesatuan unsur organisasi yang melibatkan
a.) Struktur
b.) Mekanisme kerja atau koordinasi antar unit
C.) Sumber daya manusia yang ada
d.) Dukungan finansial serta sumber daya lain yang dibutuhkan.
Agar tujuan kebijakan dapat tercapai maka unsur-unsur tersebut harus saling mendukung satu sama lain dalam
proses implementasi kebijakan di mana desain struktur harus tepat, sesuai dengan visi dan misi dan lingkungan tugas. Kemampuan sumber daya manusia yang knowledge dan skil yang mumpuni Serta adanya personality dalam mendukung implementasi yang telah direncanakan tersebut. Dana dan sumber daya yang lain juga harus mencukupi karena hal akan itu mempengaruhi kualitas organisasi pelaksana.
3. Koordinasi dan interaksi antar aktor
Mengingat dalam implementasi banyak dilibatkan beberapa unit organisasi maka diperlukan koordinasi yang baik, di mana agar koordinasi dapat dilakukan dengan baik maka seluruh stakeholder harus memahami mekanisme kerja implementasi. Menurut hasil dari o Toole (2000) ada beberapa kategori mekanisme kerja implementasi , yaitu :
1.) Mekanisme kerja mengutup( pooled): Melibatkan banyak aktor tapi hanya satu kelompok sasaran dan tujuan tertentu saja ( misal penanggulangan kemiskinan, dimana dalam hal ini tugas semua dinas sama yaitu mengentaskan kemiskinan sesuai dengan bidangnya .
2.) Mekanisme kerja squential : melibatkan banyak organisasi dengan
kelompok sasaran tertentu dengan adanya
hubungan saling ketergantungan antara satu organisasi dengan organisasi yang lain karena logika kerja implementasi yang bersifat berurutan didasarkan pada relasi input-output . ( Misal: Implementasi program bantuan
beras untuk keluarga miskin (raskin) yang
leibatkan beberapa organisasi: BPS, Bulog,
dan Pemerintah Desa. Dimana kerja BPS disini adalah mendata, Bulog ( Menentukan jumlah beras), serta pemerintah desa mendistribusikan nya.
3.)Mekanisme kerja Reciprocal : Melibatkan beberapa organisasi dan untuk dapat menjalankan tugas
mereka masing-masing organisasi
akan menghasilkan output yang akan
menjadi input organisasi yang lain, namun pada titik tertentu proses
tersebut berbalik ketika input akan menghasilkan output yang akan
digunakan sebagai input bagi organisasi yang sebelumnya
memberikan input . Misalnya dalam Implementasi program rehab-rekon pasca bencana gempa
bumi yang dalam pelaksanaannya melibatkan pemerintah desa, pemerintah kabupaten , pemerintah provinsi , dan pemerintah pusat . (Desa akan mendata dan akan doterima oleh Pemerintah kabupaten setelah itu akan diverifikasi dan dilaporkan ke provinsi untuk selanjutnya dilaporkan ke pusat untuk memperoleh bantuan