Selamat pagi class, silahkan berdiskusi disini ya kelompok 4
Reni Auliana Amri 2113021007
Rendy Andrean 2113021079
Retno Wulandari 2113021087
Hesti Nurohmah 2113021019
Intan Suly Ciwing 2113021015
Izin memulai diskusi Bu dan kakak asprak
Terimakasih
pendekatan pemecahan masalah merupakan suatu pedoman mengajar yang
sifatnya teoritis atau konseptual untuk melatihkan siswa memecahkan
masalah-masalah matematika dengan menggunakan berbagai strategi dan
langkah pemecahan masalah yang ada. Dapat diketahui bahwa dalam
pemecahan masalah matematika, siswa dihadapkan pada situasi yang
mengharuskan mereka memahami masalah (mengidentifikasi unsur yang
diketahui dan yang ditanyakan), membuat model matematika, memilih strategi penyelesaian model matematika, melaksanakan penyelesaikan
model matematika dan menyimpulkan.
Mathematics Teaching Developmentally oleh John A. Van De Walle
mengidentifikasi tiga jenis pendekatan untuk pemecahan masalah :
1. Pembelajaran untuk pemecahan masalah
Pembelajaran untuk pemecahan masalah ditujukan agar siswa dapat
menyelesaikan masalah. Pembelajaran ini biasanya dimulai dengan
belajar konsep abstrak dan kemudian bergerak untuk menyelesaikan
masalah sebagai cara untuk menerapkan pengetahuan yang telah
dipelajarinya. Pembelajaran seperti ini digunakan dalam banyak buku
teks dan tampaknya sangat akrab dengan kita selama ini.
2. Pembelajaran tentang pemecahan masalah
Pembelajaran tentang pemecahan masalah ditujukan agar siswa
memahami pengertian pemecahan masalah, jenis-jenis masalah,
langkah-langkah penyelesaian masalah, dan berbagai strategi
menyelesaikan masalah.
3. Pembelajaran melalui pemecahan masalah
Pembelajaran melalui pemecahan masalah dimaksudkan agar siswa
belajar matematika melalui konteks nyata, masalah, dan model.
Kehadiran konteks nyata, masalah, dan model ini mendorong siswa
membangun sendiri suatu konsep matematika dari sesuatu yang
konkret bergerak menuju ke konsep abstrak.
Berikut aktivitas belajar dengan pendekatan pemecahan masalah :
1. Define Problem
2. Merencanakan Penyelesaian Masalah (solusi yang mungkin)
3. Melaksanakan Rencana
4. Verifikasi (peninjauan kembali) dan Evaluasi
5. Menyimpulkan
Menurut beberapa sumber yang saya baca. Dalam Bahan Ajar Cetak Pengembangan Pembelajaran Matematika SD oleh Nyimas Aisyah, (2015). Masalah adalah sesuatu hal yang timbul akibat adanya “rantai yang terputus” antara keinginan dan cara pencapaiannya. Keinginan atau tujuan yang ingin dicapai sudah jelas, tetapi cara untuk mencapai tujuan itu belum jelas.
Selain itu, Masalah bersifat relatif. Artinya, masalah bagi seseorang pada suatu saat belum tentu merupakan masalah bagi orang lain pada saat itu atau bahkan bagi orang itu sendiri beberapa saat kemudian. Secara lebih khusus, masalah bagi siswa kelas I Sekolah Dasar belum tentu merupakan masalah bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar (Nyimas Aisyah, 2015).
Masalah matematika adalah masalah yang dikaitkan dengan materi belajar atau materi penugasan matematika, bukan masalah yang dikaitkan dengan kendala belajar atau hambatan hasil belajar matematika. Pada umumnya soal-soal matematika dapat dibedakan menjadi dua macam masalah, yaitu soal rutin dan soal nonrutin. Soal rutin adalah soal latihan biasa yang dapat diselesaikan dengan prosedur yang dipelajari di kelas. Soal rutin diartikan sebagai tugas yang dapat diselesaikan dengan cara mengisikan atau mensubstitusikan data tertentu ke dalam penyelesaian umum atau dengan cara mengikuti langkah demi langkah yang sebelumnya sudah dikenal si penyelesaimasalah. Soal jenis ini banyak terdapat dalam buku ajar dan dimaksudkan hanya untuk melatih siswa menggunakan prosedur yang sedang dipelajari di kelas. Sedangkan, soal nonrutin adalah soal yang untuk menyelesaikannya diperlukan pemikiran lebih lanjut karena prosedurnya tidak sejelas atau tidak sama dengan prosedur yang dipelajari dikelas Dengan kata lain, soal nonrutin ini menyajikan situasi baru yang belum pernah dijumpai oleh siswa sebelumnya. Dalam situasi baru itu, ada tujuan yang jelas yang ingin dicapai, tetapi cara mencapainya tidak segera muncul dalam benak siswa (Nyimas Aisyah, 2015). Memberikan soal-soal nonrutin kepada siswa berarti melatih mereka menerapkan berbagai konsep matematika dalam situasi baru sehingga pada akhirnya mereka mampu menggunakan berbagai konsep ilmu yang telah mereka pelajari untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.Jaadi soal nonrutin inilah yang dapat digunakan sebagai soal pemecahan masalah. Berikut ini adalah contohnya:
1. Memahami masalah
2. Membuat rencana untuk menyelesaikan masalah
3. Melaksanakan rencana
4. Memeriksa ulang jawaban ulang atau evaluasi
Bagian Pembuka Pembelajaran
Pada awal pembelajaran guru memasuki ruangan dan mengucapkan salam. Sebelum pembelajaran dimulai guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa terlebih dahulu. Setelah selesai berdoa guru mengecek kehadiran siswa, lalu guru memberikan motivasi belajar secara konstektual. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran volume kubus dan balok. Setelah itu guru menyampaikan cakupan materi.
Bagian Kegiatan Inti Pembelajaran
Untuk kegiatan inti pembelajaran guru mengelompokkan siswa secara heterogen. Setelah dikelompokkan secara heterogen guru membagikan LKS kepada setiap kelompok. Lalu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing. Setelah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing guru berkeliling mengamati jalannya diskusi dan menjadi fasilitator. Setelah guru berkeliling mengamati jalannya diskusi dan menjadi fassilitator guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang ada di LKS dan menuliskannya di papan tulis. Lalu guru memberikan kesempatan kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang maju ke depan. Setelah memberikan kesempatan kelompok lain untuk menanggapi hasil kelompok lain yang maju guru meminta perwakilan kelompok lain untuk mempresentasikan nomor selanjutnya, setelah meminta perwakilan untuk mempresentasikan nomor selanjutnya guru memberikan kesempatan untuk kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang maju.
Bagian Penutup Pembelajaran
Guru menyimpulkan materi tentang volume kubus dan balok dan memberikan. Setelah itu guru memberikan arahan untuk pertemuan selanjutnya. Dan sebagai penutup pembelajaran guru meminta murid untuk berdoa dan setelah berdoa guru mengucapkan salam kepada siswa
Ini untuk video minggu lalu, yang akan kita analisis sekarang yaa
1. Define Problem : Setelah dikelompokkan secara heterogen guru membagikan LKS kepada setiap kelompok.
2. Merencanakan Penyelesaian Masalah (solusi yang mungkin) : Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing mengenai masalah yang diberikan dalam LKS.
3. Melaksanakan Rencana : Setelah guru berkeliling mengamati jalannya diskusi dan menjadi fasilitator, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang ada di LKS dan menuliskannya di papan tulis.
4. Verifikasi (peninjauan kembali) dan Evaluasi : Guru memberikan kesempatan kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang maju ke depan. Setelah memberikan kesempatan kelompok lain untuk menanggapi hasil kelompok lain yang maju guru meminta perwakilan kelompok lain untuk mempresentasikan nomor selanjutnya, setelah meminta perwakilan untuk mempresentasikan nomor selanjutnya guru memberikan kesempatan untuk kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang maju.
5. Menyimpulkan : Guru menyimpulkan materi tentang volume kubus dan balok.