FORUM JAWABAN POST TEST

FORUM JAWABAN POST TEST

FORUM JAWABAN POST TEST

Number of replies: 3

https://vclass.unila.ac.id/pluginfile.php/1366877/mod_forum/post/1619349/Jurnal%20Integrasi%20Nasional.pdf

In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Aulia Kaila Amanda 2215031011 -
Nama : Aulia Kaila Amanda
NPM : 2215031011
Kelas : Teknik Elektro B


Konsep Kearifan Budaya Lokal: Jurnal ini mungkin menjelaskan konsep kearifan budaya lokal, seperti adat istiadat, nilai-nilai, tradisi, dan praktik yang unik dari suatu daerah atau komunitas dalam konteks identitas nasional. Analisis dapat membahas bagaimana kearifan budaya lokal dapat menjadi faktor perekat yang kuat dalam memperkuat identitas bangsa, menghubungkan masyarakat dengan akar budaya mereka, dan memperkaya keberagaman budaya nasional.

Identitas Bangsa: Jurnal ini mungkin mengkaji konsep identitas bangsa, termasuk identitas nasional Indonesia. Analisis dapat membahas bagaimana kearifan budaya lokal dapat berkontribusi dalam membentuk dan memperkuat identitas bangsa sebagai suatu entitas yang bersatu dan beragam, serta mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap jati diri nasional.

Perekat Identitas Bangsa: Jurnal ini mungkin membahas peran kearifan budaya lokal sebagai perekat identitas bangsa, yang dapat menghubungkan masyarakat dengan warisan budaya mereka, memperkuat ikatan sosial dan kohesi antara anggota masyarakat, serta mempromosikan rasa kebanggaan dan pengakuan terhadap identitas budaya nasional.

Konteks Sosial dan Kebudayaan: Jurnal ini mungkin mengkaji konteks sosial, ekonomi, politik, dan budaya di dalamnya terkait peran kearifan budaya lokal sebagai perekat identitas bangsa. Analisis dapat membahas bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi pemahaman, pengakuan, dan penggunaan kearifan budaya lokal sebagai perekat identitas nasional.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Majid Solihin Hadi 2215031027 -
NAMA : MAJID SOLIHIN HADI

KELAS : PSTE B

NPM : 2215031027

Artikel "Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa" membahas tentang pentingnya memahami dan melestarikan kearifan budaya lokal sebagai suatu perekat yang menguatkan identitas bangsa. Dalam artikel ini, penulis menjelaskan bahwa kearifan budaya lokal memiliki peran yang sangat penting dalam membangun identitas bangsa yang kuat dan mengukuhkan rasa persatuan di antara masyarakat.

Penulis menguraikan bahwa kearifan budaya lokal meliputi nilai-nilai, norma-norma, adat istiadat, bahasa, seni, dan kepercayaan yang telah turun-temurun diwariskan dari generasi ke generasi dalam suatu wilayah atau komunitas. Melalui kearifan budaya lokal, masyarakat dapat merasa memiliki identitas yang kuat dan unik serta memiliki rasa bangga terhadap warisan budaya yang dimilikinya. Dalam artikel ini, penulis juga mengemukakan bahwa kearifan budaya lokal harus dilestarikan dan dikembangkan dengan baik oleh masyarakat setempat dan pemerintah. Hal ini bertujuan agar kearifan budaya lokal dapat terus bertahan dan berkembang serta menjadi sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Dalam analisis jurnal ini, dapat disimpulkan bahwa kearifan budaya lokal memainkan peran penting dalam membangun identitas bangsa yang kuat dan mengukuhkan rasa persatuan di antara masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk melestarikan dan mengembangkan kearifan budaya lokal sebagai salah satu bentuk upaya dalam memperkuat identitas bangsa dan memajukan kebudayaan nasional.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Priska Aprilia Dwi Palma 2255031015 -
Nama : Priska Aprilia Dwi Palma
Npm:2255031015
Kelas: TE B

KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA Ida Bagus Brata Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar
Kajian tentang permasalahan kesadaran kolektif lokal dan identitas nasional dalam era globalisasi sangat relevan diwacanakan. Kenyataan ini seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pasca reformasi seiring timbulnya tuntutan yang berlebihan hampir dalam segala aspek kehidupan. Tuntutan yang demikian sering memicu permasalahan krusial, sehingga dapat mengancam keutuhan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jatidiri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi. Pertanyaan yang muncul adalah apakah nilai-nilai budaya lokal sebagai perekat identitas bangsa masih relevan untuk direvitalisasi dalam menghadapi berbagai permasalahan di era kesejagatan ini. Kata kunci kearifan lokal, identitas bangsa ABSTRACT The study on the problems of the local collective consciousness and national identity is very relevant to be discussed in the era of globalization. This fact goes along with the changes that occur in the life of the society, nation, and state after the reform as the emergence of excessive demands in almost every aspect of life. Such demands often lead to crucial issues that may threaten the integrity of the life of society, nation, and state. Local genius is a cultural element that must be explored, examined, and revitalized because its essence is so important in strengthening the foundations of national identity to face the challenges of globalization. The question that arises is whether the values of the local culture as the basis of national identity is still relevant to be revitalized in dealing with various issues in this globalization era. Keywords local genius, national identity I. PENDAHULUAN Identitas masa dan ruang mempunyai makna penting dalam permasalahan kebudayaan. Bagi sebuah negara modern seperti Indonesia, bukan hanya berwujud sebuah unit geopolitik semata, namun dalam kenyataannya senantiasa mengandung keragaman kelompok sosial dan sistem budaya yang tercermin pada keanekaragaman kebudayaan suku bangsa. Melalui perjalanan sejarah, berbagai proses kehidupan manusia telah melahirkan ciri keanekaragaman bentuk budaya. Mencermati sejarah bangsa ini terlihat liku-liku proses yang dilalui menuju satu komunitas yang diidealkan. Bermodal pada suasana awal hubungan antar kelompok etnis yang tersebar di seluruh kawasan nusantara ini, kendatipun dalam kenyataannya sering diwarnai ketegangan-ketegangan namun cukup kondusif bagi terbangunnya satu komunitas terbayang Anderson, 1991. Kenyataan ini juga diperkuat oleh aktivitas silang yang saling mendekatkan di antara berbagai kelompok etnis tersebut, berkat pengaruh persebaran budaya-budaya agama besar yang datang ke Indonesia. Deskripsi untuk merumuskan identitas bangsa Indonesia yang tepat bukanlah Jurnal Bakti Saraswati Vol. 05 No. 01. Maret 2016 ISSN 2088-2149 10 pekerjaan mudah. Diakui realitas sosial bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan kebudayaannya masing- masing. Sejauh ini masih terjadi perbedaan pemahaman dalam mengartikan konsep suku bangsa, sehingga berapakah tepatnya jumlah suku bangsa di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 300 suku bangsa Hildred Geerts, 1981 Poerwanto, 2003, bahkan ada yang menyebutkan jauh lebih banyak dari jumlah tersebut. Melalatoa 1997 mencatat tidak kurang dari 520 suku bangsa di Indonesia dengan berbagai kebudayaannya. Identitas seseorang ditentukan oleh keanggotaannya di dalam berbagai kesatuan sosial. Seseorang adalah berasal dari suku Bugis dengan kebudayaan Bugisnya, sehingga dapat dikatakan ia mempunyai identitas Bugis, dan demikian seterusnya terhadap suku Dani, Amukme, Tugutil, Jawa, Bali, Manggarai dan lain-lain. Nasikun 20014 dengan menyitir pandangan beberapa ahli ilmu kemasyarakatan bangsa asing yang menganggap semboyan Bhineka Tunggal Ika sesungguhnya masih lebih merupakan suatu cita-cita yang masih harus diperjuangkan oleh segenap bangsa Indonesia daripada sebagai kenyataan yang benar-benar hidup di dalam masyarakat. Oleh karena itulah memahami kebudayaan Indonesia dari berbagai segi penting artinya dalam rangka menemukan integrasi sebagai unsur penting dalam usaha persatuan bangsa. Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan etnik lokal di Indonesia yang memiliki keragaman. Pantaslah motto Bhinneka Tunggal Ika menjadi bingkai dalam memahami isi nilai kebudayaan ini. Berkaitan dengan tujuan inilah sangat penting dipupuk rasa persatuan dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan Indonesia untuk memahaminya lewat pendekatan kebudayaan se-Indonesia. Multikulturalisme dapat dimaknai sebagai sebuah kepercayaan yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok etnik atau budaya ethnic and cultural groups dapat hidup berdampingan secara damai dalam prinsip co- existence yang ditandai oleh kesediaan menghormati budaya lain. Multikulturalisme juga merupakan sebuah formasi sosial yang membukakan jalan bagi dibagunnya ruang- ruang bagi identitas yang beragam dan sekaligus jembatan yang menghubungkan ruang-ruang itu untuk sebuah integrasi Sparingga, 2003. Paham multikulturalisme ini muncul sebagai reaksi dari semakin kuatnya cengkeraman globalisasi yang cenderung menyatukan dunia budaya menjadi satu di bawah pengaruh ideologi kapitalisme atau modernisme. Sebagai bangsa yang memiliki sejarah panjang, sehingga tidak dapat dihindari bahwa bangsa Indonesia berada dalam kehidupan dengan beraneka budaya di dalamnya, seperti budaya Jawa, Sunda, Madura, Minang, Batak, Makasar, Bugis, Toraja, Manggarai, Sikka, Sumba, Bali, Sasak dan lain-lain yang hidup berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain. Dengan berpegang pada prinsip bahwa tiada masyarakat dan kebudayaan yang bersifat statis, maka dalam perspektif kultural, secara garis besar masyarakat dan kebudayaan lokal telah bergerak secara dinamis. Namun hadirnya Four T Revolution Telecommunication, Transformation, Trade, Tourism telah memunculkan kecenderungan baru di era globalisasi, seperti terjadinya kesamaan atau homogenitas budaya antara daerah atau negara, akibatnya sekat antar negara menjadi kabur. Dalam kaitan ini setiap individu atau masyarakat tentu tidak ingin kehilangan jati dirinya atau tercerabut dari akar budaya yang dimilikinya. Berbicara tentang jatidiri bangsa atau identitas suatu kelompok etnik tertentu tampaknya dapat ditelusuri dari tradisi yang dimiliki oleh Jurnal Bakti Saraswati Vol. 05 No. 01. Maret 2016 ISSN 2088-2149 11 kelompok etnik bersangkutan Giddens, 2003. Sehubungan dengan itu, maka pemahaman terhadap kebudayaan etnik yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal dan pembahasan terhadap persoalan kesadaran kolektif lokal yang merefleksikan identitas suatu kelompok etnik atau bangsa menjadi sangat relevan diangkat kepermukaan seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. II. KERANGKA KONSEPSUAL DAN TEORETIK Kebudayaan tradisional menjadi mitos sebagai sosok kebudayaan yang arif. Mitos itu sesungguhnya mengusung kelestarian dan jagadhita. Namun secara realitas di tengah- tengah gelombang perubahan akibat kapitalisme, modernisme, dan globalisme, konflik antar budaya tradisional dan budaya modern tidak dapat dihindarkan walaupun sinergi dan adaptasi unsur tradisional dengan unsur modern merupakan fakta kultural yang tidak terbantahkan. Secara konsepsual kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan. Haryati Subadio 198618-19 mengatakan kearifan lokal local genius secara keseluruhan meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap sama dengan cultural identity yang dapat diartikan dengan identitas atau keperibadian budaya suatu bangsa. Sementara itu konsep kearifan lokal local genius yang dikemukakan oleh Quaritch Wales dalam Astra,2004112 adalah . the sum of cultural characteristic which the vast majority of people have in common as a result of their experiences in early life keseluruhan ciri-ciri kebudayaan yang dimiliki oleh suatu masyarakatbangsa sebagai hasil pengalaman mereka di masa lampau. Dalam pandangan Mundardjito 198641 bahwa kearifan lokal terbina secara kumulatif, terbentuk secara evolusioner, bersifat tidak abadi, dapat menyusut, dan tidak selamanya tampak jelas secara lahiriah. Sementara Poespowardojo dalam Astra, 2004114 secara tegas menyebutkan bahwa sifat-sifat hakiki kearifan lokal adalah 1 mampu bertahan terhadap budaya luar 2 memiliki kemampuan mengakomodasi unsur- unsur budaya luar 3 mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur-unsur budaya luar ke dalam kebudayaan asli 4 mampu mengendalikan dan 5 mampu memberikan arah pada perkembangan budaya. Atas dasar itu kearifan lokal dapat dimaknai sebagai kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional mengelola berbagai sumber daya alam, sumber daya hayati, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya untuk kelestarian sumber kaya tersebut bagi kelangsungan hidup berkelanjutan. Barker 200514 mengatakan identitas lebih merupakan konstruksi diskursif, produk wacana-wacana, atau cara- cara tertentu dalam berbicara regulated ways of speaking tentang dunia. Sebagai konstruksi diskursif karena melalui pertuturan dan pertulisan-lah seseorang dan atau sekelompok orang dapat dikenal dan memperkenalkan jati dirinya. Jati diri sebagai guru, pejabat, pedagang, dokter dan lain-lain dapat disimak dan difahami lewat bahasanya, lewat tuturan dan tulisannya. Dengan istilah lain identitas diciptakan dan bukan ditemukan, dan terbentuk dari representasi- representasi terutama bahasa. Maunati 200430 menjelaskan bahwa penanda-penanda identitas budaya misalnya bisa berasal dari sebuah kekhasan yang diyakini ada pada agama, bahasa, dan adat pada budaya yang bersangkutan. Namun demikian tumpang tindih dapat terjadi di antara kelompok-kelompok etnis yang berbeda. Dengan mengikuti sejarah perjalanan Jurnal Bakti Saraswati Vol. 05 No. 01. Maret 2016 ISSN 2088-2149 12 bangsa ini dengan mudah dapat dilihat bahwa persoalan agama, etnisitas, dan identitas merupakan isu sensitif yang serting kali dapat dimanipulasi untuk memicu reaksi-reaksi emosional yang sering kali apabila tidak diantisipasi dengan baik berpotensi menimbulkan hal-hal yang bersifat fatal. III. KEARIFAM LOKAL SEBAGAI PEREKAT IDENTITAS BANGSA Huntington 20035-11 meramalkan bahwa masa depan politik dunia akan semakin mengarah kepada benturan antar kebudayaan, bahkan antar peradaban. Para ahli meramalkan bahwa dalam era global isu- isu kebudayaan, agama, etnik, gender, dan cara hidup akan lebih penting daripada isu tentang konflik ekonomi yang terjadi pada masa industri Toffler and Toffler, 1996. Kecenderungan yang lain juga muncul seperti adanya semacam penolakan terhadap keseragaman yang ditimbulkan oleh kebudayaan global kebudayaan asing, sehingga muncul hasrat untuk menegaskan keunikan kultur dan bahasa sendiri. Dalam kaitan ini kearifan lokal sebagai pusaka budaya menempati posisi sentral sebagai inspirasi dalam penguatan jati diri atau identitas kultural. Penguatan jati diri suatu kelompok etnik atau bangsa menjadi begitu penting di era globalisasi, dengan harapan jangan sampai tercerabut dari akar budaya yang kita warisi dari para pendahulu di tengah-tengah kecenderungan homogenitas kebudayaan sebagai akibat dari globalisasi. Indonesia sebagai negara bangsa yang multietnis dan multikultural memang sejak awal berdirinya mengandung masalah legitimasi kultural. Kesenjangan, ketidakadilan, kurangnya pemerataan pembangunan, tirani minoritas yang terjadi di berbagai wilayah di tanah air dalam kenyataannya telah memicu terjadinya konflik sosial di berbagai wilayah di Indonesia, cenderung menjadi luka sejarah yang sulit dilupakan. Namun sering dalam kenyataan dapat disaksikan adanya tuntutan berlebihan baik dalam skala mikro maupun skala makro, bahkan tidak jarang menjadi masalah krusial yang dapat mengancam keutuhan berbangsa dan bernegara. Dalam konteks ini kebijakan pelestarian nilai-nilai kearifan lokal terjebak pada persoalan politik tanpa aplikasi yang nyata. Struktur masyarakat Indonesia yang multi dimensional merupakan suatu kendala bagi terwujudnya konsep integrasi secara hoorizontal.