FORUM JAWABAN POST TEST

FORUM JAWABAN POST TEST

FORUM JAWABAN POST TEST

Number of replies: 34

https://vclass.unila.ac.id/pluginfile.php/1304678/mod_forum/post/1585721/Jurnal%20Integrasi%20Nasional.pdf

In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by DEVI KELANA RINDU BINTARA 2213053095 -
Nama : DEVI KELANA RINDU
NPM : 2213053095
Kelas : 2G

1. Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Bakti Saraswati
Judul Jurnal : KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Nama Penulis : Ida Bagus Brata

2. Abstrak Jurnal
Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus
digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jatidiri
bangsa dalam menghadapi tantangan globalisas

3. Pendahuluan
Melalui perjalanan
sejarah, berbagai proses kehidupan manusia
telah melahirkan ciri keanekaragaman bentuk
budaya. Mencermati sejarah bangsa ini
terlihat liku-liku proses yang dilalui menuju
satu komunitas yang diidealkan. Bermodal
pada suasana awal hubungan antar kelompok
etnis yang tersebar di seluruh kawasan
nusantara ini, kendatipun dalam kenyataannya
sering diwarnai ketegangan-ketegangan
namun cukup kondusif bagi terbangunnya
satu komunitas terbayang (Anderson, 1991).
Kenyataan ini juga diperkuat oleh aktivitas
silang yang saling mendekatkan di antara
berbagai kelompok etnis tersebut, berkat
pengaruh persebaran budaya-budaya (agama)
besar yang datang ke Indonesia

4. Pembahasan Jurnal
- KERANGKA KONSEPSUAL DAN
TEORETIK
Secara konsepsual kearifan lokal
merupakan bagian dari kebudayaan. Haryati
Subadio (1986:18-19) mengatakan kearifan
lokal (local genius) secara keseluruhan
meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap
sama dengan cultural identity yang dapat
diartikan dengan identitas atau keperibadian
budaya suatu bangsa. Sementara itu konsep
kearifan lokal (local genius) yang
dikemukakan oleh Quaritch Wales (dalam
Astra,2004:112) adalah “....the sum of
cultural characteristic which the vast
majority of people have in common as a result
of their experiences in early life”
(keseluruhan ciri-ciri kebudayaan yang
dimiliki oleh suatu masyarakat/bangsa
sebagai hasil pengalaman mereka di masa
lampau).
- KEARIFAM LOKAL SEBAGAI
PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Kecenderungan yang lain juga muncul seperti
adanya semacam penolakan terhadap
keseragaman yang ditimbulkan oleh
kebudayaan global (kebudayaan asing),
sehingga muncul hasrat untuk menegaskan
keunikan kultur dan bahasa sendiri. Dalam
kaitan ini kearifan lokal sebagai pusaka
budaya menempati posisi sentral sebagai
inspirasi dalam penguatan jati diri atau
identitas kultural.

5. Kesimpulan
Merujuk uraian yang telah
dikemukakan tampaknya bangsa Indonesia
memang ditakdirkan sebagai bangsa yang
multikultur, atas dasar itulah semua
komponen bangsa ini berkewajiban
memelihara dan mendidik masyarakat untuk
mampu hidup bersama dalam
keanekaragaman tanpa kehilangan identitas
budaya masing-masing dan mampu memberi
jaminan hidup budaya orang/etnis lain. Oleh
sebab itu perlu pembelajaran yang tepat agar
budaya kekerasan yang banyak terjadi dikikis
dengan budaya damai.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Ivo Yuniarta 2213053231 -
Nama: Ivo Yuniarta
NPM: 2213053231
Kelas: 2G

Identitas Jurnal
Judul jurnal : Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa
Volume dan Halaman : Vol. 05 dan Hal. 9-16
Tahun Terbit: 2016
Nama jurnal: Bakti Saraswati
Nama Penulis: Ida Bagus Brata

PENDAHULUAN
Identitas seseorang ditentukan oleh
penetapannya di dalam berbagai kesatuan sosial. Kebudayaan Indonesia dari berbagai segi penting artinya dalam rangka menemukan integrasi sebagai unsur penting
dalam usaha persatuan bangsa. Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan etnik (lokal) di Indonesia yang memiliki keragaman motto “Bhinneka Tunggal Ika” menjadi bingkai dalam memahami isi (nilai) kebudayaan ini. Maka inilah tujuan yang sangat penting dipupuk rasa persatuan dalam pembinaan dan
pengembangan kebudayaan Indonesia untuk memahaminya lewat pendekatan budaya se Indonesia.

KERANGKA KONSEPSUAL DAN
TEORETIK
Secara konsepsual kearifan lokal
merupakan bagian dari kebudayaan. sifat-sifat hakiki kearifan lokal adalah:
1) mampu bertahan terhadap budaya luar
2) memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
3) memilikikemampuan mengintegrasi unsur-unsur budaya luar ke dalam kebudayaan asli
4)mampu mengendalikan
5) mampu
memberikan arah pada perkembangan
budaya. Kearifan lokal dapat
dimaknai sebagai kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional mengelola berbagai sumber daya alam, sumber daya hayati, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya untuk kelestarian. sumber kaya tersebut untuk kelangsungan hidup berkelanjutan.

KEARIFAM LOKAL SEBAGAI
PEREKAT IDENTITAS BANGSA
kearifan lokal sebagai pusaka
budaya menempatkan posisi sentral sebagai inspirasi dalam penguatan jati diri atau identitas kultural. Penguatan jati diri suatu kelompok etnik atau bangsa menjadi begitu penting di era globalisasi. Sistem nilai merupakan inti dari kebudayaan. Kearifan lokal yang
Fungsional bagi pengembangan SDM, seperti: upacara daur ulang hidup. Kearifan lokal yang fungsional bagi pelestarian dan pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahaun. Indonesia kekayaan berbagai kekayaan alam, kekayaan hayati, dan kekayaan
kekayaan sosiokultural.

Modal budaya
Indonesia terdiri dari kebudayaan-kebudayaan asli yang terdapat dalam kehidupan masyarakat daerah di Indonesia yang mencerminkan keragaman, puncaknya termasuk
puncak-puncak kebudayaan daerah yang tergabung sebagai kebudayaan bangsa, sesuai dengan isi pasal 32 UUD 1945. Dalam masyarakat di
nusantara religius, solidaritas, keadilan
merupakan sistem nilai, karena manusia dan masyarakat Indonesia menilai tinggi ketuhanan, persatuan, dan keadilan

SIMPULAN
bangsa Indonesia memang diawetkan sebagai bangsa yang multikultur, atas dasar itulah semua komponen bangsa ini berkewajiban memelihara dan mendidik masyarakat untuk
dapat hidup bersama dalam
perlakuan tanpa kehilangan identitas
budaya masing-masing dan mampu memberikan jaminan hidup budaya orang/etnis lain.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Rohmah Shela Saputri 2213053112 -
Nama : Rohmah Shela Saputri
NPM : 2213053112
Kelas : 2G

Identitas jurnal:
Judul jurnal : Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa
Volume dan Halaman : Vol. 05 dan Hal. 9-16
Tahun Terbit: 2016
Nama jurnal: Bakti Saraswati
Nama Penulis: Ida Bagus Brata

Pendahuluan:
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan kebudayaannya masing-masing. Identitas seseorang ditentukan oleh keanggotaannya di dalam berbagai kesatuan sosial. Memahami kebudayaan Indonesia dari berbagai segi penting artinya dalam rangka menemukan integrasi sebagai unsur penting dalam usaha persatuan bangsa. Pantaslah motto “Bhinneka Tunggal Ika” menjadi bingkai dalam memahami isi (nilai) kebudayaan ini. Multikulturalisme memiliki maknai sebagai sebuah kepercayaan yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok etnik atau budaya (ethnic and cultural groups) dapat hidup berdampingan secara damai dalam prinsip co-existence. Multikulturalisme juga merupakan sebuah formasi sosial yang membukakan jalan bagi dibagunnya ruang-ruang. bagi identitas yang beragam sekaligus jembatan yang menghubungkan ruang-ruang itu sebagai sebuah integrasi (Sparingga, 2003). Sebagai bangsa yang memiliki sejarah panjang, sehingga tidak dapat dihindari bahwa bangsa Indonesia berada dalam kehidupan dengan beraneka budaya di dalamnya, seperti: budaya Jawa, Sunda, Madura, Minang, Batak, Makasar, Bugis, Toraja, Manggarai, Sikka, Sumba, Bali, Sasak dan lainlain yang hidup berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain.

Pembahasan:
KERANGKA KONSEPSUAL DAN TEORETIK
Secara konsepsual kearifan loka adalah bagian dari kebudayaan. Haryati Subadio (1986:18-19) mengatakan kearifan lokal (local genius) secara keseluruhan meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap sama dengan cultural identity yang dapat diartikan dengan identitas atau keperibadian budaya suatu bangsa. Sifat-sifat hakiki kearifan lokal menurut Poespowardojo, yaitu:
1. Mampu bertahan terhadap budaya luar;
2. Mempunyai kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar;
3. Memiliki kemampuan mengintegrasi unsur-unsur budaya luar ke dalam kebudayaan asli;
4. Mampu mengendalikan;
5. Mampu memberikan arah pada perkembangan budaya.

Mengikuti sejarah perjalanan bangsa ini dengan mudah bisa dilihat bahwa persoalan agama, etnisitas, serta identitas ialah isu sensitif yang sering kali bisadimanipulasi agar memicu reaksi-reaksi emosional yang sering kali apabila tidak diantisipasi dengan baik berpotensi menimbulkan hal-hal yang bersifat fatal.
KEARIFAM LOKAL SEBAGAI PEREKAT IDENTITAS BANGSA.
Penguatan jati diri suatu kelompok etnik atau bangsa menjadi begitu penting di era globalisasi, dengan harapan jangan sampai tercerabut dari akar budaya yang kita warisi dari para pendahulu di tengah tengah kecenderungan homogenitas kebudayaan sebagai akibat dari globalisasi. Struktur masyarakat Indonesia yang multi dimensional merupakan suatu kendala bagi terwujudnya konsep integrasi secarahoorizontal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa karakteristik yang dapat dikenali sebagai sifat dasar dari suatu masyarakat majemuk sebagaimana yang telah dikemukakan oleh van den Berghe yakni: 1. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok yang sering kali mempunyaikebudayaan atau lebih tepat sub kebudayaan, yang berbeda satu sama lainnya;
2. Mempunyai struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplementer;
3. kurang mengembangkan konsesus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar;
4. Secara relatif seringkali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya;
5. secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi; serta
6. Adanya dimensi politik oleh suatu kelompok di atas kelompok-kelompok yang lain.

Koentjaraningrat (1980), mengemukakan, bahwa dalam rangka menganalisis hubungan antara suku bangsa atau antara golongan, maka beberapa hal diantaranya, yaitu:
1) Sumber-sumber konflik;
2) Potensi untuk toleransi;
3) Sikap dan pandangan dari suku bangsa atau golongan terhadap sesama suku bangsa atau golongan;
4) Tingkat masyarakat dimana hubungan dan pergaulan antara suku bangsa atau golongan tadi berlangsung.
Dalam kaitan ini Geriya (2000) bahwa ada tujuh indikator terkait dengan kemampuan ketahanan modal budaya suatu kolektiva untuk tumbuh secara surplus atau defisit, yaitu:
(1) ketahanan ideal (ketahanan sistem nilai);
(2) ketahanan struktural (ketahanan kelembagaan);
(3) ketahanan pisikal (ketahanan sistem budaya fisik);
(4) ketahanan mental (ketahanan sikap mental);
(5) Ketahanan fungsional (ketahanan fungsi unsure-unsur kebudayaan);
(6) ketahanan sistemik (ketahanan totalitas sistem masyarakat); dan
(7) ketahanan prosesual (ketahanan dan kelenturan menghadapi perubahan).
Sistem nilai adalah inti dari kebudayaan. Konfigurasi nilai menjadi identitas dan karakteristik dasar suatu kebudayaan (Alisyahbana, 1985). Kearifan lokal yang fungsional bagi pelestarian dan pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahaun, contoh: upacara saraswati. Penting untuk disadari bahwa bangsa Indonesia mewarisi berbagai kekayaan alam, kekayaan hayati, dan kekayaan keanekaragaman sosiokultural. Kekayaan ini adalah modal dasar yang harus dikelola untuk kesejahteraan masyarakatnya dandiharapkan mampu menumbuhkembangkan identitas ke-Indonesiaan, menjadi referensi dalam mengembangkan wawasan kebangsaan, membangun bobot kualitas manusia dan bangsa Indonesia, kemuliaan harkat dan martabat bangsa yang memancar ke dalam bagi keadaban warga negara bangsa dan ke luar dalam membangun citra dan pergaulan antar bangsa dalam bingkai diplomasi kebudayaan. Pada era globalisasi saat inimuncul upaya-upaya untuk membangkitkan kembali atau pemberdayaan, pelestarian serta pengembangan adat istiadat dan peran dari lembaga-lembaga adat dan mampu menjawab berbagai tantangan ke depan, jadi kearifan lokal itu dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus memperkokoh identitas bangsa.

Kesimpulan :
Menurut uraian penjelasan diatas tampaknya bangsa Indonesia memang ditakdirkan sebagai bangsa yang multikultur, atas dasar itulah semua komponen bangsa ini berkewajiban memelihara dan mendidik masyarakat supayamampu hidup bersama dalam keanekaragaman tanpa kehilangan identitas budaya masing-masing serta mampu memberi jaminan hidup budaya orang/etnis lain. Jadi, perlu pembelajaran yang tepat agar budaya kekerasan yang banyak terjadi dikikis dengan budaya damai.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Aura Fitria Ananda 2213053094 -
Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094
Kelas : 2G

Judul jurnal : "KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA"
Penulis Jurnal : Ida Bagus Brata
Volume : 05
Nomer : 01
Tahun terbit : 2016

Abstrak Jurnal :
Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jatidiri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi. Pertanyaan yang muncul adalah apakah nilai-nilai
budaya lokal sebagai perekat identitas bangsa berbagai permasalahan di era kesejagatan ini.

Kata kunci : kearifan lokal, identitas bangsa

Pendahuluan Jurnal :
Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan etnik (lokal) di Indonesia yang memiliki keragaman. Pantaslah motto “Bhinneka Tunggal Ika” menjadi bingkai dalam memahami isi (nilai) kebudayaan ini. Berkaitan dengan tujuan inilah sangat penting dipupuk rasa persatuan dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan Indonesia untuk memahaminya lewat pendekatan kebudayaan se Indonesia.

KERANGKA KONSEPSUAL DAN TEORETIK
Kebudayaan tradisional menjadi mitos sebagai sosok kebudayaan yang arif. Mitos itu sesungguhnya mengusung kelestarian dan jagadhita. Namun secara realitas di tengah- tengah gelombang perubahan akibat kapitalisme, modernisme, dan globalisme, konflik antar budaya tradisional dan budaya modern tidak dapat dihindarkan walaupun sinergi dan adaptasi unsur tradisional dengan unsur modern merupakan fakta kultural yang tidak terbantahkan.
Bangsa ini dengan mudah dapat dilihat bahwa persoalan agama, etnisitas, dan identitas merupakan isu sensitif yang serting kali dapat dimanipulasi untuk memicu reaksi-reaksi emosional yang sering kali apabila tidak diantisipasi dengan baik berpotensi menimbulkan hal-hal yang bersifat fatal.

KEARIFAN LOKAL SEBAGAI PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Di tengah munculnya kecenderungan kehidupan dunia yang makin bergerak ke arah bebas sekat, maka wawasan lokal makin terintegrasi ke dalam wawasan nasional dan global. Pada masyarakat Indonesia wawasan kesatuan jiwa “Bhinneka Tunggal Ika” yang bermakna kesatuan dalam keragaman, spirit gotong royong dengan istilah berbeda-beda pada setiap daerah, seperti sambatan/gugur gunung (Jawa), metetulung (Bali), pelagandong (Maluku), halawo sato (Nias), mapalus (Minahasa), dan lain-lain dapat diposisikan sebagai modal budaya yang sangat penting bagi basis kehidupan berbangsa dan bernegara. Penting untuk disadari bahwa bangsa Indonesia mewarisi berbagai kekayaan alam, kekayaan hayati, dan kekayaan keanekaragaman sosiokultural. Kekayaan ini merupakan modal dasar yang harus dikelola untuk kesejahteraan masyarakatnya.

Kesimpulan :
Bangsa Indonesia sudah ditakdirkan sebagai bangsa yang multikultur,karena dasar itulah semua komponen bangsa ini berkewajiban mendidik dan juga memelihara masyarakat agar mampu hidup bersama di tengah keanekaragaman tanpa kehilangan identitas budaya masing-masing serta mampu memberi jaminan hidup budaya orang/etnis lain.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by AULIA MAHARANI PUTRI 2213053010 -
Nama : Aulia Maharani Putri
Npm : 2213053010
Kelas : 2G

Analisis Jurnal
A. Identitas Jurnal
1. Nama Jurnal : Jurnal Bakti Saraswati
2. Volume : 05
3. Nomor : 01
5. Tahun Penerbit : 01 Maret 2016
6. Nomor Seri : ISSN: 2088-2149
Judul : KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Penulis : Ida Bagus Brata, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahasaraswati Denpasar

B. Abstrak Jurnal
1. Jumlah Paragraf : 1 paragraf
2. Uraian Abstrak : pada jurnal tersebut penulis membahas tentang materi kajian permasalahan kesadaran kolektif lokal dan identitas nasional dalam era globalisasi sangat relevan di wacanakan dan membahas materi kearifan lokal.
3. Kata Kunci : Kearifan lokal dan identitas bangsa

C. Pendahuluan Jurnal :
Pada pendahuluan jurnal tersebut penulis membahas tentang identitas massa dan ruang mempunyai makna penting dalam permasalahan kebudayaan.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada jurnal tersebut untuk mendeskripsikan kearifan lokal dan identitas bangsa

E. Kerangka konseptual dan teoritik
Kearifan lokal yaitu bagian dari kebudayaan secara kerangka konseptual.
1. Menurut Haryati Subadio (1986:18-19) beliau mengatakan kearifan lokal secara keseluruhan meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap sama dengan cultural identity dapat diartikan sebagai identitas atau kepribadian budaya suatu bangsa
2. Menurut Pandangan Mundardjito (1986:41) bahwa kearifan lokal terbina secara kumulatif terbentuk secara evolusioner bersifat tidak abadi, dapat menyusut, dan tidak selamanya tampak secara lahiriah
3. Sementara Poespowardjo (dalam Astara, 2004:114) beliau secara tegas menyebutkan bahwa sifat hakiki kearifan lokal adalah 1. Mampu bertahan terhadap budaya luar, 2. Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur budaya luar, 3. Mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur budaya luar ke dalam kebudayaan asli, 4. Mampu mengendalikan, 5. Mampu memberikan arah pada perkembangan budaya.
4. Menurut barker (2005:14) beliau mengatakan identitas lebih merupakan konstruksi diskusi, produk wacana-wacana, atau cara tertentu dalam berbicara tentang dunia.
5. Menurut Maunati beliau menjelaskan bahwa penanda identitas budaya misalnya bisa berasal dari sebuah kekhasan yang diyakini ada pada agama, bahasa, dan adat pada budaya yang bersangkutan.

F. Kearifan Lokal Sebagai Perekat Identitas Bangsa
Sejak awal berdirinya negara Indonesia merupakan negara bangsa yang multi etnis dan multikultural dan mengandung masalah legitimasi kultural. Struktur masyarakat Indonesia yang multidimensional merupakan suatu kendala bagi terwujudnya konsep integrasi secara horizontal.
Wawasan kesatuan jiwa bangsa Indonesia yaitu " Bhinneka Tunggal Ika " yang bermakna kesatuan dalam keragaman, spirit gotong royong dengan istilah-istilah berbeda pada setiap daerah. Indonesia memiliki modal budaya yang terdiri dari kebudayaan asli yang tersebar dalam kehidupan masyarakat daerah di Indonesia yang mencerminkan keberagaman termasuk puncak kebudayaan daerah yang terhitung sebagai kebudayaan bangsa, sesuai dengan isi pasal 32 UUD 1945.
Kita harus menyadari bahwa bangsa Indonesia mewarisi berbagai kekayaan alam kekayaan hayati, dan kekayaan keanekaragaman sosiokultural kekayaan ini merupakan modal dasar yang harus dikelola untuk kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Kearifan lokal yang merupakan model budaya Indonesia dapat diharapkan mampu menumbuh kembangkan identitas ke indonesiaan, menjadi suatu referensi dalam mengembangkan wawasan kebangsaan, membangun bobot kualitas manusia dan bangsa Indonesia kemuliaan harkat dan martabat bangsa yang memancar ke dalam bagi warga negara bangsa dan keluar dalam membangun citra dan pergaulan antar bangsa dalam bingkai diplomasi kebudayaan. Dalam menjalankan diplomasi kebudayaan berarti dengan sengaja dan terarah dan upaya untuk menanamkan, mengembangkan dan memelihara Citra Indonesia di luar negeri sebagai negara dan bangsa yang kebudayaannya tinggi.
Pada masa era globalisasi pada saat ini muncul upaya untuk membangkitkan kembali pelestarian dan mengembangkan adat istiadat dan peran dari lembaga-lembaga ada titik dengan menggunakan nilai budaya lokal untuk menjawab berbagai tantangan inilah sebagai wujud nyata revitalisasi budaya lokal itu. bahkan tidak hanya mampu menjawab berbagai tantangan ke depan namun kearifan lokal itu dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus memperkokoh identitas bangsa.

G. Kesimpulan
Secara keseluruhan pada jurnal tersebut dapat disimpulkan, sepertinya Indonesia sudah ditakdirkan sebagai negara yang multikultur, atas dasar tersebut jadi komponen negara ini berkewajiban untuk mendidik semua masyarakat agar mampu hidup bersama walaupun beraneka ragam tanpa kehilangan identitas budaya masing-masing serta mampu memberi jaminan hidup budaya etnis lainnya.
Kearifan lokal yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sangatlah beragam secara selektif dapat diangkat sebagai aset kebudayaan bangsa dan dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus modal dasar untuk memperkokoh jati diri bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Widia Nata Saputri 2213053057 -
Nama : Widia Nata Saputri
NPM : 2213053057
kelas : 2G
Hasil analisi jurnal:

1. Identitas Jurnal
Judul : Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa
Penulis : Ida Baghus Brata

Pembahasan:
Indonesia merupakan negara dengan sejarah yang panjang. Hal tersebut menyebabkan banyak sekali budaya didalamnya yang hidup berdampingan dan saling melengkapi.

Kearifan lokal sebagai pusaka budaya menempati posisi penting sebagai benteng penguatan jati diri suatu bangsa di era globalisasi. Koentjaraningrat (1980), mengemukakan, bahwa dalam rangka
menganalisis hubungan antara suku bangsa atau antara golongan, maka terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan seperti : Sumber potensi konflik, potensi untuk toleransi, sikap serta pandangan dari suku bangsa terhadap suku bangsa lain, Tingkat masyarakat dimana hubungan dan pergaulan antara suku bangsa atau golongan tadi berlangsung.
Sumber-Sumber Konflik yang biasa terjadi antara suku-suku bangsa atau golongan adalah warga dari dua suku bangsa bersaing dalam hal mendapatkan mata pencaharian yang sama, warga dari satu suku berusaha memaksakan unsur unsur kebudayaan atau unsur keagamaan kepada warga dari suku bangsa lain, satu suku bangsa berusaha mendominasi suatu suku bangsa lain secara politis, serta Potensi konflik terpendam ada dalam hubungan antara suku-suku bangsa yang telah bermusuhan secara adat.

Pada masyarakat Indonesia wawasan kesatuan jiwa “Bhinneka Tunggal Ika” yang bermakna kesatuan dalam keragaman, spirit gotong royong dengan istilah berbeda-beda pada setiap daerah, diposisikan sebagai modal budaya yang sangat penting bagi basis kehidupan berbangsa dan bernegara. Modal budaya Indonesia terdiri dari kebudayaan-kebudayaan asli yang tersebar dalam kehidupan masyarakat daerah di Indonesia yang mencerminkan keberagaman, termasuk puncak-puncak kebudayaan daerah yang terhitung sebagai kebudayaan bangsa, sesuai dengan isi pasal 32 UUD 1945. Oleh karena itu “kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya”. Istilah “rakyat Indonesia seluruhnya” sesungguhnya di dalamnya terimplisit suatu pernyataan bahwa kebudayaan salah satu suku bangsa belum dapat dikatakan kebudayaan nasional.

Penting untuk disadari bahwa bangsa Indonesia memiliki banyak kekayaan alam, kekayaan hayati, dan kekayaan keanekaragaman sosiokultural, yang dapat digunakan sebagai modal dasar yang harus dikelola demi kesejahteraan masyarakat. Kearifan lokal sebagai modal budaya Indonesia diharapkan mampu menumbuhkembangkan identitas ke-Indonesiaan, menjadi referensi dalam mengembangkan wawasan kebangsaan, membangun manusia dan bangsa Indonesia yang berkualitas, kemuliaan harkat dan martabat bangsa yang memancar ke dalam bagi keadaban warga negara bangsa dan ke luar dalam membangun citra dan pergaulan antar bangsa dalam bingkai diplomasi kebudayaan. Menggunakan nilai-nilai budaya lokal untuk menjawab berbagai
tantangan merupakan wujud nyata revitalisasi budaya lokal itu. Bahkan tidak hanya mampu menjawab berbagai tantangan ke depan, namun kearifan lokal itu bisa dijadikan sebagai perekat sekaligus memperkuat identitas bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by MIFTAHUL JANNAH 2253053012 -
nama : miftahul jannah
npm : 2253053012
Kelas : 2G

Identitas jurnal:
Judul jurnal : Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa
Volume dan Halaman : Vol. 05 dan Hal. 9-16
Tahun Terbit: 2016
Nama jurnal: Bakti Saraswati
Nama Penulis: Ida Bagus Brata

Pembahasan
Indonesia terdapat sekitar 300 suku bangsa (Hildred Geerts, 1981; Poerwanto, 2003), bahkan ada yang menyebutkan jauh lebih banyak dari jumlah tersebut.
jika Seseorang berasal dari suku
Bugis dengan kebudayaan bugisnya, sehingga dapat dikatakan ia mempunyai identitas Bugis, dan demikian seterusnya terhadap suku Dani, Amukme, Tugutil, Jawa,
Bali, Manggarai dan lain-lai.
Untuk memahami kebudayaan Indonesia dari berbagai segi penting artinya dalam rangka menemukan integrasi sebagai unsur penting
dalam usaha persatuan bangsa.
Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan etnik (lokal) di Indonesia yang memiliki keragaman. Pantaslah motto “Bhinneka Tunggal Ika” menjadi bingkai dalam memahami isi (nilai) kebudayaan ini. Berkaitan dengan tujuan inilah sangat penting dipupuk rasa persatuan dalam pembinaan dan
pengembangan kebudayaan Indonesia untuk memahaminya lewat pendekatan kebudayaan
se-Indonesia.
Multikulturalisme juga merupakan sebuah formasi sosial yang
membukakan jalan bagi dibagunnya ruangruang bagi identitas yang beragam dan sekaligus jembatan yang menghubungkan ruang-ruang itu untuk sebuah integrasi.
hadirnya four T Revolution
(Telecommunication, Transformation, Trade,
Tourism) telah memunculkan kecenderungan baru di era globalisasi, seperti terjadinya
kesamaan atau homogenitas budaya antara daerah atau negara, akibatnya sekat antar negara menjadi kabur. Dalam kaitan ini setiap individu atau masyarakat tentu tidak ingin kehilangan jati dirinya atau tercerabut dari akar budaya yang dimilikinya.

II. KERANGKA KONSEPSUAL DAN
TEORETIK
Secara konsepsual kearifan lokal
merupakan bagian dari kebudayaan.
Haryati Subadio mengatakan kearifan lokal (local genius) secara keseluruhan meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap sama dengan cultural identity yang dapat diartikan dengan identitas atau keperibadian budaya suatu bangsa. Sementara itu konsep kearifan lokal (local genius) yang dikemukakan oleh Quaritch Wales adalah “....the sum of cultural characteristic which the vast majority of people have in common as a result of their experiences in early life”
(keseluruhan ciri-ciri kebudayaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat/bangsa sebagai hasil pengalaman mereka di masa
lampau).
kearifan lokal dapat dimaknai sebagai kebijakan manusia dan
komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional mengelola
berbagai sumber daya alam, sumber daya hayati, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya untuk kelestarian sumber kaya tersebut bagi kelangsungan hidup
berkelanjutan.

III. KEARIFAM LOKAL SEBAGAI
PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Struktur masyarakat Indonesia yang
multi dimensional merupakan suatu kendala
bagi terwujudnya konsep integrasi secara
hoorizontal. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa karakteristik yang dapat dikenali
sebagai sifat dasar dari suatu masyarakat
majemuk sebagaimana yang telah
dikemukakan oleh van den Berghe yakni:
(1)terjadinya segmentasi ke dalam bentuk
kelompok yang sering kali memiliki
kebudayaan atau lebih tepat sub kebudayaan,
yang berbeda satu sama lainnya;
(2) memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalamlembaga-lembaga yang bersifat non
komplementer;
(3) kurang mengembangkan konsesus di antara para anggota masyarakattentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar;
(4) secara relatif seringkali terjadi konflik di
antara kelompok yang satu dengan kelompok
yang lainnya;
(5) secara relatif integrasi sosialtumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi;
serta
(6) adanya dimensi politik oleh suatu
kelompok di atas kelompok-kelompok yang
lain.
Pada masyarakat Indonesia wawasan
kesatuan jiwa “Bhinneka Tunggal Ika” yang
bermakna kesatuan dalam keragaman, spirit
gotong royong dengan istilah berbeda-beda
pada setiap daerah, seperti sambatan/gugur
gunung(Jawa),metetulung(Bali),pelagandong (Maluku), halawo sato (Nias),mapalus (Minahasa), dan lain-lain dapat diposisikan sebagai modal budaya yang sangat penting bagi basis kehidupanberbangsa dan bernegara. Sistem nilai merupakan inti darikebudayaan.

Kesimpulan
Penting untuk disadari bahwa bangsa
Indonesia mewarisi berbagai kekayaan alam,
kekayaan hayati, dan kekayaan
keanekaragaman sosiokultural. Kekayaan ini
merupakan modal dasar yang harus dikelola
untuk kesejahteraan masyarakatnya.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Andika Purbaya 2213053169 -
Nama : Andika Purbaya
Kelas: 2G
Npm : 2213053169

ANALISIS JURNAL :

KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA

Setelah membaca jurnal tersebut saya memberikan analisis yang pertama tentang pengertian Identitas bangsa. Identitas bangsa adalah suatu identitas atau rasa yang dimiliki seseorang terhadap suatu negara atau bangsa yang menjadi satu kesatuan yang utuh. Identitas masa dan ruang mempunyai makna penting dalam permasalahan kebudayaan. Bagi sebuah negara modern seperti Indonesia, bukan hanya berwujud sebuah unit geopolitik semata, namun dalam kenyataannya senantiasa mengandung
keragaman kelompok sosial dan sistem budaya yang tercermin pada keanekaragaman kebudayaan suku bangsa. Melalui perjalanan
sejarah, berbagai proses kehidupan manusia
telah melahirkan ciri keanekaragaman bentuk
budaya.Sejauh ini masih terjadi perbedaan
pemahaman dalam mengartikan konsep suku
bangsa, sehingga berapakah tepatnya jumlah
suku bangsa di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 300 suku bangsa (Hildred Geerts, 1981; Poerwanto, 2003), bahkan ada yang menyebutkan jauh lebih banyak dari jumlah tersebut. Melalatoa (1997) mencatat tidak kurang dari 520 suku bangsa di Indonesia
dengan berbagai kebudayaannya. Identitas seseorang ditentukan oleh keanggotaannya di dalam berbagai kesatuan sosial. Seseorang adalah berasal dari suku Bugis dengan kebudayaan Bugisnya, sehingga dapat dikatakan ia mempunyai identitas Bugis, dan demikian seterusnya terhadap suku Dani, Amukme, Tugutil, Jawa, Bali, Manggarai dan lain-lain.Nasikun (2001:4) dengan menyitir pandangan beberapa ahli ilmu kemasyarakatan bangsa asing yang menganggap semboyan “ Bhineka Tunggal
Ika” sesungguhnya masih lebih merupakan
suatu cita-cita yang masih harus diperjuangkan oleh segenap bangsa Indonesia daripada sebagai kenyataan yang benar-benar hidup di dalam masyarakat.


Secara konsepsual kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan. Haryati Subadio (1986:18-19) mengatakan kearifan lokal (local genius) secara keseluruhan meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap sama dengan cultural identity yang dapat diartikan dengan identitas atau keperibadian budaya suatu bangsa. Sementara itu konsep kearifan lokal (local genius) yang dikemukakan oleh Quaritch Wales (dalam Astra,2004:112) adalah “....the sum of
cultural characteristic which the vast majority of people have in common as a result of their experiences in early life” (keseluruhan ciri-ciri kebudayaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat/bangsa sebagai hasil pengalaman mereka di masa lampau). Dalam pandangan
Mundardjito (1986:41) bahwa kearifan lokal terbina secara kumulatif, terbentuk secara evolusioner, bersifat tidak abadi, dapat menyusut, dan tidak selamanya tampak jelas secara lahiriah. Sementara Poespowardojo (dalam Astra, 2004:114) secara tegas menyebutkan bahwa sifat-sifat hakiki kearifan lokal adalah: 1)
mampu bertahan terhadap budaya luar; 2)
memiliki kemampuan mengakomodasi unsur unsur budaya luar; 3) mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur-unsur budaya luar ke dalam kebudayaan asli; 4) mampu mengendalikan; dan 5) mampu memberikan arah pada perkembangan budaya. Atas dasar itu kearifan lokal dapat dimaknai sebagai kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi,
nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang
melembaga secara tradisional mengelola
berbagai sumber daya alam, sumber daya
hayati, sumber daya manusia, dan sumber
daya budaya untuk kelestarian sumber kaya tersebut bagi kelangsungan hidup berkelanjutan.

Struktur masyarakat Indonesia yang
multi dimensional merupakan suatu kendala
bagi terwujudnya konsep integrasi secara
hoorizontal. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa karakteristik yang dapat dikenali
sebagai sifat dasar dari suatu masyarakat
majemuk sebagaimana yang telah
dikemukakan oleh van den Berghe yakni: (1)
terjadinya segmentasi ke dalam bentuk
kelompok yang sering kali memiliki
kebudayaan atau lebih tepat sub kebudayaan,
yang berbeda satu sama lainnya; (2) memiliki
struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam
lembaga-lembaga yang bersifat non
komplementer; (3) kurang mengembangkan
konsesus di antara para anggota masyarakat
tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar;
(4) secara relatif seringkali terjadi konflik di
antara kelompok yang satu dengan kelompok
yang lainnya; (5) secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling
ketergantungan di dalam bidang ekonomi;
serta (6) adanya dimensi politik oleh suatu
kelompok di atas kelompok-kelompok yang
lain. Berdasarkan uraian yang telah
dikemukakan tampaknya bangsa Indonesia
memang ditakdirkan sebagai bangsa yang
multikultur, atas dasar itulah semua komponen bangsa ini berkewajiban memelihara dan mendidik masyarakat untuk mampu hidup bersama dalam keanekaragaman tanpa kehilangan identitas budaya masing-masing dan mampu memberi jaminan hidup budaya orang/etnis lain.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by RILIAN TSABITHA SURI 2213053141 -
Nama: Rilian Tsabitha Suri
NPM: 2213053141
Kelas: 2G

IDENTITAS JURNAL:
Judul Jurnal: Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa
Volume dan Halaman: Vol. 05 dan 9 - 16
Tahun Terbit: 2016
Nama Jurnal: Bakti Saraswati
Nama Penulis: Ida Bagus Brata

ABSTRAK JURNAL:
Kajian ini terkait dengan permasalahan kesadaran kolektif lokal dan identitas nasional dalam era
globalisasi sangat relevan diwacanakan. Pada kenyataan ini terjadi seiring dengan berbagai perubahan yang
terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pasca reformasi.

I. PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku
bangsa dengan kebudayaannya masing-
masing. Sampai saat ini masih terjadi perbedaan
pemahaman dalam mengartikan konsep suku
bangsa, sehingga berapakah tepatnya jumlah
suku bangsa di Indonesia. Ada yang
mengatakan bahwa di Indonesia terdapat
sekitar 300 suku bangsa, bahkan ada yang
menyebutkan jauh lebih banyak dari jumlah
tersebut. Identitas seseorang ditentukan oleh
keanggotaannya di dalam berbagai kesatuan
sosial. Seseorang adalah berasal dari suku
Bugis dengan kebudayaan Bugisnya,
sehingga dapat dikatakan ia mempunyai
identitas Bugis, dan demikian seterusnya
terhadap suku Dani, Amukme, Tugutil, Jawa,
Bali, Manggarai dan lain-lain.

II. KERANGKA KONSEPSUAL DAN
TEORETIK
Menurut Haryati Subadio, kearifan lokal secara keseluruhan dapat dianggap
sama dengan identitas atau keperibadian
budaya suatu bangsa. (dalam Astra,
2004:114) menyebutkan bahwa
sifat-sifat hakiki kearifan lokal adalah: 1)
mampu bertahan terhadap budaya luar; 2)
memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-
unsur budaya luar; 3) mempunyai
kemampuan mengintegrasi unsur-unsur
budaya luar ke dalam kebudayaan asli; 4)
mampu mengendalikan; dan 5) mampu
memberikan arah pada perkembangan
budaya. Atas dasar itu kearifan lokal dapat
diartikan sebagai kebijakan manusia dan
komunitas dengan bersandar pada filosofi,
nilai-nilai, etika maupun perilaku yang
melembaga secara tradisional mengelola
berbagai sumber daya alam, sumber daya
hayati, sumber daya manusia, dan sumber
daya budaya untuk kelestarian sumber daya
tersebut bagi kelangsungan hidup
berkelanjutan.
III. KEARIFAM LOKAL SEBAGAI
PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Penguatan jati diri suatu kelompok etnik atau bangsa menjadi begitu penting di era globalisasi, dengan harapan jangan sampai tercerabut dari akar budaya dari para pendahulu di tengah-tengah kecenderungan homogenitas
kebudayaan yang terjadi. Kesenjangan,
ketidakadilan, kurangnya pemerataan
pembangunan yang terjadi di
berbagai wilayah tanah air dalam
kenyataannya telah memicu terjadinya konflik
sosial di berbagai wilayah di Indonesia. Dalam
kaitan inilah Koentjaraningrat (1980), mengemukakan, bahwa dalam rangka
menganalisis hubungan antara suku bangsa
atau antara golongan, beberapa hal yang harus diketahui: 1) Sumber-sumber
konflik; 2) Potensi untuk toleransi; 3) Sikap
dan pandangan dari suku bangsa atau
golongan terhadap sesama suku bangsa atau
golongan; 4) Tingkat masyarakat dimana
hubungan dan pergaulan antara suku bangsa
atau golongan tadi berlangsung. Kemudian lebih lanjut dijelaskan pula bahwa ada lima sumber konflik antara suku-suku bangsa atau golongan yaitu: 1) Konflik bisa terjadi kalau warga dari dua
suku bangsa masing-masing bersaing dalam
hal mendapatkan lapangan mata pencaharian
hidup yang sama; 2) Konflik juga bisa terjadi
kalau warga dari satu suku bangsa mencoba
memaksakan unsur-unsur dari kebudayaannya
kepada warga dari suatu suku bangsa lain; 3)
Konflik yang sama dasarnya, tetapi lebih
fanatik dalam wujudnya, bisa terjadi jika
warga dari satu suku bangsa mencoba
memaksakan konsep agamanya
kepada warga suku bangsa lain yang
berbeda agama; 4) Konflik terang akan terjadi
jika satu suku bangsa berusaha
mendominasi suatu suku bangsa lain secara
politis; 5) Potensi konflik terpendam ada
dalam hubungan antara suku-suku bangsa
yang telah bermusuhan secara adat.

Ada sekurang-kurangnya tujuh indikator berkaitan dengan kemampuan ketahanan modal budaya suatu kolektiva untuk tumbuh secara surplus atau defisit, yaitu: (1)
ketahanan ideal/sistem nilai; (2)
ketahanan struktural (ketahanan
kelembagaan); (3) ketahanan pisikal
(ketahanan sistem budaya fisik); (4)
ketahanan mental (ketahanan sikap mental);
(5) Ketahanan fungsional (ketahanan fungsi
unsure-unsur kebudayaan); (6) ketahanan
sistemik (ketahanan totalitas sistem
masyarakat); dan (7) ketahanan prosesual
(ketahanan dan kelenturan menghadapi
perubahan). Kearifan lokal sebagai modal budaya Indonesia diharapkan mampu menumbuhkembangkan identitas ke-Indonesiaan, menjadi referensi
dalam mengembangkan wawasan
kebangsaan, membangun bobot kualitas
manusia dan bangsa Indonesia, kemuliaan
harkat dan martabat bangsa yang memancar
ke dalam bagi keadaban warga negara bangsa
dan ke luar dalam membangun citra dan
pergaulan antar bangsa dalam bingkai
diplomasi kebudayaan.

IV. SIMPULAN
Kearifan lokal yang dimiliki daerah-
daerah dalam lingkup wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sungguh sangat
luar biasa banyaknya dan yang menunjukkan
keberagaman jenisnya. Secara selektif banyak
di antaranya yang dapat diangkat sebagai
asset kekayaan kebudayaan bangsa dan dapat
dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai
modal dasar untuk memperkokoh
identitas/jati diri bangsa.
In reply to RILIAN TSABITHA SURI 2213053141

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Natasya Bunga Nitara 2213053012 -
Nama : Natasya Bunga Nitara
Npm : 2213053012
Kelas : 2G

A. Identitas Jurnal
Judul Jurnal : Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa
Penulis Jurnal : Ida Bagus Brata
Nama Jurnal : Jurnal Bakti Saraswati
Tahun Terbit : 2016
Halaman : 9-16
Volume : 05
Nomor : 01
Kata Kunci : Kearifan Lokal, Identitas Bangsa

B. Abstrak Jurnal
Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jatidiri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi.

C. Pendahuluan Jurnal
Identitas masa dan ruang mempunyai makna penting dalam permasalahan kebudayaan. Bagi sebuah negara modern seperti Indonesia, bukan hanya berwujud sebuah unit geopolitik semata, namun dalam kenyataannya senantiasa mengandung keragaman kelompok sosial dan sistem budaya yang tercermin pada keanekaragaman kebudayaan suku bangsa. Multikulturalisme dapat dimaknai sebagai sebuah kepercayaan yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok etnik atau budaya (ethnic and cultural groups) dapat hidup berdampingan secara damai dalam prinsip co- existence yang ditandai oleh kesediaan menghormati budaya lain. Dengan berpegang pada prinsip bahwa tiada masyarakat dan kebudayaan yang bersifat statis, maka dalam perspektif kultural, secara garis besar masyarakat dan kebudayaan lokal telah bergerak secara dinamis.

D. Pembahasan Jurnal
a) Kerangka Konsepsual dan Teoretik
Secara konsepsual kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan. Haryati Subadio (1986:18-19) mengatakan kearifan lokal (local genius) secara keseluruhan meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap sama dengan cultural identity yang dapat diartikan dengan identitas atau keperibadian budaya suatu bangsa.
b) Kearifan lokal Sebagai Perekat Identitas Bangsa
Struktur masyarakat Indonesia yang multi dimensional merupakan suatu kendala bagi terwujudnya konsep integrasi secara hoorizontal. Indonesia sebagai negara bangsa yang multietnis dan multikultural memang sejak awal berdirinya mengandung masalah legitimasi kultural. Kesenjangan, ketidakadilan, kurangnya pemerataan pembangunan, tirani minoritas yang terjadi di berbagai wilayah di tanah air dalam kenyataannya telah memicu terjadinya konflik sosial di berbagai wilayah di Indonesia, cenderung menjadi luka sejarah yang sulit dilupakan. Penting untuk disadari bahwa bangsa Indonesia mewarisi berbagai kekayaan alam, kekayaan hayati, dan kekayaan keanekaragaman sosiokultural. Kekayaan ini merupakan modal dasar yang harus dikelola untuk kesejahteraan masyarakatnya. Kearifan lokal sebagai modal budaya Indonesia diharapkan mampu menumbuhkembangkan identitas ke-Indonesiaan, menjadi referensi dalam mengembangkan wawasan kebangsaan, membangun bobot kualitas manusia dan bangsa Indonesia, kemuliaan harkat dan martabat bangsa yang memancar ke dalam bagi keadaban warga negara bangsa dan ke luar dalam membangun citra dan pergaulan antar bangsa dalam bingkai diplomasi kebudayaan.

E. Penutup Jurnal
Indonesia memang ditakdirkan sebagai bangsa yang multikultur, atas dasar itulah semua komponen bangsa ini berkewajiban memelihara dan mendidik masyarakat untuk mampu hidup bersama dalam keanekaragaman tanpa kehilangan identitas budaya masing-masing dan mampu memberi jaminan hidup budaya orang/etnis lain.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Fadhila Cahya Ningtyas 2213053271 -
Nama : Fadhila Cahya Ningtyas
Npm : 2213053271

Analisis jurnal

Identitas jurnal
Judul :KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Tahun terbit : Vol. 05 No. 01. Maret 2016/ISSN : 2088-2149
Nama penulis : Ida Bagus Brata
Halaman : 9-16

Abstrak
Didalam jurnal yang berjudul "Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa" ini abstrak dituliskan kedalam dua bahasa yaitu Indonesia dan Inggris .Didalam abstrak dijelaskan secara singkat bahwasanya perubahan pasca reformasi yang terjadi terus menerus hingga saat ini dapat menjadi ancaman dalam keutuhan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara. Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus
digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jatidiri
bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi.
Kata kunci: kearifan lokal, identitas bangsa

Pendahuluan
Melalui perjalanan sejarah yang panjang melahirkan keberagaman budaya di Indonesia . Nasikun (2001:4) dengan menyitir pandangan beberapa ahli ilmu kemasyarakatan bangsa asing yang menganggap semboyan “ Bhineka Tunggal Ika” sesungguhnya masih lebih merupakan suatu cita-cita yang masih harus diperjuangkan oleh segenap bangsa Indonesia daripada sebagai kenyataan yang benar-benar hidup di dalam masyarakat. Oleh karena itulah memahami kebudayaan Indonesia dari berbagai segi penting artinya dalam rangka menemukan integrasi sebagai unsur penting dalam usaha persatuan bangsa. Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan etnik (lokal) di Indonesia yang memiliki keragaman.Multikulturalisme dapat diartikan sebagai sebuah kepercayaan yang menyatakan bahwa berbagai kelompok etnik atau budaya (ethnic and cultural groups) dapat hidup berdampingan secara damai dalam prinsip coexistence yang ditandai saling menghormati antar budaya. Tidak ada masyarakat dan kebudayaan yang bersifat statis karna kebudayaan telah bergerak secara dinamis.Dalam hal ini setiap individu atau masyarakat tentu tidak ingin kehilangan jati dirinya atau tercerabut dari akar budaya yang dimilikinya. Berbicara tentang jatidiri bangsa atau identitas suatu kelompok etnik tertentu tampaknya dapat ditelusuri dari tradisi yang dimiliki olehkelompok etnik bersangkutan (Giddens,
2003).

II. KERANGKA KONSEPSUAL DAN
TEORETIK
Akibat pengaruh dari modernisme globalisme,dan kapitalisme konflik antara budaya tradisional dan modern tidak dapat dihindari.Haryati
Subadio (1986:18-19) mengatakan kearifan
lokal (local genius) secara keseluruhan
meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap sama dengan cultural identity yang dapat
diartikan dengan identitas atau keperibadian budaya suatu bangsa.Dalam pandangan Mundardjito
(1986:41) bahwa kearifan lokal terbina secara kumulatif, terbentuk secara evolusionerbersifat tidak abadi, dapat menyusut, dan tidak selamanya tampak jelas secara lahiriah.Poespowardojo (dalam Astra,2004:114) secara tegas menyebutkan bahwa
sifat-sifat hakiki kearifan lokal adalah:
1.mampu bertahan terhadap budaya luar
2.memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-
unsur budaya luar
3. mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur-unsur budaya luar ke dalam kebudayaan asli
4.mampu mengendalikan dan
5 mampu memberikan arah pada perkembangan budaya.
Maunati (2004:30) menjelaskan
bahwa penanda-penanda identitas budaya misalnya bisa berasal dari sebuah kekhasan yang diyakini ada pada agama, bahasa, dan adat pada budaya yang bersangkutan.

III. KEARIFAM LOKAL SEBAGAI
PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Indonesia sudah sejak lama memiliki masalah legitimasi kultural.Kesenjangan,
ketidakadilan, kurangnya pemerataan pembangunan, tirani minoritas yang terjadi di
berbagai wilayah di tanah air dalam
kenyataannya telah memicu terjadinya konflik sosial di berbagai wilayah di Indonesia.Selain itu masyarakat Indonesia juga merupakan masyarakat majemuk yang menjadi kendala tercapainya integrasi secara horizontal.Koentjaraningrat (1980), mengemukakan, bahwa dalam rangka
menganalisis hubungan antara suku bangsa
atau antara golongan, maka beberapa hal yangharus diketahui adalah: 1.Sumber-sumber
konflik
2.Potensi untuk toleransi; 3.Sikap dan pandangan dari suku bangsa atau
golongan terhadap sesama suku bangsa atau
golongan
4.Tingkat masyarakat dimana hubungan dan pergaulan antara suku bangsaatau golongan tadi berlangsung.
Di tengah munculnya kecenderungan
kehidupan dunia yang makin bergerak ke arah bebas sekat, maka wawasan lokal makin terintegrasi ke dalam wawasan nasional dan global.Menjalankan diplomasi kebudayaan berarti dengan sengaja dan terarah ada upaya untuk menanamkan, mengembangkan, dan memelihara citra Indonesia di luar negeri sebagai negara dan bangsa yang berkebudayaan tinggi. Karena Indonesia memiliki beragam kearifan lokal hal tersebut dapat dijadikan sebagai perekat identitas bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan bersama sama sebagai warga negara Indonesia dengan menjunjung bhenika tunggal ika.

Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang sudah ditakdirkan terdiri atas beragam kebudayaan . kebudayaan bangsa dan kearifan lokal dapat
dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai modal dasar untuk memperkokoh identitas atau jati diri bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by KHAIRANI ULYA 2213053115 -
Nama : Khairani Ulya
NPM : 2213053115
Kelas : 2G

1. Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Bakti Saraswati
Judul Jurnal : KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Nama Penulis : Ida Bagus Brata

2. Pendahuluan
Deskripsi untuk merumuskan identitas bangsa Indonesia yang tepat bukanlah pekerjaan mudah. Diakui realitas sosial bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan kebudayaannya masing masing. Sejauh ini masih terjadi perbedaan pemahaman dalam mengartikan konsep suku bangsa, sehingga berapakah tepatnya jumlah suku bangsa di Indonesia. Identitas seseorang ditentukan oleh keanggotaannya di dalam berbagai kesatuan
sosial. Seseorang adalah berasal dari suku
Bugis dengan kebudayaan Bugisnya, sehingga dapat dikatakan ia mempunyai identitas Bugis, dan demikian seterusnya terhadap suku Dani, Amukme, Tugutil, Jawa, Bali, Manggarai dan lain-lain. Pantaslah motto “Bhinneka Tunggal Ika” menjadi bingkai dalam memahami isi (nilai) kebudayaan ini.
Berkaitan dengan tujuan inilah sangat penting dipupuk rasa persatuan dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan Indonesia untuk memahaminya lewat pendekatan kebudayaan
se-Indonesia.

3. Pembahasan Isi Jurnal

-KERANGKA KONSEPSUAL DAN
TEORETIK-

Secara konsepsual kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan. Haryati Subadio (1986:18-19) mengatakan kearifan lokal (local genius) secara keseluruhan meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap sama dengan cultural identity yang dapat diartikan dengan identitas atau keperibadian budaya suatu bangsa. Sementara itu konsep kearifan lokal (local genius) yang dikemukakan oleh Quaritch Wales (dalam Astra,2004:112) adalah “....the sum of cultural characteristic which the vast majority of people have in common as a result of their experiences in early life” (keseluruhan ciri-ciri kebudayaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat/bangsa sebagai hasil pengalaman mereka di masa lampau).
Dalam pandangan Mundardjito (1986:41) bahwa kearifan lokal terbina secara kumulatif, terbentuk secara evolusioner, bersifat tidak abadi, dapat menyusut, dan tidak selamanya tampak jelas secara lahiriah.
Sementara Poespowardojo (dalam Astra,
2004:114) secara tegas menyebutkan bahwa
sifat-sifat hakiki kearifan lokal adalah: 1)
mampu bertahan terhadap budaya luar; 2)
memiliki kemampuan mengakomodasi unsurunsur budaya luar; 3) mempunyai
kemampuan mengintegrasi unsur-unsur
budaya luar ke dalam kebudayaan asli; 4)
mampu mengendalikan; dan 5) mampu
memberikan arah pada perkembangan
budaya.
Barker (2005:14) mengatakan identitas lebih merupakan konstruksi diskursif, produk wacana-wacana, atau caracara tertentu dalam berbicara (regulated ways of speaking) tentang dunia.
Maunati (2004:30) menjelaskan bahwa penanda-penanda identitas budaya misalnya bisa berasal dari sebuah kekhasan yang diyakini ada pada agama, bahasa, dan adat pada budaya yang bersangkutan. Namun
demikian tumpang tindih dapat terjadi di antara kelompok-kelompok etnis yang berbeda.

-KEARIFAN LOKAL SEBAGAI
PEREKAT IDENTITAS BANGSA-

Penguatan jati diri suatu kelompok etnik atau bangsa menjadi begitu penting di era globalisasi, dengan harapan jangan sampai tercerabut dari akar budaya yang kita warisi dari para pendahulu di tengah-tengah kecenderungan homogenitas kebudayaan sebagai akibat dari globalisasi.
Di tengah munculnya kecenderungan
kehidupan dunia yang makin bergerak ke arah
bebas sekat, maka wawasan lokal makin
terintegrasi ke dalam wawasan nasional dan
global. Pada masyarakat Indonesia wawasan
kesatuan jiwa “Bhinneka Tunggal Ika” yang
bermakna kesatuan dalam keragaman, spirit
gotong royong dengan istilah berbeda-beda
pada setiap daerah, seperti sambatan/gugur
gunung (Jawa), metetulung (Bali), Pelagandong (Maluku), halawo sato (Nias), Mapalus (Minahasa), dan lain-lain dapat diposisikan sebagai modal budaya yang sangat penting bagi basis kehidupan berbangsa dan bernegara. Modal budaya Indonesia terdiri dari kebudayaan-kebudayaan asli yang tersebar dalam kehidupan masyarakat daerah di Indonesia yang mencerminkan keberagaman, termasuk puncak-puncak kebudayaan daerah yang terhitung sebagai kebudayaan bangsa, sesuai dengan isi pasal 32 UUD 1945.

4. Kesimpulan

Kearifan lokal yang dimiliki daerahdaerah dalam lingkup wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sungguh sangat luar biasa banyaknya dan yang menunjukkan
keberagaman jenisnya. Secara selektif banyak
di antaranya yang dapat diangkat sebagai
asset kekayaan kebudayaan bangsa dan dapat
dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai
modal dasar untuk memperkokoh
identitas/jati diri bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Safira Sita Salsabilla 2213053027 -
Nama:Safira Sita Salsabilla
NPM :2213053027
Kelas :2G

Identitas Jurnal
Judul jurnal : Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa
Volume dan Halaman : Vol. 05 dan Hal. 9-16
Tahun Terbit: 2016
Nama jurnal: Bakti Saraswati
Nama Penulis: Ida Bagus Brata

PENDAHULUAN
Kebudayaan
Indonesia berakar dari kebudayaan etnik
(lokal) di Indonesia yang memiliki
keragaman. Berkaitan dengan tujuan inilah sangat penting
dipupuk rasa persatuan dalam pembinaan dan
pengembangan kebudayaan Indonesia untuk
memahaminya lewat pendekatan kebudayaan
se-Indonesia.
Dengan berpegang pada prinsip bahwa
tidak ada masyarakat serta kebudayaan yang
bersifat statis, sehingga dalam perspektif kultural
secara garis besar masyarakat dan kebudayaan
lokal telah bergerak secara dinamis.

KERANGKA KONSEPSUAL DAN
TEORETIK
Secara konsepsual kearifan lokal
merupakan bagian dari kebudayaan. Sementara Poespowardojo (dalam Astra,2004:114) secara tegas menyebutkan bahwasifat-sifat hakiki kearifan lokal yaitu: 
1)mampu bertahan terhadap budaya luar; 
2)memiliki kemampuan mengakomodasi unsurunsur budaya luar;
3) mempunyaikemampuan mengintegrasi unsur-unsurbudaya luar ke dalam kebudayaan asli;
4)mampu mengendalikan;
5) mampu memberikan arah pada perkembangan budaya.
Atas dasar itu kearifan lokal dapat
dimaknai sebagai kebijakan manusia dankomunitas dengan bersandar pada filosofi,nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional mengelola berbagai sumber daya alam, sumber daya hayati, sumber daya manusia, dan sumber
daya budaya untuk kelestarian sumber kaya tersebut bagi kelangsungan hidup
berkelanjutan.
Identitas diciptakan dan bukan
ditemukan, dan terbentuk dari representasirepresentasi terutama bahasa.Maunati (2004:30) menjelaskan bahwa penanda-penanda identitas budaya misalnya bisa berasal dari sebuah kekhasan yang diyakini ada pada agama, bahasa, dan
adat pada budaya yang bersangkutan.

KEARIFAN LOKAL SEBAGAI
PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Indonesia sebagai negara bangsa yang
multietnis dan multikultural memang sejak awal berdirinya mengandung masalah legitimasi kultural. Kesenjangan,ketidakadilan, kurangnya pemerataan pembangunan, tirani minoritas yang terjadi di berbagai wilayah di tanah air dalam
kenyataannya telah memicu terjadinya konflik sosial di berbagai wilayah di Indonesia.Struktur masyarakat Indonesia yang multi dimensional merupakan suatu kendala bagi terwujudnya konsep integrasi secara
horizontal.
Modal budaya Indonesia terdiri dari kebudayaan-kebudayaan
asli yang tersebar dalam kehidupan
masyarakat daerah di Indonesia yang
mencerminkan keberagaman, termasuk puncak-puncak kebudayaan daerah yang terhitung sebagai kebudayaan bangsa, sesuai
dengan isi pasal 32 UUD 1945. Oleh karena itu “kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya”.
Ke-Indonesia-an dibangun bukan untuk
menghilangkan identitas khas semua
komponen bangsa, melainkan agar semuanya dapat menjadi warga Negara Indonesia tanpa merasa terasing.

SIMPULAN
Indonesia
memang ditakdirkan sebagai bangsa yang
multikultur, atas dasar itulah semua
komponen bangsa ini berkewajiban
memelihara dan mendidik masyarakat untuk
mampu hidup bersama dalam
keanekaragaman tanpa kehilangan identitas
budaya masing-masing dan mampu memberi
jaminan hidup budaya orang/etnis lain.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Annisa Fadillah Quraini 2253053026 -
Nama: Annisa Fadillah Quraini
NPM: 2253053026
Kelas: 2G

Analisis Jurnal

1. Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Bakti Saraswati
Judul Jurnal : KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Nama Penulis : Ida Bagus Brata

2. Abstrak
Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jatidiri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi.

3. Pendahuluan

Identitas seseorang ditentukan oleh keanggotaannya di dalam berbagai kesatuan sosial. Seseorang adalah berasal dari suku Bugis dengan kebudayaan Bugisnya, sehingga dapat dikatakan ia mempunyai identitas Bugis, dan demikian seterusnya terhadap suku Dani, Amukme, Tugutil, Jawa, Bali, Manggarai dan lain-lain.

4. Pembahasan Jurnal
* Kerangka Konsepsual dan Teoretik

Secara konsepsual kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan. Haryati Subadio (1986:18-19) mengatakan kearifan lokal (local genius) secara keseluruhan meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap sama dengan cultural identity yang dapat diartikan dengan identitas atau keperibadian budaya suatu bangsa. Sementara itu konsep kearifan lokal (local genius) yang dikemukakan oleh Quaritch Wales (dalam Astra,2004:112) adalah keseluruhan ciri-ciri kebudayaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat/bangsa sebagai hasil pengalaman mereka di masa lampau.

Atas dasar itu kearifan lokal dapat dimaknai sebagai kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional mengelola berbagai sumber daya alam, sumber daya hayati, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya untuk kelestarian sumber kaya tersebut bagi kelangsungan hidup berkelanjutan.

* KEARIFAN LOKAL SEBAGAI PEREKAT IDENTITAS BANGSA

Dalam kaitan ini kearifan lokal sebagai pusaka budaya menempati posisi sentral sebagai inspirasi dalam penguatan jati diri atau identitas kultural.
Indonesia sebagai negara bangsa yang multietnis dan multikultural memang sejak awal berdirinya mengandung masalah legitimasi kultural.

Pada masyarakat Indonesia wawasan kesatuan jiwa “Bhinneka Tunggal Ika” yang bermakna kesatuan dalam keragaman, spirit gotong royong dengan istilah berbeda-beda pada setiap daerah.

5. Kesimpulan

Bangsa Indonesia memang ditakdirkan sebagai bangsa yang multikultur, atas dasar itulah semua komponen bangsa ini berkewajiban memelihara dan mendidik masyarakat untuk mampu hidup bersama dalam keanekaragaman tanpa kehilangan identitas budaya masing-masing dan mampu memberi jaminan hidup budaya orang/etnis lain.
Oleh sebab itu perlu pembelajaran yang tepat agar budaya kekerasan yang banyak terjadi dikikis dengan budaya damai.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Chindy Alviona 2213053093 -
Nama: Chindy Alviona
NPM: 2213053093
Kelas: 2G

Analisis Jurnal

1. Judul
Dalam jurnal tersebut menjelaskan tentang materi yang berjudul "KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA"

2. Penulis
Jurnal tersebut di tulis oleh Ida Bagus Brata

3. Korespondensi
Pada bagian ini terdapat nama penulis, nama lembaga pendidikan, dan progam studi penulis.
Ida Bagus Brata
Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan
Universitas Mahasaraswati Denpasar
Jurnal Bakti Saraswati Vol. 05 No. 01. Maret 2016

4. Abstrak
Pada bagian abstrak ini, Kajian tentang permasalahan kesadaran kolektif lokal dan identitas nasional dalam era globalisasi sangat relevan diwacanakan. Kenyataan ini seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pasca reformasi seiring timbulnya tuntutan yang berlebihan hampir dalam segala aspek kehidupan. Tuntutan yang demikian sering memicu permasalahan krusial, sehingga dapat mengancam keutuhan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

5. Kata Kunci
Pada jurnal ini sudah terdapat kata kunci yaitu: kearifan lokal, identitas bangsa.

6. Pendahuluan
Identitas masa dan ruang mempunyai makna penting dalam permasalahan
kebudayaan. Bagi sebuah negara moderen seperti Indonesia, bukan hanya berwujud sebuah unit geopolitik semata, namun dalam kenyataannya senantiasa mengandung keragaman kelompok sosial dan sistem budaya yang tercermin pada keanekaragaman kebudayaan suku bangsa.
Sejauh ini masih terjadi perbedaan pemahaman dalam mengartikan konsep suku bangsa, sehingga berapakah tepatnya jumlah suku bangsa di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 300 suku bangsa (Hildred Geerts, 1981; Poerwanto, 2003), bahkan ada yang menyebutkan jauh lebih banyak dari jumlah tersebut.
Nasikun (2001:4) dengan menyitir pandangan beberapa ahli ilmu
kemasyarakatan bangsa asing yang
menganggap semboyan "Bhineka Tunggal Ika" sesungguhnya masih lebih merupakan suatu cita-cita yang masih harus diperjuangkan oleh segenap bangsa Indonesia daripada sebagai kenyataan yang benar-benar hidup di dalam masyarakat.
Multikulturalisme dapat dimaknai sebagai sebuah kepercayaan yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok etnik atau budaya (ethnic and cultural groups) dapat hidup berdampingan secara damai dalam prinsip co-existence yang ditandai oleh kesediaan menghormati budaya lain.

7. Pembahasan
A. KERANGKA KONSEPSUAL DAN
TEORETIK
Kebudayaan tradisional menjadi mitos
sebagai sosok kebudayaan yang arif. Mitos itu sesungguhnya mengusung kelestarian dan jagadhita.
Dalam pandangan Mundardjito (1986:41) bahwa kearifan lokal terbina secara kumulatif, terbentuk secara evolusioner, bersifat tidak abadi, dapat menyusut, dan tidak selamanya tampak jelas secara lahiriah.
Sementara Poespowardojo (dalam Astra, 2004:114) secara tegas menyebutkan bahwa sifat-sifat hakiki kearifan lokal adalah:
1) mampu bertahan terhadap budaya luar;
2) memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar;
3) mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur-unsur budaya luar ke dalam kebudayaan asli;
4) mampu mengendalikan; dan
5) mampu memberikan arah pada perkembangan budaya.

B. KEARIFAM LOKAL SEBAGAI
PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Huntington (2003:5-11) meramalkan bahwa masa depan politik dunia akan
semakin mengarah kepada benturan antar kebudayaan, bahkan antar peradaban. Para ahli meramalkan bahwa dalam era global isu-isu kebudayaan, agama, etnik, gender, dan cara hidup akan lebih penting daripada isu tentang konflik ekonomi yang terjadi pada masa industri (Toffler and Toffler, 1996).
Indonesia sebagai negara bangsa yang
multietnis dan multikultural memang sejak awal berdirinya mengandung masalah legitimasi kultural.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa karakteristik yang dapat dikenali sebagai sifat dasar dari suatu masyarakat majemuk sebagaimana yang telah dikemukakan oleh van den Berghe yakni:
(1) terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok yang sering kali memiliki kebudayaan atau lebih tepat sub kebudayaan, yang berbeda satu sama lainnya;
(2) memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplementer;
(3) kurang mengembangkan konsesus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar;
(4) secara relatif seringkali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya;
(5) secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi; serta
(6) adanya dimensi politik oleh suatu
kelompok di atas kelompok-kelompok yang lain.

Sistem nilai merupakan inti dari kebudayaan. Konfigurasi nilai menjadi
identitas dan karakteristik dasar suatu
kebudayaan (Alisyahbana, 1985). Selanjutnya Koentjaraningrat (1986) mengatakan bahwa sistem nilai merupakan sistem ide tentang hal-hal yang dianggap berharga dan bernilai
dalam kehidupan. Dalam masyarakat di
nusantara religius, solidaritas, keadilan
merupakan sistem nilai, karena manusia dan masyarakat Indonesia menilai tinggi ketuhanan, persatuan, dan keadilan. Dalam masyarakat Bali, di samping ketiga nilai yang disebutkan di atas juga berkembang nilai harmoni, estetika, dan keseimbangan.

8. Kesimpulan
Merujuk uraian yang telah dikemukakan tampaknya bangsa Indonesia memang ditakdirkan sebagai bangsa yang multikultur, atas dasar itulah semua komponen bangsa ini berkewajiban memelihara dan mendidik masyarakat untuk mampu hidup bersama dalam keanekaragaman tanpa kehilangan identitas budaya masing-masing dan mampu memberi jaminan hidup budaya orang/etnis lain. Oleh sebab itu perlu pembelajaran yang tepat agar budaya kekerasan yang banyak terjadi dikikis dengan budaya damai. Kearifan lokal yang dimiliki daerah- daerah dalam lingkup wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sungguh sangat luar biasa banyaknya dan yang menunjukkan keberagaman jenisnya. Secara selektif banyak di antaranya yang dapat diangkat sebagai asset kekayaan kebudayaan bangsa dan dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai modal dasar untuk memperkokoh identitas/jati diri bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Wike Oktaviana 2213053194 -
Analisis jurnal berjudul KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA oleh
Ida Bagus Brata

Secara konsepnya kearifan lokal adalah bagian dari kebudayaan. Menurut Haryati Subadio (1986:18-19) kearifan lokal secara keseluruhan meliputi, bahkan mungkin bisa dianggap sama dengan cultural identity yang bisa diartikan sebagai identitas ataupun keperibadian budaya suatu bangsa. Kajian mengenai permasalahan kesadaran kolektif lokal dengan identitas nasional didalam era globalisasi sangat relevan diharapkan. Kenyataan ini seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, serta bernegara setelah reformasi seiring timbulnya tuntutan yang berlebihan hampir didalam segala aspek kehidupan. Tuntutan yang demikian sering memicu permasalahan krusial, sehingga bisa mengancam keutuhan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, serta bernegara.

Kearifan lokal adalah elemen budaya yang harus digali, dikaji, serta direvitalisasikan sebab esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jati diri bangsa didalam menghadapi tantangan globalisasi. Pada era globalisasi ini muncul upaya-upaya guna membangkitkan kembali atau pemberdayaan, pelestarian dan pengembangan adat istiadat serta peran dari lembaga-lembaga adat. Menggunakan nilai-nilai budaya lokal dalam menjawab berbagai tantangan inilah sebagai wujud nyata revitalisasi budaya lokal itu. Bahkan tak hanya mampu menjawab berbagai tantangan ke depan, tetapi, kearifan lokal tersebut dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus memperkokoh identitas bangsa. Kearifan lokal yang dimiliki daerah-daerah dalam lingkup wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sangatlah luar biasa banyaknya dan juga menunjukkan keberagaman jenisnya. Secara selektif banyak
di antaranya yang dapat diangkat sebagai salah satu kekayaan kebudayaan bangsa dan juga dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai modal dasar dalam memperkokoh identitas/jati diri bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Afanin Yuli Safitri 2213053020 -
Nama: Afanin Yuli Safitri
NPM: 2213053020
Kelas: 2G

ANALISIS JURNAL

Judul: KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Penulis: Ida Bagus Brata

PENDAHULUAN
Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan etnik (lokal) di Indonesia yang memiliki keragaman. Bhineka Tunggal Ika sesungguhnya adalah suatu cita-cita yang masih harus diperjuangkan oleh segenap bangsa Indonesia. Oleh karena itulah penting untuk memahami kebudayaan Indonesia dari berbagai segi dalam rangka menemukan integrasi sebagai unsur penting dalam usaha persatuan bangsa.

KERANGKA KONSEPSUAL DAN TEORETIK
kearifan lokal dapat diartikan sebagai kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional mengelola berbagai sumber daya alam, hayati, manusia, dan sumber daya budaya untuk kelestarian bagi kelangsungan hidup berkelanjutan.
Sifat hakiki kearifan lokal adalah:
1) mampu bertahan atas budaya luar
2) mempunyai kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
3) mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur-unsur budaya luar ke dalam kebudayaan asli
4) mampu mengendalikan dan memberikan arah pada perkembangan budaya.
Identitas itu diciptakan, bukan ditemukan dan terbentuk dari representasi-representasi terutama bahasa. Penanda-penanda identitas budaya dapat berasal dari sebuah kekhasan yang diyakini ada pada agama, bahasa, dan adat pada budaya. Masalah agama, etnisitas, dan identitas merupakan isu sensitif yang bisa dimanipulasi untuk memicu reaksi-reaksi emosional yang bila tidak diantisipasi dengan baik berpotensi menimbulkan hal-hal yang bersifat fatal.

KEARIFAN LOKAL SEBAGAI PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Kesenjangan, ketidakadilan, kurangnya pemerataan pembangunan, tirani minoritas yang terjadi di berbagai wilayah di tanah air dalam kenyataannya dapat memicu terjadinya konflik sosial di berbagai wilayah di Indonesia. Konflik karena masalah ketegangan antar suku bangsa dan golongan tidak bisa diabaikan demikian saja. Dalam rangka menganalisis hubungan antara suku bangsa atau antara golongan, maka beberapa hal yang harus diketahui yaitu:
1) Sumber konflik
2) Potensi untuk toleransi
3) Sikap dan pandangan dari suku bangsa atau
golongan terhadap sesama suku bangsa atau golongan
4) Tingkat masyarakat dimana hubungan dan pergaulan antara suku bangsa atau golongan tadi berlangsung.
Modal budaya Indonesia terdiri dari kebudayaan-kebudayaan asli yang tersebar dalam kehidupan masyarakat daerah di Indonesia yang mencerminkan keberagaman, termasuk puncak-puncak kebudayaan daerah yang terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri. Dalam masyarakat di nusantara religius, solidaritas, keadilan merupakan sistem nilai, karena manusia dan masyarakat Indonesia menilai tinggi ketuhanan, persatuan, dan keadilan. Bangsa Indonesia mewarisi berbagai kekayaan alam, kekayaan hayati, dan kekayaan keanekaragaman sosiokultural. Kekayaan ini merupakan modal dasar yang harus dikelola untuk kesejahteraan masyarakatnya. Ke-Indonesia-an dibangun bukan untuk menghilangkan identitas khas semua komponen bangsa, melainkan agar semuanya dapat menjadi warga Negara Indonesia tanpa merasa terasing. Menggunakan nilai-nilai budaya lokal untuk menjawab berbagai tantangan revitalisasi budaya lokal. Dengan begitu, mampu menjawab berbagai tantangan ke depan, namun kearifan lokal itu dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus memperkokoh identitas bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Ihya Ghulam Halim 2213053178 -
Nama : Ihya Ghulam Halim
NPM : 2213053178
KELAS : 2G

Setelah melakukan analisis mengenai jurnal di atas yang membahas tentang KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA yang disusun oleh Idaman Bagus Brata.

Identitas masa dan ruang mempunyai makna penting dalam permasalahan kebudayaan. Bagi sebuah negara modern seperti Indonesia, bukan hanya berwujud sebuah unit geopolitik semata, namun dalam kenyataannya senantiasa mengandung
keragaman kelompok sosial dan sistem budaya yang tercermin pada keanekaragaman kebudayaan suku

Kebudayaan tradisional menjadi mitos sebagai sosok kebudayaan yang arif. Mitos itu sesungguhnya mengusung kelestarian dan jagadhita. Namun secara realitas di tengah-tengah gelombang perubahan akibat kapitalisme, modernisme, dan globalisme, konflik antar budaya tradisional dan budaya modern tidak dapat dihindarkan walaupun sinergi dan adaptasi unsur tradisional dengan unsur modern merupakan fakta kultural yang tidak terbantahkan.

Dalam pandangan Mundardjito (1986:41) bahwa kearifan lokal terbina secara kumulatif, terbentuk secara evolusioner, bersifat tidak abadi, dapat menyusut, dan tidak selamanya tampak jelas secara lahiriah. Sementara Poespowardojo (dalam Astra, 2004:114) secara tegas menyebutkan bahwa sifat-sifat hakiki kearifan lokal adalah:
1) mampu bertahan terhadap budaya luar;
2) memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar;
3) mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur-unsur budaya luar ke dalam kebudayaan asli;
4) mampu mengendalikan;
5) mampu memberikan arah pada perkembangan
budaya.

Indonesia sebagai negara bangsa yang multietnis dan multikultural memang sejak awal berdirinya mengandung masalah legitimasi kultural.

Struktur masyarakat Indonesia yang multi dimensional merupakan suatu kendala bagi terwujudnya konsep integrasi secara hoorizontal.

Merujuk pada uraian tadi
disajikan, bangsa itu tampak seperti Indonesia memang ditakdirkan untuk menjadi sebuah bangsa multikultural, jadi semuanya Bagian dari bangsa ini adalah wajib memberi makan dan mendidik masyarakat bisa hidup bersama Keanekaragaman tanpa kehilangan jati diri budaya dan kemampuan memberi untuk menjamin kehidupan budaya masyarakat/suku lain.

Kearifan lokal yang dimiliki oleh daerah-daerah dalam suatu negara Persatuan NKRI memang hebat berpikir dan itu menunjukkan Keanekaragaman hayati.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by NADIA NUR SAFITRI 2213053275 -
Nama : Nadia Nur Safitri
Npm : 2213053275
Kelas : 2G


Identitas jurnal:
Judul jurnal : Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa
Volume dan Halaman : Vol. 05 dan Hal. 9-16
Tahun Terbit: 2016
Nama jurnal: Bakti Saraswati
Nama Penulis: Ida Bagus Brata

Pendahuluan
Identitas masa dan ruang memiliki arti penting dalam permasalahan kebudayaan. Bagi sebuah negara modern seperti Indonesia, tidak hanya berwujud sebuah unit geopolitik semata, namun dalam kenyataannya senantiasa mengandung keragaman kelompok sosial dan sistem budaya yang tercermin pada keanekaragaman kebudayaan suku bangsa.

Pembahasan
•KERANGKA KONSEPSUAL DAN
TEORETIK
Secara konsepsual kearifan lokal ialah bagian dari kebudayaan.
-Menurut Haryati Subadio (1986:18-19) mengatakan kearifan lokal (local genius) secara keseluruhan meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap sama dengan cultural identity yang dapat diartikan dengan identitas atau keperibadian budaya suatu bangsa. Sementara itu konsep kearifan lokal (local genius) yang dikemukakan oleh Quaritch Wales (dalam Astra,2004:112) adalah “....the sum of cultural characteristic which the vast majority of people have in common as a result of their experiences in early life”.
-Menurut Poespowardojo (dalam Astra,2004:114) secara tegas menyebutkan terdapat 5 sifat-sifat kearifan lokal yaitu:
1.)Mampu bertahan terhadap budaya luar
2)Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar.
3) Mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur-unsur budaya luar ke dalam kebudayaan asli.
4) Mampu mengendalikan.
5) Mampu memberikan arah pada perkembangan budaya.

•KEARIFAN LOKAL SEBAGAI PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Para ahli meramalkan bahwa dalam era global isu-isu kebudayaan, agama, etnik, gender, dan.cara hidup akan lebih penting daripada isu tentang konflik ekonomi yang terjadi pada masa industri (Toffler and Toffler, 1996).
Wacana mengenai upaya untuk merevitalisasi nilai-nilai kearifan lokal sebagai langkah memberdayakan kebudayaan lokal dalam rangka mengantisipasi perkembangan jaman menuju arah yang lebih baik.
Pada masyarakat Indonesia wawasan
kesatuan jiwa “Bhinneka Tunggal Ika" yang mempunyai arti kesatuan dalam keragaman, spirit gotong royong dengan istilah berbeda-beda pada setiap daerah, seperti sambatan/gugur gunung (Jawa),metetulung (Bali),pelagandong (Maluku), halawo sato (Nias),mapalus (Minahasa), dan lain-lain dapat diposisikan sebagai modal budaya yang sangat penting bagi basis kehidupan berbangsa dan bernegara.
kearifan lokal itu dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus memperkuat identitas bangsa.

Kesimpulan
Jadi banyak nya keanekaragaman budaya yang ada suatu negara akan menjadi perekat untuk memperkuat identitas bangsa. Jangan sampai budaya kita di jajah oleh budaya lain. Oleh karena itu sebagai warga NKRI yang baik apalagi generasi muda sudah seharus nya kita dapat memperkokoh identitas bangsabangsa dan budaya bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Farida Juwita 2213053179 -
Nama : FARIDA JUWITA
NPM : 2213053179
Kelas : 2G

Analisis jurnal berjudul "KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA " oleh Ida Bagus Brata.

Elemen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan sekarang ini ialah kearifan lokal karena sangat penting dibutuhkan dalam penguatan jati diri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi. Berbagai permasalahan di era kesejagatan ini perlu dihadapi dengan penerapan nilai-nilai budaya lokal sebagai perekat identitas bangsa masih relevan.
Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan lokal di Indonesia yang memiliki keragaman. Maka pemahaman terhadap kebudayaan lokal yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal diperlukan karena dapat merefleksikan identitas suatu kelompok etnik atau bangsa menjadi sangat relevan.

Secara umum kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan. Kearifan lokal juga dapat dimaknai sebagai kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional dalam mengelola berbagai sumber daya alam, sumber daya hayati ataupu sumber daya manusia untuk menjaga kelestarian sumber tersebut bagi kelangsungan hidup berkelanjutan. Maka, kearifan lokal ini merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang sudah melekat sebagai jati diri bangsa. Dalam menerapkam kearifan lokal ini tentunya dibutuhkan hubungan yang baik antar suku bangsa atau antara golongan, maka beberapa hal yang harus diketahui untuk menganalisis hubungan ini dalah:
1) Sumber-sumber konflik
2) Potensi untuk toleransi
3) Sikap dan pandangan dari suku bangsa atau golongan terhadap sesama suku bangsa atau golongan
4) Tingkat masyarakat dimana hubungan dan pergaulan antara suku bangsa atau golongan tadi berlangsung.
Dijelaskan juga bahwa ada lima sumber konflik antara suku-suku bangsa atau golongan yaitu:
1) Konflik bisa terjadi kalau warga dari dua suku bangsa masing-masing bersaing dalam hal mendapatkan lapangan mata pencaharian hidup yang sama
2) Konflik juga bisa terjadi kalau warga dari satu suku bangsa mencoba memaksakan unsur-unsur dari kebudayaannya kepada warga dari suatu suku bangsa lain
3) Konflik yang sama dasarnya, tetapi lebih fanatik dalam wujudnya, bisa terjadi kalau warga dari satu suku bangsa mencoba memaksakan konsep-konsep agamanya kepada warga dari suku bangsa lain yang berbeda agama
4) Konflik terang akan terjadi kalau satu suku bangsa berusaha mendominasi suatu suku bangsa lain secara politis
5) Potensi konflik terpendam ada dalam hubungan antara suku-suku bangsa yang telah bermusuhan secara adat.
Maka, perlu ditelusuri juga apakah nilai nilai budaya lokal cukup relevan direvitalisasikan dalam menghadapi berbagai krisis konflik yang berdimensi sosial, ekonomi, budaya, politik, dan termasuk persoalan hak asasi manusia yang terjadi di tanah air.
 
Penting untuk kita sadari bahwa bangsa
Indonesia mewarisi berbagai kekayaan alam, kekayaan hayati, dan kekayaan keanekaragaman sosiokultural. Ini merupakan modal dasar yang harus dikelola untuk menjaga kesejahteraan masyarakatnya. Kearifan lokal merupakan salah satu modal budaya Indonesia yang diharapkan mampu menumbuh kembangkan identitas ke-Indonesiaan, menjadi referensi dalam mengembangkan wawasan kebangsaan, membangun bobot kualitas manusia dan bangsa Indonesia, kemuliaan harkat dan martabat bangsa yang memancar ke dalam bagi keadaban warga negara bangsa dan ke luar dalam membangun citra dan pergaulan antar bangsa dalam bingkai kebudayaan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Mutiara Deva Gusti 2213053135 -
Nama : Mutiara Deva Gusti
NPM : 2213053135
Kelas : 2G
Tugas Analisis Jurnal

A. Identitas Jurnal
1. Nama Jurnal : Jurnal Bakti Saraswati
2. Volume : Vol. 05
3. Nomor : No. 01
4. Halaman : 9-16
5. Tahun Penerbit : Maret 2016
6. Judul Jurnal : Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa
7. Nama Penulis : Ida Bagus Brata
8. Kata Kunci : Kearifan lokal, identitas bangsa

B. Isi Jurnal
Abstrak :
Permasalahan kesadaran kolektif lokal dan identitas nasional pada era globalisasi memang sangat relevan untuk di wacanakan. Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya yang begitu penting dalam penguatan fondasi jati diri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi.

Pembahasan :
Kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan. Kearifan lokal dapat diartikan sebagai seluruh ciri khas kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa sebagai penanda dan hasil pengalaman bangsa itu dimasa lalu. Penanda dari identitas budaya dapat ditandai dengan sebuah kekhasan yang dapat dilihat dari agama, bahasa, dan adat istiadat masyarakat setempat. Adanya penguatan jati diri suatu etnik atau masyarakat, diharapkan mampu meningkatkan dan memperkuat jati diri suatu bangsa. Mengingat di era globalisasi yang semakin berkembang saat ini, memunculkan banyaknya modernisasi dan kecenderungan homogenitas kebudayaan sebagai bentuk akibat dari globalisasi.
Indonesia sebagai negara bangsa yang multietnis dan multikultural memang dari awal berdirinya sudah mengandung masalah legitimasi kultural. Kesenjangan, ketidakadilan, kurangnya pemerataan
pembangunan, dan tirani minoritas yang terjadi di
berbagai wilayah di tanah air dalam kenyataannya telah memicu terjadinya konflik sosial di berbagai wilayah di Indonesia yang cenderung menjadi luka sejarah yang sulit
dilupakan. Namun sering berjalannya waktu, dalam kenyataan dapat disaksikan adanya tuntutan berlebihan
baik dalam skala mikro maupun skala makro, bahkan tidak jarang menjadi masalah krusial yang dapat mengancam keutuhan berbangsa dan bernegara. Dalam konteks ini kebijakan
pelestarian nilai-nilai kearifan lokal terjebak pada persoalan politik tanpa aplikasi yang nyata. Di era perkembangan kehidupan dunia yang semakin bergerak ke arah yang bebas sekat, maka wawasan lokal semakin terintegrasi kedalam wawasan nasional dan wawasan global.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Aulia Zahwa Adinda 2213053103 -
Nama: Aulia Zahwa Adinda
NPM: 2213053103
Kelas: 2G

ANALISI JURNAL

A. Identitas Jurnal
1. Nama jurnal: Jurnal Bakti Saraswat
2. Volume: Vol. 05
3. Nomor: No. 01
4. Halaman: 8 l
5. Tahun penerbit: Maret 2016
6. Judul jurnal: KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA
7. Nama penulis: Ida Bagus Brata

B. Abstrak jurnal
1. Jumlah paragraph: 1 paragraf
2. Halaman: kesatu
3. Kesimpulan abstrak: identitas nasional dalam era globalisasi sangat relevan dibicarakan. Kenyataan ini seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pasca reformasi seiring timbulnya tuntutan yang berlebihan hampir dalam segala aspek kehidupan. Tuntutan inilah yang sering memicu permasalahan krusial, sehingga dapat mengancam keutuhan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kearifan lokal yang membuat penguatan fondasi jatidiri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi.

C. Pendahuluan jurnal
Identitas nasional ditentukan oleh kebudayaan dan itu terbukti kenyataannya kebudayaan mengandung keragaman kelompok sosial dan system budaya yang tercermin pada keanekaragaman kebudayaan suku bangsa. Kenyataan ini juga diperkuat oleh aktivitas silang yang saling mendekatkan di antara berbagai kelompok etnis tersebut, berkat pengaruh persebaran budaya-budaya (agama) besar yang datang ke Indonesia.

D. Pokok pembahasan jurnal
1. KERANGKA KONSEPSUAL DAN TEORETIK
Secara konsepsual kearifan local merupakan bagian dari kebudayaan. Dansecara realitas di tengahtengah gelombang perubahan akibat kapitalisme, modernisme, dan globalisme, konflik antar budaya tradisional dan budaya modern tidak dapat dihindarkan walaupun sinergi dan adaptasi unsur tradisional dengan unsur modern merupakan fakta kultural yang tidak terbantahkan.

2. KEARIFAM LOKAL SEBAGAI PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Indonesia sebagai negara bangsa yang multietnis dan multikultural memang sejak awal berdirinya mengandung masalah legitimasi kultural. Kesenjangan,
ketidakadilan, kurangnya pemerataan pembangunan, tirani minoritas yang terjadi diberbagai wilayah di tanah air dalam kenyataannya telah memicu terjadinya konflik
sosial di berbagai wilayah di Indonesia. Patut disyukuri bahwa hubungan antar suku bangsa dan golongan yang ada di wilayah NKRI ini, belum seburuk seperti di
beberapa negara lain, namun potensi terpendam untuk konflik karena masalah ketegangan antar suku bangsa dan golongan tidak bisa diabaikan demikian saja.

E.Kesimpulan
Menurut penjelasan singkat di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa bangsa Indonesia merupakan negara multietnis dan multicultural. Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sangatlah beragam dan dapat diangkat sebagai aset bangsa dan dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus modal dasar untuk memperkokoh jati diri bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Ricca Tri Fadillah 2213053161 -
Nama:Ricca Tri Fadillah
Npm:2213053161
Kelas:2G

Identitas jurnal
Judul jurnal:kearifan budaya lokal pelekat identitas bangsa
Nama penulis:Ida Bagus Brata
Kata kunci:kearifan lokal, identitas bangsa
Abstrak:
Kearifan lokal merupakan unsur budaya yang diperlukan dipelajari,diteliti dan dihidupkan kembali karena esensinya begitu penting untuk menciptakan basis identitas Muncul pertanyaan tentang apa nilai-nilai it Budaya lokal sebagai perekat identitas bangsa masih menjadi topik kebangkitan saat ini berbagai permasalahan di era global ini. 

Pendahuluan
Untuk negara modern seperti Indonesia, hanya saja tidak berwujud entitas geopolitik belaka, tetapi yang mendalam sebenarnya selalu hamil Keanekaragaman kelompok sosial dan sistem budaya yang tercermin dalam keragaman budaya etnik. Multikulturalisme terbuka untuk interpretasi sebagai kepercayaan yang diklaim kelompok etnis atau budaya tersebut (suku dan kelompok budaya) dapat hidup berdampingan secara damai menurut asas bersama Akan menandai keberadaan menghormati budaya lain dengan mengikuti prinsip initidak ada yang namanya masyarakat dan budaya statis, kemudian perspektif budaya,masyarakat dan budaya pada umumnya Lingkungan telah berubah secara dinamis

Kerangka Konseptual Dan Teoretik
Secara konseptual, kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan. Haryati Subadio (1986:18-19) mengatakan bahwa kearifan lokal (local genius)secara keseluruhan mencakup identitas budaya, bahkan mungkin dianggap sama dengan apa yang dapat diartikan sebagai identitas budaya atau kepribadian suatu bangsa.Maunati (2004:30) menjelaskan jejak identitas budaya misalnya bisa datang dari iseng dikatakan ada dalam agama,bahasa dan adat budaya yang bersangkutan. Namun sehingga tumpang tindih dapat terjadi di antara bangsa-bangsa berbeda. Ikuti kisah perjalanannya bangsa ini dapat dengan mudah lihat bahwa persoalan agama etnisitas dan identitas merupakan isu sensitif yang sering dimanipulasi agar memicu emosional yang sering kali menimbulkan hal-hal yang bersifat fatal.

Kearifan Lokal Sebagai Perekat Identitas Bangsa
menggabungkan kearifan lokal dengan warisan Budaya memiliki posisi sentral Inspirasi untuk memperkuat identitas identitas budaya. Perkuat identitas Anda sendiri menjadi kelompok etnis atau bangsa penting di era globalisasi dengan harapan jangan biarkan ia keluar dari akar budayanya yang kita warisi dari pendahulu kita antara homogenitas akibat globalisasi.Di era globalisasi sekarang ini mencoba menghidupkan kembali Restorasi atau Pemberdayaan, Konservasi dan Kembangkan kebiasaan dan peran lembaga konvensional. nilai-nilai-nilai budaya lokal untuk menjawab berbagai pernyataan kebangkitan budaya lokal. 
Simpulan
Sebagai warga negara Indonesia harus mampu untuk hidup bersama dalam keanekaragaman tanpa kehilangan identitas budaya masing-masing dan mampu memberi jaminan hidup budaya orang atau etnis lain. Keberagaman ini dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai modal dasar untuk memperkokoh identitas/jati diri bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by LATIFA NURMALA 2213053166 -
Nama : Latifa Nurmala
Npm : 2213053166
Kelas : 2G

Analisis Jurnal

1. Judul

Jurnal tersebut berjudul “KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA”

2. Penulis

Jurnal di tulis oleh Ida Bagus Brata

3. Korespodensi

Pada bagian ini terdapat nama penulis, nama lembaga pendidikan, dan progam studi penulis.
Ida Bagus Brata
Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan
Universitas Mahasaraswati Denpasar
Jurnal Bakti Saraswati Vol. 05 No. 01. Maret 2016

4. Abstrak

Kajian tentang permasalahan kesadaran kolektif lokal dan identitas nasional dalam era globalisasi sangat relevan diwacanakan. Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jatidiri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi. Pertanyaan yang muncul adalah apakah nilai-nilai budaya lokal sebagai perekat identitas bangsa berbagai permasalahan di era kesejagatan ini.

5. Pendahuluan

Identitas masa dan ruang mempunyai makna penting dalam permasalahan kebudayaan. Bagi sebuah negara modern seperti Indonesia, bukan hanya berwujud sebuah unit geopolitik semata, namun dalam kenyataannya senantiasa mengandung keragaman kelompok sosial dan sistem budaya yang tercermin pada keanekaragaman kebudayaan suku bangsa. Melalui perjalanan sejarah, berbagai proses kehidupan manusia telah melahirkan ciri keanekaragaman bentuk budaya. Dalam kaitan ini setiap individu atau masyarakat tentu tidak ingin kehilangan jati dirinya atau tercerabut dari akar budaya yang dimilikinya. Berbicara tentang jatidiri bangsa atau identitas suatu kelompok etnik tertentu tampaknya dapat ditelusuri dari tradisi yang dimiliki oleh kelompok etnik bersangkutan (Giddens, 2003). Sehubungan dengan itu, maka pemahaman terhadap kebudayaan etnik yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal dan pembahasan terhadap persoalan kesadaran kolektif lokal yang merefleksikan identitas suatu kelompok etnik atau bangsa menjadi sangat relevan diangkat kepermukaan seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

6. Kerangka Konsepsual dan Teoritik

Secara konsepsual kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan. Haryati Subadio (1986:18-19) mengatakan kearifan lokal (local genius) secara keseluruhan meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap sama dengan cultural identity yang dapat diartikan dengan identitas atau keperibadian budaya suatu bangsa. kearifan lokal dapat dimaknai sebagai kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional mengelola berbagai sumber daya alam, sumber daya hayati, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya untuk kelestarian sumber kaya tersebut bagi kelangsungan hidup berkelanjutan.

7. Kearifan Lokal Sebagai Perekat Identitas Bangsa

Kearifan lokal sebagai pusaka budaya menempati posisi sentral sebagai inspirasi dalam penguatan jati diri atau identitas kultural. Penguatan jati diri suatu kelompok etnik atau bangsa menjadi begitu penting di era globalisasi, dengan harapan jangan sampai tercerabut dari akar budaya yang kita warisi dari para pendahulu di tengah-tengah kecenderungan homogenitas kebudayaan sebagai akibat dari globalisasi. Indonesia sebagai negara bangsa yang multietnis dan multikultural memang sejak awal berdirinya mengandung masalah legitimasi kultural. Kesenjangan, ketidakadilan, kurangnya pemerataan pembangunan, tirani minoritas yang terjadi di berbagai wilayah di tanah air dalam kenyataannya telah memicu terjadinya konflik sosial di berbagai wilayah di Indonesia, cenderung menjadi luka sejarah yang sulit dilupakan. Namun sering dalam kenyataan dapat disaksikan adanya tuntutan berlebihan baik dalam skala mikro maupun skala makro, bahkan tidak jarang menjadi masalah krusial yang dapat mengancam keutuhan berbangsa dan bernegara. Dalam konteks ini kebijakan pelestarian nilai-nilai kearifan lokal terjebak pada persoalan politik tanpa aplikasi yang nyata.
Penting untuk disadari bahwa bangsa Indonesia mewarisi berbagai kekayaan alam, kekayaan hayati, dan kekayaan keanekaragaman sosiokultural. Kekayaan ini merupakan modal dasar yang harus dikelola untuk kesejahteraan masyarakatnya. Kearifan lokal sebagai modal budaya Indonesia diharapkan mampu menumbuhkembangkan identitas ke-Indonesiaan, menjadi referensi dalam mengembangkan wawasan kebangsaan, membangun bobot kualitas manusia dan bangsa Indonesia, kemuliaan harkat dan martabat bangsa yang memancar ke dalam bagi keadaban warga negara bangsa dan ke luar dalam membangun citra dan pergaulan antar bangsa dalam bingkai diplomasi kebudayaan. Menggunakan nilai- nilai budaya lokal untuk menjawab berbagai tantangan inilah sebagai wujud nyata revitalisasi budaya lokal itu. Bahkan tidak hanya mampu menjawab berbagai tantangan ke depan, namun kearifan lokal itu dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus memperkokoh identitas bangsa.

8. Simpulan

Merujuk uraian yang telah dikemukakan tampaknya bangsa Indonesia memang ditakdirkan sebagai bangsa yang multikultur, atas dasar itulah semua komponen bangsa ini berkewajiban memelihara dan mendidik masyarakat untuk mampu hidup bersama dalam keanekaragaman tanpa kehilangan identitas budaya masing-masing dan mampu memberi jaminan hidup budaya orang/etnis lain. Kearifan lokal yang dimiliki daerah- daerah dalam lingkup wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sungguh sangat luar biasa banyaknya dan yang menunjukkan keberagaman jenisnya. Secara selektif banyak di antaranya yang dapat diangkat sebagai asset kekayaan kebudayaan bangsa dan dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai modal dasar untuk memperkokoh identitas/jati diri bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Silvia Novi Fitriana 2213053062 -
Nama : Silvia Novi Fitriana
Npm :2213053062
Kelas :2G

1. Identitas jurnal
Judul jurnal :Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa
Nama jurnal :Jurnal Bakti Saraswati
Halaman :9-16
Tahun Terbit :2016
Penulis :Ida Bagus Brata

2. Pendahuluan
Nasikun (2001:4) dengan menyitir pandangan beberapa ahli ilmu kemasyarakatan bangsa asing yang menganggap semboyan “ Bhineka Tunggal Ika” sesungguhnya masih lebih merupakan suatu cita-cita yang masih harus diperjuangkan oleh segenap bangsa Indonesia daripada sebagai kenyataan yang benar-benar hidup di dalam masyarakat. Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan etnik (lokal) di Indonesia yang memiliki keragaman. Maka dari itu motto “Bhinneka Tunggal Ika” menjadi bingkai dalam memahami isi (nilai) kebudayaan ini.

3. Pembahasan
II. Kerangka Konseptual Dan
Teoretik
Secara konsepsual kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan. Haryati Subadio (1986:18-19) mengatakan kearifan lokal (local genius) secara keseluruhan meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap sama dengan cultural identity yang dapat diartikan dengan identitas atau keperibadian budaya suatu bangsa. Menurut dari pandangan Poespowardojo (dalam Astra, 2004:114) secara tegas menyebutkan bahwa sifat-sifat hakiki kearifan lokal ada 5 antara lain:
1) Mampu bertahan terhadap budaya luar
2) Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
3) Mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur-unsur budaya luar ke dalam kebudayaan asli
4) Mampu mengendalikan
5) Mampu memberikan arah pada perkembangan budaya

III. Kearifan Lokal Sebagai
Perekat Identitas Bangsa
Menurut pandangan Franz Magnis Suseno(2005:216) menegaskan bahwa
Indonesia hanya dapat bersatu jika pluralitas yang menjadi kenyataan sosialnya dihormati. Ke-Indonesia-an dibangun bukan untuk menghilangkan identitas khas semua komponen bangsa, melainkan agar semuanya dapat menjadi warga Negara Indonesia tanpa merasa terasing. Contoh beberapa kearifan lokal dari bali seperti tri hita karana, tat twam asi, dan desa kala patra. Bahkan tidak hanya dijadikan sebagai perekat sekaligus memperkokoh,namun kearifan lokal juga mampu menjawab berbagai tantangan ke depan.

4. Kesimpulan
Kesimpulan nya yaitu Secara selektif banyak di antaranya yang dapat diangkat sebagai asset kekayaan kebudayaan bangsa dan dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai modal dasar untuk memperkokoh identitas/jati diri bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by RAMADYA VINTIKA LARAS 2213053264 -
Nama : Ramadya vintika Laras
Npm : 2213053264
Kelas : 2G


Judul jurnal : Kearifan Budaya Lokal
Perekat Indentitas Bangsa
Nama penulis : Ida Bagus Brata



1. Pendahuluan.

Identitas masa dan ruang mempunyai
makna penting dalam permasalahan
kebudayaan. Bagi sebuah negara modern
seperti Indonesia, bukan hanya berwujud
sebuah unit geopolitik semata, namun dalam
kenyataannya senantiasa mengandung
keragaman kelompok sosial dan sistem
budaya yang tercermin pada keanekaragaman
kebudayaan
sukubangsa. Melalui perjalanan
sejarah, berbagai proses kehidupan manusia
telah melahirkan ciri keanekaragaman
bentuk
budaya.

2. Kerangka konseptual dan teoritik.

Secara konsepsual kearifan lokal
merupakan bagian dari kebudayaan. Haryati
Subadio (1986:18-19) mengatakan kearifan
lokal (local genius) secara keseluruhan
meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap
sama dengan cultural identity yang dapat
diartikan dengan identitas atau keperibadian
budaya suatu bangsa.

Dalam pandangan Mundardjito
(1986:41) bahwa kearifan lokal terbina secara
kumulatif, terbentuk secara evolusioner, bersifat tidak abadi, dapat menyusut, dan
tidak selamanya tampak jelas secara lahiriah.
Sementara Poespowardojo (dalam Astra,
2004:114) secara tegas menyebutkan bahwa
sifat-sifat hakiki kearifan lokal adalah:
1)
mampu bertahan terhadap budaya luar.
2)
memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-
unsur budaya luar.
3) mempunyai
kemampuan mengintegrasi unsur-unsur
budaya luar ke dalam kebudayaan asli.
4)
mampu mengendalikan dan
5) mampu
memberikan arah pada perkembangan
budaya. Atas dasar itu kearifan lokal dapat
dimaknai sebagai kebijakan manusia dan
komunitas dengan bersandar pada filosofi,
nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang
melembaga secara tradisional mengelola
berbagai sumber daya alam, sumber daya
hayati, sumber daya manusia, dan sumber
daya budaya untuk kelestarian sumber kaya
tersebut bagi kelangsungan hidup
berkelanjutan.


3. Kearifan lokal sebagai perekat identitas bangsa.

Indonesia sebagai negara bangsa yang
multietnis dan multikultural memang sejak
awal berdirinya mengandung masalah
legitimasi kultural. Kesenjangan,
ketidakadilan, kurangnya pemerataan
pembangunan, tirani minoritas yang terjadi di
berbagai wilayah di tanah air dalam
kenyataannya telah memicu terjadinya konflik
sosial di berbagai wilayah di Indonesia,
cenderung menjadi luka sejarah .


Kesimpulan.

Kearifan lokal yang dimiliki daerah-
daerah dalam lingkup wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sungguh sangat luar biasa banyaknya dan yang menunjukkan
keberagaman jenisnya. Secara selektif banyak
di antaranya yang dapat diangkat sebagai
asset kekayaan kebudayaan bangsa dan dapat
dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai
modal dasar untuk memperkokoh
identitas / jati diri.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by ADELIA PRASETIYANI 2213053039 -
Nama : Adelia Prasetiyani
Npm : 2213053039
Kelas : 2G

Identitas jurnal :
Judul jurnal : "Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa"
Volume dan Halaman : Vol. 05 dan Hal. 9-16
Tahun Terbit : 2016
Nama jurnal : Bakti Saraswati
Nama Penulis : Ida Bagus Brata

Pendahuluan:
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan kebudayaannya masing-masing. Identitas seseorang ditentukan oleh keanggotaannya di dalam berbagai kesatuan sosial. Memahami kebudayaan Indonesia dari berbagai segi penting artinya dalam rangka menemukan integrasi sebagai unsur penting dalam usaha persatuan bangsa. Pantaslah motto “Bhinneka Tunggal Ika” menjadi bingkai dalam memahami isi (nilai) kebudayaan ini. Multikulturalisme memiliki maknai sebagai sebuah kepercayaan yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok etnik atau budaya (ethnic and cultural groups) dapat hidup berdampingan secara damai dalam prinsip co-existence. Multikulturalisme juga merupakan sebuah formasi sosial yang membukakan jalan bagi dibagunnya ruang-ruang. bagi identitas yang beragam sekaligus jembatan yang menghubungkan ruang-ruang itu sebagai sebuah integrasi (Sparingga, 2003). Sebagai bangsa yang memiliki sejarah panjang, sehingga tidak dapat dihindari bahwa bangsa Indonesia berada dalam kehidupan dengan beraneka budaya di dalamnya, seperti: budaya Jawa, Sunda, Madura, Minang, Batak, Makasar, Bugis, Toraja, Manggarai, Sikka, Sumba, Bali, Sasak dan lainlain yang hidup berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain.

Pembahasan:
"KERANGKA KONSEPSUAL DAN TEORETIK"
Secara konsepsual kearifan loka adalah bagian dari kebudayaan. Haryati Subadio (1986:18-19) mengatakan kearifan lokal (local genius) secara keseluruhan meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap sama dengan cultural identity yang dapat diartikan dengan identitas atau keperibadian budaya suatu bangsa. Sifat-sifat hakiki kearifan lokal menurut Poespowardojo, yaitu:
1. Mampu bertahan terhadap budaya luar.
2. Mempunyai kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar.
3. Memiliki kemampuan mengintegrasi unsur-unsur budaya luar ke dalam kebudayaan asli.
4. Mampu mengendalikan.
5. Mampu memberikan arah pada perkembangan budaya.

Mengikuti sejarah perjalanan bangsa ini dengan mudah bisa dilihat bahwa persoalan agama, etnisitas, serta identitas ialah isu sensitif yang sering kali bisadimanipulasi agar memicu reaksi-reaksi emosional yang sering kali apabila tidak diantisipasi dengan baik berpotensi menimbulkan hal-hal yang bersifat fatal.

"KEARIFAM LOKAL SEBAGAI PEREKAT IDENTITAS BANGSA".
Penguatan jati diri suatu kelompok etnik atau bangsa menjadi begitu penting di era globalisasi, dengan harapan jangan sampai tercerabut dari akar budaya yang kita warisi dari para pendahulu di tengah tengah kecenderungan homogenitas kebudayaan sebagai akibat dari globalisasi. Struktur masyarakat Indonesia yang multi dimensional merupakan suatu kendala bagi terwujudnya konsep integrasi secarahoorizontal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa karakteristik yang dapat dikenali sebagai sifat dasar dari suatu masyarakat majemuk sebagaimana yang telah dikemukakan oleh van den Berghe yakni: 1.Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok yang sering kali mempunyaikebudayaan atau lebih tepat sub kebudayaan, yang berbeda satu sama lainnya.
2. Mempunyai struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplementer.
3. kurang mengembangkan konsesus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
4. Secara relatif seringkali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya.
5. secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
6. Adanya dimensi politik oleh suatu kelompok di atas kelompok-kelompok yang lain.

Koentjaraningrat (1980), mengemukakan, bahwa dalam rangka menganalisis hubungan antara suku bangsa atau antara golongan, maka beberapa hal diantaranya, yaitu :
1) Sumber-sumber konflik.
2) Potensi untuk toleransi.
3) Sikap dan pandangan dari suku bangsa atau golongan terhadap sesama suku bangsa atau golongan.
4) Tingkat masyarakat dimana hubungan dan pergaulan antara suku bangsa atau golongan tadi berlangsung.
Dalam kaitan ini Geriya (2000) bahwa ada tujuh indikator terkait dengan kemampuan ketahanan modal budaya suatu kolektiva untuk tumbuh secara surplus atau defisit, yaitu:
(1) ketahanan ideal (ketahanan sistem nilai).
(2) ketahanan struktural (ketahanan kelembagaan).
(3) ketahanan pisikal (ketahanan sistem budaya fisik).
(4) ketahanan mental (ketahanan sikap mental).
(5) Ketahanan fungsional (ketahanan fungsi unsure-unsur kebudayaan).
(6) ketahanan sistemik (ketahanan totalitas sistem masyarakat).
(7) ketahanan prosesual (ketahanan dan kelenturan menghadapi perubahan).
Sistem nilai adalah inti dari kebudayaan. Konfigurasi nilai menjadi identitas dan karakteristik dasar suatu kebudayaan (Alisyahbana, 1985). Kearifan lokal yang fungsional bagi pelestarian dan pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahaun, contoh: upacara saraswati. Penting untuk disadari bahwa bangsa Indonesia mewarisi berbagai kekayaan alam, kekayaan hayati, dan kekayaan keanekaragaman sosiokultural. Kekayaan ini adalah modal dasar yang harus dikelola untuk kesejahteraan masyarakatnya dandiharapkan mampu menumbuhkembangkan identitas ke-Indonesiaan, menjadi referensi dalam mengembangkan wawasan kebangsaan, membangun bobot kualitas manusia dan bangsa Indonesia, kemuliaan harkat dan martabat bangsa yang memancar ke dalam bagi keadaban warga negara bangsa dan ke luar dalam membangun citra dan pergaulan antar bangsa dalam bingkai diplomasi kebudayaan. Pada era globalisasi saat inimuncul upaya-upaya untuk membangkitkan kembali atau pemberdayaan, pelestarian serta pengembangan adat istiadat dan peran dari lembaga-lembaga adat dan mampu menjawab berbagai tantangan ke depan, jadi kearifan lokal itu dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus memperkokoh identitas bangsa.

Kesimpulan :
Menurut uraian penjelasan diatas tampaknya bangsa Indonesia memang ditakdirkan sebagai bangsa yang multikultur, atas dasar itulah semua komponen bangsa ini berkewajiban memelihara dan mendidik masyarakat supayamampu hidup bersama dalam keanekaragaman tanpa kehilangan identitas budaya masing-masing serta mampu memberi jaminan hidup budaya orang/etnis lain. Jadi, perlu pembelajaran yang tepat agar budaya kekerasan yang banyak terjadi dikikis dengan budaya yang damai dan aman sejahtera.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Dinda Kusumawati Subagio 2253053016 -
NAMA : DINDA KUSUMAWATI SUBAGIO
NPM : 2253053016
KELAS : 2G

Analisis jurnal Identitas Bangsa tersebut.

Sebagai bangsa yang memiliki sejarah panjang, bangsa Indonesia mau tidak mau bercampur dengan berbagai budaya, seperti: Jawa, Sunda, Madras, Minan, Batak, Makassar, Bugis, Toraja, Manga Lai, Thika, Sumba, Bali, Sasak dan lain-lain. berdampingan dan saling melengkapi. Berpegang pada prinsip bahwa tidak ada masyarakat dan kebudayaan yang statis, maka dari segi kebudayaan, masyarakat dan kebudayaan lokal pada umumnya bersifat dinamis.

Dalam kaitan ini, pemahaman budaya bangsa yang kaya akan nilai kearifan lokal dan pembahasan kesadaran dakwah lokal yang mewujudkan jati diri bangsa atau kebangsaan menjadi sangat relevan dan mengemuka dengan munculnya berbagai budaya. Perubahan dalam negara dan dalam kehidupan negara. Atas dasar itu, kearifan lokal dapat dimaknai sebagai kebijakan manusia dan masyarakat yang bertumpu pada falsafah, nilai, etika, cara, dan perilaku melembaga yang secara tradisional mengelola berbagai sumber daya alam, hayati, manusia, dan alam. Lestarikan sumber daya yang melimpah ini untuk kelangsungan hidup yang berkelanjutan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Chalistya Syahla Ilham Radinda 2213053262 -
Nama : Chalistya Syahla Ilham R
Npm : 2213053262
Kelas : 2G

Analisis Jurnal

A. Identitas Jurnal
Judul Jurnal : KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Penulis : Ida Bagus Brata
Kata Kunci: kearifan lokal, identitas bangsa

B. Abstrak Jurnal
Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jatidiri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi. Pertanyaan yang muncul adalah apakah nilai-nilai budaya lokal sebagai perekat identitas bangsa masih relevan untuk direvitalisasi dalam menghadapi berbagai permasalahan di era kesejagatan ini.

C. Pendahuluan
Identitas masa dan ruang mempunyai makna penting dalam permasalahan kebudayaan. Bagi sebuah negara modern seperti Indonesia, bukan hanya berwujud sebuah unit geopolitik semata, namun dalam kenyataannya senantiasa mengandung keragaman kelompok sosial dan sistem budaya yang tercermin pada keanekaragaman kebudayaan suku bangsa. Melalui perjalanan sejarah, berbagai proses kehidupan manusia telah melahirkan ciri keanekaragaman bentuk budaya. Mencermati sejarah bangsa ini terlihat liku-liku proses yang dilalui menuju satu komunitas yang diidealkan. Bermodal pada suasana awal hubungan antar kelompok etnis yang tersebar di seluruh kawasan nusantara ini, kendatipun dalam kenyataannya sering diwarnai ketegangan-ketegangan namun cukup kondusif bagi terbangunnya satu komunitas terbayang (Anderson, 1991). Kenyataan ini juga diperkuat oleh aktivitas silang yang saling mendekatkan di antara berbagai kelompok etnis tersebut, berkat pengaruh persebaran budaya-budaya (agama) besar yang datang ke Indonesia.

Nasikun (2001:4) dengan menyitir pandangan beberapa ahli ilmu kemasyarakatan bangsa asing yang menganggap semboyan “ Bhineka Tunggal Ika” sesungguhnya masih lebih merupakan suatu cita-cita yang masih harus diperjuangkan oleh segenap bangsa Indonesia daripada sebagai kenyataan yang benar-benar hidup di dalam masyarakat. Oleh karena itulah memahami kebudayaan Indonesia dari berbagai segi penting artinya dalam rangka menemukan integrasi sebagai unsur penting dalam usaha persatuan bangsa.

D. Pembahasan Jurnal
1. KERANGKA KONSEPSUAL DAN
TEORETIK
Secara konsepsual kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan. Haryati Subadio (1986:18-19) mengatakan kearifan lokal (local genius) secara keseluruhan meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap sama dengan cultural identity yang dapat diartikan dengan identitas atau keperibadian budaya suatu bangsa. Sementara itu konsep kearifan lokal (local genius) yang dikemukakan oleh Quaritch Wales (dalam Astra,2004:112) adalah “....the sum of cultural characteristic which the vast majority of people have in common as a result of their experiences in early life” (keseluruhan ciri-ciri kebudayaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat/bangsa sebagai hasil pengalaman mereka di masa lampau). Dalam pandangan Mundardjito (1986:41) bahwa kearifan lokal terbina secara kumulatif, terbentuk secara evolusioner bersifat tidak abadi, dapat menyusut, dan
tidak selamanya tampak jelas secara lahiriah.

2. KEARIFAM LOKAL SEBAGAI
PEREKAT IDENTITAS BANGSA

Huntington (2003:5-11) meramalkan
bahwa masa depan politik dunia akan
semakin mengarah kepada benturan antar
kebudayaan, bahkan antar peradaban. Para ahli meramalkan bahwa dalam era global isuisu kebudayaan, agama, etnik, gender, dan cara hidup akan lebih penting daripada isu tentang konflik ekonomi yang terjadi pada masa industri (Toffler and Toffler, 1996). Kecenderungan yang lain juga muncul seperti adanya semacam penolakan terhadap keseragaman yang ditimbulkan oleh kebudayaan global (kebudayaan asing), sehingga muncul hasrat untuk menegaskan keunikan kultur dan bahasa sendiri. Dalam kaitan ini kearifan lokal sebagai pusaka budaya menempati posisi sentral sebagai inspirasi dalam penguatan jati diri atau identitas kultural. Penguatan jati diri suatu kelompok etnik atau bangsa menjadi begitu penting di era globalisasi, dengan harapan jangan sampai tercerabut dari akar budaya yang kita warisi dari para pendahulu di tengah-tengah kecenderungan homogenitas kebudayaan sebagai akibat dari globalisasi.
E. Kesimpulan

Kearifan lokal yang dimiliki daerahdaerah dalam lingkup wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sungguh sangat luar biasa banyaknya dan yang menunjukkan keberagaman jenisnya. Secara selektif banyak di antaranya yang dapat diangkat sebagai asset kekayaan kebudayaan bangsa dan dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai modal dasar untuk memperkokoh identitas/jati diri bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Nura Assyifa 2213053134 -
Nama : Nura Assyifa
NPM : 2213053134
Kelas : 2G

Hasil Anilisis Jurnal dengan judul:
"KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA"

-Abstrak
Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jatidiri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi. Pertanyaan yang muncul adalah apakah nilai-nilai budaya lokal sebagai perekat identitas bangsa masih relevan untuk direvitalisasi dalam menghadapi berbagai permasalahan di era kesejagatan ini.

-PENDAHULUAN
Multikulturalisme dapat dimaknai sebagai sebuah kepercayaan yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok etnik atau budaya (ethnic and cultural groups) dapat hidup berdampingan secara damai dalam prinsip co-existence yang ditandai oleh kesediaan menghormati budaya lain. Multikulturalisme juga merupakan sebuah formasi sosial yang membukakan jalan bagi dibagunnya ruang-ruang bagi identitas yang beragam dan sekaligus jembatan yang menghubungkan ruang-ruang itu untuk sebuah integrasi (Sparingga, 2003).

II. KERANGKA KONSEPSUAL DAN
TEORETIK
Sementara Poespowardojo (dalam Astra, 2004:114) secara tegas menyebutkan bahwa sifat-sifat hakiki kearifan lokal adalah: 1) mampu bertahan terhadap budaya luar; 2) memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar; 3) mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur unsur budaya luar ke dalam kebudayaan asli; 4) mampu mengendalikan; dan 5) mampu memberikan arah pada perkembangan budaya.

Maunati (2004:30) menjelaskan bahwa penanda-penanda identitas budaya misalnya bisa berasal dari sebuah kekhasan yang diyakini ada pada agama, bahasa, dan adat pada budaya yang bersangkutan.

III. KEARIFAM LOKAL SEBAGAI
PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Franz Magnis Suseno (2005:216) secara tegas mengatakan bahwa Indonesia hanya dapat bersatu jika pluralitas yang menjadi kenyataan sosialnya dihormati. Ke-Indonesia-an dibangun bukan untuk menghilangkan identitas khas semua komponen bangsa, melainkan agar semuanya dapat menjadi warga Negara Indonesia tanpa merasa terasing. Sikap saling menghormati dalam identitas masing-masing, tidak memaksakan kehendak atas kelompok yang lain merupakan syarat dasar membangun masa depan bangsa Indonesia.

-KESIMPULAN
Kearifan lokal yang dimiliki daerah-daerah dalam lingkup wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sungguh sangat luar biasa banyaknya dan yang menunjukkan keberagaman jenisnya. Secara selektif banyak di antaranya yang dapat diangkatbsebagai asset kekayaan kebudayaan bangsa dan dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai modal dasar untuk memperkokoh identitas/jati diri bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Nola Diva Brilian 2213053199 -
Nama: Nola Diva Brilian
Npm: 2213053199
Kelas 2G

Judul jurnal "Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa"
Ida Bagus Brata
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Universitas Mahasaraswati Denpasar

Multikulturalisme dapat dimaknai sebagai sebuah kepercayaan yang menyatakan bahwa kelompok kelompok etnik atau budaya (Ethnic and culture groups) dapat hidup berdampingan secara damai dalam prinsip coexistence yang ditandai oleh kesediaan menghormati budaya lain. Dengan berpegang prinsip bahwa tiada masyarakat dan kebudayaan yang bersifat statis,maka dalam perspektif kultural, secara garis besar masyarakat dan kebudayaan lokal telah bergerak secara dinamis. Namun hadirnya Four T Revolution( Telecommunication, Transformation, Trade, Tourism) telah memunculkan kecenderungan baru di era globalisasi.

ii. Kerangka Konseptual Dan Teoretik
Kebudayaan tradisional menjadi mitos sebagai sosok kebudayaan yang Arif. Secara konseptual kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan. Haryati subadio( 1986:18-19) mengatakan kearifan lokal (local genius) secara keseluruhan meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap sama dengan cultural identitas yang dapat diartikan dengan identitas atau kepribadian budaya suatu bangsa.
Poespowardojo ( dalam Astra,2004:114) secara tegas menyebutkan bahwa sifat sifat hakiki kearifan lokal adalah:
1. Mampu bertahan terhadap budaya luar.
2. Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur unsur bh udaya luar.
3. Mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur unsur budaya luar ke dalam kebudayaan asli.
4. Mampu mengendalikan dan.
5. Mampu memberikan arah pada perkembangan budaya.

iii. Kearifan Lokal Sebagai Perekat Identitas Bangsa.
Struktur masyarakat Indonesia yang multi dimensional merupakan suatu kendala bagi terwujudnya konsep integrasi secara Horizontal.
Koentjaningrat (1980) mengemukakan bahwa antara dulu bangsa atau antara golongan, maka beberapa hal yang harus diketahui adalah:
1. Sumber sumber konflik.
2. Potensi untuk toleransi
3. Sikap dan pandangan dari suku bangsa atau golongan terhadap sesama suku bangsa atau golongan.
4. Tingkat masyarakat dimana hubungan dan pergaulan antara dulu bangsa atau golongan tadi berlangsung. Pada masyarakat Indonesia wawasan kesatuan jiwa "Bhinneka Tunggal Ika" yang bermakna kesatuan dalam keragaman, spirit gotong royong dengan istilah berbeda beda pada setiap daerah, seperti sambatan/ gugur gunung(Jawa), metetulung (Bali), pelagandong (Maluku), halawo Sato (Nias), mapalus (Minahasa), dll.
Indikator kemampuan ketahanan modal budaya suatu kolektiva untuk tumbuh secara surplus atau devisit:
1. Ketahanan ideal( ketahanan sistem nilai).
2. Ketahanan struktural (ketahanan kelembagaan).
3.ketahanan pisikal (ketahanan sistem budaya fisik).
4. Ketahanan mental (ketahanan sikap mental).
5.Ketahanan fungsional (ketahanan fungsi unsur unsur kebudayaan).
6. Ketahanan sistemik (ketahanan totalitas sistem masyarakat).
7. Ketahanan prosesual (ketahanan dan kelenturan menghadapi perubahan)
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Shelly Shelly -
Nama: Shelly
Npm: 2253053019
Kelas: 2G

Hasil analisis jurnal

IDENTITAS JURNAL
Judul Jurnal: Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa
Volume dan Halaman: Vol. 05 dan 9 - 16
Tahun Terbit: 2016
Nama Jurnal: Bakti Saraswati
Nama Penulis: Ida Bagus Brata

ABSTRAK JURNAL
Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jatidiri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi.

ISI
Secara konsepsual kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan. Haryati Subadio (1986:18-19) mengatakan kearifan lokal (local genius) secara keseluruhan meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap sama dengan cultural identity yang dapat diartikan dengan identitas atau keperibadian budaya suatu bangsa. Sementara itu konsep kearifan lokal (local genius) yang dikemukakan oleh Quaritch Wales (dalam Astra,2004:112) adalah keseluruhan ciri-ciri kebudayaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat/bangsa sebagai hasil pengalaman mereka di masa lampau.

Atas dasar itu kearifan lokal dapat dimaknai sebagai kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional mengelola berbagai sumber daya alam, sumber daya hayati, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya untuk kelestarian sumber kaya tersebut bagi kelangsungan hidup berkelanjutan.


KEARIFAN LOKAL SEBAGAI PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Dalam kaitan ini kearifan lokal sebagai pusaka budaya menempati posisi sentral sebagai inspirasi dalam penguatan jati diri atau identitas kultural.
Indonesia sebagai negara bangsa yang multietnis dan multikultural memang sejak awal berdirinya mengandung masalah legitimasi kultural.

Pada masyarakat Indonesia wawasan kesatuan jiwa “Bhinneka Tunggal Ika” yang bermakna kesatuan dalam keragaman, spirit gotong royong dengan istilah berbeda-beda pada setiap daerah.


KESIMPULAN
Jadi banyak nya keanekaragaman budaya yang ada suatu negara akan menjadi perekat untuk memperkuat identitas bangsa. Jangan sampai budaya kita di jajah oleh budaya lain. Oleh karena itu sebagai warga NKRI yang baik apalagi generasi muda sudah seharus nya kita dapat memperkokoh identitas bangsabangsa dan budaya bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by SELVIA NUR SAQINAH 2213053193 -
Nama: Selvia Nur Saqinah
Npm: 2213053193
Kelas: 2G

Nama jurnal: Jurnal Bakti Saraswati
Volume: 05
Nomer: 01
halaman: 9-16
Tahun terbit: (Maret 2016) ISSN : 2088-2149
Judul Jurnal: KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Nama penulis: Ida Bagus Brata

ABSTRAK JURNAL
Uraian abstrak:
Di dalam abstrak memaparkan mengenai tentang permasalahan kesadaran kolektif lokal dan identitas nasional dalam era globalisasi sangat relevan.

PENDAHULUAN JURNAL
Deskripsi untuk merumuskan identitas bangsa Indonesia yang tepat bukanlah pekerjaan mudah. Diakui realitas sosial bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan kebudayaannya masing-masing. Tentang jati diri bangsa atau identitas suatu kelompok etnik tertentu tampaknya dapat ditelusuri dari tradisi yang dimiliki oleh kelompok etnik bersangkutan.

PEMBAHASAN
Secara konsepstual kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan. kearifan lokal dapat dimaknai sebagai kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional mengelola berbagai sumber daya alam, sumber daya hayati, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya untuk kelestarian sumber kaya tersebut bagi kelangsungan hidup berkelanjutan. Dalam kaitan ini kearifan lokal sebagai pusaka budaya menempati posisi sentral sebagai inspirasi dalam penguatan jati diri atau identitas kultural.

KESIMPULAN
Kearifan lokal yang dimiliki daerah daerah dalam lingkup wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sungguh sangat luar biasa banyaknya dan yang menunjukkan keberagaman jenisnya. Secara selektif banyak di antaranya yang dapat diangkat sebagai aset kekayaan kebudayaan bangsa dan dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai modal dasar untuk memperkokoh identitas/jati diri bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by DINDA MULIA SAPUTRI 2253053042 -
DINDA MULIA SAPUTRI
225305342
ANALISIS JURNAL

INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
PENDAHULUAN
Dengan Berbagai perubahan azas dan idiologi tersebut, menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Perubahan dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba) ditandai dengan pemberontakan PKI 30 September 1965 hingga lahirlah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). membuka kran demokrasi dan peluang besar daerah mengembangkan sistem desentralisasi, maka sejumlah daerah diberi kebebasan untuk membangun dan mengatur dirinya sendiri. Kebebasan yang dimiliki masyarakat Indonesia dengan mengatasnamakan demokrasi ternyata justru memberi gambaran buram terhadap kondisi bangsa ini.
Etnosentrisme merupakan suatu sikap yang menganggap cara hidup bangsanya dengan cara hidup yang paling baik. Oleh sebab itu Alasan mengapa etnosentrisme menjadi penghambat integrasi nasional karena sikap itu menganggap suku bangsa yang lain lebih rendah sehingga hal itu akan menimbulkan konflik sara dalam (suku, agama, ras, dan antargolongan).
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya.Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi.